Está en la página 1de 4

ANAMNESIS

Keluhan utama:

§ Nyeri perut kanan atas dan kembung

§ Penurunan berat badan

§ Muntah

§ Ikterus → Jarang pada Hepatoblastoma

§ Demam

§ Gejala anemia (lemah, letih, lesu, lunglai)

§ benjolan pada perut

§ Nyeri punggung akibat penekanan tumor

Riwayat penyakit:

§ Pada karsinoma hepatoseluler, faktor predisposisi meliputi mycotoxin, sirosis hati, hepatitis B dan C,
tumor supressor genes, tirosinemia, galaktosemia, defisiensi alfa-1 antitrypsin, glycogen storage disease,
cystinosis, Wilson disease, cystinuria, penyakit Soto3, malnutrisi dan atresia empedu.

Riwayat keluarga

§ Adanya anggota keluarga yang memiliki faktor predisposisi karsinogenik dapat menjadi faktor risiko
terjadinya hepatoblastoma

Pada Kasus : berdasarkan hasil alloanamnesis dengan orangtua pasien ini didapatkan hasil bahwa
awalnya anak dikeluhkan dengan adanya benjolan pada perut kanan pasien teraba keras, penurunan
nafsu makan. Sebelumnya anak belum pernah menderita penyakit serupa, belum pernah terkena
penyakit hepatitis, maupun terkena paparan radiologis. Riwayat keluarga juga tidak ada yang menderita
keganasan. Ibu pasien juga tidak menderita hepatitis saat hamil, tidak mengonsumsi obat selain obat
yang diresepkan dokter.

PEMERIKSAAN FISIK
Pada pemeriksaan fisik yang paling sering dijumpai adalah terdapat adanya hepatomegali dengan atau
tanpa ‘bruit’ hepatik, splenomegali, asites, ikterus, demam dan atrofi otot.

Pada Kasus :

Didapatkan adanya hepatomegali sebesar 8 cm dibawah arcus costa dari hasil palpasi abdomen pasien,
bruit hepatik (-), splenomegali (-), aschites (-), ikhterus (-), demam (-)

PEMERIKSAAN PENUNJANG

A. Pemeriksaan Laboratorium

Pada hepatoblastoma terdapat anemia ringan, lekositosis, peningkatan serum kolesterol, dan
peningkatan nilai SGOT/SGPT (kadang normal). Pada hepatoblastoma berupa peningkatan serum AFP
yang lebih tinggi dibanding dengan ca. hepatocelular.

Pada Kasus : pada pasien ini didapatkan hemokonsentrasi, hipoglikemi, kreatinin rendah, hiperkalemi.
Pada pasien ini SGOT/SGPT normal. Pada pasien ini belum dilakukan pemeriksaan serum AFP

B. Pemeriksaan Radiologi (Foto Polos Abdomen)

Pada penderita yang diduga menderita penyakit hati, perlu dilakukan pemeriksaan foto polos abdomen.
pada hepatoblastoma sering terlihat kalsifikasi.

Pada Kasus : pada pasien ini belum dilakukan pemeriksaan radiologi.

C. Pemeriksaan Pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI)

MRI dapat menjelaskan secara akurat (tepat) keterlibatan parenkim dan batas-batas tumor. Struktur
vaskuler, terutama vena hepatik dan vena kava inferior, lebih jelas bahkan pada pasien terkecil sekalipun.
MRI lebih dapat menentukan secara lebih akurat stadium tumor sebelum pengobatan dibanding CT
Scan.

Pada Kasus : pasien belum dilakukan pemeriksaan radiologi

D. Pemeriksaan Biopsi (histopatologi)

Biopsi hati merupakan diagnosa pasti (gold standard) dalam menegakkan diagnosis tumor ganas hati.
Hepatoblastoma ditandai dengan dilatasi saluran sinusoid, potongan melintang berwarna hijau, kuning
atau putih. Tumor menyebar ke jaringan penunjang dan kelenjar limfe, susunan saraf pusat, tulang, dan
jaringan lainnya. Secara mikroskopis, tumor ditandai dengan sel-sel epitel yang menyerupai sel hati,
tetapi kadang-kadang dijumpai epitel fetal, embrional, atau anaplastik. Biasanya tergabung dalam bentuk
cord, tetapi terkadang dalam bentuk tubuli atau tidak menentu.
Pada Kasus : pada pasien ini sudah dilakukan pemeriksaan histopatologi dan didapatkan kesan
hepatoblastoma fetal subtype

DIAGNOSIS

Ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang dilakukan.
Diagnosis pastinya didapatkan dari hasil histopatologis yaitu hepatoblastoma fetal subtype

TATALAKSANA

Pengobatan biasanya merupakan kombinasi antara :

-Pembedahan

-Kemoterapi

-Radioterapi

-Transplantasi hati

Selain menentukan diagnosa tumor hati perlu juga dilakukan penentuan stadium dari tumor tersebut
terutama pada tipe ganas. Penentuan stadium sangat berguna dalam pengobatan dan mengetahui
prognosisnya. Ada beberapa metode penentuan stadium tumor hati pada anak, salah satunya sebagai
berikut :

Stadium I : tumor dapat diangkat lengkap dengan pembedahan

Stadium II : tumor dapat diangkat dengan pembedahan tapi masih meninggalkan sedikit sisa

Stadium III : tumor tidak dapat diangkat secara lengkap dengan pembedahan dan didapatkan
penyebaran pada kelenjar getah bening disekitarnya

Stadium IV : tumor telah menyebar ke organ tubuh lain

Kambuhan : tumor muncul lagi setelah pengobatan baik dihati maupun organ lain

Pengobatan berdasarkan jenis dan stadium tumor :

Hepatoblastoma stadium I dan II : Pengangkatan tumor dan diikuti kemoterapi 4 seri menggunakan
cisplatin, vincristine, dan fluorouracil.

Hepatoblastoma stadium III dan IV : Beberapa alternatif pengobatan yang dapat dilakukan.

Kambuhan Dilakukan pengobatan ulang berdasarkan pengobatan sebelumnya.


Selain pengobatan terhadap tumornya perlu juga dilakukan pengobatan suportif dengan mencegah dan
mengobati infeksi, efek samping pengobatan dan komplikasinya,serta memberikan rasa nyaman pada
penderita selama pengobatan. Perlu dilakukan pengamatan secara berkala untuk memonitor respon
terhadap pengobatan dan mewaspadai efek samping jangka panjang dari pengobatan

Pada Kasus : dilakukan kemoterapi minggu ke-3 dengan tujuan untuk mengecilkan ukuran tumor dahulu
sebelum dilakukan pengangkatan tumor.

DAFTAR ISI

También podría gustarte