Está en la página 1de 11

APLIKASI SOFTWARE WATERCAD UNTUK PERENCANAAN

JARINGAN PIPA DI PERUMAHAN PUNCAK BOROBUDUR


KOTA MALNG

J UR N AL

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Akhir


Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (ST.)

Disusun oleh :

WIWIT INDAH YAMIANTI


NIM. 115060413111002-64

KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK PENGAIRAN
MALANG
2015
APLIKASI SOFTWARE WATERCAD UNTUK PERENCANAAN
JARINGAN PIPA DI PERUMAHAN PUNCAK BOROBUDUR
KOTA MALNG
Wiwit Indah Yamianti1, Dian Sisinggih2, Rahmah Dara Lufira2
1
Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas Brawijaya
2
Dosen Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Teknik Pengairan Universitas Brawijaya-Malang, Jawa Timur, Indonesia
Jl. MT. Haryono 167 Malang 65145 Indonesia
wiwitindah6@gmail.com

ABSTRAK
Perumahan Puncak Borobudur memiliki 404 unit perumahan. Selama ini, pelayanan
distribusi air bersih memanfaatkan jaringan pipa existing PDAM Kota Malang. Kajian
evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui kondisi existing dan kondisi pengembangan yaitu
Perumahan Puncak Borobudur dengan kondisi hidrolis yang ada. Simulasi jaringan pipa
dilakukan dengan bantuan program WaterCAD V8i. Perencanaan untuk meningkatkan
pelayanan dilakukan dengan cara meminimalkan kehilangan air pada area studi.
Pada kondisi existing, total debit yang tersedia pada pipa distribusi sebesar 35,48 l/dt
dan sisa debit yang tersedia 9,44 l/det. Berdasarkan perhitungan total debit yang dibutuhkan
pada perencanaan pengembangan debit rata-rata yang dibutuhkan sebesar 5,48 l/dt.
Perhitungan dilakukan dengan simulasi tidak permanen dengan debit air berubah sesuai
dengan kebutuhan tiap jam.
Hasil analisa dengan bantuan program WaterCAD V8i sudah memenuhi standart yaitu
kecepatan 0,1 – 2,5 m/dt, headloss gradient 0 – 15 m/km, dan tekanan 0,5 – 16 bars.

Kata kunci: air bersih, jaringan pipa, jaringan perpipaan, simulasi program

ABSTRACT
Puncak Borobudur Residence has 404 housing units. To date, the water distribution
service utilizes the existing PDAM Kota Malang pipelines. The evaluation study aimed to
know about the existing condition and the development of Puncak Borobudur Residence based
on the hydraulic conditions. Pipelines simulations carried out with the aid of WaterCAD V8i
program. The planning to improve the service level was done by minimizing the water loss in
the study area.
In the exisiting condition, the total discharge available on the distribution pipes was
35.48 l / s and the rest of the available discharge was 9.44 l / s. Based on the calculation of the
total discharge needed in the development planning, the average discharge required was 5.48
l/sec. The calculation was done by simulating the not permanent flow, with the water
discharge was subject to change according to the water needs of each hour.
The analysis using WaterCAD V8i program has been fulfilled the standard, that is the
velocity of 0.1 – 2,5 m /sec, headloss gradient of 0-15 m / km, and pressure of 0,5 - 16 bars

Keywords: clean water, pipelines, piping, simulation program


1. PENDAHULUAN dilayani pada Perumahan Puncak
1.1. Latar Belakang Borobudur untuk kedepannya.
Ketersediaan air di muka bumi ini Adapun tujuan dari pelaksanaan studi
sebenarnya sangat melimpah. Salah satu ini adalah untuk:
sumber daya air yang dimanfaatkan adalah 1. Mengetahui debit kebutuhan air
sumber mata air. Sumber mata air adalah bersih di Perumahan Puncak
air tanah yang keluar dengan sendirinya ke Borobudur Kota Malang.
permukaan tanah, maka air yang berasal 2. Mengetahui hasil evaluasi
dari dalam lapisan tanah dalam hampir komponen hidrolis sistem jaringan
tidak terpengaruh oleh musim dan distribusi air bersih dengan
kualitasnya sama dengan keadaan air menggunakan paket program
dalam. WaterCAD V8i.
Penanganan dan pemenuhan akan 3. Mengetahui anggaran biaya yang
kebutuhan air bersih dapat dilakukan diperlukan untuk perencanaan
dengan berbagai cara, disesuaikan dengan jaringan pipa distribusi air bersih di
sarana dan prasarana yang tersedia. Di Perumahan Puncak Borobudur.
daerah perkotaan, sistem penyediaan air
bersih dilakukan dengan cara sistem 2. KAJIAN PUSTAKA
perpipaan dan non perpipaan. Sistem 2.1. Kebutuhan Air Bersih
perpipaan dikelola oleh Perusahaan Daerah Kebutuhan air adalah jumlah air yang
Air Minum (PDAM) dan sistem non dipergunakan secara wajar untuk keperluan
perpipaan dikelola oleh masyarakat baik pokok mausia (domestik) dan kegiatan-
secara individu maupun kelompok. kegiatan lainnya yang memerlukan air.
Pada studi perencanaan jaringan pipa Pada umumnya banyak diperlukan oleh
di Perumahan Puncak Borobudur yang masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
berada di Jalan Puncak Borobudur di Desa sehari-hari.
Mojolangu, Kecamatan Lowokwaru, Kota Pemakaian air oleh masyarakat tidak
Malang ini kebutuhan air bersih semakin terbatas pada keperluan domestik, namun
lama semakin meningkat oleh karena itu untuk keperluan industri dan keperluan
dibutuhkan suatu jaringan air bersih yang perkotaan. Besarnya pemakaian oleh
mampu melayani penduduk secara masyarakat dipengaruhi oleh banyak
maksimal dan menyeluruh. faktor, seperti tingkat hidup, pendidikan,
Secara geografis Perumahan tingkat ekonomi dan kondisi sosial.
Puncak Borobudur, Kota Malang terletak Dengan demikian, dalam perencanaan
pada posisi 112o37’59,3” Bujur Timur dan suatu sistem penyediaan air, kemungkinan
7o 56’3,6” Lintang Selatan. Saat ini penggunaan air dan variasinya haruslah
Perumahan Puncak Borobudur masih diperhitungkan secermat mungkin (Linsley,
dalam tahap pembangunan. Pada tahap 1996:91).
pertama tahun 2018 dengan jumlah 110 Macam kebutuhan air bersih umumnya
unit rumah, tahap kedua tahun 2019 dibagi atas dua kelompok yaitu:
sebanyak 166 unit rumah, dan tahap ke tiga 1. Kebutuhan Domestik
tahun 2020 sebanyak 128 unit rumah. 2. Kebutuhan Non Domestik
Jumlah keseluruhan rumah di Perumahan 2.1. Analisis Hidrolika Pada Sistem
Puncak Borobudur sebanyak 404 unit Jaringan Pipa Air Bersih
rumah, dengan setiap rumah terdiri dari 5 a. Hukum Bernoulli
orang anggota keluarga, maka didapati Aliran dalam pipa memiliki tiga
2020 orang jumlah penduduk yang akan macam energi yang bekerja didalamnya,
yaitu : V1,V2 = Kecepatan aliran di titik 1dan
1. Energi ketinggian 2 (m/dt);
2. Energi tekanan g = Percepatan gravitasi (m/det2);
3. Energi kecepatan h1, h2
Hal tersebut dikenal dengan prinsip Hf = Kehilangan tinggi tekan dalam
Bernoulli bahwa tinggi energi total pada pipa (m)
sebuah penampang pipa adalah jumlah
energi kecepatan, energi tekanan dan b. Hukum Kontinuitas
energi Hukum kontinuitas yang dituliskan :
ketinggian yang dapat ditulis sebagai Q1 = Q2
berikut : A1.V1 = A2.V2
ETot= Energi ketinggian + Energi dengan:
kecepatan + Energi tekanan Q1 = Debit pada potongan 1(m3/det)
V2 Q2 = Debit pada potongan 2 (m3/det)
p
ETot= h + + A1 = luas penampang pada potongan 1 (m2)
2g γw A2 = luas penampang pada potongan 2 (m2)
Menurut teori kekekalan energi dari V1 = kecepatan pada potongan 1 (m/det)
hukum Bernoulli yakni apabila tidak ada V2 = kecepatan pada potongan 2 (m/det)
energi yang lolos atau diterima antara dua Pada aliran percabangan pipa juga
titik dalam satu sistem tertutup, maka berlaku hukum kontinuitas dimana debit
energi totalnya tetap konstan. Hal tersebut yang masuk pada suatu pipa sama dengan
dapat dijelaskan pada gambar di bawah ini: debit yang keluar pipa. Hal tersebut di
a
ilustrasikan sebagai berikut:
2
V1
2g
EGL
hL Q1 = Q2 + Q3
P1

HGL
a

2
V2
(A1.V1) = (A2.V2) + (A3.V3)
V1
2g
dengan:
P2
 Q1,Q2,Q3 = Debit yang mengalir pada
h1
V2
penampang 1,2 dan 3
h2
(m3/det)
b b
V1,V2,V3 = Kecepatan pada penampang
Gambar 1. Garis Tenaga dan Tekanan 1,2 dan 3 (m/det)
Sumber: Priyantoro (1991:7)
c. Kehilangan Tekanan ( Head Loss)
Adapun Persamaan Bernoulli dalam Secara umum didalam suatu instalasi
gambar diatas dapat ditulis sebagai berikut jaringan pipa dikenal dua macam
(Priyantoro, 1991:8): kehilangan energi :
2 2
- Kehilangan Tinggi Tekan Mayor
h 1  p1  v1  h 2  P2  v 2  h L
γ 2g γ 2g Ada beberapa teori dan formula untuk
menghitung besarnya kehilangan tinggi
dengan:
tekan mayor ini yaitu dari Hazen-Williams,
p1 p 2
, =Tinggi tekan di titik 1 dan 2 (m) Darcy-Weisbach, Manning, Chezy,
γw γw Colebrook-White dan Swamme-Jain.
2 2
V1 V2 Dalam kajian ini digunakan persamaan
, =Tinggi energi dititik 1dan 2 (m) Hazen-Williams yaitu:
2g 2g
Q  0.85  Chw  A  R 0,63  S 0,54
p1, p2 =Tekanan di titik 1dan 2 (kg/m2)
w = Berat jenis air (kg/m3) V  0.85  C hw  R 0,63  S 0,54
dengan:
V = Kecepatan aliran pada pipa (m/det) 2.2. Pipa Hubungan Seri
Chw = Koefisien kekasaran Apabila dalam suatu saluran pipa
A = Luas penampang aliran (m2) terdiri dari pipa dengan ukuran yang
Q = Debit aliran pada pipa (m3/det) bebeda-beda yang tersambung dengan
S = Kemiringan hidraulis diameter yang sama, maka pipa tersebut
hf / L dalam hubungan seri, pemasangan pipa
R = Jari-jari hidrolis (m) secara seri akibat adanya dari perbedaan
Untuk Q = V/A, didapat Kehilangan ukuran akan menimbulkan beberapa
Tinggi Tekan Mayor menurut Hazen- kehilangan tinggi (Priyantoro, 1991:49)
Williams sebesar (Webber 1971:121)
h f  k.Q1,85
10,7 L
k  1,85
C hw .D 4,87
dengan:
h f = Kehilangan tinggi tekan mayor (m)
D = Diameter pipa (m) Gambar 2 Pipa hubungan seri
k = Koefisien karakteristik pipa Sumber: Dake 1985:78
L = Panjang pipa (m)
Q = Debit aliran pada pipa (m3/det) Persamaan Kontinuitas (Triatmodjo,
- Kehilangan Tinggi Tekan Minor 1996:74):
Ada berbagai macam kehilangan tinggi Q = Q1 = Q2
tekan minor sebagai berikut: dengan:
1. Kehilangan Tinggi Minor karena Q = total debit pada pipa yang
pembesaran pipa terpasang seri (m3/det)
2. Kehilangan Tinggi Minor karena Q1, Q2 = adalah debit pada pipa 1dan 2
penyempitan mendadak pada pipa (m3/det)
3. Kehilangan Tinggi Minor karena mulut Sedangkan untuk total kehilangan tekanan
pipa pada pipa yang terpasang seri (Triatmodjo,
4. Kehilangan Tinggi Minor karena 1996:74):
Belokan pada Pipa H = hf1 + hf2
5. Kehilangan Tinggi Minor karena dengan:
sambungan dan katup pada pipa H = Total kehilangan tekan pada
Pada pipa-pipa yang panjang, pipa yang terpasang seri (m)
kehilangan minor ini sering diabaikan hf1,hf2 = Kehilangan pada tiap pipa (m)
tanpa kesalahan yang berarti (L/D
>>1000), tetapi dapat menjadi cukup 2.3. Kriteria Jaringan Pipa Air Bersih
penting pada pipa yang pendek Dalam perencanaan jaringan pipa
(Priyantoro,1991:37). Kehilangan minor harus memenuhi kriteria-kriteria agar pada
pada umumnya akan lebih besar bila terjadi saat pengoperasian dapat berjalan sesuai
perlambatan kecepatan aliran didalam pipa dengan standar yang ada. Adapun kriteria
dibandingkan peningkatan kecepatan jaringan pipa ditampilkan pada tabel di
akibat adanya pusaran arus yang bawah ini.
ditimbulkan oleh pemisahan aliran dari
bidang batas pipa (Linsley, 1989:273).
Tabel 1. Kriteria Jaringan Pipa HDPE langkah-langkah pengerjaan studi sebagai
1. Kecepatan 0,1-2,5 m/detik
- Kecepatan kurang dari 0,1 m/detik
berikut:
a. Diameter pipa diperkecil a. Melakukan pengumpulan data-data
b. Ditambahkan pompa
c. Elevasi hulu pipa hendaknya sekunder yang berupa data teknis dan
lebih tinggi (disesuaikan di
lapangan) data pendukung lainnya yang digunakan
- Kecepatan lebih dari 2,5 m/detik
a. Diameter pipa diperbesar
dalam analisa sistem jaringan distribusi
b. Elevasi pipa bagian hulu air bersih.
terlalu besar dibandingkan
dengan hilir b. Mengolah data penduduk dan jumlah
2. Headloss Gradient 0 – 15 m/km
- Headloss Gradient lebih dari 15
layanan.
m/km c. Menghitung kebutuhan air bersih.
a. Diameter pipa diperbesar
Perubahan
b. Elevasi pipa bagian hulu d. Batas kondisi hidrolis yang akan diuji
terlalu besar dibandingkan
dengan hilir pipa adalah headloss, tekanan, dan kecepatan
3. Tekanan 10-60 mH2O
- Tekanan kurang dari 10 mH2O
aliran.
a. Diameter pipa diperbesar e. Melakukan simulasi sistem jaringan
b. Ditambahkan pompa
c. Pemasangan pipa yang kedua distribusi air bersih dengan
di bagian atas, sebagian atau
keseluruhan dari panjang pipa
menggunakan program WaterCAD V8i.
- Tekanan lebih dari 60 mH2O Untuk simulasi sistem jaringan
a. Diameter pipa diperkecil
b. Ditambahkna bangunan bak distribusi air bersih pada WaterCAD V8i
pelepas tekan
c. Pemasangan Pressure Reducer
diperlukan tahapan-tahapan sebagai
Valve (PRV) berikut:
Sumber: SNI 06-4829-2005 a. Membuka dan memberi nama file
baru sistem jaringan distribusi air
2.5. RAB (Rencana Anggaran Biaya) bersih dalam format WaterCAD
RAB merupakan perkiraan atau (xxx.wtg).
estimasi biaya sebelum bangunan atau b. Mengisi tahap pembuatan file baru
proyek dilaksanakan. Hal-hal yang dengan cara:
mencakup dalam perhitungan RAB antara - Memilih satuan yang digunakan
lain: dalam sistem operasi program.
 Harga material bangunan. - Memilih rumus kehilangan tinggi
 Upah Tenaga. tekan. Program WaterCAD V8i
 Peralatan (beli atau sewa). menyediakan beberapa pilihan
 Metode pelaksanaan. rumus kehilangan tinggi tekan
 Waktu penyelesain. diantaranya: Darcy-Weisbach,
Dasar perhitungan RAB pada Hazen-Williams dan Manning.
prinsipnya diperoleh sebagai jumlah - Penggambaran pipa dapat secara
seluruh hasil kali volume tiap jenis Schematic (skema) dan Schalatic
pekerjaan yang ada dengan harga satuan (sebenarnya sesuai dengan skala).
masing-masing. c. Menggambar sistem jaringan
distribusi air bersih dengan
RAB = Jumlah seluruh hasil kali volume memodelkan komponen seperti
jenis pekerjaan x Harga satuan reservoir, titik simpul, pipa dan
masing-masing katup.
d. Melakukan simulasi sistem jaringan
3. METODOLOGI PENELITIAN distribusi air bersih serta menganalisa
Untuk mencapai tujuan yang hasil yang diperoleh dan apabila hasil
diharapkan maka diperlukan suatu langkah yang didapat tidak sesuai maka dapat
pengerjaan secara sistematis. Adapun dilakukan perbaikan pada komponen
sistem jaringan distribusi air bersih - Distribusi ke pipa sekunder C, debit (Q)
sehingga didapatkan hasil yang = 15,88 l/dt
sesuai. - Distribusi ke pipa sekunder D, debit (Q)
Parameter yang diperlukan pada simulasi = 7,00 l/dt, jadi sisa debit 9,44 l/dt
kondisi tidak permanen pada program
WaterCAD V8i adalah: 4.2. Analisa Kebutuhan Air Bersih
a. Start Time, waktu yang digunakan Perhitungan kebutuhan air bersih pada
untuk memulai melakukan simulasi. Perumahan Puncak Borobudur Kota
b. Duration, sistem akan disimulasikan Malang:
selama 24 jam. a. Kebutuhan Domestik dan Non
c. Hydraulic Time Step, tahapan waktu Domestik
untuk simulasi adalah 24 jam dengan Macam kebutuhan air bersih terdiri
interval 1 jam. dari dua macam yaitu, kebutuhan domestik
Komponen-komponen jaringan dan kebutuhan non domestik. Berdasarkan
distribusi air bersih mempunyai beberapa asumsi PDAM Kota Malang kebutuhan air
kata kunci dalam pemrogramannya, yaitu: bersih sebesar 170 liter/orang/hari dengan
a. Presure Pipe, data pipa, nomer titik, mengacu berdasarkan Permen PU Tentang
titik simpul awal dan akhir, panjang, Penyelenggaraan Pengembangan SPAM
diameter, koefisien kekasaran serta tingkat pelayanan air untuk kebutuhan non
bahan pipa. domestik sebesar 15% dari kebutuhan
b. Pressure Junction, titik simpul, nomer domestik.
titik, elevasi debit kebutuhan. b. Fluktuasi Kebutuhan Air
c. Tank, data tandon, nomer identitas, Besarnya pemakaian air pada daerah
elevasi dasar, dimensi tandon, elevasi studi berbeda pada setiap jamnya, hal ini
HWL dan LWL. dikarenakan terjadinya fluktuasi pada
d. Reservoir, data sumber, elevasi, setiap jam dipengaruhi oleh pemakaian
diasumsikan konstan. /faktor beban konsumen.
e. Pump, data pompa, elevasi, tinggi tekan, c. Kehilangan Air
kapasitas pompa, nomer titik simpul Kehilangan air memiliki 2 jenis, yaitu:
awal dan akhir. Kehilangan Non Fisik (Komersial) dan
f. Valve, data katup, diameter, jenis, Kehilangan Fisik/Teknis.Angka kehilangan
koefisien kekasaran, nomer titik simpul air yang dianggap wajar atau dalam batas
awal dan akhir. toleransi adalah 20%.
g. Compute, melakukan proses simulasi.
h. Report, hasil dari simulasi, titik simpul, 4.3. Perhitungan Kebutuhan air bersih
pipa. Pada Perumahan PuncakBorobudur
Pada perencanaan Perumahan Puncak
4. HASIL DAN PEMBAHASAN Borobudur dilakan dalam tiga kali tahap
4.1. Analisa Ketersediaan dan Kebutuhan pembangunan, tahap yang pertama akan
Air Bersih Pada Kondisi Exsisting. dilakukan pada tahun 2018 dengan jumlah
Penyebaran debit di pipa jaringan 110 unit rumah, tahap kedua pada tahun
utama dengan debit 35,48 antara lain: 2019 sebanyak 166 unit rumah, dan tahap
- Distribusi ke pipa sekunder A, debit (Q) yang ke tiga pada tahun 2020 sebanyak 128
= 1,97 l/dt unit rumah.
- Distribusi ke pipa sekunder B, debit (Q)
= 1,19 l/dt
Tabel 2. Perhitungan Kebutuhan Air Bersih
Perumahan Puncak Borobudur
Tahun
No Uraian Satuan
2018 2019 2020
1 Jumlah penduduk total Jiwa 550 830 640
2 Jumlah jiwa / Rumah Jiwa 5 5 5
Unit
3 Jumlah Rumah 110 166 128
Rumah
4 Perkiraan prosentase jumlah SR % 100 100 100
Unit
5 Jumlah SR 110 166 128
Rumah
6 Kebutuhan air untuk tiap 1 orang per hari lt/hr/org 170 170 170
lt/hari 93500 141100 108800
7 Kebutuhan air domestic
lt/detik 1.08 1.63 1.26
Kebutuhan air non Keb.air 0.60
8 15% lt/detik 0.16 0.19
domestik = domestic
lt/detik 1.49 2.25 1.74
m3/hari 129.03 194.72 150.14
Kebutuhan air baku rata-rata (dengan 3
9 m /bulan 3870.90 5841.54 4504.32
kebocoran 20%)
juta
0.05 0.07 0.05
m3/tahun Gambar 4 Grafik Fluktuasi Tekanan Pada
Kebutuhan harian maksimum = 1,15 x
10 lt/detik 1.72 2.59 2.00 Tahap pertama.
kebutuhan air bersih
Kebutuhan air pada jam puncak = 1,56 x
11 lt/detik 2.33 3.52 2.71
kebutuhan air bersih
 Headloss gradient terbesar terjadi pada
Sumber: Hasil Perhitungan
pukul 7.00 sebesar 0,81 m/km,
sedangkan minimum 0,02 m/km terjadi
pada pukul 0.00. Headloss gradient
menurun dikarenakan pemakaian air
bersih pada jam 0.00 jarang.

Gambar 3 Grafik Fluktuasi Debit


Kebutuhan

4.4. Evaluasi Kondisi Tahap Pertama


Pengembangan Sistem Jaringan
Distribusi Air Bersih Perumahan
Puncak Borobudur Tahun 2018.
Hasil running WaterCAD diperoleh:
 Tekanan maksimum terjadi pada Gambar 5 Grafik Fluktuasi Headloss
kebutuhan minimal yaitu pukul 0.00 yaitu gradient Pada Tahap pertama.
sebesar 10,49 bars, sedangkan tekanan
minimum terjadi pada saat jam puncak
pukul 7.00 yaitu sebesar 9,72 bars.
 Kecepatan dalam pipa pada pukul 0.00-  Headloss gradient terbesar terjadi pada
7.00 berkisar antara 0,05 – 0,27 m/det. pukul 7.00 sebesar 4,35 m/km,
Kecepatan tertinggi pada pukul 7.00 sedangkan minimum 0,02 m/km terjadi
yaitu sebesar 0,27 m/det dimana pada pukul 0.00. Headloss gradient
kebutuhan air bersih paling tinggi. menurun dikarenakan pemakaian air
bersih pada jam 0.00 jarang.
 Kecepatan dalam pipa pada pukul 0.00-
7.00 berkisar antara 0,05 – 0,67 m/det.
Kecepatan tertinggi pada pukul 7.00
yaitu sebesar 0,67 m/det dimana
kebutuhan air bersih paling tinggi.

4.6. Evaluasi Kondisi Tahap Ke Tiga


Pengembangan Sistem Jaringan
Distribusi Air Bersih Perumahan
Puncak Borobudur Tahun 2020.
Hasil running WaterCAD diperoleh:
 Tekanan maksimum terjadi pada
kebutuhan minimal yaitu pukul 0.00
Gambar 6 Grafik Fluktuasi Kecepatan
yaitu sebesar 10,47 bars, sedangkan
Pada Tahap pertama.
tekanan minimum terjadi pada saat jam
puncak pukul 7.00 yaitu sebesar 9,30
4.5. Evaluasi Kondisi Tahap Ke Dua
Pengembangan Sistem Jaringan bars.
Distribusi Air Bersih Perumahan
Puncak Borobudur Tahun 2019.
Hasil running WaterCAD diperoleh:
 Tekanan maksimum terjadi pada
kebutuhan minimal yaitu pukul 0.00
yaitu sebesar 10,75 bars, sedangkan
tekanan minimum terjadi pada saat jam
puncak pukul 7.00 yaitu sebesar 9,40
bars.

Gambar 8 Grafik Fluktuasi Tekanan Pada


Tahap ke tiga..

 Headloss gradient terbesar terjadi pada


pukul 7.00 sebesar 8,84 m/km,
sedangkan minimum 5,15 m/km terjadi
pada pukul 0.00. Headloss gradient
menurun dikarenakan pemakaian air
Gambar 7 Grafik Fluktuasi Tekanan Pada bersih pada jam 0.00 jarang.
Tahap ke Dua.
jenis pipa HDPE dengan diameter yang
berbeda-beda yaitu 4 inch,2 inch, dan 1
inch. Pemasangan pipa diletakkan pada
kedalaman 1 m dari muka tanah dengan
panjang pipa HDPE 4 inch = 851 m, pipa
HDPE 2 inch = 5163 m, pipa HDPE 2 inch
= 355 m. Maka didapati volume pekerjaan
dikali harga satuan.
Pengadaan pipa dan aksesoris pipa
jumlah keseluruhan Rp. 436.194.710,00,
pengadaan sambungan pipa HDPE jumlah
keseluruhan Rp. 16.589.850,00 ,untuk
Gambar 9 Grafik Fluktuasi Headloss pekerjaan galian Rp. 318.450.000,00,
gradient Pada Tahap ke tiga. urugan dan pemadatan Rp.
2.193.101.460,00 dan pemasangan pipa
 Kecepatan dalam pipa pada pukul 0.00- sebesar Rp. 30.061.000,00.
7.00 berkisar antara 0,18 – 1,01 m/det. Pembangunan perencanaan pemasangan
Kecepatan tertinggi pada pukul 7.00 pipa di Perumahan Puncak Borobudur Kota
yaitu sebesar 1,01 m/det dimana Malang menghabiskan dana sebesar Rp.
kebutuhan air bersih paling tinggi. 3.294.600.000,00 (Tiga Miliyar Dua Ratus
Sembilan Puluh Empat Juta Enam Ratus
Ribu Rupiah). Anggaran biaya tersebut
meliputi pengadaan pipa dan aksesoris
pipa, pekerjaan tanah, dan pemasangan
pipa dengan PPN 10% yaitu sebesar Rp.
299.501.702,00.

5. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa yang telah
dilakukan pada bab sebelumnya, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Total kebutuhan air bersih yang di
Gambar 10 Grafik Fluktuasi Kecepatan butuhkan di Perumahan Puncak
Pada Tahap ke tiga. Borobudur untuk melayani 404 unit
rumah pada tahap ke seluruhan dengan
4.7. RAB (Rencana Anggaran Biaya) mengacu pedoman Cipta karya
Dalam studi ini juga membahas kebutuhan air bersih 170 l/orang/hari
tentang rencana anggaran biaya untuk maka diperoleh kebutuhan domestik
melaksanakan pengembangan jaringan sebesar 3,974 l/dt, kebutuhan non
distribusi. Hal ini bertujuan untuk domestik 0,596 l/dt, dengan
mengetahui besarnya biaya yang merencanakan kehilang 20% maka
dikeluarkan. didapatkan kebutuhan rata-rata 5,484
 Rekapitulasi Anggaran Biaya l/dt, sedangkan untuk jam puncak 8,5
Pada perencanaan pembangunan l/dt.
distribusi air bersih di Perumahan Puncak 2. Dari hasil analisa ketiga tahap
Borobudur Kota Malang menggunakan perencanaan telah memenuhi standar
perencanaan jaringan distribusi air pipa, maka perlu diperhatikan hal-hal
bersih. sebagai berikut :
 Tekanan telah memenuhi standar 1. Ketersediaan data yang ada sangat
perencanaan jaringan distribusi air membantu dalam perencanaan sistem
bersih yaitu antara 0,5 bars – 16 distribusi jaringan pipa.
bars. Tekanan menjadi besar terjadi 2. Adanya kerjasama antara pihak yang
pada jam rendah berkisar antara bertanggung jawab serta penduduk
10,38 bars – 10,74 bars, sedangkan sekitar unuk menjaga kelestarian
pada jam puncak tekanan menjadi sumber air dan fasilitas yang ada
kecil berkisar antara 8,93 bars – untuk menjaga kontinuitas dan
9,43 bars, dikarenakan penggunaan kualitas mata air sehingga distribusi
air terbesar terjadi pada jam air lancar.
puncak. 3. Perencanaan suatu jaringan distribusi
 Kecepatan pada jam puncak air bersih untuk mendapat hasil yang
berkiasar antara 0,10 m/detik – 1,04 optimal akan lebih baik untuk
m/detik. Pada jam rendah mempertimbangkan suatu program
kebutuhan air menjadi rendah maka seperti watercad.
kecepatan aliran menjadi kecil yaitu
berkisar antara 0,02 m/detik – 0,19 DAFTAR PUSTAKA
m/detik. Kecepatan sangat kecil Anonim. 1990. Analisa Upah dan Bahan
dikarenakan kebutuhan air yang
(Analisa BOW), Jakarta: Bumi Aksara
kecil tidak sebanding dengan besar
diameter pipa. Anonim. 1996.Kriteria Perencanaan Ditjen
 Besarnya headloss gradient pada
Cipta Karya Dinas PU, Jakarta: Dinas
jam puncak berkisar antara 0,4
m/km – 9,83 m/km, sedangkan pada Pekerjaan Umum
jam rendah berkisar antara 0,01
m/km – 0,42 m/km. Besar kecil Dake. JMK. 1985. Hidrolika Teknik.
nilai headloss gradient didapat dari Terjemahan Oleh Endang P. Tacyhan
kebutuhan air pada pipa tersebut. dan Y. P. Pangaribuan. Jakarta:
3. Dari hasil analisa dan perhitungan Erlangga.
Rincian Anggaran Biaya untuk
Linsley, Ray K, dan Yoseph B. Franzini.
perencanaan distribusi air bersih di
1996. Teknik Sumber Daya Air.
Perumahan Puncak Borobudur untuk
Terjemahan Oleh Djoko sasongko Jilid
biaya pengadaan pipa Rp
I. Jakarta: Erlangga.
452.784.560,00, untuk pekerjaan
galian, urugan tanah dan pemadatan, Priyantoro, Dwi. 1991. Hidraulika Saluran
serta pemasangan pipa Rp Tertutup. Malang: Jurusan Pengairan
2.542.232.460,00 dengan PPN 10% Fakultas Teknik Universitas
sebesar Rp 299.501.702,00. Maka total Brawijaya.
keseluruhan Rincian Anggaran Biaya
Rp 3.294.600.000,00 Triatmojdo, Bambang. 1996. Hidraulika II.
Edisi kedua. Yogyakarta: Beta Offset.
5.2. Saran
Untuk mendapatkan hasil yang baik
dalam suatu perencanaan sistem jaringan

También podría gustarte