Está en la página 1de 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan
Meningitis” dengan sebaik-baiknya.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah mengalami berbagai hal baik suka maupun duka.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak akan selesai dengan lancar dan tepat
waktu tanpa adanya bantuan, dorongan, serta bimbingan dari berbagai pihak. Sebagai rasa
syukur atas terselesainya makalah ini, maka dengan tulus penulis sampaikan terima kasih kepada
pihak-pihak yang turut membantu yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan baik pada teknik
penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan
demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan dapat
diterapkan dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang berhubungan dengan judul makalah
ini.

Parepare 7 Maret 2015

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………. 1

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………..
2

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang…………………………………………………………………………………… 3
2. Rumusan masalah……………………………………………………………………………….. 4
3. Tujuan penulisan………………………………………………………………………………… 4

BAB II PEMBAHASAN

1. Defenisi………………………………………………………………………………………… 5
2. Etiologi………………………………………………………………………………………… 6
3. Klasifikasi…………………………………………………………………………………….. 6
4. Patofisiologi………………………………………………………………………………….. 7
5. Manifestasi Klinis………………………………………………………………………….. 8
6. Pemeriksaan diagnostik………………………………………………………………….. 9
7. Penatalaksanaan Medis…………………………………………………………………. 10
8. Komplikasi………………………………………………………………………………….. 12

BAB III KONSEP DASAR KEPERAWATAN

1. Pengkajian……………………………………………………………………………………. 13
2. Diagnosa………………………………………………………………………………………. 14
3. Intervensi……………………………………………………………………………………… 15
4. Implementasi………………………………………………………………………………… 18
5. Evaluasi……………………………………………………………………………………….. 19

BAB IV PENUTUP

1. Kesimpulan…………………………………………………………………………………… 20
2. Saran……………………………………………………………………………………………. 21

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………..
22
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Dewasa ini penyakit meningitis merupakan penyakit yang serius karena letaknya dekat dengan
otak dan tulang belakang sehingga dapat menyebabkan kerusakan kendali gerak, pikiran, bahkan
kematian. Kebanyakan kasus meningitis disebabkan oleh mikroorganisme seperti virus, bakteri,
jamur atau parasit yang menyebar dalam darah dan cairan otak.

Daerah “Sabuk Meningitis” di Afrika terbentang dari Senegal di barat Ethiopia di timur. Daerah
ini ditinggali kurang lebih 300 juta jiwa manusia. Pada 1996 terjadi wabah meningitis dimana
250.000 orang menderita penyakit ini dengan 25.000 korban jiwa. Meningitis bacterial terjadi
pada kira-kira 3 per 100.000 orang setiap tahunnya di Negara-negara barat. Studi populasi secara
luas memperlihatkan bahwa meningitis virus lebih sering terjadi sekitar 10,9 per 100.000 orang,
dan lebih sering terjadi pada musim panas. Di Brasil, angka meningitis bacterial lebih tinggi,
yaitu 45,8 per 100.000 orang setiap tahun.

Oleh karena itu mengingat jumlah penyebaran penyakit infeksi meningitis semakin hari semakin
meningkat, kami bermaksud untuk mengulas lebih lanjut mengenai penyakit Meningitis melalui
makalah yang berisi laporan pendahuluan serta asuhan keperawatan teori.

1. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan meningitis?


2. Bagaimana etiologi dari meningitis?
3. Bagaimana klasifikasi dari meningitis?
4. Bagaimana patofisiologi dari meningitis?
5. Bagaimana manifestasi klinis dari meningitis?
6. Bagaimana pemeriksaan diagnostic dari meningitis?
7. Bagaimana penatalaksanaan medis dari meningitis?
8. Bagaimana komplikasi dari meningitis?
9. Bagaimana konsep dasar asuhan keperawatan dari meningitis?
BAB II

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN

Meningitis adalah radang pada meningen (membran yang mengelilingi otak dan medula spinalis)
dan disebabkan oleh virus, bakteri atau organ-organ jamur(Smeltzer, 2001). Meningitis adalah
radang dari selaput otak (arachnoid dan piamater). Bakteri dan virus merupakan penyebab utama
dari meningitis.

Meningitis merupakan infeksi akut dari meninges, biasanya ditimbulkan oleh salah satu dari
mikroorganisme pneumokok, Meningokok, Stafilokok, Streptokok, Hemophilus influenza dan
bahan aseptis (virus) (Long, 1996).
Meningitis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan serebrospinal dan spinal column
yang menyebabkan proses infeksi pada sistem saraf pusat (Suriadi & Rita, 2001).

Meningitis / Radang selaput otak adalah Infeksi pada cairan serebrospinal (CSS) disertai radang
pada pia dan araknoid; ruang subaraknoid, jaringan superficial otak dan medulla spinalis, kuman-
kuman dapat masuk ke setiap bagian ruang subaraknoid dan dengan cepat sekali menyebar ke
bagian yang lain, sehingga leptomening medulla spinalis terkena. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa meningitis selalu merupakan suatu proses serebrospinal. (Harsono : 1996)

1. ETIOLOGI

1. Bakteri; Mycobacterium tuberculosa, Diplococcus pneumoniae (pneumokok), Neisseria


meningitis (meningokok), Streptococus haemolyticuss, Staphylococcus aureus,
Haemophilus influenzae, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas
aeruginosa
2. Penyebab lainnya lues, Virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia
3. Faktor predisposisi : jenis kelamin lakilaki lebih sering dibandingkan dengan wanita
4. Faktor maternal : ruptur membran fetal, infeksi maternal pada minggu terakhir kehamilan
5. Faktor imunologi : defisiensi mekanisme imun, defisiensi imunoglobulin.
6. Kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau injury yang berhubungan dengan sistem
persarafan
KLASIFIKASI

Meningitis dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan perubahan yang terjadi pada cairan otak,
yaitu :

1. Meningitis serosa

Adalah radang selaput otak araknoid dan piameter yang disertai cairan otak yang jernih.
Penyebab terseringnya adalah Mycobacterium tuberculosa. Penyebab lainnya lues, Virus,
Toxoplasma gondhii dan Ricketsia.

2. Meningitis purulenta

Adalah radang bernanah arakhnoid dan piameter yang meliputi otak dan medula spinalis.
Penyebabnya antara lain : Diplococcus pneumoniae (pneumokok), Neisseria meningitis
(meningokok), Streptococus haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae,
Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa.

1. PATOFISIOLOGI

Meningitis bakteri dimulai sebagai infeksi dari oroaring dan diikuti dengan septikemia, yang
menyebar ke meningen otak dan medula spinalis bagian atas.
Faktor predisposisi mencakup infeksi jalan nafas bagian atas, otitis media, mastoiditis, anemia
sel sabit dan hemoglobinopatis lain, prosedur bedah saraf baru, trauma kepala dan pengaruh
imunologis.

Saluran vena yang melalui nasofaring posterior, telinga bagian tengah dan saluran mastoid
menuju otak dan dekat saluran vena-vena meningen, semuanya ini penghubung yang menyokong
perkembangan bakteri.
Organisme masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan reaksi radang di dalam meningen dan
di bawah korteks, yang dapat menyebabkan trombus dan penurunan aliran darah serebral.
Jaringan serebral mengalami gangguan metabolisme akibat eksudat meningen, vaskulitis dan
hipoperfusi. Eksudat purulen dapat menyebar sampai dasar otak dan medula spinalis.

Radang juga menyebar ke dinding membran ventrikel serebral. Meningitis bakteri dihubungkan
dengan perubahan fisiologis intrakranial, yang terdiri dari peningkatan permeabilitas pada darah,
daerah pertahanan otak (barier oak), edema serebral dan peningkatan TIK.

Pada infeksi akut pasien meninggal akibat toksin bakteri sebelum terjadi meningitis. Infeksi
terbanyak dari pasien ini dengan kerusakan adrenal, kolaps sirkulasi dan dihubungkan dengan
meluasnya hemoragi (pada sindromWaterhouse-Friderichssen) sebagai akibat terjadinya
kerusakan endotel dan nekrosis pembuluh darah yang disebabkan oleh meningokokus.
1. MANIFESTASI KLINIS

Gejala meningitis diakibatkan dari infeksi dan peningkatan TIK :

1. Sakit kepala dan demam (gejala awal yang sering


2. Perubahan pada tingkat kesadaran dapat terjadi letargik, tidak responsif, dan koma.
3. Iritasi meningen mengakibatkan sejumlah tanda sebagai berikut:
4. Rigiditas nukal ( kaku leher ). Upaya untuk fleksi kepala mengalami kesukaran karena
adanya spasme otot-otot leher.
5. Tanda kernik positip: ketika pasien dibaringkan dengan paha dalam keadan fleksi kearah
abdomen, kaki tidak dapat di ekstensikan sempurna.
6. Tanda brudzinki : bila leher pasien di fleksikan maka dihasilkan fleksi lutut dan pinggul.
Bila dilakukan fleksi pasif pada ekstremitas bawah pada salah satu sisi maka gerakan
yang sama terlihat peda sisi ektremita yang berlawanan.
7. Mengalami foto fobia, atau sensitif yang berlebihan pada cahaya.
8. Kejang akibat area fokal kortikal yang peka dan peningkatan TIK akibat eksudat purulen
dan edema serebral dengan tanda-tanda perubahan karakteristik tanda-tanda
vital(melebarnya tekanan pulsa dan bradikardi), pernafasan tidak teratur, sakit kepala,
muntah dan penurunan tingkat kesadaran.
9. Adanya ruam merupakan ciri menyolok pada meningitis meningokokal.
10. Infeksi fulminating dengan tanda-tanda septikimia : demam tinggi tiba-tiba muncul, lesi
purpura yang menyebar, syok dan tanda koagulopati intravaskuler diseminata

1. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
2. Analisis CSS dari fungsi lumbal :
3. Meningitis bakterial : tekanan meningkat, cairan keruh/berkabut, jumlah sel darah putih
dan protein meningkat glukosa meningkat, kultur positip terhadap beberapa jenis bakteri.
4. Meningitis virus : tekanan bervariasi, cairan CSS biasanya jernih, sel darah putih
meningkat, glukosa dan protein biasanya normal, kultur biasanya negatif, kultur virus
biasanya dengan prosedur khusus.
5. Glukosa serum : meningkat ( meningitis )
6. LDH serum : meningkat ( meningitis bakteri )

7. Sel darah putih : sedikit meningkat dengan peningkatan neutrofil

( infeksi bakteri )

8. Elektrolit darah : Abnormal .

9. ESR/LED : meningkat pada meningitis


10. Kultur darah/ hidung/ tenggorokan/ urine : dapat mengindikasikan daerah pusat infeksi
atau mengindikasikan tipe penyebab infeksi

11. MRI/ skan CT : dapat membantu dalam melokalisasi lesi, melihat ukuran/letak ventrikel;
hematom daerah serebral, hemoragik atau tumor

12. Ronsen dada/kepala/ sinus ; mungkin ada indikasi sumber infeksi intra kranial.

13. PENATALAKSANAAN MEDIS

Penatalaksanaan medis lebih bersifat mengatasi etiologi dan perawat perlu menyesuaikan dengan
standar pengobatan sesuai tempat bekerja yang berguna sebagai bahan kolaborasi dengan tim
medis. Secara ringkas penatalaksanaan pengobatan meningitis meliputi pemberian antibiotic
yang mampu melewati barier darah otak ke ruang subarachnoid dalam konsentrasi yang cukup
untuk menghentikan perkembangbiakan bakteri. Baisanya menggunakan sefaloposforin generasi
keempat atau sesuai dengan hasil uji resistensi antibiotic agar pemberian antimikroba lebih
efektif digunakan.hj

Obat anti-infeksi (meningitis tuberkulosa):

1. Isoniazid 10-20 mg/kgBB/24 jam, oral, 2x sehari maksimal 500 mg selama 1 setengah
tahun.
2. Rifampisin 10-15 mg/kgBB/24 jam, oral, 1 x sehari selama 1 tahun.
3. Streptomisin sulfat 20-40 mg/kgBB/24 jam, IM, 1-2 x sehari selama 3 bulan.

Obat anti-infeksi (meningitis bakterial):

1. Sefalosporin generasi ketiga


2. Amfisilin 150-200 mg/kgBB/24 jam IV, 4-6 x sehari
3. Klorafenikol 50 mg/kgBB/24 jam IV 4 x sehari.

Pengobatan simtomatis:

1. Antikonvulsi, Diazepam IV; 0,2-0,5 mgkgBB/dosis, atau rectal: 0,4-0,6 mg/kgBB, atau
fenitoin 5 mg/kgBB/24 jam, 3 x sehari atau Fenobarbital 5-7 mg/kgBB/24 jam, 3 x
sehari.
2. Antipiretik: parasetamol/asam salisilat 10 mg/kgBB/dosis.
3. Antiedema serebri: Diuretikosmotik (seperti manitol) dapat digunakan untuk mengobati
edema serebri.
4. Pemenuhan oksigenasi dengan O2.
5. Pemenuhan hidrasi atau pencegahan syok hipovolemik: pemberian tambahan volume
cairan intravena.

1. KOMPLIKASI

1. Hidrosefalus obstruktif
2. MeningococcL Septicemia ( mengingocemia )
3. Sindrome water-friderichen (septik syok, DIC,perdarahan adrenal bilateral)
4. SIADH ( Syndrome Inappropriate Antidiuretic hormone )
5. Efusi subdural
6. Kejang
7. Edema dan herniasi serebral
8. Cerebral palsy
9. Gangguan mental
10. Gangguan belajar
11. Attention deficit disorder

BAB III

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN
1. Biodata klien, meliputi Nama, Umur, Jenis kelamin, alamat, pendidikan,
pekerjaan, nomor regitrasi, status pekawinan, agama, tanggal MR
2. Riwayat kesehatan yang lalu
1. Apakah pernah menderita penyait ISPA dan TBC ?
2. Apakah pernah jatuh atau trauma kepala ?
3. Pernahkah operasi daerah kepala ?
3. Data bio-psiko-sosial
1. Aktivitas

Gejala : Perasaan tidak enak (malaise).

Tanda : ataksia, kelumpuhan, gerakan involunter.

1. Sirkulasi

Gejala : Adanya riwayat kardiopatologi : endokarditis dan PJK. Tanda : tekanan darah
meningkat, nadi menurun, dan tekanan nadi berat, taikardi, disritmia.

1. Eliminasi

Tanda : Inkontinensi dan atau retensi.

1. Makan

Gejala : Kehilangan nafsu makan, sulit menelan.

Tanda : anoreksia, muntah, turgor kulit jelek dan membran mukosa kering.
1. Higiene

Tanda : Ketergantungan terhadap semua kebutuhan perawatan diri.

1. Neurosensori

Gejala : Sakit kepala, parestesia, terasa kaku pada persarafan yang terkena, kehilangan sensasi,
hiperalgesia, kejang, diplopia, fotofobia, ketulian dan halusinasi penciuman.

Tanda : letargi sampai kebingungan berat hingga koma, delusi dan halusinasi, kehilangan
memori, afasia,anisokor, nistagmus,ptosis, kejang umum/lokal, hemiparese, tanda brudzinki
positif dan atau kernig positif, rigiditas nukal, babinski positif,reflek abdominal menurun dan
reflek kremastetik hilang pada laki-laki.

1. Nyeri/keamanan

Gejala : sakit kepala (berdenyut hebat, frontal).

Tanda : gelisah, menangis.

1. Pernafasan

Gejala : riwayat infeksi sinus atau paru.

Tanda : peningkatan kerja pernafasan.

1. DIAGNOSA KEPERAWATAN
2. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi berhubungan dengan diseminata hematogen
dari pathogen
3. Risiko tinggi terhadap perubahan serebral dan perfusi jaringan berhubungan dengan
edema serebral, hipovolemia.
4. Risiko tinggi terhadap trauma sehubungan dengan kejang umum/fokal, kelemahan
umum, vertigo.
5. Nyeri (akut) berhubungan dengan proses inflamasi, toksin dalam sirkulasi.
6. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neuromuskular, penurunan
kekuatan
7. Anxietas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman kematian.

1. INTERVENSI
1. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi berhubungan dengan diseminata
hematogen dari patogen.

Mandiri :

1. Beri tindakan isolasi sebagai pencegahan


2. Pertahankan teknik aseptik dan teknik cuci tangan yang tepat.
3. Pantau suhu secara teratur
4. Kaji keluhan nyeri dada, nadi yang tidak teratur demam yang terus menerus
5. Auskultasi suara nafas ubah posisi pasien secara teratur, dianjurkan nfas dalam
6. Cacat karakteristik urine (warna, kejernihan dan bau )

Kolaborasi :

1. Berikan terapi antibiotik iv: penisilin G, ampisilin, klorampenikol, gentamisin.

2. Resiko tinggi terhadap perubahan cerebral dan perfusi jaringan berhubungan dengan
edema serebral, hipovolemia.

Mandiri :

1. Tirah baring dengan posisi kepala datar.


2. Pantau status neurologis.
3. Kaji regiditas nukal, peka rangsang dan kejang
4. Pantau tanda vital dan frekuensi jantung, penafasan, suhu, masukan dan haluaran.
5. Bantu berkemih, membatasi batuk, muntah mengejan.

Kolaborasi :

1. Tinggikan kepala tempat tidur 15-45 derajat.


2. Berikan cairan iv (larutan hipertonik, elektrolit ).
3. Pantau BGA.
4. Berikan obat : steoid, clorpomasin, asetaminofen

3. Resiko tinggi terhadap trauma berhubungan dengan kejang umum/vokal, kelemahan


umum vertigo.

Mandiri :

1. Pantau adanya kejang


2. Pertahankan penghalang tempat tidur tetap terpasang dan pasang jalan nafas buatan
3. Tirah baring selama fase akut kolaborasi berikan obat : venitoin, diaepam, venobarbital.

4. Nyeri (akut ) berhubungan dengan proses infeksi, toksin dalam sirkulasi.

Mandiri :

1. Letakkan kantung es pada kepala, pakaian dingin di atas mata, berikan posisi yang
nyaman kepala agak tinggi sedikit, latihan rentang gerak aktif atau pasif dan masage otot
leher.
2. Dukung untuk menemukan posisi yang nyaman(kepala agak tingi)
3. Berikan latihan rentang gerak aktif/pasif.
4. Gunakan pelembab hangat pada nyeri leher atau pinggul
Kolaborasi :

a. Berikan anal getik, asetaminofen, codein

5. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler.

1. Kaji derajat imobilisasi pasien.


2. Bantu latihan rentang gerak.
3. Berikan perawatan kulit, masase dengan pelembab.
4. Periksa daerah yang mengalami nyeri tekan, berikan matras udsra atau air perhatikan
kesejajaran tubuh secara fumgsional.
5. Berikan program latihan dan penggunaan alat mobiluisasi.

6. Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan defisit neurologis

1. Pantau perubahan orientasi, kemamapuan berbicara,alam perasaaan, sensorik dan proses


pikir.
2. Kaji kesadara sensorik : sentuhan, panas, dingin.
3. Observasi respons perilaku.
4. Hilangkan suara bising yang berlebihan.
5. Validasi persepsi pasien dan berikan umpan balik.
6. Beri kessempatan untuk berkomunikasi dan beraktivitas.
7. Kolaborasi ahli fisioterapi, terapi okupasi,wicara dan kognitif.

7. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman kematian.

1. Kaji status mental dan tingkat ansietasnya.


2. Berikan penjelasan tentang penyakitnya dan sebelum tindakan prosedur.
3. Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaan.
4. Libatkan keluarga/pasien dalam perawatan dan beri dukungan serta petunjuk sumber
penyokong.

1. IMPLEMENTASI

Sasaran utama dapat mencakup eliminasi yang adekuat dari produk sisa tubuh,
reduksi/peningkatan nyeri, peningkatan toleransi aktivitas, pencapaian tingkat nutrisi yang
optimal, pemeliharaan keseimbangan cairan dan elektrolit, reduksi ansietas, penjelasan informasi
tentang diagnose, prosedur pembedahan, perawatan diri setelah pulang dari rumah sakit,
pemeliharaan kesehatan dan tidak adanya komplikasi.

1. EVALUASI

Adapun hasil yang ingin dicapai yaitu sebagai berikut :

1. Mencapai masa penyembuhan tepat waktu, tanpa bukti penyebaran infeksi endogen atau
keterlibatan orang lain.
2. Mempertahankan tingkat kesadaran biasanya/membaik dan fungsi motorik/sensorik,
mendemonstrasikan tanda-tanda vital stabil.
3. Tidak mengalami kejang/penyerta atau cedera lain.
4. Melaporkan nyeri hilang/terkontrol dan menunjukkan postur rileks dan mampu
tidur/istirahat dengan tepat.
5. Mencapai kembali atau mempertahankan posisi fungsional optimal dan kekuatan.
6. Meningkatkan tingkat kesadaran biasanya dan fungsi persepsi.
7. Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang dan mengungkapkan keakuratan
pengetahuan tentang situasi.

BAB IV

PENUTUP

1. KESIMPULAN

Dari uraian singkat tentang meningitis diatas dapat diperoleh beberapa poin antara lain :

1. Menurut Smeltzer (2001), Meningitis merupakan radang pada meningen (membran yang
mengelilingi otak dan medula spinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri atau organ-
organ jamur.
2. Penyebab dari penyakit meningitis antara lain Bakteri; Mycobacterium tuberculosa,
Diplococcus pneumoniae (pneumokok), Neisseria meningitis (meningokok),
Streptococus haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae,
Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa. Penyebab lainnya lues,
Virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia
3. Faktor predisposisi yang berperan antara lain jenis kelamin laki laki lebih sering
dibandingkan dengan wanita. Faktor maternal anatar lain ruptur membran fetal, infeksi
maternal pada minggu terakhir kehamilan. Sedangkan faktor imunologinya adalah
defisiensi mekanisme imun, defisiensi imunoglobulin. Kelainan sistem saraf pusat,
pembedahan atau injury yang berhubungan dengan sistem persarafan.
4. Meningitis dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu Meningitis serosa dan Meningitis
purulenta.

5. Intervensi yang dapat diberikan kepada pasien dengan meningitis antara lain:

1. beri tindakan isolasi sebagai pencegahan Tirah baring dengan posisi kepala datar.
2. Pantau adanya kejang
3. Letakkan kantung es pada kepala, pakaian dingin di atas mata, berikan posisi yang
nyaman kepala agak tinggi sedikit, latihan rentang gerak aktif atau pasif dan masage otot
leher.
4. Kaji derajat imobilisasi pasien.
5. Pantau perubahan orientasi, kemamapuan berbicara,alam perasaaan, sensorik dan proses
pikir.
6. Kaji status mental dan tingkat ansietasnya

1. SARAN

Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca khususnya mahasiswa keperawatan dapat
memperoleh ilmu yang lebih tentang penyakit meningitis dan bagaimana penerapan asuhan
keperawatan pada pasien dengan meningitis. Semoga makalah ini dapat dijadikan sumber
literature yang layak digunakan untuk mahasiswa.

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilyn E, dkk.(1999).Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan


dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih Bahasa, I Made Kariasa, N Made Sumarwati.
Editor edisi bahasa Indonesia, Monica Ester, Yasmin asih. Ed.3. Jakarta : EGC.

Harsono.(1996).Buku Ajar Neurologi Klinis.Ed.I.Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Smeltzer, Suzanne C & Bare,Brenda G.(2001).Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
& Suddarth.Alih bahasa, Agung Waluyo,dkk.Editor edisi bahasa Indonesia, Monica
Ester.Ed.8.Jakarta : EGC.

Tucker, Susan Martin et al. Patient care Standards : Nursing Process, diagnosis, And Outcome.
Alih bahasa Yasmin asih. Ed. 5. Jakarta : EGC; 1998.

Price, Sylvia Anderson. Pathophysiology : Clinical Concepts Of Disease Processes. Alih Bahasa
Peter Anugrah. Ed. 4. Jakarta : EGC; 1994.

Long, Barbara C. perawatan Medikal Bedah : Suatu Pendekatan Proses Keperawatan. Bandung :
yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan; 1996.

Erathenurse. 2007. Askep pada meningitis. http://erathenurse.blogspot.com/ 2007/12/askep-pada-


meningitis.html. Di akses tanggal 2 Desember 2009 pukul 18.40

Farinqhustank. 2008. Meningitis .http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-


makalah/kedokteran/meningitis. Di akses tanggal 2 Desember 2009 pukul 18.40

Anonymous. 2010. Disitasi http://nursingbegin.com/askep-meningitis/. Diakses tanggal 12


Desember 2010.

Farly, Augus. 2010. Disitasi http://augusfarly.wordpress.com/2010/07/29/asuhan-keperawatan-


meningitis/. Diakses tanggal 12 Desember 2010

Anonymous. Disitasi http://health.allrefer.com/pictures-images/kernigs-sign-of-meningitis.html.


Diakses tanggal 12 Desember 2010

También podría gustarte