Está en la página 1de 1

Al Gazali (450-505 H/1058-19 Desember 1111 M).

Nama lengkapnya ialah Abu Hamid


Muhammad bin Muhammad at-Tusi al-Gazali, seorang pemikir islam sepanjang sejarah islam,
teolog, filsuf dan sufi termasyhur. Diantara tulisannya dibidang filsafat yang terkenal adalah ‫مقا صد‬
‫ ( الفلسافة‬Tujuan para Filsuf ) dan kitab ‫( تافت الفلسافة‬Kekacauan para Filsuf). Dalam buku ini
al-Gazali mengritik 10 pendapat filsuf yang mengatakan bahwa :
1. Tuhan tidak mempunyai sifat
2. Tuhan mempunyai substansi sederhana (basit) dan tidak mempunyai hakikat (mahiyyah).
3. Tuhan tidak mengetahui perincian (juz'iyyah)
4. Tuhan tidak dapat diberi sifat jenis (al-jins/genus) dan al-fasl (spesies).
5. Planet-planet adalah bintang yan beerak dengan kemauan.
6. Jiwa planet-planet menetahui semua juz'iyyah (rincian).
7. Hukum alam tidak berubah
8. Pembangkitan jasmani tidak ada
9. Alam ini tidak bermula, dan
10. Alam ini kekal.
Bahkan al-Gazali berpendapat bahwa tiga diantara sepuluh pendapat filsuf di atas, yaitu : alam
kekal (tidak bermula), Tuhan tidak mengetahui rincian-rincian, dan pembangkitan jasmani tidak
ada, dapat membawa kepada kekufuran.
Isi pokok mengenahi kecaman al-Gazali terhadap tiga persoalan itu adalah sebagai berikut :
1. Tentang qodimnya alam (alam tidak bermula). Filsuf berpendapat bahwa alam ini qodim.
Menurut al-Gazali, pendapat ini membawa kepada keyakinan akan adanya yang qodim
selain Tuhan atau berarti banyak yang qodim. Sedang dalam keyakinan islam yang qodim
itu hanya satu, yaitu Tuhan. Paham bahwa ada yang qodim selain Tuhan adalah syirik.
Menurutnya, yang qodim itu adalah sesuatu yang sudah ada sejak azal, yang berujud tanpa
sebab. Mengakui alam ini qodim berarti mengingkari Tuhan sebagai pencipta dan ini
samadengan kufur.
2. Tentang Tuhan tidak mengetahui perincian yang terjadi di alam. Menurut al-Gazali,
pendapat ini akan menyesatkan umat islam, karena paham ini membawa kepada
pengingkaran sifat kemahatahuan Tuhan. Tuhan Maha Kuasa dan Maha Tahu. Tuhan
mengetahui segala sesuatu yang terjadi di alam sampai kepada perincian yan sekecil-
kecilnya, tak satupun yang luput dari pengetahuan Tuhan.
3. Tentang tidak adanya pembangkitan jasmani. Para filsuf berpendapat bahwa yang abadi
hanya roh (jiwa), sedangkan jasmani akan hancur dan tidak kekal. Karena itu
pembangkitan nanti pada prinsipnya yang esensi dalam diri manusia adalah jiwanya, bukan
jasmaninya, tetapi pembalasan ukhrawi menuntut pembangkitan jasmani. Ayat-ayat al-
Qur'an banyak menyebut soal pembangkitan jasmani dengan gambaran yang bersifat
materiel, sehinga meyakini tidak adanya pembangkitan jasmani berarti menolak ayat-ayat
yang menyatakan adanya.
Ketia pendapat di atas menurut al-Gazali menyimpang dari ajaran yang dianut oleh umat islam
pada umumnya dan bertentangan dengan dalil-dalil Al-Qur'an, dan ia mencap para filsuf itu
kafir.

Ibnu Rusyd, Abu al-Walid Muhammad bin Ahmad bin Muhammad (Cordoba, 1126-1198).

También podría gustarte