Está en la página 1de 10

MAKALAH

"Sistem Saluran Reproduksi"

Kelompok 2:
Nama: NIM:
Abdul Muhaimin Jaimiri 201759005
Hanok F. Wutwensa 201759041
Desi Sitorus
Riansyah Rumfot
BAB 1
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang

Reproduksi merupakan proses fisiologis pada makhluk hidup untuk


menghasilkan keturunan. Hewan tingkat tinggi, termasuk ternak sapi,
bereproduksi secara seksual dan proses reproduksinya meliputi beberapa tingkatan
fisiologik yang meliputi fungsi-fungsi yang sangat komplek dan terintegrasi
antara proses yang satu dengan yang lainnya. Tingkatan-tingkatan fisiologik
tersebut meliputi pembentukan sel-sel kelamin (gamet), pelepasan sel-sel gamet
yang telah berdiferensiasi secara fungsional, perkawinan untuk mempertemukan
gamet jantan dan gamet betina, fertilisasi, fusi antara kedua pronuklei,
pertumbuhan, diferensiasi dan perkembangan zigote sampai kelahiran normal.
Sehingga menjadi kebutuhan yang esensial untuk selalu memperhatikan organ
tersebut, terutama pemahaman masing-masing bagian dan fungsinya.
Dalam makalah ini akan dijelaskan sedikit pengetahuan dasar tentang ternak
ruminansia yaitu mengenai sistem reproduksi ternak ruminansia.

1.2.Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :


1. Untuk mengetahui bagian-bagian system reproduksi ternak jantan
2. Untuk mengetahui bagian-bagian system reproduksi ternak betina
3. Mengetahui fungsi atau guna system reproduksi ternak ruminansia
4.Mengetahui letak dari system reproduksi ternak ruminansia
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Organ Reproduksi Jantan


Organ reproduksi jantan dibagi atas organ reproduksi primer, sekunder dan
asesoris. Organ reproduksi primer atau utama terdiri dari testis dan tubullus
seminiferous. Organ reproduksi sekunder terdiri atas epididimis, vas deferens,
ampula, dan penis. Organ reproduksi asesoris yaitu kelenjar aksesoris yang terdiri
atas kelenjar prostat, kelenjar cowper, dan kelenjar vesicula seminalis. Hal ini
sesuai dengan pendapat Hardjopranjoto (1995) yang menyatakan bahwa alat
kelamin jantan umumnya mempunyai bentuk yang hampir bersamaan yaitu terdiri
dari testis yang terletak didalam skrotum, saluran-saluran kelamin, penis dan
kelenjar asesoris. Akoso (2008) menambahkan bahwa alat kelamin jantan terdiri
atas dua buah testis yang terbungkus oleh skrotum, saluran deferens, vesicula
seminalis, kelenjar prostata, penis dan uretra.

2.1.1 Testis
Testis merupakan bagian paling dalam dari organ reproduksi jantan yang
terletak didalam skrotum. Testis berfungsi untuk menghasilkan sperma dan
penghasil hormon testosteron, didalam testis terdapat organ yang berperan dalam
pembentukan sperma yaitu tubullus seminiferous. Hal ini sesuai dengan pendapat
Blakely dan Bade (1994) yang menyatakan bahwa testis terletak didalam skrotum,
testis berfungsi memproduksi sperma didalam tubulus konvolusi atau saluran
berkelok yang sangat kecil yang membentuk keseluruhan struktur testis. Sel-sel
interstisial yang terletak diruang antara tubulus seminuferous didalam testes yang
menghasilkan hormon jantan yang disebut testosteron. Menurut Akoso (2008)
testis berjumlah satu pasang yang tersusun oleh bentukan menyerupai cacing yang
disebut epididimis yang merupakan wadah sperma.

2.1.2. Epididimis
Epididimis merupakan saluran eksternal pertama dari testis, yang menyatu
secara longitudinal pada permukaan testis dan terbungkus dalam tunika vaginalis
bersama dengan testis. Caput (kepala) dari epididimis adalah daerah datar di
puncak testis, dimana 12 sampai 15 saluran (duktus) kecil, vasa efferentia,
menyatu menjadi satu ductus. Corpus (badan) memanjang sepanjang sumbu
longitudinal dari testis dan satu saluran tunggal yang terhubung sampai pada
cauda (ekor). Menurut Blakley dan Bade (1994) epididimis mempunyai empat
fungsi, yaitu pengangkutan (transportasi), penyimpanan (storage), pemasakan
(maturasi), dan pengentalan (konsentrasi) sperma. Toelihere (1983) menambahkan
bahwa epididimis mempunyai panjang sekitar 40 meter berperan untuk
menyalurkan sperma dari testes ke kelenjar kelamin aksesoris.

2.1.3. Vas Deferens


Vas deferens adalah sepasang saluran dari ujung distal cauda masing-
masing epididimis yang ujungnya didukung oleh lipatan peritoneum, melewati
sepanjang korda spermatika, melalui kanalis inguinalis ke daerah panggul, dimana
kemudian menyatu dengan uretra. Ujung vas deferens yang membesar dekat
uretra adalah ampula. Vas deferens memiliki lapisan tebal otot polos di dinding
dan memiliki fungsi tunggal trasportasi spermatozoa. Vas deferens mempunyai
fungsi sebagai pengangkut sperma ke uretra. Menurut Blakley dan Bade (1994)
yang menyatakan bahwa vas deferens berfungsi untuk menyalurkan semen yang
telah masak dari epididimis menjauhi kelenjar aksesoris. Hal ini ditambahkan
dengan pendapat dari Akoso (2008) yang menyatakan bahwa saluran deferens
merupakan pipa berdinding tebal yang mengangkut sperma keluar dari testis.

2.1.4. Penis
Penis adalah organ kopulasi jantan, membentuk secara dorsal di sekitar
uretra dari titik uretra dibagian pelvis, dengan lubang uretra eksternal pada ujung
bebas dari penis. Sapi memiliki sigmoid flexure, sebuah lengkungan berbentuk S
pada penis yang memungkinkan untuk ditarik kembali sepenuhnya ke dalam
tubuh, memiliki otot penis retractor, sepasang otot polos yang relaks yang
memudahkan perpanjangan penis dan kontraksi untuk menarik penis kembali ke
dalam tubuh. Otot retractor penis ini dari vertebra di daerah ekor dan menyatu ke
ventral penis pada anterior ke fleksura sigmoid. Glan penis, yang merupakan
ujung bebas dari penis, disuplai dengan saraf sensorik yang merupakan homolog
dari klitoris betina. Penis merupakan organ reproduksi jantan yang paling luar.
Penis terletak setelah gland penis dan berfungsi sebagai alat kopulasi. Hal ini
sesuai dengan pendapat Toelihere (1983) menambahkan bahwa penis mempunyai
fungsi ganda yaitu pengeluaran urine dan perletakan semen ke dalam saluran
reproduksi hewan betina. Akoso (2008) menambahkan bahwa organ seksual
jantan yang dibungkus oleh kulit yang disebut kalup (prepusium), lapisan dalam
kulip disuplai dengan kelenjar keringat yang mengeluarkan smegma.

2.1.5. Kelenjar Aksesoris


Kelenjar aksesoris terbagi menjadi tiga yaitu kelenjar vesicula seminalis,
kelenjar prostata dan kelenjar cowper. Kelenjar vesicular seminalis berfungsi
sebagai penghasil energi dalam bentuk fruktosa dan memberi nutrisi untuk
menghasilkan sperma. Kelenjar prostata berfungsi untuk menyeimbangkan ion
dalam tubuh agar tidak hipotonis dan hipertonis. Kelenjar cowper berfungsi
sebagai buffer (penyangga) yaitu menetralkan suasana agar tidak terlalu asam atau
terlalu basa karena sperma akan mati bila berada pada suasana asam atau basa,
selain itu kelenjar cowper berfungsi untuk membersihkan sisa urin. Hal ini sesuai
dengan pendapat Hardjopranjoto (1995) yang menyatakan bahwa kelenjar asesoris
terdiri dari kelenjar-kelenjar vesicula seminalis, prostata, bulbouretralis (couper’s
gland). Menurut Akoso (2008) bahwa kelenjar prostata terletak sepanjang uretra,
kelenjar ini mengeluarkan cairan yang ditumpahkan kedalam kelenjar bulbo-
uretralis untuk memungkinkan lewatnya sekresi testikular dan memberi nutrisi
cairan sperma yang berfungsi mengaktifkan dan menggerakkannya.

2.2 Organ Reproduksi Betina


Organ reproduksi betina terdiri dari ovarium, oviduk, uterus, serviks, vagina
dan vulva. Hal ini sesuai dengan pendapat Akoso (2008) yang menyatakan bahwa
alat kelamin betina terdiri dari dua buah indung telur (ovarium), dua buah oviduk
(tabung falopian), rahim (uterus), liang senggama (vagina), dan vulva.
2.2.1. Ovarium
Ovarium merupakan alat reproduksi betina yang berfungsi untuk
memproduksi sel telur atau ovum dan penghasil hormon estrogen. Sel telur
dihasilkan dari folikel. Ovarium berbentuk menyerupai biji almond, ovarium
terletak di dekat ginjal dan tidak mengalami pergeseran. Hal ini sesuai dengan
pendapat Blakley dan Bade (1994) yang menyatakan bahwa ovari yaitu
merupakan organ betina yang homolog dengan testes pada hewan jantan, berada
di dalam rongga tubuh, di dekat ginjal dan tidak mengalami pergeseran atau
perubahan tempat seperti pada testes. Ovari seekor sapi betina bentuknya
menyerupai biji almond dengan berat rata- rata 10 – 20 gram. Akoso (2008)
menambahkan bahwa ovarium berjumlah 2 buah dan berfungsi sebagai penghasil
produksi sel telur.
2.2.2. Oviduk
Oviduk terletak setelah ovarium dan berfungsi sebagai tempat fertilisasi
atau bertemunya sel sperma dan sel telur. Oviduk berbentuk menjadi dua saluran
yang panjang dan menghubungkan ovarium dan uterus. Hal ini sesuai dengan
pendapat Blakley dan Bade (1994) yang menyatakan bahwa ovari dirangsang
untuk melepaskan ovum ke dalam infundibulum dari oviduk. Peristiwa ini
sebenarnya tertunda sampai 12 jam setelah akhir birahi. Pembuahan, yaitu
persatuan antara sel telur dan sperma, terjadi di sepertiga bagian atas dari oviduk.
Akoso (2008) menambahkan bahwa oviduk bertbentuk dua saluran dengan
panjang yang bervariasi dan berdiameter 3mm yang menghubungkan ovarium dan
uterus. Fungsi oviduk adalah menyalurkan telur dari indung telur ke rahim.
2.2.3. Uterus
Uterus merupakan tabung di rongga perut yang terdiri dari dua buah
tanduk, sebuah batang dan sebuah leher. Uterus berfungsi sebagai tempat
perkembangan fetus menjadi embrio. Uterus terdiri dari tanduk uterus (cornua
uteri), dan badan uterus (corpus uteri). Proporsi relatif masing-masing uterus,
bentuk dan tanduk uterus bervariasi tergantung spesies. Hal ini sesuai dengan
pendapat Blakley dan Bade (1994) yang menyatakan bahwa fungsi uterus itu
banyak. Sebagai contoh, sebagai jalannya sperma pada saat kopulasi dan motilitas
(pergerakan sperma) ke tuba falopii dibantu dengan kerja yang sifatnya kontraktil.
Uterus juga berperan besar dalam mendorong fetus serta membrannya pada saat
kelahiran. Akoso (2008) menambahkan bahwa uterus adalah tabung berotot tebal
terletak di rongga perut terdiri atas dua buah tanduk, sebuah batang dan sebuah
leher (serviks).

2.2.4. Serviks
Serviks merupakan suatu struktur yang memisahkan rongga uterus dengan
rongga vagina. Serviks berfungsi untuk menutup uterus dari masuknya benda-
benda asing dan menutup saat terjadi kebuntingan. Hal tersebut sesuai dengan
pendapat Toelihere (1983) yang mengatakan fungsi cervix adalah mencegah
benda-benda asing atau mikroorganisme masuk ke lumen uterus. Serviks
menutup pada saat ternak mengalami kebuntingan. Hal ini sesuai dengan pendapat
Blakley dan Bade (1994) yang menyatakan bahwa suatu struktur yang
menyerupai sfingter (sphincter) yang memisahkan rongga uterin dengan rongga
vagina disebut serviks. Fungsi pokok serviks adalah untuk menutup uterus guna
melindungi masuknya bakteri maupun masuknya bahan- bahan asing. Selama
birahi dan kopulasi serviks berperan sebagai jalan masuknya sperma. Jika
kemudian terjadi kebuntingan, saluran uterin itu tertutup dengan sempurna guna
melindungi fetus.
2.2.5. Vagina
Vagina alat reproduksi paling luar yang berfungsi sebagai alat kopulasi
pada organ reproduksi betina dan tempet keluarnya fetus pada saat partus atau saat
terjadinya kelahiran. Menurut pendapat Blakley dan Bade (1994) yang
menyatakan bahwa struktur reproduksi internal yang paling bawah (paling luar)
adalah vagina yang berperan sebagai organ kopulasi pada betina. Disinilah semen
ditumpahkan oleh penis pejantan. Seperti halnya serviks, vagina juga
mengembang agar fetus dan membran dapat lewat pada waktunya. Toelihere
(1983) yang mengatakan bahwa vagina berfungsi sebagai alat kopulatoris dan
sebagai tempat berlalu bagi foetus sewaktu partus.
2.2.6. Vulva
Vulva adalah lubang terluar dari alat reproduksi. Fungsi vulva adalah
sebagai pelindung, tempat keluarnya lendir dan hormon pheromon untuk menarik
pejantan. Vulva berasal dari intoderm sinus urogenitalis dan ektoderm embrional.
Vulva terdiri atas labia mayora (luar) dan labia minora (dalam). Hal tersebut
sesuai dengan pendapat Toelihere (1983) yang menyatakan, bahwa vulva terdiri
dari labia majora, labia minora, commisura dorsalis, dan ventralis dan clitoris.
Vulva dan vestibulum tidak timbul dari saluran paramesonephrik primitif tetapi
berasal dari intoderm sinus urogenitalis dan ektoderm embrional. Menurut
Wodzicka et al (1991) labia vulva ditutupi oleh bulu-bulu yang jarang dan
menjaga lubang luar saluran reproduksi.
III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Dari hasil diskusi tersebut dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu :
1. Organ reproduksi ternak jantan terdiri atas organ reproduksi primer, sekunder dan
asesoris.
2. Organ reproduksi jantan primer terdiri atas testis dan tubullus seminiferous.
3. Organ reproduksi sekunder terdiri atas epididimis, vas deferens, ampula, dan
penis.
4. Organ reproduksi asesoris yang terdiri atas kelenjar prostat, kelenjar cowper, dan
kelenjar vesicula seminalis.
5. Organ reproduksi betina terdiri dari ovarium, oviduk, uterus, serviks, vagina dan
vulva. Setiap organ reproduksi mempunyai fungsi yang spesifik dalam
kelangsungan reproduksi ternak.
Daftar Pustaka

1. http://herupurbalingga.blogspot.com/2014/03/makalah-sistem-
reproduksi.html
2. https://sciencearsippe.wordpress.com/science-grade9/sistem-reproduksi-
manusia/
3. https://finishwellunbiologi.wordpress.com/2015/03/21/sistem-reproduksi-
manusia-dan-proses-pembentukan-sel-kelamin/

También podría gustarte