Está en la página 1de 17

ASUHAN KEPERAWATAN

GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa

Disusun Oleh
Ahmad Faisal / 3120170
Asep Supriyadi / 312017010

Program Studi Sarjana Keperawatan

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH


BANDUNG

2018
i

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. , Tuhan seluruh alam atas rahmat dan

hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dokumentasi yang

berjudul “ Asuhan Keperawatan Klien Pada Gangguan Konsep Diri : Harga Diri

Rendah “. Makalah ini ditulis untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah

Keperawatan Jiwa.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

dalam pembuatan makalah ini. Kiranya dapat berguna bagi pendidikan kesehatan

khususnya bagi perawat dan pembaca.

Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Kritik dan saran

yang membangun sangat diperlukan dalam peningkatan kualitas makalah ini.

Semoga makalah ini memenuhi kriteria penilaian dan bermanfaat bagi pembaca.

Bandung, September 2018

i
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

I. MASALAH UTAMA .................................................................................. 1

II. PROSES TERJADINYA MASALAH ........................................................ 1

A. Pengertian ................................................................................................. 1

B. Proses Terjadinya Masalah ....................................................................... 1

C. Tanda Dan Gejala ..................................................................................... 3

D. Etiologi ..................................................................................................... 3

E. Faktor Yang Mempengaruhi Harga Diri Rendah ..................................... 3

F. Mekanisme Sebab – Akibat ...................................................................... 4

MASALAH KEPERAWATAN YANG PERLU DIKAJI ..................................... 4

Data Masalah Etiologi ......................................................................................... 4

POHON MASALAH .............................................................................................. 6

DIAGNOSA KEPERAWATAN ............................................................................ 6

INTERVENSI KEPERAWATAN .......................................................................... 6

EVALUASI ............................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 10

Lampiran : ............................................................................................................. 11

ii
iii

iii
1

BAB I PENDAHULUAN

I. MASALAH UTAMA
 Gangguan konsep diri : harga diri rendah

II. PROSES TERJADINYA MASALAH


A. Pengertian
Harga diri rendah adalah perilaku negatif terhadap diri dan kemampuan,
yang diekspresikan secara langsung maupun tak langsung. (Scultz dan
Videback, 1998).

B. Proses Terjadinya Masalah


Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang
diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam
berhubungan dengan orang lain (Stuart dan Sudeen, 1998). Hal ini temasuk
persepsi individu akan sifat dan kemampuannya, interaksi dengan orang lain
dan lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan objek,
tujuan serta keinginannya.

Sedangkan menurut Beck, Willian dan Rawlin (1986) menyatakan bahwa


konsep diri adalah cara individu memandang dirinya secara utuh, baik
fisikal, emosional intelektual , sosial dan spiritual.

Konsep diri terdiri atas komponen-komponen berikut:

a. Citra tubuh adalah kumpulan dari sikap individu yang disadari dan tidak
disadari terhadap tubuhnya. Termasuk persepsi masa lalu dan sekarang,
serta perasaan tentang ukuran, fungsi, penampilan dan potensi yang
secara berkesinambungan dimodifikasi dengan persepsi dan
pengalaman baru.
b. Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana dia seharusnya
berprilaku berdasarkan standar, aspirasi, tujuan, atau nilai personal
tertentu.
c. Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang
diperoleh dengan menganalisa seberapa baik prilaku seseorang sesuai
2

dengan identitas diri, harga diri yang tinggi adalah perasaan yang
berakar dalam penerimaan diri sendiri tanpa syarat, walaupun
melakukan kesalahan, kekalahan dan kegagalan, tetapi merasa sebagai
seorang yang penting dan berharga.
d. Penampilan peran adalah serangkaian pola prilaku yang diharapkan oleh
lingkungan sosial berhubungan dengan fungsi diberbagai kelompok
sosial. Peran yang ditetapkan adalah peran dimana seseorang tidak
mempunyai pilihan. Peran yang di terima adalah peran yang terpilih atau
dipilih oleh individu.
e. Identitas personal adalah pengorganisasian prinsip dari kepribadian
yang bertanggung jawab terhadap kesatuan, kesinambungan,
konsistensi dan keunikan individu. Pembentukan identitas dimulai pada
masa bayi dan terus berlangsung sepanjang hidupnya, tetapi merupakan
tugas utama pada masa remaja. Gangguan harga diri dapat digambarkan
sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri,
merasa gagal mencapai keinginan.

Rentang Respon Konsep Diri

Respon adaptif Respon maladaptif

Aktualisasi Konsep diri Harga diri Kerancuan Depersonalisasi

Diri positif rendah identitas

Salah satu komponen konsep diri yaitu harga diri dimana harga diri adalah
penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh
perilaku sesuai dengan ideal diri (Keliat, 1999).Sedangkan harga diri rendah adalah
menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak bertanggungjawab atas
kehidupannya sendiri. Jika individu sering gagal maka cenderung harga diri rendah.
Harga diri rendah jika kehilangan kasih sayang dan penghargaan orang lain. Harga
diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain, aspek utama adalah diterima dan
menerima penghargaan dari orang lain.

Gangguan harga diri rendah di gambarkan sebagai perasaan yang negatif


terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal
3

mencapai keinginan, mengkritik diri sendiri, penurunan produktivitas, destruktif


yang diarahkan pada orang lain, perasaan tidak mampu, mudah tersinggung dan
menarik diri secara sosial.

C. Tanda Dan Gejala


Ada 10 cara individu mengekspresikan secara langsung harga diri rendah

(Stuart dan Sundeen, 1995)

1. Mengejek dan mengkritik diri sendiri


2. Merendahkan atau mengurangi martabat diri sendiri
3. Rasa bersalah atau khawatir
4. Manifestasi fisik : tekanan darah tinggi, psikosomatik, dan
penyalahgunaan zat.
5. Menunda dan ragu dalam mengambil keputusan
6. Gangguan berhubungan, menarik diri dari kehidupan sosial
7. Menarik diri dari realitas
8. Merusak diri
9. Merusak atau melukai orang lain
10. Kebencian dan penolakan terhadap diri sendiri

D. Etiologi
Koping mekanisme individu tak efektif. Yaitu koping mekanisme seseorang
terhadap stressor yang diterima oleh seorang individu tidak adekuat.

E. Faktor Yang Mempengaruhi Harga Diri Rendah


1. Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua,
harapan orang tua yang tidak relistis, kegagalan yang berulang kali, kurang
mempunyai tanggungjawab personal, ketergantungan pada orang lain dan
ideal diri yag tidak realistis.
2. Stresor pencetus mungkin ditimbulkan dari sumber internal dan eksternal
seperti :
a. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menaksika
kejadian yang mengancam.
b. Ketegangan peran beruhubungan dengan peran atau posisi yang
diharapkan dimana individu mengalami frustrasi. Ada tiga jenis transisi
peran :
a) Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang
berkaitan dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap
perkembangan dalamkehidupan individu atau keluarga dan
norma-norma budaya, nilai-nilai tekanan untuk peyesuaian diri.
4

b) Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau


berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian.
c) Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergeseran dari keadaan
sehat ke keadaan sakit. Transisi ini mungkin dicetuskan oleh
kehilangan bagian tubuh, perubahan ukuran, bentuk, penampilan
dan fungsi tubuh, perubahan fisik, prosedur medis dan
keperawatan.
3. Gangguan harga diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara:
1) Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba tiba, misal harus operasi,
kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubugan kerja dll. Pada
pasien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena privacy yang
kurang diperhatikan : pemeriksaan fisik yang sembarangan,
pemasangan alat yang tidak sopani (pemasangan kateter, pemeriksaan
pemeriksaan perianal dll.), harapan akan struktur, bentuk dan fungsi
tubuh yang tidak tercapai karena di rawat/sakit/penyakit, perlakuan
petugas yang tidak menghargai.
2) Kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama

F. Mekanisme Sebab – Akibat


Sebab : Koping mekanisme seseorang terhadap stressor yang diterima
oleh seorang individu tidak adekuat menyebabkan individu malu
terhadap dirinya, merasa tidak berguna, tidak berharga dan pesimis.

Akibat : Gangguan Isolasi sosial : menarik diri. Mekanisme : Harga


diri yang rendah menyebabkan klien merasa malusehingga klien lebih
suka menyendiri dan menghindari orang lain, klienmengurung diri
sehingga hal ini dapat menyebabkan klien berfikir yang tidak realistik.

MASALAH KEPERAWATAN YANG PERLU DIKAJI


Data Masalah Etiologi
1. Gangguan isolasi sosial : menarik diri, tidak dapat mengatasi masalah
dengan baik
- DO :
 Penggunaan mekanisme pertahanan tidak sesuai atau
ketidakmampuan memenuhi peran yang diharapkan.
 Tidak mampu meme cahkan masalah
 Perubahan dalam partisipasi sosial
5

 Perilaku destruktif yang ditujukan pada diri sendiri


maupun orang lain.
 Tinggi insiden kecelakaan
 Sering sakit
 Ketidak mampuan memenuhi kebutuhan dasar
 Penyalahguanaan obat terlarang

- DS :
 Pengungkapan klien tentang ketidakmampuan untuk
mengatasi atau meminta bantuan.
 Klien melaporkan tentang kesulitan dengan stress
kehidupan.
 Klien mengatakan merasa khawatir dan cemas.

2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah


- DO :
 Klien tampak lebih suka sendiri
 Bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan
 Ingin mencederai diri mengakhiri kehidupan
 Produktifitas menurun
 Cemas dan takut

- DS :
 Klien mengatakan : saya tidak bisa, tidak mampu, bodoh/
tidak tahu apa-apa, mengkritik diri sendiri.
 Klien mengungkapkan perasaan malu terhadap diri
sendiri
 Klien mengungkapkan rasa bersalah terhadap sesuatu/
seseorang

3. Gangguan Citra Tubuh


- DO :
 Apatis
 Ekspresi sedih
 Afek tumpul
 Menyendiri/ menghindari orang lain
6

 Destruktif terhadap diri sendiri


 Komunikasi kurang/ tidak ada (banyak diam)
 Kontak mata kurang (menunduk)
 Menolak berhubungan dengan orang lain
 Posisi tidur seperti janin (menekur)
 Perawatan diri kurang

- DS :
 Mudah tersinggung atau marahyang berlebihan
 Perasaan negatif mengenai tubuhnya sendiri.
 Keluhan fisik

POHON MASALAH
Isolasi sosial : menarik diri (akibat)

Gangguan konsep diri : harga diri rendah (core problem)

Gangguan Citra Tubuh (penyebab)

(Keliat, 1998)

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Menarik diri berhubungan dengan gangguan konsep diri : harga diri
rendah.

INTERVENSI KEPERAWATAN
 Diagnosa Keperawatan : Menarik diri berhubungan dengan gangguan
konsep diri : harga diri rendah

I. Tujuan Umum
7

Klien dapat mencegah terjadinya menarik diri, dalam kehidupan sehari-hari.

II. Tujuan Khusus


1. Klien dapat membina berhubungan saling percaya dengan perawat.

Kriteria evaluasi :

 Ekspresi wajah bersahabat


 Menunjukkan rasa senang
 Ada kontak mata
 Mau bekerjasama dalam pekerjaan
 Klien mau duduk berdampingan dengan perawat
 Tidak tampak minder ketika berkomunikasi

Intervensi :

a) Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip


komunikasi terapeutik
b) Sapa klien dengan ramah baik dengan verbal maupun non verbal
c) Ajak ngobrol seperti halnya dengan yang lain
d) Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
klien
e) Jujur dan menepati janji
f) Tunjukkan sikap menerima klien apa adanya
g) Beri perhatian kepada kllien dan perhatikan kebutuhan dasar
klien
h) Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki.

Kriteria Evaluasi :

 Daftar kemampuan yang dimiliki klien di RS, rumah dan tempat


kerja.
 Daftar positif keluarga klien
 Daftar positif lingkungan klien

Intervensi :

a) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien,


buat daftarnya.
b) Setiap bertemu klien dihindarkan dari memberi penilaian negatif
c) Utamakan memberi pujian yang realistik pada kemampuan dan
aspek positif klien.
8

2. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan

Kriteria evaluasi :

 Klien menilai kemampuan yang dapat digunakan di rumah sakit


 Klien menilai kemampuan yang dapat digunakan dirumah

Intervensi :

a) Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan pengguanaan di


rumah sakit
b) Berikan pujian

3. Klien dapat menetapkan dan merencanakan kegiatan sesuai dengan


kemampuan yang dimiliki.

Kriteria Evaluasi :

 Klien memiliki kemampuan yang harus selalu dilatih


 Susun jadwal harian kerjanya

Intervensi :

a) Minta klien untuk memilih satu kegiatan yang mau dilakukan di


rumah sakit.
b) Bantu klien melakukannya jika perlu beri contoh.
c) Beri pujian atas keberhasilan klien.
d) Diskusikan jadwal kegiatan harian atas kegiatan yang telah
dilatih. Catatan : ulangi untuk kemampuan lain sampai
semuanya selesai
e) Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap
hari sesuai kemampuan, buat jadwal :
 Kegiatan mandiri
 Kegiatan dengan bantuan sebagian
 Kegiatan yang membutuhkan bantuan total
f) Tingkatkan kegiatan yang disukai sesuai dengan kondisi klien
g) Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan.
9

EVALUASI
1. Menarik diri berhubungan dengan gangguan konsep diri : harga diri
rendah
a. Klien dapat membina berhubungan saling percaya dengan perawat.
b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki.
c. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan
d. Klien dapat menetapkan dan merencanakan kegiatan sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki.
e. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
10

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI, (1994), Pedoman Perawatan Psikiatri Intervensi


Keperawatan

Direktorat Kesehatan Jiwa, Direktorat Jendral Pelayanan Medik Departemen


Kesehatan RI.

Kelliat, Budi Anna, (1998), Proses Keperawatan Klien Gangguan Jiwa , Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.

Maramis, W.F, (1998), Catatan Ilmu Keperawatan Jiwa, Surabaya, Airlangga


Universitas Press.

Rusdi Muslim, Dr, (2001), Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Tujuan Ringkas,
PPDGJ III, Jakarta.

Stuart, Gail Wiscart and Sundeen Sandra, (1998), Buku Saku Keperawatan Jiwa ,
(edisi 3), EGC, Jakarta.

Towesend Mary, (1998), Buku Saku Diagnosa Keperawatan Psikiatri, Buku


Kedokteran EGC, Jakarta.
11

Lampiran :

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Tn ’F'

DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI ; HARGA DIRI RENDAH

I. IDENTITAS

Identitas Klien

 Nama / inisial : Tn ”F”


 Umur : 23 thn
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Agama : Islam
 Alamat : Jln. Manisi no.234 Cibiru - Bandung
 Pendidikan : SLTA
 Pekerjaan : Cleaning Service
 Tanggal masuk kerja : 20 Desember 2018
 Status perkawinan : Belum menikah
 Tanggal Pengkajian : 17 September 2018

II. KONSEP DIRI


a. Gambaran diri : Klien mengatakan tidak ada bentuk tubuh yang
tidak disukainya, dia menerima keadaan tubuhnya apa adanya.
(kurus)
b. Identitas : Klien mengetahui nama dan alamat rumahnya, Klien
juga mengatakan kurang menyukai pekerjaannya sekarang.
c. Peran : Klien dirumah berperan sebagai anak
d. Ideal diri : Klien ingin bekerja sesuai cita-citanya (menjadi POLISI)
e. Harga diri : Klien bekerja sebagai cleaning service merasa terpaksa,
karena malu tidak punya pekerjaan.

III. HUBUNGAN SOSIAL


a. Orang yang berarti : Klien mengatakan orang yang kurang berarti
sebagai cleaning service.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat : Klien tidak
pernah dan tidak mau ikut serta dalam kegiatan kelompok
12

c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Klien


mengatakan lebih baik menyendiri dari pada harus bergaul dan
berhubungan dengan orang lain (merasa minder)

IV. SPIRITUAL
a. Nilai dan keyakinan : Klien mengakui bahwa agamanya islam
dan yakin adanya Tuhan
b. Kegiatan ibadah : Klien rajin sholat (beribadah)

V. STATUS MENTAL
a. Penampilan : Penampilan klien rapi, kebersihan cukup, cara
berpakaiannya seperti biasa dan sesuai waktunya. Klien
menggunakan alas kaki.
b. Pembicaraan Cara bicara klien teratur dan lancar seperti biasa
c. Aktivitas motorik : Klien dapat melakukan aktivitas tanpa
hambatan
d. Alam Perasaan : Klien merasa malu menjadi cleaning service.
e. Afek : Afek klien tumpul bereaksi sesuai dengan stimulasi yang
ada
f. Interaksi selama wawancara : Selama wawancara kontak mata
klien kurang dan tidak kooperatif. Klien terlihat banyak diam
saat di ajak bicara.
g. Persepsi : Klien mengatakan tidak pernah mendengar bisikan-
bisikan atau suara-suara yang aneh, Klien tidak mengalami
kerusakan persepsi halusinasi.
h. Proses Fikir : Klien mampu memberikan keterangan cukup jelas,
apa yang ditanyakan klien mampu menjawabnya dengan benar.
i. Isi Fikir ; Klien mengatakan ingin seperti orang lain, bisa
menikmati pekerjaanya dan diterima dengan baik oleh orang
lain.
j. Tingkat Kesadaran : Klien masih mampu mengingat waktu,
tempat dan nama orang lain yang dikenalnya.
k. Memori : Klien masih mampu mengingat-ingat kejadian masa
lalu dan waktu kapan ia masuk bekerja sebagai cleaning service.
l. Tingkat konsentrasi dan berhitung : Klien mampu berhitung
sederhana, misal : menghitung angka 1 sampai 10 dan 4 + 2 = 6.
m. Kemampuan penilaian : Klien mampu memutuskan dua pilihan
walaupun sederhana, misal : memilih makan dulu atau cuci
tangan dulu dan klien memilih mencuci tangan dulu baru makan.
13

n. Daya tilik diri : klien merasa rendah dengan profesinya sebagai


cleaning service.

También podría gustarte