Está en la página 1de 17

MAKALAH

KEPERAWATAN ISLAMI

(Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Kebutuhan Spiritual


Pada Keluarga Pasien Yang Meninggal (Penyelenggaraan Jenazah))

Disusun Oleh;

KELOMPOK 9

1. Joko Ilham Wibowo ( 841161019 )


2. Jalal Muhdi
3. Yendi
4. M. Fauzi
5. M.Nasir
6. Tomi Dwi Karsa
7. Zein
8. Mardianto

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH


TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI PONTIANAK
TAHUN AJARAN 2017-2018
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i


DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................
B. Tujuan ................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Terminal
B. Tahap Menjelang Ajal
C. Pengertian Kematian
D. Asuhan Keperawatan Menjelang Ajal Dan Kematian
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................
B. Saran ..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
Makalah yang berjudul “Pembahasan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Menjelang
Kematian” ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Keperawatan di
kampus kami. Makalah ini kami susun berdasarkan data-data yang telah kami ambil
dari Buku maupun internet. Hambatan yang kami temui pada penyusunan Makalah ini
adalah kurangnya waktu penyusunan karena banyaknya tugas kami pada mata pelajaran
lain. Selesainya makalah ini tentunya tidak terlepas dari bantuan banyak pihak.
Dalam penyusunan Makalah ini penulis juga memberi kesempatan kepada
pembaca, kiranya berkenan memberi kritikan dan saran yang bersifat membangun
dengan maksud meningkatkan pengetahuan penulis agar lebih baik dalam karya
selanjutnya.

Pontianak, 13 april 2018

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perawat adalah profesi yang difokuskan pada perawatan individu, keluarga, dan
masyarakat sehingga mereka dapat mencapai, mempertahankan, atau memulihkan
kesehatan yang optimal dan kualitas hidup dari lahir sampai mati. Bagaimana peran
perawat dalam menangani pasien yang sedang menghadapi proses penyakit terminal ?
Peran perawat sangat komprehensif dalam menangani pasien karena peran
perawat adalah membimbing rohani pasien yang merupakan bagian integral dari bentuk
pelayanan kesehatan dalam upaya memenuhi kebutuhan biologis-psikologis-
sosiologis-spritual (APA, 1992 ), karena pada dasarnya setiap diri manusia terdapat
kebutuhan dasar spiritual ( Basic spiritual needs, Dadang Hawari, 1999 ).
Pentingnya bimbingan spiritual dalam kesehatan telah menjadi ketetapan WHO
yang menyatakan bahwa aspek agama (spiritual) merupakan salah satu unsur dari
pengertian kesehataan seutuhnya (WHO, 1984).
Oleh karena itu dibutuhkan dokter dan terutama perawat untuk memenuhi
kebutuhan spritual pasien. Karena peran perawat yang komprehensif tersebut pasien
senantiasa mendudukan perawat dalam tugas mulia mengantarkan pasien diakhir
hayatnya sesuai dengan Sabda Rasulullah yang menyatakan bahwa amalan yang
terakhir sangat menentukan, sehingga perawat dapat bertindak sebagai fasilisator
(memfasilitasi) agar pasien tetap melakukan yang terbaik seoptimal mungkin sesuai
dengan kondisinya. Namun peran spiritual ini sering kali diabaikan oleh perawat.
Padahal aspek spiritual ini sangat penting terutama untuk pasien terminal yang
didiagnosa harapan sembuhnya sangat tipis dan mendekati sakaratul maut.
B. TUJUAN
1. Mendefinisikan bagaimana kondisi seseorang yang berada pada tahap terminal
2. Mengetahui konsep teori dari kebutuhan terminal atau menjelang ajal dan kematian
3. Mengkaji dan memaparkan diagnosa
4. Memberi intervensi serta mengevaluasi pada klien
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN TERMINAL
Keadaan terminal adalah suatu keadaan sakit dimana menurut akal sehat tidak ada
harapan lagi bagi si sakit untuk sembuh. Keadaan sakit itu dapat disebabkan oleh
suatu penyakit atau suatu kecelakaan. Kondisi terminal adalah suatu proses yang
progresif menuju kematian berjalan melalui suatu tahapan proses penurunan fisik,
psikososial dan spiritual bagi individu (kubler-rosa, 1969).
Kondisi terminal adalah suatu proses yang progresif menuju kematian berjalan
melalui suatu tahapan proses penurunan fisik, psikososial dan spiritual bagi individu
(carpenito, 1999).
B. TAHAPAN MENJELANG AJAL
1. Penyangkalan dan isolasi
a. Karakteristiknya antara lain :
a) Menunjukkan reaksi penyangkalan secara verbal,”tidak,bukan saya.itu tidak
mungkin”. Secara tidak langsung pasien ingin mengatakan bahwa maut
menimpa semua orang kecuali dia.
b) Mengisolasi diri dari kenyataan. Biasanya begitu terpengaruh dengan sikap
penolakannya, tidak begitu memperhatikan fakta-fakta yang dijelaskan
padanya. Meminta penguatan dari orang lain untuk penolakannya. Gelisah dan
cemas
b. Tugas perawat :
Membina hubungan saling percaya, memberi kesempatan klien untuk
mengekspresikan diri dan menguasai dirinya, melakukan dialog disaat klien
siap,dan menghentikannya ketika klien tidak mampu menghadapi kenyataan.
Mendengarkan klien dengan penuh perhatian dan memberinya kesempatan untuk
bermimpi tentang hal-hal yang menyenangkan
2. Marah
a. Karakteristiknya antara lain :
a) Mengekspresikan kemarahan dan permusuhan, menunjukan kemarahan,
kebencian, perasaan gusar dan cemburu.
b) Emosi tidak terkendali, mengungkapkan kemarahan secara verbal “ mengapa
harus aku ?”. Apapun yang dilihat atau dirasa akan menimbulkan keluhan pada
diri individu menyalahkan takdir, kemungkinan akan mencela setiap orang dan
segala hal yang berlaku.
b. Tugas perawat :
Menerima kondisi klien, berhati-hati dalam memberikan penilaian,mengenali
kemarahan,dan emosi yang tidak terkendali, membiarkan klien mengungkapkan
perasaannya menjaga agar tidak terjadi kemarahan destruktif dan melibatkan
keluarga berusaha menghormati dan memahami klien,memberikan kesempatan
memperlunak suara dan mengurangi permintaan yang penuh kemarahan
3. Tawar menawar
a. Karakteristiknya antara lain:
Kemarahan mulai mereda, respon verbal”ya benar aku,tapi..” Melakukan tawar
menawar/barter,misalnya untuk menunda kematian, mempunyai harapan dan
keinginan terkesan sudah menerima kenyataan, berjanji pada tuhan untuk menjadi
manusia yang lebih baik. Cenderung membereskan segala urusan
b. Tugas perawat :
Sedapat mungkin berupaya agar keinginan klien terpenuhi
4. Depresi
a. Karakteristiknya antara lain:
Mengalami proses berkabung karena dulu ditinggalkan dan sekarang akan
kehilangn nyawa sendiri, cenderung tidak banyak bicara, sering menangis, klien
berada pada proses kehilangan segala hal yang ia cintai.
b. Tugas perawat :
Duduk tenang disamping klien, memberi klien kesempatan untuk mengungkapkan
perasaannya, tidak terus-menerus memaksa klien untuk melihat sisi terang suatu
keadaan, memberi klien kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya, memberi
dukungan dan perhatian pada klien (misalnya sentuhan tangan,usapan pada rambut
dll)
5. Penerimaan
a. Karakteristiknya antara lain :
Mampu menerima kenyataan, merasakan kedamaian dan ketenangan, respon
verbal “biarlah maut cepat mengambilku,karena aku sudah siap “. Merenungkan
saat-saat akhir dengan pengharapan tertentu, sering merasa lelah dan memerlukan
tidur lebih banyak tahap ini bukan merupakan tahap bahagia,namun lebih mirip
perasaan yang hampa
b. Tugas perawat :
Mendampingi klien, menenangkan klien dan meyakinkannya bahwa anda akan
mendampinginya sampai akhir, membiarkan klien mengetahui perihal yang terjadi
pada dirinya.
6. Dampak Sakit
a. Klien
Menderita sampai saat kematian tiba,memerlukan bantuan dan dukungan dalam
melewati masa-masa tersebut, memutuskan perawatan yang akan dijalani,
mendapat dukungan untuk setiap keputusan yang diambilnya.dengan kata lain ada
kecenderungan keluarga untuk memenuhi semua keinginannya
b. keluarga
Berpartisipasi aktif dalam perawatan untuk penyembuhan klien, memperoleh
dukungan dan perhatian selama proses berduka
C. PENGERTIAN KEMATIAN
Kematian ( death ) secara etimologi berasal dari kata deeth atau deth yang berarti
keadaan mati atau kematian. Secara definitive kematian adalah terhentinya fungsi
jantung dan paru-paru secara menetap,atau terhentinya kerja otak secara permanent.
1. Pandangan Tentang Kematian
a. Dahulu
Tragis dan memilukan, tabu untuk dibicarakan, menimbulkan sindrom
kesedihan dan ketakutan, selamamya tidak disukai, anak-anak tidak perlu
mengetahui, timbul karena perilaku buruk,pertengkaran,pembalasan,dan
hukuman
b. Sekarang
Menjadi hal yang patut dibicarakan, merupakan proses alami kehidupan, tidak
menakutkan, lebih rasional dan bijak dalam menghadapinya, merupakan
proses yang progresif dan sesuatu yang harus dihadapi
2. Tanda-Tanda Kematian
a. Mendekati kematian
1) Penurunan tonus otot
Gerakan ekstremitas berangsung angsur menghilang,khususnya pada kaki dan
ujung kaki, sulit bicara, tubuh semakin lemah, aktifitas saluran pencernaan
menurun sehingga perut membuncit, otot rahang dan muka mengendur, rahang
bawah cenderung turun, sulit menelan,refleks gerakan menurun dan mata sedikit
terbuka
2) Sirkulasi melemah
Suhu tubuh pasien tinggi,tetapi kaki,tangan dan ujung hidung pasien terasa
dingin dan lembab, kulit ekstremitas dan ujung hidung tampak kebiruan,kelabu
atau pucat, nadi mulai tidak teratur,lemah dan cepat, tekanan darah menurun dan
peredaran darah perifer terhenti.
3) Kegagalan fungsi sensorik
Sensasi nyeri menurun atau hilang, pandangan mata kabur/ berkabut,
kemampuan indera berangsur-angsur menurun, sensasi panas,lapar,dingin dan
tajam menurun
4) Penurunan/kegagalan fungsi pernafasan
Mengorok (death rattle ) /bunyi nafas terdengar kasar, pernafasan tidak teratur
dan berlangsung melalui mulut, pernafasan cheyne stokes
b. Saat Kematian
Terhentinya pernafasan,nadi,tekanan darah,dan fungsi otak ( tidak berfungsinya
paru,jantung dan otak ), hilangnya respon terhadap stimulasi eksternal, hilangnya
control atas sfingter kandung kemih dan rectum (inkontinensia ) akibat peredaran
darah yang terhambat,kaki dan ujung hidung menjadi dingin, hilangnya
kemampuan panca indera, hanya indera pendengaran yang paling lama dapat
berfungsi, adanya garis datar pada mesin elektroensefalografi menunjukkan
terhentinya aktivitas listrik otak untuk penilaian pasti suatu kematian
c. Setelah Kematian
Rigor mortis ( kaku ).tubuh menjadi kaku 2-4 jam setelah kematian, algor mortis (
dingin .suhu tubuh perlahan-lahan turun ), livor mortis ( post mortem
decomposition). Perubahan warna kulit pada daerah yang tertekan,jaringan
melunak dan bakteri sangat banyak.
d. Respon Psikologis
Respon psikologis yang mungkin muncul pada klien menjelang ajal adalah
kekhawatiran tentang dampak kematian pada diri orang terdekat ketidak berdayaan
terhadap isu yang berhubungan dengan kematian.
Perasaan takut kehilangan kemampuan fisik dan / mental apabila meninggal,
kepedihan yang diantisipasi yang berhubungan dengan kematian, kesedihan yang
mendalam. Perasaan takut dalam menjalani proses menjelang ajal, kekhawatiran
tentang beban kerja pemberi asuhan akibat sakit terminal dan ketidakmampuan
diri.
Kekhawatiran tentang pertemuan dengan sang pencipta atau perasaan ragu tentang
keberadaan, tuhan atau sang penguasa, kehilangan kontrol total terhadap aspek
kematian seseorang atau dirinya, gambaran negative tentang kematian atau pikiran
tidak menyenangkan tentang kejadian yang berhubungan dengan, kematian atau
proses menjelang ajal,ketakutan terhadap kematian yang di tunda, ketakutan
terhadap kematian dini karena hal itu mencegah upaya pencapaian tujuan hidup
yang penting.
D. ASUHAN KEPERAWATAN MENJELANG AJAL DAN KEMATIAN
A. Pengkajian Riwayat Kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
Berisi tentang penyakit yang diderita klien pada saat sekarang
2. Riwayat kesehatan dahulu
Berisi tentang keadaan klien apakah klien pernah masuk rumah sakit dengan
penyakit yang sama
3. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah anggota keluarga pernah menderita penyakit yang sama dengan klien
4. Head To Toe
Perubahan fisik saat kematian mendekat:
a. Pasien kurang rensponsif
b. Fungsi tubuh melamban
c. Pasien berkemih dan defekasi secara tidak sengaja
d. Rahang cendrung jatuh
e. Pernafasan tidak teratur dan dangkal
f. Sirkulasi melambat dan ektremitas dingin, nadi cepat dan melemah.
g. Kulit pucat
h. Mata memelalak dan tidak ada respon terhadap cahaya
B. Diagnosa Keperawatan
1. Ansietas/ ketakutan individu, keluarga ) yang berhubungan diperkirakan dengan
situasi yang tidak dikenal, sifat dan kondisi yang tidak dapat diperkirakan takut
akan kematian dan efek negatif pada pada gaya hidup
2. Berduka yang behubungan dengan penyakit terminal dan kematian yang
dihadapi, penurunan fungsi perubahan konsep diri dan menarik diri dari orang
lain
3. Perubahan proses keluarga yang berhubungan dengan gangguan kehidupan
keluarga,takut akan hasil ( kematian ) dengan lingkungnnya penuh dengan stres
(tempat perawatan)
4. Resiko terhadap distres spiritual yang berhubungan dengan perpisahan dari
system pendukung keagamaan, kurang pripasi atau ketidak mampuan diri dalam
menghadapi ancaman kematian
C. Intervensi Keperawatan
1. Diagnosa I
Ansietas / ketakutan ( individu , keluarga ) yang berhubungan denga situasi yang
tak dikenal. Sifat kondisi yang tak dapat diperkirakan takut akan kematian dan
efek negative pada gaya hidup.
2. Criteria Hasil
Klien atau keluarga akan :
a. Mengungkapkan ketakutannya yang berhubungan dengan gangguan
b. Menceriktakan tentang efek ganmguan pada fungsi normal, tanggungn
jawab, peran dan gaya hidup

NO INTERVENSI RASIONAL
1 Bantu klien untuk mengurangi Klien yang cemas mempunyai
ansietasnya : penyempitan lapang persepsi denagn
a. Berikan kepastian dan penurunan kemampuan untuk
kenyamanan belajar. Ansietas cendrung untuk
b. tunjukkan perasaan tentang memperburuk masalah. Menjebak
pemahman dan empti, jangan klien pada lingkaran peningkatan
menghindari pertanyaan ansietas tegang, emosional dan nyeri
c. dorong klien untuk fisik
mengungkapkan setiap
ketakutan permasalahan yang
berhubungan dengan
pengobatannya
d. identifikasi dan dukung
mekaniosme koping efektif
2 Kaji tingkat ansietas klien: Beberapa rasa takut didasari oleh
Rencanakan pernyuluhan bila informasi yang tidak akurat dan dapat
tingkatnya rendah atau sedang dihilangkan denga memberikan
informasi akurat. Klien dengan
ansietas berat atau parah tidak
menyerap pelajaran
3 Dorong keluarga dan teman untuk Pengungkapan memungkinkan untuk
mengungkapkan ketakutan- saling berbagi dan memberiakn
ketakutan mereka kesempatan untuk memperbaiki
konsep yang tidak benar
4 Berikan klien dan keluarga Menghargai klien untuk koping
kesempatan dan penguatan koping efektif dapat menguatkan renson
positif koping positif yang akan datang

3. Diagnosa II
Berduka yang berhubungan penyakit terminal dan kematian yang akan dihadapi
penurunan fungsi, perubahan konsep diri dan menark diri dari orang lain.

NO INTERVENSI RASIONAL
1 Berikan kesempatan pada klien da Pengetahuan bahwa tidak ada lagi
keluarga untuk mengungkapkan pengobatan yang dibutuhkan dan
perasaan, didiskusikan kehilangan bahwa kematian sedang menanti
secara terbuka , dan gali makna dapat menyebabkan menimbulkan
pribadi dari kehilangan.jelaskan perasaan ketidak berdayaan, marah
bahwa berduka adalah reaksi yang dan kesedihan yang dalam dan
umum dan sehat respon berduka yang lainnya. Diskusi
terbuka dan jujur dapat membantu
klien dan anggota keluarga menerima
dan mengatasi situasi dan respon
mereka terhdap situasi tersebu
2 Berikan dorongan penggunaan Stategi koping fositif membantu
strategi koping positif yang terbukti penerimaan dan pemecahan masalah
yang memberikan keberhasilan
pada masa lalu
3 Berikan dorongan pada klien untuk Memfokuskan pada atribut yang
mengekpresikan atribut diri yang positif meningkatkan penerimaan
positif diri dan penerimaan kematian yang
terjadi
4 Bantu klien mengatakan dan Proses berduka, proses berkabung
menerima kematian yang akan adaptif tidak dapat dimulai sampai
terjadi, jawab semua pertanyaan kematian yang akan terjadi di terima
dengan jujur
5 Tingkatkan harapan dengan Penelitian menunjukkan bahwa klien
perawatan penuh perhatian, sakit terminal paling menghargai
menghilangkan ketidak nyamanan tindakan keperawatan berikut :
dan dukungan a. Membantu berdandan
b. Mendukung fungsi kemandirian
c. Memberikan obat nyeri saat
diperlukandan
b. meningkatkan kenyamanan fisik
( skoruka dan bonet 1982 )

4. DIAGNOSA III
Perubahan proses keluarga yang berhubunga dengan gangguan kehidupan takut akan
hasil ( kematian ) dan lingkungannya penuh stres ( tempat perawatan )
NO INTERVENSI RASIONAL
1 Luangkan waktu bersama keluarga Kontak yang sering dan me
atau orang terdekat klien dan ngkmuikasikan sikap perhatian dan
tunjukkan pengertian yang empati peduli dapat membantu mengurangi
kecemasan dan meningkatkan
pembelajaran
2 Izinkan keluarga klien atau orang Saling berbagi memungkinkan
terdekat untuk mengekspresikan perawat untuk mengintifikasi
perasaan, ketakutan dan ketakutan dan kekhawatiran
kekawatiran. kemudian merencanakan intervensi
untuk mengatasinya
3 Jelaskan lingkungan dan peralatan Informasi ini dapat membantu
ICU mengurangi ansietas yang berkaitan
dengan ketidak takutan
4 Anjurkan untuk sering berkunjung Kunjungan dan partisipasi yang
dan berpartisipasi dalam tindakan sering dapat meningakatkan interaksi
perawan keluarga berkelanjutan
5 Konsul dengan atau berikan rujukan Keluarga denagan masalah-masalh
kesumber komunitas dan sumber seperti kebutuhan financial , koping
lainny yang tidak berhasil atau konflik yang
tidak selesai memerlukan sumber-
sumber tambahan untuk membantu
mempertahankankan fungsi keluarga

5. Diagnosa IV
Resiko terhadap distres spiritual yang berhubungan dengan perpisahan dari system
pendukung keagamaan, kurang pripasi atau ketidak mampuan diri dalam
menghadapi ancaman kematian

NO INTERVENSI RASIONAL
1 Gali apakah klien menginginkan Bagi klien yang mendapatkan nilai
untuk melaksanakan praktek atau tinggi pada do,a atau praktek spiritual
ritual keagamaan atau spiritual yang lainnya , praktek ini dapat
diinginkan bila yang memberi memberikan arti dan tujuan dan dapat
kesemptan pada klien untuk menjadi sumber kenyamanan dan
melakukannya kekuatan
2 Ekspesikan pengertrian dan Menunjukkan sikap tak menilai dapat
penerimaan anda tentang membantu mengurangi kesulitan
pentingnya keyakinan dan praktik klien dalam mengekspresikan
religius atau spiritual klien keyakinan dan prakteknya
3 Berikan prifasi dan ketenangan Privasi dan ketenangan memberikan
untuk ritual spiritual sesuai lingkungan yang memudahkan
kebutuhan klien dapat dilaksanakan refresi dan perenungan
4 Bila anda menginginkan tawarkan Perawat meskipun yang tidak
untuk berdo,a bersama klien lainnya menganut agama atau keyakinan
atau membaca buku ke agamaan yang sama dengan klien dapat
membantu klien memenuhi
kebutuhan spritualnya
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kondisi Terminal adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami penyakit
atau sakit yang tidak mempunyai harapan untuk sembuh sehingga sangat dekat dengan
proses kematian. Respon klien dalam kondisi terminal sangat individual tergantung
kondisi fisik, psikologis, social yang dialami, sehingga dampak yang ditimbulkan pada
tiap individu juga berbeda. Hal ini mempengaruhi tingkat kebutuhan dasar yang
ditunjukan oleh pasien terminal.
Orang yang telah lama hidup sendiri, terisolasi akibat kondisi terminal dan
menderita penyakit kronis yang lama dapat memaknai kematian sebagai kondisi
peredaan terhadap penderitaan. Atau sebagian beranggapan bahwa kematian sebagai
jalan menuju kehidupan kekal yang akan mempersatukannya dengan orang-orang yang
dicintai. Sedangkan yang lain beranggapan takut akan perpisahan, dikuncilkan,
ditelantarkan, kesepian, atau mengalami penderitaan sepanjang hidup.
Seseorang yang menghadapi kematian/kondisi terminal, dia akan menjalani hidup,
merespon terhadap berbagai kejadian dan orang disekitarnya sampai kematian itu
terjadi. Perhatian utama pasien terminal sering bukan pada kematian itu sendiri tetapi
lebih pada kehilangan kontrol terhadap fungsi tubuh, pengalaman nyeri yang
menyakitkan atau tekanan psikologis yang diakibatkan ketakutan akan perpisahan,
kehilangan orang yang dicintai.
B. SARAN
Perawat harus memahami apa yang dialami klien dengan kondisi terminal,
tujuannya untuk dapat menyiapkan dukungan dan bantuan bagi klien sehingga pada
saat-saat terakhir dalam hidup bisa bermakna dan akhirnya dapat meninggal dengan
tenang dan damai.
Ketika merawat klien menjelang ajal atau terminal, tanggung jawab perawat harus
mempertimbangkan kebutuhan fisik, psikologis, dan social yang unik. Perawat harus
lebih toleran dan rela meluangkan waktu lebih banyak dengan klien menjelang ajal,
untuk mendengarkan klien mengekspresikan duka citanya dan untuk mempertahankan
kualitas hidup pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan jiwa Edisi 8. Jakarta: EGC-
http://nurse-smw./2009/05/asuhan-keperawatan-pada-pasienterminal_08.html
Diunduh pada tanggal 13 april 2018 jam 20.00 wib
file:///C:/Users/User/Downloads/191060503-Asuhan-Keperawatan-Pada-Masalah-
Menjelang-Ajal-Dan-Kematian.pdf
Smith, Sandra F, Smith Donna J with Barbara C Martin. Clinical Nursing Skills.
Basic to Advanced Skills,
Fourth Ed, 1996. Appleton&Lange, USA. Craven, Ruth F. Fundamentals of
nursing : human healt and function.
Kozier, B. (1995). Fundamentals of nursing : Concept Procees and Practice, Ethics
and Values. California : Addison Wesley

También podría gustarte