Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
OLEH:
Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat Rahmat dan Hidayah – Nya lah kami dapat menyelesaikan
Makalah dengan judul “Asuhan Keperawatan Post Pemasangan Water Seal
Drainase (WSD) dengan Diagnosa Medis di Ruang Bedah RSUD dr. Abdul Aziz
Singkawang”.
Kami sadari bahwa makalah ini masih belum sempurna dan banyak
kekurangannya, walaupun demikian kami mengharapkan makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan pada kami pada khususnya.
Kami juga mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca agar penulis
dapat menghasilkan makalah yang lebih baik lagi. Permohonan maaf penulis
ucapkan jika ada kesalahan dalam penulisan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat berguna bagi mahasiswa dan pembaca lainnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Efusi pleural adalah pengumpulan cairan dalam ruang pleura yang terletak
diantara permukaan visceral dan parietal, proses penyakit primer jarang terjadi
tetapi biasanya merupakan penyakit sekunder terhadap penyakit lain. Secara
normal, ruang pleural mengandung sejumlah kecil cairan (5 sampai 15ml)
berfungsi sebagai pelumas yang memungkinkan permukaan pleural bergerak
tanpa adanya friksi (Smeltzer C Suzanne, 2002).
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada Tn. A dengan Post
Pemasangan Water Seal Drainase di Ruang Bedah RSUD dr.
Abdul Aziz Singkawang
1
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengkajian keperawatan pada Tn. A dengan Post
Pemasangan Water Seal Drainase di Ruang Bedah RSUD dr. Abdul
Aziz Singkawang
b. Untuk mengetahui rumusan diagnosa keperawatan pada Tn. A
dengan Post Pemasangan Water Seal Drainase di Ruang Bedah
RSUD dr. Abdul Aziz Singkawang
c. Untuk mengetahui intervensi keperawatan pada Tn. A dengan Post
Pemasangan Water Seal Drainase di Ruang Bedah RSUD dr. Abdul
Aziz Singkawang
d. Untuk mengetahui pengimplementasian asuhan keperawatan pada Tn.
A dengan Post Pemasangan Water Seal Drainase di Ruang Bedah
RSUD dr. Abdul Aziz Singkawang
e. Untuk mengetahui evaluasi rencana asuhan keperawatan pada Tn. A
dengan Post Pemasangan Water Seal Drainase di Ruang Bedah
RSUD dr. Abdul Aziz Singkawang
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1. PENGERTIAN
Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana penumpukan cairan dalam pleura
berupa transudat dan eksudat yang diakibatkan terjadinya ketidakseimbangan
antara produksi dan absorpsi di kapiler dan pleura viseralis. Efusi pleura bukanlah
diagnosis dari suatu penyakit, melainkan hanya merupakan gejala atau komplikasi
dari suatu penyakit (Muttaqin, 2008).
Efusi pleural adalah pengumpulan cairan dalam ruang pleura yang terletak
diantara permukaan visceral dan parietal, proses penyakit primer jarang terjadi
tetapi biasanya merupakan penyakit sekunder terhadap penyakit lain. Secara
normal, ruang pleural mengandung sejumlah kecil cairan (10 sampai 20ml)
berfungsi sebagai pelumas yang memungkinkan permukaan pleural bergerak
tanpa adanya friksi (Brunner&Suddarth, 2002).
2. PENYEBAB
Berdasarkan jenis cairan yang terbentuk, cairan pleura dibagi lagi menjadi
transudat, eksudat, dan hemoragi.
1. Transudat
3. Eksudat
Disebabkan oleh infeksi, TB, pneumonia, tumor, infark paru, radiasi dan
penyakit kolagen.
3
4. Efusi hemoragi
Gejala yang paling sering ditemukan adalah sesak nafas dan nyeri dada
(biasanya bersifat tajam dan semakin memburuk jika penderita batuk atau
bernafas dalam).
1. Batuk
2. Dispnea
11. Jari tabuh merupakan tanda fisik yang nyata dari karsinoma bronkogenik,
bronkiektasis, abses dan TB paru.
6. PATOFISIOLOGI
Dalam keadaan normal tidak ada rongga kosong antara pleura parietalis dan
pleura vicelaris, karena di antara pleura tersebut terdapat cairan antara 1 – 20 cc
yang merupakan lapisan tipis serosa dan selalu bergerak teratur.Cairan yang
4
sedikit ini merupakan pelumas antara kedua pleura, sehingga pleura tersebut
mudah bergeser satu sama lain. Di ketahui bahwa cairan di produksi oleh pleura
parietalis dan selanjutnya di absorbsi tersebut dapat terjadi karena adanya tekanan
hidrostatik pada pleura parietalis dan tekanan osmotic koloid pada pleura
viceralis. Cairan kebanyakan diabsorbsi oleh system limfatik dan hanya sebagian
kecil diabsorbsi oleh system kapiler pulmonal. Hal yang memudahkan penyerapan
cairan yang pada pleura viscelaris adalah terdapatnya banyak mikrovili disekitar
sel – sel mesofelial. Jumlah cairan dalam rongga pleura tetap. Karena adanya
keseimbangan antara produksi dan absorbsi. Keadan ini bisa terjadi karena adanya
tekanan hidrostatik sebesar 9 cm H2o dan tekanan osmotic koloid sebesar 10 cm
H2o. Keseimbangan tersebut dapat terganggu oleh beberapa hal, salah satunya
adalah infeksi tuberkulosa paru.
5
beberapa perubahan fisik antara lain : Irama pernapasan tidak teratur, frekwensi
pernapasan meningkat , pergerakan dada asimetris, dada yanbg lebih cembung,
fremitus raba melemah, perkusi redup. Selain hal – hal diatas ada perubahan lain
yang ditimbulkan oleh effusi pleura yang diakibatkan infeksi tuberkolosa paru
yaitu peningkatan suhu, batuk dan berat badan menurun.
Pathway
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium
6
3. Ultrasonografi
8. PENATALAKSANAAN MEDIS
7
protein dan elektrolit, dan kadang pneumothoraks.
Dalam keadaan ini kadang diatasi dengan pemasangan
selang dada dengan drainase yang dihubungkan ke
system drainase water-sealatau pengisapan untuk
mengevaluasi ruang pleura dan pengembangan paru.
8
7. Hipertermi berhubungan dengan proses peradangan
pada rongga pleura
Intervensi Rasionalisasi
9
5. Pertahankan intake cairan penimbunan sekret, memudahkan
2500 ml/hari pembersihan
4. Kolaborasi :
Tujuan :
Kriteria hasil :
10
Tindakan :
Intervensi Rasionalisasi
3. Penurunan diafragma
2. Mengkaji kualitas, frekuensi memperluas daerah dada sehingga
dan kedalaman pernafasan, laporkan ekspansi paru bisa maksimal
setiap perubahan yang terjadi.
4. Mengobservasi tanda-tanda
vital (suhu, nadi, tekanan darah, RR dan 5. Auskultasi dapat menentukan
respon pasien) kelainan suara nafas pada bagian paru-
paru
11
Penekanan otot-otot dada serta
abdomen membuat batuk lebih efektif
Intervensi Rasionalisasi
12
dan tepat
13
BAB III TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA Tn. A DENGAN POST PEMASANGAN WATER SEAL DRAINASE
(WSD)
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Nama : Tn. A
Umur : 51 Tahun
Alamat :
Agama : Katholik
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Petani
No.Rm :
14
- P :saat bergerak
- Q :ditusuk-tusuk
- R :abdomen bawah
- S :sedang (4-6)
- T :sering
6. Genogram
15
7. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Lemah
1. Kesadaran : Compos Mentis E4 M6 V5 GCS = 15
2. TTV : TD : 130/70 MmHg
N : 88 x / menit
RR : 23 x / menit
T : 36,6 ˚ C
b. Kepala
- Inspeksi : Bentuk kepala simetris, terdapat uban dirambut klien
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan
c. Mata
- Inspeksi : Penglihatan normal, bentuk simetris, starbismus (-),
konjungtiva non anemis, sclera non ikteris
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan
d. Hidung
e. Telinga
f. Leher
g. Thorax
1) Paru-Paru
- Inspeksi :Bantuk Simetris, Repirasi Normal
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan
- Perkusi :Resonan
- Auskultasi :Normal, Tidak Ada Suara Nafas Tambahan
16
2) Jantung
- Inspeksi :Iktus Kordis Tidak Teraba
- Palpasi :Tidak Ada Nyeri Tekan
- Perkusi :dulness
- Auskultasi :S1 S2 Reguler
h. Abdomen
i. Genetalia
j. Integumen
k. Ekstremitas
Tonus otot
5 5 5 5 5 5 5 5
( kanan ) 5 5 5 5 5 5 5 5 ( kiri )
Keterangan :
8. Data Biologis
a. Pola Nutrisi
17
b. Pola Minum
c. Pola Eliminasi
- Sebelum Sakit :Pasien BAB 1-2 Kali / Hari, BAK 4-6 Kali / Hari
- Saat Sakit :Pasian jarang BAB
BAK Pasien dibantu dengan penggunaan kateter
Kemampuan Keterangan :
0 1 2 3 4
Perawatan Diri
0 =Mandiri
Makan / Minum
1=Alat Bantu
Mandi
Tolleting 2=Dibantu Orang Lain
Berpakaian 3=Dibantu Orang Lain
Dan Alat
Mobilitas Di Tempat
Tidur 4=Tergantung Total
Berpindah
Ambulasi / Rom
e. Pola Kebersihan
9. Data Psikologis
a. Status Emosi
18
b. Konsep Diri
Konsep Diri Pasien Menurun Karena Sakit
e. Gaya Komunikasi
10. Terapi
19
HBSaG Reaktif - Negatif
B. ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1. Data Subjektif : Post Operasi BPH Nyeri akut
- Pasien mengatakan nyeri
daerah abdomen bawah
akibat insisi pembedahan
P : pada saat bergerak
Q : ditusuk-tusuk
R : abdomen bawah
S : sedang (4-6)
T : sering
Data Objektif :
- Pasien tampak meringis
- Pasien tampak menkerutkan
wajahnya
- TTV: TD : 130/70 mmHg
N : 88 x/m
R : 23 x/m
S : 36,6℃
20
Data Objektif :
- Terdapat luka jahitan
diabdomen bawah
- Terpasang perban
- Luka insisi bedah ±9 cm
3. Data Subjektif : Kurangnya informasi Kurang
- Pasien mengatakan tidak Pengetahuan
mengetahui tentang
penyakitnya
Data Objektif :
- Pasien tampak bingung
- Pasien banyak bertanya
21
C. DIAGNOSA MASALAH
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL MASALAH PARAF
DITEMUKAN TERATASI
1. Nyeri Akut berhubungan dengan agen 26-07-2016
cedera fisik. Ditandai dengan :
Data Subjektif :
- Pasien mengatakan nyeri daerah
abdomen bawah akibat insisi
pembedahan
P : pada saat bergerak
Q : ditusuk-tusuk
R : abdomen bawah
S : sedang (4-6)
T : sering
Data Objektif :
- Pasien tampak meringis
- Pasien tampak menkerutkan
wajahnya
- TTV: TD : 130/70 mmHg
N : 88 x/m
R : 23 x/m
S : 36,6℃
Data Objektif :
- Terdapat luka jahitan diabdomen
bawah
- Terpasang perban
Luka insisi bedah ±9 cm
3. Kurang Pengetahuan berhubungan 26-072016
dengan kurangnya informasi. Ditandai
22
dengan :
Data Subjektif :
- Pasien mengatakan tidak
mengetahui tentang penyakitnya
Data Objektif :
- Pasien tampak bingung
- Pasien banyak bertanya
23
D. RENCANA KEPERAWATAN
24
memahami tentang 5. lakukan pendidikan kesehatan 4. penggunaan obat yang
penyakit yang diderita tentang penyakit benar dapat mempercepat
penyembuhan
5. memberikan informasi
mengenai penyakit
25
R/ luka insisi diabdomen bawah
dengan panjang
26
BAB V PEMBAHASAN
A. PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses
keperawatan, untuk itu diperlukan kecermatan dan ketelitian tentang
masalah-masalah pasien sehingga dapat memberikan arah terhadap
tindakan keperawatan.
Pengkajian kepada pasien dilakukan pada tanggal 26 Juli 2016.
Pada tahap ini melakukan pengkajian dasar, dari identitas pasien, riwayat
kesehatan pasien, pemeriksaan fisik, data biologis, data psikologis, terapi
yang diberikan, dan pemeriksaan penunjang. Pengkajian data dasar ini
dilakukan dengan cara wawancara dengan pasien, mengobservasi
keadaan pasien serta wawancara kepada perawat ruangan bedah RSUD
dr. Abdul Aziz Singkawang.
B. ANALISA DATA
Berdasarkan hasil analisa data pada tanggal 26 Juli 2016, didapatkan data
yang hampir sesuai dengan manifestasi klinis penyakit, sehingga masalah
keperawatan yang muncul yaitu :
1. Nyeri akut
2. Kerusakan integritas kulit
3. Kurang pengetahuan
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Dari hasil analisa data, kami mendapatkan diagnosa keperawatan yang dapat
diangkat yaitu :
46
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen-agen cidera injuri
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan faktor mekanik
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
D. INTERVENSI
Pada tahap perencanaan terdiri dari perumusan tujuan, sasaran
dan penyusunan rencana tindakan. Hal ini telah dilaksanakan sesuai
dengan konsep. Dalam rangka penyusunan rencana tindakan untuk
mengatasi masalah kesehatan Mahasiswa bekerja sama dengan pasien
untuk memberikan gambaran rinci kondisi yang sedang di alami pasien .
Adapun intervensi keperawatan yang akan di lakukan disesuaikan
dengan tinjauan pustaka yang sesuai dengan diagnosa keperawatan
yang di angkat yang bersumber dari buku saku diagnosa keperawatan
diagnosis NANDA intervensi NIC kriteria hasil NOC yang diolah sebagai
acuan perencanaan .
E. IMPLEMENTASI
Tahap pelaksanaan merupakan lanjutan dari tahap perencanaan
dimana kita mengaplikasikan dari tahap perencanaan yang sudah kita buat
dan ini merupakan upaya dari mengatasi masalah kesehatan yang
ditemukan dalam perencanaan berdasarkan analisa pada tahap
pelaksanaan.
Adapun implementasi keperawatan dilakukan sesuai dengan rencana
keperawatan yang telah dibuat dengan aplikasinya disesuaikan dengan
kondisi dan ketersediaan sarana dan prasarana yang ada di lapangan.
F. EVALUASI
Evaluasi diarahkan pada program yang telah direncanakan, untuk melihat
tingkat keberhasilan yang dicapai. Dengan metode pencatatan SOAP pada
47
evaluasi tindakan keperawatannya dimana indikator kriteria hasil NOC pada
intervensi keperawatan NIC sebagai acuan pada tahap evaluasinya.
48
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN
BPH merupakan kelainan pembesaran kelenjar yaitu hiperplasia yang mendesak
jaringan asli keporifer. Pada pasien BPH usia lanjut sangat memerlukan tindakan
yang tepat untuk mengantisipasinya. Sebagai salah satu tindakan yang akan
dilakukan adalah dengan operasi prostat atau prostatektomi untuk mengangkat
pembesaran prostat. Dari pengangkatan prostat, pasien harus dirawat inap
sampai keadaannya membaik, guna mencegah komplikasi lebih lanjut. (Suwandi,
2007).
Pada kasus Tn. S dengan post operasi abdomen BPH. Terdapat
manifestasi klinis serta komplikasi sebagai akibat BPH. Pemeriksaan diagnostik
pada BPH meliputi; Foto Rontgen, Pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan darah.
Penatalaksanaan terapetik salah satunya Pengobatan. Asuhan keperawatan
ditujukan pada penyelesaian masalah aktual maupun potensial dengan diagnosa
keperawatan yang muncul yaitu:
B. SARAN
Dalam penyusunan makalah dengan tema yang sama, pembaca
dapat lebih melengkapi teori dan meningkatkan ketelitian dalam melakukan
pengkajian guna meningkatkan kesempurnaan makalah.
49
DAFTAR PUSTAKA
Brunner&Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan medical Bedah,
edisi:Volume 1. Jakarta: EGC.
50