Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
kehidupan. Pada awalnya manusia baru tidak lah mengerti apa-apa. Seorang bayi yang
dilahirkan ke dunia itu suci, dan tanpa dosa. Tuhan menitipkan makhluk-makhluk mungil
itu ke tangan-tangan orang yang tepat dan waktu yang tepat pula. Tuhan menitipkan
makhluk-makhluk mungil itu ke orang-orang yang mampu menanggung segala sesuatu
yang terjadi pada bayi-bayi titipan Tuhan. Orang-orang itu biasa kita sebut sebagai orang
tua kita. Orang tua = my hero, mengapa? Karena mereka mau dengan tulus ikhlas
merawat ku dari aku di lahirkan ke dunia sampai sekarang, padahal beliau tau, aku
hanyalah titipan Tuhan namun mereka benar-benar mengasihi ku sepenuh hati tanpa
pamprih.
Menjadi seorang katolik sudah seharusnya kita meneladani Yesus Kristus yang rela
wafat di kayu salib untuk menebus dosa-dosa kita. Kita meneladani sikap kerandahan
hati Yesus, pengorbanannya, kebesaran hati-Nya dalam menjalani masa-masa sulit
dalam perjalananan hidup-Nya, dan kerelaan-Nya untuk menyelamatkan manusia
dengan segala tindakan ketidak adilan yang Ia terima dalam masa-masa penyiksaan,
namun Yesus mau mengemban misi berat itu tanpa imbalan apapun. Kita sebagai
manusia sudah sepantasnya bersyukur, kita tinggal menjalanni kehidupan ini, walau
kadang berat tapi itu lah kehidupan.
Suatu ketika sang istri mengeluh tidak enak badan, mereka pun memutuskan
untuk memeriksakan kesehatan sang istri ke dokter. Dengan harap-harap cemas,
mereka berdua menunggu hasil pemeriksaan. Mereka sabar menunggu, dan seorang
suster keluar dari ruangan untuk mempersilahkan masuk kedalam ruangan dokter.
Secara spontan, dokter itu mengucapkan selamat kepada sepasang suami istri tersebut,
sepasang suami istri terseput pun menjadi bingung, selamat??? Apa yang dokter
maksud? “Kata sang suami. Selamat bapak ibu, kini telah ada kehidupan didalam rahim
ibu,”kata dokter. Sepasang suami istri tersebut langsung bersyukur penuh keharuan.
Kehamilan itu menjadi momen yang sangant indah bagi pasangan itu, mereka
benar-benar menjaga baik-baik calon anak mereka itu. Bagi mereka calon bayi itu adalah
harta yang paling berharga di dunia ini, dan mereka tidak mau sampai kehilangan
karunia Tuhan ini. Hari-hari dalam kehidupan mereka semakin indah dengan di penuhi
harapan-harapan baru. Hari kelahiran pun tiba, pasangan itu kembali di hinggapai
perasaan cemas menunggu kelahiran calon anak mereka. sang suami penuh kesabaran
menunggu kelahiran anaknya. Dia terus berdoa untuk keselamatan istri dan calon anak
nya. Setelah menunggu sekian jam, dokter keluar dengan wajah yang kurang
menyenangkan, seperti ada keganjilan di wajah dokter itu.
Dokter itu langsung menghampiri sang suami yang telah lama menunggu
persalinan istrinya.sebenarnya dokter itu tidak tega mengatakan yang sebenarnya
terjadi pada istri nya. Sang suami menghampiri dokter itu dengan wajah penuh Tanya,
bagaimana keadaan istri dan anaknya. Denagn berat hati, dokter itu pun berterusterang,
selamat pak…anak dan istri bapak sehat-sehat…”kata dokter. Puji Tuhan, terimakasih
dokter…lantas mengapa wajah dokter tidak gembira?”kata sang suami penasaran.
Em…maaf pak sebelumnya, ini kehendak Tuhan, semoga bapak bisa menyikapinya
dengan bijaksana, anak bapak lahir normal, dia laki-laki, namun setelah kami periksa dia
mengalami gangguan di otaknya, bisa jadi anak ini terbelakang mentalnya pak, itu saja
yang ingin saya sampaikan semoga bapak bisa tenang dan bijaksana dalam menerima
kenyataan ini,” kata dokter. Mendengar penjelasan dokter sang suami hanya bisa
tersenyum, yang ada di benaknya saat itu hanya keselamatan orang-orang yang ia
sayangi dan ia cintai.
Ternyata memang benar, sang anak tumbuh tidak normal dia mengalami cacat
mental. Mengetahui anaknya tumbuh dengen tidak sempurna, sepasang suami istri itu
tetap menyayangi anak itu dengan setulus hati dan sangat menyayanginya. Mereka tidak
malu untuk memperkenalkan anak mereka ke kerabat, sanak keluarga dan handai taulan
mereka. mereka mensyukuri semua yang Tuhan karuniakan.
Suatu hari, anak itu bermaksud untuk membuat hari special untuk ayahnya
tersayang. Dia hendak membuatkan sarapan special untuk ayahnya, dia meminta ibunya
untuk tidak membuatkan sarapan untuk ayahnya. Dia berlari kedapur, dan melakukan
aktivitas seperti yang biasa di lakukan ibunya. Pertama dia hendak membuat roti bakar,
em…ibu biasanya membakar roti hanya sebentar saja sudah matang, aku akan
membuatnya lebih lama lagi, supaya matang sekali pasti lebih enak,”piker anak itu.
Alhasil roti itu gosong. Lalu sang anak hendak menggoreng telur untuk ayahnya. Ibu
biasanya menggoreng telur hanya sebentar saja sudah enak, aku akan menggorengnya
lebih lama lagi dan ibu biasanya member sedikit garam, aku akan memberinya lebih
pasti tambah enak,”pikir anak itu. Seperti roti tadi, telur itu pun gosong dan terasa asin
sekali. O….iya ayah pasti haus, aku harus membuatkan kopi special juga untuknya, ibu
biasanya menuangkan satu sendok kopi saja sudah harum sekali, aku akan membuatnya
lebih harum lagi pasti ayah suka,”piker anak itu. Hasilnya kopi itu pun menjadi pait
sekali.
Setelah selesai membuat sarapan anak itu langsung mengantarkan kekamar
ayahnya. Ia langsung membangunkan ayahnya, dan langsung menyuruh ayahnya
mencicipi makanan yang dia buat khusus untuk ayahnya. Ayah, aku buat sarapan special
untuk ayah, aku masak sendiri yah,”jelas anak itu. Sang ayah pun langsung bangun dan
memakan sarapan buatan anaknya. Pertama sang ayah memakan roti gosong buatan
anaknya. Bagaimana yah, enak kan?”Tanya sang anak. Em…..lezat sekali, roti ini roti
terenak yang pernah ayah makan,”jawab ayah. Terus sang ayah itu mencoba masakan
yang kedua telur gosong nana sin. Ayah bagaimana telurnya?”Tanya anak itu prnasaran.
Wah…benar-benar enak sekali telur goring ini, gurih,”jawab ayah. Padahal telur itu
gosong dan asin. Ayah…ayah…ini kopi ayah, aku juga lo yang buat,”kata anak itu.
Wah..pintar sekali anak ayah ini, kopi buatan mu enak paling enak sedunia,”kata ayah.
Nak terima kasih untuk sarapan special ini, ayah senang sekali masakan mu enak sekali,
ayah bangga pada mu nak,”kata ayah membanggakan anaknya.
Dalam kisah diatas tadi, seorang anak cacat itu penggambaran kita manusia dan
ayah adalah Allah Bapa kita. Allah selalu mengasihi kita makhluk ciptaanya, dengan
segala kekurangan kita, dengan segala dosa-dosa kita yang selalu menyakiti Allah Bapa,
namun Dia tidak marah, Dia malah mengasihi kita penuh dengan kebanggaan. Sadar
atau tidak sadar kita sering melukai hati Tuhan Allah kita, namun Dia tidak pernah
membalas, Dia malah mengutus putra-Nya turun kedunia untuk menyelamatkan kita.