Está en la página 1de 27

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.

S
KHUSUSNYA Tn. Su DENGAN KATARAK MATUR SENILIS
DI RT 01 RW XIII KELURAHAN TANDANG

Pengkajian dilakukan mulai hari Minggu, 25 Desember 2005 di rumah keluarga Tn. S
pukul 17.00 WIB.

 DATA UMUM
1. Nama KK : Tn. S
2. Umur : 40 tahun
3. Pendidikan : SD
4. Pekerjaan : Buruh di kantor kontaktor
5. Alamat : RT 05 / RW XIII Kel. Tandang Kec. Tembalang
6. Daftar Anggota Keluarga
Hubungan dengan KK

Keterangan Imunisasi
Status

Pendidikan

Pekerjaan

Umur
Perkawinan

No Nama L/P

1. Ny. P Istri 34 th P Kawin SD Staffing amplop -


2. An. B Anak 18 th L BK SD Belum Bekerja -
3. An. W Anak 7 th P BK SD Pelajar -
4. Tn. Su Ayah 68 th L Kawin SD Tani kebun -
5. Ny. M Ibu 67 th P Kawin TS Tani kebun -

7. Genogram 4 generasi:

2
Tn. Su, 68 th Ny. M. 67 th
Katarak

Ny. P, 34 th Tn. S, 40 th
Sehat Maag
An. W, 7 th An. B, 18 th
Sehat Sehat

Keterangan :

: Laki - laki

: Perempuan

: Tinggal serumah

: Klien

: Meninggal

: Pisah

8. Tipe Keluarga :
Keluarga Tn. S termasuk tipe keluarga extended family, yang mana keluarga
Tn. S terdiri dari keluarga inti Tn S sebagai kepala keluarga, Ny. P sebagai
istri, An. B sebagai anak pertama dan An. W sebagai anak kedua dan keluarga
lain yaitu Tn. Su sebagai ayah kandung Tn. S dan Ny. M sebagai ibu kansung
Tn. S.
9. Budaya

3
Tn S beraal dari suku Jawa, Ny. P suku Jawa yang telah lama tinggal di Pulau
Sumatera (Jambi), keluarga Ny. P semua ada di Jambi, Tn Su dan Ny. M pun
berasal dari Jawa. Bahasa yang digunakan dalam keseharian adalah bahasa
Jawa dan kadang diselingi bahasa Indonesia. Dlam keluarga Tn. S tidak ada
pantangan atau kebiasaan yang mengikat, terutama kaitannya dengan
kesehatan.

10. Kegiatan Keagamaan Rutin Di Rumah


Keluarga Tn. S beragama islam, taat dalam menjalankan ibadah. Keluarga
Tn. T menganggap bahwa agama adalah keyakinan akan adanya Tuhan dan
manusia sebagai hambanya harus mengabdi dengan menjalankan perintah-
Nya dan menjauhi larangan-Nya. Keyakinan yang dianut dalam keluarga Tn.
S tidak ada yang bertentangan dengan kesehatan. Ny.P mengatakan didalam
keluarganya jarang sekali melakukan ibadah secara bersamaan (jama’ah)
dikarenakan kesibukan anggota keluarga yang susah untuk berkumpul
bersama pada suatu waktu.

11. Status sosial Ekonomi Keluarga


Tn. S sebagai kepala keluarga bekerja sebagai pekerja atau buruh pada suatu
kantor kontraktor. Ny. P ikut membantu ekonomi keluarga dengan
menyibukkan diri dengan menerima kerjaan melipati amplop (staffing
amplop). Tn. S dalam sebulan mempunyai penghasilan Rp 500.000 – Rp
750.000. Dari hasil sampingan Ny. P dalam sebulan mendapatkan hasil Rp.
100.000 – Rp. 150.000. Tn Su dan Ny. M mengerjakan kebun yang
dikelolanya tidak menghasilkan uang dlam bertaninya, akan tetapi hasil
kebunnya akan dikonsumsi sendiri untuk kebutuhan rumah tangganya. Ny. P
berusaha kebutuhan harian keluarga tercukupi dengan menghemat komsumsi
barang yang tidak perlu. Kebutuhan pangan harian dan sekolah, bayar listrik,
arisan yang Ny. P tekankan. Ny. P mengatakan dalam keluarga berusaha
menabung untuk keperluan yang tidak terduga, tabungan dalam mbentuk
tabungan uang yang disimpan lewat simpan pinjam PKK RT.

12. Aktivitas rekreasi dan waktu luang keluarga.


Tn. S dan Ny. P menyatakan bahwa televisi dan tape recorder yang
dimilikinya merupakan alat rekreasi yang dimiliki keluarga, bila keluarga

4
tidak ada acara ke luar rumah televise inilah yang menjadi alat rekreasi. .
Keluarga tidak mempunyai jadwal khusus untuk berekreasi bersama, Tn S
jarang sekali melakukan rekreasi bersama, tetapi kadang dan jarang dilakukan
Ny. P dan An. W jalan-jalan ke pasar Johar atau Peterongan untuk belanja dan
jalan-jalan.

 RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


13. Tahapan perkembangan keluarga saat ini
Saat ini keluarga Tn. S berada pada tahap perkembangan keluarga anak
remaja. Hal ini didukung oleh anak pertama Tn. S berusia 18 tahun yang
masuk pada masa remaja, saat ini sudah tidak bersekolah dan belum bekerja.

14. Tugas tahapan perkembangan yang belum terpenuhi


Tugas tahapan perkembangan yang belum terpenuhi adalah belum dapat
mempertahankan komunikasi terbuka anatara anak dan orang tua.

15. Riwayat keluarga inti


Keluarga Tn. S telah menikah 19 tahun yang lalu, 12 tahun yang lalu Tn. S
gagal dalam membina rumah tangga, yang harus cerai dengan istri
pertamanya, dan anak hasil perkawinannya (An. B) diasuh oleh Tn. S sampai
saat sekarang ini. Tn. S dan Ny. P telah menikah 10 tahun yang lalu atas dasar
suka sama suka, bertemu pertama kali saat sama-sama beklerja di Wonodri.
Dan saat ini telah mempunyai 1 orang putri (An. W) berusia 7 tahun, yang
mereka sangat dambakan. Telah menempati rumah kediaman ini sejak
menikah, rumah yang mereka tempati sekarang ini adalah masih kepunyaan
orang tua Tn. S. Dalam Keluarga Tn S walaupun An. B tidak anak kandung
Ny. P akan tetapi Ny. P tidak membedakan dalam pola asuh yang Ny. P
lakukan.

16. Riwayat keluarga sebelumnya


Dari keluarga Tn. S maupun keluarga Ny. P tidak ada riwayat penyakit
keturunan, ataupun menular. Hubungan antara keluarga dari pihak Tn. S dan
Ny. P baik, tidak ada konflik. Secara umum keluarga Tn. S tampak harmonis,
Ny. P mengatakan dalam berumah tangga selalu ada masalah yang muncul,
tapi dapat diselesaikan dengan baik. Ny. P mengatakan saat memutuskan

5
untuk berumah tangga dengan Tn. S, Ny. P telah memilih jodoh dan suami
atas dasar suka tidak berdasar paksaan. Dan Ny P mengatakan sudah tahu
sebelumnya bahwa Tn. L berstatus duda beranak satu.

 LINGKUNGAN
17. Karakteristik Rumah
Keluarga Tn. S tinggal di kawasan perumahan penduduk, dengan luas tanah ±
84 m2. Rumah milik orang tua Tn. S yaitu Tn. Su, bangunan semi permanen,
tembok belum disemen, lantai plester , ada 2 kamar tidur, , ruang tamu di
multi fungsikan untuk tambahan kamar tidur dan untuk kamar kerja untuk
pembuatan amplop, dapur, kamar mandi dan WC. Kondisi dalam rumah
kurang bersih dan kurang teratur. Dikamar tidur depan hanya ada ventilasi
udara tampak pengap dan kurang penerangan, tampak gelap, kamar tidur
belakang hanya ada ventilasi tampak pengap dan kurang penerangan , tidak
ada jendela, dapur tampak kurang rapid an kurang bersih dan kamar mandi
tampak kurang terang. Sumber mata air menggunakan sumur gali yang
terletak 20 meter dari rumah (menyalur dari tetangga). Septic tank berada di
luar rumah terletak dibelakang rumah. Kondisi air jernih, tidak berbau, tidak
berasa. Keluarga Tn. S memiliki ember khusus sebagai penampung air untuk
keperluan memasak. Pembuangan sampah keluarga ini dengan cara dibuang
di lahan kosong dan bila sudah banyak dan mengering akan dibakar. Terdapat
fasilitas pembuangan limbah rumah tangga berupa selokan yang dialirkan ke
selokan. Keluarga Tn. S mengetahui jika ada lingkungan yang kotor seperti
sampah yang berserakan, air yang menggenang itu semua dapat menimbulkan
penyakit seperti diare, demam berdarah. Dalam keluarga Tn. S kebiasaan
membersihkan rumah tidak setiap hari berupa menyapu lantai, dan kadang
mengepel bila dirasa kotor. Batas wilayah rumah Tn. S didepan berbatasan
dengan lapangan bulu tangkis, sebelah kanan berbatasan dengan rumah
tetangga, belakang berbatasan dengan areal pekuburan umum..
Denah Rumah : U

6
18. Karakteristik tetangga dan Komunitas
Adanya adapt istiadat warga yang masih dilakukan sampai dengan saat ini
yaitu masih dilakukannya ritual “Suronan” yaitu memperingati tahun baru
Islam dengan jalan warga satu RT berkumpul di lapangan untuk makan nasi
tumpeng dan berdoa selamat bersama, juga adanya peringatan hari
kemerdekaan “Agustusan” yang harus berkumpul bersama untuk makan nasi
tumpeng dan doa bersama. Keluarga Tn. S tinggal dipemukiman yang belum
padat di wilayah RW XIII. Lingkungan tetangga cukup ramah, dan
kekerabatan yang dimiliki warga lingkungan sekitar Tn. S sangat kental, hal
ini tampak apabila saat ada kerja bakti, atau ada yang mempunyai hajat, akan
selalu dibantu oleh tetangga disekitarnya. Keluarga Tn. S tinggal berdekatan
dengan tetangganya. Hubungan dengan tetangga cukup baik. Kebanyakan
tetangga bermata pencaharian sebagai buruh bangunan. Ny. P adalah kader
RT maupun RW yang aktif dalam melaksanakan kegiatannya, sehingga dalam
berinteraksi dengan warga yang lain tampak akrab. Keluarga Tn. S juga
sering memberi dan diberi makanan bila ada kelebihan makanan yang mereka
punyai pada tetangga yang lebih dekat.

19. Mobilitas Geografis Keluarga


Tn. S bersama keluarga menempati rumahnya sudah lebih 10 tahun. Letak
rumah didepannya ada lapangan bulu tangkis dari tanah dan belakang
rumahnya berbatsan dengan jalan kampung dan pekuburan umum, alat
transportasi umum yang ada yaitu ojek. Jalan kaki adalah alat transportasi
keluarga yang dimiliki keluarga Tn. S, karena Tn. S juga belum dapat
mengendarai motor. Keluarga Tn. S jarang sekali mengadakan rekreasi ke luar
rumah, minimal Ny. P bersama anaknya An. W jalan-jalan ke mal untuk
melihat-lihat. Rekreasi didalam rumah keluarga lakukan saat ada waktu
bersama kumpul dengan melihat televisi bersama di ruang tamu atau ruang
keluarga.

20. Perkumpulan keluarga dan Interaksi Dengan Masyarakat


Keluarga Tn.S tidak biasa berkumpul tiap harinya dengan keluarga, hal ini
disebabkan oleh kesibukan pekerjaan Tn. S yang mengharuskan pulang kerja
jam 17.00 WIB, hanya pada malam hari keluarga dapat berkumpul bersama

7
Di lingkungan rumah ada kegiatan rutin seperti pengajian ibu-ibu, PKK,
pertemuan RT , siskamling, posyandu lansia dan kebersihan lingkungan,
arisan, dan lain-lain. Ny. P ikut berperan serta pada kegiatan RT maupun RW
yaitu sebagai kader kesehatan balita dan sangat diunggulkan bapak RT untuk
membantu dalam kegiatan RT. Keamanan lingkungan terjaga, hubungan antar
tetangga baik. Tn S maupun Ny. P telah mengetahui tentang masalah
kesehatan yang dapat timbul oleh karena adanya kondisi tetangga atau
komunitas yang mereka tempati, seperti penyakit yang menular. An B mulai
menginjak usia remaja dan sering mengikuti kegiatan karang taruna tiap
minggu, An. W juga sering bermain dengan teman sebayanya dan mengaji
bersama.

21. Sistem pendukung keluarga


Tn. S mengetahui benar akan arti kesehatan, saat wawancara Tn. S
mengungkapkan apabila keluarga ada yang sakit, akan secepatnya
diperiksakan pada Puskesmas. Karena Ny. P juga seorang kader kesehatan
jadi mengetahui benar kondisi apa yang memerlukan penanganan pelayanan
kesehatan apabila ada anggota keluarga yang menderita sakit. Keluarga Tn. S
sangat yakin dengan pelayanan kesehatan dari pada jalur alternatif.

 STRUKTUR KELUARGA
22. Pola Komunikasi Keluarga
Komunikasi yang digunakan dalam keluarga Tn. S yaitu komunikasi terbuka,
jika ada masalah maka akan dirembuk bersama, tidak melibatkan orang lain.
Bahasa yang digunakan keluarga Tn. S adalah bahasa Jawa yang bertingkat,
bila bicara dengan orang yang lebih tua umurnya menggunakan bahasa Jawa
yang halus. Tn. Su dan Ny W sering menggunakan bahasa Jawa karena susah
mengungkapkan dalam bahasa Indonesia, tetapi mengerti arti bahasa yang
akan dilakukan. Ny. P sendiri untuk bicara dalam bahasa Jawa HAlus kurang
bias karena terbiasa sejak kecil menggunakan bahasa Indonesia.

23. Struktur Kekuatan keluarga


Setiap anggota keluarganya mempunyai peran dan dapat menjalankan peran
masing-masing dengan baik. Tn. S sebagai kepala keluarga berperan sebagai
pengambil keputusan, meskipun tetap lewat musyawarah keluarga, Ny. P

8
sebagai istri telah menggunakan perannya dengan baik dan dapat membagi
perannya ke masyarakat, An B walaupun belum bekerja tetapi sebagai anak
di bertanggung jawab untuk membantu pekerjaan dirumah, seperti mencuci,
mengalirkan air, An W sebagai anak yang masih belajar setingkat SD dapat
jalankan perannya sebagai anak yang sudah mulai banyak kegiatan. Tn. Su
berperan sebagai ayah kandung yang hanya dapat bekerja diladang, Ny, W
sebagai ibu kandung Tn, S berperan membantu pekerjaan Tn. Su diladang
atau kebun

24. Struktur peran


Tn. S berperan sebagai kepala keluarga, yang bertanggung jawab bekerja
mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya. Ny. P sebagai istri membantu
mencari nafkah dengan melipat amplop (staffing amplop), bertugas merawat
anak, pendamping suami, juga menyiapkan makanan bagi anak dan suami. An
B berperan sebagai anak yang sudah tidak menuntut ilmu lagi karena
keterbatasan biaya, belum bekerja dan masih membantu pekerjaan di rumah.
An. W sebagai anak kedua Tn. S dan anak pertama bagi Ny. P, masih
bersekolah, waktu digunakan banyak untuk sekolah

25. Nilai dan norma budaya


Tn. S memberikan suatu peraturan yang tidak mengikat pada anak-anaknya,
pada An. B disarankan untuk tidak jauh bergaul dengan temannya yang
mempunyai kegiatan yang negatif, minum-minuman atau obat-obatan,
begitupun pada anak W untuk tidak malam-malam bermain dengan temannya,
dan harus tidur sore.

 FUNGSI KELUARGA
26. Fungsi Afektif
Tampak secara obyektif keluarga saling menyanyangi, menghormati, bila ada
kesalahan seperti anak melakukan kesalahan langsung ditegur. Keluarga Tn. S
mempunyai tipe keluarga yang tidak mudah emosi atau marah, segala sesuatu
yang ada dikeluarganya selalu dapat dipecahkan bersama masalahnya. Tn. Su
karena faktor usia dan dengan keterbatasan penglihatannya kadang merasa
cepat tersinggung atau marah, tetapi bila sumber marahnya hilang Tn. Su
pasti akan kembali seperti biasanya.

9
27. Fungsi Sosialisasi
Keluarga Tn. S tidak masuk dalam pengurus RT, hanya saja Ny. P aktif dalam
kegiatan kader balita yang ada di RT maupun RW juga mereka aktif dalam
kegiatan RT yang lain seperti kegiatan pengajian, arisan, kegiatan PKK RT
maupun RW, pertemuan-pertemuan RW, kerja bakti, anak-anak juga aktif
dalam bereinteraksi dengan sebayanya dilingkunngan sekitarnya.
28. Fungsi Reproduksi
Ny. P seorang istri yang baru berusia 34 tahun, baru mempunyai 1 orang anak
dari hasil perkawinannya, dan Ny. P mengatakan sebenarnya keluarganya
menginginkan adanya keturunan lagi tapi sampai saat ini belum dikaruniai
anak lagi. Ny. P selama menikah belum pernah menggunakan alat kontrasepsi
jenis apapun. Ny. W berusia 67 tahun sudah tidak produktif lagi hanya
mempunyai 2 orang anak.
29. Fungsi Perawatan Kesehatan
29.1. Mengenal masalah kesehatan
Tn. Su sampai dengan pengkajian terakhir, merasa gangguan
penglihatannya tidak begitu dirasakannya, Keluarga Tn. S sudah
mengetahui bahwa ayahnya menderita penyakit katarak/gangguan
penglihatan. Tn S mengatakan sudah 2-3 tahun terakhir ini bapaknya
menderita katarak yang parah (sudah tidak dapat melihat), dan Tn. Su
bila disinggung tentang penyakitnya selalu menolak tindakan perawatan
dan pengobatan. Tn. Su hanya mengeluhkan perutnya sering terasa sakit
seperti ditusuk-tusuk, mengatakan nyeri saat ditekan, hilang bila untuk
istirahat. Tn. S sendiri mengatakan sering juga merasakan keluhan
seperti ayahnya, Tn. S mengatakan dirinya telah mengetahui sakit maag,
dan berhenti atau hilang bila untuk istirahat dan minum Waisan.
Tandanya perutnya sakit diulu hari, rasanya sakit dan panas yang
menyebar diperut
29.2. Mengambil keputusan mengenai tindakan keperawatan
Tn. S dalam menghadapi masalah yang dihadapi ayahnya menjadi
bingung, dan belum tahu harus bagaimana merawatnya? Sepintas
keluarga tidak mampu mengambil keputusan untuk tindakan
selanjutnya. Ny. P pun sendiri sebagai kader juga belum dapat
memutuskan tindakan keperawatan disebabkan adanya penolakan dari

10
mertuanya. Tn. Su sendiri mengatakan akan piker-pikir tentang tindakan
operasi yang rencana dilakukan untuk menyembuhkan kataraknya
29.3. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga
Tn. S mengatakan bahwa bapaknya ini memang seorang pekerja keras,
dengan adanya gangguan penglihatan akan tetapi tidak mengurangi
minat jalan menuju tegalan/kebun untuk bertani. Ny. P belum tahu
bagaimana cara merawat Tn Su dengan gangguan penglihatan (katarak)
29.4. Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan rumah yang sehat.
Keluarga Tn. S sendiri belum tahu dengan benar apa yang harus
dilakukan pada lingkungan yang ada disekitar ayahnya saat melakukan
aktifitas di jalan maupun di dalam rumah.
29.5. Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan
Keluarga Tn. S sangat percaya dengan pelayanan kesehatan, setiap
anggota keluarganya ada yang menderita sakit yang memerlukan
pengobatan khusus selalu membawanya ke puskesmas atau poliklinik
24 jam, akan tetapi terakhir ini Tn. Su masih ragu dengan tindakan apa
yang akan dilakukan pada diri Tn. Su.

30. Fungsi Ekonomi


Pencari nafkah utama adalah Tn. S dengan rata-rata penghasilan Rp 500.000 –
Rp. 750.000 dengan ditunjang oleh penghasilan staffing amplop Rp 100.000-
Rp. 150.000. per bulan, uang hasil jerih payah ini di kelola oleh istri untuk
keperluan hidup dalam sebulan, sisanya untuk ditabung dalam bentuk uang
pada simpan pinjam uang tabungan RT. Uang ini digunakan secara rutin
untuk belanja makanan, bayar sekolah, biaya langganan listrik, arisan dan
lain-lain. Tn. Su dan Ny. W dari hasil mengolah kebun, tidak banyak
menghasilkan uang, hanya saja hasil yang didapat dikonsumsi sendiri untuk
kebutuhan rumah tangganya

 STRESS DAN KOPING INDIVIDU


31. Stressor jangka pendek dan jangka panjang
Tn. S dan Ny. P mengatakan dalam keluarganya sampai dengan saat ini tidak
ada masalah yang membuat keluarganya merasa stress atau menyita pikiran
dan waktu untuk berpikir. Masalah-masalah keluarga kecil sering muncul
akan tetapi akan hilang dengan cepat setelah dipecahkan secara bersama.

11
Masalah yang kadang menjadi pikiran Tn.S tapi tidak dijadikan prioritas
adalah maslah An. B yang belum bekerja karena pendidikan yang masih
rendah.
32. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
Setiap masalah yang muncul pada keluarga Tn. S akan selesai saat keluarga
kumpul untuk membahas masalah keluarga, biasanya hanya intern antara
kepala keluarga Tn. S dengan Ny. P. Jadi dapat disimpulkan dalam keluarga
ini terasa tidak ada masalah yang membuat keluarga harus banyak
berkonsentrasi terhadap masalah keluarganya.
33. Strategi Koping Yang digunakan
Strategi pemecahan masalah saat ini yaitu dengan musyawarah keluarga
dalam menyikapi masalah yang timbul dalam keluarga.
34. Harapan keluarga terhadap perawat berhubungan dengan masalah yang
dihadapi
Keluarga mengatakan akan sangat berterima kasih apabila perawat bisa
memberikan masukan pendapat yang dapat memberikan wawasan yang baru
untuk memecahkan masalah dalam keluarga.

 HARAPAN KELUARGA
Dengan adanya masalah yang dialami keluarga Tn. S khususnya pada Tn. Su
dengan Katarak Matur ini, keluarga mengharap untuk mengatasai masalah yang
muncul pada Tn. Su, mengharapkan perawat agar dapat memberikan masukan
atau pemecahan maslah terhadap gangguan penglihatan pada Tn. Su. Dan juga
mengharapkan perawat juga dapat merawat keluhan sakit pada perut bagian ulu
hati pada Tn S sendiri dan Tn. Su.

 RIWAYAT KESEHATAN ANGGOTA KELUARGA


35. Riwayat Kesehatan keluarga dahulu
Ny. M mengatakan dulu saat muda sekitar usia 40 tahunan, Tn. Su pernah
sakit yang tak kunjung sembuh dengan keluhan panas badan tak turun-turun,
tidak nafsu makan dan hanya tiduran selama 2 minggu, telah dibawa ke
manapun tidak sembuh, tapi setelah diberikan obat tradisional dengan jalur
alternative bisa sembuh. Sampai dengan saat ini dalam keluarga Tn. S tidak
pernah yang sakit dan harus rawat inap di rumah sakit. Tn Su kurang lebih 3
tahun terakhir mengalami gangguan penglihatan yaitu tidak dapat melihat

12
dengan jelas seperti saat sehat. Hal ini tidak begitu diraskan oleh Tn. Su
sebagai suatu gangguan, Tn. Su menganggap kondisinya saat ini tidak
mengganggu dalam beraktifitas, walaupun anggota keluarga yang lain
merasakan hal ini menjadi masalah bagi Tn. Su sendiri maupun anggota
keluarga yang lain.
36. Riwayat Kesehatan Keluarga sekarang
Saat dilakukan pengkajian, anggota keluarga yang sakit yaitu Tn Su yang
mengalami gangguan penglihatan yaitu katarak matur. Tn. Su mengatakan
kondisi ini tidak begitu mempengaruhi aktifitasnya, tetapi kadang dia tersesat
saat akan pulang dari kebunnya. Tn Su mengeluhkan kadang kala merasakan
perutnya sakit seperti ditusuk-tusuk, hal ini dirasakan saat pagi dan siang
hari. Kepala keluarga Tn. S pun mempunyai masalah yang sama yaitu
gangguan pencernaan yaitu sakit diulu hati, bila sedang kambuh Tn. S
mengatakan sampai pada kulit luar tampak gosong, sakitnya seperti ditusuk.
Tn S mengatakan memang dirinya sakit maag dan sering minum Waisan saat
penyakitnya datang dan merasa nyaman bila telah minum waisan tersebut.

 PENGKAJIAN FISIK
37. Pemeriksaan Fisik Anggota Keluarga
a. Tn. S, usia 40 tahun
1. Keadaan Umum : Tampak segar, sehat, keluhan sakit diulu hati
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. Tanda Vital
 Tekanan Darah : 120/80 mmHg
 Respirasi : 20 x/menit
 Nadi : 84 x/menit
 Berat Badan : 56 kg
4. Kepala : Rambut hitam, pendek, tidak mudah rontok,
bersih. Sclera tak icterik, konjuctiva tidak anemis, tidak ada gangguan
penglihatan, hidung bersih, tidak ada gangguan fungsi pembauan,
telinga bersih, tidak ada gangguan fungsi pendengaran, bersih, mulut
tidak ada karies gigi, tidak ada keluhan pada gigi.
5. Dada : Tidak sesak, tidak ada ronki, ekspansi dada
maksimal, tidak ada suara nafas tambahan Bunyi jantung I dan II
murni, tak ada suara jantung abnormal.

13
6. Perut/Abdomen : Datar, nyeri tekan daerah epigastrik, nyeri
tekan skala 3, hilang bila dilepaskan , istirahat dan minum waisan
adalah hal yang dapat mengurangi gejala dari nyeri
7. Genetalia/Anus : Tn S mengatakan tidak mengeluhkan
gangguan BAB dan BAK, frekuensi BAK 10 kali sehari, BAB sekali
sehari, tidak ada haemoroid.
8. Lengan dan tungkai : Kondisi tungkai dan lengan Tn S tidak ada
kelainan fungsi, tidak ada luka, dapat lakukan aktifitasnya dengan
optimal.

b. Ny. P, usia 34 tahun


1. Keadaan Umum : Tampak segar, sehat, keluhan kadang pusing
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. Tanda Vital
 Tekanan Darah : 130/90 mmHg
 Respirasi : 22 x/menit
 Nadi : 88 x/menit
 Berat Badan : 63 kg
4. Kepala : Rambut hitam, pendek, tidak mudah rontok,
bersih. Sclera tak icterik, konjuctiva tidak anemis, tidak ada gangguan
penglihatan, hidung bersih, tidak ada gangguan fungsi pembauan,
telinga bersih, tidak ada gangguan fungsi pendengaran, bersih, mulut
tidak ada karies gigi, tidak ada keluhan pada gigi.
5. Dada : Tidak sesak, tidak ada ronki, ekspansi dada
maksimal, tidak ada suara nafas tambahan, Bunyi jantung I dan II
murni, tak ada suara jantung abnormal.
6. Perut/Abdomen : Datar, supel, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
keluhan gangguan pencernaan
7. Genetalia/Anus : Ny. P mengatakan tidak mengeluhkan
gangguan BAB dan BAK, frekuensi BAK 8 kali sehari, BAB sekali
sehari, tidak ada haemoroid.
8. Lengan dan tungkai : Kondisi tungkai dan lengan Ny. P tidak ada
kelainan fungsi, tidak ada luka, dapat lakukan aktifitasnya dengan
optimal.

14
c. Tn. Su, usia 68 tahun
1. Keadaan Umum : Tampak segar, sehat, keluhan sakit diulu hati
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. Tanda Vital
 Tekanan Darah : 140/90 mmHg
 Respirasi : 24 x/menit
 Nadi : 88x/menit
 Berat Badan : 52 kg
4. Kepala : Rambut hitam, pendek, tidak mudah rontok,
bersih. Sclera tak icterik, konjuctiva tidak anemis, tampak selaput
putih didepan pupil, katarak matur senil, tidak dapat melihat, hanya
tahu gelap dan terang, hidung bersih, tidak ada gangguan fungsi
pembauan, telinga bersih, tidak ada gangguan fungsi pendengaran,
bersih, mulut tidak ada karies gigi, tidak ada keluhan pada gigi.
5. Dada : Tidak sesak, tidak ada ronki, ekspansi dada
maksimal, tidak ada suara nafas tambahan, Bunyi jantung I dan II
murni, tak ada suara jantung abnormal.
6. Perut/Abdomen : Datar, nyeri tekan daerah epigastrik, nyeri
tekan skala 3, hilang bila dilepaskan , istirahat adalah hal yang dapat
mengurangi gejala dari nyeri
7. Genetalia/Anus : Tn Su mengatakan tidak mengeluhkan
gangguan BAB dan BAK, frekuensi BAK 8 kali sehari, BAB sekali
sehari, tidak ada haemoroid.
8. Lengan dan tungkai : Kondisi tungkai dan lengan Tn Su tidak ada
kelainan fungsi, tidak ada luka, dapat lakukan aktifitasnya dengan
optimal, terasa keras pada otot tangan dan kakinya

d. Ny. M, usia 67 tahun


1. Keadaan Umum : Tampak segar, sehat, tidak ada keluhan
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. Tanda Vital
 Tekanan Darah : 130/80 mmHg
 Respirasi : 20 x/menit
 Nadi : 80 x/menit
 Berat Badan : 58 kg

15
4. Kepala : Rambut beruban, digelung, tidak mudah
rontok, kurang bersih. Sclera tak icterik, konjuctiva tidak anemis,
tidak ada gangguan penglihatan, hidung bersih, tidak ada gangguan
fungsi pembauan, telinga bersih, tidak ada gangguan fungsi
pendengaran, bersih, mulut tidak ada karies gigi, tidak ada keluhan
pada gigi.
5. Dada : Tidak sesak, tidak ada ronki, ekspansi dada
maksimal, tidak ada suara nafas tambahan, Bunyi jantung I dan II
murni, tak ada suara jantung abnormal.
6. Perut/Abdomen : Datar, supel, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
keluhan terkait dengan gangguan pencernaan.
7. Genetalia/Anus : Ny. M mengatakan tidak mengeluhkan
gangguan BAB dan BAK, frekuensi BAK 10 kali sehari, BAB sekali
sehari, tidak ada haemoroid.
8. Lengan dan tungkai : Kondisi tungkai dan lengan Ny. M tidak ada
kelainan fungsi, tidak ada luka, dapat lakukan aktifitasnya dengan
optimal.
e. An. B, usia 18 tahun
1. Keadaan Umum : Tampak segar, sehat, tidak ada keluhan
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. Tanda Vital
 Tekanan Darah : 120/80 mmHg
 Respirasi : 20 x/menit
 Nadi : 84 x/menit
 Berat Badan : 56 kg
4. Kepala : Rambut hitam, pendek, tidak mudah rontok,
bersih. Sclera tak icterik, konjuctiva tidak anemis, tidak ada gangguan
penglihatan, hidung bersih, tidak ada gangguan fungsi pembauan,
telinga bersih, tidak ada gangguan fungsi pendengaran, bersih, mulut
tidak ada karies gigi, tidak ada keluhan pada gigi.
5. Dada : Tidak sesak, tidak ada ronki, ekspansi dada
maksimal, tidak ada suara nafas tambahan, Bunyi jantung I dan II
murni, tak ada suara jantung abnormal.
6. Perut/Abdomen : Datar, supel, tidak ada keluhan nyeri pada ulu
hati, tidak ada gangguan dalam pencernaan

16
7. Genetalia/Anus : An. B mengatakan tidak mengeluhkan
gangguan BAB dan BAK, frekuensi BAK lebih 10 kali sehari, BAB
sekali sehari, tidak ada haemoroid.
8. Lengan dan tungkai : Kondisi tungkai dan lengan An. B tidak ada
kelainan fungsi, tidak ada luka, dapat lakukan aktifitasnya dengan
optimal.
f. An. W, usia 7 tahun
1. Keadaan Umum : Tampak segar, sehat, tidak ada keluhan
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. Tanda Vital
 Tekanan Darah : 110/70 mmHg
 Respirasi : 16 x/menit
 Nadi : 88 x/menit
 Berat Badan : 35 kg
4. Kepala : Rambut hitam, pendek, tidak mudah rontok,
bersih. Sclera tak icterik, konjuctiva tidak anemis, tidak ada gangguan
penglihatan, hidung bersih, tidak ada gangguan fungsi pembauan,
telinga bersih, tidak ada gangguan fungsi pendengaran, bersih, mulut
tidak ada karies gigi, tidak ada keluhan pada gigi.
5. Dada : Tidak sesak, tidak ada ronki, ekspansi dada
maksimal, tidak ada suara nafas tambahan Bunyi jantung I dan II
murni, tak ada suara jantung abnormal.
6. Perut/Abdomen : Datar, supel, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
keluhan gangguan pencernaan.
7. Genetalia/Anus : An. W mengatakan tidak mengeluhkan
gangguan BAB dan BAK, frekuensi BAK 8 kali sehari, BAB sekali
sehari, tidak ada haemoroid.
8. Lengan dan tungkai : Kondisi tungkai dan lengan An. W tidak ada
kelainan fungsi, tidak ada luka, dapat lakukan aktifitasnya dengan
optimal.

 AKTIFITAS HIDUP SEHARI-HARI


38. Nutrisi dan Intake cairan
Komposisi makanan pada keluarga Tn. S terdiri dari makanan pokok yaitu
nasi, sayur, lauk. Dalam keluarga Tn. S tidak ada pantangan dalam hal

17
makanan. Kebiasaan keluarga dalam mengolah makanan selalu dicuci
terlebih dahulu sebelum dimasak, dalam menyajikan makanan tertutup. Tn. S
dan Tn. Su suka sekali konsumsi kopi setiap harinya. Ny. P mengatakan
makanan yang bergizi adalah makanan yang terdiri dari 4 sehat 5 sempurna.
 Tn.S : tidak pernah makan pagi dirumah, makan jam 9 pagi dikantor, dan
makan siang kadang pulang ke rumah setelah jam 5 sore,
minum lebih 6 gelas sehari, kopi minuman saat akan berangkat
kantor dan malam hari. Pola makan Tn. S kurang teratur.
 Tn.Su : tidak pernah sarapan saat akan berangkat ke kebun, hanya
minum kopi dan roti atau gorengan, makan siang bila diantar
makanan kadang Tn. Su tidak nafsu makan, minum lebih dari 8
gelas sehari
 Ny. P : pagi makan pagi, 3 kali sehari dengan lauk seadanya dengan
porsi yang cukup, minum air putih lebih 6 gelas sehari.
 Ny. M: makan pagi dengan porsi yang cukup sesuai makanan yang
disediakan, pola makan teratur 3 kali sehari, minum air putih
atau the lebih dari 7 gelas sehari
 An. B : makan 3 kali sehari dengan porsi yang cukup sesuai dengan
menu yang dihidangkan, minum air putih dan the kebih dari 8
gelas sehari.
 An.W : makan 3 kali sehari, makan pagi sebelum sekolah selalu di
tekankan, minum lebih 6 gelas sehari
39. Eliminasi
Keluarga Tn S mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak ada gangguan
terkait dengan frekuensi BAB dan BAK, frekeunsi BAB 1 kali sehari dan
BAK 7-10 kali sehari, dikamar mandi dan WC yang berseptic tank.
40. Mobilisasi
Tn. Su karena keterbatasan dalam penglihatan dalam melakukan aktifitas
terganggu, harus jalan pelan dan merambat, seringkali Tn. Su tersesat saat
pulang dari bekerja di kebun, sangat resiko untuk cidera atau jatuh. Untuk
anggota keluarga yang lain tak ada yang mengalami atau terganggua dalam
hal mobilisasi.
41. Personal Hygiene
Keluarga mengatakan mempunyai kebiasaan mandi 2 kali sehari, cuci rambut
3 hari atai 1 minggu sekali, gosok gigi 2 kali sehari, ganti baju 1 kali sehari,

18
mempunyai hansuk sendiri-sendiri. Tn. Su dalam melakukan personal
hygiene dapat lakukan dengan mandiri, walaupun ada keterbatasan dalam
penglihatan.

19
 ANALISA DATA
No Data Problem Etiologi

1. DS :
- Tn. S mengatakan “bapak Risiko tinggi cidera Ketidakmampuan
sudah hampir 2 tahun pada Tn Su keluarga mengenal
terakhir, penglihatannya sama masalah kesehatan
sekali tidak dapat untuk anggota keluarganya
melihat yang sakit katarak

DO : Pemeriksaan fisik pd Tn.


Su
- Tampak selaput putih didepan
kedua pupil
- Hanya dapat melihat gelap
dan terang
- Tidak dapat melihat apapun
- Katarak senile matur

DS :
- Tn. Su mengatakan bila ke Risiko tinggi cidera Ketidakmampuan
kebun berangkat sendiri pagi keluarga
hari dan pulang sendiri pada Tn Su memutuskan
kadang di jemput cucunya. mengambil tindakan
- Tn Su mengatakan “kadang kesehatan terhadap
saya tersesat makanya anggota keluarganya
kadang dijemput, tetapi saya yang sakit katarak
tidak pernah jatuh….”
- Tn. Su mengatakan dirinya
sehat tidak usah dioperasi,
sudah begini lama masih bisa
aktif bekerja mencari nafkah

DO :
- Tn. S pasrah
- Ny. M tidak berani
menawarkan, diam
- Ny. P diam

DS :
- Ny. P dan Ny. M mengatakan Risiko tinggi cidera Ketidakmampuan
“bapak itu orangnya keras keluarga merawat
kalau pulang padahal sering pada Tn Su anggota keluarganya
tersesat dan jalannya yang sakit katarak
merambat….”
- Tn. Su mengatakan saya
pulang jalan sendiri dan
kadang tersesat

20
DO :
- Tn. Su jalan merambat
- Tidak ada yang menggandeng
- Tidak tahu siapa yang
didepannya

DS :
- Ny. P mengatakan “bapak
tidak pernah pakai tongkat Risiko tinggi cidera Ketidakmampuan
saat jalan, hanya pakai keluarga
cangkul yang digunakan pada Tn Su memodifikasi
untuk penunjuk jalan…” lingkungan terhadap
- Ny. P mengatakan bapk kalau anggota keluarganya
mau minum kadang sering yang sakit katarak
memecahkan gelas, sering
terpeleset.
- Tn Su mengatakan Tidak
pernah pakai sandal, tongkat
biasa jalan pelan-pelan
DO :

- Letak geografis rumah yang


tidak rata
- Jarak ladang dan rumah 500
meter dengan kondisi yang
naik turun
- Pencahayaan rumah kurang
- Jalan menuju rumah turunan
dan belum ada tangga atau
pegangan untuk penehan
badan.
- Jalan masuk kerumah ada
satu anak tangga.
- Tidak menggunakan tongkat

DS :
- Tn. Su mengatakan dirinya
sehat tidak usah dioperasi, Risiko tinggi cidera Ketidakmampuan
sudah begini lama masih bisa keluarga
aktif bekerja mencari nafkah. pada Tn Su menggunakan
DO : fasilitas kesehatan
- Tidak menggunakan tongkat untuk mendukung
- Sering tersesat terhadap anggota
- Letak perabotan kurang keluarganya yang
teratur sakit katarak

21
2. DS :
- Tn. Su mengatakan “sering Perubahan rasa Ketidakmampuan
merasa perutnya sakit seperti nyaman (Nyeri akut) keluarga
tertusuk-tusuk…” pada Tn. S dan Tn. memodifikasi
- Tn. Su mengatakan “sakit Su lingkungan atau
perutnya saat ditekan makanan untuk
didaerah tengah perutnya…” anggota keluarga
- Tn. S mengatakan “ sering yang sakit gastritis
perutnya sakit….apa ini ang sakit gastritis
dinamakan sakit maag itu
pak….saya memang sakit
maag
- Tn. S mengatakan “memang
pagi tidak pernah sarapan,
makan pagi jam 9 dikantor
dan setelah itu makan sore
dirumah…tidak pernah
makan siang”
- Tn. S mengatakan “ sakit saat
perutnya ditekan, kadang
terasa mual…”
- Tn S dan Tn. Su mengatakan
bahwa mereka senang sekali
dengan kopi sehri bisa 2
gelas, dan mereka juga biasa
merokok.
- Tn. Su mengatakan bila saya
banyak pikiran kadang sehari
tidak makan…..”

DO :
- Makan tidak teratur
- Nyeri tekan epigastrik
- Skala nyeri 3
- Nyeri hilang bila
istirahat dan minum obat
- Tidak pernah sarapan
- Keluarga tidak tahu
penyebab yang pasti

DS :

- Tn. S mengatakan bila Perubahan rasa Ketidakmampuan


sudah sakit sekali saya nyaman (Nyeri akut) keluarga
minum waisan…obat yang pada Tn. S dan Tn. memodifikasi
saya cocok Su lingkungan atau
makanan untuk
DO : anggota keluarga
Tn. S mengatakan selama ini yang sakit gastritis
tidakpernah memeriksakan ang sakit gastritis
keluahannya pada dokter atau
perawat.
22
Tn. Su mengatakan bila ada
sakit yang dirasakan seperti itu
biasanya disembuhkan dengan
jamu

 DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Risiko tinggi cidera pada Tn. Su berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit katarak.
2. Perubahan kenyamanan (nyeri akut) pada Tn. S dan Tn. Su berhubunngan
dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
gastristis.
 SKORING
1. Risiko tinggi cidera pada Tn. Su berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit katarak
Kriteria Skor Total Pembenaran
1. Sifat Masalah : 3/3X1 1 Masalah adalah aktual terbukti
dengan Tn. Su sering tersesat dan
Aktual
jalan yang dilalui tidak rata dan
jauh, bila kondisi licin kadang Tn.
Su terpeleset, dan dijemput
cucunya bila tersesat
2.Kemungkinan 2/2X2 2 Masalah dapat diubah dengan
mudah karena penyebab masalah
Masalah dapat
adalah keluarga tidak mengenal
diubah : mudah bagaimana cara merawat yang
baik, karena Tn. Su menganggap
dirinya tidak ada gangguan,
sehingga harus mengoptimalkan
keadan Tn. Su.
3. Kemungkinan 2/3X1 2/3 Katarak adalah gangguan
penglihatan yang mana pupil
Masalah dapat
terhalang oleh selaput putih yang
dicegah : cukup menghalangi pandangan
solusinya adalah operasi katarak,
Tn. Su sudah 2 tahun mengalami
masalah tersebut, keluarga
berusaha mengajak Tn. Su periksa
akan tetapi selalu menolaknya

4. Menonjolnya 2/2X1 1 Keluarga menganggap penyakit


Tn. Su sangat berbahaya bila
Masalah :
tidak segera ditangani karena bias
Ada masalah, perlu mengakibatkan bapak jatuh atau
tersesat terus, keluarga sanggup
segera ditangani
dalam pengobatan yang harusnya
dapat dilakukan di rumah sakit,

23
dan ada kartu jaminan asuransi
kesehatan masyarakat miskin

Jumlah 4 2/3

2. Perubahan kenyamanan (nyeri akut) pada Tn. S dan Tn. Su berhubunngan


dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
gastristis.
Kriteria Skor Total Pembenaran
1. Sifat Masalah : 3/3X1 1 Masalah adalah aktual dibuktikan
dengan Tn. S maupun Tn. Su
aktual
mengeluhkan sakit perut bagian
epigastrik, dan adanya nyeri tekan
pada bagian itu, Tn S bila kambuh
sakitnya kadang minum obat
waisan.
2.Kemungkinan 2/2X2 2 Masalah dapat diubah dengan
mudah karena penyebab masalah
Masalah dapat
adalah keluarga tidak mengenal
diubah : Mudah cara merawat masalah gastritis
atau maag, keluarga ingin segera
dapat dengan mudah
menghilangkan masalahnya.
3. Kemungkinan 2/3X1 2/3 Masalah sakit perut sering terjadi
pada Tn. S maupun Tn. Su namun
Masalah dapat
Tn S sendiri sudah memberikan
dicegah : Cukup tindakan yang tepat yaitu minum
obat untuk mengurangi atau
menghilangkan sakit. Akan tetapi
Tn. Su menganggap sakitnya
biasa saja

4. Menonjolnya 1/2X1 1/2 Keluarga menganggap masalah


sakit perut atau maag adalah
Masalah :
masalah bagi keluarganya tetapi
Ada masalah tetapi bukan merupakan hal yang terlalu
membahayakan sehingga dalam
tidak perlu segera
penanganannya bisa dilakukan
ditangani secara pelan - pelan

Jumlah 4 1/6
 PRIORITAS MASALAH
1. Risiko tinggi cidera pada Tn. Su berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit katarak

24
2. Perubahan kenyamanan (nyeri akut) pada Tn. S dan Tn. Su berhubunngan
dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
gastristis.

EVALUASI SUMATIF

NO TGL DIAGNOSA EVALUASI TTD

25
KEPERAWATAN
1. 15 Jan Risiko tinggi cidera pada S :
2006 Tn. Su berhubungan  Ny. P mengatakan katarak
17.00 dengan ketidakmampuan adalah penyakit ketuaan yang
keluarga merawat anggota ditunjukkan adanya selaput
keluarga yang sakit pada mata
katarak.  Tn. S mengatakan
penyebabnya bisa dari bawaan
atau penyakit lain, dan…..o
karena pembedahan
 Tn. S mengatakan prinsipnya
bapak harus hati-hati, jangan
sampai jatuh, lingkungan harus
diperhatikan, tidak licin, tidak
gelap
 Ny. P mengatakan tandanya
penglihatannya kabur, double,
sering ganti kacamata, silau.
 Tn. S mengatakan belum
sempat membuatkan pegangan
tangan dibelakang rumah
karena sibuk.
 Ny, P mengatakan sudah
menyingkirkan benda yang
berbahaya jauh dari Tn. Su,
sudah memberikan lampu,
belajar menggandeng mbahe

O:
 An. B praktekkan cara
menggandeng Tn. Su, lantain
tidak licin, lampu terang,
barang membahayakan sudah
rapi, Tn. Su mengatakan sudah
tidak memecahkan gelas,
belum mau untuk tindakan
operasi, jalan dengan
digandeng

A:
 Tidak terjadi cidera atau jatuh
pada Tn. Su

P:
 Relisasikan pembuatan
pegangan tangan
 Hadirkan individu yang post
op katarak
 Libatkan keluarga dalam
aktifitas Tn. Su

2. 15 Jan Perubahan kenyamanan S :


26
2006 (nyeri akut) pada Tn. S  Tn. S mengatakan sekarang
17.00 dan Tn. Su berhubunngan sudah tidak begitu sakit,
dengan ketidakmampuan asalkan sarapan tidak terlambat
keluarga merawat  Tn. Su mengatakan tadi pagi
anggota keluarga yang makan mendoan dan minum
sakit gastristis. kopi jadi tidak merasa sakit
perut
 Tn. S mengatakan bila telat
makan sedikit rasanya sakitnya
tidak hilang-hilang
 Ny. P mengatakan berusaha
untuk memasak makanan yang
dibutuhkan oleh keluarganya

O:
 Tn. Su tidak sakit perut, tidak
nyeri tekan
 Tn. S tidak sakit perut
 Pola makan pagi , siang
dikantor dan malam dirumah
bagi Tn. S
 Menu makanan lengkap sore
ini
A:
Masalah nyeri hilang pada Tn. S
dan Tn. Su

P:
 Modifikasi masakan
 Motivasi makan pagi walau
sedikit
 Makan sedikit sering

27
28

También podría gustarte