Está en la página 1de 46

STANDAR PELAYANAN RADIOLOGI DIAGNOSTIK DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN

1. 1. KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1014/MENKES/SK/XI/2008


TENTANG STANDAR PELAYANAN RADIOLOGI DIAGNOSTIK DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran telah banyak memberikan manfaat dalam
membantu pengobatan yaitu salah satunya melalui penggunaan radiologi diagnostik yang dapat
mendeteksi berbagai jenis penyakit; b. bahwa penggunaan radiologi diagnostik yang tidak sesuai
dengan prinsip dasar keselamatan radiasi dapat membahayakan kesehatan pasien, tenaga
kesehatan, maupun masyarakat di sekitarnya; c. bahwa untuk mengantisipasi bahaya kesehatan
akibat penggunaan radiologi diagnostik dan untuk menjaga mutu pelayanan radiologi diagnostik
di sarana pelayanan kesehatan, perlu disusun suatu Standar Pelayanan Radiologi Diagnostik di
Sarana Pelayanan Kesehatan yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan; Mengingat
: 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3495); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3676); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3699); 4. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);

2. 2. 2 5. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548); 6.
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3637); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi
Pengion dan Keamanan Sumber Radiaktif (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4730); 8. Peraturan
Pemerintah Nomor 29 Tahun 2008 tentang Perizinan Sumber Radiasi Pengion dan Bahan Nuklir
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4839); 9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 920/Menkes/Per/XII/
1986 tentang Upaya Pelayanan Kesehatan Swasta di Bidang Medik; 10. Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 159b/Menkes/Per/II/ 1988 tentang Rumah Sakit sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 145/Menkes/Per/II/1998; 11. Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 1575/Menkes/Per/XI/ 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Departemen Kesehatan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1295/Menkes/Per/XII/2007; 12. Permenkes Nomor 357MENKES/PER/V/2006 tentang Registrasi
dan Izin Kerja Radiografer; 13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 512/Menkes/Per/IV/ 2007
tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran;
3. 3. 3 14. Permenkes Nomor 375/MENKES/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Radiografer; 15.
Permenkes Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis; 16. Permenkes Nomor
780/MENKES/PER/VIII/2008 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Radiologi; M E M U T U S K A N
: Menetapkan : Kesatu : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG STANDAR PELAYANAN
RADIOLOGI DIAGNOSTIK DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN. Kedua : Standar pelayanan
radiologi diagnostik sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kesatu terlampir dalam Lampiran
Keputusan ini. Ketiga : Standar sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kedua merupakan acuan
dalam menyelenggarakan pelayanan radiologi diagnostik di sarana pelayanan kesehatan.
Keempat : Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan Keputusan ini dilakukan oleh Menteri,
Dinas Kesehatan Propinsi, Kabupaten/Kota, organisasi profesi dan lintas sektor terkait sesuai
dengan tugas dan fungsi masing-masing. Kelima : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 3 November 2008 MENTERI KESEHATAN, Dr. dr.
Siti Fadilah Supari, Sp. JP(K)

4. 4. 4 Lampiran Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 1014/Menkes/SK/XI/2008 Tanggal : 3


November 2008 STANDAR PELAYANAN RADIOLOGI DIAGNOSTIK DI SARANA PELAYANAN
KESEHATAN I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan radiologi sebagai bagian yang
terintergrasi dari pelayanan kesehatan secara menyeluruh merupakan bagian dari amanat
Undang- Undang Dasar 1945 dimana kesehatan adalah hak fundamental setiap rakyat dan
amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan. Bertolak dari hal tersebut
serta makin meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, maka
pelayanan radiologi sudah selayaknya memberikan pelayanan yang berkualitas.
Penyelenggaraan pelayanan radiologi umumnya dan radiologi diagnostik khususnya telah
dilaksanakan di berbagai sarana pelayanan kesehatan, mulai dari sarana pelayanan kesehatan
sederhana, seperti puskesmas dan klinik-klinik swasta, maupun sarana pelayanan kesehatan
yang berskala besar seperti rumah sakit kelas A. Dengan adanya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang terjadi dewasa ini telah memungkinkan berbagai penyakit
dapat dideteksi dengan menggunakan fasilitas radiologi diagnostik yaitu pelayanan yang
menggunakan radiasi pengion dan non pengion. Dengan berkembangnya waktu, radiologi
diagnostik juga telah mengalami kemajuan yang cukup pesat, baik dari peralatan maupun
metodanya. Dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan radiologi khususnya radiologi
diagnostik, maka dibuat buku Standar Pelayanan Radiologi Diagnostik di Sarana Pelayanan
Kesehatan. Buku standar atau pedoman radiologi yang telah diterbitkan sebelum tahun 1997
dirasakan sudah tidak sesuai lagi dengan situasi dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi saat ini sehingga dipandang perlu dilakukan revisi sehingga dapat dipakai sebagai
acuan bagi sarana pelayanan kesehatan dalam melakukan pelayanan radiologi diagnostik dan
untuk keperluan pembinaan.

5. 5. 5 B. Tujuan Tujuan umum : tercapainya standarisasi pelayanan radiologi diagnostik diseluruh


Indonesia sesuai dengan jenis dan kelas sarana pelayanan kesehatan. Tujuan Khusus : 1. Sebagai
acuan bagi sarana pelayanan kesehatan untuk menyelenggarakan pelayanan radiologi
diagnostik. 2. Sebagai tolak ukur dalam menilai penampilan sarana pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan radiologi. 3. Sebagai pedoman dalam upaya pengembangan lebih
lanjut yang arahannya disesuaikan dengan tingkat pelayanan radiologi yang telah dicapai dan
proyeksi kebutuhan pelayanan di masa depan. C. Ruang lingkup Pelayanan radiologi diagnostik
meliputi : 1. Pelayanan Radiodiagnostik 2. Pelayanan Imejing Diagnostik 3. Pelayanan Radiologi
Intervensional Pelayanan radiodiagnostik adalah pelayanan untuk melakukan diagnosis dengan
menggunakan radiasi pengion, meliputi antara lain pelayanan X-ray konvensional, Computed
Tomography Scan/CT Scan dan mammografi. Pelayanan imejing diagnostik adalah pelayanan
untuk melakukan diagnosis dengan menggunakan radiasi non pengion, antara lain pemeriksaan
dengan Magnetic Resonance Imaging/MRI, USG. Pelayanan radiologi intervensional adalah
pelayanan untuk melakukan diagnosis dan terapi intervensi dengan menggunakan peralatan
radiologi X- ray (Angiografi, CT). Pelayanan ini memakai radiasi pengion dan radiasi non pengion.
D. Sasaran Standar Pelayanan Radiologi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan ini disusun
untuk dipergunakan bagi para pihak terkait, yaitu: 1. Pemerintah Daerah/Dinas kesehatan 2.
Sarana pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan radiologi diagnostik, meliputi :
Rumah Sakit Puskesmas dengan atau tanpa perawatan BP4 dan Balai Besar Kesehatan Paru
Praktik perorangan / berkelompok dokter spesialis Praktik perorangan / berkelompok dokter gigi
spesialis

6. 6. 6 Balai Besar Laboratorium Kesehatan/Balai Laboratorium Kesehatan Sarana Kesehatan


Pemeriksa CTKI Sarana pelayanan kesehatan lainnya yang ditetapkan oleh Menteri 3. Organisasi
Profesi terkait II. MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI A. Visi dan Misi Setiap unit pelayanan
radiologi diagnostik memiliki visi dan misi. 1. Visi Visi merupakan suatu gambaran tentang
keadaan ideal yang diharapkan ingin dicapai. Dalam penetapan visi, unit pelayanan radiologi
diagnostik memperhatikan hal-hal antara lain : 1. Mengacu pada visi Departemen Kesehatan
yaitu Masyarakat Yang Mandiri untuk Hidup Sehat. 2. Menjadi acuan dari setiap kegiatan
pelayanan radiologi diagnostik. Secara umum visi yang ditetapkan mencapai pelayanan radiologi
diagnostik prima. 2. Misi Misi merupakan pernyataan atau rumusan tentang apa yang
diwujudkan oleh organisasi dalam rangka mencapai visi yang telah ditetapkan. Penetapan misi
mempertimbangkan : 1. Kebutuhan dan harapan masyarakat di masa kini dan akan datang. 2.
Kemampuan atau potensial yang dimiliki saat ini. 3. Ruang lingkup dari peran dan fungsi
pelayanan radiologi diagnostik. B. Struktur Organisasi Dalam setiap instalasi/unit pelayanan
radiologi diagnostik ada struktur organisasi yang mengatur jalur komando dan jalur koordinasi
dalam penyelenggaraan dan pelaksanaan pelayanan radiologi diagnostik. Struktur organisasi
bertujuan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam upaya manajemen pelayanan
radiologi diagnostik. Bagan dan komponen dalam struktur organisasi disesuaikan dengan jenis
kegiatan yang dilakukan dan disesuaikan dengan kondisi serta struktur organisasi induk sarana
pelayanan kesehatan tersebut. Komponen yang ada dalam struktur organisasi adalah : 1. Kepala
instalasi/unit radiologi atau radiologi diagnostik 2. Kepala Pelayanan Radiologi diagnostik

7. 7. 7 3. Staf fungsional Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Instalasi/Unit dapat dibantu oleh
Koordinator yang jenis dan jumlahnya disesuaikan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan
tanpa meninggalkan unsur efisiensi dan efektivitas. Setiap tenaga yang berada dalam instansi
tersebut mempunyai uraian tugas yang ditetapkan atau disahkan oleh penanggung jawab atau
pimpinan sarana pelayanan kesehatan. Bagan struktur organisasi dan uraian tugas masing-
masing tenaga ditetapkan atau disahkan oleh Pimpinan atau Direktur sarana pelayanan
kesehatan tersebut. C. Tata Administrasi Disamping struktur organisasi diperlukan pula adanya
sistem administrasi yang memuat aturan administrasi yang dilakukan dalam menyelenggarakan
pelayanan radiologi diagnostik. Sistem administrasi pelayanan radiologi diagnostik meliputi
administrasi pada : 1. Loket penerimaan pasien 2. Ruang diagnostik 3. Pembacaan 4.
Penyimpanan 5. Loket pengambilan hasil Kebijakan sistem administrasi pelayanan radiologi
diagnostik : 1. Unsur administrasi diselenggarakan oleh Tata Usaha. 2. Pelayanan radiologi
diagnostik dilaksanakan atas indikasi sesuai dengan SOP dan atas permintaan tertulis dari
Dokter, Dokter gigi, Dokter spesialis dan Dokter gigi spesialis. 3. Tata Usaha mencatat semua
data tentang jumlah, jenis dan bentuk pelayanan radiologi diagnostik. 4. Setiap pasien didaftar
dan dibuatkan catatan medik/status tersendiri dengan nomor indeks/status sesuai dengan
ketentuan registrasi sarana pelayanan yang bersangkutan. 5. Kegiatan pelayanan radiologi
diagnostik dapat dilakukan sesuai jadwal tertentu sampai dengan 24 jam tergantung dengan
kondisi, sumber daya manusia dan peralatan yang digunakan. 6. Setiap tindakan yang dapat
menimbulkan risiko (sesuai dengan ketentuan umum pelayanan medis) terhadap pasien disertai
surat persetujuan (informed consent). 7. Setiap tindakan dilakukan oleh petugas yang
berkompeten. 8. Penanggung jawab hasil pembacaan dan atau pemeriksaan radiologi adalah
dokter spesialis radiologi atau dokter yang memiliki kompetensi terbatas yang ditetapkan oleh
Kolegium Dokter Spesialis Radiologi

8. 8. 8 disertai rekomendasi dari Perhimpunan Dokter Spesialis Radiologi Indonesia. 9. Pembacaan


hasil pemeriksaan radiologi diagnostik dapat dilakukan dengan menggunakan sarana
teleradiologi sesuai dengan Standar Pelayanan Teleradiologi PDSRI. 10.Hasil pembacaan telah
diterima oleh pelanggan/klien dalam waktu paling lambat 24 jam. 11.Hasil pembacaan/diagnosa
pasien dicatat dalam catatan medik . 12.Tata Usaha menyimpan arsip tanda lulus, ijasah dan
sertifikat tenaga yang bekerja di departemen/instalasi radiologi diagnostik sesuai prosedur yang
berlaku. III. PELAYANAN RADIOLOGI DIAGNOSTIK A. PERIZINAN 1. Setiap sarana pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan radiologi diagnostik harus mempunyai izin
pelayanan dari Departemen Kesehatan cq Kepala Dinas Kesehatan Propinsi sesuai peraturan
yang berlaku. 2. Setiap peralatan yang menggunakan radiasi pengion harus mempunyai izin
pemanfaatan alat dari BAPETEN. 3. Peralatan yang dicabut izin penggunaannya oleh BAPETEN
tidak dapat digunakan untuk pelayanan radiologi diagnostik. 4. Penambahan alat baru yang
menyebabkan perubahan denah ruangan, harus diberitahukan kepada Kepala Dinas Kesehatan
Propinsi dengan melampirkan : a. Fotokopi legalisir asli izin penggunaan alat dari BAPETEN
beserta dokumen penyertanya. b. Fotokopi legalisir asli izin edar peralatan kesehatan dari
Departemen Kesehatan. 5. Sarana pelayanan kesehatan yang mengalami perubahan nama dan
kepemilikan, pindah lokasi harus mengganti izin pelayanan. B. SUMBER DAYA MANUSIA Standar
ketenagaan ditentukan berdasarkan pada beberapa hal, yaitu : 1. Jenis sarana kesehatan 2.
Kemampuan/kompetensi 3. Beban kerja 4. Jumlah pesawat Jenis dan jumlah tenaga yang
dibutuhkan dalam instalasi radiologi diagnostik digolongkan berdasarkan jenis sarana pelayanan
kesehatannya, yaitu :

9. 9. 9 1. Rumah Sakit kelas A atau setara 2. Rumah Sakit kelas B atau setara 3. Rumah Sakit kelas C
atau setara 4. Rumah Sakit kelas D atau setara 5. Puskesmas Perawatan Plus dan sarana
kesehatan lain selain rumah sakit 1. RUMAH SAKIT KELAS A atau setara JENIS TENAGA
PERSYARATAN JUMLAH 1. Spesialis Radiologi Memiliki SIP 6 orang 2. Radiografer D III teknik
radiologi Memiliki SIKR 2 orang / alat 3. Petugas Proteksi Radiasi (PPR) Medik Tingkat I Memiliki
SIB 1 orang 4. Fisikawan Medik S 1 1 orang 5. Tenaga Elektromedis DIII ATEM 2 orang 6. Tenaga
Teknik Informasi S1 1 orang 7. Perawat D III Keperawatan Memiliki SIP 4 orang 8. Tenaga
Administrasi SMU / sederajat 5 orang 2. RUMAH SAKIT KELAS B atau setara JENIS TENAGA
PERSYARATAN JUMLAH 1. Spesialis Radiologi Memiliki SIP 2 orang 2. Radiografer D III Teknik
Radiologi Memiliki SIKR 2 orang / alat 3. Petugas Proteksi Radiasi (PPR) Medik Tingkat I Memiliki
SIB 1 orang 4. Fisikawan Medik D IV / S 1 1 orang 5. Tenaga Elektromedis DIII ATEM 1 orang 6.
Perawat D III Keperawatan Memiliki SIP 2 orang 7.Tenaga Administrasi dan kamar gelap SMU /
sederajat 3 orang

10. 10. 10 3. RUMAH SAKIT KELAS C atau setara JENIS TENAGA PERSYARATAN JUMLAH 1. Spesialis
Radiologi Memiliki SIP 1 orang 2. Radiografer D III Teknik Radiologi Memiliki SIKR 2 orang / alat
3. Petugas Proteksi Radiasi (PPR) Medik Tingkat II Memiliki SIB 1 orang 4. Fisikawan Medik D IV /
S 1 1 orang 5. Tenaga Elektromedis DIII ATEM 1 orang/sarana yankes 6. Perawat D III
Keperawatan Memiliki SIP 1 orang 7.Tenaga Administrasi dan kamar gelap SMU / sederajat 2
orang 4. RUMAH SAKIT KELAS D atau setara JENIS TENAGA PERSYARATAN JUMLAH 1. Spesialis
Radiologi Memiliki SIP 1 orang 2. Radiografer Minimal D III Memiliki SIKR 2 orang / alat 3.
Petugas Proteksi Radiasi (PPR) Medik Tingkat II Memiliki SIB 1 orang 4. Tenaga elektromedis D III
ATEM 1 orang/sarana yankes 5. Tenaga administrasi dan kamar gelap SMU / sederajat 1 orang 5.
PUSKESMAS PERAWATAN PLUS DAN SARANA KESEHATAN LAIN SELAIN RUMAH SAKIT JENIS
TENAGA PERSYARATAN JUMLAH 1. Spesialis Radiologi Memiliki SIP 1 orang

11. 11. 11 JENIS TENAGA PERSYARATAN JUMLAH 2. Radiografer D III Teknik Radiologi Memiliki SIKR
2 orang/alat 3. Petugas Proteksi Radiasi (PPR) Medik Tingkat II Memiliki SIB 1 orang 4.Tenaga
Administrasi dan kamar gelap SMU / sederajat 1 orang Setiap tenaga yang ada dalam
instalasi/unit pelayanan radiologi diagnostik mempunyai tugas dan bertanggung jawab terhadap
semua kegiatan yang berhubungan dengan mutu teknis dan proteksi/keamanan pelayanan
radiodiagnostik-imejing/intervensional. Tenaga yang melakukan pemeriksaan radiologi
diagnostik khusus untuk kesehatan gigi dan jantung perlu mendapatkan pelatihan khusus untuk
bidang tersebut. Tugas pokok masing-masing jenis tenaga adalah : 1. Dokter Spesialis Radiologi
a. Menyusun dan mengevaluasi secara berkala SOP tindak medik radiodiagnostik, imejing
diagnostik dan radiologi intervensional serta melakukan revisi bila perlu. b. Melaksanakan dan
mengevaluasi tindak radiodiagnostik, imejing diagnostik dan radiologi intervensional sesuai yang
telah ditetapkan dalam SOP. c. Melaksanakan pemeriksaan dengan kontras dan fluroskopi
bersama dengan radiografer. Khusus pemeriksaan yang memerlukan penyuntikan intravena,
dikerjakan oleh dokter spesialis radiologi atau dokter lain/tenaga kesehatan yang mendapat
pendelegasian. d. Menjelaskan dan menandatangani informed consent / izin tindakan medik
kepada pasien atau keluarga pasien. e. Melakukan pembacaan terhadap hasil pemeriksaan
radiodiagnostik, imejing diagnostik dan tindakan radiologi intervensional. f. Melaksanakan
teleradiologi dan konsultasi radiodiagnostik, imejing diagnostik dan radiologi intervensional
sesuai kebutuhan. g. Memberikan layanan konsultasi terhadap pemeriksaan yang akan
dilaksanakan. h. Menjamin pelaksanaan seluruh aspek proteksi radiasi terhadap pasien.

12. 12. 12 i. Menjamin bahwa paparan pasien serendah mungkin untuk mendapatkan citra
radiografi yang seoptimal mungkin dengan mempertimbangkan tingkat panduan paparan
medik. j. Memberikan rujukan dan justifikasi pelaksanaan diagnosis atau intervensional dengan
mempertimbangkan informasi pemeriksaan sebelumnya. k. Mengevaluasi kecelakaan radiasi
dari sudut pandang klinis. l. Meningkatkan kemampuan diri sesuai perkembangan IPTEK
Radiologi. 2. Radiografer a. Mempersiapkan pasien, obat-obatan dan peralatan untuk
pemeriksaan dan pembuatan foto radiologi. b. Memposisikan pasien sesuai dengan teknik
pemeriksaan. c. Mengoperasionalkan peralatan radiologi sesuai SOP. Khusus untuk pemeriksaan
dengan kontras dan fluoroskopi pemeriksaan dikerjakan bersama dokter spesialis radiologi. d.
Melakukan kegiatan processing film (kamar gelap dan work station). e. Melakukan penjaminan
dan kendali mutu. f. Memberikan proteksi terhadap pasien, dirinya sendiri dan masyarakat di
sekitar ruang pesawat sinar-X. g. Menerapkan teknik dan prosedur yang tepat untuk
meminimalkan paparan yang diterima pasien sesuai kebutuhan. h. Merawat dan memelihara
alat pemeriksaan radiologi secara rutin. 3. Fisikawan Medik a. Pengukuran dan analisa data
radiasi dan menyusun tabel data radiasi untuk penggunaan klinik. b. Pelaksanaan aspek teknis
dan perencanaan radiasi. c. Pengadaan prosedur QA dalam radiologi diagnostik, meliputi
pelaksanaan diagnosa dan terapi, keamanan radiasi dan kendali mutu. d. Melakukan
perhitungan dosis, terutama untuk menentukan dosis janin pada wanita hamil. e. Jaminan
bahwa spesifikasi peralatan radiologi diagnostik sesuai dengan keselamatan radiasi. f.
”Acceptance test” dari unit yang baru. g. Supervisi perawatan berkala peralatan radiologi
diagnostik. h. Berpartisipasi dalam meninjau ulang secara terus menerus keberadaan sumber
daya manusia, peralatan, prosedur dan perlengkapan proteksi radiasi. i. Berpartisipasi dalam
investigasi dan evaluasi kecelakaan radiasi. j. Meningkatkan kemampuan sesuai perkembangan
IPTEK.

13. 13. 13 4. Tenaga Teknik Elektromedis a. Melakukan perawatan peralatan Radiologi diagnostik,
bekerja sama dengan Fisikawan Medis secara rutin. b. Melakukan perbaikan ringan. c. Turut
serta dengan supplier pada tiap pemasangan alat baru atau perbaikan besar. 5. Tenaga PPR a.
Membuat program Proteksi dan Keselamatan Radiasi. b. Memantau aspek operasional program
Proteksi dan Keselamatan Radiasi. c. Memastikan ketersediaan dan kelayakan perlengkapan
Proteksi Radiasi, dan memantau pemakaiannya. d. Meninjau secara sistematik dan periodik,
program pemantauan di semua tempat di mana Pesawat Sinar-X digunakan. e. Memberikan
konsultasi yang terkait dengan Proteksi dan Keselamatan Radiasi. f. Berpartisipasi dalam
mendesain fasilitas Radiologi. g. Memelihara Rekaman. h. Mengidentifikasi kebutuhan dan
mengorganisasi kegiatan pelatihan. i. Melaksanakan latihan penanggulangan dan pencarian
keterangan dalam hal kedaruratan. j. Melaporkan kepada Pemegang Izin setiap kejadian
kegagalan operasi yang berpotensi kecelakaan Radiasi. k. Menyiapkan laporan tertulis mengenai
pelaksanaan program Proteksi dan Keselamatan Radiasi, dan verifikasi keselamatan yang
diketahui oleh Pemegang Izin untuk dilaporkan kepada Kepala BAPETEN. l. melakukan
inventarisasi zat radioaktif. 6. Tenaga Perawat a. Mempersiapkan pasien dan peralatan yang
dibutuhkan untuk pemeriksaan radiologi. b. Membantu dokter dalam pemasangan alat-alat
pemeriksaan dengan bahan kontras. c. Membersihkan dan melakukan sterilisasi alat. d.
Bertanggung jawab atas keutuhan dan kelengkapan peralatan. 7. Tenaga IT a. Memasukkan dan
menyimpan data secara elektronik dengan rutin. b. Memelihara dan memperbaiki alat-alat IT.

14. 14. 14 8. Tenaga Kamar Gelap a. Menyiapkan kaset dan film. b. Melakukan pemrosesan film. c.
Mengganti cairan processing (cairan developer dan fixer). d. Bertanggung jawab terhadap
kebersihan ruang kamar gelap. 9. Tenaga administrasi Melakukan pencatatan dan pelaporan
semua kegiatan pemeriksaan yang dilakukan di institusi pelayanan. PENGEMBANGAN
TENAGA/STAF Setiap unit radiologi diagnostik melakukan pengembangan sumber daya manusia
atau pengembangan tenaga/staf. Pengembangan dapat meliputi 2 hal yaitu : Peningkatan
jumlah tenaga Penambahan jumlah tenaga dapat dilakukan setelah dilakukan analisa beban
kerja dalam unit radiologi diagnostik sesuai dengan standar di atas dan disesuaikan juga dengan
rencana pengembangan unit tersebut. Peningkatan kemampuan dan ketrampilan tenaga Dapat
dilakukan melalui program pendidikan dan pelatihan (diklat) dalam bentuk : - kursus atau
seminar dalam bidang manajemen atau teknis sesuai dengan bidangnya masing-masing atau
apabila ada penambahan alat atau teknologi baru. - pendidikan formal untuk mencapai gelar
sesuai bidangnya masing- masing. - pendidikan penyegaran kembali dalam bidang keselamatan
dan kecelakaan radiasi dan quality control. C. PERALATAN Pendekatan yang dipakai dalam
penentuan standar peralatan adalah : 1. Pengembangan pelayanan radiologi diagnostik di
sarana pelayanan kesehatan tersebut. 2. Cara kerja peralatan radiologi diagnostik. 3.
Kelengkapan/peralatan dasar yang tersedia. 1. Jenis peralatan Berdasarkan jenis sarana
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan radiologi diagnostik, jenis,
kelengkapan alat dan jumlah untuk setiap jenis sarana pelayanan kesehatan adalah :

15. 15. 15 a. Rumah Sakit Kelas A atau Setara NO PERALATAN KELENGKAPAN JUMLAH 1 DSA Multi
function diagnostic dan therapy, vascular type, intensifying screen imager 30 – 35 inch, road
map, land marking, rotation view (double tube, flat detector), DICOM 3 compliance 1 Unit 2 MRI
Minimal 1,5 Tesla. Optional sesuai kebutuhan, DICOM 3 compliance, neuro radiology, oncology,
pediatric, musculo sceletal, cardiology, spectroscopy, dilengkapi dengan work station, injector,
metal detector 1 Unit 3 CT Multislice Diatas 64 slice dengan injector. Dilengkapi dengan work
station, dicomp DICOM 3. Printer. Optional sesuai kebutuhan 1 Unit 4 Fluoroskopi Multipurpose
fluoroskopi High frequency X ray generator 125 KV Controle table Undertable tube/low
radiation Digital system atau compatible computed radiography (CR) Ceiling/floor tube support
Tilting table dan bucky rapid spot film 4 image 2S Cassette system, Minimal 18 x 24, 24 x 30
Maksimal 35 x 35 High image intensifier TV camera/CCTV, High density resolution TV monitor 19
inch 1 Unit 5 USG Multipurpose, color doppler, 3D Transducer linier dan curve/sektoral 2 Unit

16. 16. 16 NO PERALATAN KELENGKAPAN JUMLAH 2.5 – 10 mHz, transducer 3D, transducer
transcranial, transrectal/vaginal, Monitor dan printer USG 6 Analog X-ray Fixed Unit dan atau
Digital Multipurpose radiografi fungsional Controle table digital atau manual High tension
transformer/ generator X-ray tube dengan kapasitas 40 – 150 KV dan minimal 500 mA Meja
stationer dengan bucky dan bucky stand Expose time : 0.01 – 1 detik High X-ray voltage
generator 40 – 150 KV Generator 4 Unit 7 Mobile x-ray Punya 2 tuas tangkai tube agar
pergerakan dapat leluasa Kekuatan 30 – 100 KV, minimal 100 mA Kelengkapan proteksi radiasi :
minimal 2 apron, tebal 0.25 mm Pb Beroda, dengan atau tanpa battery 3 Unit 8 Mammography
Digital, stereotactic, system bucky 18 x 24, 24 x 30, magnification device, compression system
(manual atau motorized), radiation shield. Optional sesuai kebutuhan (work station/viewer : 5
MP), mammo printer. 1 Unit 9 Digital Panoramic/Ceph alometri, CCD System, High Tension
Generator (Direct current rectifying method; X-ray tube focal spot : 0.5mm x 0.5mm; tube
voltage : 85kV (57-85kV); tube current : 12 mA; Exposure time : 12-16 sec (panoramic mode),
0.2-4 sec (TMJ dan Cephalo mode); inherent 1 Unit

17. 17. 17 NO PERALATAN KELENGKAPAN JUMLAH filtration : more than 2.5mm Al- equivalent; Film
size : 150mmx300mm (panoramic mode), 240mmx300mm (cephalo mode); power requirement
: AC 100V, 50/60Hz. 10 Dental X-ray, Digital; Focal spot : 0.7mm x 0.7mm; tube voltage : 60-
70kV; tube current : 4-7 mA; exposure time 0.01 – 3.2 sec; Total filtration : 2.0 mmAl; half value
layer : 1,5 mmAl. 1 Unit 11 C-arm Digital, x-ray generator high frequency, KV range 40 – 120, mA
range 25 – 100, exposure time 0.02 – 5 sec. II diameter 20 – 35 cm, TV monitor min 17 inch,
cassette holder suites 24 x 30, DICOM 3, C-arm free space rotation, vertical, horizontal 2 Unit 12
Computed Radiography (CR) All radiographic examination, cassette all size, out put power 90 –
100 atau 65 – 70, pixel matrix size good quality, patient ID, work station, DICOM 3 2 Unit 13
Picture Archiving Communication System (PACS) Server, data storage, viewer, printer, peralatan
radiologi, LAN, internet, bisa/upgraded dihubungkan dengan RIS (Radiology Integrated System)
dan teleradiologi 1 Unit 14 Peralatan protektif radiasi Lead apron, tebal 0.25 - 0,5 mm Pb,
Sarung tangan, 0.25 – 0.5 mm Pb Kaca mata Pb, 1 mm Pb Pelindung tiroid Pb, 1 mm Pb
Pelindung gonad Pb, 0.25 – 0.5 mm Pb Tabir mobile minimal 200 cm (t)x100 cm (l) setara 2 mm
Pb + kaca Pb, Sesuai kebutuhan

18. 18. 18 NO PERALATAN KELENGKAPAN JUMLAH ukuran kaca sesuai kebutuhan, tebal 2 mm Pb 15
Perlengkapan proteksi radiasi Surveimeter Digital Pocket Dosimeter Film badge/TLD, Sesuai
jumlah pekerja 16 Quality Assurance dan Quality Control Beam alignment test tool,
densitometer, sensitometer, collimator tool, automatic beam analyzer, alat pengukur suhu dan
kelembaban disesuaikan dengan alat Sesuai kebutuhan 17 Emergency kit Peralatan dan obat-
obatan untuk RJP sesuai dengan standar anestesi Sesuai kebutuhan 18 Viewing box Double
bank, sesuai kebutuhan Sesuai kebutuhan 19 Generator set Sesuai kebutuhan b. Rumah Sakit
Kelas B atau Setara NO PERALATAN KELENGKAPAN JUMLAH 1 CT Multislice Minimal 64 slice
dengan injector. Dilengkapi dengan work station, DICOM 3 Printer. Optional sesuai kebutuhan 1
Unit 2 Fluoroskopi Multipurpose fluoroskopi High frequency X ray generator 125 KV Controle
table Undertable tube/low radiation Digital system atau compatible computed radiography (CR)
Ceiling/floor tube support Tilting table dan bucky rapid spot film 4 image 2S Cassette system.
Minimal 18 x 24, 1 Unit

19. 19. 19 NO PERALATAN KELENGKAPAN JUMLAH 24 x 30 Maksimal 35 x 35. High image intensifier
TV camera/CCTV. High density resolution TV monitor 19 inch 3 USG Multipurpose, color doppler,
Transducer linier dan curve/sektoral 2.5 – 10 mHz Monitor dan printer USG, stabilizer 2 Unit 4
Analog X-ray Fixed Unit dan atau Digital Multipurpose radiografi fungsional (dapat untuk segala
jenis pemeriksaan konvensional radiografi) Controle table digital atau manual High tension
transformer/ generator X-ray tube dengan kapasitas 40 – 150 KV dan minimal 500 MA Meja
stationer dengan bucky dan bucky stand Expose time : 0.01 – 1 detik High X-ray voltage
generator 40 – 150 KV Generator 3 Unit 5 Mobile x-ray Punya 2 tuas tangkai tube agar
pergerakan dapat leluasa Kekuatan 30 – 100 KV, minimal 100 mA Kelengkapan proteksi radiasi :
minimal 2 apron. Beroda, dengan atau tanpa battery 2 Unit 6 Mammography Analog / digital,
stereotactic, system bucky 18 x 24, 24 x 30, magnification device, stereotactic device,
compression system (manual atau motorized), radiation shield 1 Unit

20. 20. 20 NO PERALATAN KELENGKAPAN JUMLAH 7 C-arm Digital atau analog, x-ray generator high
frequency, KV range 40 – 120, mA range 25 – 100, exposure time 0.02 – 5 sec. II diameter 20 –
35 cm, TV monitor min 17 inch, cassette holder suites 24 x 30, DICOM 3, C- arm free space
rotation, vertical, horizontal 1 Unit 8 Panoramic/Ceph alometri, CCD System, High Tension
Generator (Direct current rectifying method; X-ray tube focal spot : 0.5mm x 0.5mm; tube
voltage : 85kV (57-85kV); tube current : 12 mA; Exposure time : 12-16 sec (panoramic mode),
0.2-4 sec (TMJ dan Cephalo mode); inherent filtration : more than 2.5mm Al- equivalent; Film
size : 150mmx300mm (panoramic mode), 240mmx300mm (cephalo mode); power requirement
: AC 100V, 50/60Hz. 1 Unit 9 Dental X-ray Digital; Focal spot : 0.7mm x 0.7mm; tube voltage : 60-
70kV; tube current : 4-7 mA; exposure time 0.01 – 3.2 sec; Total filtration : 2.0 mmAl; half value
layer : 1,5 mmAl. 1 Unit 10 Peralatan protektif radiasi Lead apron, tebal 0.25 - 0,5 mm Pb,
Sarung tangan, 0.25 – 0.5 mm Pb Kaca mata Pb, 1 mm Pb Pelindung tiroid Pb, 1 mm Pb
Pelindung gonad Pb, 0.25 – 0.5 mm Pb Tabir mobile minimal 200 cm (t)x100 cm (l) setara 2 mm
Pb, ukuran kaca sesuai kebutuhan, tebal 2 mm Pb Sesuai kebutuhan

21. 21. 21 NO PERALATAN KELENGKAPAN JUMLAH 11 Perlengkapan proteksi radiasi Surveimeter


Digital Pocket Dosimeter Film badge/TLD, jumlah sesuai jumlah pekerja Sesuai kebutuhan 12
Quality Assurance dan Quality Control Beam alignment test tool, densitometer, sensitometer,
collimator tool, automatic beam analyzer, safe light test, termometer untuk cairan processing
film, alat pengukur suhu dan kelembaban sesuai kebutuhan alat Sesuai kebutuhan 13
Emergency kit Peralatan dan obat-obatan untuk RJP sesuai dengan standar anestesi Sesuai
kebutuhan 14 Kamar gelap Automatic processor ID Camera/labelling 2 Unit 1 Unit 15 Alat
pelindung diri Sarung tangan karet, masker, celemek plastik, head cap Sesuai kebutuhan 16
Viewing box Double bank, sesuai kebutuhan Sesuai kebutuhan c. Rumah Sakit Kelas B atau
Setara NO PERALATAN KELENGKAPAN JUMLAH 1 USG Multipurpose, Transducer linier dan
curve/sektoral 2.5 – 10 mHz Monitor dan printer USG 1 Unit 2 Analog X-ray Fixed Unit dan atau
Digital Multipurpose radiografi fungsional (dapat untuk segala jenis pemeriksaan konvensional
radiografi). Controle table digital atau manual High tension transformer/ generator X-ray tube
dengan kapasitas 30 – 1 Unit

22. 22. 22 NO PERALATAN KELENGKAPAN JUMLAH 150 KV dan minimal 100 mA Meja stationer
dengan bucky dan bucky stand Expose time : 0.01 – 2 detik High X-ray voltage generator 30 –
150 KV Generator 3 Mobile x-ray Punya 2 tuas tangkai tube agar pergerakan dapat leluasa.
Kekuatan 30 – 100 KV, minimal 100 mA Kelengkapan proteksi radiasi : minimal 2 apron Beroda,
dengan atau tanpa battery 1 Unit 4 Dental X- ray Digital; Focal spot : 0.7mm x 0.7mm; tube
voltage : 60-70kV; tube current : 4-7 mA; exposure time 0.01 – 3.2 sec; Total filtration : 2.0
mmAl; half value layer : 1,5 mmAl. 1 Unit 5 Peralatan protektif radiasi Lead apron, tebal 0.25 -
0,5 mm Pb, Neck Pb, 0.25 – 0.5 mm Pb Gonad Pb, 0.25 – 0.5 mm Pb Kaca mata Pb, 1 mm Pb
Tabir mobile minimal 200 cm (t)x100 cm (l) setara 2 mm Pb, ukuran kaca sesuai kebutuhan,
tebal 2 mm Pb Sesuai kebutuhan 6 Perlengkapan proteksi radiasi Film badge/TLD, jumlah sesuai
jumlah pekerja Sesuai kebutuhan 7 Quality Assurance dan Quality Control Beam alignment test
tool, densitometer, sensitometer, collimator tool, automatic beam analyzer, safe light test,
termometer untuk cairan processing film, alat pengukur suhu dan kelembaban sesuai
kebutuhan alat Sesuai kebutuhan

23. 23. 23 NO PERALATAN KELENGKAPAN JUMLAH 8 Emergency kit Peralatan dan obat-obatan
untuk RJP sesuai dengan standar anestesi untuk tindakan intervensional radiologi Sesuai
kebutuhan 9 Kamar gelap Automatic processor ID Camera/labelling 1 Unit 1 Unit 10 Viewing box
Double atau single tank Sesuai kebutuhan d. Rumah Sakit Kelas D atau Setara NO PERALATAN
KELENGKAPAN JUMLAH 1 USG Multipurpose Transducer linier dan curve/sektoral 2.5 – 10 mHz
Monitor dan printer USG 1 Unit 2 X-ray Fixed Unit dan atau Digital Multipurpose radiografi
fungsional (dapat untuk segala jenis pemeriksaan konvensional radiografi) Controle table digital
atau manual High tension transformer/ generator X-ray tube dengan kapasitas 30 – 150 KV dan
minimal 100 mA Meja stationer dengan bucky dan bucky stand. Expose time : 0.01 – 2 detik High
X-ray voltage generator 30 – 150 KV Generator 1 Unit 3 Peralatan protektif radiasi Lead apron,
tebal 0.25 - 0,5 mm Pb, Kacamata Pb, 1 mm Pb Pelindung gonad Pb, 0.25 – 0.5 mm Pb Tabir
mobile minimal 200 cm (t)x100 cm (l) setara 2 mm Pb + kaca Pb, ukuran kaca sesuai kebutuhan,
tebal 2 mm Pb Sesuai kebutuhan

24. 24. 24 NO PERALATAN KELENGKAPAN JUMLAH 4 Perlengkapan proteksi radiasi Film badge/TLD,
jumlah sesuai jumlah pekerja Sesuai kebutuhan 5 Kamar gelap Automatic / manual processor ID
Camera/labeling 1 Unit 1 Unit 6 Viewing box Double atau single tank Sesuai kebutuhan 7
Emergency kit Peralatan dan obat-obatan untuk RJP sesuai dengan standar anestesi Sesuai
kebutuhan 8 Quality Assurance dan Quality Control safe light test, termometer untuk cairan
processing film, alat pengukur suhu dan kelembaban ruangan Sesuai kebutuhan e. Puskesmas
Perawatan Plus dan Sarana Pelayanan Kesehatan Selain Rumah Sakit NO PERALATAN
KELENGKAPAN JUMLAH 1 X-ray fixed Unit Multipurpose radiografi fungsional (dapat untuk
segala jenis pemeriksaan konvensional radiografi) Controle table digital atau manual High
tension transformer/ generator X-ray tube dengan kapasitas 30 – 150 KV dan minimal 100 mA
Meja stationer dengan bucky dan bucky stand Expose time : 0.01 – 2 detik High X-ray voltage
generator 30 – 150 KV Generator 1 Unit 2 USG Multipurpose Transducer linier dan
curve/sektoral 2.5 – 10 mHz Monitor dan printer USG 1 Unit 3 Peralatan protektif radiasi Lead
apron, tebal 0.25 - 0,5 mm Pb Kaca mata Pb, 1 mm Pb Gonad Pb, 0.25 - 0,5 mm Pb Sesuai
kebutuhan 4 Perlengkapan proteksi radiasi Film badge/TLD, jumlah sesuai jumlah pekerja Sesuai
kebutuhan

25. 25. 25 NO PERALATAN KELENGKAPAN JUMLAH 5 Quality Assurance dan Quality Control safe
light test, termometer untuk cairan processing film, alat pengukur suhu dan kelembaban
ruangan Sesuai kebutuhan 6 Kamar gelap Manual / automatic processor ID Camera/labelling 1
Unit 1 Unit 7 Viewing box Double atau single bank Sesuai kebutuhan 2. Pemeliharaan dan
Perawatan Pemeliharaan dan perawatan peralatan radiologi mengacu pada pedoman dari
pabrikan yang dilakukan secara berkala dan berkelanjutan oleh radiographer, fisikawan medis,
teknisi elektromedis dan teknisi pabrikan untuk menjamin mutu alat yang dipakai sehingga
pelayanan tidak terganggu D. RUANGAN Pendekatan yang dipakai dalam menetapkan jenis dan
luas ruangan adalah : - Fungsi ruangan/jenis kegiatan - Proteksi terhadap bahaya radiasi bagi
petugas, pasien, lingkungan - Efisiensi Persyaratan ruangan : a. Letak unit/instalasi radiologi
hendaknya mudah dijangkau dari ruangan gawat darurat, perawatan intensive care, kamar
bedah dan ruangan lainnya. b. Di setiap instalasi radiologi dilengkapi dengan alat pemadam
kebakaran dan alarm sesuai dengan kebutuhan. c. Suhu ruang pemeriksaan 20-24 °C dan
kelembaban 40 - 60 %. d. Suhu untuk alat sesuai dengan kebutuhan alat tersebut. Persyaratan
ruangan, meliputi jenis, kelengkapan dan ukuran/luas ruangan yang dibutuhkan sebagai berikut
: 1. Ketebalan dinding Bata merah dengan ketebalan 25 cm (duapuluh lima sentimeter) dan
kerapatan jenis 2,2 g/cm3 (dua koma dua gram per sentimeter kubik), atau beton dengan
ketebalan 20 cm (duapuluh sentimeter) atau setara dengan 2 mm (dua milimeter) timah hitam
(Pb), sehingga tingkat

26. 26. 26 Radiasi di sekitar ruangan Pesawat Sinar-X tidak melampaui Nilai Batas Dosis 1 mSv/tahun
(satu milisievert per tahun). 2. Pintu dan ventilasi - Pintu ruangan Pesawat Sinar-X dilapisi
dengan timah hitam dengan ketebalan tertentu sehingga tingkat Radiasi di sekitar ruangan
Pesawat Sinar-X tidak melampaui Nilai Batas Dosis 1 mSv/tahun (satu milisievert per tahun). -
Ventilasi setinggi 2 (dua) meter dari lantai sebelah luar agar orang di luar tidak terkena paparan
radiasi. - Di atas pintu masuk ruang pemeriksaan dipasang lampu merah yang menyala pada saat
pesawat dihidupkan sebagai tanda sedang dilakukan penyinaran (lampu peringatan tanda
bahaya radiasi). 3. Ruangan dilengkapi dengan sistem pengaturan udara sesuai dengan
kebutuhan. 4. Pada tiap-tiap sambungan Pb, dibuat tumpang tindih/overlapping 5. Jenis dan
ukuran ruangan : a. Ruang penyinaran/ Ruang X-ray - Ukuran ruangan : sesuai
kebutuhan/besarnya alat. - Ruang X-ray tanpa fluoroskopi, minimal: Alat dengan kekuatan s/d
125 KV : 4m (p) x 3m (l) x 2,8m (t) Alat dengan kekuatan >125 KV : 6,5m (p) x 4m (l) x 2,8m (t) -
Ruang X-ray dengan fluoroskopi : 7.5m (p) x 5,7m (l) x 2,8m (t) b. Ruang CT Scan - Ukuran : 6m
(p) x 4m (l) x 3m (t) - Dilengkapi dengan : Ruang operator Ruang mesin Ruang AHU/chiller

27. 27. 27 - Contoh denah ruangan CT Scan (dapat dimodifikasi): c. Ruang DSA - Ukuran : 8,5m x 7,5
m x 2,8 m - Dilengkapi dengan : Ruang operator Ruang persiapan tindakan dan recovery Ruang
mesin Ruang AHU/chiller d. Ruang Mammografi Ukuran: 4m (p) x 3m (l) x 2,8m (t) e. Ruang
Panoramic-cephalometri Ukuran : 3 m (p) x 2 m x 2,8 m (t) f. Ruang Ultra SonoGrafi/USG Ukuran
: 4m (p) x 3m (l) x 2.7m (t) Dinding : Terbuat dari batu bata, tanpa Pb Perlengkapan :
meja/tempat tidur pemeriksaan, Kursi pasien g. Ruang MRI Ukurang ruang pemeriksaan 12.5m
(p) x 7m (l) x 3,5m (t) Perlu diberi pengaman sangkar Faraday

28. 28. 28 Dilengkapi dengan : Ruang operator Ruang mesin Ruang AHU/chiller h. Ruang Baca dan
Konsultasi Dokter - Terpisah dengan ruang pemeriksaan. - Luas : disesuaikan dengan kebutuhan,
minimal 2m (p) x 2m (l) x 2,7m (t) /dokter spesialis radiologi dan dapat menampung : 1 buah
meja kerja 2 buah kursi 1 buah lemari - Perlengkapan : Light box i. Ruang CR dan PACS - Ukuran :
minimal 3m (p) x 3m (l) x 2,8m (t) - Dapat menampung : a. Tempat printer b. Tempat processing
c. Tempat rekam medik elektronik - Dilengkapi dengan AC. Suhu dan kelembaban disesuaikan
dengan kebutuhan alat. j. Ruang ganti pakaian - Ada disetiap ruang pemeriksaan. - Luas :
disesuaikan dengan kebutuhan, minimal 1m (p) x 1,5m (l) x 2,7m (t) dan dilengkapi dengan
lemari baju/locker. k. WC - Ada di ruang fluoroscopi, CT Scan, DSA, MRI, BNO/IVP, USG - Ukuran
: minimal 1,5m (p) x 1m (l) x 2,7m (t) l. Ruang persiapan tindakan (khusus untuk Rumah Sakit
kelas A dan Rumah Sakit kelas B) - Ukuran : minimal 2m (p) x 2m (l) x 2,8m (t) - Dilengkapi
dengan : tempat tidur oksigen emergency kit AC Tempat pencucian alat

29. 29. 29 - Untuk sarana pelayanan kesehatan lain : disesuaikan dengan kebutuhan. m. Ruang
Recovery (khusus untuk rumah sakit kelas A dan B) - Ukuran : minimal 2 m (p) x 2 m (l) x 2,8m (t)
- Dilengkapi dengan : tempat tidur oksigen emergency kit AC Tempat pencucian alat - Untuk
sarana pelayanan kesehatan lain : disesuaikan dengan kebutuhan. n. Gudang untuk film dan non
film Ukuran, suhu dan kelembaban disesuaikan dengan kebutuhan. o. Kamar gelap Terdiri dari
daerah basah dan daerah kering. 1) Ukuran : - Manual Processing : Sebaiknya memanjang;
ukuran 2 (p) x 1.5 (l) x 2.8 (t) m untuk memudahkan pengaturan bahan- bahan dalam kamar
gelap. - Automatic Processing : Sebaiknya bujur sangkar; Luas 7 m2 ; Tinggi : 2.8 m 2) Lantai: -
Tidak menyerap air dan tahan terhadap cairan processing - Tidak licin dan mudah dibersihkan 3)
Dinding : - Warna cerah : seperti, merah jambu, krim dll - Mudah dibersihkan - Tidak menyerap
air / keramik - Dilengkapi cassette passing box yang dilapisi Pb - Dilengkapi dengan exhaust fan
yang kedap cahaya 4) Pintu masuk kamar gelap : - kedap cahaya - petugas mudah keluar masuk
tanpa mengganggu jalannya processing
30. 30. 30 5) Kelengkapan daerah basah : - Safe light - Rak gantungan film/film hanger - Lemari
tempat penyimpanan cassette dan box film - Meja kerja 6) Kelengkapan daerah kering : - alat
kamera identifikasi film - alat pengering fil - Viewing box film/light case p. Ruang Lain -
Loket/ruang informasi, ruang diskusi, ruang jaga (dokter, radiografer, perawat) dan pantry :
disediakan untuk rumah sakit kelas A dan B. Sarana pelayanan kesehatan lainnya disesuaikan
dengan kebutuhan. - Ruang tunggu pasien ada di semua jenis sarana pelayanan kesehatan. E.
JENIS PEMERIKSAAN Pendekatan yang dipakai dalam penentuan standar jenis pemeriksaan
adalah : 1. jenis sarana pelayanan yang menyelenggarakan pelayanan radiologi diagnostik. 2.
kebutuhan pemeriksaan oleh masyarakat. 3. kemampuan dan jenis peralatan yang tersedia. 4.
jenis sumber daya manusia yang ada. Berdasarkan jenis sarana pelayanan kesehatan, jenis
pemeriksaan radiologi diagnostik dapat menyelenggarakan sebagai berikut : 1. Rumah Sakit
kelas A dan B atau sederajat : 1. Sistem gastro intestinalis dan hepatobiliaris 2. Sistem urogenital
3. Sistem respiratorius 4. Sistem reproduksi 5. Organ superfisial (Mammae, thyroid, parotis dll)
6. Sistem muskuloskeletal 7. Sistem limpatik 8. Sistem saraf 9. Sistem kardiovaskuler

31. 31. 31 2. Rumah Sakit kelas C dan D atau sederajat : 1. Sistem gastro intestinalis dan
hepatobiliaris 2. Sistem urogenital 3. Sistem respiratorius 4. Sistem reproduksi 5. Organ
superfisial (Mammae, thyroid, parotis dll) 6. Sistem muskuloskeletal 3. Sarana kesehatan lain
selain rumah sakit : 1. Sistem gastro intestinalis dan hepatobiliaris 2. Sistem urogenital 3. Sistem
respiratorius 4. Sistem reproduksi 5. Sistem muskuloskeletal F. KESELAMATAN KERJA 1.
Keselamatan Radiasi Setiap sarana pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
radiodiagnostik dan radiologi intervensional memenuhi keselamatan radiasi sebagaimana yang
diatur dalam Peraturan Kepala BAPETEN tentang Keselamatan Radiasi dalam Penggunaan
Pesawat Sinar-X Radiodiagnostik dan Radiologi Intervensional. 2. Keselamatan Imejing
diagnostic (MRI, USG) Setiap sarana pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
imejing diagnostik memperhatikan keselamatan penggunaan MRI dan USG. G. JAMINAN DAN
KENDALI MUTU 1. Ada tim yang ditetapkan oleh pimpinan sarana pelayanan kesehatan untuk
mengelola kegiatan jaminan mutu. Tim terdiri dari dokter spesialis radiologi, fisikawan medik,
radiografer senior (Kepala Radiografer), radiografer QC dan perwakilan dari Teknisi (Inhouse X-
Ray service atau Engineering). 2. Tim mengadakan pertemuan secara berkala dan memiliki
program yang jelas, menentukan frekuensi untuk mengontrol, memiliki dokumetasi perawatan
alat dan melalukan review sejauhmana program dapat berjalan secara efektif.

32. 32. 32 3. Secara berkala dilakukan audit : a. dapat dilaksanakan oleh petugas yang berasal dari
institusi itu sendiri ataupun dari institusi luar yang ahli dalam bidang radiologi diagnostik. b.
dilaksanakan untuk bidang manajerial, keuangan dan teknis. c. dilaksanakan minimal 1 (satu)
tahun sekali. d. hasil audit berupa temuan-temuan yang tidak sesuai dengan standar atau
referensi diinformasikan kepada petugas terkait untuk dilakukan tindakan perbaikan. 4. Kalibrasi
alat ukur radiasi (AUR) oleh laboratorium yang telah terakreditasi dan ditunjuk oleh BAPETEN. 5.
Setiap peralatan mempunyai penanggung jawab. 6. Pelaksanaan jaminan dan kendali mutu
sesuai dengan pedoman yang dikeluarkan oleh Depkes meliputi : 1. Pemeriksaan fisik peralatan
secara visual 2. Pemeriksaan secara kuantitatif/kualitatif 3. Pemeriksaan kamar gelap IV. SISTEM
PENCATATAN DAN PELAPORAN Untuk keperluan evaluasi dan perencanaan kegiatan pelayanan
radiologi diagnostik, dilakukan pencatatan setiap kegiatan yang dilakukan. Pencatatan dan
pelaporan yang ada adalah : 1. Pencatatan dan pelaporan jumlah kunjungan pasien : a) Pasien
rawat jalan b) Pasien poliklinik c) Pasien rawat inap 2. Pencatatan dan pelaporan jumlah dan
jenis tindakan Yaitu pencatatan dan pelaporan tentang jumlah pemeriksaan yang telah
dilakukan pada masing-masing pesawat/alat dan jumlah tindakan yang dilakukan baik dengan
atau tanpa kontras. 3. Pencatatan dan pelaporan kejadian akibat kecelakaan radiasi. 4.
Pencatatan keadaan / kondisi peralatan, termasuk jadwal kalibrasi. 5. Pencatatan pemakaian
bahan dan alat yang meliputi antara lain : a) Film, termasuk jumlah film yang ditolak dan
diulang.

33. 33. 33 b) bahan kimia untuk processing film. c) zat kontras. d) obat-obatan dll. Laporan
disampaikan secara berkala kepada Kepala/Pemimpin sesuai kebijakan sarana pelayanan
kesehatan tersebut. Penyimpanan Dokumen Setiap unit/departemen radiologi diagnostik
menyimpan dokumen-dokumen tersebut di bawah ini : a. surat permintaan pelayanan radiologi
diagnostik/surat rujukan dokter b. hasil pembacaan dan hasil pemeriksaan c. catatan dosis d.
hasil pemantuan lingkungan dan daerah kerja e. dokumen kepegawaian yang meliputi data diri
tiap tenaga yang ada, sertifikat/bukti upaya peningkatan sdm f. catatan kondisi peralatan g.
kartu kesehatan pekerja Prinsip penyimpanan dokumen : a) Semua dokumen yang disimpan
dalam bentuk rangkap asli. b) Berkas rekam medik pasien berobat jalan disimpan selama 5
tahun sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang
Rekam Medis. Pemusnahan Dokumen Sebelum dimusnahkan, ambil informasi-informasi yang
utama terlebih dahulu. Pelaksanaan pemusnahan ada Berita Acara yang berisi : a) Tanggal, bulan
dan tahun pemusnahan. b) Penanggung jawab/otorisasi pemusnahan dokumen. V.
MONITORING DAN EVALUASI Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk memantau pelaksanaan
kegiatan dan mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan sesuai dengan perencanaan dan
dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan. Monitoring dan evaluasi dilakukan secara
berkala dan terus menerus, yaitu : 1. Dilakukan di dalam instalasi radiologi itu sendiri : oleh
pimpinan instalasi/unit radiologi dengan staf untuk mengetahui kegiatan yang telah

34. 34. 34 dilakukan sesuai dengan perencanaan dan pencapaian target yang telah ditentukan. Hasil
monitoring diinformasikan kepada staf yang terkait untuk dilakukan perbaikan-perbaikan atau
upaya pemecahan masalah 2. Dilakukan oleh Depkes/Dinkes Propinsi/Dinkes Kabupaten/Kota
bersama- sama dengan organisasi profesi dan institusi lain terkait untuk mengetahui
pelaksanaan program ditelah ditetapkan. Hasil pemantauan dievaluasi dan diinformasikan
kepada sarana pelayanan kesehatan yang bersangkutan untuk kemudian dilakukan tindakan
perbaikan dan upaya lainnya VI. PENUTUP Pelayanan radiologi diagnostik merupakan bagian
integral dari pelayanan medik yang perlu mendapat perhatian khusus karena selain bermanfaat
dalam menegakkan diagnosa, juga sangat berbahaya baik bagi pasien, petugas maupun
lingkungan sekitarnya bila tidak diselenggarakan secara benar. Dalam upaya mencapai
pelayanan radiologi yang bermutu dan aman, diperlukan pengelolaan manajemen dan teknis
yang prima yang didukung oleh sarana/prasarana, sumber daya manusia dan peralatan yang
baik pula. Agar seluruh sarana pelayanan kesehatan mempunyai mutu yang sama dalam
menyelenggarakan pelayanan radiologi diagnostik, maka diperlukan standar pelayanan radiologi
diagnostik yang dapat dipakai sebagai acuan dan dipenuhi oleh sarana pelayanan kesehatan
yang akan menyelenggarakan pelayanan radiologi diagnostik. MENTERI KESEHATAN, Dr. dr. Siti
Fadilah Supari, Sp. JP(K)
PELAYANAN RADIOLOGI DAN DIAGNOSTIK IMAJING

RSUD KEPAHIANG
Nomor Dokumen : No. Revisi : Halaman :
_
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Plt. Direktur RSUD Kepahiang
OPERASIONAL

Dr. Febi Nur Sanda


NIP. 19810222 200904 2 002

PENGERTIAN Pelayanan Radiologi adalah pelayanan radiodiagnostik yang rutin


dilaksanakan bagi Pasien Rawat Jalan, rawat inap, dan pelayanan 24 jam bagi
pasien gawat darurat
TUJUAN Sebagai Pedoman dalam menyelenggarakan Pelayanan Radiologi
KEBIJAKAN Kebijakan Pelayanan Unit Radiologi Nomor : 801 / /RS.1.1
PROSEDUR A. Pelayanan Rawat Jalan
1. Membawa surat permintaan pemeriksaan Radiologi dari dokter
Pemeriksa
2. Petugas radiologi memberitahukan jumlah biaya pemeriksaan
Radiologi yang diminta, memberi nota biling pemeriksaan, dan
meminta Pasien untuk membayarnya di Loket pembayaran / Kasir
RSUD kepahiang
3. Formulir permintaan pemeriksaan Radiologi yang telah dilampiri
Kwitansi pembayaran diserahkan ke bagiang administrasi
Radiologi, untuk dicatat kedalam buku Register Radiologi
4. Petugas Radiologi melakukan pemeriksaan radiologi diminta
5. Pengambilan hasil expertise dapat dilakukan oleh pasien atau
keluarganya pada waktu yang telah ditentukan dengan
menunjukan kwitansi pembayaran

B. Pelayanan Rawat Inap

1. Membawa surat permintaan pemeriksaan Radiologi dari dokter


Pemeriksa
2. Formulir permintaan pemeriksaan Radiologi yang telah dilampiri
Kwitansi pembayaran diserahkan ke bagiang administrasi
Radiologi, untuk dicatat kedalam buku Register Radiologi
3. Petugas Radiologi melakukan pemeriksaan radiologi diminta
4. Pengambilan hasil expertise dapat dilakukan oleh perawat
ruangan dan menyerahkan pada dokter pemeriksa

UNIT TERKAIT 1. Instalasi Radiologi


2. Bagian Keuangan Kasir RSUD Kepahiang
PELAKSANAAN PELAYANAN RADIOLOGI DAN
DIAGNOSTIK IMAJING
RSUD KEPAHIANG
Nomor Dokumen : No. Revisi : Halaman :

STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Plt. Direktur RSUD Kepahiang
OPERASIONAL

Dr. Febi Nur Sanda


NIP. 19810222 200904 2 002

PENGERTIAN Pelaksanaan pelayanan Radiologi adalah pelayanan radiologi yang rutin


dilaksanakan bagi Pasien Rawat Jalan, rawat inap yang dilaksanakan dengan
baik, benar dan teratur sehingga menimbulkan rasa nyaman dan kebutuhan
pasien tersebut terpenuhi.

TUJUAN Pelaksanaan Pelayanan Radiologi dan diagnostik Imajing terpenuhi

KEBIJAKAN Kebijakan Pelayanan Unit Radiologi Nomor : 801 / /RS.1.1

PROSEDUR A. Pelaksanaan Pelayanan Pasien Rawat Jalan


1. Pasien membawa surat permintaan pemeriksaan Radiologi dari
dokter Pemeriksa
2. Petugas radiologi memberitahukan jumlah biaya pemeriksaan
Radiologi yang diminta, memberi nota biling pemeriksaan, dan
meminta Pasien untuk membayarnya di Loket pembayaran / Kasir
RSUD kepahiang
3. Formulir permintaan pemeriksaan Radiologi yang telah dilampiri
Kwitansi pembayaran diserahkan ke bagiang administrasi
Radiologi, untuk dicatat kedalam buku Register Radiologi
4. Petugas Radiologi melaksanakan pemeriksaan radiologi diminta
5. Pengambilan hasil expertise dapat dilakukan oleh pasien atau
keluarganya pada waktu yang telah ditentukan dengan
menunjukan kwitansi pembayaran

B. Pelayanan Rawat Inap

1. Membawa surat permintaan pemeriksaan Radiologi dari dokter


Pemeriksa
2. Formulir permintaan pemeriksaan Radiologi yang telah dilampiri
Kwitansi pembayaran diserahkan ke bagiang administrasi
Radiologi, untuk dicatat kedalam buku Register Radiologi
3. Petugas Radiologi melaksanakan pemeriksaan radiologi diminta
4. Pengambilan hasil expertise dapat dilakukan oleh perawat
ruangan dan menyerahkan pada dokter pemeriksa

UNIT TERKAIT a. Instalasi Radiologi


b. Bagian Keuangan Kasir RSUD Kepahiang
c. Instalasi Rawat Jalan
d. Instalasi Rawat Inap
PEMERINTAH KABUPATEN KEPAHIANG
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KEPAHIANG
Jalan lintas Kepahiang- Bengkulu Desa Tebat Monok Nomor 325 Telepon (0732)391425
Faximile (0732)391144KEPAHIANG 39172

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KEPAHIANG


NOMOR : 801/ /RS.1.2

TENTANG

KEBIJAKAN PELAKSANAAN PELAYAN RADIODIAGNOSTIK


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KEPAHIANG
TAHUN ANGGARAN 2017

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KEPAHIANG

Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit


Umum Daerah kepahiang maka diperlukan penyelenggaraan
pelayanan Radiologi yang bermutu tinggi;
b. Bahwa agar pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Kepahiang dapat
terlaksana dengan baik, perlu ada nya kebijakan Direktur Rumah sakit
sebagai landasan penyelenggaraan pelayanan Radiologi;
c bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada hurup
. a dan b perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit
Umum Daerah Kepahiang;

Mengingat 1.
MEMUTUSKAN

Menetapkan :

KESATU : Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kepahiang Tentang


Kebijakan Pelaksanaan Pelayanan Radiodianostik Rumah Sakit;
Kebijakan Pelayanan Radiologi Rumah Sakit Umum Daearh Kepahiang
KEDUA : sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini;
Pembinaan dan pengawasan Penyelenggaraan Pelayanan Radiologi
KETIGA : Rumah Sakit Umum daerah Kepahiang dilaksankan oleh Direktur
Keputusan ini berlaku pada tanggal ditetapkan dengan ketentuan bahwa
apabila terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, akan diperbaiki
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Kepahiang
Pada Tanggal : Agustus 2017
Plt Direktur,

dr. Febi Nur Sanda


NIP. 19810222 200904 2002
Lampiran I : Keputusan Direktur RSUD Kepahiang
Nomor : 801 / /RS.1.2
Tanggal : Mei 2017

PANITIA PELAKSANA KEGIATAN SURVEI SIMULASI DAN TIM KELOMPOK KERJA


(POKJA) AKREDITASI LANJUTAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KEPAHIANG
TAHUN ANGGARAN 2017

Ketua : dr. Donny Irawan, Sp.PD


Sekretaris : H.Tajri Fauzan, SKM.M.Si
Anggota : Suprihatin, Amd.Kep

A. HPK (HAK PASIEN DAN KELUARGA)


Ketua : Surmawati, S.Kep
Sekretaris : Ns. Vinolia, S.Kep
Anggota : Ria Anggraini, SKM

B. PPI (PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI)


Ketua : Marliana, S.Kep
Sekretaris : Rini Oktaria, Amd
Anggota : Lidya Eka Purwanti, S.Kep

C. SKP (SASARAN DAN KESELAMATAN PASIEN)


Ketua : Huda Lestari, S.Kep
Sekretaris : Henny Yulianti, S.Kep
Anggota : Apriliana, S.Kep

D. KPS (KUALIFIKASI DAN PENDIDIKAN STAF)


Ketua : Welly Diah, Amd.Kep
Sekretaris : Diyena Mejayu Utami, Amd.Kep
Anggota : Kusbianto, S.kep

E. APK (AKSES KEPELAYANAN DAN KUNTINUITAS PELAYANAN)


Ketua : Mimi Violita, SKM
Sekretaris : dr. Astroida Fitriani
Anggota :
1. Hj. Susni Pawenti, SKM
2. Mika Apriawanti, S.Kep
3. Sunardi, S.Kep
4. Septin Noni Hastuti, S.Kep
5. Sondang Kristin, Amd.Kep
6. Rita Agustina, S.Kep
7. Mika Apriawanti, S.Kep
F. AP (ASSESMEN PASIEN)
Ketua : Meilani Hutabarat, SKM
Sekretaris : Vika Erviani, S.Kep
1. dr. Andriani Dwi Lestari, Sp.PK
2. dr. Umar Sembiring
3. Dwi Fera Astuti, Amd
4. Melyana, Amd.AK
5. Arif Setiyo, Amd.Rad
6. Ranu Puspo Wibowo, S.kep
7. Rabi’a Mareti, S.Kep
8. Lensi, SKM
9. Rismayanti, S.Kep

G. PP (PELAYANAN PASIEN)
Ketua : Peramasari, S.Kep
Sekretaris : Ns.Hilza Noprinda, S.Kep
1. dr. Ratna Siagian
2. Lily Sekartaji, S.Kep
3. Desmiati, Amd.Keb
4. Elvesi, S.Kep

H. PAB (PELAYANAN ANASTESI DAN BEDAH)


Ketua : dr. Sazili, SpOG
Sekretaris : Eko Siswanto, S.Kep
1. dr. Zulhamdi, Sp.B
2. dr. Ratu Lewi, Sp.An
3. Ichsan, Amd.Kep
4. Arinitra Ilmiawan, S.Kep
5. Andryansa, SST
6. Emi Suadesi, S.kep
7. Kepri Ardianti, S.Kep
8. Penti Remeka,SKM

I. MPO (MANAJEMEN PENGGUNAAN OBAT)


Ketua : dr. Ellidya Mustika, SP.PD
Sekretaris : Yeni Oktora, S.Psi
1. dr.Rahmawati
2. Eka Yunita, S.Farm.APT
3. Rini Erlisa, S.Farm.APT
4. Nismah Dalena BR.Tarigan
5. Sri Wardhani, SKM
6. Dewi Noviana sari
7. Yosi Ermanela, S.Farm

J. PPK (PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA)


Ketua : Ria Aryani, SST
Sekretaris : Fenti Andriani, SKM
1. dr.Nurbaety Rauf, SP,S,M.Kes
2. Ira Kurniati, S.Kep
3. Sutikno, SKM,Mars
4. Sri Ningsih, SKM

Plt. Direktur,

dr. Febi Nur Sanda


NIP.19810222 200904 2 002

28. Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan beracun (B3) Instapsi Radiologi dilakukan dengan cara
dibuang langsung kesaluran pembuangan yang menuju IPAL.

29. Pengelolaan sampah diinstalasi radiologi sudah dibedakan untuk pembuangan sampah medis, nin
medis dan benda tajam.

Ditetapkan di : Kepahiang
Pada Tanggal : Juli 2017
Direktur,

Febi Nur Sanda


19810222 200904 2002
KEBIJAKAN

PELAYANAN UNIT RADIOLOGI

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KEPAHIANG


PROGRAM KEAMANAN RADIASI BAGI PASIEN DAN
MASYARAKAT UMUM
RSUD KEPAHIANG
Nomor Dokumen : No. Revisi : Halaman :

STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Plt. Direktur RSUD Kepahiang
OPERASIONAL

Dr. Febi Nur Sanda


NIP. 19810222 2009 2 002

PENGERTIAN Pedoman perlindungan bagi pasien dan masyarakat umum dari bahaya
radiasi

TUJUAN Melindungi pasien dan masyarakat umum dari bahaya radiasi


KEBIJAKAN Kebijakan Program keamanan Radiasi Nomor : 801 / /RS. 1.1

PROSEDUR PASIEN
1. Pemeriksaan dengan menggunakan radiasi hanya boleh dilakukan jikae
ada permintaan dari dokter dengan indikasi/ diagnose yang kuat
2. Menutupi bagian yang tidak diperiksa dengan apron
3. Menggunakan factor eksposisi yang tepat (meliputi KV, MA, second dan
jarak) untuk meminimalisir terjadinya pengulangan foto)
4. Membatasi luas lapangan penyinaran hanya seluas objek yang akan
diperiksa
5. Untuk membantu memegangi pasien anak-anak / orang yang lemah pada
saat penyinaran harus dilakukan oleh orang dewasa sebagai keluarga dan
sebaiknya dikenakan apron bagi mereka
6. Memberi tahu petugas sebelum di rontgen

MASYARAKAT

1. Tabung sinar –X tidak mengarah keruang tunggu


2. Menutup pintu ruang pemeriksaan pada saat dilakukan pemeriksaan
3. Selama penyinaran dilakakukan orang-orang yang tidak berkepentingan
tidak diperkenankan berada diruang pemeriksaan
4. Memberi peringatan untuk ibu hamil (sebagai Pasien /Pengantar pasien )
agar memberi tahu petugas sebelum dirontgen)
5. Memberikan tanda bahaya Radiasi pada pintu pemeriksaan Radiologi
berupa lampu merah dan lambing radiasi serta tulisan Awas bahaya radiasi
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Radiologi
2. Bagian Keuangan Kasir RSUD Kepahiang
3. Instalasi Rawat Jalan
4. Instalasi Rawat Inap
PROGRAM KEAMANAN RADIASI BAGI PETUGAS
RADIOLOGI
RSUD KEPAHIANG
Nomor Dokumen : No. Revisi : Halaman :

STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Plt. Direktur RSUD Kepahiang
OPERASIONAL

Dr. Febi Nur Sanda


NIP. 19810222 2009 2 002

PENGERTIAN Pedoman perlindungan bagi petugas radiologi, supaya petugas tidak


mendapat paparan sinar radiasi yang tidak diperlukan

TUJUAN Melindungi petugas radiologi dari dari bahaya radiasi yang tidak
diperlukan
KEBIJAKAN Kebijakan Program keamanan Radiasi : 801 / /RS. 1.1

PROSEDUR 1. Petugas berada diruang expose


2. Atur factor penyinaran se optimal mungkin
3. Atur factor expose se minimal mungkin
4. Atur kolimator sekecil mungkin sesuai objek yang diperiksa
5. Sejauh mungkin dari sumber radiasi
6. Di usahakan tidak terjadi pengulangan foto

UNIT TERKAIT 1. Instalasi Radiologi


PROSEDUR USG DI POLI PENYAKIT DALAM

RSUD KEPAHIANG
Nomor Dokumen : No. Revisi : Halaman :

STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Plt. Direktur RSUD Kepahiang
OPERASIONAL

Dr. Febi Nur Sanda


NIP. 19810222 2009 2 002

PENGERTIAN
Ultrasonografi (USG) adalah suatu pemeriksaan diagnostik non invasif
dengan menggunakan gelombang frekuensi tinggi kedalam abdomen.
Gelombang-gelombang ini dipantulkan kembali dari permukaan
struktur organ sehingga komputer dapat menginterprertasikan idensitas
jaringan berdasarkan gelombang-gelombang tersebut.

TUJUAN
1. Mendeteksi adanya massa diabdomen.
2. Membedakan antara kista yang berisi air atau massa padat.
3. Mengevaluasi dan memetakan organ di abdomen sebelum dilakukan
biopsi.
4. Mengevaluasi kelainan-kelainan lain yang terdapat dalam rongga
abdomen.

KEBIJAKAN Pelayanan Unit Radiologi : 801 / /RS.1.1

PROSEDUR Pelaksanaan
1. Membawa klien ketempat pemeriksaan (Poli penyakit dalam) dengan
menggunakan kursiroda atau meja dorong (sesuai kondisi klien)
bersama rekam medic dan formulir USG klien.
2. Menjelaskan kepada klien prosedur yang akan dilalakukan.
3. Mencuci tangan
4. Mengatur setting monitor USG (Nama, umur, jenis kelamin, jenis
pemeriksaan)
5. Menjamin kebutuhan privacy klien.
6. Mengatur posisi klien (berbaring pada tempat pemeriksaan dan
mengolesi jelly / lubricant pada area permukaan kulit yang akan
diperiksa).
7. Untuk USG kandungkemih : 2 jam sebelum pemeriksaan klien diberi
banyak minum dan diminta menahan buang air kecil sampai
pemeriksaan selesai.
8. Merapihkan klien dan membawa klien dan hasil USG kembali
keruang dokter yang memeriksa awal.
9. Perawat mencuci tangan
10. Mengevaluasi respon klien selama, dan sesudah prosedur
11. Mencatat tanggal dan waktu pemeriksaan.
12. Mencatat respon klien selama, dan sesudah prosedur

UNIT TERKAIT 1. Poli Penyakit Dalam


PELAKSANAAN PELAYANAN RADIOLOGI DAN
DIAGNOSTIK IMAJING NYAMAN, TERATUR DAN
ADEKUAT
RSUD KEPAHIANG
Nomor Dokumen : No. Revisi : Halaman :

STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Plt. Direktur RSUD Kepahiang
OPERASIONAL

Dr. Febi Nur Sanda


NIP. 19810222 2009 2 002

PENGERTIAN Pelaksanaan pelayanan Radiologi dan diagnostic imajing yang adekuat adalah
pelayanan radiologi yang diberikan kepada pasien baik Pasien Rawat Jalan,
rawat inap yang dilaksanakan dengan baik, benar dan teratur sehingga
menimbulkan rasa nyaman dan kebutuhan pasien tersebut terpenuhi.

TUJUAN Pelaksanaan Pelayanan Radiologi dan diagnostik Imajing terpenuhi

KEBIJAKAN Pelayanan Unit Radiologi : 801 / / RS.1.1

PROSEDUR C. Pelaksanaan Pelayanan Pasien Rawat Jalan


1. Pasien membawa surat permintaan pemeriksaan Radiologi dari
dokter Pemeriksa
2. Petugas radiologi memberitahukan jumlah biaya pemeriksaan
Radiologi yang diminta, memberi nota biling pemeriksaan, dan
meminta Pasien untuk membayarnya di Loket pembayaran / Kasir
RSUD kepahiang
3. Formulir permintaan pemeriksaan Radiologi yang telah dilampiri
Kwitansi pembayaran diserahkan ke bagiang administrasi
Radiologi, untuk dicatat kedalam buku Register Radiologi
4. Petugas Radiologi melaksanakan pemeriksaan radiologi yang
diminta yang diminta oleh dokter, dengan tetap
5. Pengambilan hasil expertise dapat dilakukan oleh pasien atau
keluarganya pada waktu yang telah ditentukan dengan
menunjukan kwitansi pembayaran

6.
UNIT TERKAIT e. Instalasi Radiologi
f. Bagian Keuangan Kasir RSUD Kepahiang
g. Instalasi Rawat Jalan
h. Instalasi Rawat Inap
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KEPAHIANG
Jalan lintas Kepahiang- Bengkulu Desa Tebat Monok Nomor 325 Telepon (0732)391425
Faximile (0732)391144KEPAHIANG 39172

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KEPAHIANG


NOMOR : 801/ /RS.1.2

TENTANG

KEBIJAKAN PELAKSANAAN PELAYAN RADIODIAGNOSTIK


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KEPAHIANG
TAHUN ANGGARAN 2017

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KEPAHIANG

Menimbang : a. bahwa pasien berhak mendapatkan pelayanan kesehatan di


Radiologi yang sama dalam memenuhi kebutuhan pelayanan
kesehatan yang bermutu dan mengutamakan keselamatan
pasien;
b. bahwa dalam rangka pemberian pelayanan kesehatan
sebagaimana dimaksud pada butir a perlu ditetapkan Kebijakan
Pelayanan Radiologi di Rumah Sakit Umum Daerah Kepahiang;
c. bahwa penetapan dan pemberlakuan kebijakan tersebut perlu
ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum
Daerah Kepahiang.
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009
tentang Rumah Sakit;
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009
tentang Kesehatan;
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran;
4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1997
tentang Ketenaganukliran;
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun
2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
2052/Menkes/Per/X/2011 tentang Izin Praktik Kedokteran;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1438/Menkes/Per/IX/2010 tentang Standar Pelayanan
Kedokteran;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2012 tentang Rahasia Kedokteran;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
290/Menkes/Per/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan
Kedokteran;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien
Rumah Sakit;
11. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit;
12. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1087/Menkes/SK/VIII/2010 tentang Standar Kesehatan dan
Keselamatan Kerja di Rumah Sakit;
13. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit;
14. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesai Nomer
1014/MENKES/SK/XI/2008 tentang Standar Pelayanan
Radiologi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan
15. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomer
410/MENKES/SK/III/2010 tentang Perubahan atas keputusan
Menteri Kesehatan Nomer 1014/MENKES/SK/XI/2008.

MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KEPAHIANG TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN
RADIOLOGI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KEPAHIANG
Kesatu : Kebijakan Pelayanan Radiologi Rumah Sakit Daerah Kepahiang
sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kesatu sebagaimana
tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
Kedua : Kebijakan Pelayanan Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah
Kepahiang sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kedua harus
dijadikan acuan dalam pemberian pelayanan kesehatan di Rumah
Sakit Umum Daerah Kepahiang
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Kepahiang
Pada tanggal 05 Januari 2017
Direktur,

dr. Febi Nur Sanda


19810222 200904 2002
Lampiran :
Nomor : 801/ /2017
Tanggal : 05 Januari 2017

KEBIJAKAN PELAYANAN RADIOLOGI


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

Kebijakan Umum
1. Pelayanan radiologi dan pelayanan diagnostik imajing diselenggarakan memenuhi standar
nasional, perundang-undangan dan peraturan yang berlaku.
2. Pelayanan Radiologi dilaksanakan 24 jam
3. Pelayanan radiologi diluar rumah sakit DPK harus mempunyai rekam jejak dan tepat waktu sesuai
undang-undang dan peraturan yang berlaku.
4. Proses pelayanan radiologi dalam melakukan tindakan penunjang medis harus sesuai dengan
pedoman pelayanan Radiologi dan diatur lebih lanjut dalam standar prosedur operasional yang
sudah ditetapkan.
5. Pelayanan radiologi dan diagnostik imajing harus tetap memperhatikan proses penanganan dan
pembuangan bahan infeksius dan berbahaya hasil dari pelayanan radiologi yang telah dilakukan.
6. Pelayanan radiologi harus selalu berorientasi kepada mutu dan keselamatan pasien serta adanya
program keamanan radiasi dan antisipasi risiko dan bahaya yang dihadapi.
7. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar prosedur operasional yang
berlaku, etika profesi, etiket, dan menghormati hak pasien.
8. Semua jenis pemeriksaan radiologi yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di bidang radiologi wajib
mendapatkan pendidikan formal radiologi dan mempunyai izin profesi sesuai dengan
kompetensinya.
9. Pola ketenagaan radiologi disusun berdasarkan tingkat kebutuhan, kompetensi dan pengalaman
staf.
10. Waktu pelaporan hasil expertise harus sesuai dengan standar mutu pelaporan yang telah
ditetapkan.
11. Setiap permintaan pemeriksaan radiologi dan tindakan medik dengan penggunaan radiasi harus
berdasarkan surat permintaan tertulis dokter pengirim / merujuk yang dilengkapi dengan
keterangan klinis yang jelas.
12. Semua pemeriksaan dan tindakan yang menggunakan bahan kontras radiografi guna kepentingan
medis hanya dapat dilakukan apabila telah dilengkapi dengan surat persetujuan pasien (inform
concern) setelah terlebih dahulu pasien/keluarga pasien diberikan penjelasan tentang risiko
tindakan medik yang akan dilakukan serta risiko pemakaian bahan kontras radiografi.
13. Peralatan radiologi harus selalu dilakukan inspeksi, testing, kalibrasi, perawatan/pemeliharaan dan
monitoring secara berkala/rutin dalam periode tertentu sesuai ketentuan yang ada.
14. Pemeriksaan dan tindakan radiologi harus dilakukan di ruang radiologi kecuali untuk kasus-kasus
tertentu yang karena sesuatu hal menurut keputusan secara medis tidak mungkin dilakukan di
ruang radiologi dengan tetap memperhatikan manfaat dan risiko serta keselamatannya terhadap
pasien dan pekerja disekitarnya.
15. Semua pekerja radiasi yang melakukan tindakan pemeriksaan medik radiologi dan atau
dilingkungan radiasi wajib menggunakan alat personal monitoring radiasi setiap melakukan
pekerjaannya
16. Sebagai bentuk koordinasi dan evaluasi internal unit radiologi wajib melaksanakan rapat rutin
minimal satu bulan sekali atau rapat insidentil (sewaktu-waktu) untuk membahas permasalahan
yang bersifat penting dan perlu keputusan segera.
17. Semua petugas radiologi wajib memiliki izin dan secara terus menerus dilakukan pembaharuan
serta lulus uji kompetensi seusai profesi dan keahliannya.
18. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar prosedur operasional yang
berlaku, etika profesi, etikket, dan menghormati hak pasien.
19. Untuk mempertahankan dan meningkatkan kompetensi, setiap petugas wajib mengikuti pelatihan
yang dislenggarakan.
20. Untuk mengatasi keadaan gawat darurat akibat reaksi dari bahan kontras wajib disediakan obat dan
peralatan sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Kebijakan Khusus
A. Kebijakan Dokter Penanggung jawab Radiologi
1. Setiap tindakan pemeriksaan kepada pasien yang menggunakan kontras media dalam bentuk
cair, padat atau udara melalui pembuluh darah vena, arteri atau organ lainnya baik ionik
maupun non ionik, dilakukan dan dilaksanakan oleh dokter Penanggung JawabRadiologi
2. Dokter penanggung jawab Radiologi bertanggungjawab terhadap keadaan, kesadaran serta
keamanan terhadap tindakan yang dilakukannya selama menggunakan kontras media.
3. Semua pemeriksaan dan tindakan yang menggunakan bahan kontras radiografi guna
kepentingan medis hanya dapat dilakukan apabila telah dilengkapi dengan surat persetujuan
pasien (informed consent) setelah terlebih dahulu pasien/keluarga pasien diberikan penjelasan
tentang risiko tindakan medik yang akan dilakukan serta risiko pemakaian bahan kontras
radiografi.

B. Kebijakan Radiografer
1. Radiografer sebagai pelaksana tindakan pemeriksaan radiologi tanpa bahan kontras.
2. Radiografer tidak diperbolehkan memasukkan kontras media dalam bentuk cair, padat atau
udara melalui pembuluh darah vena, arteri atau organ lainnya kecuali ada perintah izin tertulis
dari dokter spesialis radiologi atau Direktur Rumah Sakit.
3. Radiografer tidak dibenarkan melakukan expertise (jawaban medis) dari hasil radiografi, dalam
keadaan dan kondisi tertentu apabila diminta dapat memberikan pendapatnya sebatas ruang
lingkup pengetahuan.
4. Segala tindakan yang berhubungan dengan penanganan pasien dengan indikasi tertentu atau
permintaan tertentu yang ada terkaitannya dengan hasil diagnosa agar berkonsultasi dengan
dokter spesialis Radiologi

Ditetapkan di : Kepahiang
Pada tanggal : 05 Januari 2017
Direktur,

Febi Nur Sanda


19810222 200904 2002

Febi Nur Sanda

19810222 200904 2002

Dr. Febi Nur Shanda


BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KEPAHIANG
Jalan lintas Kepahiang- Bengkulu Desa Tebat Monok Nomor 325 Telepon (0732)391425
Faximile (0732)391144KEPAHIANG 39172

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KEPAHIANG


NOMOR : 801/ /RS.1.1

TENTANG

PIMPINAN UNIT RADIOLOGI


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KEPAHIANG
TAHUN ANGGARAN 2017

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KEPAHIANG

Menimbang : 1. bahwa dalam rangka meningkatkan efektifitas, efisiensi, dan


kelancaran pelaksanaan tugas serta meningkatkan mutu pelayanan,
maka dipandang perlu menetapkan pimpinan Unit Pelayanan
Radiologi

2. bahwa sehubungan dengan butir 1 tersebut dan untuk menunjang tertib


administrasi, maka dipandang perlu ditetapkan dan diatur dengan
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kepahiang

Mengingat : 1. Undang-Undang RI No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.


2. Undang-Undang RI. No. 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.
3. Undang-Undang RI. No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
4. Undang-Undang RI No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.248/Menkes/PER/III/2008 tanggal 11
Maret 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja RSUP Prof.Dr.R. D. Kandou
Manado.
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 772/Menkes/SK/VI/2002 tanggal 21
Juni 2002 tentang Pedoman Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital
byLaws)
7. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 129/Menkes/SK/II/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1014/MENKES/PER/2008 Tentang
Standard Pelayanan Radiologi .
9. Permenkes Nomor 357/MENKES/PER/V/2006 tentang Registrasi dan Izin
Kerja Radiografer
10. Permenkes Nomor 375/MENKES/SK/III/2007
11. Undang Undang No. 10 tahun 1997 tentang Ketenaganukliran
12. Peraturan Pemerintah No. 33 tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi
Pengion dan keamanan Sumber Radioaktif.
13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
780/MENKES/PER/VIII/2008 tentang Penyelenggaraan Pelayanan
Radiologi.
Memperhatikan :

MEMUTUSKAN

Menetapkan : Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kepahiang tentang


pimpinan Unit Pelayanan Radiologi dan diagnostic Imajing yang
kompeten;

Pertama : Pemimpin Unit Pelayanan Radiologi merupakan Satuan Kerja


Fungsional yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan kegiatan
perencanaan, pengembangan, monitoring dan evaluasi di Bidang
Pelayanan Radiologi untuk menunjang kesinambungan (kontinuitas)
pelayanan yang berfokus pada pasien.

Kedua : Pemimpin Pelayanan Radiologi meliputi perencanaan, penggerakan,


pelaksanaan dan pengendalian sumber daya, menyelenggarakan
pengisian kegiatan perencanaan dan pengembangan serta monitoring
dan evaluasi dalam lingkup Pelayanan radiologi..

Ketiga : Keputusan ini berlaku pada tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila
terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, akan diperbaiki sebagaimana
mestinya

Ditetapkan di : Kepahiang
Pada tanggal : 05 Januari 2017
Plt. Direktur,

Febi Nur Sanda


19810222 200904 2002
Lampiran I : Keputusan Direktur RSUD Kepahiang
Nomor : 801 / /RS.1.1
Tanggal : 05 Januari 2017

NO Nama Jabatan

1. dr. Rahmawati Pimpinan Unit Radiologi

Ditetapkan di : Kepahiang
Pada tanggal : 05 Januari 2017
Plt. Direktur,

Febi Nur Sanda


19810222 200904 2002
INSTALASI RADIOLOGI

1. Pengertian
Radiologi adalah satuan organisasi rumah sakit yang terdiri dari instalasi dan Staf Medis Fungsional
yang merupakan pelaksana penyelenggara pelayanan penunjang diagnosa dengan menggunakan
radiasi pengion dan non pengion.
2. Visi & Misi
Visi instalasi radiologi adalah “Menjadi pilihan utama dan rujukan dalam pelayanan radiodiagnostik”.

Misi instalasi radiologi meliputi :

a. Menyelenggarakan pelayanan radiodiagnostik yang prima dengan mengutamakan kepuasan


pelanggan.
b. Menerapkan pelayanan radiodiagnostik dengan mengikuti perkembangan IPTEK serta didukung
oleh SDM yang professional.
c. Berperan serta dalam mensejahterakan masyarakat melalui pelayanan radiodiagnostik.
d. Membangun kemitraan dengan seluruh pihak yang terkait dengan instalasi radiologi.
3. Motto
Baktiku Untukmu
4. Kedudukan dan Struktur Organisasi
Instalasi Radiologi bertanggung jawab dan berada di bawah direktur. Dalam pelaksanaan kegiatan
pelayanan berkordinasi secara administratif dengan bidang penunjang medik. Instalasi radiologi di
pimpin oleh seorang dokter spesialis radiologi dan dalam pelaksanaan harian dibantu oleh seorang
kepala ruang yang dibantu oleh beberapa staf sebagai penanggung jawab bidang - bidang kegiatan
maupun pelayanan.
DIREKTUR

dr. M. Farid Anshori, MM

Bagian :
WADIR PELAYANAN MEDIS DAN
IGD
MUTU
Bangsal
dr. Djoko Sugeng, MKes
Poliklinik
KASI PELAYANAN MEDIS KEPALA INSTALASI RADIOLOGI Laboratorium
dr. Prasetyo Budi D,MSc, Sp.Rad IPSRS
KASI PERAWATAN
Gizi

KEPALA RUANG Keuangan

Suparno, SH Diklat

Perlengkapan

PENANGGUNGJAWAB PENANGGUNGJAWAB PPR


PELAYANAN
Tri Puji Hastuti, AMR
Retno Hastuti, AMR

PENANGGUNGJAWAB PENANGGUNGJAWAB
INSTRUMEN LOGISTIK/BHP

Sutarman, AMR Sutrisno, SST

PENANGGUNGJAWAB PENANGGUNGJAWAB
JADWAL JAGA KAMAR GELAP

Dwi Santosa, AMR Sukirto, AMR

PENANGGUNGJAWAB
TATA USAHA

Suparni

Keterangan:

: Garis Komando

Bagan 4.12. Struktur Organisasi Instalasi Radiologi RSUD Dr Soehadi Prijonegor


Tugas dan Fungsi Pokok

Instalasi Radiologi mempunyai tugas pokok sebagai berikut:

a. Kepala Instalasi Radiologi


1. Memimpin instalasi radiologi
2. Memiliki master plane untuk kemajuan pelayanan radiologi
3. Koordinasi dengan instalasi lain di RSUD Dr Soehadi Prijonegoro
4. Menyelenggarakan pelayanan radiologi di instalasi yang dipimpin
5. Melakukan pembacaan foto
6. Melakukan pemeriksaan USG
7. Menerima konsultasi dengan dokter dan pasien maupun keluarga pasien
8. Menghadiri setiap pertemuan yang diadakan oleh komite medis dan managemen
9. Memberikan usulan-usulan terhadap pengembangan radiologi
b. Kepala Ruang
1. Mengawasi pelaksanaan kegiatan radiologi
2. Mengkoordinir semua kegiatan radiologi sesuai tugas masing-masing anak buahnya
3. Meminta laporan tugas yang diberikan tiap bulan pada stafnya
4. Melaporkan setiap kegiatan radiologi tiap bulannya maupun setiap diminta oleh
atasan
c. PPR
1. Memiliki tugas rutin sebagai penata rontgen dan diberikan tugas tambahan sebagai
PPR
2. Menyelenggarakan proteksi radiologi
3. Menyelenggarakan pelayanan film badge
4. Melaporkan KTD yang menyangkut pemakaian radiasi kepada atasan
5. Mengawasi perilaku pekerja radiasi terhadap proteksi radiasi
6. Mencatat hasil film badge dan tes kesehatan tiap tahun petugas radiasi
7. Melakukan perijinan pemakaian pesawat X-ray dan perpanjangannya
d. Kamar Gelap
1. Memiliki tugas rutin sebagai penata rontgen dan diberikan tugas tambahan sebagai
penanggungjawab kamar gelap
2. Bertanggungjawab memelihara kamar gelap dan fasilitas yang ada di dalamnya
3. Mengganti larutan film bila sudah lemah
4. Membuat jadwal penggantian larutan cuci film dan mencatatnya
5. Menyampaikan KTD pada atasan
6. Melakukan pencucian film di kamar gelap
e. BHP (Bahan Habis Pakai)
1. Memiliki tugas rutin sebagai penata rontgen dan diberikan tugas tambahan sebagai
penanggungjawab BHP
2. Berkoordinasi dengan gedung obat maupun perlengkapan untuk pemenuhan logistik
radiologi
3. Mengawasi dan mengontrol pemakaian obat dan logistik radiologi
4. Mengajukan permohonan dalam setiap pengebonan logistik radiologi
5. Menjamin ketersediaan logistik radiologi
6. Membuat laporan pemakaian logistik radiologi tiap hari, bulanan maupun bila
diminta
f. Alat dan Instrumen
1. Memiliki tugas rutin sebagai penata rontgen dan memiliki tugas tambahan sebagai
penanggungjawab alat dan instrumen radiologi
2. Mengatur, mengawasi dan memelihara alat dan instrumen yang dimiliki radiologi
3. Membantu kepala ruang dalam merencanakan kebutuhan alat dan instrumen yang
dibutuhkan yang akan datang
4. Membuat laporan dan maintenance alat-alat di radiologi dengan IPSRS secara
berkala
5. Membuat laporan adanya keluhan, kerusakan atau kehilangan alat di radiologi
apabila terjadi
g. Jadwal Dinas
1. Memiliki tugas rutin sebagai penata rontgen dan memiliki tugas tambahan sebagai
penanggungjawab jadwal dinas
2. Membuat dan mengatur jadwal jaga
3. Membuat laporan libur cuti, ijin maupun ekstra
4. Mengingatkan setiap terjadi pergeseran jadwal jaga
5. Melakukan pembagian jadwal jaga yang telah dibuat kepala unit yang terkait dengan
radiologi dan mempersiapkan jadwal jaga radiologi
h. Pelayanan
1. Mengatur pelayanan baik yang terprogram maupun tidak terprogram
2. Melakukan koordinasi dengan pihak yang terkait apabila ada general check up
3. Memberikan penjelasan tentang segala hal yang berkaitan dengan pelayanan
radiologi
4. Membuat tata cara tentang persiapan foto kontras
i. Administrasi
1. Memiliki tugas sebagai penanggungjawab administrasi radiologi
2. Mencatat segala kegiatan pelayanan radiologi dalam buku register
3. Mengarsipkan semua arsip surat masuk maupun keluar
4. Mengarsipkan salinan hasil bacaan foto
5. Melakukan tata usaha di instalasi radiologi
6. Melakukan laporan harian/ bulanan atau bila diminta atasan
j. Semua D3 Radiografer (huruf b s/d h)
1. Melakukan pemotretan terhadap pemotretan pasien dan prosesnya sampai selesai
diserahkan hasil pada pasien
2. Mematuhi standar proteksi radiasi setiap melakukan pemotretan
3. Menjaga, mengawasi, dan memelihara alat-alat dan instrumen radiologi
4. Menjaga keamanan, kerapian, kebersihan alat-alat radiologi
5. Kegiatan
Kegiatan yang dilakukan di instalasi radiologi meliputi :
a. Pemeriksaan X-ray foto tanpa kontras (kranial, toraks, abdomen, dan ekstremitas) dan
foto Panoramic.
b. Pemeriksaan X-ray foto dengan zat kontras (barium dan iodin kontras ionik dan
nonionik): colon in loop, IVP, Uterosistografi, sistografi, HSG, Fistulografi, OMD,
apendikogram, myelografi.
c. Pemeriksaan USG abdomen (hepar, lien, ren, pankreas, vesika felea, aorta abdominalis,
kelenjar limfe para aorta, vesika urinaria, dan prostat) dan obsgin (uterus dan adneksa)
6. Alur pemeriksaan
Pasien Loket Pendaftaran Pemeriksaan
Radiologi
Rawat Jalan Foto Polos

Rawat Inap Foto Kontras

Kasir

Loket Pembayaran

Pengambilan Hasil Pembacaan

Foto

Alur Rawat Jalan

Alur Rawat Inap

Alur Pemeriksaan

Bagan 4.13 Alur Pemeriksaan Pasien di Instalasi Radiologi


7. Evaluasi Permasalahan di Instalasi Radiologi
Secara umum tidak didapatkan suatu permasalahan. Sarana dan prasarana sudah cukup
memadai, bahkan pemeriksaan MRI sudah berjalan dua bulan ini. Pelayanan untuk
pemeriksaan radiologi non kontras dilayani selama 24 jam penuh.

También podría gustarte