Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Oleh:
Pembimbing:
Laporan Kasus
Oleh:
Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti
Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan
Fakultas Kedokteran Univesitas Sriwijaya/RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang periode 30 April – 9 Juli 2018
2
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan kasus dengan topik pertumbuhan janin terhambat.
Laporan kasus ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan laporan ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupuntata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki laporan kasus ini.
Akhir kata kami berharap semoga laporan kasus mengenai pertumbuhan
janin terhambat inidapat memberikan manfaat maupun pengetahuan terhadap
pembaca.
Penyusun
3
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................................. 1
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... 2
KATA PENGANTAR .......................................................................................... 3
DAFTAR ISI ......................................................................................................... 4
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 5
BAB II STATUS PASIEN .................................................................................... 6
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi PJT .......................................................................................... 13
3.2 Klasifikasi PJT ...................................................................................... 15
3.3 Pertumbuhan Normal Intrauterine ........................................................ 16
3.4 Faktor Risiko......................................................................................... 16
3.5 Etiologi PJT .......................................................................................... 18
3.6 Patologi ................................................................................................. 24
3.7 Manifestasi Klinis ................................................................................. 24
3.8 Penegakan Diagnosis PJT ..................................................................... 25
3.9 Tatalaksana PJT .................................................................................... 27
3.10 Pencegahan PJT .................................................................................... 29
3.11 Komplikasi PJT..................................................................................... 30
3.12 Prognosis ............................................................................................... 30
BAB IV ANALISIS KASUS ................................................................................ 31
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 37
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
BAB II
STATUS PASIEN
I. IDENTIFIKASI
Nama : Ny.YBJA
Umur : 29 tahun
Tanggal lahir : 07 Februari1989
Alamat : Pulo Kerto Gandus Palembang
Suku : Sumatera
Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
MRS : 15 Mei 2018
No. RM : 0001062636
6
Riwayat darah tinggi (-)
Riwayat darah tinggi pada kehamilan (-)
Riwayat kencing manis (-)
Riwayat Pengobatan
Pasien mengaku tidak mendapat pengobatan sebelumnya
Riwayat Perkawinan
Menikah satu kali, lamanya 5 tahun
Riwayat Reproduksi
menarche usia 13 tahun, siklus haid teratur, siklus 28 hari, lamanya5-7hari
Riwayat Persalinan
1. 2006, laki-laki, 3000gram, aterm, bidan, spontan, sehat
2. 2013, perempuan, 2000gram, preterm, dukun, spontan, sehat
3. 2014, laki-laki, 2200gram, aterm, bidan, spontan, sehat PEB
7
4. Hamil ini
PEMERIKSAAN KHUSUS
Kepala : Normosefali
Mata :Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), edema
palpebra (-), pupil isokor diameter ±3mm, refleks
cahaya (+/+)
Hidung : Kavum nasi dextra et sinistra lapang, sekret(-),
perdarahan(-)
Telinga : Liang telinga lapang
Mulut :Perdarahan di gusi (-), sianosis (-), mukosa mulut dan
bibir kering (-), fisura (-), cheilitis(-)
Lidah : Atropi papil (-)
Faring/Tonsil :Dinding faring posterior hiperemis (-), tonsil T1-T1,
tonsil tidak hiperemis, detritus (-)
Leher : JVP (5-2) cmH2O, pembesaran KGB (-), pembesaran
struma (-)
8
THORAX
Paru
Inspeksi : Statis dan dinamis simetris, retraksi intercostal,
subkostal, suprasternal (-)
Palpasi : Stem fremitus kanan=kiri
Perkusi :Sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : Vesikuler (+), ronkhi (-), wheezing (-)
Jantung
Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus cordis tidak teraba
Perkusi : Jantung dalam batas normal
Auskultasi : BJ I-II normal, HR 85 x/menit, murmur (-), gallop (-)
ABDOMEN
Inspeksi :Cembung
EKSTREMITAS
Akral hangat (+), edema pretibial (-)
PEMERIKSAAN OBSTETRIK
Pemeriksaan Luar
FUT setengah pusat processus xhypoideus (28 cm), letak memanjang,
punggung kanan, presentasi kepala, penurunan kepala 5/5, His (-), DJJ 152
x/menit, TBJ gram.
Pemeriksaan Dalam
Inspekulo
Portio livide, OUE tertutup, fluxus (-), flour (-), darah (+) tak aktif, E/L/P (-)
Vaginal toucher
Portio lunak, letak posterior, diameter kuncup. eff 0%, penurunan dan
ketuban belum dapat dinilai
9
IV. PEMERIKSAAN TAMBAHAN
Pemeriksaan Laboratorium (22 September 2016, di IGD RSMH
Palembang)
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hematologi
Hb 10,7 g/dL 11,40-15,00 g/dL
RBC 4,46x106/mm3 4,00-5,70x106/mm3
WBC 11,7 x 103 /mm3 4,73-10,89x103 /mm3
Ht 33% 35-45%
Trombosit 320 x 103 /ul 189-436 x103/ul
Diff. Count
Basofil 0% 0-1%
Eosinofil 1% 1-6%
Neutrofil 75% 50-70%
Limfosit 18% 20-40%
Monosit 6% 2-8%
Kimia Klinik
SGOT 20 U/L 0-32 U/L
SGPT 11 U/L 0-31 U/L
LDH 280 U/L 240-480 U/L
Metabolisme Karbohidrat
Glukosa sewaktu 132 mg/dL <200 mg/dL
Nilai kritis: < 45 - >500 mg/dL
Ginjal
Ureum 34 mg/dL 16,6-48,5 mg/dL
10
Pemeriksaan USG Fetomaternal (15 Mei 2016)
- Tampak janin tunggal hidup presentasi kepala
- Plasenta terletak di corpus anterior
- Biometri:
BPD : 7,86cm
HC : 29,14 cm
AC : 26,53cm
FL : 5,76cm
EFW : 1735gr
TCD : 4,56 cm
- Ketuban berkurang, AFI 3,68 cm
1,2 1,4
0,5 0,5
- Profil Biofisik(BPP)
o FM : 0
o FB : 2
o FT : 2
o AFI : 0
o NST : 0
11
12
- Sirkulasi Darah Arteri Umbilikalis (SDAU): 2,99 cm
13
Kesimpulan: hamil 36 minggu janin tunggal hidup presentasi kepala +
Pertumbuhan Janin Terhambat
V. DIAGNOSIS KERJA
G4P3A0 hamil 35 minggu belum inpartu dengan preeklampsia janin tunggal
hidup presentasi kepaladengan pertumbuhan janin terhambat +
oligohidramnion + gawat janin (BPP 6)
VI. PROGNOSIS
Prognosis Ibu :dubia ad bonam (vitam dan functionam)
Prognosis Janin :dubia ad bonam (vitam), dubia ad malam (functionam)
14
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
15
Gambar 1. Perkembangan berat janin di bawah persentil 10 menunjukkan adanya
PJT
16
3.2 Klasifikasi Pertumbuhan Janin Terhambat
Secara klinis PJT dibedakan atas 2 tipe yaitu: tipe I (simetris) dan
tipe II (asimetris). Kedua tipe ini memiliki perbedaan dalam etiologi,
terapi, dan prognosisnya.2,4
Klasifikasi Pertumbuhan Janin Terhambat berdasarkan PNPK
(Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran) POGI 2016, antara lain:2,4
a. Tipe Simetris
Gambaran pertumbuhan janin berupa pengurangan ukuran
organ-organ janin yang sifatnya menyeluruh, ukuran badannya secara
proporsional kecil, gangguan pertumbuhan janin terjadi sebelum umur
kehamilan 20 minggu yang sering disebabkan oleh kelainan
kromosom atau infeksi.
Jika faktor yang menghambat pertumbuhan terjadi pada awal
kehamilan, saat hiperplasia (biasanya karena kelainan kromosom atau
infeksi), akan menyebabkan PJT simetris. Jumlah sel berkurang dan
secara permanen akan menghambat pertumbuhan janin dan
prognosisnya jelek. Penampilan klinisnya proporsinya tampak normal
karena berat dan panjangnya sama-sama tergangnggu, sehingga
ponderal indeksnya normal.
b. Tipe Asimetris
Gangguan pertumbuhan janin terjadi pada kehamilan trimester
III, ukuran badannya tidak proporsional, sering disebabkan oleh
insufisiensi plasenta. Jika faktor yang menghambat pertumbuhan
terjadi pada saat kehamilan lanjut, saat hipertrofi (biasanya gangguan
fungsi plasenta, misalnya preeklamsia), akan menyebabkan ukuran
selnya berkurang, menyebabkan PJT yang asimetris yang
prognosisnya lebih baik. Lingkaran perutnya kecil, skeletal dan kepala
normal, ponderal indeksnya abnormal cenderung meningkat.
17
Tabel 1. Perbandingan PJT Simetris dan Asimetris2
Simetris Asimetris
18
Faktor Risiko Pertumbuhan Janin Terhambat yang lain antara
lain:4,7
1. Lingkungan Sosioekonomi rendah
2. Riwayat PJT dalam keluarga
3. Riwayat Obstetri yang buruk
4. Berat badan sebelum hamil dan selama kehamilan rendah
5. Komplikasi obstetrik dalam kehamilan
6. Komplikasi medik dalam kehamilan
19
5. Indeks Massa Tubuh yang rendah.
Faktor-faktor risiko yang terdeteksi selama kehamilan:4,7
1. Peningkatan kadar MSAFP/hCG
2. Riwayat minum jenis obat-obatan tertentu seperti coumarin dan
hydantoin
3. Perdarahan pervaginam
4. Kelainan plasenta. Menggunakan sebuah analisa plot Bland-Altman,
pengukuran aksis panjang, aksis pendek dan keliling plasenta yang
diperoleh secara manual dan digital menunjukkan korelasi tertutup
(r=0.70, 0.70 dan 0.83, respektif). Skor z berat lahir berkorelasi
signifikan dengan skor z berat plasenta (r=0.59, p<0.001) dan skor z
keliling plasenta digital (r=0.40, p<0.001). Rasio berat lahir : berat
plasenta adalah 7.20 rasio berat lahir : keliling plasenta=64.57 g/cm,
didapat hasil berat lahir berkorelasi kuat dengan batasan berat plasenta
dan keliling plasenta.
5. Partus prematurus
6. Kehamilan ganda. Hambatan pertumbuhan dilaporkan terjadi pada 10-
50% bayi kembar
7. Kurangnya pertambahan berat badan selama kehamilan (< 7 kg).
Wanita yang bertubuh kecil biasanya mempunyai bayi yang lebih
kecil. Jika seorang wanita memulai kehamilan dengan berat badan
kurang dari 50 kg, risiko melahirkan bayi kecil untuk masa kehamilan
meningkat sekurang-kurangnya dua kali lipat.
20
selama kehamilan, kelainan kongenital atau kromosom, infeksi selama
kehamilan, serta faktor risiko dari ibu dapat menyebabkan pertumbuhan
janin terhambat.8
Secara garis besar, penyebab PJT dapat dibagi berdasarkan faktor
maternal, faktor plasenta dan tali pusat, serta faktor janin.4,8
Tabel 2. Etiologi pertumbuhan janin terhambat (PJT)
Faktor Maternal Faktor plasenta dan tali Faktor janin
pusat
Hipertensi dalam Sindroma twin to Janin kembar
kehamilan twin transfusion infeksi pada janin
Penyakit jantung Kelainan plasenta seperti HIV,
sianosis solusio plasenta Cytomegalovirus,
Diabetes melitus lanjut kronik rubella, herpes,
Hemoglobinopati plasenta previa toksoplasmosis,
Penyakit autoimun kelainan insersi tali syphilis
Malnutrisi pusat Kelainan
Merokok kelainan tali pusat kromosom/genetik
Narkotika (Trisomy 13, 18, dan
Kelainan uterus 21, triploidy, Turner’s
syndrome, penyakit
Trombofilia
metabolisme)
1. Maternal
Tekanan darah tinggi
Pada trimester kedua terdapat kelanjutan migrasi interstitial
dan endotelium trophoblas masuk jauh ke dalam arterioli miometrium
sehingga aliran menjadi lancar menuju retroplasenter sirkulasi dengan
tetap. Aliran darah yang terjamin sangat penting artinya untuk tumbuh
kembang janin dengan baik dalam uterus.
Dikemukakan bahwa jumlah arteri-arterioli yang
didestruksi oleh sel trophoblas sekitar 100-150 pada daerah seluas
plasenta sehingga cukup untuk menjamin aliran darah tanpa gangguan
pada lumen dan arteri spiralis terbuka.
21
Gangguan terhadap jalannya destruksi sel trophoblas ke
dalam arteri spiralis dan arteriolinya dapat menimbulkan keadaan
“iskemia retroplasenter”.
Dengan demikian dapat terjadi bentuk hipertensi dalam
kehamilan apabila gangguan iskemianya besar dan gangguan tumbuh
kembang janin terjadi apabila iskemia tidak terlalu besar, tetapi aliran
darah dengan nutrisinya merupakan masalah pokok. Berikut kelainan
yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan sirkulasi fetomaternal.
Penyakit ginjal kronik,
Diabetes Melitus
Penyakit jantung dan pernapasan
Malnutrisi dan anemia
Infeksi
Pecandu alcohol, Perokok
Kebiasaan merokok terlebih dalam masa kehamilan akan
melahirkan bayi yang lebih kecil sebesar 200 sampai 300 gram
pada waktu lahir. Kekurangan berat badan lahir ini disebabkan oleh
dua faktor yaitu :
1. Wanita perokok, cenderung makan sedikit karena itu ibu akan
kekurangan substrat di dalam darahnya yang bisa dipergunakan
oleh janin.
2. Merokok menyebabkan pelepasan epinefrin dan norepinefrin yang
menyebabkan vasokonstriksi yang berkepanjangan sehingga terjadi
pengurangan jumlah pengaliran darah kedalam uterus dan yang
sampai ke dalam ruang intervillus.
22
Twin-to-twin transfusion syndrome
3. Fetal
Kehamilan ganda
Penyakit infeksi (Infeksi bakteri, virus, protozoa dapat menyebabkan
PJT. Rubela dan cytomegalovirus (CMV) adalah infeksi yang sering
menyebabkan PJT).
Infeksi intrauterine adalah penyebab lain dari hambatan
pertumbuhan intrauterine.banyak tipe seperti pada infeksi oleh
TORCH (toxoplasmosis, rubella, cytomegalovirus, dan herpes
simplex) yang bisa menyebabkan hambatan pertumbuhan intrauterin
sampai 30% dari kejadian. Infeksi AIDS pada ibu hamil menurut
laporan bisa mengurangi berat badan lahir bayi sampai 500 gram
dibandingkan dengan bayi-bayi yang lahir sebelum terkena infeksi itu.
Diperkirakan infeksi intrauterin meninggikan kecepatan
metabolisme pada janin tanpa kompensasi peningkatan transportasi
substrat oleh plasenta sehingga pertumbuhan janin menjadi subnormal
atau dismatur.
Kelainan kongenital
Kelainan kromosom (Kelainan kromosom seperti trisomi atau triploidi
dan kelainan jantung bawaan yang berat sering berkaitan dengan PJT.
Trisomi 18 berkaitan dengan PJT simetris serta polihidramnion (cairan
ketuban berlebih). Trisomi 13 dan sindroma Turner juga berkaitan
dengan PJT) .
Pajanan teratogen (zat yang berbahaya bagi pertumbuhan
janin).Berbagai macam zat yang bersifat teratogen seperti obat anti
kejang, rokok, narkotik, dan alkohol dapat menyebabkan PJT. (1,2,4,5,6)
Penyebab dari PJT menurut kategori retardasi pertumbuhan simetris dan
asimetris dibedakan menjadi:
1. Simetris: Memiliki kejadian lebih awal dari gangguan pertumbuhan
janin yang tidak simetris, semua organ mengecil secara proporsional.
Faktor yang berkaitan dengan hal ini adalah kelainan kromosom, kelainan
23
organ (terutama jantung), infeksi TORCH (Toxoplasmosis, Other Agents
<Coxsackie virus, Listeria), Rubella, Cytomegalovirus, Herpes
simplex/Hepatitis B/HIV, Syphilis), kekurangan nutrisi berat pada ibu
hamil, dan wanita hamil yang merokok. Faktor-faktor lainnya:
a. Nutrisi buruk pada ibu
Pertambahan berat maternal yang jelek, IMT rendah, penurunan berat
badan lahir anak, mengakibatkan 9x lipat kemungkinan terjadi hambatan
pertumbuhan telah diteliti oleh bansil dan rekan pada 2008.
b. Infeksi janin
Virus, bakteri, protozoa dan spirochete terlibat pada pertumbuhan janin
terhambat, infeksi yang terkenal rubella insuffisiensi vaskuler dan
cytomegalovirus sitolisis langsung + penghilangan sel fungsional.
- Hepatitis A lahir kurang bulan, gangguan pertumbuhan janin
- Listeriosis, tuberculosis, dan sifilis hambatan pertumbuhan janin,
- Sifilis plasenta bertambah besar (edema) dan peradangan
perivaskuler.
- Toxoplasmosis infeksi protozoa gangguan pertumbuhan janin,
dan malaria kongenital juga mengakibatkan hal yang sama.
c. Malformasi kongenital
Sebuah penelitian >13000 bayi dengan anomaly structural berat, 22%
diantaranya mengalami hambatan pertumbuhan berat, semakin parah
malformasi semakin rentan janin mengalami KMK.
d. Kelainan kromosom
Aneuploidy kromosomal, seperti trisomy autosomal plasenta dengan
penurunan jumlah arteri yang berotot kecil di batang vili tersier.
- Trisomy 21 hambatan pertumbuhan ringan, pemendekan ukuran
femur, hypoplasia phalanx media
- Trisomy 18 dan 13 lebih pendek dari Aneuploidy kromosomal,
seperti trisomy autosomal plasenta dengan penurunan jumlah arteri
yang berotot kecil di batang vili tersier.
- Trisomy 18 dan 13 lebih pendek.
24
e. Sindrom Dwarf
Perempuan bertubuh kecil akan memiliki bayi yang juga
kecil. Jika perempuan memulai kehamilan dengan berat badan
kurang dari 100 pon, resiko untuk melahirkan bayi KMK
meningkat 2x lipat. Dan hal tersebut diturunkan lewat garis
keturunan maternal.
2. Asimetris: Gangguan pertumbuhan janin asimetris memiliki waktu
kejadian lebih lama dibandingkan gangguan pertumbuhan janin simetris.
Beberapa organ lebih terpengaruh dibandingkan yang lain, lingkar perut
adalah bagian tubuh yang terganggu untuk pertama kali, kelainan panjang
tulang paha umumnya terpengaruhi belakangan, lingkar kepala dan
diameter biparietal juga berkurang. Faktor yang mempengaruhi adalah
insufisiensi (tidak efisiennya) plasenta yang terjadi karena gangguan
kondisi ibu termasuk diantaranya tekanan darah tinggi dan diabetes dalam
kehamilan dalam kehamilan(8). Faktor-faktor lainnya:
a. Penyakit vaskuler
b. Penyakit ginjal kronis
c. Hipoksia kronis
d. Anemia maternal
e. Abnormalitas plasenta dan tali pusat
f. Janin multipel
g. Kehamilan postterm
h. Kehamilan ekstrauteri
25
3.6 Patologi
Penyebab multifaktor dari PJT ini disebabkan oleh tiga
kemungkinan: 1. Gangguan fungsi plasenta, 2. Faktor ibu yaitu:
berkurangnya suplai oksigen dan asupan gizi, 3. Faktor janin, yaitu:
penurunan kemampuan janin untuk menggunakan asupan gizi.
Kelainan sirkulasi uteroplasenta akibat perkembangan plasenta
yang abnormal, pasokan oksigen, masukan nutrisi, dan pengeluaran hasil
metabolik menjadi abnormal menyebabkan janin kekurangan oksigen dan
nutrisi pada trimester akhir. Hal tersebut menyebabkan terjadinya PJT
yang asimetrik yaitu lingkar perut yang jauh lebih kecil daripada lingkar
kepala.3
Pada keadaan hipoksia, produksi radikal bebas di plasenta menjadi
sangat banyak dan antioksidan yang relatif kurang (misalnya
preeklampsia) akan menjadi lebih parah. Pemeriksaan gas darah pada PJT
yang parah ditemukan asidosis dan hiperkapnia, hipoglikemia dan
eritroblastosis.3
Faktor janin (kelainan genetik) atau faktor lingkungan yang kronik
seperti adanya diabetes dan hipertensi dapat menjadi penyebab terjadinya
PJT simetris. Kelainan genetik yang umumnya terjadi yaitu trisomi 13, 18
dan 21.3
26
kasus PJT atau Kecil Masa Kehamilan (KMK) dikarenakan karena faktor-
faktor lain.2
PJT dapat terjadi kapanpun dalam kehamilan. PJT yang muncul
sangat dini sering berhubungan dengan kelainan kromosom dan penyakit
ibu. Sementara, PJT yang muncul terlambat (>32 minggu) biasanya
berhubungan dengan problem lain. Pada kasus PJT, pertumbuhan seluruh
tubuh dan organ janin menjadi terbatas. Ketika aliran darah ke plasenta
tidak cukup, janin akan menerima hanya sejumlah kecil oksigen, ini dapat
berakibat denyut jantung janin menjadi abnormal, dan janin berisiko tinggi
mengalami kematian. Bayi-bayi yang dilahirkan dengan PJT akan
mengalami keadaan berikut :2
Penurunan level oksigenasi
Nilai APGAR rendah (suatu penilaian untuk menolong identifikasi
adaptasi bayi segera setelah lahir)
Aspirasi mekonium (tertelannya faeces/tinja bayi pertama di dalam
kandungan) yang dapat berakibat sindrom gawat nafas
Hipoglikemi (kadar gula rendah)
Kesulitan mempertahankan suhu tubuh janin
Polisitemia (kebanyakan sel darah merah)
27
Penegakkan diagnosis PJT dapat dilakukan antara lain dengan:2,4,7
1. Pengukuran tinggi fundus uteri
Pengukuran TFU secara serial akan meningkatkan sensitifitas dan
spesifisitas, sehingga dianjurkan pada kehamilan diatas usia 24
minggu. Bila pada pengukuran di dapat panjang fundus uteri 3 cm di
bawah ukuran normal untuk masa kehamilan itu maka kita dapat
mencurigai bahwa janin tersebut mengalami hambatan pertumbuhan.
Cara ini tidak dapat diterapkan pada kehamilan multipel, hidramnion,
janin letak lintang.
2. USG Fetomaternal
Bila pada USG ditemukan cephalometry yang tidak normal maka
dapat kita sebut sebagai asimetris PJT. Selain itu dengan lingkar perut
kita dapat mendeteksi apakah ada pembesaran organ intra abdomen
atau tidak, khususnya pembesaran hati.
Tetapi yang terpenting pada USG ini adalah perbandingan antara
ukuran lingkar kepala dengan lingkar perut (HC/AC) untuk
mendeteksi adanya asimetris PJT.
Pada USG kita juga dapat mengetahui volume cairan amnion,
oligohidramnion biasanya sangat spesifik pada asimetris PJT dan
biasanya ini menunjukkan adanya penurunan aliran darah ke ginjal.
3. Doppler Velocimetry
Dengan menggunakan Doppler kita dapat mengetahui adanya
bunyi end-diastolik yang tidak normal pada arteri umbilicalis, ini
menandakan bahwa adanya PJT.
4. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan gula darah, bila ada indikasi diabetes mellitus
b. Screening penyakit infeksi, waspada infeksi TORCH, Syphilis
c. Pengukuran kadar enzim transaminase, waspada Hepatitis B
dan C
28
3.9 Tatalaksana Pertumbuhan Janin Terhambat
PJT meningkatkan risiko kematian janin, untuk itu diperlukan
monitoring berkala seperti pemeriksaan ultrasound untuk mengetahui
pertumbuhan janin, pergerakan, blood flow, dan cairan amnion. Non-Stress
Test juga perlu dilakukan, pemeriksaan ini mengukur laju jantung janin
selama 20-30 menit yang dilakukan pada usia kehamilan lebih dari 28
minggu menggunakan kardiotokografi.4,8
Langkah pertama dalam menangani PJT adalah mengenali pasien-
pasien yang mempunyai resiko tinggi untuk mengandung janin kecil.
Langkah kedua adalah membedakan janin PJT atau malnutrisi dengan
janin yang kecil tetapi sehat. Langkah ketiga adalah menciptakan metode
adekuat untuk pengawasan janin pada pasien-pasien PJT dan melakukan
persalinan di bawah kondisi optimal.2,4
Untuk mengenali pasien-pasien dengan resiko tinggi untuk
mengandung janin kecil, diperlukan riwayat obstetrik yang terinci seperti
hipertensi kronik, penyakit ginjal ibu dan riwayat mengandung bayi kecil
pada kehamilan sebelumnya. Selain itu diperlukan pemeriksaan USG.
Pada USG harus dilakukan taksiran usia gestasi untuk menegakkan
taksiran usia gestasi secara klinis. Kemudian ukuran-ukuran yang
didapatkan pada pemeriksaan tersebut disesuaikan dengan usia gestasinya.
Pertumbuhan janin yang suboptimal menunjukkan bahwa pasien tersebut
mengandung janin PJT.2,4
Tatalaksana kehamilan dengan PJT ditujukan karena tidak ada
terapi yang paling efektif sejauh ini, yaitu untuk melahirkan bayi yang
sudah cukup usia dalam kondisi terbaiknya dan meminimalisasi risiko
pada ibu.
Tatalaksana yang harus dilakukan adalah :2,4
1. Pada PJT pada saat dekat waktu melahirkan, yang harus dilakukan
adalah segera dilahirkan
2. Pada PJT jauh sebelum waktu melahirkan, kelainan organ harus dicari
pada janin ini, dan bila kelainan kromosom dicurigai maka
29
amniosintesis (pemeriksaan cairan ketuban) atau pengambilan sampel
plasenta, dan pemeriksaan darah janin dianjurkan
30
tubuh turun) dan hipoglikemia (gula darah berkurang). Pada umumnya
PJT simetris dalam jangka waktu lama dapat mengakibatkan pertumbuhan
bayi yang terlambat setelah dilahirkan, dimana janin dengan PJT asimetris
lebih dapat “catch-up” pertumbuhan setelah dilahirkan.2,4
31
3.11 Komplikasi Pertumbuhan Janin Terhambat
Morbiditas dan mortalitas perinatal kehamilan dengan PJT lebih
tinggi dari pada kehamilan yang normal. Morbiditas perinatal adalah:
prematuritas, oligohidramnion, DJJ yang abnormal, meningkatkan angka
SC, asfiksia intrapartum, skor Apgar yang rendah, hipoglikemia,
hipokalsemi, polisitemi, hiperbilirubinemia, hipotermia, apnea, kejang dan
infeksi Mortalitas perinatal dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk:
derajat keparahan PJT, saat terjadinya PJT, umur kehamilan dan penyebab
dari PJT. Makin kecil persentil berat badannya makin tinggi angka
kematian perinatalnya.9
3.12 Prognosis
Pada kasus-kasus PJT yang sangat parah dapat berakibat janin lahir
mati (stillbirth) atau jika bertahan hidup dapat memiliki efek buruk jangka
panjang dalam masa kanak-kanak nantinya. Kasus-kasus PJT dapat
muncul, sekalipun Sang ibu dalam kondisi sehat, meskipun, faktor-faktor
kekurangan nutrisi dan perokok adalah yang paling sering. Menghindari
cara hidup berisiko tinggi, makan makanan bergizi, dan lakukan kontrol
kehamilan (prenatal care) secara teratur dapat menekan risiko munculnya
PJT. Perkiraan saat ini mengindikasikan bahwa sekitar 65% wanita pada
negara sedang berkembang paling sedikit memiliki kontrol 1 kali selama
kehamilan pada tenaga kesehatan, baik bidan maupun dokter.2,8
32
BAB IV
ANALISIS KASUS
33
5. Partus prematurus
6. Kehamilan ganda. Hambatan pertumbuhan dilaporkan terjadi pada 10-50%
bayi kembar
7. Kurangnya pertambahan berat badan selama kehamilan (< 7 kg).
Pada kasus ini, berat badan ibu sebelum hamil adalah 42 kg dengan tinggi
badan 151 cm, dengan kata lain IMT ibu adalah 18kg/m2 dan masuk ke kategori
underweight. Hal ini merupakan salah satu faktor risiko terjadinya pertumbuhan
janin terhambat. Jika seorang wanita memulai kehamilan dengan berat badan
kurang dari 50 kg, risiko melahirkan bayi kecil untuk masa kehamilan meningkat
sekurang-kurangnya dua kali lipat. Disamping itu, os mengalami hipertensi dalam
kehamilan yaitu impending eklampsia, dimana hipertensi dalam kehamilan
merupakan penyebab paling sering dari pertumbuhan janin terhambat. Dalam
hipertensi dalam kehamilan terjadi keadaan hipoksia, produksi radikal bebas di
plasenta menjadi sangat banyak dan antioksidan yang relatif kurang.
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Penapisan PJT dapat dilakukan jika terdapat satu atau lebih tanda-tanda PJT
dibawah ini:
1. Gerak janin berkurang os mengaku pergerakan janin berkurang dalam
waktu 1 bulan terakhir
2. TFU <3 cm TFU normal sesuai masa kehamilan tinggi fundus uteri os
adalah 26 cm, sedangkan usia kehamilan os seharusnya menurut HPHT
adalah 36 minggu, dimana seharusnya tinggi fundus uteri normal pada usia
kehamilan 36 minggu adalah 36±2 cm,berarti tinggi fundus uteri < 3 cm
dibawah ukuran normal pada usia kehamilan tersebut menandakan bahwa
pada kehamilan ini terjadi pertumbuhan janin terhambat.
3. Pertambahan berat badan < 5 kg pada usia kehamilan 24 minggu atau < 8 kg
pada usia kehamilan 32 minggu (untuk ibu dengan BMI < 30)
4. Taksiran berat janin < 10 persentil taksiran berat janin pada os (dengan
USG fetomaternal) yaitu berkisar 2015 gram, berat ini berada sedikit diatas
persentil ke 10
34
5. HC/AC > 1 HC/AC pada kasus ialah 28,44 cm/28,16 cm = 1,009 cm
6. Volume cairan ketuban berkurang (ICA < 5 cm atau cairan amnion kantung
tunggal terdalam < 2 cm) amniotic fluid index pada kasus ini adalah 3,68
cm, oligohidramnion biasanya sangat spesifik pada asimetris PJT dan
biasanya ini menunjukkan adanya penurunan aliran darah ke ginjal.
35
Gambar 2. Kurva Hadlock untuk AC intrauterin
36
Gambar 3. Kurva Hadlock untuk TBJ intrauterin
3. USG Fetomaternal
BPD : 7,90 cm (menunjukkan usia kehamilan 31 minggu)
HC : 28,44 cm (menunjukkan usia kehamilan 30 minggu)
AC : 28,16 cm (menunjukkan usia kehamilan 32 minggu)
FL : 6,63 cm (menunjukkan usia kehamilan 33 minggu)
EFW : 2015 gr menunjukkan usia kehamilan 33-34 minggu)
Dari hasil USG Fetomaternal diatas, didapatkan hasil bahwa pertumbuhan
janin tidak sesuai dengan masa kehamilan pada Os. Pada ukuran diameter
biparietal yang abnormal sudah bisa menegakkan diagnosis PJT.
Disamping itu, didapatkan hasil AFI=3,68 cm yang berarti ketuban kurang
pada Os ini. Cairan amnion merupakan pertanda kesejahteraan janin. Jumlah
37
cairan amnion yang normal merupakan indikasi fungsi sirkulasi janin relatif
baik. Bila terdapat oligohidramnion, patut dicurigai perburukan fungsi
janin.
4. Doppler Velocimetry
Pada pasien ini didapatkan Sirkulasi Darah Arteri Umbilikalis (SDAU) nya
adalah 2,99 cm. Hasil ini tidak normal karena pada usia gestasi > 30
minggu, nlai SD arteri uterina seharusnya > 3.
5. Pemeriksaan Laboratorium
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil yang menunjang diagnosis
HELLP sindrom pada Os.
38
DAFTAR PUSTAKA
1. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Rouse DJ, Spong CY.
2013. Obstetri Williams. Ed. 23. Vol 2. EGC : Jakarta.
2. Fernando E, Hendarjono H. 2012. Intra Uterine Growth Restriction
(IUGR). SMF Ilmu Obstetri Ginekologi RSUD Jombang
3. Prawirohardjo S. 2011. Ilmu Kebidanan. Ed 4. Cet 4. PT. Bina Pustaka :
Jakarta.
4. Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI). 2016. Pedoman
Nasional Pelayanan Kedokteran. Pengelolaan Kehamilan dengan
Pertumbuhan Janin Terhambat. Himpunan Kedokteran Feto Maaternal.
POGI.
5. Mandruzzato Giampaulo et al. 2008. Intrauterine Restriction (IUGR),
Recommendations and Guidelines for Perinatal Practice. J. Perinat. Med
36 pp:277-81.
6. Huda WN. 2013. Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT) Sebagai Faktor
Risiko Kematian Neonatus. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
7. Pasaribu HM. 2008. Pertumbuhan Janin Terhambat. Departemen Obstetri
& Ginekologi Fakultas Kedokteran USU. RSHAM – RSPM.
8. White CD. 2014. Intrauterine Growth Restriction. (Internet,
https://medlineplus.gov/ency/article/001500.htm, diakses tanggal 7
Oktober 2016, pukul 19,00 WIB)
9. Ross MG. 2015. Fetal Growth Restriction: Overview, Cuses of
Intrauterine Growth Restriction, Perinatal Implications. Medscape
Reference. (internet, http://emedicine.medscape.com, diakses tanggal 5
Oktober 2016 pukul 20.00 WIB)
39