Está en la página 1de 19

PENDIDIKAN DI INDONESIA

Oleh : Atika. A / 170581481

Abstrak

Pendidikan di Indonesia belum sepenuhnya memberikan pencerahan


kepada masyarakat melalui pembelajaran di sekolah dari nilai dan manfaat
pendidikan itu sendiri. Permasalahan tersebut disebabkan karena rendahnya
jumlah guru yang profesional, rendahnya kualitas guru dalam mengajar anak
didiknya, rendah nya supervisi atau pelayanan pemerintah terhadap guru dan anak
didik dalam proses perkembangan pendidikan serta rendahnya supervisi terhadap
SDM (Sumber Daya Manusia) di Indonesia. Untuk itu perlu adanya identifikasi
kembali terhadap masalah pendidikan di Indonesia dan solusi atas permasalahan
tersebut.

Kata Kunci : Supervisi, Pendidikan, Kualitas, Perkembangan, Permasalahan

A. Pendahuluan

1. Latar belakang

Pada dasar nya setiap negara pasti memiliki pendidikan terutama di negara

Indonesia. Pendidikan tersebut dari zaman ke zaman mengalami perubahan

mulai dari masa kerajaan Hindu-Budha, kerajaan Islam, pemerintahan kolonial

Belanda, Jepang, pada masa kemerdekaan hingga saat sekarang ini. Setiap

bangsa pasti menginginkan manusianya berkualitas dan punya daya saing

dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dan mampu

mengimbangi pesat nya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Berbagai

cara ditempuh pemerintahnya untuk meningkatkan kualitas sumber daya

1
Adalah Mahasiswa Jurusan Sosiologi Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial, Univesitas Negeri
Padang tahun 2017

1
manusia nya, termasuk pendidikan. Pendidikan merupakan modal bagi suatu

bangsa dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang

dimilikinya.2

Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang

berkualitas tinggi. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan

prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan, salah satu wahana

untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah

pendidikan.3

Pendidikan tersebut memiliki peranan yang sangat penting dalam

meningkatkan sumber daya manusia serta merupakan suatu wadah atau tempat

yang sangat tepat didalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia

serta harus menjadi prioritas secara optimal dan berkesinambungan, agar

kualitas peserta didik pada jenjang pendidikan sekolah dasar yang merupakan

pondasi untuk jenjang-jenjang pendidikan berikutnya benar-benar berkualitas

serta memiliki kompetensi yang tinggal mematangkan lagi setelah peserta

didik memulai pendidikan pada jenjang pendidikan yang berikutnya. Terlihat

dengan jelas ada kesinambungan antara jenjang pendidikan tingkat sekolah

dasar dengan tingkat jenjang-jenjang pendidikan lain.

2
Camellia dan Umi Chotimah, “Kemampuan Guru dalam Membuat Intsrumen Penilaian Domain
Afektif pada Mata Pelajaran PKN di SMP Negeri Se-Kabupaten Ogan Ilir”, 2012, “Jurnal”,
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Sriwijaya, Hal. 1
3
Puspitari Diminarni, ” Pengaruh Motivasi Belajar, Gaya Belajar dan Berfikir Kritis Terhadap
Indeks Prestasi Kumulatif ”, 2010, ”skripsi” Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Pembangunan “Veteran” Jawa Timur, Hal. 1

2
Pendidikan bagi bangsa yang sedang membangun seperti bangsa

Indonesia saat ini merupakan kebutuhan mutlak yang harus di kembangkan

sejalan dengan tuntutan pembangunan secara tahap demi tahap.4

Dalam dunia pendidikan, keberadaan peran dan fungsi guru sangat di

perlukan karena merupakan salah satu faktor yang sangat signifikan. Guru

merupakan bagian terpenting dalam proses belajar mengajar baik di jalur

pendidikan formal, informal, maupun nonformal. Oleh sebab itu, dalam setiap

upaya peningkatan kualitas pendidikan di tanah air, guru tidak dapat

dilepaskan dari berbagai hal yang berkaitan dengan eksistensi mereka. Dalam

hal ini, salah satu kompetensi yang harus di kuasai oleh seorang guru adalah

merencanakan, mengelola, dan melakukan evaluasi pembelajaran.

Peningkatan kemampuan mengajar seorang guru merupakan proses

pembentukan ketrampilan yang dilandasi oleh pengetahuan, ketrampilan, dan

sikap yang profesional. Proses pembentukan ketrampilan mengajar seorang

guru haruslah dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan sehingga akan

terbentuk seorang guru yang profesional.5

Sekolah memberi kesempatan yang sama dan membentuk kesempatan

yang sama di dalam mobilitas sosial yang lain. Sekolah dan pergururan tinggi

pun mencari dan mencoba mengajarkan kebenaran, apakah kebenaran itu

populer atau tidak serta mengajarkan kepada anak-anak muda tentang metode

4
Fuad Ihsan, ”Dasar-dasar Kependidikan”, 2008, Rineka Cipta, Jakarta, Hal. 3
5
Jumanta Hamdayama, “Metodologi Pengajaran”, 2016, Bumi Aksara, Jakarta, Hal. 1

3
itu.6 Guru-guru merupakan perwakilan ide-ide dari masyarakat dan mereka

mempunyai suatu hak untuk menolong generasi yang akan datang

menciptakan masyarakat yang lebih baik. Karena itu sekolah mengajarkan

demokrasi bagaimana membuat masyarakat lebih demokratis. 7

Berdasarkan UU No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, guru

diartikan sebagai pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi

peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, dasar

dan menengah. Untuk itu Indonesia membutuhkan tenaga pendidik yang

profesional untuk meningkatkan tujuan pendidikan.8

Menurut Anis Baswedan Ph. D, guru merupakan garda terdepan dalam

peningkatan mutu pendidikan Indonesia. Untuk itu, guru yang berkualitas

harus dimiliki Indonesia agar tujuan pendidikan mampu direalisasikan dengan

baik. Jika kita lihat kondisi guru dilapangan maka hanya sedikit guru yang

bisa dikatakan profesional. Hal ini dapat kita lihat dari data Ditjen PMPTK

yang menyatakan bahwa, “hingga 2007 tercatat baru 16,57% guru SD yang

berkualifikasi S1 dan guru SMP sebanyak 61,31%. Dijenjang pendidikan

menengah guru SMA yang berkualifikasi S1 sebanyak 83,34% dan SMK

sebesar 77,53%.9

6
Abu Ahmadi, “Sosiologi Pendidikan”, 2016, Rineka Cipta, Jakarta, Hal. 158
7
Ibid
8
Lutfi, “Fakta Guru di Indonesia”, 2014, WWW.Slideshare.net, Dikutip tanggal 05 November
2017, Pukul 17.21 WIB
9
Ibid

4
Dalam hal ini, guru dipandang sebagai faktor cerminan terhadap

pencapaian mutu prestasi belajar siswa dan guru dituntut untuk memiliki

pemahaman dan kemampuan secara komprehensif tentang kompetensinya

sebagai pendidik. Seperti, penguasaan landasan profesional/akademik,

penguasaan materi akademik, ketrampilan dalam proses kerja, penyesuaian

interaksional, dan kepribadian.10

Peningkatan kemampuan profesional guru bukanlah pekerjaan yang

mudah dilakukan karena mengajar bukanlah sekedar kegiatan rutin dan dan

mekanis. Dalam mengajar terkandung kemampuan menganalisis kebutuhan

siswa, mengambil keputusan apa yang harus dilakukan, merancang

pembelajaran yang efektif dan efisien, mengaktifkan siswa melalui motivasi

instrinsik dan ekstrinsik, mengevaluasi hasil belajar, serta merevisi

pembelajaran berikutnya agar lebih efektif guna meningkatkan prestasi belajar

siswa. Selain itu, pendidikan di sekolah juga memerlukan fasilitas yang

memadai dan lengkap karena dengan adanya fasilitas yang lengkap maka

pendidikan tersebut dapat mendukung dan membantu dalam mengembangkan

potensi yang dimiliki seorang anak/peserta didik.

Dengan demikian, mengajar merupakan kegiatan yang harus dilakukan

secara profesional dan seorang guru harus mempertanggungjawabkan

keputusannya dalam mengajar secara moral, ilmiah, dan profesional karena

dengan apa yang peserta didik terima dan yang guru lakukan dapat

10
Syamsu Yusup L.N dan Nani M. Sughandi, ”Perkembangan Peserta Didik”, 2011, Rajawali
Pers, Jakarta, Hal. 139

5
mempengaruhi perkembangan dan perilaku peserta didik dimasa yang akan

datang. Mengingat peran dan fungsi guru sangat strategis dalam menyiapkan

generasi yang akan datang maka guru dituntut kreatif dan mau belajar secara

terus menerus untuk meningkatkan kemampuan mengajarnya.11

Dari hasil uraian di atas, maka timbul lah sebuah permasalahan yang

ingin di bahas oleh penulis yaitu Bagaimana Cara Meningkatkan

Kemampuan Sumber Daya Guru yang Profesional.

2. Tujuan penulisan

Adapun yang menjadi tujuan penulisan dari judul di atas, adalah untuk

memahami apa itu pendidikan, untuk mengetahui pentingnya mengembangkan

kemampuan guru dalam proses belajar mengajar, untuk memahami pentingnya

pendidikan dalam kehidupan bermasyarakat, untuk mengetahui tujuan dan

manfaat melakukan sertifikasi bagi guru.

bersedianya guru dalam mengajar di tantang untuk senantiasa melakukan

perubahan-perubahan yang inovatif bagi tumbuh kembangnya dunia ilmu

pengetahuan dan teknologi, sehingga guru mampu mengimbangi pesan moral

yang tertuang di dalam tujuan pembangunan pendidikan nasional dengan cara

berusaha secara maksimal dalam meningkatkan kualitas pendidikan peserta

didik dalam upayanya memupuk bakat, minat serta kecakapan yang harus

dikuasai sehingga peserta didik memiliki kualitas pendidikan yang sejalan

11
Jumanta Hamdayama, “Metodologi dan Pengajaran”, 2016, Bumi Aksara, Jakarata, Hal. 2

6
dengan apa yang dilakukan guru dalam tujuan pembangunan pendidikan

nasional.

Tujuan pendidikan itu pada hakikat nya untuk memanusiakan manusia,

atau mengantarkan anak didik untuk dapat menemukan jati dirinya.

Memanusiakan manusia, berarti ingin menempatkan manusia-manusia

Indonesia sesuai dengan proporsi dan hakikat kemanusiaan nya. Agar manusia

menemukan jati dirinya, maksud nya agar setiap individu manusia itu

menyadari dan memahami “siapa dia”, “mengapa dia diadakan didunia ini”,

dan “harus kemana nantinya”.12

Berdasarkan UU No. 20 tahun 2003, menyatakan bahwa tujuan

pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan

mengembangkan manusia yang seutuhnya yaitu manusia yang bertakwa

kepada tuhan yang maha esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan

dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan

mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan bangsa.13

B. Pembahasan

1. Pendidikan

Pendidikan sebagai salah satu sektor yang paling penting dalam

pembangunan nasional, dijadikan andalan utama untuk berfungsi semaksimal

12
Sardiman, “Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar”, 2007, Raja Grafindo Persada, Jakarta,
Hal. 61
13
Puspitari Diminarni, ” Pengaruh Motivasi Belajar, Gaya Belajar dan Berfikir Kritis Terhadap
Indeks Prestasi Kumulatif ”, 2010, ”skripsi” Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Pembangunan “Veteran” Jawa Timur, Hal. 1

7
mungkin dalam upaya meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia

dimana iman dan takwa kepada tuhan yang maha esa menjadi sumber motivasi

kehidupan segala bidang.14

Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancangkan untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk

meningkatkan kualitas sumber daya manusia.15 Pendidikan adalah usaha sadar

untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia melalui kegiatan

pengajaran.16 Pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia untuk

meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi

pribadinya, yaitu rohani (fikir, karsa, rasa, cipta, dan budi nurani) dan jasmani

( panca indera serta keterampilan-keterampilan).17

Pendidikan tidak hanya dipandang sebagai usaha pemberian informasi

dan pembentukan keterampilan saja, namun diperluas sehingga mencakup

usaha untuk mewujudkan keinginan, kebutuhan dan kemampuan individu

sehingga tercapai pola hidup pribadi dan sosial yang memuaskan. Pendidikan

bukan semata-mata sebagai sarana untuk persiapan kehidupan yang akan

datang tetapi untuk kehidupan anak sekarang yang sedang mengalami

perkembangan menuju ke tingkat kedewasaannya. 18

14
Fuad Ihsan, “Dasar-Dasar Kependidikan”, 2008, Rineka Cipta, Jakarta, Hal. 4
15
Piet A. Sahertian, “Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan
Sumber Daya Manusia”, 2008, Rineka Cipta, Jakarta, Hal. 1
16
Puspitari Diminarni, ” Pengaruh Motivasi Belajar, Gaya Belajar dan Berfikir Kritis Terhadap
Indeks Prestasi Kumulatif ”, 2010, ”skripsi” Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Pembangunan “Veteran” Jawa Timur, Hal. 1
17
Ibid
18
Fuad Ihsan, “Dasar-Dasar Kependidikan”, 2008, Rineka Cipta, Jakarta, Hal. 5

8
Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak

yang harus dipenuhi sepanjang hayat tanpa pendidikan sama sekali mustahil

suatu kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi

(cita-cita) untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan

hidup mereka.

Berbicara tentang pendidikan juga tidak akan terlepas dari manusia.

Manusia merupakan subyek dari pendidikan, manusia dipandang sebagai

subyek bukan obyek. Pendidikan merupakan latihan bagi subyek didik dalsm

mencari ilmu dan semanga ilmu. Tujuan nya diarahkan kepada pengembangan

kreativitas, karena manusia kreatif adalah hakikat dari manusia sebagai subyek

pendidikan.19

Pembangunan sektor pendidikan mutlak dilakukan karena secara

langsung akan berpengaruh terhadap hidup dan kehidupan umat manusia.

Pendidikan yang hakiki menjadi bagian yang tidak terpisah oleh berbagai

kabutuhan dasar manusia. Oleh sebab itu, pendidikan merupakan hajat orang

banyak dan akan menjadi barometer bagi setiap manusia. Semakin tinggi

tingkat pendidikan seseorang, maka semakin luas dan berkembang pula pola

pikir, pola tindak, dan pola lakunya.20

Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia

ialah melalui proses pembelajaran di sekolah dalam usaha meningkatkan

19
Isjoni, “Wajah Baru Pendidikan Kita”, 2005, Unri Press, Pekanbaru, Hal.7
20
Isjoni , “Pendidikan sebagai Investasi Masa Depan”, 2006, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta,
Hal. 10

9
kualitas sumber daya pendidikan, guru merupakan komponen sumber daya

manusia yang harus dibina dan dikembangkan terus menerus. Potensi sumber

daya guru itu perlu terus menerus bertumbuh dan berkembang agar dapat

melakukan fungsinya secara profesional. Selain itu, pengaruh perubahan yang

serba cepat mendorong guru-guru untuk terus menerus belajar menyesuaikan

diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta mobilitas

masyarakat.21

Pendidikan juga berorientasi kepada kehidupan dan keterlibatan sosial

supaya manusia sebagai makhluk sosial dapat mengadaptasi dirinya dengan

lingkungan sosialnya, bahkan dapat memperbaikinya kearah yang lebih baik.

Pendidikan pada akhirnya terarah kepada pengembangan manusia sempurna

yaitu dimensi-dimensi fisik, intelektual, sosial, emisioanal, etika, dan religi

dikembang secara terpadu, seimbang, dan serasi.22

Kemampuan pendidikan di Republik ini memang sedang diuji dari masa

ke masa kebijakan pemerintah selalu mengotak atik dan menguji coba sistem

pendidikan. kebijakan itu turun temurun dari satu pemerintahan ke

pemerintahan berikutnya. Pembangunan pendidikan hendaknya diarahkan

kepada beberapa sektor yang merupakan kebutuhan mendasar karena langsung

21
Piet A. Sahertian, “ Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan dalam Pengembangan
Sumber Daya Manusia”, 2008, Rineka Cipta, Jakarta, Hal. 1
22
Isjoni, “ Wajah Baru Pendidikan Kita”, 2005, Unri Press, Pekanbaru, Hal. 7

10
memberikan dampak terhadap peningkatan mutu pendidikan.23 Ada 7 aspek

yang dijadikan pertimbangan dalam pembangunan pendidikan, yaitu:

1) Pengadaan tenaga guru, secara logika bagaimana kita dapat mewujudkan

pendidkan bermutu kalau tenaga guru sangat kurang dan sangat mustahil

pendidikan kita baik kalau SDM nya kurang, belum lagi kualitas nya yang

masih dipertanyakan.

2) Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan/sekolah, perlu adanya

dibangun gedung baru atau renovasi gedung yang rusak, dan penyediaan

buku paket untuk anak dan guru sehingga kita ingin one student one book

untuk setiap bidang studi.

3) Pengembangan kurikulum, perubahan atau penataan kembali kurikulum

perlu didasarkan pada relevansinya dengan perkembangan zaman, sesuai

dengan tuntutan ilmu pengetahuan, lebih sesuai dengan perubahan dan

lingkungan belajar siswa, sejalan dengan perkembangan model-model

kurikulum dan teori belajar mutakhir, lebih fungsional dan bermakna bagi

pribadi siswa, sesuai dengan kecendrungan baru pendidikan nasional yang

berorientasi pada otonomi daerah, tuntutan dan kebutuhan masyarakat

madani, dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, dapat meningkatkan

wawasan dan kesadaran kebangsaan, lebih sesuai dengan beban tugas

guru, dan lebih menyeimbangkan aspek pengetahuan, nilai, sikap, serta

keterampilan.

23
Isjoni, “Penddikan sebagai Investasi Masa Depan”, 2006, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, Hal.
22

11
4) Peningkatan kualitas pendidikan, bagi guru merupakan harga mati karena

kualitas SDM yang dihasilkan guru sangat tergantung kepada kualitas guru

itu sendiri. Peningkatan kualitas guru dapat saja berkaitan dengan

pemberian pendidikan dan pelatihan kepada mereka baik berupa TOT,

workshop, penetaraan kualifikasi pendidikan, magang, dan sebagainya.

5) Profesionalisme dan tanggung jawab terhadap profesi, semua guru harus

mempertanggungjawabkan secara moral profesinya baik untuk dirinya

maupun untuk anak bangsa sehingga setiap guru harus profesional karena

berkaitan dengan orang banyak, menentukan masa depan bangsa, dan

karakter anak bangsa.

6) Peningkatan kesejahteraan guru, perlu adanya tunjangan khusus kepada

guru disamping menaikan tunjangan fungsional.

7) Pemberdayaan masyarakat, pendidikan bermutu yang terwujud tidak

terlepas dari peran masyarakat. Pemberdayan masyarakat dalam

mewujudkan pendidikan bermutu perlu didukung.24

2. Sekolah dan guru

Sekolah adalah salah satu lembaga yang bertanggung jawab terhadap

pembentukan karakter pribadi anak (carakter building), disini peran dan

kontribusi guru sangat dominan. Sebagai suatu lembaga, sekolah memiliki

tanggug jawab moral sebagaimana anak didik itu pintar dan cerdas

sebagaimana diharapkan oleh orang tuanya. Guru berperan sebagai pemberi

ilmu pengetahuan (resource knowledge) tentunya semua kemampuan yang

24
Ibid

12
dimilii disampaikan kepada anak didiknya. Apabila anak didiknya

mendapatkan nilai bagus dan berhasil memperoleh prestasi merupakan suatu

kebanggaan tersendiri bagi seorang guru. Hal ini menunjukan metodologi dan

keterampilan mengajar guru patut dihargai karena telah mampu membawa anak

didiknya menjadi manusia cerdas, pintar, dan berwawasan luas. Dengan

demikian, sekolah sudah berfungsi sebagai institusi yang memiliki amanah dari

orang tua atau wali untuk mengajar karena orang tua tidak mampu untuk

mengajar dan mendidik anaknya.25

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi

peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan

dasar, dan pendidikan menengah.26

Keberhasilan dalam meningkatkan mutu pendidikan akan menjadi agenda

utama semua birokrasi pendidikan, semua komponen persekolahan, semua

orangtua dan wali murid, serta pihak-pihak lainnya yang memiliki jaringan

langsung atau tidak terhadap dunia pendidikan. mutu pendidikan. sangat

ditentukan oleh banyak pihak apakah pemerintah, masyarakat, sekolah,

orangtua dan siswa itu sendiri.27

25
Isjoni, “Wajah Baru Pendidkan Kita”, 2005, Unri Press, Pekanbaru, Hal. 22
26
Masnur Muslich, “ Sertifikasi Guru menuju Profesionalisme Pendidik”, 2007, Bumi Aksara,
Jakarta, Hal. 11
27
Isjoni, “Pendidikan sebagai Investasi Masa Depan”, 2006, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta,
Hal.33

13
3. Sarana dan prasarana

Faktor penentu atas keberhasilan dalam meningkatkan mutu pendidikan

juga ditentukan atas perlengkapan sarana dan prasarana pembelajaran, b

agaiman guru akan mengajar efektif dan hasil belajananak didiknay baik kalau

sarana pembelajaran dalam kelas tidak tersedia. Ini jelas akan menjadi

kebijakan pemerinatah karena itu merupakan tugas pemerintah untuk

meyediakan sarana pembelajaran di kelas yang diperlukan guru. Seperangkat

pembelajaran tersebut sangat menentukan dalam mewujudkan mutu

pendidikan, sangat tidak mungkin kalau kita menginginkan pendidikan

bermutu kalau seperangkat pembelajaran yang dibutuhkan guru dalam

kegiatan tidak tersedia.28 Sarana dan prasarana ada 2, yaitu:

1) Sarana dan prasarana pendidikan, meliputi pembangunan ruang belajar,

renovasi dan rehabilitasi ruang belajar beserta perangkat pendukung nya,

ruang laboratorium, perpustakaan, komputer, pusat sumber balajar, dan

termasuk tempat untuk guru, kepala sekolah, penjaga sekolah, wc guru dan

siswa.

2) Sarana dan prasarana pembelajaran, berkaitan dengan pengadaan alat dam

media pembelajaran untuk bidang IPA, IPS, bahasa, dan bidang lainnya,

buku-buku pegangan guru dan siswa di semua jenjang dan jenis

pendidikan, serta buku-buku untuk perpustakaan, dan peralatan untuk PSB

28
Ibid

14
sebagai tempat pengetahuan tentang program IT serta penggunaan

teknologi pembelajaran berbasis web dan sebagainya.29

4. Pengembangan sumber daya manusia

Sistem pendidikan yang benar dan baik akan menjadikan suatu bangsa

maju dan jaya bahkan bisa menjadi bangsa nomor satu di dunia sehingga

dihormati oleh bangsa dan negara manapun. Mutu pendidikan yang baik

menghasilkan SDM yang berkualitas pula dan SDM yang berkualitas

membuat suatu bangsa menjadi besar, kuat, dan bermartabat sehingga

terciptalah kemakmuran, kesejahteraan, dan kemajuan dalam segala bidang.

SDA yang melimpah ruah tiada berarti sama sekali tanpa memiliki investasi

SDM yang unggul dan handal.30

Di penghujung abad ke 20 dan memasuki milenium ketiga yang ditandai

dengan era globalisasi, semua bangsa berusaha untuk meningkatkan sumber

daya manusia termasuk sumber daya pendidikan. Khusus ketenagaan

pendidikan, yaitu guru. Berbagai usaha perbaikan dan peningkatan kualitas

guru baik melalui lembaga pendidikan maupun melalui penataran pendidikan

dan latihan. Semua usaha itu mengarah kepada pengadaan tenaga guru yang

profesional.31

Pofesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang

dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memenuhi standar mutu atau

29
Ibid
30
Isjoni, “ Wajah Baru Pendidikan Kita”, 2005, Uni Press, Pekanbaru, Hal. 16
31
Piet A. Sahertian, “Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan dalam Pengembangan Sumber
Daya Manusia”, 2008, Rineka Cipta, Jakarta, Hal. 2

15
norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi dan untuk meyakinkan

bahwa guru sebagai pekerjaan profesional maka syarat pokok pekerjaan

profesional harus dipenuhi.32

Kualitas guru di Indonesia masih tergolong relatif rendah yang

disebabkan oleh tidak terpenuhinya kualitas pendidikan minimal. Sebagai

gambaran rinci kualifikasi pendidikan miinimal guru di Indonesia sebagai

berikut:

1) Tingkat TK, guru yang tidak memenuhi kualifikasi pendidikan minimal

sebesar 199.470 orang (78,1%) dan sebagian besar berijazah SMA

sebanyak 32.510 orang.

2) Tingkat SD, guru yang tidak memenuhi kualifikasi pendidikan minimal

sebesar 391.507 orang (34%) yang meliputi seanyak 378.740 orang

berijazah SMA dan sebanyak 12. 767 orang berijazah D1.

3) Tingkat SMP, guru yang tidak memenuhi kualifikasi pendidikan minimal

sebesar 317.112 orang (71,2%) yang terdiri atas 130.753 orang berijazah

D1 dan 82.788 orang berijazah D2.

4) Tingkat SMA, guru yang tidak memenuhi kualifikasi pendidikan minimal

sebesar 87.133 orang (46,6%), yakni sebanyak 164 orang berijazah D1,

15.589 orang berijazah D2, dan 71.380 orang berijazah D3.33

32
Masnur Muslich, “ Sertifikasi Guru menuju Profesionalisme Pendidik”, 2007, Bumi Aksara,
Jakarta, Hal. 11
33
Ibid

16
Guru yang profesional memiliki ciri-ciri, antara lain memiliki

kemampuan sebagai ahli dalam bidang mendidik dan mengajar, memiliki rasa

tanggung jawab, yaitu mempunyai komitmen dan kepedulian terhadap

tugasnya, memiliki rasa kesejawatan dan menghayati tugasnya sebagai suatu

karier hidup serta menjunjung tinggi kode etik jabatan guru.34

Cara meningkatkan kompetensi guru, yaitu dengan menyetaraan guru

berdasarkan kualifikasi ilmunya, memberikan pelatihan kompetensi kepada

guru, meningkatkan kesejahteraan guru, dan memberikan supervisi pendidikan

dalam meningkatkan kompetensi nya.35

C. Penutup

1. Kesimpulan

Pendidikan merupakan sesuatu yang harus dimiliki oleh seseorang dan

semua orang berhak untuk mendapatkan nya. Pendidikan adalah ujung tombak

suatu negara, tertinggal atau majunya sebuah negara sangat tergantung pada

kondisi pendidikannya. Semakin berkembang pendidikan suatu negara maka

semakin besar dan majulah negara tersebut.

Apabila pendidikan di Indonesia sungguh ingin direformasi, salah satunya

yang perlu dibenahi adalah guru. Tantangan pendidikan yang amat kompleks

itu menuntut guru-guru yang memiliki karakter dan sifat tertentu, seperti

34
Ibid
35
Lutfi, “Fakta Guru di Indonesia”, 2014, WWW.Slideshare.net, Dikutip tanggal 05 November
2017, Pukul 17.21 WIB

17
menjalankan tugasnya sebagai penggilan hidup, berdedikasi tinggi, demokratis,

profesional, dan bersikap sebagai seorang yang intelektual.

2. Saran

Pendidikan tidak hanya di dapat dari proses belajar mengajar di sekolah

saja tetapi juga bisa di dapat dari kehidupan sehari-hari di lingkungan

masyarakat. Oleh karena itu, penulis mengharapkan agar penulisan artikel ini

dapat di teruskan atau dilanjutkan oleh penulis selanjutnya.

18
Daftar Pustaka

Abu Ahmadi, “Sosiologi Pendidikan”, 2016, Rineka Cipta, Jakarta

Camellia dan Umi Chotimah, “Kemampuan Guru dalam Membuat Intsrumen


Penilaian Domain Afektif pada Mata Pelajaran PKN di SMP Negeri Se-
Kabupaten Ogan Ilir”, 2012, “Jurnal”, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Sriwijaya

Fuad Ihsan, ”Dasar-dasar Kependidikan”, 2008, Rineka Cipta, Jakarta

Isjoni, “Wajah Baru Pendidikan Kita”, 2005, Unri Press, Pekanbaru

Isjoni, “Pendidikan sebagai Investasi Masa Depan”, 2006, Yayasan Obor


Indonesia, Jakarta

Jumanta Hamdayama, “Metodologi Pengajaran”, 2016, Bumi Aksara, Jakarta

Lutfi, “Fakta Guru di Indonesia”, 2014, WWW.Slideshare.net, Dikutip tanggal 05


November 2017, Pukul 17.21 WIB

Masnur Muslich, “Sertifikasi Guru menuju Profesionalisme Pendidik”, 2007,


Bumi Aksara, Jakarta

Puspitari Diminarni, ” Pengaruh Motivasi Belajar, Gaya Belajar dan Berfikir


Kritis Terhadap Indeks Prestasi Kumulatif ”, 2010, ”skripsi” Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa Timur

Piet A. Sahertian, “Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka
Pengembangan Sumber Daya Manusia”, 2008, Rineka Cipta, Jakarta

Sardiman, “Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar”, 2007, Raja Grafindo


Persada, Jakarta

Syamsu Yusup L.N dan Nani M. Sughandi, ”Perkembangan Peserta Didik”,


2011, Rajawali Pers, Jakarta

19

También podría gustarte