Está en la página 1de 15

BAB 1

KONSEP TEORI

1.1 Konsep Hipertensi


1.1.1 Definisi
Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140 mmHg
atau lebih dan tekanan distolik 120 mmHg (Sharon, L. Rogen. 2003).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140
mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg (Luckman Sorensen. 2006).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah
sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolik 90 mmHg atau lebih
(Barbara Hearrison. 2005).
Dari ketiga definisi di atas dapat disimpulkan bahwa hipertensi adalah
peningkatan tekanan darah yang abnormal dengan sistolik lebih dari 140 mmHg
dan diastolik lebih dari 90 mmHg.

1.1.2 Etiologi
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik.
Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan
tekanan perifer. Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya
hipertensi :
1) genetik
Respon neurologi terhadap stres atau nkelainan ekskresi atau transpor Na
2) Obesitas
Terkait dengan level insulin yang tinggi yang menyebabkan TD meningkat
3) Stres lingkungan
4) Hilangnya elastisitas jaringan dan arterisklerosis pada orang tua serta
pelebaran pembuluh darah
Berdasarkan etiologinya HT dibagi menjadi 2 golongan yaitu :
1) Hipertensi esensial (primer)
penyebab tidak diketahui namun banyak faktor yang mempengaruhi seperti
genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, sistem renin
angiotensi, efek dari ekskresi Na, obesitas, merokok dan stres
2) Hipertensi sekunder
dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vaskuler renal, penggunaan
kontrasepsi oral yaitu pil, gangguan endokrin, dll.

1
1.1.3 Pengaturan Tekanan Darah
Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara:
1. Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada
setiap detiknya
2. Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka
tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri
tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui
pembuluh darah yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya
tekanan. Inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah
menebal da kaku karena arterisklerosis. Dengan cara yang sama, tekanan
darah juga meningkat pada saat terjadi ”vasokontriksi” yaitu jika arteri kecil
untuk sementara waktu mengkerut karena perangsangan saraf atau hormon di
dalam darah.
3. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya
tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehinnga
tidak mampu membuang sejumlah garam dan air di dalam tubuh. Volume
darah di dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat.
Sebaliknya jika :
a. aktivitas memompa jantung berkurang
b. arteri mengalami pelebaran
c. banyak cairan keluar dari sirkulasi
Maka tekanan darah akan menurun atau menjadi lebih kecil. Penyesuaian
terhadap faktor-faktor tersebut dilaksanakan oleh perubahan di dalam fungsi
ginjal dan sistem saraf otonom (bagian dari sistem saraf yang mengatur berbagai
fungsi tubuh secara otomatis).
1. Perubahan Fungsi Ginjal
Ginjal mengendalikan tekanan darah melalui beberapa cara :
a. jika tekanan darah meningkat, ginjal akan menambah pengeluaran garam
dan air, yang akan menyebabkan berkurangnya volume darah dan akan
mengembalikan tekanan darah ke normal
b. jika tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan garam
dan air, sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali
normal
c. ginjal juga bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah dengan
menghasilkan enzim yang disebut renin, yang memicu pembentukan
hormon angiotensi, yang selanjutnya akan memicu pelepasan hormon
aldosteron

2
Ginjal merupakan organ penting dalam mengendalikan tekanan darah, karena
itu berbagai penyakit dan kelainan pada ginjal bisa menyebabkan terjadinya
tekanan darah tinggi. Misalnya penyempitan arteri ke salah satu ginjal
(stenosis arteri renalis) bisa menyebabkan hipertensi. Peradangan dan cidera
pada salah satu atau kedua ginjal juga bisa menyebabkan naiknya tekanan
darah.
2. Sistem Saraf Otonom
Sistem saraf simpatis merupakan bagian dari sistem saraf otonom, yang untuk
sementara waktu akan :
a. meningkatkan tekanan darah selama respon fight-or-flight (reaksi fisik
tubuh terhadap ancaman dari luar)
b. meningkatkan kecepatan dan kekuatan denyut jantung, juga
mempersempit sebagian besar arteriola, tetapi memperlebar arteriola di
daerah tertentu (misalnya otot rangka, yang memerlukan pasokan darah
yang lebih banyak)
c. mengurangi pembuangan aiar dan garam oleh ginjal, sehingga akan
meningkatkan volume darah dalam tubuh
d. melepaskan hormon epinefrin (adrenalin) dan non epinefrin, yang
merangsang jantung dan pembuluh darah

1.1.4 Manifestasi Klinis


Manifestasi klinik pada klien dengan HT adalah meningkatnya tekanan darah
>140/90 mmHg, sakit kepala, epistaksis, pusing/migrain, rasa berat di tengkuk,
sukar tidur, mata berkunang-kunang, lemah dan lelah, muka pucat dan suhu tubuh
rendah.

1.1.5 Pemeriksaan Penunjang


1) Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
(viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor resiko seperti
hipokoaguabilitas, anemia.
2) BUN/kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal
3) Glukosa : hiperglikemi (DM adalah pencetus HT) dapat diakibatkan oleh
pengeluaran kadar ketokolamin
4) Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisyaratkan disfungsi ginjal dan ada
DM
5) CT Scan : mengkaji adanya tumor serebral, encelopati
6) EKG : dapat menunjukkan pola regangan, dimana luas peninggian gelombang
P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung, HT

3
7) IVP : mengidentifikasikan penyebab HT seperti batu ginjal, perbaikan ginjal
8) Foto dada : menunjukkan destruksi kalsifikasi pada area katup, pembesaran
jantung

1.1.6 Penatalaksanaan Medis


Penanggulangan HT secara garis besar dibagi menjadi 2 jenis penatalaksanaan:
a. Penatalaksanaan non farmakologis
1) diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat
menurunkan tekanan darah diikuti dengan penurunan aktivitas renin dalam
plasma dan kadar aldosteron dalam plasma.
2) aktivitas
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan dengan
batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan, joging,
bersepeda atau berenang.
b. Penatalaksanaan farmakologis
Secara garis besar terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pemberian atau pemilihan obat anti HT yaitu :
1) mempunyai efektifitas yang tinggi
2) mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal
3) memungkinkan penggunaan obat secara oral
4) tidak menimbulkan intoleransi
5) harga obat relatif murah sehingga terjangkau oleh klien
6) memungkinkan penggunaan jangka panjang
Golongan obat-obatan yang diberikan pada klien dengan HT seperti golongan
diuretik, golongan betablocker, golongan antagonis kalsium, golongan
penghambat konversi renin angiotensi

4
1.1.7 Patofisiologi
Teori Biological
Sel diprogram
Mati tidak bisa repair sebanyak yang mati

Gangguan psikologis, tidak


Pengeluaran oleh ginjal
diketahui sebabnya

Angiotensinogen membentuk Denyut nadi meningkat,


angiotensin I, yang kemudian kontraksi jantung meningkat,
diubah menjadi angiotensi II vasokontriksi meningkat

Sistem Aldosteron Kontraksi Tekanan pembuluh Kardiac output


meningkat arteriol darah perifer meningkat
meningkat

Retensi Na dan air Peningkatan


tahanan perifer

Volume darah
meningkat Tekanan darah meningkat

Hipertropi/dilatasi meningkat

Struk volume menurun

Cardiac output menurun

Otak Ginjal G.I Track Ekxtremitas

Hipoksia CRF
menurun Asam lambung Peristaltik Perfusi jaringan
meningkat menurun menurun
Pusing,nyeri
Gangguan
eliminasi Mual Inkontinesia Intoleransi
muntah defekasi aktifitas
defisit lapang pandang,
motorik atau persepsi.
Ketidakseimbangan nutrisi :
kurang dari kebutuhan tubuh
Resiko Cidera

5
1.2 Tinjauan Asuhan Keperawatan
1.2.1 Pengkajian
1) Aktivitas dan Istirahat
Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton
Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung
2) Sirkulasi
Gejala : riwayat HT, arterisklerosis, penyakit jantung koroner/katup dan penyakit
cerebrovaskuler, episode palpitasi
Tanda : kenaikan TD, denyutan nadi dari karotis jelas, jugularis, radialis,
takikardi, murmus stenosis vaskuler, distensi vena jugularis, kulit pucat,
sianosis, suhu dingin (vasokonstriksi perifer), pengisian kapiler mungkin
lambat/tertunda
3) Integritas Ego
Gejala : riwayat perubahan kepribadian, ansietas, faktor stres multipel
(hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan)
Tanda : letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinu, perhatian, tangisan
meledak, otot muka tegang, pernafasan menghela, peningkatan pola
bicara
4) Eliminasi
Gejala : gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayat penyakit
ginjal pada masa yang lalu)
5) Makanan / Cairan
Gejala : makan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam dan lemak
serta kolesterol, mual, muntah dan perubahan BB akhir-akhir ini
(meningkat/turun), riwayat penggunaan diuretik
Tanda : berat badan normal atau obesitas, adanya edema, glikouria
6) Neurosensori
Gejala : keluhan pening/pusing, sakit kepala, gangguan penglihatan
Tanda : status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara, efek,
proses pikir, penurunan kekuatan genggaman tangan
7) Nyeri / Kenyamanan
Gejala : angina (penyakit arteri koroner/keterlibatan jantung), sakit kepala
8) Pernafasan
Gejala : dispnea yang berkaitan dari aktifitas/kerja takipnea, ortopnea, dispnea,
batuk dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok
Tanda : distres pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan, bunyi nafas
tambahan (mengi), sianosis

6
9) Keamanan
Gejala : gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural
10) Pembelajaran/Penyuluhan
Gejala : faktor resiko keluarga : hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung, DM

1.2.2 Diagnosa keperawatan


1) Nyeri kronis berhubungan dengan malnutrisi (00133)
2) Intoleran aktivitas berhubungan dengan gaya hidup kurang gerak (00092)
3) Risiko cedera berhubungan dengan gangguan fungsi psikomotor (00035)
4) Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan makan (00002)
5) Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera biologis (00132)
6) Inkontinesia defekasi berhubungan dengan penurunan umum tonus otot
(00014)

1.2.3 Intervensi
Diagnosa keperawatan : Nyeri kronis b.d malnutrisi
NIC : Manajemen nyeri..................................................................................Kode: 1400
Definisi : pengurangan atau reduksi nyeri sampai pada tingkat kenyamanan yang
dapat diterima oleh pasien.

Aktivitas-aktivitas  Kurangi atau eliminasi faktor-


 Lakukan pengkajian nyeri faktor yang dapat mencetuskan
komprehensif yang meliputi atau meningkatkan
lokasi , karekteristik, onset/durasi, nyeri(misalnya, ketakutan ,
frekuensi, kualitas, intensitas atau kelelahan,keadaan monoton dan
beratnya nyeri dan faktor pencetus kurang pengetahuan)
 Observasi adanya petunjuk  Pertimbangkan keinginann pasien
nonverbal mengenai ketidak- untuk berpartisipasi, kemampuan
nyamanan terutama pada mereka berpaartisipasi, kecenderungan,
yang tidak bisa berkomunikasi dukungan dari orang terdekat
secara efektif terhadap dan kontraindikasi
 Pastikan perawatan analgesic bagi ketika memilih strategi penurunan
pasien dilakuka dengan nyeri
pemantauan yang ketat  Pilih dan implementasikan
 Gunakan strategi komunikasi tindakan yang beragam
terapeutik untuk mengetahui (misalnya,farmakologi,

7
pengalaman nyeri dan sampaikan nonfarmakologi, interpersonal)
penerimaan pasien terhadap nyeri untuk memfasilitasi penurunan
 Gali pengetahuan dan nyeri, sesuai dengan kebutuhan
kepercayaan pasien mengenai  Ajarkan prinsip-prinsip
nyeri manajemen nyeri
 Perhatikan pengaruh budaya  Pertmbangkan tipe dan sumber
terhadap respon nyeri nyeri ketika memilih strategi
 Tentukan akibat dari pengalaman penurunn nyeri
nyeri terhadap kualitashidup  Dorong pasien untuk memonitor
pasien (misalnya, tidur, nafsu nyeri dan menangani nyerinya
makan, pengertian, perasaan , dengan tepat
hubungan peforma kerja, dan  Ajarkan penggunaan teknik
tanggung jawab peran) nonfarmakologi (seperti, biofeed
 Gali bersama pasien faktor-faktor back. TENS, hypnosis, relaksasi,
yang dapat menurunkan atau bimbingan antisipasif, terapi
memperberat nyeri music, terapi bermain,, terapi
 Evalasi pengalaman nyeri aktifitas, akupressur, aplikasi
dimasalaluyang meliputi riwayat panas/dingin dan pijatan, sebelum
nyeri kronik individu atau , sesudah dan jika memungkinkan
keluarga atau nyeri yang , ketika melakukan aktifitas yang
menyebabkan menimbulkan nyeri, sebelum
disability/ketidakmampuan/kecac nyeri terjadi atau meningkat dan
atan, dengan tepat bersamaan dengan tindakan
 Evaluasi bersama pasien dan tim penurunan rasa nyeri lainnya)
kesehatan lain mengenai  Gali penggunaan metode
efektivitas tindakan pengontrolan farmakologi yang di pakai pasien
nyer yang pernah di lakukan saat ini untuk menurunkan nyeri
sebelumnya  Ajarkan metodefarmakologi
 Bantu keluarga dalam mencari untuk menurunkan nyeri
dan menyediakan dukungan  Dorong pasien menggunakan
 Gunakan metode penilaian yang obat-oobatan penurun nyeri yang
sesuai dengan tahapan adekuat
perkembangan yang  Kolaborasi dengan pasien, orang
memungkinkan untuk terdekat dan tim kesehatan
meonitoring perubahan nyeri yang lainnya untuk memilih dan
akan dapat membantu mengimplementasikan tindakan
mengidentifikasi faktor pencetus penurunan nyeri nonfarmakologi

8
actual dan potensial (missal, sesuai kebutuhan
catatan perkembangan dan catatan  Beriakn individu penurun nyeri
harian) yang optimal dengan peresepan
 Tentukan kebutuhan frekuensi analgesic
untuk melakukan pengkajian  Implementasikan penggunaan
ketidaknyamanan pasien dan pasien – -terkontrol analgesic
mengimplementasikan rencana (PCA), jika sesuai
monitor  Gunakan tindakan pengontrol
 Berikan informasi mengenai nyeri nyeri sebelum nyeri bertambah
, seperti penyebab nyeri, berapa berat
lama nyeri akan dirasakan , dan  Berikan obat sebelum melakukan
antisipasi dari ketidak-nyamanan aktivitas untuk meningkatkan
akibat prosedur partisipasi, namun (lakukan)
 Kendalikan faktor lingkungan evaluasi (mengenai) bahaya dari
yang dapat mempengaaruhi sedasi
respon pasien terhadap  Pastikan pemberian analgesic dan
ketidaknyamanan (misalnya, atau strategi nonfarmakologi
suhu, ruangan , pencaahayaan, sebelum dilakukan prosedur yang
suara bising) menimbulkan nyeri
 Informasikan tim kesehatan lain  Periksa tingkat ketidak nyamanan
atau anggota keluarga mengenai bersama pasien , catat perubahan
strategi nonfarmakologi yang pada catatan medis pasien ,
sedang di gunakan untuk informasikan petugas kesehatan
mendorong pendekatan preventif lain yang merawat pasien
terkait dengan manajemen nyeri  Evaluasi keefektifan dan dari
 Gunakan pendekata multi disiplin tindakan pengontol nyeri yang di
untu manajemen nyeri , jika pakai selama pengkajian nyeri
sesuai dilakukan
 Pertimbangkan untuk merujuk  Mulai dan modifikasi tindakan
pasien keluarga dan orang pengontrolan nyeri berdasarkan
terdekat pada kelompok respon pasien
pendukung dan sumber-sumber  Dukung istirahaat atau tidur yang
lainnya sesuai kebutuhan adekuat untuk membantu
 Berikan informasi yang akurat penurunan nyeri
untuk meningkatkan pengetahun  Dorong pasien untuk
dn respon keluarga terhadap mendiskusikan pengalaman
pengalaman nyeri nyerinya sesuai kebutuhan

9
 Libatkan keluarga dalam  Beri tahu dokter jika tindakan
modalitas penurunan nyeri, jika tidak berhasil dan jika keluhan
memungkinkan pasien saat ini berubah signifikan
 Monitor kepuasan pasien terhadap dari pengalaman nyeri sebelum
manajeman nyeri dalam interval nya
yang spesifik

10
NOC : Nyeri : Respon Psikologis Tambahan.................................................Kode :1306
1. Proses berpikir yang lambat
2. Gangguan memori
3. Adanya gangguan pada konsentrasi
4. Tidak bisa membuat keputusan
5. Distres nyeri
6. Kekhawatiran terkait toleransi terhadap nyeri
7. Kekhawatiran terkait dengan membebani orang lain
8. Khawatir ditinggalkan
9. Depresi
10. Ansietas
11. Kesedihan
12. Ketidakberdayaan
13. Keputusasaan
14. Rasa tidak berharga
15. Rasa terisolasi
16. Ketakutan terhadap prosedur dan alat
17. Ketakutan pada nyeri yang tidak bisa ditahan
18. Jengkel terhadap dampak dari nyeri yang mengganggu
19. Pemikiran untuk bunuh diri
20. Pemikiran yang pesimis
21. Marah pada orang lain
22. Rasa marah terhadap dampak dari nyeri yang menyebabkan ketidakmampuan

NOC : Kontrol Nyeri...................................................................................Kode: 1605


1. Mengenali kapan nyeri terjadi
2. Menggambarkan faktor penyebab
3. Menggunakan jurnal harian untuk memonitor
gejala dari waktu ke waktu
4. Menggunakan tindakan pencegahan
5. Menggunakan tindakan pengurangan [nyeri] tanpa
analgesik
6. Menggunakan analgesik yang direkomendasikan
7. Melaporkan perubahan terhadap gejala nyeri pada
profesional kesehatan
8. Melaporkan gejala yang tidak terkontrol pada
profesional kesehatan
9. Menggunakan sumber daya yang tersedia

11
Diagnosa Keperawatan : Intoleran aktivitas b.d gaya hidup kurang gerak
NIC : Terapi aktivitas.....................................................................................Kode : 4310
Definisi : Persepan terkait dengan menggunakan bantuan aktivitas fisik, kognisi,
sosial dan spiritual untuk meningkatkan frekuensi dan durasi dari aktivitas
kelompok

Aktivitas-aktivitas  Fasilitasi aktivitas pengganti pada


 Pertimbangkan kemampuan klien saat klien memiliki keterbatasan
dalam berpartisipasi melalui waktu, energi, maupun
aktivitas spesifik pergerakan dengan
 Berkolaborasi dengan [ahli] terapis caraberkonsultasi pada terapis
fisik, okupasi dan terapis terapis fisik, okupasi dan terapis
rekreasional dalam perencanaan dan rekreasi
pemantauan program aktivitas, jika  Dorong keterlibatan dalam
memang diperlukan. aktivitas kelompok maupun
 Pertimbangkan komitmen klien terapi,jika memang diperlukan
untuk meningkatkan frekuensi dan  Rujuk ke pusat komunitas
jarak aktivitas. maupun program program
 Bantu klien untuk mengeksplorasi aktivitas komunitas, jika memang
tujuan personal dari aktivitas-aktivas diperlukan
yang biasa dilakukan (misalnya.,  Bantu dengan aktivitas fisik
bekerja) dan aktivitas-aktivitas yang secara teratur (misalnya,
disukai. ambulasi, transfer/berpindah,
 Bantu klien untuk memilih aktivitas berputar dan kebersihan diri)
dan pencapaian tujuan melalui sesuai dengan kebutuhan
aktivitas yang konsisten dengan  Sediakan aktivitas “motorik
kemampuan fsik, fisiologis dan kasar” untuk klien yang hiperaktif
sosial.  Tingkatkan gaya hidup dengan
 Bantu klien untuk tetap fokus pada melalui aktivitas fisik untuk
kekuatan yang dimilikinya mencegah peningkatan berat
dibandingkan dengan kelemahan badan yang tidak diinginkan
[yang dimilikinya].  Sarankan metode-metode untuk
 Bantu klien untuk mengidentifikasi meningkatkan aktivitas fisik yang
dan memperoleh sumber-sumber tepat
yang diperluakan untuk aktivitas-  Ciptakan lingkungan yang aman
aktivitas yang diinginkan. untuk dapat melakukan
 Dorong aktivitas kreatif yang tepat pergerakan aktivitas motorik

12
 Bantu klien memperoleh transportasi untuk mengurangi terjadinya
untuk (dapat mengikuti) kejang otot
 Bantu klien untuk mengidentifikasi  Berikan aktivitas yang memenuhi
aktivitas yang dinginkan komponen memori dan emosi
 Bantu klien untuk mengidentifikasi (misalnya, aktivitas religious
aktivitas yang bermakna tertentu) untuk klien demensia,
 Bantu klien untuk menjadwal waktu- dengan cara yang tepat
waktu spesifik terkait dengan  Berikan permainan kelompok
aktivitas harian terstruktur, non kompetitif dan
 Bantu klien dan keluarga untuk aktif
mengidentifikasi kelemahandalam  Tingkatkan keterlibatan dalam
level aktivitas tertentu aktivitas rekreasi dan diversioal
 Identifikasi strategi untuk yang bertujuan untuk mengurangi
meningkatkan partisipasi terkait kecemasan (misalnya, bernyanyi
dengan aktivitas yang diinginkan kelompok, bola voli, tenis meja,

 Instruksikan klien dan keluarga berjalan, berenang tugas tugas

untuk mempertahankan fungsi dan konkrit,tugas rutin dan sederhana,

kesehatan terkait peran dalam tugas rumah tangga, berhias dan

berktifitas secara fisik, sosial, permainan kartu/puzzle)

spiritual dan kognisi  Gunakan terapi dengan

 Instruksikan pasien dan keluarga menggunakan hewan dengan cara

untuk melaksanakan aktivitas yang yang tepat

dinginkan maupun yang [telah]  Berikan pujian positif karena


diresepkan kesediaannya untuk terlibat dalam

 Berkoordinasi dalam menyeleksi kelompok

pasien sesuai dengan umur yang  Instruksikan kelnarga untuk


sesuai dengan aktivitas [yang akan memberikan pujian positif karena
dilakukan] kesediaannya untuk terlibat dalam

 Bantu klien dan keluarga untuk kelompok

beradaptasi dengan lingkungan pada  Berikan kesempatan keluarga


saat mengakomodasi aktivitas yang untuk terlibat dalam aktivitas,
dinginkan dengan cara yang tepat

 Berikan aktivitas untuk  Bantu kien untuk meningkatkan


meningkatkan perhatian dan motivasi diri dan penguatan
berkonsultasi dengan terapis  Monitor respon emosi, fisik,
rekreasional [mengenai hal ini] sosial dan spiritual terhadap
aktivitas

13
 Bantu klien dan keluarga
memantau perkembangan klien
terhadap pencapaian tujuan [yang
diharapkan]
NOC : Daya Tahan...........................................................................................Kode : 0001

1. Melakukan akivitas rutin


2. Aktivitas
3. Konsentrasi
4. Daya tahan otot
5. Libido
6. Pemulihan energi setelah istirahat
7. Oksigen darah ketika beraktivitas
8. Hemoglobin
9. Hematokrit
10. Glukosa darah
11. Serum elektrolit darah

1.2.4 Evaluasi

1) Pasien melaporkan nyeri berkurang


2) Pasien dapat melakukan metode untuk mengurangi nyeri
3) Pasien mau minum obat secara teratur
4) Fungsi kardiovaskuler meningkat dan TD normal
5) Pasien melakukan aktivitas sesuai dengan yang diinginkan tanpa keluhan
6) Pasien dapat beraktivitas seperti sebelum sakit
7) Klien dapat memilih makanan yang tepat
8) Klien mampu mempertahankan berat badan yang diinginkan

14
DAFTAR PUSTAKA

Sharon, L. Rogen. 2003. Keperawatan Medikal Bedah, Edisi : 8, Vol : 2. Jakarta : EGC

Guyton and Hall . 2007. Buku Ajar Fisiologi kedokteran. Jakarta : EGC

Luckman,Sorensen. 2006. Buku Ajar Penyakit Dalam. Ed. 3. Jakarta : Penerbit FKUI

Barbara, Hearrison. 2005. Patofisiologi. Ed. I. Jakarata : EGC

15

También podría gustarte