Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
8
. Tidak ada kunjungan ke unit gawat darurat
Penyakit Asma merupakan penyakit keturunan. Bila salah satu atau kedua orang tua,
kakek, atau nenek menderita Asma maka bisa diturunkan ke anak. Penyakit Asma juga
tidak dapat disembuhkan dan obat-obatan yang ada saat ini hanya berfungsi
menghilangkan gejala. Namun, dengan mengontrol penyakit Asma, penderita bisa bebas
dari gejala penyakit Asma yang mengganggu sehingga dapat menjalani aktivitas hidup
sehari-hari. Mengingat banyaknya faktor risiko yang berperan, maka prioritas pengobatan
penyakit Asma sejauh ini ditujukan untuk mengontrol gejala. Kontrol yang baik ini
diharapkan
dapat mencegah terjadinya eksaserbasi (kumatnya gejala penyakit Asma), menormalkan
fungsi paru, memperoleh aktivitas
©
sosial yang baik dan meningkatkan kualitas hidup pasien. ALGORITMA TATA LAKSANA
ASMA MANDIRI DI RUMAH
Klinis :
e Gejala (batuk, sesak, mengi, dada terasa berat) yang bertambah e Pengukuran Arus
Puncak Ekspirasi (APE) < 80% nilai prediksi
Vv
Tata laksana awal : Inhalasi agonis &-2 kerja singkat (salbutamol inhaler), setiap 20 menit,
selama 1 jam
V
Respon Baik :
e Gejala (batuk, sesak, mengi, dada terasa berat)
berkurang
e Perbaikan dengan inhalasi agonis 8-2 kerja singkat
dan bertahan selama 4 jam @ Nilai APE >80% nilai prediksi
Vv.
e Lanjutkan inhalasi agonis (8-2 kerja singkat setiap 3 -
4 jam selama 1-2 hari
e Pemberian inhalasi steroid dosis tinggi (bila sedang menggunakan inhalasi steroid)
selama 2 minggu, kemudian kembali ke dosis sebelumnya
Vv
HUBUNGI DOKTER UNTUK INSTRUKSI SELANJUTNYA
Vv
Respon Buruk : e Gejala menetap atau bertambah buruk © Nilai APE <60% nilai prediksi
oO Tambahkan kortikosteroid oral o _Inhalasi agonis 8-2 kerja singkat diulang
V
SEGERA KE FASILITAS KESEHATAN
ALGORITMA TATA LAKSANA ASMA DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
Nilai Derajat Serangan
Vv
Tata Laksana Awal : Nebulisasi &-2 agonis kerja singkat, 3x, interval 20 menit
v
N
y vy
Serangan Ringan :
hilang) © Observasi 1-2 jam
sebagai serangan sedang
(Nebulisasi 1x, respon baik, gejala
e Jika efek bertahan, boleh pulang e Jika gejala timbul lagi, perlakukan
Serangan (Nebulisasi 2 - 3x
e Berikan oksigen e Nilai kembali der:
e Pasang infus
sesuai dengan serangan sedang, observasi di ruangan rawat sehari
Sedang : Serangan Berat :
, respon parsial) (Nebulisasi 3x, respon buruk)
e Sejak awal berikan oksigen saat/di luar
P ¥ nebulisasi ajat serangan, jika
Pasang infus
Nilai ulang klinisnya, jika sesuai dengan serangan berat, rawat inap Foto toraks
Vv
v
Vv
Boleh Pulang : © Bekali obat (hirupan/oral)
teruskan
e Jika infeksi virus pencetus, dapat diberi oral
poliklinik untuk evaluasi
-agonis
e Jika sudah ada obat pengontrol,
sebagai steroid
e Dalam 24 — 48 jam kontrol ke
Ruangan rawat
e Oksigen teruskan
e Jika dalam 12 membaik, alih rawat inap
fasilitas kesehatan :
Berikan steroid oral Nebulisasi tiap 2 jam e Bila dalam 8-12 jam_ perbaikan
klinis stabil, pasien boleh pulang e Jika membaik dalam 4 — 6x nebulisasi, jam klinis belum
interval jadi 4-6 jam rawat ke ruang e Jika dalam 24 jam _ perbaikan_ klinis
sehari/control Ruang rawat inap: Oksigen teruskan
Atasi dehidrasi/asidosis jika ada
Steroid i.v tiap 6 — 8 jam
Nebulisasi tiap 1-2 jam
Aminofilin i.v awal, lanjutkan rumatan
stabil, boleh pulang
e Jika dengan steroid dan aminofilin
Catatan :
parenteral tidak membaik , bahkan timbul ancaman henti napas, alih ke ICU
1. Jika menurut penilaian serangannya kuat, nebulisasi cukup 1x langsung dengan R&-
agonis + antikolinergik 2. Jika tidak ada alatnya, nebulisasi dapat diganti dengan adrenalin
subkutan 0,01 mg/kg BB/kali, maksimal 0,3 ml/kali 3. Untuk serangan sedang dan
terutama berat, oksigen 2-4 L/menit diberikan sejak
awal termasuk saat nebulisasi
4. Dosis aminofilin loading dose 4-6 mg/kg BB i.v perlahan, jika terdapat riwayat
pemberian golongan xantin (aminofilin atau teofilin) sebelumnya maka dosis
aminofilin loading dose diturunkan menjadi 50% (2-3mg/kg BB). Selanjutnya
dilanjutkan dosis rumatan yaitu 0,5-1 mg/kg BB/jam i.v
aaa i tccasneanennned ————<1V<1 — Sy maleeectotea aT