Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
PENDAHULUAN
Dari batasan tersebut tampak arah tujuan akuntansi itu sendiri, yaitu
menyajikan informasi ekonomi dari suatu entitas atau kesatuan ekonomi kepada
pemangku kepentingan atas informasi ekonomi. Agar akuntansi bisa
menghasilkan informasi ekonomi, diperlukan adanya suatu metode pencatatan,
penggolongan, analisis, pengendalian transaksi kegiatan keuangan, dan pelaporan
keuangan perusahaan.
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Sejarah Perkembangan Akuntansi Indonesia?
2. Apa itu Teori Akuntanasi?
3. Bagaimana Sejarah Perkembangan Perpajakan Indonesia?
4. Bagaimana Prinsip Dasar Akuntansi Pajak?
5. Bagaimana Hubungan Akuntansi Komersial dan Akuntansi Pajak?
6. Bagaimana Hubungan Istimewa dan Penilaian Kewajaran dalam
Transaksi?
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui Sejarah Perkembangan Akuntansi Indonesia
2. Mengetahui Apa itu Teori Akuntansi
3. Mengetahui Sejarah Perkembangan Perpajakan
4. Mengetahui Prinsip Dasar Akuntansi Pajak
5. Mengetahui Hubungan Akuntansi Komersial dan Akuntansi Pajak
6. Mengetahui Istimewa dan Penilaian Kewajaran dalam Transaksi
Metode yang dipakai pada karya tulis ini adalah metode pustaka. Metode
pustaka yaitu metode yang dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan
data dari pustaka yang berhubungan dengan alat, baik berupa buku, maupun
informasi dari internet.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pada masa ini, sektor us aha kecil dan menengah umumnya dikuasai oieh
masyarakat Cina, India, dan Arab yang praktik akuntansinya menggunakan atau
dipengaruhi oieh sistem dari negara mereka masing-masing. Pada masa
penjajahan Jepang tahun 1942 sampai 1945, sistem akuntansi tidak banyak
mengalami perubahan, yaitu tetap menggunakan pola Belanda.
2. Masa Kemerdekaan
3
Setelah masa penjajahan Belanda berakhir dan masuk ke dalam masa
kemerdekaan, banyak perusahaan milik Belanda yang dirasionalisasi yang diikuti
pula dengan masuknya berbagai investor asing, terutama Amerika Serikat. Para
investor tersebut memperkenalkan sistem akuntansi Amerika Serikat ke
Indonesia.
4
Iaporan keuangan. Berikut gambaran hubungan pengguna Iaporan keuangan
dengan fenomena sosial ekonomi.
PENGGUNA LAPORAN
KEUANGAN
LAPORAN KEUANGAN
PRINSIP AKUNTANSI
TEORI AKUNTANSI
FENOMENA SOSIAL
EKONOMI
1. Dapat Dipahami
2. Relevan
5
3. Materialitas
4. Keandalan
6
Peran pembukuan atau akuntansi dalam perpajakan perlu ditingkatkan. Paket
27 Maret 1979 dengan Inpres No. 6 Tahun 1979 dan keputusan Menteri Keuangan
No. 108/KMK/077/1979 menyatakan bahwa Wajib Pajak diberikan keringanan
dalam rangka penetapan pajaknya apabila Laporan Keuangan Wajib Pajak
diperiksa oleh Akuntan Publik, sehingga pelaporan audit Akuntan Publik
digunakan sebagai dasar penetapan pajak, tanpa dilakukan koreksi, kecuali apabila
laporan tersebut ternyata tidak benar. Sangat disayangkan dalam pelaksanaannya
ternyata banyak Akuntan Publik yang tidak dapat dipercaya dalam menyusun
pelaporan audit, sehingga Paket 27 Maret 1979 ini kemudian dicabut.
Memasuki era baru perundang-undangan perpajakan, sejak tahun 1984 telah
terjadi perubahan besar yang tidak lagi menggunakan official assessment tetapi
menggunakan self assessment system dalam pemungutan pajak di Indonesia.
1. Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan
bebas dan Wajib Pajak Badan di Indonesia wajib menyelenggarakan
pembukuan.
2. Dikecualikan dari kewajiban menyelenggarakan pembukuan, tetapi wajib
melakukan pencatatan adaiah Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan
kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang sesuai ketentuan peraturan
perundang- undangan perpajakan diperbolehkan menghitung penghasilan
neto dengan menggunakan norma penghitungan penghasilan neto dan
Wajib Pajak Orang Pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas.
7
Pembukuan menurut ketentuan perpajakan memiliki syarat- syarat sebagai
berikut:
1. 50% (lima puluh persen) dari Pajak Penghasilan yang tidak atau kurang
dibayar dalam satu tahun pajak;
2. 100% (seratus persen) dari Pajak Penghasilan yang tidak atau kurang
dipotong, tidak atau kurang dipungut, tidak atau kurang disetorkan dan
dipotong, atau dipungut tetapi tidak atau kurang disetorkan; atau
3. 100% (seratus persen) dari Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa serta
Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang tidak atau kurang dibayar.
8
2.4 Prinsip Dasar Akuntansi Pajak
Struktur teori akuntansi merupakan elemen yang saling berkaitan dan menjadi
pedoman untuk mengembangkan teori dan menyusun teknik-teknik akuntansi.
Diagram berikut menunjukkan struktur teori akuntansi.
TUJUAN LAPORAN
KEUANGAN
PRINSIP DASAR
AKUNTANSI
STANDAR AKUNTANSI
9
1. Laporan keuangan yang disusun bersifat historis.
2. Lebih banyak menekankan hal yang bersifat material.
3. Penggunaan estimasi dan berbagai pertimbangan dalam menyusun laporan
keuangan.
1. Cost Principle
Prinsip biaya (cost principle) atau biaya historis (historical cost), yaitu dasar
penilaian untuk mencatat perolehan barang, jasa harga pokok, biaya, maupun
ekuitas, sehingga yang paling pokok adalah penilaian yang didasarkan harga
pertukaran pada tanggal perolehan.
2. Revenue Principle
Prinsip pendapatan (revenue principle) ini lebih menjelaskan tentang sifat dan
komponen, pengukuran, maupun pengakuan pendapatan sebagai salah satu
komponen penyusunan laporan laba rugi.
3. Matching Principle
4. Objectivity Principle
5. Consistency Principle
Prosedur dan prinsip akuntansi yang sama dilaporkan pada periode yang
bersangkutan sehingga peristiwa yang sama dicatat dan dilaporkan secara
komsisten.
10
6. Disclosure Principle
7. Conservatism Principle
8. Materiality Principle
Akuntansi pajak tercipta karena adanya suatu prinsip dasar yang diatur
dalam undang-undang perpajakan dan pembentukannya dipengaruhi oleh fungsi
perpajakan dalam mengimplementasikan sebagai kebijakan pemerintah.
Akuntansi komersial sebagai prinsip-prinsip dasar yang digunakannya bersifat
netral (tidak memihak) terhadap produk-produk yang dihasilkan oleh akuntansi.
Oleh karena itu, prinsip-prinsip dasar akuntansi dapat digunakan atau berlaku bagi
akuntansi pajak, hanya memang terdapat karakteristik dan tujuan pelaporan
keuangan fiscal yang berbeda. Kewajiban pembukuan, seperti telah dijelaskan
merujuk pada penjelasan pasal 13 Undang-undang Pajak Penghasilan dengan
prinsip dasar pembukuan, haruslah diselenggarakan dengan cara atau sistem yang
lazim dipakai di Indonesia, yaitu Standar Akuntansi Keuangan, kecuali perundang
undangan perpajakan menentukan lain.
Pada prinsip dasar akuntansi ini akan disampaikan hubungan akuntansi komersial
dengan pajak yang berawal dari prinsip dasar akuntansi dan selanjutnya diikuti
dengan prinsip dasar akuntansi dalam undang-undang perpajakan.
11
2.5 Hubungan Akuntansi Komersial dan Akuntansi Pajak
Konsep dasar akuntansi berlaku umum Laporan Keuangan Fiskal dan Komersial
meliputi:
12
Akuntansi komersial, dalam penyusunan dan penyajiannya, berpedoman
kepada standar yang berlaku umum, yaitu PSAK/IFRS. Sedangkan akuntansi
pajak berpedoman kepada peraturan perundang-undangan.
13
1. Metode harga pasar bebas yang dapat diperbandingkan
Metode ini sering digunakan yang dalam implementasinya yaitu bila barang
atau jasa dipasok dalam suatu transaksi antara pihak yang mempunyai hubungan
istimewa, dan keadaan yang bersangkutan adalah serupa dengan keadaan dalam
transaksi perdagangan normal.
Metode ini digunakan bila barang yang dialihkan antara pihak yang
mempunyai hubungan istimewa sebelum dijual kepada pihak yang independen
dan metode ini mengurangi harga penjualan kembali dengan suatu margin yang
wajar.
Suatu transaksi kadang kala dapat terjadi bahwa harga transaksi antara pihak
yang mempunyai hubungan istimewa tidak ditentukan menurut salah satu dari
metode pada angka 2 dan angka 3 bahkan sama sekali tidak ada harga yang
diperhitungkan. Sebagai contoh pemberian jasa manajemen tanpa
memperhitungkan imbalan atau pemberian pinjaman tanpa bunga. Akan tetapi di
sisi lain, kadang kala bahwa transaksi tersebut tidak dapat terjadi bila tidak
terdapat hubungan istimewa. Sebagai contoh umumnya suatu perusahaan yang
menjual sebagian besar produknya dengan harga pokok kepada induk perusahaan
akan mengalami kesulitan mendapatkan pelanggan lain bila suatu saat induk
perusahaan tidak membeli produk tersebut.
14
tersebut tidak terdapat hubungan istimewa. Dalam menentukan kembali jumlah
penghasilan dan/atau biaya tersebut digunakan metode perbandingan harga antara
pihak yang independen (comparable uncontrolled price method), metode harga
penjualan kembali (resale price method), metode biaya- plus (cost-plus method),
atau metode lainnya seperti metode pembagian laba (profit split method) dan
metode laba bersih transaksional (transactional net margin method).
15
3. Pasal 18 ayat (3b)
Adanya Wajib Pajak yang melakukan pembelian saham atau aset
perusahaan melalui pihak lain atau badan yang dibentuk untuk maksud
demikian dapat ditetapkan sebagai pihak sebenarnya melakukan
pembelian tersebut sepanjang Wajib Pajak yang bersangkutan mempunyai
hubungan istimewa dengan' pihak lain atau badan tersebut dan terdapat
ketidakwajaran dalam penetapan harga.
4. Pasal 18 ayat (3c)
Penjualan atau pengalihan saham perusahaan antara (conduit company
atau special purpose company) yang didirikan atau bertempat kedudukan
di negara yang memberikan perlindungan pajak (tax heaven country) yang
mempunyai hubungan istimewa dengan badan yang didirikan atau
bertempat kedudukan di Indonesia atau bentuk usaha tetap di Indonesia
dapat ditetapkan sebagai penjualan atau pengalihan saham badan yang
didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia atau bentuk usaha tetap
di Indonesia.
5. Pasal 18 ayat (3d)
Besarnya penghasilan yang diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi dalam
negeri dari pemberi kerja yang memiliki hubungan istimewa dengan
perusahaan lain yang tidak didirikan dan bertempat kedudukan di
Indonesia dapat ditentukan kembali, dalam hal pemberi kerja mengalihkan
seluruh atau sebagian penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam
negeri tersebut ke dalam bentuk biaya pengeluaran lainnya yang
dibayarkan kepada perusahaan yang tidak didirikan dan tidak bertempat
kedudukan di Indonesia tersebut.
16
modal sebesar 25% (dua puluh lima persen atau lebih secara langsung ataupun
tidak langsung. Sebagai contoh PT A mempunyai 50% saham PT B. Pemilikan
saham oieh PT A merupakan penyertaan langsung, Bila PT B mempunyai 50%
saham PT C, maka PT A sebagai pemegang saham PT B secara tidak langsung
mempunyai penyertaan pada PT C sebesar 25%. Kondisi demikian antara PT A,
PT B, dan PT C dianggap terdapat hubungan istimewa. Tetapi bila PT A juga
memiliki 25% saham PT D, maka antara PT B, PT C, dan PT D dianggap terdapat
hubungan istimewa. Tentu saja hubungan kepemilikan sebagaimana diuraikan di
atas dapat terjadi antara orang pribadi atau badan.
17
BAB III
KESIMPULAN
Akuntansi pajak tercipta karena adanya suatu prinsip dasar yang diatur
dalam undang-undang perpajakan dan pembentukannya dipengaruhi oleh fungsi
perpajakan dalam mengimplementasikan sebagai kebijakan pemerintah.
Akuntansi komersial sebagai prinsip-prinsip dasar yang digunakannya bersifat
netral (tidak memihak) terhadap produk-produk yang dihasilkan oleh akuntansi.
Oleh karena itu, prinsip-prinsip dasar akuntansi dapat digunakan atau berlaku bagi
akuntansi pajak, hanya memang terdapat karakteristik dan tujuan pelaporan
keuangan fiscal yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
18
Waluyo.2017. Akuntansi Pajak. Jakarta: Salemba Empat
https://akuntansiz.blogspot.com/2018/01/hubungan-akuntansi-komersial-dan.html
http://archipelagowithlove.blogspot.com/2012/04/prinsip-dasar-akuntansi-
pajak.html
19