Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
KAJIAN TEORETIK
A. Desripsi Konseptual
terjadi proses belajar, maka bersama itu pula terjadi proses mengajar. Hal ini
kiranya mudah dipahami, karena bila ada yang belajar sudah barang tentu
ada yang mengajarnya, dan begitu pula sebaliknya kalau ada yang mengajar
tentu ada yang belajar. Dari proses belajar mengajar ini akan diperoleh suatu
hasil, yang pada umunya disebut hasil belajar. Tetapi agar memperoleh hasil
yang optimal, proses belajar mengajar harus dilakukan dengan sadar dan
atau persoalan, menyimak, dan latihan. Itu sebabnya, dalam proses belajar,
guru harus dapat membimbing dan memfasilitasi siswa supaya siswa dapat
efektif agar terjadi adanya perubahan tingkah laku siswa yang disebabkan
pembelajaran itu dirumuskan secara jelas dan baik, belum tentu hasil belajar
yang diperoleh mesti optimal. Karena hasil yang baik itu dipengaruhi oleh
Universitas Terbuka, 2007), hal. 2.5 14 lima kemampuan. Ditinjau dari segi
relatif khusus. Untuk menguasai kemampuan ini siswa hanya dituntut untuk
menuntut siswa untuk melakukan kegiatan kognitif yang unik. Unik disini
mengontrtol proses internal yang dilakukan oleh individu dalam memilih dan
sebagaimana yang dikutip oleh Kunandar hasil belajar adalah suatu akibat
dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran, yaitu berupa tes
yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes
pembelajaran yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru
setiap selesai memberikan materi pelajaran pada satu pokok bahasan. Hasil
belajar tidak berupa nilai saja, tetapi dapat berupa perubahan perilaku yang
perubahan yang telah dicapai oleh peserta didik. Suatu proses belajar
perubahan tingkah laku ini yang disebut hasil belajar. Sebagaimana pendapat
belajar meliputi tiga domain, yang bersifat kognitif, afektif, dan psikomotor. 1
1
Robert J. Sternberg, Psikologi Kognitif (Jogjakarta: Pustaka Pelajar, 2006), h. 144.
b. Hasil belajar afektif, setelah siswa melakukan dan mengalami
kehidupan sehari-hari.
dikenal dengan sistematika “Lima kategori hasil belajar” atau “Five Major
1
S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar (Jakarta: Bumi
Aksara, 2002), hh. 119-122.
sadar; (5) sikap (attitude), yaitu kecenderungan dalam menerima atau
kognitif, yaitu dari tidak tahu menjadi tahu atau mengerti. Ranah afektif, yaitu
dari sikap acuh tak acuh menjadi penuh perhatian. Ranah psikomotor, yaitu
dari tidak tahu atau belum mengerti peran yang harus dimainkan sampai
yang dimaksudkan dengan hasil belajar dalam penelitian ini adalah tingkat
2
Mulyono Abdurrahman, Peran Suasana Belajar Koperatif dan Kompetitif dalam Peningkatan
Hasil Belajar (Jakarta: Lemlit. IKIP Jakarta, 1998), h. 46.
3
Tabrani Rusyan, Tatang Kusdinar dan Zaenal Arifin, Pendekatan dalam Proses Belajar
Mengajar (Bandung: CV. Remaja, 2001), h. 4.
dengan tujuan yang ingin dicapai baik dengan indikator.; 1). prestasi
akademik, 2). sikap, 3). minat, 4). penyesuaian sosial, dan 5). keterampilan.
sejumlah bidang studi yang diajarkan mulai dari Sekolah Dasar sampai
kajian yang wajib dipelajari oleh seluruh siswa dalam jenjang pendidikan
tertentu.
dengan norma-norma yang harus diikuti guna menjadi wagra negara yang
demokratisasi.
sebuah keniscayaan yang tak bisa ditawar untuk tetap eksis dan maju ke arah
paradigma baru yang terkenal dengan arah baru atau paradigma moderat.
tersebut adalah:
terbatas, yaitu pada penguasaan materi (content mastery). Dengan kata lain
Kewarganegaraan.
of mind). Proses pembelajaran yang bersifat “satu arah” dan pasif baik di
watak dan perilaku siswa. Untuk itu sangat penting bagi kita untuk
menanamkan sikap, nilai dan perilaku yang dapat dijadikan landasan untuk
membentuk watak dan karakter para siswa didik dalam konteks negara
bangsa Indonesia.5
penelitian orang lain, melainkan dari hasil penelitiannya sendiri. Karena itu,
belajar melakukan sesuatu dalam situasi yang konkret yang tidak hanya
hidup bersama dengan orang lain yang berbeda, dengan penuh toleransi,
pertama, kedua, dan ketiga, yaitu : tiga pilar yaitu learning to know, learning
to do, dan learnig to live together ditujukan bagi lahirnya siswa didik yang
percaya diri pada siswa didik, sehingga menjadi manusia yang mampu
6
Jaques Delors, et. all, Learning: The Treasure Within (Sidney: UNESCO Publishing, 1998),
h. 86.
dengan konsisten dan memiliki rasa empati (tepo seliro), atau disebut
pendidikan dasar dan menengah wajib memuat: (a) pendidikan Agama; (b)
Pengetahuan Alam; (f) Ilmu Pengetahuan Sosial; (g) Seni dan Budaya;
7
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
organisasi politik); dan (b) individu dengan negara. Istilah lain yang hampir
diperkaya dengan disiplin ilmu lain yang relevan, dan mempunyai implikasi
8
Sumantri, Pendidikan Kewarganegaraan (Civic) (Jakarta: Grasindo,2001), h.281.
9
Wiranaputra, Op.cit. h. 41.
10
Malik Fajar, Op.cit.hh.6-8.
dikembangkan dan dituangkan dalam bentuk standar nasional, standar
tujuannya. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai arah baru yaitu:
ilmu politik, hukum, sosiologi, antropologi, psikologi, dan disiplin ilmu lainnya,
elektronik, dan bahan belajar yang digali dari lingkungan masyarakat sebagai
juga sebagai alat untuk memberikan bantuan belajar bagi siswa sehingga
termasuk portofolio siswa dan evaluasi diri yang lebih berbasis kelas.
Dari arah baru Pendidikan Kewarganegaraan yang diharapkan
pembentukan kepribadian siswa menjadi priibadi yang utuh, dan insan kamil
tantangan pembelajaran pada abad 21, yakni: (1) berpikir kritis dan
Prinsip yang harus ada dalam demokrasi yaitu: (1) kontrol atas keputusan
pemerintah, (2) pemilihan yang teliti dan jujur, (3) hak memilih dan
yakni: (1) peka terhadap informasi baru yang dijadikan pengetahuan dalam
dan beradab, maka setiap warga negara haruslah memiliki karakter atau jiwa
terdiri dari berbagai etnis, suku, ras, keyakinan agama, dan ideologi
politik. Selain itu, sebagai warga negara yang demokrat, seorang warga
kepercayaan). Sikap kritis juga harus ditunjukkan pada diri sendiri. Sikap
kritis pada diri sendiri itu tentu disertai sikap kritis terhadap pendapat yang
berbeda. Tentu saja sikap kritis ini harus didukung oleh sikap yang
merupakan salah satu solusi yang bisa digunakan. Oleh karenanya, sikap
membuka diri untuk dialog dan diskusi merupakan salah satu ciri sikap
yang mungkin asing. Sikap terbuka yang didasarkan atas kesadaran akan
secara bebas dan rasional adalah sesuatu hal yang harus dilakukan.
sikap yang logis yang ditampilkan oleh warga negara, Sementara, sikap
rasional.
tujuan baik yang patut diwujudkan dengan cara-cara yang tidak adil.
g. Jujur yaitu memiliki sikap dan sifat yang jujur bagi warga negara
negara. Sikap jujur bisa diterapkan di segala sektor, baik politik, sosial dan
dalam penelitian ini adalah suatu proses pendidikan yang menitik beratkan
11
Gilman Robert, In the context a Quarterly of Human Stainable Culture: Cooperatif Learning.
www. Context,org/ICLB/IC18/Johnson/hh.1-2.
dikembangkan adalah bahwa pendidikan dan ilmuan sosial telah lama
persaingan diatur dengan baik akan menjadi sarana efektif untuk memotivasi
kelompok kecil yang terdiri dari siswa yang memiliki kemampuan yang
12
Lie, Anita, Coopetarif Learning: Mempraktekkan cooperatif learning di ruang-ruang kelas,
terjemahan (Jakarta: Grasindo, 2005), h.28.
13
Ibid., p. 29
14
Stephan Balicom, Cooperatif Learning (New Jersey: US Departement of Education, 1992),
h. 1.
tergantung seberapa besar usaha yang dilakukan oleh setiap siswa dala
kelompok itu.
bekerja sama dan dalam kelompok kerja mungkin bekerjasama dan mungkin
15
Wofolk, Anita. E, Educational Psykology Seven Edition (Boston: Allyn and Bacon, 1998),
hh. 249.350.
16
Robert E. Slavin, Cooperative Learning Theory. Research and Practice (Boston, Allyn and
Bacon, 1992), h.132
17
Isjoni, Cooperatif Learning. Efektivitas Pembelajaran Kelompok (Bandung: Alfabeta, 2007),
h. 17.
kooperatif adalah suatu hubungan antara kelompok siswa yang saling
Tatap muka. (4). Komunikasi antar anggota. (5). Evaluasi proses kelompok. 19
task that has been clearly assingn. Moreover, students are expected to carry
out their task without direct and immediate supervision of the teacher”. 20
“Cooperative learning methods share the idea that student work together to
learn and are responsible for their own”.21 Artinya bahwa dalam pembelajaran
18
Ibid., h. 60.
19
Ibid., h. 61.
20
Nur Asma, Pembelajaran Kooperatif (Jakarta: Depdiknas Dikti, 2006), h. 11.
21
Ibid, h. 11.
bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar secara individu
maupun kelompok.
positif tentang apa yang dapat dilakukan siswa untuk mencapai keberhasilan
22
Eanes, Content area literacy for today and tomorrow (Albany: Delmar Publisher, 1997), h.
132.
setiap anggota kelompok, oleh karena itu sesama anggota kelompok harus
proses kerja kelompok, hal ini dilakukan melalui evaluasi proses kelompok”. 23
aktifitas kerjasama dapat disebut ada apabila dua atau lebih orang bekerja
siswa dapat saling mengajar dengan sesama siswa lainnya dan menjadi
bergairah. Siswa yang kurang bergairah dalam belajar akan dibantu oleh
siswa lain yang mempunyai gairah tinggi dan memiliki kemampuan untuk
menerima dan memberi serta tanggung jawab siswa, baik terhadap dirinya
menekankan kepada proses kerja sama dalam kelompok. Tujuan yang ingin
24
Nur Asma, Op.cit, h. 22.
materi tersebut. Adanya kerja sama inilah yang menjadi ciri khas dari
pembelajaran kooperatif.
memperoleh keberhasilan.
merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus mampu
membuat setiap siswa belajar. Semua anggota tim (anggota kelompok) harus
berbeda. Hal ini dimaksudkan agar setiap anggota kelompok dapat saling
keberhasilan kelompok,
tujuan apa yang harus dicapai, bagaimana cara mencapainya, apa yang
harus digunakan untuk mencapai tujuan itu dan lain sebagainya. Fungsi
kelompok, oleh sebab itu perlu diatur tugas dan tanggung jawab setiap
nontes.
26
Muslimin Ibrahim dkk, Pembelajaran Kooperatif, Pusat Sains dan Matematika Sekolah
Program Pascasarjana UNESA (Surabaya: University Press, 2000), h. 10.
Kemauan untuk bekerja sama itu kemudian dipraktikkan melalui
Dengan demikian siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi
Teori ini lahir dari gagasan Viaget dan Vigotsky. Kedua ahli ini
aktivitas seseorang.
dibuatnya dengan persoalan itu. Dengan demikian akan tercipta refleksi yang
27
Ibid., h.10
dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif membuat
abstraksi.
construc the object and relationship that they perceive to the extent their
lingkungan.
kooperatif adalah:
1) Konstruktivisme Personal
teori Piaget dalam pendidikan yakni, bahwa siswa harus terlibat secara aktif
pembelajaran kooperatif.
2).Konstruktivisme sosial
dipahami hanya bilai ditinjau dari konteks historis dan budaya pengalaman
diri sendiri.
dialog dan komunikasi verbal dengan orang dewasa dan teman sebaya yang
dapat mereka selesaikan dengan bantuan teman sebaya atau orang dewasa.
pengetahuan yang merupakan proses adaptif dan hasil dari keaktifan kognisi
internalisasi ini merupakan proses kognitif dan struktur yang secara akurat
dunia nyata.
objektif tetapi merupakan suatu pengaturan dan organisasi suatu dunia yang
Pengetahuan tidak diterima secara pasif melalui indera ataupun dengan cara
Fungsi kognisi adalah adaptif, dalam pengertian biologis dari istilah tersebut
organisasi subjek dan dunia pengalaman dari suatu realitas ontologis objektif.
hari.29
penghargaan.
lebih memberi makna dari pada bagian-bagian yang terpisah . Setiap tingkah
laku menurut teori medan bersumber dari adanya ketegangan (tension) dan
kebutuhan itu tidak dapat terpenuhi, maka selamanya individu akan berada
dalam situasi tegang. Untuk itulah setiap individu akan berusaha memenuhi
diri dan orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri. Kedua,
30
Ibid, p. 240
Menurut Vygotsky bahwa aktivitas kolaboratif yang ada pada anak-
lebih senang bekerja dengan orang yang satu zone zpd (zone of proxima
dan teman sebaya yang lebih mampu. Interaksi sosial ini memacu
kelompok.
penghargaan terhadap waktu, dan suka memberi pertolongan pada yang lain.
belajar yang terbuka dalam dimensi kesejawatan, karena pada saat itu akan
membutuhkan. Pada saat itu juga siswa yang belajar pada kelompok kecil
akan tumbuh dan berkembang pola belajar tutor sebaya (peer group) dan
kooperatif, siswa bukan hanya belajar dan menerima apa saja yang disajikan
oleg guru PBM. Melainkan juga bisa belajar dari siswa lainnya, dan sekaligus
kesempatan yang optimal bagi siswa untuk memperoleh informasi yang lebih
sehingga perolehan dan hasil belajar siswa akan meningkat. Jadi metode
32
pembelajaran kooperatif secara tepat dirancang untuk melengkapi dan
lainnya dan menjadi bergairah. Siswa yang kurang bergairah dalam belajar
akan dibantu oleh siswa lain yang mempunyai gairah tinggi dan memiliki
belajar seperti itu, disamping proses belajar berlangsung lebih efektif, juga
cara siswa berinteraksi satu dengan lainnya untuk memahami isi pelajaran
2.1. STAD
dalam mata pelajaran yang ada, dari ilmu sosial ataupun ilmu pengetahuan
yang lain. Metode ini sesuai untuk mengajarkan bidang studi yang sudah
difiniskan dengan jelas. Gagasan utama dari STAD adalah: untuk memotivasi
siswa supaya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam
STAD digunakan dalam berbagai mata pelajaran sampai dengan ilmu sosial
dan ilmu pengetahuan lainnya . STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan
paling sederhana, dan merupakan modal yang paling baik untuk permulaan
secara rinci pokok pembelajaran yang akan dibahas ke siswa. Setelah itu
membuat lembar kegiatan untuk kuis yang pertanyaan kuis berkisar dengan
kedalam tim baik itu dari jenis kelamin, prestasi rendah dan tinggi untuk
mulai dari siswa yang berprestasi tinggi, sedang dan rendah. Supaya ada
beranggotakan tim yang dipilih oleh mereka. Setelah hasil kuis didapatkan
33
Robert E Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset Dan Praktik (Bandung: Nusa Media.
2005), h. 143.
34
Ibid., hh. 147-151.
kemudian menentukan score. Dan bagi siswa atau kelompok yang
adalah “memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain
dari guru. d). Kegiatan belajar dalam tim / kerja tim. e). Kuis dan f).
atau eknik.
memberikan motivasi kepada siswa agar dapat dengan aktif dan kreatif. Di
dorongan dan bantuan bila diperlukan. Kerja tim ini merupakan ciri terpenting
dari STAD.
didalam kelas. Supaya tim tersebut terdiri dari kinerjanya yang tinggi, sedang
kelas adanya dua jenis kelamin yaitu laki-laki dan perempuan. Demi
kemudahan dalam membagi tim, guru memilih antara siswa yang memiliki
antar ras, agama jenis kelamin. Untuk lebih jelas dapat dilihat tabel
kelebihan dan kekurangan tersebut bisa dilihat pada tabel dibawah ini:
Sumber:http://belajarpendidikanku.blogspot.com/2012/11/kelebihan-dan
kelemahan-model-stad.html. Jam 14.50. wib
maka dapatlah dikatakan bahwa fungsi dari teknik itu merupakan sebagai alat
teknik: adalah cara, yang didalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai
suatu prosedur atau proses untuk memperoleh sesuatu obyek sebagai suatu
38
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: PT Rineka
Cipta,2001), p.75
39
J.Matakupan, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Dinas P dan P DKI Jakarta,1991/1992),
p.5
sangat signifikan. Oleh karena itu pemilihan dan menetapan teknik
ditetapkan oleh guru dalam proses belajar mengajar, maka hasil belajar siswa
Makin baik dan tetap teknik itu, makin efektif mencapai tujuan. Untuk
tujuan, faktor murid, faktor situasi dan faktor guru ikut menentukan efektif
manakah yang paling cocok untuk situasi dan kondisi dalam proses
pembelajaran.
40
Winarno Surakhmad, Metodologi Pengajaran Nasional (Bandung: Jemmars, 1980), h.75.
kepada siswa agar mencapai tujuan. Dalam memilih dan menentukan
metode mengajar dipengaruhi faktor tujuan, faktor guru, faktor situasi, bahan
kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan
41
Lie, Anita, op. cit. P. 21
42
Isjoni, op. cit. p. 18.
43
Lie, Anita, op. cit. h. 30.
dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan
batas waktu habis, siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin.
Curran.44 Salah satu keunggulan tehnik ini adalah siswa mencari pasangan
sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang
menyenangkan.
Guru Siswa
7. Siswa bergabung
12. Memberikan tindak lanjut (perbaikan
dengan 2 atau 3 siswa lainnya
dan pengayaan).
yang memegang kartu yang
cocok.
13. Memberikan tugas kepada siswa.
3.Umpan Balik (Feed Back)
4.Percaya Diri
tanpa membedakan umur, jenis kelamin. Percaya diri yang kurang, bisa
langsung hal tersebut bisa mendatangkan berbagai masalah dalam diri. Bisa
saja efek yang ditimbulkan dengan merasa tidak aman, gelisah, mudah
merasa lelah, mudah marah, dan sulit berkonsentrasi. Semua itu terjadi
adalah suatu sifat yang hakiki yang dimiliki oleh seseorang yang tercermin
lainnya45. Orang yang memiliki rasa kurang percaya diri bisa dilihat dari sikap
dan tindakannya seperti selalu bergantung pada orang lain, dan tidak berani
45
James tangkudung dan wahyuningtyas, Kepelatihan Olahraga (Jakarta: Cerdas Jaya 2012),
h.41.
46
Iyan AR, Buku Pintar Tampil Percaya Diri (Yogyakarta: Araska 2014), h. 49.
didalam buku Iyan AR, Buku Pintar Tampil Percaya Diri mendefinisikan arti
secara tidak langsung seorang guru atau pelatih telah mengajarkan kepada
kepercayaan diri.
memperhatikan kepribadian kondisi siswa atau atlet saat melakukan hal yang
siswa atau atlet untuk mencapai suatu hal yang diinginkan. Komarudin
menjelaskan “self confidence is a feeling and a knowing that say you can do
it, that you can perform well and be successful”.50 Atlet yang memilki
47
Ibid., h. 50.
48
H.J.S Husdarta, Psikologi Olahraga (Bandung: Alfabeta 2010), h. 92.
49
Komarudin, Psikologi Olahraga (Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2013), h. 69.
50
Ibid., h. 69.
kepercayaan diri selalu berfikir positif untuk menampilkan sesuatuyang
beberapa istilah yang terkait dengan persoalan diri. Sedikitnya ada empat
4). Self-confidence. 51
dari diri sendiri, dan sejauhmana meyakini adanya sesuatu yang bernilai,
punya keyakinan atas kapasitas yang dimilki untuk bisa menjalankan tugas
persoalan dengan hasil yang bagus. sejauh mana meyakini kapasitas diri di
adalah hal yang dimiliki oleh individu dengan kemampuan dalam melakukan
51
Iyan AR. op. cit., h. 51.
hal yang berkaitan dengan kepribadian. Percaya diri adalah kualitas yang
berorientasi pada perbuatan. Percaya diri bersumber dari nurani yang tidak
Didalam kehidupan sekolah maupun atlet rasa percaya diri ini harus
dibina. Siswa atau atlet yang memilki rasa percaya tinggi yang bagus akan
antara satu dengan yang lainya. Kepribadian adalah suatu sifat yang hakiki
keyakinan dan percaya diri hanya timbul pada saat seseorang mengerjakan
52
Tangkudung James, Kepelatihan Olahraga (Jakarta: Cerdas Jaya. 2012), h. 41.
sesuatu yang memang mampu dilakukanya. Kalau seluruh waktu seseorang
merasa yakin dan percaya diri setiap waktu. Inilah mengapa banyak orang
waktu. Salah satu modal utama dan syarat mutlak untuk mencapai prestasi
olahraga yang sangat gemilang adalah percaya diri (self confidence atau
confidence in oneself).
orang lainya. Seseorang merasa puas pada dirinya hanya pada saat
tersebut. Banyak hal yang dapat dilakukan dan banyak juga kemampuan
yang dapat dikuasai seseorang dalam hidupnya.tetapi jika percaya diri hanya
didasarkan pada hal-hal tersebut diatas, maka seseorang tidak akan pernah
menjadi orang yang betul-betul percaya diri. Hal ini karena orang tersebut
53
Iyan AR, Buku Pintar Tampil Percaya Diri (Yogyakarta: Araska. 2014), h. 27.
hanya akan percaya diri pada hal-hal yang bertalian dengan apa yang
berawal dari tekad pada diri sendiri., utnuk melakukan segala yang diinginkan
dan dibutuhkan dalam hidup. Percaya diri terbina dari keyakinan diri sendiri.,
bukan dari karya-karya, walaupun karya-karya itu sukses. Rasa percaya diri
54
Husdarta, Psikologi Olahraga (Bandung: Alfabeta. 2011), h. 92.
55
Komaruddin, Psikologi Olahraga (Bandung: Remaja Rosdakarya. 2013), h. 69.
Orang yang memiliki rasa percaya diri akan mencinTai memahami
positif, mampu berkomunikasi dengan baik secara verbal maupun non verbal,
yang terkait dengan persoalan pede/percaya diri yaitu ada empat macam,
yaitu : (1) self-concept, (2) self-esteem, (3) self efficacy, dan (4) self-
confidence. 56
Self-concept merupakan istilah yang dipahami bagaimana
dari diri sendiri, dan sejauhmana meyakini adanya sesuatu yang bernilai,
punya keyakinan atas kapasitas yang dimilki untuk bisa menjalankan tugas
persoalan dengan hasil yang bagus. sejauh mana meyakini kapasitas diri di
semacam kesimpulan bahwa percaya diri adalah ekspresi yang efektif dari
56
http://belajarpsikologi.com (diakses tanggal 24 oktober 2014 jam 11.00)
perasaan dan anggapan serta keyakinan seseorang terhadap dirinya dimana
menunjukkan pada dunia luar yang berhubungan dengan prilaku, emosi dan
sampai 9 tahun. Menurut Piaget yang dikutip Desminta, pikiran anak usia
konkrit atau nyata. Anak pada tahap operasional konkrit mulai mampu
siorang tua dan pendidiknya, anak pada usia ini tidak lagi terlalu
secara serempak, karena pada masa itu anak telah mengembangkan tiga
57
Desminta, Psikologi Perkembangan (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2005), h. 156.
macam proses yang disbut operasi-operasi, yaitu resiprokasi, dan identitas. 58
Anak pada usia ini juga mampu berpikir logis maupun kongkret
belum juga bisa berpikir abstrak. Anak-anak ini tidak sesederhana orang
yang lebih luas dan terdapat proses informasi dengan cara-cara yang lebih
syaraf.
siswa kelas IV Sekolah Dasar adalah siswa yang berada pada rentang usia
58
Ibid., h. 157.
59
Martini Jamaris, Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-Kanak
(Jakarta: PT. Grasindo, 2005), p. 18
operasional konkrit yang aktivitasnya difokuskan pada objek-objek dan
C. Kerangka Teoretik
berikut, diduga:
Dan Umpan Balik (Feed Back) (AB) Terhadap Hasil Belajar PKn Materi
Lembaga-lembaga Negara.
(A2) Pada Kelompok Siswa Percaya Diri Tinggi Umpan Balik (Feed Back)
Langsung (B1C1).
(A2) Pada Kelompok Siswa Percaya Diri Rendah Umpan Balik (Feed
(A2) Pada Kelompok siswa Percaya Diri Tinggi Umpan Balik (Feed Back)
Tertunda (B1C2).
(A2) Pada Kelompok Siswa Percaya Diri Rendah Umpan Balik (Feed
Antara Umpan Balik (Feed Back) Langsung (C1) Dengan Umpan Balik
Antara Umpan Balik (Feed Back) Langsung (C1) Dengan Umpan Balik
Antara Umpan Balik (Feed Back) Langsung (C1) Dengan Umpan Balik
Antara Umpan Balik (Feed Back) Langsung (C1) Dengan Umpan Balik
Antara Umpan Balik (Feed Back) Langsung (C1) Dengan Umpan Balik