Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
S
KHUSUSNYA Tn. Su DENGAN KATARAK MATUR SENILIS
DI RT 01 RW XIII KELURAHAN TANDANG
Pengkajian dilakukan mulai hari Minggu, 25 Desember 2005 di rumah keluarga Tn. S
pukul 17.00 WIB.
DATA UMUM
1. Nama KK : Tn. S
2. Umur : 40 tahun
3. Pendidikan : SD
4. Pekerjaan : Buruh di kantor kontaktor
5. Alamat : RT 05 / RW XIII Kel. Tandang Kec. Tembalang
6. Daftar Anggota Keluarga
Hubungan dengan KK
Keterangan Imunisasi
Status
Pendidikan
Pekerjaan
Umur
Perkawinan
No Nama L/P
7. Genogram 4 generasi:
2
Tn. Su, 68 th Ny. M. 67 th
Katarak
Ny. P, 34 th Tn. S, 40 th
Sehat Maag
An. W, 7 th An. B, 18 th
Sehat Sehat
Keterangan :
: Laki - laki
: Perempuan
: Tinggal serumah
: Klien
: Meninggal
: Pisah
8. Tipe Keluarga :
Keluarga Tn. S termasuk tipe keluarga extended family, yang mana keluarga
Tn. S terdiri dari keluarga inti Tn S sebagai kepala keluarga, Ny. P sebagai
istri, An. B sebagai anak pertama dan An. W sebagai anak kedua dan keluarga
lain yaitu Tn. Su sebagai ayah kandung Tn. S dan Ny. M sebagai ibu kansung
Tn. S.
9. Budaya
3
Tn S beraal dari suku Jawa, Ny. P suku Jawa yang telah lama tinggal di Pulau
Sumatera (Jambi), keluarga Ny. P semua ada di Jambi, Tn Su dan Ny. M pun
berasal dari Jawa. Bahasa yang digunakan dalam keseharian adalah bahasa
Jawa dan kadang diselingi bahasa Indonesia. Dlam keluarga Tn. S tidak ada
pantangan atau kebiasaan yang mengikat, terutama kaitannya dengan
kesehatan.
4
tidak ada acara ke luar rumah televise inilah yang menjadi alat rekreasi. .
Keluarga tidak mempunyai jadwal khusus untuk berekreasi bersama, Tn S
jarang sekali melakukan rekreasi bersama, tetapi kadang dan jarang dilakukan
Ny. P dan An. W jalan-jalan ke pasar Johar atau Peterongan untuk belanja dan
jalan-jalan.
5
untuk berumah tangga dengan Tn. S, Ny. P telah memilih jodoh dan suami
atas dasar suka tidak berdasar paksaan. Dan Ny P mengatakan sudah tahu
sebelumnya bahwa Tn. L berstatus duda beranak satu.
LINGKUNGAN
17. Karakteristik Rumah
Keluarga Tn. S tinggal di kawasan perumahan penduduk, dengan luas tanah ±
84 m2. Rumah milik orang tua Tn. S yaitu Tn. Su, bangunan semi permanen,
tembok belum disemen, lantai plester , ada 2 kamar tidur, , ruang tamu di
multi fungsikan untuk tambahan kamar tidur dan untuk kamar kerja untuk
pembuatan amplop, dapur, kamar mandi dan WC. Kondisi dalam rumah
kurang bersih dan kurang teratur. Dikamar tidur depan hanya ada ventilasi
udara tampak pengap dan kurang penerangan, tampak gelap, kamar tidur
belakang hanya ada ventilasi tampak pengap dan kurang penerangan , tidak
ada jendela, dapur tampak kurang rapid an kurang bersih dan kamar mandi
tampak kurang terang. Sumber mata air menggunakan sumur gali yang
terletak 20 meter dari rumah (menyalur dari tetangga). Septic tank berada di
luar rumah terletak dibelakang rumah. Kondisi air jernih, tidak berbau, tidak
berasa. Keluarga Tn. S memiliki ember khusus sebagai penampung air untuk
keperluan memasak. Pembuangan sampah keluarga ini dengan cara dibuang
di lahan kosong dan bila sudah banyak dan mengering akan dibakar. Terdapat
fasilitas pembuangan limbah rumah tangga berupa selokan yang dialirkan ke
selokan. Keluarga Tn. S mengetahui jika ada lingkungan yang kotor seperti
sampah yang berserakan, air yang menggenang itu semua dapat menimbulkan
penyakit seperti diare, demam berdarah. Dalam keluarga Tn. S kebiasaan
membersihkan rumah tidak setiap hari berupa menyapu lantai, dan kadang
mengepel bila dirasa kotor. Batas wilayah rumah Tn. S didepan berbatasan
dengan lapangan bulu tangkis, sebelah kanan berbatasan dengan rumah
tetangga, belakang berbatasan dengan areal pekuburan umum..
Denah Rumah : U
6
18. Karakteristik tetangga dan Komunitas
Adanya adapt istiadat warga yang masih dilakukan sampai dengan saat ini
yaitu masih dilakukannya ritual “Suronan” yaitu memperingati tahun baru
Islam dengan jalan warga satu RT berkumpul di lapangan untuk makan nasi
tumpeng dan berdoa selamat bersama, juga adanya peringatan hari
kemerdekaan “Agustusan” yang harus berkumpul bersama untuk makan nasi
tumpeng dan doa bersama. Keluarga Tn. S tinggal dipemukiman yang belum
padat di wilayah RW XIII. Lingkungan tetangga cukup ramah, dan
kekerabatan yang dimiliki warga lingkungan sekitar Tn. S sangat kental, hal
ini tampak apabila saat ada kerja bakti, atau ada yang mempunyai hajat, akan
selalu dibantu oleh tetangga disekitarnya. Keluarga Tn. S tinggal berdekatan
dengan tetangganya. Hubungan dengan tetangga cukup baik. Kebanyakan
tetangga bermata pencaharian sebagai buruh bangunan. Ny. P adalah kader
RT maupun RW yang aktif dalam melaksanakan kegiatannya, sehingga dalam
berinteraksi dengan warga yang lain tampak akrab. Keluarga Tn. S juga
sering memberi dan diberi makanan bila ada kelebihan makanan yang mereka
punyai pada tetangga yang lebih dekat.
7
Di lingkungan rumah ada kegiatan rutin seperti pengajian ibu-ibu, PKK,
pertemuan RT , siskamling, posyandu lansia dan kebersihan lingkungan,
arisan, dan lain-lain. Ny. P ikut berperan serta pada kegiatan RT maupun RW
yaitu sebagai kader kesehatan balita dan sangat diunggulkan bapak RT untuk
membantu dalam kegiatan RT. Keamanan lingkungan terjaga, hubungan antar
tetangga baik. Tn S maupun Ny. P telah mengetahui tentang masalah
kesehatan yang dapat timbul oleh karena adanya kondisi tetangga atau
komunitas yang mereka tempati, seperti penyakit yang menular. An B mulai
menginjak usia remaja dan sering mengikuti kegiatan karang taruna tiap
minggu, An. W juga sering bermain dengan teman sebayanya dan mengaji
bersama.
STRUKTUR KELUARGA
22. Pola Komunikasi Keluarga
Komunikasi yang digunakan dalam keluarga Tn. S yaitu komunikasi terbuka,
jika ada masalah maka akan dirembuk bersama, tidak melibatkan orang lain.
Bahasa yang digunakan keluarga Tn. S adalah bahasa Jawa yang bertingkat,
bila bicara dengan orang yang lebih tua umurnya menggunakan bahasa Jawa
yang halus. Tn. Su dan Ny W sering menggunakan bahasa Jawa karena susah
mengungkapkan dalam bahasa Indonesia, tetapi mengerti arti bahasa yang
akan dilakukan. Ny. P sendiri untuk bicara dalam bahasa Jawa HAlus kurang
bias karena terbiasa sejak kecil menggunakan bahasa Indonesia.
8
sebagai istri telah menggunakan perannya dengan baik dan dapat membagi
perannya ke masyarakat, An B walaupun belum bekerja tetapi sebagai anak
di bertanggung jawab untuk membantu pekerjaan dirumah, seperti mencuci,
mengalirkan air, An W sebagai anak yang masih belajar setingkat SD dapat
jalankan perannya sebagai anak yang sudah mulai banyak kegiatan. Tn. Su
berperan sebagai ayah kandung yang hanya dapat bekerja diladang, Ny, W
sebagai ibu kandung Tn, S berperan membantu pekerjaan Tn. Su diladang
atau kebun
FUNGSI KELUARGA
26. Fungsi Afektif
Tampak secara obyektif keluarga saling menyanyangi, menghormati, bila ada
kesalahan seperti anak melakukan kesalahan langsung ditegur. Keluarga Tn. S
mempunyai tipe keluarga yang tidak mudah emosi atau marah, segala sesuatu
yang ada dikeluarganya selalu dapat dipecahkan bersama masalahnya. Tn. Su
karena faktor usia dan dengan keterbatasan penglihatannya kadang merasa
cepat tersinggung atau marah, tetapi bila sumber marahnya hilang Tn. Su
pasti akan kembali seperti biasanya.
9
27. Fungsi Sosialisasi
Keluarga Tn. S tidak masuk dalam pengurus RT, hanya saja Ny. P aktif dalam
kegiatan kader balita yang ada di RT maupun RW juga mereka aktif dalam
kegiatan RT yang lain seperti kegiatan pengajian, arisan, kegiatan PKK RT
maupun RW, pertemuan-pertemuan RW, kerja bakti, anak-anak juga aktif
dalam bereinteraksi dengan sebayanya dilingkunngan sekitarnya.
28. Fungsi Reproduksi
Ny. P seorang istri yang baru berusia 34 tahun, baru mempunyai 1 orang anak
dari hasil perkawinannya, dan Ny. P mengatakan sebenarnya keluarganya
menginginkan adanya keturunan lagi tapi sampai saat ini belum dikaruniai
anak lagi. Ny. P selama menikah belum pernah menggunakan alat kontrasepsi
jenis apapun. Ny. W berusia 67 tahun sudah tidak produktif lagi hanya
mempunyai 2 orang anak.
29. Fungsi Perawatan Kesehatan
29.1. Mengenal masalah kesehatan
Tn. Su sampai dengan pengkajian terakhir, merasa gangguan
penglihatannya tidak begitu dirasakannya, Keluarga Tn. S sudah
mengetahui bahwa ayahnya menderita penyakit katarak/gangguan
penglihatan. Tn S mengatakan sudah 2-3 tahun terakhir ini bapaknya
menderita katarak yang parah (sudah tidak dapat melihat), dan Tn. Su
bila disinggung tentang penyakitnya selalu menolak tindakan perawatan
dan pengobatan. Tn. Su hanya mengeluhkan perutnya sering terasa sakit
seperti ditusuk-tusuk, mengatakan nyeri saat ditekan, hilang bila untuk
istirahat. Tn. S sendiri mengatakan sering juga merasakan keluhan
seperti ayahnya, Tn. S mengatakan dirinya telah mengetahui sakit maag,
dan berhenti atau hilang bila untuk istirahat dan minum Waisan.
Tandanya perutnya sakit diulu hari, rasanya sakit dan panas yang
menyebar diperut
29.2. Mengambil keputusan mengenai tindakan keperawatan
Tn. S dalam menghadapi masalah yang dihadapi ayahnya menjadi
bingung, dan belum tahu harus bagaimana merawatnya? Sepintas
keluarga tidak mampu mengambil keputusan untuk tindakan
selanjutnya. Ny. P pun sendiri sebagai kader juga belum dapat
memutuskan tindakan keperawatan disebabkan adanya penolakan dari
10
mertuanya. Tn. Su sendiri mengatakan akan piker-pikir tentang tindakan
operasi yang rencana dilakukan untuk menyembuhkan kataraknya
29.3. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga
Tn. S mengatakan bahwa bapaknya ini memang seorang pekerja keras,
dengan adanya gangguan penglihatan akan tetapi tidak mengurangi
minat jalan menuju tegalan/kebun untuk bertani. Ny. P belum tahu
bagaimana cara merawat Tn Su dengan gangguan penglihatan (katarak)
29.4. Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan rumah yang sehat.
Keluarga Tn. S sendiri belum tahu dengan benar apa yang harus
dilakukan pada lingkungan yang ada disekitar ayahnya saat melakukan
aktifitas di jalan maupun di dalam rumah.
29.5. Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan
Keluarga Tn. S sangat percaya dengan pelayanan kesehatan, setiap
anggota keluarganya ada yang menderita sakit yang memerlukan
pengobatan khusus selalu membawanya ke puskesmas atau poliklinik
24 jam, akan tetapi terakhir ini Tn. Su masih ragu dengan tindakan apa
yang akan dilakukan pada diri Tn. Su.
11
Masalah yang kadang menjadi pikiran Tn.S tapi tidak dijadikan prioritas
adalah maslah An. B yang belum bekerja karena pendidikan yang masih
rendah.
32. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
Setiap masalah yang muncul pada keluarga Tn. S akan selesai saat keluarga
kumpul untuk membahas masalah keluarga, biasanya hanya intern antara
kepala keluarga Tn. S dengan Ny. P. Jadi dapat disimpulkan dalam keluarga
ini terasa tidak ada masalah yang membuat keluarga harus banyak
berkonsentrasi terhadap masalah keluarganya.
33. Strategi Koping Yang digunakan
Strategi pemecahan masalah saat ini yaitu dengan musyawarah keluarga
dalam menyikapi masalah yang timbul dalam keluarga.
34. Harapan keluarga terhadap perawat berhubungan dengan masalah yang
dihadapi
Keluarga mengatakan akan sangat berterima kasih apabila perawat bisa
memberikan masukan pendapat yang dapat memberikan wawasan yang baru
untuk memecahkan masalah dalam keluarga.
HARAPAN KELUARGA
Dengan adanya masalah yang dialami keluarga Tn. S khususnya pada Tn. Su
dengan Katarak Matur ini, keluarga mengharap untuk mengatasai masalah yang
muncul pada Tn. Su, mengharapkan perawat agar dapat memberikan masukan
atau pemecahan maslah terhadap gangguan penglihatan pada Tn. Su. Dan juga
mengharapkan perawat juga dapat merawat keluhan sakit pada perut bagian ulu
hati pada Tn S sendiri dan Tn. Su.
12
dengan jelas seperti saat sehat. Hal ini tidak begitu diraskan oleh Tn. Su
sebagai suatu gangguan, Tn. Su menganggap kondisinya saat ini tidak
mengganggu dalam beraktifitas, walaupun anggota keluarga yang lain
merasakan hal ini menjadi masalah bagi Tn. Su sendiri maupun anggota
keluarga yang lain.
36. Riwayat Kesehatan Keluarga sekarang
Saat dilakukan pengkajian, anggota keluarga yang sakit yaitu Tn Su yang
mengalami gangguan penglihatan yaitu katarak matur. Tn. Su mengatakan
kondisi ini tidak begitu mempengaruhi aktifitasnya, tetapi kadang dia tersesat
saat akan pulang dari kebunnya. Tn Su mengeluhkan kadang kala merasakan
perutnya sakit seperti ditusuk-tusuk, hal ini dirasakan saat pagi dan siang
hari. Kepala keluarga Tn. S pun mempunyai masalah yang sama yaitu
gangguan pencernaan yaitu sakit diulu hati, bila sedang kambuh Tn. S
mengatakan sampai pada kulit luar tampak gosong, sakitnya seperti ditusuk.
Tn S mengatakan memang dirinya sakit maag dan sering minum Waisan saat
penyakitnya datang dan merasa nyaman bila telah minum waisan tersebut.
PENGKAJIAN FISIK
37. Pemeriksaan Fisik Anggota Keluarga
a. Tn. S, usia 40 tahun
1. Keadaan Umum : Tampak segar, sehat, keluhan sakit diulu hati
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. Tanda Vital
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Respirasi : 20 x/menit
Nadi : 84 x/menit
Berat Badan : 56 kg
4. Kepala : Rambut hitam, pendek, tidak mudah rontok,
bersih. Sclera tak icterik, konjuctiva tidak anemis, tidak ada gangguan
penglihatan, hidung bersih, tidak ada gangguan fungsi pembauan,
telinga bersih, tidak ada gangguan fungsi pendengaran, bersih, mulut
tidak ada karies gigi, tidak ada keluhan pada gigi.
5. Dada : Tidak sesak, tidak ada ronki, ekspansi dada
maksimal, tidak ada suara nafas tambahan Bunyi jantung I dan II
murni, tak ada suara jantung abnormal.
13
6. Perut/Abdomen : Datar, nyeri tekan daerah epigastrik, nyeri
tekan skala 3, hilang bila dilepaskan , istirahat dan minum waisan
adalah hal yang dapat mengurangi gejala dari nyeri
7. Genetalia/Anus : Tn S mengatakan tidak mengeluhkan
gangguan BAB dan BAK, frekuensi BAK 10 kali sehari, BAB sekali
sehari, tidak ada haemoroid.
8. Lengan dan tungkai : Kondisi tungkai dan lengan Tn S tidak ada
kelainan fungsi, tidak ada luka, dapat lakukan aktifitasnya dengan
optimal.
14
c. Tn. Su, usia 68 tahun
1. Keadaan Umum : Tampak segar, sehat, keluhan sakit diulu hati
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. Tanda Vital
Tekanan Darah : 140/90 mmHg
Respirasi : 24 x/menit
Nadi : 88x/menit
Berat Badan : 52 kg
4. Kepala : Rambut hitam, pendek, tidak mudah rontok,
bersih. Sclera tak icterik, konjuctiva tidak anemis, tampak selaput
putih didepan pupil, katarak matur senil, tidak dapat melihat, hanya
tahu gelap dan terang, hidung bersih, tidak ada gangguan fungsi
pembauan, telinga bersih, tidak ada gangguan fungsi pendengaran,
bersih, mulut tidak ada karies gigi, tidak ada keluhan pada gigi.
5. Dada : Tidak sesak, tidak ada ronki, ekspansi dada
maksimal, tidak ada suara nafas tambahan, Bunyi jantung I dan II
murni, tak ada suara jantung abnormal.
6. Perut/Abdomen : Datar, nyeri tekan daerah epigastrik, nyeri
tekan skala 3, hilang bila dilepaskan , istirahat adalah hal yang dapat
mengurangi gejala dari nyeri
7. Genetalia/Anus : Tn Su mengatakan tidak mengeluhkan
gangguan BAB dan BAK, frekuensi BAK 8 kali sehari, BAB sekali
sehari, tidak ada haemoroid.
8. Lengan dan tungkai : Kondisi tungkai dan lengan Tn Su tidak ada
kelainan fungsi, tidak ada luka, dapat lakukan aktifitasnya dengan
optimal, terasa keras pada otot tangan dan kakinya
15
4. Kepala : Rambut beruban, digelung, tidak mudah
rontok, kurang bersih. Sclera tak icterik, konjuctiva tidak anemis,
tidak ada gangguan penglihatan, hidung bersih, tidak ada gangguan
fungsi pembauan, telinga bersih, tidak ada gangguan fungsi
pendengaran, bersih, mulut tidak ada karies gigi, tidak ada keluhan
pada gigi.
5. Dada : Tidak sesak, tidak ada ronki, ekspansi dada
maksimal, tidak ada suara nafas tambahan, Bunyi jantung I dan II
murni, tak ada suara jantung abnormal.
6. Perut/Abdomen : Datar, supel, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
keluhan terkait dengan gangguan pencernaan.
7. Genetalia/Anus : Ny. M mengatakan tidak mengeluhkan
gangguan BAB dan BAK, frekuensi BAK 10 kali sehari, BAB sekali
sehari, tidak ada haemoroid.
8. Lengan dan tungkai : Kondisi tungkai dan lengan Ny. M tidak ada
kelainan fungsi, tidak ada luka, dapat lakukan aktifitasnya dengan
optimal.
e. An. B, usia 18 tahun
1. Keadaan Umum : Tampak segar, sehat, tidak ada keluhan
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. Tanda Vital
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Respirasi : 20 x/menit
Nadi : 84 x/menit
Berat Badan : 56 kg
4. Kepala : Rambut hitam, pendek, tidak mudah rontok,
bersih. Sclera tak icterik, konjuctiva tidak anemis, tidak ada gangguan
penglihatan, hidung bersih, tidak ada gangguan fungsi pembauan,
telinga bersih, tidak ada gangguan fungsi pendengaran, bersih, mulut
tidak ada karies gigi, tidak ada keluhan pada gigi.
5. Dada : Tidak sesak, tidak ada ronki, ekspansi dada
maksimal, tidak ada suara nafas tambahan, Bunyi jantung I dan II
murni, tak ada suara jantung abnormal.
6. Perut/Abdomen : Datar, supel, tidak ada keluhan nyeri pada ulu
hati, tidak ada gangguan dalam pencernaan
16
7. Genetalia/Anus : An. B mengatakan tidak mengeluhkan
gangguan BAB dan BAK, frekuensi BAK lebih 10 kali sehari, BAB
sekali sehari, tidak ada haemoroid.
8. Lengan dan tungkai : Kondisi tungkai dan lengan An. B tidak ada
kelainan fungsi, tidak ada luka, dapat lakukan aktifitasnya dengan
optimal.
f. An. W, usia 7 tahun
1. Keadaan Umum : Tampak segar, sehat, tidak ada keluhan
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. Tanda Vital
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Respirasi : 16 x/menit
Nadi : 88 x/menit
Berat Badan : 35 kg
4. Kepala : Rambut hitam, pendek, tidak mudah rontok,
bersih. Sclera tak icterik, konjuctiva tidak anemis, tidak ada gangguan
penglihatan, hidung bersih, tidak ada gangguan fungsi pembauan,
telinga bersih, tidak ada gangguan fungsi pendengaran, bersih, mulut
tidak ada karies gigi, tidak ada keluhan pada gigi.
5. Dada : Tidak sesak, tidak ada ronki, ekspansi dada
maksimal, tidak ada suara nafas tambahan Bunyi jantung I dan II
murni, tak ada suara jantung abnormal.
6. Perut/Abdomen : Datar, supel, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
keluhan gangguan pencernaan.
7. Genetalia/Anus : An. W mengatakan tidak mengeluhkan
gangguan BAB dan BAK, frekuensi BAK 8 kali sehari, BAB sekali
sehari, tidak ada haemoroid.
8. Lengan dan tungkai : Kondisi tungkai dan lengan An. W tidak ada
kelainan fungsi, tidak ada luka, dapat lakukan aktifitasnya dengan
optimal.
17
makanan. Kebiasaan keluarga dalam mengolah makanan selalu dicuci
terlebih dahulu sebelum dimasak, dalam menyajikan makanan tertutup. Tn. S
dan Tn. Su suka sekali konsumsi kopi setiap harinya. Ny. P mengatakan
makanan yang bergizi adalah makanan yang terdiri dari 4 sehat 5 sempurna.
Tn.S : tidak pernah makan pagi dirumah, makan jam 9 pagi dikantor, dan
makan siang kadang pulang ke rumah setelah jam 5 sore,
minum lebih 6 gelas sehari, kopi minuman saat akan berangkat
kantor dan malam hari. Pola makan Tn. S kurang teratur.
Tn.Su : tidak pernah sarapan saat akan berangkat ke kebun, hanya
minum kopi dan roti atau gorengan, makan siang bila diantar
makanan kadang Tn. Su tidak nafsu makan, minum lebih dari 8
gelas sehari
Ny. P : pagi makan pagi, 3 kali sehari dengan lauk seadanya dengan
porsi yang cukup, minum air putih lebih 6 gelas sehari.
Ny. M: makan pagi dengan porsi yang cukup sesuai makanan yang
disediakan, pola makan teratur 3 kali sehari, minum air putih
atau the lebih dari 7 gelas sehari
An. B : makan 3 kali sehari dengan porsi yang cukup sesuai dengan
menu yang dihidangkan, minum air putih dan the kebih dari 8
gelas sehari.
An.W : makan 3 kali sehari, makan pagi sebelum sekolah selalu di
tekankan, minum lebih 6 gelas sehari
39. Eliminasi
Keluarga Tn S mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak ada gangguan
terkait dengan frekuensi BAB dan BAK, frekeunsi BAB 1 kali sehari dan
BAK 7-10 kali sehari, dikamar mandi dan WC yang berseptic tank.
40. Mobilisasi
Tn. Su karena keterbatasan dalam penglihatan dalam melakukan aktifitas
terganggu, harus jalan pelan dan merambat, seringkali Tn. Su tersesat saat
pulang dari bekerja di kebun, sangat resiko untuk cidera atau jatuh. Untuk
anggota keluarga yang lain tak ada yang mengalami atau terganggua dalam
hal mobilisasi.
41. Personal Hygiene
Keluarga mengatakan mempunyai kebiasaan mandi 2 kali sehari, cuci rambut
3 hari atai 1 minggu sekali, gosok gigi 2 kali sehari, ganti baju 1 kali sehari,
18
mempunyai hansuk sendiri-sendiri. Tn. Su dalam melakukan personal
hygiene dapat lakukan dengan mandiri, walaupun ada keterbatasan dalam
penglihatan.
19
ANALISA DATA
No Data Problem Etiologi
1. DS :
- Tn. S mengatakan “bapak Risiko tinggi cidera Ketidakmampuan
sudah hampir 2 tahun pada Tn Su keluarga mengenal
terakhir, penglihatannya sama masalah kesehatan
sekali tidak dapat untuk anggota keluarganya
melihat yang sakit katarak
DS :
- Tn. Su mengatakan bila ke Risiko tinggi cidera Ketidakmampuan
kebun berangkat sendiri pagi keluarga
hari dan pulang sendiri pada Tn Su memutuskan
kadang di jemput cucunya. mengambil tindakan
- Tn Su mengatakan “kadang kesehatan terhadap
saya tersesat makanya anggota keluarganya
kadang dijemput, tetapi saya yang sakit katarak
tidak pernah jatuh….”
- Tn. Su mengatakan dirinya
sehat tidak usah dioperasi,
sudah begini lama masih bisa
aktif bekerja mencari nafkah
DO :
- Tn. S pasrah
- Ny. M tidak berani
menawarkan, diam
- Ny. P diam
DS :
- Ny. P dan Ny. M mengatakan Risiko tinggi cidera Ketidakmampuan
“bapak itu orangnya keras keluarga merawat
kalau pulang padahal sering pada Tn Su anggota keluarganya
tersesat dan jalannya yang sakit katarak
merambat….”
- Tn. Su mengatakan saya
pulang jalan sendiri dan
kadang tersesat
20
DO :
- Tn. Su jalan merambat
- Tidak ada yang menggandeng
- Tidak tahu siapa yang
didepannya
DS :
- Ny. P mengatakan “bapak
tidak pernah pakai tongkat Risiko tinggi cidera Ketidakmampuan
saat jalan, hanya pakai keluarga
cangkul yang digunakan pada Tn Su memodifikasi
untuk penunjuk jalan…” lingkungan terhadap
- Ny. P mengatakan bapk kalau anggota keluarganya
mau minum kadang sering yang sakit katarak
memecahkan gelas, sering
terpeleset.
- Tn Su mengatakan Tidak
pernah pakai sandal, tongkat
biasa jalan pelan-pelan
DO :
DS :
- Tn. Su mengatakan dirinya
sehat tidak usah dioperasi, Risiko tinggi cidera Ketidakmampuan
sudah begini lama masih bisa keluarga
aktif bekerja mencari nafkah. pada Tn Su menggunakan
DO : fasilitas kesehatan
- Tidak menggunakan tongkat untuk mendukung
- Sering tersesat terhadap anggota
- Letak perabotan kurang keluarganya yang
teratur sakit katarak
21
2. DS :
- Tn. Su mengatakan “sering Perubahan rasa Ketidakmampuan
merasa perutnya sakit seperti nyaman (Nyeri akut) keluarga
tertusuk-tusuk…” pada Tn. S dan Tn. memodifikasi
- Tn. Su mengatakan “sakit Su lingkungan atau
perutnya saat ditekan makanan untuk
didaerah tengah perutnya…” anggota keluarga
- Tn. S mengatakan “ sering yang sakit gastritis
perutnya sakit….apa ini ang sakit gastritis
dinamakan sakit maag itu
pak….saya memang sakit
maag
- Tn. S mengatakan “memang
pagi tidak pernah sarapan,
makan pagi jam 9 dikantor
dan setelah itu makan sore
dirumah…tidak pernah
makan siang”
- Tn. S mengatakan “ sakit saat
perutnya ditekan, kadang
terasa mual…”
- Tn S dan Tn. Su mengatakan
bahwa mereka senang sekali
dengan kopi sehri bisa 2
gelas, dan mereka juga biasa
merokok.
- Tn. Su mengatakan bila saya
banyak pikiran kadang sehari
tidak makan…..”
DO :
- Makan tidak teratur
- Nyeri tekan epigastrik
- Skala nyeri 3
- Nyeri hilang bila
istirahat dan minum obat
- Tidak pernah sarapan
- Keluarga tidak tahu
penyebab yang pasti
DS :
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Risiko tinggi cidera pada Tn. Su berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit katarak.
2. Perubahan kenyamanan (nyeri akut) pada Tn. S dan Tn. Su berhubunngan
dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
gastristis.
SKORING
1. Risiko tinggi cidera pada Tn. Su berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit katarak
Kriteria Skor Total Pembenaran
1. Sifat Masalah : 3/3X1 1 Masalah adalah aktual terbukti
dengan Tn. Su sering tersesat dan
Aktual
jalan yang dilalui tidak rata dan
jauh, bila kondisi licin kadang Tn.
Su terpeleset, dan dijemput
cucunya bila tersesat
2.Kemungkinan 2/2X2 2 Masalah dapat diubah dengan
mudah karena penyebab masalah
Masalah dapat
adalah keluarga tidak mengenal
diubah : mudah bagaimana cara merawat yang
baik, karena Tn. Su menganggap
dirinya tidak ada gangguan,
sehingga harus mengoptimalkan
keadan Tn. Su.
3. Kemungkinan 2/3X1 2/3 Katarak adalah gangguan
penglihatan yang mana pupil
Masalah dapat
terhalang oleh selaput putih yang
dicegah : cukup menghalangi pandangan
solusinya adalah operasi katarak,
Tn. Su sudah 2 tahun mengalami
masalah tersebut, keluarga
berusaha mengajak Tn. Su periksa
akan tetapi selalu menolaknya
23
dan ada kartu jaminan asuransi
kesehatan masyarakat miskin
Jumlah 4 2/3
Jumlah 4 1/6
PRIORITAS MASALAH
1. Risiko tinggi cidera pada Tn. Su berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit katarak
24
2. Perubahan kenyamanan (nyeri akut) pada Tn. S dan Tn. Su berhubunngan
dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
gastristis.
EVALUASI SUMATIF
25
KEPERAWATAN
1. 15 Jan Risiko tinggi cidera pada S :
2006 Tn. Su berhubungan Ny. P mengatakan katarak
17.00 dengan ketidakmampuan adalah penyakit ketuaan yang
keluarga merawat anggota ditunjukkan adanya selaput
keluarga yang sakit pada mata
katarak. Tn. S mengatakan
penyebabnya bisa dari bawaan
atau penyakit lain, dan…..o
karena pembedahan
Tn. S mengatakan prinsipnya
bapak harus hati-hati, jangan
sampai jatuh, lingkungan harus
diperhatikan, tidak licin, tidak
gelap
Ny. P mengatakan tandanya
penglihatannya kabur, double,
sering ganti kacamata, silau.
Tn. S mengatakan belum
sempat membuatkan pegangan
tangan dibelakang rumah
karena sibuk.
Ny, P mengatakan sudah
menyingkirkan benda yang
berbahaya jauh dari Tn. Su,
sudah memberikan lampu,
belajar menggandeng mbahe
O:
An. B praktekkan cara
menggandeng Tn. Su, lantain
tidak licin, lampu terang,
barang membahayakan sudah
rapi, Tn. Su mengatakan sudah
tidak memecahkan gelas,
belum mau untuk tindakan
operasi, jalan dengan
digandeng
A:
Tidak terjadi cidera atau jatuh
pada Tn. Su
P:
Relisasikan pembuatan
pegangan tangan
Hadirkan individu yang post
op katarak
Libatkan keluarga dalam
aktifitas Tn. Su
O:
Tn. Su tidak sakit perut, tidak
nyeri tekan
Tn. S tidak sakit perut
Pola makan pagi , siang
dikantor dan malam dirumah
bagi Tn. S
Menu makanan lengkap sore
ini
A:
Masalah nyeri hilang pada Tn. S
dan Tn. Su
P:
Modifikasi masakan
Motivasi makan pagi walau
sedikit
Makan sedikit sering
27
28