Muhammad bin Muhammad at-Tusi al-Gazali, seorang pemikir islam sepanjang sejarah islam, teolog, filsuf dan sufi termasyhur. Diantara tulisannya dibidang filsafat yang terkenal adalah مقا صد ( الفلسافةTujuan para Filsuf ) dan kitab ( تافت الفلسافةKekacauan para Filsuf). Dalam buku ini al-Gazali mengritik 10 pendapat filsuf yang mengatakan bahwa : 1. Tuhan tidak mempunyai sifat 2. Tuhan mempunyai substansi sederhana (basit) dan tidak mempunyai hakikat (mahiyyah). 3. Tuhan tidak mengetahui perincian (juz'iyyah) 4. Tuhan tidak dapat diberi sifat jenis (al-jins/genus) dan al-fasl (spesies). 5. Planet-planet adalah bintang yan beerak dengan kemauan. 6. Jiwa planet-planet menetahui semua juz'iyyah (rincian). 7. Hukum alam tidak berubah 8. Pembangkitan jasmani tidak ada 9. Alam ini tidak bermula, dan 10. Alam ini kekal. Bahkan al-Gazali berpendapat bahwa tiga diantara sepuluh pendapat filsuf di atas, yaitu : alam kekal (tidak bermula), Tuhan tidak mengetahui rincian-rincian, dan pembangkitan jasmani tidak ada, dapat membawa kepada kekufuran. Isi pokok mengenahi kecaman al-Gazali terhadap tiga persoalan itu adalah sebagai berikut : 1. Tentang qodimnya alam (alam tidak bermula). Filsuf berpendapat bahwa alam ini qodim. Menurut al-Gazali, pendapat ini membawa kepada keyakinan akan adanya yang qodim selain Tuhan atau berarti banyak yang qodim. Sedang dalam keyakinan islam yang qodim itu hanya satu, yaitu Tuhan. Paham bahwa ada yang qodim selain Tuhan adalah syirik. Menurutnya, yang qodim itu adalah sesuatu yang sudah ada sejak azal, yang berujud tanpa sebab. Mengakui alam ini qodim berarti mengingkari Tuhan sebagai pencipta dan ini samadengan kufur. 2. Tentang Tuhan tidak mengetahui perincian yang terjadi di alam. Menurut al-Gazali, pendapat ini akan menyesatkan umat islam, karena paham ini membawa kepada pengingkaran sifat kemahatahuan Tuhan. Tuhan Maha Kuasa dan Maha Tahu. Tuhan mengetahui segala sesuatu yang terjadi di alam sampai kepada perincian yan sekecil- kecilnya, tak satupun yang luput dari pengetahuan Tuhan. 3. Tentang tidak adanya pembangkitan jasmani. Para filsuf berpendapat bahwa yang abadi hanya roh (jiwa), sedangkan jasmani akan hancur dan tidak kekal. Karena itu pembangkitan nanti pada prinsipnya yang esensi dalam diri manusia adalah jiwanya, bukan jasmaninya, tetapi pembalasan ukhrawi menuntut pembangkitan jasmani. Ayat-ayat al- Qur'an banyak menyebut soal pembangkitan jasmani dengan gambaran yang bersifat materiel, sehinga meyakini tidak adanya pembangkitan jasmani berarti menolak ayat-ayat yang menyatakan adanya. Ketia pendapat di atas menurut al-Gazali menyimpang dari ajaran yang dianut oleh umat islam pada umumnya dan bertentangan dengan dalil-dalil Al-Qur'an, dan ia mencap para filsuf itu kafir.
Ibnu Rusyd, Abu al-Walid Muhammad bin Ahmad bin Muhammad (Cordoba, 1126-1198).