Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Bab 1
Pendahuluan
Bab 2
Tinjauan teori
1. Sebaiknya serviks uteri sudah matang, yakni serviks sudah mendatar dam
menipis serta sudah dapat dilalui oleh sedikitnya 1 jari, serta sumbu
serviks mengarah ke depan.
2. Tidak ada disproposri sefalopelvik (CPD)
3. Tidak terdapat kelainan letak janin yang tidak dapat dibetulkan
4. Sebaiknya kepala janin sudah mulai turun ke dalam rongga panggul
Jika kondisi-kondisi di atas tidak terpenuhi maka induksi persalinan
mungkin tidak memberikan hasil yang diharapkan.
b. Kontraindikasi
1. Disproposi sefalopelvik
2. Insufisiensi plasenta
3. Malposisi dan malpresentasi
4. Plasenta previa
5. Gemeli
6. Distensi rahim yang berlebihan
7. Grande multipara
8. Cacat rahim
2.1.3 Metode induksi persalinan
Menurut Ema (2008), keberhasilan induksi bergantung pada kondisi serviks
yang matang. Yang dimaksud serviks yang matang yaitu lembut,serviks berada
pada posisi anterior, penipisannya lebih dari 50% dan dilatasi 2 cm atau lebih.
Menurut Bishop, ada 13 point scoring untuk memperoleh kemungkinan klien
dilakukan induksi persalinan. Di Indonesia, pelaksanaan induksi didasarkan pada
scoring yang sedikit berbeda. Ketetuan penilaian menurut Saifudin (2002) jika
skor lebih dari dan sama dengan 6, induksi cukup dilakukan dengan oksitosin.
Sedangkan jika skor kurang dari dan sama dengan 5, perlu dilakukan
pematangan serviks terlebih dahulu dengan pemberian prostaglandin atau
pemasangan foley kateter.
6
Tabel 2.1
Berikut beberapa metode yang digunakan dalam proses induksi :
1. Pemecahan ketuban (Amniotomi)
Pemecahan ketuban dengan disengaja merupakan salah satu bentuk
induksi maupun akselerasi persalinan. Dengan keluarnya sebagian air
ketuban terjadi pemendekan otot rahim sehingga otot rahim lebih efektif
berkontraksi. Pemecahan ketuban mendukug pembentukan prostaglandin
yang akan merangsang persalinan dengan meningkatkan kontraksi uterus.
Pemecahan ketuban harus dilakukan dengan memperhitungkan
banyak hal diantaranya adalah ada tidaknya polihidroamnion, presentasi
muka, tapi pusat terkemuka, vasa previa, adanya presentasi selain kepala.
Presentasi bagian bawah selain kepala merupakan kontraindikasi
dialkukannya amniotomi.
Kepala janin yang belum masuk ke pintu atas panggul atau janin kecil
juga merupakan kontraindikasi pemecahan ketuban, karena kedua kondisi
tersebut menjadi faktor pemicu terjadinya prolaps tali pusat. Prolaps tali
pusat dapat menimbulkan asfiksia intra uterin yang akibatnya talipusat
terjepit di antara panggul dan kepala janin.
Selain itu, ketuban dan kulit ketuban merupakan sesuatu yang
berfungsi melindungi janin dala, rahim, perlindungan terhadap infeksi dan
perlindungan trhadap taruma.
7
6. Seksualitas
Persalinan yang tergesa-gesa (atau cepat) pada kehamilan sebelumnya;
serviks mungkin matang (kira-kira 50% penonjolan dan dilatasi 2-3).
Peningkatan perdarahan vagina mungkin menandakan plasenta previa
atau abrupsio plasenta, mungkin gestasi lebih dari 42 minggu.
D. Pemeriksaan penunjang
1. Hitung darah lengkap dengan differensial, menentukan adanya anemia
dan infeksi, serta tingkat hidrasi.
2. Golongan darah dan faktor Rh bila tidak dilakukan sebelumnya.
3. Urinalisis : menunjukkan infeksi traktu urinarius, protein, atau
glukosa.
4. Rasio lesitin terhadap sfingomielin (rasio L/S), guna memastikan
adanya pecah ketuban.
5. pH kulit kepala, guna menandakan derajat hipoksia.
6. Ultrasonografi, menentukan usia gestasi, ukuran janin, adanya gerakan
jantung janin, dan lokasi plasenta.
7. Pelvimetri, mengidentifikasi disproporsi sefalopelvik (CPD) atau
posisi janin.
8. Tes stress kontraksi dan tes non-stress, untuk mengevaluasi janin/
fungsi plasenta.
2.1.6.2 Analisa Data
Data Etiologi Masalah
Ds : Ketuban pecah dini Nyeri akut
- Pasien mengatakan berhubungan dengan
nyeri seperti melilit Belum ada tanda-tanda agen cidera biologi
- Pasien mengatakan kontraksi (kontraksi uterus atau
mersakan nyeri his akibat induksi)
setiap beberapa detik Dilakukan induksi
selama 4 menit. persalinan
Do :
- Pasien tampak Kontraksi (his)uterus
15
berkeringat
- Pasien tampak Nyeri
meringis
- Skala nyeri 8
- Pasien terpasang
cairan induksi infuse
oksitosin
Tabel 2.3
2.2.6.3 Intervensi keperawatan
Diagnosa NOC NIC
Nyeri akut b.d agen Kontrol Nyeri : Manajemen nyeri
cidera biologis Kriteria hasil : Aktivitas :
(kontraksi atau his 1. Mengenali kapan 1. Melakukan
uterus akibat terjadinya nyeri pengkajian nyeri
induksi persalinan) 2. Menggunakan tindakan komprehensif yang
pengurang nyeri tanpa meliputi lokasi,
analgetik karakteristik, durasi,
3. Melaporkan nyeri yang frekuensi kualitas,
terkontrol intensitas, atau
Tingkat nyeri : beratnya nyeri dan
Kriteria nyeri : faktor penyebab
1. Panjang episode nyeri 2. gunakan metode
2. Mengerang dan penilaian sesuai
menangis dengan tahapan
3. Menggosok area yang perkembangan yang
terkena dampak memungkinkan
4. Ekspresi nyeri wajah untuk memonitor
5. Tidak bisa beristirahat perubahan nyeri dan
6. Berkeringat akan dapat
7. Frekuensi nafas membantu
8. Tekanan darah mengidentifikasi
16
faktor pencetus
aktual dan potensi.
( mis, catatan
perkembangan)
3. kendalikan faktor
lingkungan yang
dapat mempengaruhi
respon pasien
4. kurangi atau
eliminasi faktor-
faktor yang dapat
mecetuskan atau
meninkatkan nyeri
5. ajarkan prinsip-
prinsip manajemen
nyeri
6. ajarkan pengunaan
teknik
nonfarmakologi
(khususnya teknik
nafas dalam)
7. berikan informasi
yang akurat untuk
meningkatkan
pengtehuan dan
respo keluarga
erhadap pengalaman
nyeri
8. kolaborasi dengan
tim medis
17
Bab 3
Penutup
3.1 Kesimpulan
Induksi adalah usaha atau tindakan merangsnag (stimulan) kontraksi
uterus sebelum tanda dan gejala persalinan spontan terjadi( Emi, 2000).
18