Está en la página 1de 6

ANATOMI JARINGAN LUNAK MULUT

1. Lidah

Lidah adalah bagian dan tubuh yang terletak di rongga mulut. Lidah ini terdiri atas otot
tetapi tidak ada tulang di dalamnya. Dia mampu bergerak sendiri, tidak seperti lengan atau
tungkai yang ada tulangnya. Lidah merupakan salah satu dan panca indera. Berfungsi sebagai
alat untuk mengecap, dan juga untuk berbicara. Menurut Ayurveda, lidah ini erat sekali
kaitannya dengan organ tubuh bagian dalam. Oleh karena organ bagian dalam sulit dilihat dan
diperiksa dan luar, maka dengan memeriksa lidah ataü jihva dapat juga membantu menegakkan
diagnosis yang tepat. Hal ini dimungkinkan karena energi vital berada serta bergerak pula di
seluruh bagian lidah. Gerakan prima ini sesuai dengan keadaan organ di bagian dalam tubuh.
Perubahan warna, penebalan atau penipisan bagian tertentu dan lidah menunjukkan adanya
kelainan atau gangguan pada organ tertentu dalam tubuh. Jika dilihat dan segi bentuk, maka
ujung lidah merupakan cerminan keadaan di tubuh bagian atas. Bagian tengah dan pangkal
lidah sebagai reflesi tubuh bagian yang lebih di bawahnya. Oleh sebab itu, perubahan yang
terjadi pada ujung lidah pada umumnya menunjukkan adanya gangguan pada organ tubuh
bagian atas, terutama di daerah dada. Makin ke belakang, pada pangkal lidah menandakan
adanya gangguan pada organ.3

Lidah mempunyai tekstur kasar yang disebabkan adanya papilla, yang terdiri dari :
papilla sircumvalata, papilla filiformis, dan papilla fungiformis. Taste bud terletak pada sisi-
sisipapilla sirkumvalata dan fungiformis. Pengecapan diterima dari duapertiga anterior lidah
oleh nervus korda timpani, cabang nervus fasialis. Pengecapan oleh sepertiga bagian posterior
lidah disensasi oleh nervus glosofaringeus, atau saraf kranial IX. Ada empat sensasi dasar
pengecapan, yaitu : pertama, sensasi manis yang dirasakan oleh ujung lidah; kedua, sensasi
asin yang dirasakan oleh tepi lateral lidah; ketiga dan keempat, sensasi asam dan pahit yang
dirasakan oleh bagian posterior lidah dan dihantarkan melalui nervus glosofaringeus.4
 Struktur-Struktur Superficial Lidah

Lidah secara anatomi terbagi atas 3 bagian, yakni : 5

A. Apek linguae (ujung lidah)

B. Corpus linguae (badan lidah)

C. Radix linguae (akar lidah)

Pada membrana mukosa yang melapisi lidah yaitu di punggung lidah, di pinggir kanan dan kiri
dan disebelah muka terdapat tonjolan yang kecil-kecil disebut dengan papillae. Pada dasarnya
papillae ini terdapat kuncup-kuncup pengecap sehingga kita dapat menerima / merasa cita rasa.
Ada empat macam papillae, yaitu: papillae filiformes, papillae fungiformes, papillae
circumvallatae dan papillae foliatae.3
 Warna Lidah4
Warna lidah yang normal adalah merah muda,namun sering kali warna lidah
seseorang tidah merah muda,warna patologis yang sering diobsevasi adalah pucat,
merah, merah tua, merah keunguan, dan biru.
1. Pucat jika warna lidah pucat, itu menunjukkan adanya sirkulasi atau produksi darah yang
tidak baik. Karena terkait dengan sirkulasi udara, kemungkinan terjadi masalah dengan
hati, pasalnya salah satu fungsi hati adalah sebagai filter darah.
2. Kekuningan jika warna lidah anda kekuningan, berarti ada infeksi bekteri, baik dari dalam
tubuh maupun luar tubuh, jika warna kekuningan menuju kehijauan berarti infeksi
bakterinya semakin parah.
3. Merah jika lidah anda berwarna merah, itu menandakan adanya panas dalam, jika warna
merah hanya ada pada ujung lidah, itu menandakan adanya panas pada jantung. Jika
warna merah hanya ada pada sisi lidah, baik sisi kanan maupun kiri, itu menunjukkan
adanya panas dalam hati atau kandung empedu. Jika warna merahnya lebih tua maka
penyakitnya sudah parah.
1. Ungu jika warna lidah anda ungu, itu menunjukkan adanya statis darah atau darah tidak
lancer, warna ungu disini ada 2 yaitu merah ungu dan biru ungu. Merah ungu adalah
kelanjutan lidah merah dan berati adanya panas dan statis darah. Biru ungu adalah
kelanjutan lidah pucat, berati adanya dingin dan statis darah pada penderita.
2. Biru jika lidah berwarna biru, berati terjadi keadaan yang sama dengan jika lidah berwarna
biru keunguan, yakni adanya dingin dan statis darah namun kondisinya lebih parah.

 Bentuk Lidah 6
Bentuk lidah memberi indikasi keadaan darah dalam tubuh bentuk lidah yang ideal
adalah yang sesuai dengan bentuk rahang,artinya berada dalam lengkung rahang yang
sempurna,dan memiliki bentuk yang tidak terlalu tebal namun juga tidak terlalu tipis
idealnya sekitar 1 cm. Dibawah ini beberapa bentuk lidah yang tidak normal:
1. Tipis : Jika lidah berbentuk tipis, apalagi disertai warna pucat, itu menunjukkan adanya
defiensi (kekurangan) darah. Hal itu berhubungan dengan hati, semakin tipis bentuk lidah,
berarti semakin menahun penyakit yang diderita.
2. Tebal : Jika bentuk lidah tebal, itu menunjukkan sirkulasi dalam tubuh tidak normal,
sirkulasi ini meliputi, sirkulasi air, nutrisi dan darah. Jadi, jika ketika lidah berbentuk tebal,
kemungkinan ada masalah pada ginjal, limpa dan hati.
3. Kaku : Jika lidah kaku, itu menunjukkan adanya angin dalam tubuh. Karena bagian dalam
tubuh kemasukan angin, maka itu menyebabkan lidah menjdi kaku.
4. Panjang : Jika lidah panjang, berarti ada kecenderungan panas dalam tubuh, terutama
didalam jantung, sebaliknya jika lidah berbentuk pendek dan disertai warna pucat itu
menandakan adanya dingin dalam tubuh.
5. Retak : Jika retak-retak transversal menunjukkan defiensi lambung, bila retak-retak
terdapat pada sisi lidah didekat pertengahan, berarti adanya defiensi menahun pada
limpa. Retak memanjang pada garius tengah yang mendekati ujung lidah, berati adanya
gangguan pada jantung.

2.2 Palatum

Palatum adalah atap rongga mulut, secara anatomi palatum terbagi menjadi palatum
durum dan palatum mole. Dua pertiga anteriornya adalah palatum durum, yang tersusun
atas processus palatinus os maxillae dan pars horizontalis ossi palatini dan sepertiga
posterior palatum adalah palatum mole merupakan suatu jaringan fibromuskuler, dibentuk
oleh beberapa otot yang melekat pada bagian posterior palatum durum. 3

Terdapat bangunan penting pada proses pembentukan palatum antara lain: Tulang
maksilaris yang menutupi bagian atas dari palatum, rongga palatal yang terbentuk saat
perkembangan tulang maksila pada embriologi dan proses pembentukan tulang frontonasal.
Proses pembentukan tulang frontonasal sesuai dengan perkembangan premaksila sementara
rongga palatum berasal dari sisa pembentukan tulang palatum. Rongga palatum tumbuh ke
arah medial sedangkan bagian lateralnya terhambat oleh pembentukan lidah. Awalnya
palatum berkembang ke arah vertikal kemudian ke bawah menuju dasar mulut. Pada saat
memasuki minggu ke 7 intrauterin terjadi transformasi rongga palatum. Mereka merubah
yang awalnya vertikal menjadi posisi horizontal. Namun peritiwa tersebut dapat berjalan
tidak normal apabila terjadi suatu malformasi.5

2.2.1 Palatum Durum

Palatum durum disebut juga palatum keras bagian rongga mulut yang berada di sebelah
tulang maksilaris. Bagian dari orofaring palatum ini dapat bergerak dan terdiri dari jaringan
fibrosa dan selaput lendir. Palatum memisahkan rongga mulut dengan rongga hidung dan sinus
maksilaris. Mukosa palatum merupakan keratinisasi epitel skuamos pseudostratified. Namun
demikian, submukosa memiliki banyak sekali kelenjar saliva minor, terutama pada palatum
durum.3
Vaskularisasi dan inervasi palatum Vaskularisasi palatum durum oleh arteri palatina
mayor, arteri sfenopalatina, dan arteri palatina minor. Suplai darah utama berasal dari arteri
palatina mayor yang masuk ke foramen palatina, merupakan cabang arteri palatina dessenden.
Sedangkan arteri palatina minor dan otot palatina minor bersama dengan nervus trigeminus
cabang maksila membentuk pleksus yang menginervasi otot-otot palatum melalui foramen
palatina mayor yang nantinya akan 12 beranastomosis dengan arteri palatina mayor.20
Sedangkan inervasinya berasal dari nervus palatina mayor dan nervus palatina minor, nervus
palatina mayor merupakan cabang saraf utama, yang berasal dari ganglion pterygopalatina,
nervus palatina mayor utama masuk ke dalam foramen palatina mayor dan terbagi menjadi
cabang yang lebih kecil, yang mensyarafi palatum durum.4
Platum durum Dibentuk oleh processus palatines ossis maxilla dan lamina
horizontalis ossis palatine. Pada palatum durum terdapat papilla incisivus yang terletak di
posterior gigi incisivus maksilla. Struktur anatomis normal ini tampak sebagai nodul kecil
imobil yang terletak langsung di bawah muara ductus nasopalatinal, dimana kumparan
neurovaskuler keluar dari maksila untuk mensupai mukosa palatum. Tuberositas maksila
merupakan daerah distal molar terakhir, jaringan warna pink secara homogen. Pemeriksaan
tuberositas maksila dilakukan dengan cara palpasi untuk mengetahui nyeri dan
pembengkakan.5

Palatum durum diperiksa dengan cara inspeksi dan palpasi. Inspeksi palatum durum
dilakukan untuk melihat adanya ulserasi, pembengkakan, atau tanda-tanda
peradangan. Inspeksi visual langsung palatum durum dapat dicapai dengan cara menggunakan
mirror. Sedangkan palpasi dilakukan dengan menggunakan jari telunjuk dan rasakan terhadap
adanya pembengkakan. Palatum durum, mirip dengan gingiva cekat, dalam keadaan normal
berwarna kurang pink dibandingkan mukosa rongga mulut lainnya karena adanya peningkatan
keratinisasi 2

 Celah Palatum Durum 6


Palatum durum normal dapat dibagi dalam tiga zona anatomis dan fisiologis yaitu :
1. Pusat fibromukosa palatum sangat tipis dan terletak secara langsung dibawah lantai hidung.
2. Fibromukosa maksilaris tebal dan terdiri dari berkas neurovaskular palatina mayor.
3. Fibromukosa gingiva terletak lebih lateral dan berbatasan dengan gigi.
Beberapa celah palatum durum dapat terjadi pada daerah ini. Terutama celah yang
mengenai dinding rongga mulut bagian atas akan menyebabkan sebagian daerah yang
normalnya terdapat plica ruge palatal akan menghilang.

2.2.2 Palatum Molle 3


Secara anatomi, palatum mole adalah bagian dari orofaring yang mengandung
mukosa pada kedua permukaanya. Intervensi antara kedua permukaan mukosa adalah jaringan
penghubung, serat otot, aponeurosis, banyak pembuluh darah, limfatik, dan kelenjar saliva
minor. Secara fungsional, palatum mole berperan untuk memisahkan orofaring dari nasofaring
selama menelan dan berbicara. Palatum mole mendekat ke dinding posterior faringeal selama
menelan untuk mencegah regurgitasi nasopharyngeal dan mendekat selama berbicara untuk
mencegah udara keluar dari hidung.
Palatum molle memiliki mukosa yang tidak berkeratin, berwarna pink-salmon, licin,
dan mengkilat. Palatum molle biasanya diperiksa dengan inspeksi. Uvula adalah struktur
jaringan lunak yang terdiri dari otot dan jaringan ikat dan dilapisi dengan selaput lendir. Uvula
dapat diperiksa dengan inspeksi. Pemeriksaan uvula dilakukan dengan inspeksi warna uvula,
inspeksi lesi dan pembengkakan. Jika terlihat adanya pembengkakan, kemungkinan klien
mengalami uvulitis. Uvulitis merupakan peradangan pada uvula yang bisa disebabkan
oleh dehihdrasi, merokok, atau reaksi alergi karna virus dan bakteri

2.3. Mukosa Oral3


Lapisan mukosa adalah lapisan basah yang berkontak dengan lingkungan
eksternal.Terdapat pada saluran pencernaan, rongga hidung, dan rongga tubuh lainnya.Pada
rongga mulut, lapisan ini dikenal dengan oral mucous membrane atau oral mucosa.
Fungsi Mukosa oral mempunyai fungsi utama yaitu sebagai pelindung jaringan yang
lebih dalam pada rongga mulut. Fungsi lainnya, antara lain sebagai organ sensoris, aktifitas
kelenjar, dan sekresi. Sebagai lapisan terluar, oral mukosa akan melindungi jaringan rongga
mulut dari lingkungan eksternal. Fungsi sensoris oral mukosa akan memberikan informasi
mengenai hal-hal yang terjadi di rongga mulut. Dalam rongga mulut, reseptor akan berespon
terhadap suhu, sentuhan dan rasa sakit. Reseptor tertentu dalam rongga mulut juga akan
berespon terhadap kebutuhan akan air. Reflek seperti menelan, muntah, dan salivasi juga
diinisiasi oleh reseptor-reseptor pada oral mukosa.

Mukosa dimulut terbagi 2 yaitu :5


1. Mukosa Labial
Mukosa labial diperiksa dengan menggunakan metode palpasi bidigital pada bagian dalam
bibir.
Mukosa labial akan diperiksa dengan lembut memutar bibir keluar.
Mukosa labial akan muncul basah dan mengkilap.
Guratan di dalam bibir bawah sering terlihat sebagai akibat dari trauma sebagai seorang anak.

2. Mukosa Buccal
Mukosa labial diperiksa menggunakan penglihatan langsung dan juga palpasi bidigital
dari jaringan bibir Mukosa bukal harus bidigitally teraba menekan jaringan antara jari telunjuk
dan ibu jari satu tangan.
Jaringan normal dari mukosa bukal adalah lembab dan merah muda / pink gelap.
Terkstur lembut dan lentur pada saat palpasi. Mukosa bukal adalah area utama atau ruang untuk
proses mastikasi terkait seperti pipi mengunyah (morsicatio buccarum).

También podría gustarte