Está en la página 1de 28

Hatim saleh

09170000074
Take home komunitas

PROSES KEPERAWATAN KOMUNITAS TBC

A. Pengkajian
1. Core/ inti komunitas
a. Histori
Histori merupakan suatu gambaran terkait sejarah yang berkaitan dengan
kondisi perkembangan suatu wilayah tertentu yang mencakup semua
komponen yang terdapat dalam wilayah tersebut termasuk di dalamnya
adalah perbatasan wilayah.
b. Demographic
Demografi berasal dari kata demos yang berarti rakyat atau penduduk dan
grafein yang berarti menulia. Jadi, demografi adalah tulisan-tulisan atau
karangan-karangan mengenai penduduk.(Mubarak Wahit dan Nurul
Chayatin 2009).
Menurut A. Guillard (1985), demografi adalah elements de statistique
humaine on demographic compares. Defenisi demografi antara lain.
1) Demografi merupakan studi ilmiah yang menyangkut masalah
kependudukan, terutama dalam kaitannya dengan jumlah, struktur dan
perkembangan suatu penduduk.
2) Demografi merupakan studi statistik dan matematis tentang besar,
komposisi, dan distribusi penduduk, serta peruban-perubahannya
sepanjang masa melalui komponen demografi, yaitu kelahiran,
kematian, perkawinan, dan mobilitas sosial.
3) Demografi merupakan studi tentang jumlah, penyebaran teritorial dan
komponen penduduk, serta perubahan-perubahan dan sebab-sebabnya.
c. Ethnicitic

1
Etnik adalah seperangkat kondisi spesifik yang dimiliki oleh kelompok
tertentu (kelompok etnik). Sekelompok etnik adalah sekumpulan individu
yang mempunyai budaya dan sosial yang unik serta menurunkannya kepada
generasi berikutnya. Etnik berbeda dengan ras. Ras merupakan sistim
pengklasifikasian manusia berdasarkan karakteristik visik, pegmentasi,
bentuk tubuh, bentuk wajah, bulu pada tubuh, dan bentuk kepala.
Sedangkan budaya merupakan keyakinan dan perilaku yang diturunkan atau
yang diajarkan manusia kepada generasi berikutnya. (Efendi ferry dan
Makhfudli ,2009).
d. Values and beliefs
Nilai adalah konsepsi-konsepsi abstrak di dalam diri manusia, mengenal apa
yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk. Nilai budaya adalah
sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkan oleh penganut budaya baik atau
buruk. Sedangkan, norma budaya adalah aturan sosial atau patokan perilaku
yang dianggap pantas. Norma budaya merupakan sesuatu kaidah yang
memiliki sifat penerapan terbatas pada penganut budaya terkait. Nilai dan
norma yang diyakini oleh individu tampak di dalam masyarakat sebagai
gaya hidup sehari-hari. (Efendi ferry dan Makhfudli ,2009).

2. Subsistem
a. Lingkungan Fisik
Perumahan : rumah yang dihuni oleh penduduk, penerangan, sirkulasi, dan
kepadatan.
b. Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan yang tersedia untuk melakukan deteksi dini gangguan
atau merawat atau memantau apabila gangguan sudah terjadi
c. Ekonomi
Tingkat social ekonomi komunitas secara keseluruhan apakah sesuai
dengan upah minimum regional (UMR), dibawah UMR atau diatas UMR
sehingga upaya kesehatan yang diberikan dapat terjangkau, misalnya
anjuaran untuk konsumsi jenis makanan sesuai status ekonomi tersebut.

2
d. Transportasi dan Keamanan
Keamanan dan keselamatan lingkungan tempat tinggal : apakah tidak
menimbulkan stress.
e. Politik dan pemerintahan
Politik dan kebijakan pemerintah terkait dengan kesehatan : apakah cukup
menunjang sehingga memudahkan komunitas mendapat pelayanan
diberbagai bidang termasuk kesehatan.
f. Komunikasi
Sarana komunikasi apa saja yang dimanfaatkan di komuitas tersebut untuk
meningkatkan pengetahuan terkait dengan gangguan nutrisi misalnya
televisi, radio, koran atau leaf let yang diberikan kepada komunitas.
g. Education
Apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan untuk meingkatkan
pengetahuan?
h. Rekreasi
Apakah tersedia sarananya, kapan saja dibuka dan apakah biayanya
terjangkau oleh komunitas. Rekreasi ini hendaknya dapat digunakan
komunitas untuk megurangi stress. ( R. Fallen & R Budi Dwi K, 2010 ).

B. Diagnosa Keperawatan
Setelah dilakukan pengkajian yang sesuai dengan data-data yang dicari,
maka kemudian dikelompokkan dan dianalisa seberapa besar stressor yang
mengancam masyarakat dan seberapa berat reaksi yang imbul pada masyarakat
tersebut. Berdasarkan hal tersebut di atas dapat disusun diagnose keperawatan
komunitas dimana terdiri dari : masalah kesehatan, karakteristik populasi, dan
karakteristik lingkungan. ( R. Fallen & R Budi Dwi K, 2010 ).

C. Rencana Keperawatan
Tahap kedua dari proses keperawatan merupakan tindakan menetapkan apa
yang harus dilakukan untuk membantu sasaran dalam upaya promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif. Langkah pertama dalam tahap perencanaan adalah

3
menetapkan tujuan dan sasaran kegiatan untuk mengatasi masalah yang telah
ditetapkan sesuai dengan diagnose keperawatan. Dalam menentukan tahap
berikutnya yaitu rencana pelaksanaan kegiatan maka ada 2 faktor yang
mempengaruhi dan dipertimbangkan dalam menyusun rencana tersebut yaitu sifat
masalah dan sumber atau potensi masyarakat seperti dana, sarana, tenaga yang
tersedia.
Dalam pelaksanaan pengembangan masyarakat dilakukan melalui tahapan
sebagai berikut :
a. Tahap persiapan
Dengan dilakukan pemilihan daerah yang menjadi prioritas menentukan cara
untuk berhubungan dengan masyarakat, mempelajari dan bekerjasama dengan
masyarakat.
b. Tahap pengorganisasian
Dengan persiapan pembentukan kelompok kerja kesehatan untuk
menumbuhkan kepedulian terhadap kesehatan dalam masyarakat. Kelompok
kerja kesehatan (Pokjakes) adalah suatu wadah kegiatan yang dibentuk oleh
masyarakat secara bergotong royong untuk menolong diri mereka sendiri dalam
mengenal dan memecahkan masalah atau kebutuhan kesehatan dan
kesejahteraan, meningkatkan kemampuan masyarakat berperan serta dalam
pembangunan kesehatan di wilayahya.
c. Tahap pendidikan dan latihan
1) Kegiatan pertemuan teratur dengan kelompok masyarakat
2) Melakukan pengkajian
3) Membuat program berdasarkan masalah atau diagnose keperawatan
4) Melatih kader
5) Keperawatan langsung terhadap individu, keluarga, dan masyarakat
d. Tahap formasi dan kepemimpinan
e. Tahap koordinasi intersektoral
f. Tahap ahkir
Dengan melakukan supervise atau kunjungan bertahap untuk mengevaluasi
serta memberikan umpan balik untuk perbaikan kegiatan kelompok kerja

4
kesehatan lebih lanjut. Untuk lebih singkatnya perencanaan dapat diperoleh
dengan tahapan sebagai berikut :
1) Pendidikan kesehatan tentang gangguan nutrisi
2) Demonstrasi pengolahan dan pemilihan yang baik
3) Melakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan kurang gizi melalui
pemeriksaan fisik dan laboratorium
4) Bekerja dengan aparat Pemda setempat untuk mengamankan lingkungan
atau komunitas bila stressor dari lingkungan.
5) Rujukan ke rumah sakit bila diperlukan

D. Implementasi
Pada tahap ini rencana yang telah disusun dilaksanakan dengan melibatkan
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sepenuhnya dalam mengatasi
masalah kesehatan dan keperawat yang dihadapi. Hal-hal yang yang perlu
dipertimbangkan dalam pelaksaan kegiatan keperawatan kesehatan masyarakat
adalah:
a. Melaksanakan kerja sama lintas program dan linytas sektoral dengan instansi
terkait
b. Mengikut sertakan partisipasi aktif individu, keluarga, masyarakat dan kelompok
dan kelompok masyarakat dalam menghatasi masalah kesehatannya.
c. Memanfaatkan potensi dan sumbar daya yang ada di masyarakat
Level pencagahan dalam pelaksanaan praktek keperawatan komunitas terdiri
atas:
1) Pencegahan primer
Pencegahan yang terjadi sebelum sakit atau ketidak fungsian dan
diaplikasikannya kedalam populasi sehat pada umumnya dan perlindungan
khusus terhadap penyakit
2) Pencegahan sekunder
Pencagahan sekunder menekankan diagnosa diri dan intervensi yang tepat
untuk menghambat proses patologis, sehingga memperpendek waktu sakit
dan tingkatb keparahan.

5
3) Pencegahan tersier
Pencegahan tersier dimulai pada saat cacat atau terjadi ketidak mampuan
sambil stabil atau menetap, atau tidak dapat diperbaiki sama sekali.
Rehabilitasi sebagai pencegahan primer lebih dari upaya penghambat proses
penyakit sendiri, yaitu mengembalikan individu pada tingkat berfungsi yang
optoimal dari ketidak mampuannya.

E. Evaluasi
Evaluasi di dilakukan atas respons komunitas terhadap program kesehatan.
Hal-hal yang dievaluasi adalah masukan (input),pelaksanaan (proses),dan akhir
akhir (output).
Penilaian yang dilakukan berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai sesuai
dengan perencanaan yang telah disusun semula .Ada 4 deminsi yang perlu
dipertimbangkan dalam melaksanakan penilaian ,yaitu :Daya guna ,hasil guna ,
kelayakan ,kecukupan
Adapun dalam evaluasi difokuskan dalam :
a. Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan pelaksanaan
b. Perkembangan atau kemajuan proses
c. Efensiensi biaya
d. Efektifitas kerja
e. Dampak : apakah status kesehatan meningkat/ menurun , dalam rangka waktu
berapa ?
Perubahan ini dapat diamati seperti gambar dibawah ini :

6
Keterangan:

= peran dari masyarakat

= Peran perawat

Pada gambar diatas dapat dijelaskan alih peran untuk mendirikan klien
dalam menanggulangi masalah kesehatan ,pada awalnya peran perawat lebih beser
dari pada klien dan berangsur-angsur peran klien lebih besar dari pada perawat.

Tujuan akhir perawat komunitas adalah kemandirian keluarga yang terkait


lima tugas kesehatan yaitu :mengenal masalah kesehatan ,mengambil keputusan
tindakan kesehatan ,merawat anggota keluarga ,menciptakan lingkungan yang
dapat mendukung upaya peningkatan kesehatan keluarga serta menfaatkan
fasilitas pelayanaan kesehatan yang tersedia ,sedangkan pendekatan yang
digunakan adalah pemecahan masalah keperawatan yaitu melalui proses
keperawatan .

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KOMUNITAS DENGAN TB PARU

7
Asuhan keperawatan yang dilakukan di wilayah Bilalang 2 kelurahan
bilalang, Kecamatan kotamobagu utar menggunakan pendekatan proses
keperawatan community as partner yang meliputi pengkajian status kesehatan
masyarakat, perumusan diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi. Pemberian asuhan keperawatan melibatakan kader kesehatan, tokoh
masyarakat, tokoh agama, pimpinan wilayah tersebut.

A. PENGKAJIAN
Data inti komunitas meliputi :
1. Data Geografi
a. Lokasi
Propinsi daerah tingkat 1 : Sulawesi Utara
Kabupaten / kotamadya : Kota kotamobagu
Kecamatan : Kotamobagu Utara
Kelurahan : Bilalang II
b. Luas Wilayah : ±3000m2
c. Batas daerah/wilayah
Utara : Pontodon
Selatan : Bilalang 4
Barat : Bilalang 3
Timur : Pontodon
d. Keadaan tanah menurut pemanfaatannya
Semua tanah digunakan untuk pemukiman

2. Data Demografi
Jumlah Penduduk : 529 jiwa
a. Berdasarkan jenis kelamin
No Jenis Kelamin Bilalang 2 %
1 Laki-laki 258 49

8
2 Perempuan 271 51
Total 529 100

Berdasarkan tabel diatas distribusi jenis kelamin, menunjukan bahwa


sebagian besar penduduk berjenis kelamin perempuan dengan jumlah 271
orang (51%), dan laki-laki 258 0rang ( 49%). Hal ini dikarenakan banyak
laki-laki yang bekerja diluar daerah.

b. Berdasarkan kelompok usia


No Umur/ tahun Bilalang 2 %
1 Bayi / balita (0-5) 19 4
2 Anak – 60 11
anak
3 Remaja 69 13
4 Dewasa 343 65
5 Lansia 38 7
Total 529 100
Berdasarkan tabel distribusi umur, menunjukkan bahwa kelompok
umur tertinggi yaitu dewasa berjumlah 343 orang (65%) , sedangkan
kelompok umur yang terendah adalah kelompok umur 0-5 tahun berjumlah
19 orang (4%).

3. Ethnicity
Distribusi keluarga berdasarkan ethnicity atau suku
No Suku Bilalang 2 %
1 Mongondow 450 85
2 Jawa 50 9
3 Bugis 29 6
Total 529 100
Berdasarkan hasil wawancara masyarakat Bilalang 2 menunjukkan bahwa
suku mongondow 450 orang (85%), Jawa 50 orang (9%), Bugis 29 orang (6%)

9
4. Berdasarkan agama
Distribusi penduduk berdasarkan agama
No Agama Bilalang 2 %
1 Islam 465 88
2 Kristen 35 7
3 Katolik 29 5
4 Hindu 0 0
5 Budha 0 0
Total 529 100

Berdasarkan hasil wawancara penduduk berdasarkan agama,


menunjukkan bahwa yang beragama islam yaitu 465 orang (88%)
sedangkan yang beragama katolik 29 orang (5%), Kristen 35 0rang (7%) ,
hindu, budha tidak ada.

5. Pendidikan
No Pendidikan Frekuensi Persen
%
1 Tidak tamat SD 80 15
2 SD 180 34
3 SMP 100 19
4 SMA 115 22
5 Tidak tamat D1,D2,D3 10 1,8
6 Tamat S1 24 4,5
7 >S1 1 0,1
8 Belum sekolah 19 3,5
Total 529 100

10
Berdasarkan table distribusi tingkat pendidikan terakhir diketahui bahwa
tingkat pendidikan terakhir tertinggi yaitu SD sebanyak 180 orang (32%),
sedangkan yang terendah yaitu >S1 sebanyak 1 orang (0,1%).
DS= dari hasil wawancara ternyata warga masyarakat belum pernah mendapatkan
informasi tentang penyakit TB paru baik dari tenaga kesehatan maupun melalui
leaflet. Pada daerah tersebut belum pernah diadakan penyuluhan kesehatan tentang
penyakit TB Paru.

6. Data status kesehatan


a. Kesehatan ibu dan anak
Jumlah ibu hamil : 3 orang
a. Pemeriksaan kehamilan
Teratur :3 orang (100%)
Tidak teratur : - orang (0%)
b. Kelengkapan imunisasi TT
Lengkap : 18 orang ( 94,74%)
Belum lengkap : 1 orang (5,26 %)
Jumlah balita : 19 orang
c. Pemeriksaan balita ke posyandu/puskesmas
Teratur :16 orang (84,2 %)
Tidak teratur : 3 orang (15,8 %)
d. Kelengkapan imunisasi sesuai usia balita
Lengkap : 16 orang (84,2%)
Belum lengkap : 3 orang (15,8 %)
DS: Hasil wawancara dengan orang tua balita menyatakan imunisasi
anaknya belum lengkap (pada usia yang seharusnya sudah lengkap) dan
tidak teratur karena takut dengan efek imunisasi yaitu demam dan
merasa rumit untuk mengurus semuanya
e. Status gizi balita berdasar KMS
Garis hijau : 10orang (52,6 %)
Garis kuning : 9 orang (47,3 %)

11
Garis merah : - orang (0%)
DS=Dari hasil wawancara dengan orang tua balita , mengatakan tidak
ada balita yang pernah berada di garis merah pada status gizinya

b. Keluarga berencana
2) Jumlah PUS : 69 orang
3) Keikutsertaan PUS pada program KB
Ikut program KB : 48 orang (69,5%)
Belum ikut program KB : 21 orang (30,4%)
4) Jenis kontrasepsi yang diikuti
IUD : 1 orang (1,4%)
PIL : 7 orang (10,1%)
Kondom : 6 orang (8,7%)
Suntik : 34 orang (49,3%)
Tdak KB : 21 orang (30,4%)
DS= dari hasil wawancara dengan warga, mayoritas dari PUS tidak ikut
KB karena takut dengn efek/dampak dari kontrasepsi itu sendiri. Alasan
lain karena ingin memiliki anak lagi, serta malas melakukn KB karena
merasa rumit
DO= Dari jumlah PUS tersebut 67 % kurang mengerti tentang KB dan
33 % cukup mengerti tentang KB
c. Kesehatan remaja
1) Jumlah penduduk remaja : 69 orang (13 %)
2) Jenis kegiatan penduduk remaja mengisi waktu luang
Kumpul-kumpul : 34 orang ( 49,3 %)
Kursus : 2 orang ( 2,9 %)
Olahraga : 15 orang ( 21,7%)
Remaja masjid/gereja : 8 orang (11,6 %)
Lain-lain { di rumah } : 10 orang ( 14,5 %)
d. Kesehatan lansia
1) Jumlah penduduk lansia :38 orang (2,07 %)

12
2) Keadaan kesehatan lansia
Ada masalah : 17orang (44,7%)
HT,Gout Atritis,Jantung,
RPD : Strok,Paru-Paru
Tidak ada masalah :21orang (55,26%)
e. Distribusi penyakit di masyarakat
1) TB Paru : 23 orang (43,5%)
2) ISPA : 5 orang (11,3%)
3) Hipertensi : 21 orang (47,7%)
4) DM : 8 orang (18,18%)
5) Asma : 2 orang (4,5%)
6) Vertigo : 1 orang (2,27%)
7) Gastritis : 2 orang (4,5%)
8) Otot Dan Tulang : 11 orang (25%)
9) Hipotensi : 1 Orang (2,27%)
10) Faringitis : 1 Orang (2,27%)
11) Batu Ginjal : 2 orang (4,5%)
DS= Masyarakat yang menderita TB Paru tidak memeriksakan / mengontrol
kesehatannya ke puskesmas. Dan bahkan mereka tidak rutin mengambil obat
TB ke Puskesmas sehingga sebagian warga banyak yang mengalami putus
obat dan kambuh akibat pengobatan yang tidak tuntas atau juga karena bosan/
lupa tidak minum obat TB akibat kesibukan kerja. Mayoritas masyarakat tidak
tahu tentang perawatan TB Paru sehingga mereka kadang-kadang meludah/
berdahak di sembarang tempat (kadang di got, di jalan umum), Tidak ada
pengkhususan alat tenun dan alat makan antara penderita dengan orang yang
sehat.

D0= warga yang memiliki pengetahuan tentang TB paru sebanyak 23%


Warga yang tidak memilki cukup pengetahuan TB paru sebanyak 57%

Data Subsystem meliputi

13
1. Lingkungan Fisik
a. Sumber air dan air minum
a. Penyediaan air bersih
i. PAM : 136 KK(99,3%)
ii. Sumur : 1 KK(0,7%)
b. Penyediaan air minum
i. PAM : 75 KK(54,7%)
ii. Aqua : 62 KK(45,3%)
c. Pemanfaatan air minum
i. PAM :75KK (54,7%)
ii. Air minum steril :62 KK (45,3%)
d. Pengelolaan air minum
i. Selalu dimasak : 118 KK (86,1%)
ii. Kadang dimasak dimasak :14 KK (10,2%)
iii. Tidak pernah dimasak : 5 KK (3,6%)
b. Saluran pembuangan air/ sampah
1) Kebiasaan membuang sampah
Diangkut petugas : 137 KK (100%)
2) Pembuangan air limbah
Got :137 KK (100%)
3) Keadaan pembuangan air limbah
a) Meluber kemana – mana : 1 KK (0,73%)
b) Lancar : 136 KK (99,27%)
c. Kandang ternak
1) Kepemilikan kandang ternak
a) Ya : 7 KK (5,1%)
b) Tidak : 130 KK (94,9%)
2) Letak kandang ternak
Diluar rumah : 7 KK (100%)
d. Jamban
1) Kepemilikan jamban

14
Memiliki jamban : 137 KK (100%)
2) Macam jamban yang dimiliki
a) Septi tank :129 KK (94,2%)
b) Sumur cemplung :8 KK(5,9%)
3) Keadaan jamban
a) Bersih : 132 KK (96,4%)
b) Kotor : 5 KK (3,6%)
DS: sebagian warga membersihkan jambannya tiap seminggu sekali
4) Bila tidak mempunyai jamban berak di
a) WC umum : -KK (%)
b) Jamban tetangga : -KK (%)
c) Sungai : -KK (%)
d) Sawah : -KK (%)
e. Keadaan rumah
1) Type rumah
a) Type A (tembok) : 134 KK (97,8%)
b) Type B ( ½ tembok) : 3 KK (2,2%)
2) Status rumah
a) MIlik Rumah sendiri : 135 KK (98,5%)
b) Kontrak : 2 KK (1,5%)
3) Lantai Rumah
Tegel / semen : 137 KK (100%)
4) Ventilasi
a) Ada : 90 KK (65,69%)
b) Tidak ada : 47 KK (34,31%)
DS=hasil wawancara menunjukan bahwa sebanyak 60 % dari
warga yang memiliki ventilasi, tidak pernah membuka jendela nya
5) Luas kamar tidur
a) Memenuhi syarat :115 KK (83,9%)
b) Tidak memenuhi syarat :22 KK (16,1%)
6) Penerangan rumah oleh matahari

15
a) Baik : 70 KK (51,1%)
b) Cukup : 23 KK (16,79%)
c) Kurang : 44 KK (32,10%)
DO= hasil survey menunjukan bahwa sekitar 32% rumah warga
kurang pencahayaan sehingga tampak gelap dn ruangan di dalam
rumah tampak gelap
7) Halaman rumah
a) Kepemilikan pekarangan
1. Memiliki : 18 KK(13,1%)
2. Tidak memiliki : 119 KK(86,9%)
b) Pemanfaatan pekarangan
Ya : 18 KK(100%)
c) Jenis pemanfaatan pekarangan rumah
Tanaman : 18 KK(100%)
d) Keadaan pekarangan
Bersih :18 KK (100%)

2. Fasilitas Umum Dan Kesehatan


a. Fasilitas umum
1) Sarana Pendidikan Formal
a) jumlah TK : 1 Buah
b) Jumlah SD/sederajat : 1 Buah
c) Jumlah SLTP/sederajat : 1 Buah
d) Jumlah SMU/sederajat : - Buah
e) Jumlah PT/sederajat :- Buah
b. Fasilitas kegiatan kelompok
1) Karang taruna : 1 Kelompok
2) Pengajian : 1 Kelompok
3) Ceramah Agama : 2 X/Bulan
4) PKK : 2 X / Bulan
c. Sarana ibadah

16
1) Jumlah masjid :2 Buah
2) Mushola :1 Buah
3) Gereja : 1 Buah
4) Pura/vihara : - Buah
d. Sarana olahraga
1) Lapangan sepak bola : 1 Buah
2) Lapangan bola voli : - Buah
3) Lapangan bulu tangkis : - Buah
4) Lain-lain : - Buah
e. Fasilitas kesehatan
Jenis fasilitas kesehatan
1) Puskesmas pembantu :1 buah
Jarak dari desa : 1 Km
Puskesmas : - Buah
Jarak dari desa : - Km
Rumah sakit : - buah
Jarak dari desa : - Km
Praktek Dokter Swasta : - Buah
Praktek Bidan : 1 Buah
Praktek Kesehtan Lain : - Buah
Tukang gigi : - Buah
2) Pemanfaatan fasilitas kesehatan
Puskesmas pembantu :1 Buah
Puskesmas :Buah
Rumah Sakit :Buah
Praktek Dokterwasta :Buah
Praktek Bidan :Buah
Praktek Kesehtan Lain :Buah
Tukang Gigi :Buah

3. Sosial ekonomi

17
a. Karakteristik pekerjaan
1) Jenis pekerjaan
a) PNS / ABRI : 9 jiwa (4,1%)
b) Pegawai swasta : 28 jiwa (12,8%)
c) Wiraswasta : 17 jiwa (7,8%)
d) Buruh tani/ pabrik : 162 jiwa (74,3%)
e) Pensiun : 2 jiwa (0,9%)
2) Status pekerjaan penduduk > 18 tahun < 65 tahun
a) Penduduk bekerja : 218 jiwa (52,9%)
b) Penduduk tidak bekerja : 194 jiwa (47,08%)
3) Pusat kegiatan ekonomi
a) pasar tradisional : -buah
b) Pasar swalayan : - buah
c) Pasar kelontong : - buah
4) Penghasilan rata – rata perbulan
a) < dari 450.000/bulan :7 KK(4,8%)
b) Rp450.000-Rp 600.000 :28 KK(19,0%)
c) Rp 600.000-Rp 800.000 :60 KK(40,8%)
d) >Rp 800.000/bulan :52 KK(35,4%)
5) Pengeluaran rata – rata perbulan
a) Rp150.000-Rp 300.000 :6 KK(4,5%)
b) 300.000-500.000 :23 KK(17,3%)
c) >Rp 500.000/bulan :104 KK(78,2%)
b. Kepemilikian industry
Ada
c. Jenis industri kecil
Makanan

4. Keamanan dan transportrasi


a. Keamanan
1) Sarana keamanan

18
a) Poskamling : 1 Buah
b) Pemadam Kebakaran : Buah
c) Instansi Polisi : Buah
b. Transportasi
1) Fasilitas Tranportasi
a) Jalan raya :500 m
b) Jalan tol :-m
c) Jalan setapak : 300 m
2) Alat transportasi yang dimiliki
a) Tidak Punya : 13jiwa (9%)
b) Sepeda Pancal : 31 Jiwa (21,7%)
c) Mobil : 10 Jiwa (6,9%)
d) Sepeda Motor : 85 Jiwa (59,4 % )
e) Becak : 4 Jiwa (2,8%)
3) Penggunaan sarana transportasi oleh masyarakat
a) Angkutan / kendaraan umum : 13 jiwa (9,5%)
b) Kendaraan pribadi : 124 jiwa (90,5%)

5. Politik dan Pemerintahan


a. Stuktur organisasi pemerintahan
Ada
b. Kelompok pelayanan kepada masyarakat ( PKK, karang taruna, panti,
LKMD, posyandu)
Ada
c. Kebijakan pemerintah dalam pelayanan kesehatan
Ada
d. Peran serta partai politik dalam pelayanan kesehatan
Tidak ada
6. Komunikasi
a. Fasilitas komunikasi yang ada di masyarakat
1) Radio : 54 jiwa (39,4%)

19
2) TV : 129 jiwa (94,2%)
3) Telepon :137 jiwa (100%)
4) Majalah / Koran : 31 jiwa (22,6%)
b. Teknik penyampaian komunikasi kepada masyarakat
Papan pengumuman (100%)

7. Rekreasi
a. Tempat Wisata Alam :- Buah
b. Kolam Renang :- Buah
c. Taman Kota :- Buah
d. Bioskop :- Buah

B. ANALISA DATA
No Data Etiologi Problem
1. DS: Kurang pengetahuan Resiko penularan
- Dari hasil wawancara dengan tentang perawatan penyakit TB paru di
warga bahwa Mayoritas penyakit TB paru Bilalang 2 Kelurahan
masyarakat tidak tahu tentang Bilalang kecamatan
perawatan TB Paru sehingga kotamobagu utara
mereka kadang-kadang meludah/
berdahak di sembarang tempat
(kadang di got, di jalan umum)
- Tidak ada pengkhususan alat
tenun dan alat makan antara
penderita dengan orang yang
sehat.

DO:
1. Warga yang memilki pengetahuan
tentang TB paru sebanyak 23%

20
2. Warga yang tidak memilki cukup
pengetahuan TB paru
sebanyak 57%
3. Penerangan rumah oleh matahari
yang kurang sebanyak 44 KK
(23,10 %)
Hasil survey menunjukan bahwa
sekitar 32% rumah warga kurang
pencahayaan sehingga tampak gelap
dn ruangan di dalam rumah tampak
gelap

1.
2. DS: Kurang pengetahuan Resiko terjadi
1. Dari hasil wawancara dengan tentang penyakit TB paru peningkatan
warga bahwa masyarakat yang prevalensi penyakit
menderita TB Paru tidak TB Paru di Bilalang 2
memeriksakan / mengontrol Kelurahan bilalang
kesehatannya ke puskesmas kecamatan
2. Dari hasil wawancara dengan Kotamobagu utara
warga bahwa mayoritas
masyarakat tidak rutin
mengambil obat TB ke
Puskesmas
3. Dari hasil wawancara dengan
warga bahwa sebagian
masyarakat banyak yang
mengalami putus obat dan
kambuh akibat pengobatan yang
tidak tuntas atau juga karena

21
bosan/ lupa tidak minum obat TB
akibat kesibukan kerja.
4. Hasil wawancara menunjukan
bahwa sebanyak 60 % dari
warga yang memiliki ventilasi,
tidak pernah membuka jendela
nya
DO:
2. Jumlah penderita TB Paru TB
Paru sebanyak 23 orang (43,5%)
3. Warga yang belum memiliki
ventilasi sebanyak 47 KK (34,31
%)
4. Penerangan rumah oleh matahari
yang kurang sebanyak 44 KK
(23,10 %)
Hasil survey menunjukan bahwa
sekitar 32% rumah warga kurang
pencahayaan sehingga tampak
gelap dan ruangan di dalam rumah
tampak gelap
3. DS: Kurangnya peranan Kurang pengetahuan
1. Dari hasil wawancara ternyata fasilitas pelayanan tentang perawatan TB
warga masyarakat belum pernah kesehatan paru di Bilalang 2
mendapatkan informasi tentang Kelurahan Bilalang
penyakit TB paru baik dari tenaga kecamatan
kesehatan maupun melalui leaflet. kotamobagu utara
2. Dari hasil wawancara ternyata
Pada daerah tersebut belum pernah
diadakan penyuluhan kesehatan
tentang penyakit TB Paru.

22
DO:
1. fasilitas pelayanan kesehatan di
daerah tersebut hanya terdapat 1
buah puskesmas pembantu
2. Pendidikan warga yang lulusan SD
sebanyak 180 KK (47,2 %)
3. Pendidikan warga yang lulusan SD
sebanyak 101 KK (26,5 %)
4. Warga yang tidak bersekolah
sebanyak 24 KK (6,3%)
5. Warga yang memilki pengetahuan
tentang TB paru sebanyak 23%
6. Warga yang tidak memilki cukup
pengetahuan TB paru
sebanyak 57%

C. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko penularan penyakit TB paru di Bilalang 2 Kelurahan Bilalang
kecamatan kotamobagu utara berhubungan dengan Kurang pengetahuan
tentang perawatan penyakit TB paru
2. Resiko terjadi peningkatan prevalensi penyakit TB Paru di Bilalang 2
Kelurahan Bilalang kecamatan kotamobagu utara berhubungan dengan Kurang
pengetahuan tentang penyakit TB paru
3. Kurang pengetahuan tentang perawatan TB paru di Bilalang 2 Kelurahan
Bilalang kecamatan kotamobagu utara berhubungan dengan Kurangnya
peranan fasilitas pelayanan kesehatan

23
D. Penapisan Masalah
Perhatian Tingkat Kemungkinan
Poin
Masalah Kesehatan masyarakat bahaya untuk dikelola Skor
prevalensi

Resiko penularan 4 3 4 3 14
penyakit TB paru
Bilalang 2 Kelurahan
Bilalang kecamatan
kotamobagu utara
Resiko terjadi 4 4 4 3 15
peningkatan prevalensi
penyakit TB Paru di
Bilalang 2 Kelurahan
Bilalang kecamatan
kotamobagu utara
Kurang pengetahuan 1 3 3 3 10
tentang perawatan TB
paru di Bilalang 2
Kelurahan Bilalang
kecamatan kotamobagu
utara

DIAGNOSA
N
KRITERIA KEPERAWATAN
O
1 2 3
1. Sesuai dengan peran perawat komunitas 5 5 5
2. Jumlah yang beresiko 4 5 4
3. Besarnya resiko 5 5 4
4. Kemungkinan untuk penkes 5 5 5

24
5. Minat masyarakat 2 4 4
6. Kemungkinan untuk diatasi 4 3 4
7. Sesuai dengan program pemerintah 5 5 5
8. Sumber daya tempat 4 4 3
9. Sumber daya waktu 3 4 3

10. Sumber daya dana 4 4 2

11. Sumber daya peralatan 3 4 2


12. Sumber daya orang 2 3 2
Jumlah skor 46 49 43

Keterangan:
1 : Sangat rendah
2 : Rendah
3 : Cukup
4 : Tinggi
5: Sangat Tinggi

E. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas Utama


1. Resiko terjadi peningkatan prevalensi penyakit TB Paru di Bilalang 2
Kelurahan Bilalang kecamatan kotamobagu utara berhubungan dengan
Kurang pengetahuan tentang penyakit TB paru
2. Resiko penularan penyakit TB paru di Bilalang 2 Kelurahan Bilalang
kecamatan kotamobagu utara berhubungan dengan Kurang pengetahuan
tentang perawatan penyakit TB paru
3. Kurang pengetahuan tentang perawatan TB paru di Bilalang 2 Kelurahan
Bilalang kecamatan kotamobagu utara berhubungan dengan Kurangnya
peranan fasilitas pelayanan kesehatan

25
F. Perencanaan
No Tujuan jangka pendek Tujuan jangka panjang Intervensi
1 Setelah dilakukan tindakan Setalah dilakukan tindakan 1. Identifikasi factor
keperawatan selama 2 minggu keperawatan masyarakat internal dan eksternal
diharakan tidak terjadi dapat: yang dapat
peningkatan prevalensi 1. Semua penduduk yang meningkatkan atau
penyakit TB menderita TB Paru menurunkan motivasi
memeriksakan untuk memeriksakan
kesehatannya ke diri ke puskesmas
puskesmas 2. Identifikasi penyebab
2. Masyarakat rutin masyarakat tidak
mengambil obat TB di engambil obat di
puskesmas puskesmas
3. Masyarakat yang 3. Identifikasi penyebab
menderita TB Paru tidak masyarakat putus obat
mengalami putus obat dan 4. Beri penyuluhan
Rutin minum obat tentang tentang
4. Masyarakat membuka penyakit TB Paru dan
jendela kamarnya akibat bila tidak
5. Warga yang belum mengkonsumsi obat
memiliki ventilasi dapat dengan benar serta
membuat ventilasi penyebab putus obat
6. Pencahayaan yang cukup
2 Setelah dilakukan tindakan Setalah dilakukan tindakan 1. Berikan penyuluhan
keperawatan selama 2 minggu keperawatan masyarakat tentang perawatan
diharakan tidak terjadi dapat: penyakit TB pru
penyakit TB paru 1. Masyarakat tahu tentang 2. Jelaskan kepada
perawatan TB Paru masyarakat untuk

26
2. Masyarakat dapat mengkususkan alat
mengkhususan alat tenun tenun dan makan
dan alat makan antara antara penderita TB
penderita dengan orang dan orang sehat
yang sehat. 3. Jelaskan kepada
4. Warga yang memilki masyarakat pentingnya
pengetahuan tentang TB penerangan rumah
paru oleh matahari
5. Warga memilki cukup 4. Anjurkan masyarakat
pengetahuan TB paru untuk meiliki
6. Penerangan rumah oleh pencahayaan dalam
matahari cukup rumah yang terang
7. Pencahayaan dalam rumah
tampak terang
3 Setelah dilakukan tindakan Setalah dilakukan tindakan 1. Identifikasi
keperawatan selama 2 minggu keperawatan masyarakat pengetahuan
diharapkan pengetahuan dapat: masyarakat tentang
masyarkat meningkat tentang 1. Pengetahuan masyarakat TB Paru
TB Paru serta peranan fasilitas tentang TB Paru meningkat 2. Lakukan penyuluhan
pelayanan kesehatan (80%) kesehatan tentang TB
meningkat 2. Masyarakat mengetahui paru(pengertian,
tentang TB paru, penyebab, penyebab, cara
cara pencegahan dan pencegahan dan
penularan penularan)
3. Adanya penyuluhan dari 3. Anjurkan untuk
tenaga kesehatan tentang meningkatkan
TB Paru fasilitas pelayanan
4. Fasilitas pelayanan kesehatan
kesehatan di daerah
tersebut meningkat

27
28

También podría gustarte