Está en la página 1de 14

RINGKASAN MATERI KULIAH SAP 11

PENGAUDITAN 1
EKA 439 A1 R. IA 3.2
TANGGAL 11 APRIL 2018

OLEH KELOMPOK 9

1. NI KOMANG ITA MONIKA (1607531045) / 11


2. NI NENGAH WITRI ASTITI (1607531049) / 14
3. PUTU AYU PRAMESTI (1607531050) / 15

AKUNTANSI REGULER
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA

1
STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN
A. PENGERTIAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN
Pengertian Struktur Pengendalian Intern menurut Mulyadi adalah
“Pengendalian Intern meliputi struktur organisasi metode dan prosedur yang
dikoordinasikan dan diterapkan dalam perusahaan dengan tujuan untuk
mengamankan harta milik perusahaan, mengecek ketelitian dan keandalan
data akuntansinya, mendorong efisiensi, dan mendorong dipatuhinya
kebijakan manajemen yang telah ditetapkan sebelumnya.
Sedangkan menurut Bodnar and Hopwood, Struktur Pengendalian
Intern adalah “kebijakan dan prosedur untuk menyediakan jaminan yang
memadai bahwa tujuan perusahaan dapat dicapai.”
Secara umum, Pengendalian Intern merupakan bagian dari masing-
masing sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman pelaksanaan
operasional perusahaan atau organisasi tertentu.
Sedangkan Sistem Pengendalian Intern merupakan kumpulan dari
pengendalian intern yang terintegrasi, berhubungan dan saling mendukung
satu dengan yang lainnya.
Di lingkungan perusahaan, pengendalian intern didifinisikan sebagai
suatu proses yang diberlakukan oleh pimpinan (dewan direksi) dan
management secara keseluruhan, dirancang untuk memberi suatu keyakinan
akan tercapainya tujuan perusahaan yang secara umum dibagi kedalam tiga
kategori, yaitu:
1. Keefektifan dan efisiensi operasional perusahaan
2. Pelaporan Keuangan yang handal
3. Kepatuhan terhadap prosedur dan peraturan yang diberlakukan
Suatu pengendalian intern bisa dikatakan efektif apabila ketiga
kategori tujuan perusahaan tersebut dapat dicapai, yaitu dengan kondisi :
1. Direksi dan manajemen mendapat pemahan akan arah pencapain tujuan
perusahaan, dengan, meliputi pencapaian tujuan atau target perusahaan,
termasuk juga kinerja, tingkat profitabilitas, dan keamanan sumberdaya
(asset) perusahaan.

2
2. Laporan Kuangan yang dipublikasikan adalah handal dan dapat dipercaya,
yang meliputi laporan segmen maupun interim.
3. Prosedur dan peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan sudah
ditaati dan dipatuhi dengan semestinya.
Pemahaman Struktur Pengendalian Intern
Langkah pertaman dalam metodologi untuk memenuhi standar pekerjaan
lapangan, yang kedua adalah memperoleh pemahaman SPI untuk perencanaan
audit. Untuk tujuan perencanaan audit, pemahaman yang harus diperoleh
meliputi:8
1. Perencanaan (design) kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan
masing-masing elemen struktur pengendalian
2. Penerapan dalam operasi atau kegiatan perusahaan sehari-hari.
Pemahaman struktur pengendalian intern akan digunakan oleh auditor untuk :
1. Identifikasi type atau jenis salah saji yang potensial
2. Mempertimbangkan factor-faktor yang mempengaruhi resiko salah saji
yang material
3. Merancang pengujian subtantif
Prosedur pemahaman pengendalian intern dalam arti penilaian secara kritis
terhadap kelemahan dan kebaikan struktur pengendalian intern yang berlaku dapat
dibagi menjadi beberapa tahap sebagai berikut :
1) Melakukan review pendahuluan atau memahami pengendalian intern yang
diterapkan manajemen, serta menentukan potensi dapat dipercayanya
pengendalian intern tersebut
2) Mendokomentasi hasil pemahaman
3) Melakukan pengamatan transaksi secara sepintas
4) Identifikasi dapat tidaknya pengendalian tersebut diandalkan atau dipercaya
5) Menentukan pengaruh SPI terhadap pengujian subtantif
Sifat, saat dan luasnya prosedur yang dipilih auditor untuk memperoleh
pemahaman akan bervariasi dengan ukuran dan kompleksitas entitas, pengalaman
sebelumnya dengan entitas, sifat pengendalian khusus yang terkait, dan sifat
dokumentasi pengendalian khusus yang diselenggarakan oleh entitas. Apakah
suatu pengendalian telah dioperasikan adalah berbeda dari efektivitas operasinya.

3
Dalam memperoleh pengetahuan tentang apakah pengendalian telah dioperasikan,
auditor menentukan bahwa entitas telah menggunakannya. Di lain pihak,
efektivitas operasi, berkaitan dengan bagaimana pengendalian tersebut diterapkan,
konsistensi penerapannya, dan oleh siapa pengendalian tersebut diterapkan.

B. UNSUR STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN


Unsur- unsur yang membentuk struktur pengendalian intern suatu satuan
usaha adalah suatu fungsi definisi strukur pengendalian intern yang dipilih
oleh manajemen. Sebagai contoh, manajemen dapat memilih definisi struktur
pengendalian intern yang terdapat dalam SA Seksi 319 (PSA No.23),
Pertimbangan Struktur Pengendalian Intern dalam Audit atas Laporan
Keuangan. Paragrap 13 sampai dengan paragraph 16 menjelaskan unsur-unsur
yang membentuk struktur pengendalian intern satuan usaha sebagimana
didefinisikan dalam SA Seksi 319 (PSA No.23) tersebut. Jika manajemen
memilih definisi lain suatu struktur pengendalian intern, penjelasan unsure
yang membentuknya dalam paragraph tersebut mungkin tidak relevan.
SA Seksi 319 (PSA No. 23) menjelaskan struktur pengendalian intern
satuan usaha terdiri dari tiga unsure: lingkungan pengendalian, system
akuntansi, dan prosedur pengendalian.
1. Lingkungan pengendalian suatu satuan usaha mencerminkan sikap,
kesadaran, dan tindakan secara menyeluruh dewan komisaris,
manajemen, pemilik, dan pihak lain tentang pentingnya pengendalian dan
penekanan yang diletakkan atas pengendalian tersebut dalam satuan
usaha. Lingkungan pengendalian mencerminkan dampak kolektif
berbagai faktor, sebagaimana dijelaskan dalam paragraph 27a, atas
pembentukan, perluasan atau berkurangnya efektivitas prosedur dan
kebijakan struktur pengendalian intern khusus. Lingkungan pengendalian
yang efektif berinteraksi dengan unsur system akuntansi dan dengan
prosedur pengendalian untuk membantu penyediaan keyakinan memadai
bahwa tujuan khusus satuan usaha dapat dicapai.
2. Sebagaimana dijelaskan lebih lanjut dalam paragraph 27b, system
akuntansi satuan usaha terdiri dari metode dan catatan yang diciptakan

4
untuk mengidentifikasi, merakit, menganalisis, menggolongkan,
mencatat, dan melaporkan transaksi satuan usaha serta mempeertahankan
pertanggungjawaban aktiva dan utang bersangkutan.
3. Prosedur pengendalian adalah kebijakan dan prosedur, disamping
lingkungan pengednalian dan system akuntansi yang dibuat oleh
manajemen utuk membantu memastikan bahwa tujuan spesifik satuan
usaha dipenuhi. Sebagaimana dijelaskan dalam paragraph 27c, prosedur
pengendalian memiliki berbagi tingkat pengolahan data dan organisasi
dalam suatu satuan usaha. Prosedur pengendalian dapat juga
diintegrasikan ke dalam komponen khusus lingkungan pengendalian dan
system akuntansi.

Untuk lebih rinci, struktur pengendalian intern dijelaskan terdiri dari 5 (lima)
komponen, yaitu :
1. Lingkungan Pengendalian
Merupakan dasar dari komponen pengendalian yang lain yang
secara umum dapat memberikan acuan disiplin. Meliputi : Integritas,
Nilai Etika, Kompetensi personil perusahaan, Falsafah Manajemen dan
gaya operasional, cara manajemen di dalam mendelegasikan tugas dan
tanggung jawab, mengatur dan mengembangkan personil, serta, arahan
yang diberikan oleh dewan direksi. Kunci lingkungan pengendalian
adalah:
a. Integritas dan Etika
b. Komitmen terhadap Kompetensi
c. Struktur Organisasi
d. Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab
e. Praktik dan Kebijakan Sumber Daya Manusia yang Baik
2. Penilaian Resiko
Identifikasi dan analisa atas resiko yang relevan terhadap
pencapaian tujuan yaitu mengenai penentuan “bagaimana resiko dinilai
untuk kemudian dikelola”. Komponen ini hendaknya mengidentifikasi
resiko baik internal maupun eksternal untuk kemudian dinilai.

5
Sebelum melakukan penilain resiko, tujuan atau target hendaknya
ditentukan terlebih dahulu dan dikaitkan sesuai dengan level-levelnya.
Langkah-langkah dalam penaksiran risiko adalah sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi risiko
b. Menaksir risiko yang berpengaruh cukup signifikan
c. Menentukan tindakan yang dilakukan untuk me-manage risiko
3. Aktivitas Pengendalian
Kebijakan dan prosedur yang dapat membantu mengarahkan
manajemen hendaknya dilaksanakan. Aktivitas pengendalian
hendaknya dilaksanakan dengan menembus semua level dan semua
fungsi yang ada di perusahaan. Aktivitas pengendalian meliputi:
a. Pemisahan fungsi/tugas/wewenang yang cukup
b. Otorisasi traksaksi dan aktivitas lainnya yang sesuai
c. Pendokumentasiaan dan pencatatan yang cukup
d. Pengendalian secara fisik terhadap aset dan catatan
e. Evaluasi secara independen atas kinerja
f. Pengendalian terhadap pemrosesan informasi
g. Pembatasan akses terhadap sumberdaya dan catatan
4. Informasi dan Komunikasi
Menampung kebutuhan perusahaan di dalam mengidentifikasi,
mengambil, dan mengkomukasikan informasi-informasi kepada pihak
yang tepat agar mereka mampu melaksanakan tanggung jawab mereka.
Di dalam perusahaan (organisasi), Sistem informasi merupakan kunci
dari komponen pengendalian ini. Informasi internal maupun kejadian
eksternal, aktifitas, dan kondisi maupun prasyarat hendaknya
dikomunikasikan agar manajemen memperoleh informasi mengenai
keputusan-keputusan bisnis yang harus diambil, dan untuk tujuan
pelaporan eksternal.
5. Pengawasan
Pengendalian intern seharusnya diawasi oleh manajemen dan
personil di dalam perusahaan. Ini merupakan kerangka kerja yang
diasosiasikan dengan fungsi internal audit di dalam perusahaan

6
(organisasi), juga dipandang sebagai pengawasan seperti aktifitas
umum manajemen dan aktivitas supervise. Adalah penting bahwa
defisiensi pengendalian intern hendaknya dilaporkan ke atas. Dan
pemborosan yang serius seharusnya dilaporkan kepada manajemen
puncak dan dewan direksi, hal ini meliputi:
a. Mengevaluasi temuan-temuan, reviu, rekomendasi audit secara
tepat.
b. Menentukan tindakan yang tepat untuk menanggapi temuan dan
rekomendasi dari audit dan reviu.
c. Menyelesaikan dalam waktu yang telah ditentukan tindakan yang
digunakan untuk menindaklanjuti rekomendasi yang menjadi
perhatian manajemen.
Kelima komponen ini terkait satu dengan yang lainnya, sehingga dapat
memberikan kinerja sistem yang terintegrasi yang dapat merespon perubahan
kondisi secara dinamis. Sistem Pengendalian Internal terjalin dengan aktifitas
opersional perusahaan, dana akan lebih efektif apabila pengendalian dibangun
ke dalam infrastruktur perusahaan, untuk kemudian menjadi bagian yang
paling esensial dari perusahaan (organisasi).
Keterbatasan Sruktur Pengendalian Intern Suatu Satuan Usaha
Terdapat keterbatasan bawaan yang arus disadari bila praktisi
mempertimbangkan efektivitas struktur pengendalian intern apapun. Dalam
penerapan banyak kebijakan dan prosedur pengendalian, erdapat kemungkinan
kekeliruan potensial yang timbul dari sebab-sebab seperti instruksi yang salah
dimengerti, salah dalam pertimbangan, serta kecerobohan, kebingungan dan
kelelahan pribadi. Disamping itu, kebijakan dan prosedur yang efektivitasnya
tergantung atas pemisahan tugas dapat disimpangi oleh persekongkolan
(collusion). Begitu pula ketidakberesan yang dilakukan oleh manajemen tidak
dapat dicegah atau dideteksi dengan kebijakan atau prosedur pengendalian
tertentu, karena manajemen mungkin tidak terkena pengendalian yang
digunakan untuk mencegah karyawan dari perbuatan yang menyimpang atau
karena manajemen dapat mengesampingkan pengendalian tersebut.

7
Adat, budaya, dan system pemerintahan perusahaan mungkin
menghalangi dilakukannya ketidakberesan oeleh manajemen namun hal itu
bukanlah alat pencegah yang tanpa cacat. Lingkungan pengendalian yang
efektif dapat juga membantu mengurangi kemungkinan dilakukannya
ketidakberesan semacam itu. Sebagai contoh, factor lingkungan pengendalian
seperti dewan komisaris, komite audit, dan fungsi audit intern yang efektif
dapat menghalangi perbuatan manajemen yang tidak semestinya. Di lain
pihak, suatu lingkungan pengendalian yang tidak efektif dapat berakibat
negative terhadap efektivitas prosedur dan kebijakan pengendalian dalam
system akuntansi dan prosedur pengendalian yang lain.

Pemerolehan Pemahaman Tentang Struktur Pengendalian Intern


Praktisi umumnya memperoleh pemahaman tentang desain kebijakan dan
prosedur tertentu dengan mengajukan pertanyaan kepada manajemen, pengawas,
karyawan staf yang semestinya; dengan melakukan inspeksi dokumen satuan
usaha; dan dengan mengamati aktivitas dan operasi satuan usaha. Sifat dan luas
prosedur yang dilaksanakan oleh praktisi dapat bervariasi dari satuan usaha yang
satu satuan usaha yang lain dan dipengaruhi oleh factor-faktor seperti yang
dijelaskan dalam paragraph 12 sampai dengan paragraph 16.

Pengujian dan Evaluasi Terhadap Efektivitas Operasi Kebijakan Dan


Prosedur Struktur Pengendalian Intern
Untuk mengevaluasi efektivias operasi struktur pengendalian intern suatu
satuan usaha, praktisi melaksanakan pengujian kebijakan dan prosedur struktur
pengendalian intern yang relevan untuk memperoleh bukti yang cukup untuk
mendukung pendapat praktisi yang dicantumkan dalam laporannya. Pengujian
atas efektivitas operasi kebijakan atau prosedur struktur pengendalian intern
bersangkutan dengan:
a. Bagaimana kebijakan atau prosedur tersebut diterapkan.
b. Konsistensi penerapannya.
c. Siapa yang menerapkan kebijakan atau prosedur tersebut.

8
Pengujian biasanya meliputi prosedur seperti pengajuan pertanyaan kepada
karyawan yang semestinya, inspeksi terhadap dokumentasi yang relevan,
pengamatan atas operasi satuan usaha, penerapan kembali atau pelaksanaan
kembali prosedur struktur pengendalian intern.
Bukti audit yang cukup untuk mendukung pendapat praktisi atas asersi
manajemen merupakan masalah pertimbangan professional. Namun praktisi harus
mempertimbangkan masalah-masalah yang disajikan.
Manajemen atau karyawan satuan usaha dapat menyediakan hasil
pengujian mereka atas efektivitas operasi kebijakan dan prosedur struktur
pengendalian intern tertentu bagi praktisi. Meskipun praktisi harus
mempertimbangkan hasil pengujian tersebut pada waktu mengevaluasi efektivitas
kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern, tanggung jawab praktisi
adalah untuk memperoleh bukti yang cukup untuk mendukung pendapatnya dan,
jika berlaku, menguatkan hasil pengujian yang dilakukan oleh manajemen atau
karyawan satuan usaha tersebut.
Sifat kebijakan dan prosedur mempengaruhi sifat pengujian pengendalian
yang dapat dilakukan oleh praktisi. Sebagai contoh, praktisi dapat memeriksa
dokumen mengenai kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern yang ada
bukti dokumenternya. Namun, bukti documenter mengenai beberapa kebijakan
dan prosedur lingkungan pengendalian (seperti filosofi manajemen dan gaya
operasi) seringkali tidak terdapat dalam satuan usaha. Dalam situasi ini, pengujian
pengendalian yang dilakukan oleh praktisi akan terdiri atas :
a. Pengajuan pertanyaan kepada karyawan yang semestinya.
b. Pengamatan atas aktivitas satuan usaha
Pemilihan periode waktu yang diterapi pengujian pengendalian merupakan
masalah pertimbangan praktisi, namun pertimbangan ini bervariasi dengan
sifat kebijakan dan prosedur pengendalian yang diuji dan dengan frekuensi
operasi prosedur pengendalian tertentu dan penerapan kebijakan tertentu.
Beberapa kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern tertentu
dilaksanakan terus-menerus (sebagai contoh pengendalian terhadap penjualan)
sedangkan yang lain dilaksanakan hanya pada waktu tertentu (seperti

9
pengendalian atas penyusunan laporan keuangan interim dan pengendalian
atas perhitungan fisik persediaan).
Manajemen dapat menyajikan suatu asersi tertulis tentang efektivitas
kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern yang berkaitan dengan
penyusunan informasi keuangan interim. Tergantung asersi manajemen,
praktisi harus melaksanakan pengujian atas kebijakan dan prosedur struktur
pengendalian intern yang berlaku selama satu atau lebih periode interim untuk
merumuskan suatu pendapat tentang efektivitas kebijakan dan proseur seperti
itu dalam mencapai tujuan yang berkaitan dengan tujuan pelaporan interim.
Sebelum tanggal penyajian asersi, manajemen dapat mengubah kebijakan
dan prosedur struktur pengendalian intern satuan usaha untuk membuatnya
lebih efektif dan efisien, atau ditujukan untuk mengatasi kelemahan
pengendalian. Dalam keadaan ini, praktisi tidak perlu mempertimbangkan
kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern yang telah diganti.

Kelemahan Dalam Struktur Pengendalian Intern Satuan Usaha


Selama pelaksanaan penugasannya, praktisi dapat menyadari kelemahan
signifikan dalam struktur pengendalian satuan usaha. Tanggung jawab praktisi
untuk mengomunikasikan kelemahan tersebut dijelaskan dalam paragraph 45
dan paragraph 46.
Kondisi yang dapat dilaporkan
40 SA Seksi 325 (PSA No.35), komunikasi masalah yang berhubungan
dengan Struktur Pengendalian Intern yang ditemukan dalam suatu audit,
mendefinisikan kondisi yang dapat dilaporkan sebagai masalah yang diketahui
oleh auditor yang mencerminkan kelemahan signifikan dalam desain atau
pelaksanaan struktur pengendalian intern yang berdampak buruk terhadap
kemampuan satuan usaha untuk mencatat, mengolah, meringkas, dan
melaporkan data keuangan konsisten dengan asersi manajemen dalam laporan
keuangan.
Kelemahan material
Suatu kondisi yang dapat dilaporkan dapat sedemikian besarnya untuk
diperhitungkan sebagai suatu kelemahan material. SA Seksi 325 (PSA No.35),

10
Komunikasi Masalah yang Berhubungan dengan Struktur Pengendalian Intern
yang Ditemukan dalam Suatu Audit, mendefinisikan suatu kelemahan material
sebagai suatu kondisi yang didalamnya desain dan pelaksanaan satu atau lebih
unsure struktur pengendalian intern tidak mengurangi terjadinya kekeliruan
atau ketidakberesan dalam jumlah ke tingkat risiko yang secara relative rendah
yang material dalam hubungannya dengan laporan keuangan dan tidak
terdeteksi pada waktu yang tepat oleh karyawan dalam pelaksanaan normal
fungsi yang dibebankan kepadanya.
Pada waktu mengevaluasi apakah kondisi yang dapat dilaporkan juga
berupa suatu kelemahan material, praktisi harus menyadari bahwa:
a. Jumlah kekeliruan atau ketidakberesan yang mungkin terjadi dan tetap
tidak terdeteksi berkisar dari nol sampai ke lebih dari jumlah bruto
laporan keuangan atau transaksi yang dibeberkan sebagai kondisi yang
dapat dilaporkan.
b. Risiko kekeliruan atau ketidakberesan mungkin berbeda untuk jumlah
yang mungkin berbeda dalam kisaran tersebut.

Dalam mengevaluasi apakah kombinasi dampak kondisi yang dapat


dilaporkan secara individu menghasilkan kelemahan material, praktisi harus
mempertimbangkan:
a. Kisar atau distribusi jumlah kekeliruan atau ketidakberesan yang
mungkin sebagai akibat dari satu atau lebih kondisi yang dapat
dilaporkan secara individual selama periode akuntansi yang sama.
b. Risiko bersama atau probabilitas bahwa suatu kombinasi kekeliruan
atau ketidakbersan akan material.

Evaluasi apakah suatu kondisi yang dapat dilaporkan juga suatu


kelemahan material merupakan proses yang bersifat subyektif yang tergantung
atas factor-faktor seperti sifat system akuntansi dan jumlah laporan keuangan
apapun atau transaksi yang dibeberkan sebagai kondisi yang dapat dilaporkan,
lingkungan pengendalian secara keseluruhan, prosedur pengendalian yang
lain, dan pertimbangan orang yang melakukan evaluasi.

11
C. HUBUNGAN SPI DENGAN PROSEDUR AUDIT LAINNYA
Pada prosedur audit ini, auditor harus memusatkan perhatian pada
rancangan dan operasi dari aspek-aspek SPI sampai seluas yang diperlukan
untuk dapat merencanakan audit dengan efektif. Lima jenis prosedur audit
yang berhubungan dengan pemahaman auditor atas SPI, yaitu
1. Pengalaman auditor pada periode sebelumnya terhadap satuan usaha
tersebut.
2. Tanya jawab dengan pegawai perusahaan
3. Pemeriksaan pedoman kebijakan dan prosedur.
4. Inspeksi atas dokumen dan catatan.
5. Pengamatan aktivitas dan operasi satuan usaha tersebut.

1. Pengujian atas Pengendalian


Penggunaan utama atas pemahaman SPI adalah untuk menetapkan
risiko pengendalian relatif terhadap berbagai tujuan pengendalian intern
yang ada. Auditor dapat menetapkan risiko pengendalian pada tingkat
yang mencerminkan evaluasi atas SPI klien, tetapi harus dibatasi sampai
tingkat yang didukung oleh bahan bukti yang diperoleh.
Pengujian atas pengendalian diarahkan pada efektivitas
pengendalian yang mencakup jenis bahan bukti sbb :
a. Tanya jawab dengan pegawai klien
b. Inspeksi dokumen dan catatan
c. Pengamatan penerapan kebijakan dan prosedur spesifik
d. Pelaksanaan ulang oleh auditor terhadap penerapan kebijakan dan
prosedur spesifik
Perbedaan dengan prosedur untuk memperoleh pemahaman atas
SPI adalah bahwa dengan pengujian atas pengendalian, tujuan menjadi
lebih spesifik dan pengujian menjadi lebih ekstensif.
Jika auditor memutuskan untuk menetapkan risiko pengendalian
dibawah tingkat maksimum untuk satu tujuan pengendalian intern tertentu,
maka prosedur satu dapat digabung dengan prosedur dua.

12
2. Pengujian Substantif atas Transaksi
Pengujian substantif adalah prosedur yang dirancang untuk
menguji kekeliruan atau ketidakberesan dalam bentuk uang yang langsung
mempengaruhi kebenaran saldo L/K Tujuan dari pengujian ini adalah
untuk menentukan apakah transaksi pembukuan klien telah diotorisasi
dengan pantas, dicatat dan diikhtisarkan dalam jurnal dengan benar dan
dipindahbukukan ke buku besar dan buku tambahan dengan benar.

3. Prosedur analitis
Prosedur analitis mencakup perbandingan jumlah yang dicatat
dengan perkiraan yang dikembangkan oleh auditor. Prosedur analitis ini
sering berupa perhitungan rasio oleh auditor untuk dibandingkan dengan
rasio tahun lalu dan data lain yang berhubungan. Tujuan penggunaan
prosedur analitis:
a. Memperoleh pemahaman atas bidang usaha klien.
b. Menetapkan kemampuan kelangsungan hidup suatu satuan usaha.
c. Indikasi timbulnya kemungkinan kekeliruan dalam L/K.
d. Mengurangi pengujian audit yang lebih rinci.

4. Pengujian Terinci atas Saldo


Pengujian ini menitikberatkan pada saldo akhir buku besar untuk
Neraca maupun rugi laba dengan penekanan utama pada Neraca.
Merupakan pengujian yang penting karena bahan bukti diperoleh dari
sumber yang independen dari klien sehingga berkualitas tinggi.
Pengujian ini bertujuan memberikan kebenaran moneter atas perkiraan
yang berkaitan, sehingga merupakan pengujian substantif juga.

13
REFERENSI
Al. Haryono Jusup. 2014. Auditing (Pengauditan Berbasis ISA). Yogyakarta :
STIE YKPN
Fikiyaya. “Auditing-Struktur Pengendalian Intern”.
https://www.scribd.com/document/371338103/SAP-11. Diakses pada 09 April
2018

14

También podría gustarte