Está en la página 1de 8

SOAL TAKE HOME UAS

MATA KULIAH MANAJEMEN PELAYANAN ASUHAN KEPERAWATAN


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (S2)

1. Tn. Z seorang manajer Keperawatan di sebuah Rumah Sakit Type B , baru


satu tahun menduduki jabatan tersebut. Saat ini beliau menemukan adanya
konflik di salah satu ruangan rawat Kelas 1, yang beliau rasakan sangat
mengganggu . Di rumah sakit tersebut saat ini banyak perawat-perawat
senior , tetapi juga banyak perawat-perawat yunior yang sudah
mendapatkan pendidikan magister .
Dari ilustrasi kasus tersebut diatas bagaimana menurut saudara cara Tn. Z
menemukan konflik di wilayah kerjanya dan bagaimana langkah langkah
menyeleseikan konflik tersebut serta bagaimana memotivasi bawahannya.
( 25 point )

Jawaban :
Menurut Heidjrachman Ranupandojo ada beberapa cara yang bisa dipakai untuk
menemukan konflik atau sumbernya, yaitu :
a. Membuat prosedur penyelesaian konflik (grievance procedure)
Dengan adanya “grievance procedure” ini memberanikan anggota untuk
mengadu kalau dirasakan adanya ketidak adilan. Keberanian untuk segera
memberitahukan masalah, merupakan suatu keuntungan bagi organisasi.
b. Observasi langsung
Tidak semua konflik disuarakan oleh karyawan. Oleh karena itu ketajaman
observasi dari pimpinan akan dapat mendeteksi ada tidaknya suatu (sumber)
konflik, sehingga dapat segera ditangani sebelum mengalami eskalasi.
c. Kotak saran (suggestion box)
Cara semacam ini banyak digunakan oleh perusahaan atau lembaga-lembaga
lain. Cara ini cukup efektif karena para anggota ataupun para pengadu tidak
perlu bertatap muka dengan ketua. Bahkan bisa merahasiakan identitasnya.
Namun, lembaga juga harus hati-hati karena adanya kemungkinan “fitnah” dari
kotak saran tersebut.
d. Politik pintu terbuka
Politik pintu terbuka memang sering diumumkan, tetapi hasilnya sering tidak
memuaskan. Hal ini sering terjadi karena pihak pimpinan tidak sungguh-

Ujian Akhir Semester Manajemen Pelayanan ASKEP 17/18 1


sungguh dalam “membuka” pintunya. Paling tidak ini dirasakan oleh karyawan.
Juga adanya keseganan dari pihak karyawan sering menjadi penghalang terhadap
keberhasilan cara semacam ini.
e. Mengangkat konsultan personalia
Konsultan personalia pada umumnya seorang ahli dalam bidang psikologi dan
biasanya merupakan staf dari bagian personalia. Kadang-kaang karyawan segan
pergi menemui atasannya, tetapi bisa menceritakan kesulitannya pada konsultan
psikologi ini.
f. Mengangkat “ombudsman”
Ombudsman adalah orang yang bertugas membantu “mendengarkan” kesulitan-
kesulitan yang ada atau dialami oleh karyawan untuk diberitahukan kepada
pimpinan. Ombudsman biasanya adalah orang yang disegani karena kejujuran
dan keadilannya.

Tn.Z selaku Manajer Keperawatan di sebuah Rumah Sakit Type B, dapat


menemukan konflik di wilayah kerjanya dengan melakukan cara :

1) Membuat prosedur penyelesaian konflik (grievance procedure)


Dimana perawat senior dan perawat yunior dapat mengadukan
permasalahannya kepada Manajer Keperawatan dalam ini Tn.Z kalau
dirasakan adanya ketidak adilan, sehingga sumber munculnya konflik akan
sedini mungkin diketahui.
2) Observasi langsung
Tn.Z selaku Manajer Keperawatan dapat melakukan observasi langung,
ketajaman observasi dari pimpinan akan dapat mendeteksi ada tidaknya
suatu (sumber) konflik yang terjadi antara perawat senior dengan perawat
yunior, sehingga dapat segera ditangani sebelum mengalami eskalasi.
3) Politik pintu terbuka
Tn.Z selaku Manajer Keperawatan dengan sepenuh hati “membuka” pintu
selebar lebarnya, kapanpun dan dimanapun untuk menampung keluhan
keluhan yang dialami oleh perawat senior dan perawat yunior tersebut.

Ujian Akhir Semester Manajemen Pelayanan ASKEP 17/18 2


Langkah langkah yang harus dilakukan Tn.Z dalam menyeleseikan konflik
tersebut adalah :
a. Menerima dan mendefinisikan pokok masalah yang menimbulkan ketidak
puasan.
Langkah ini sangat penting karena kekeliruan dalam mengetahui masalah yang
sebenarnya akan menimbulkan kekeliruan pula dalam merumuskan cara
pemecahannya.
b. Mengumpulkan keterangan/fakta
Fakta yang dikumpulkan haruslah lengkap dan akurat, tetapi juga harus dihindari
tercampurnya dengan opini atau pendapat. Opini atau pendapat sudah dimasuki
unsur subyektif. Oleh karena itu pengumpulan fakta haruslah dilakukan
denganm hati-hati
c. Menganalisis dan memutuskan
Dengan diketahuinya masalah dan terkumpulnya data, Tn.Z selaku Manajer
Keperawatan haruslah mulai melakukan evaluasi terhadap keadaan. Sering kali
dari hasil analisa bisa mendapatkan berbagai alternatif pemecahan.
d. Memberikan jawaban
Meskipun Tn.Z selaku Manajer Keperawatan sudah memutuskan, keputusan ini
haruslah dibertahukan kepada perawat senior dan perawat yunior tersebut.
e. Tindak lanjut
Langkah ini diperlukan untuk mengawasi akibat dari keputusan yang telah
diperbuat.

Konflik bisa jadi merupakan sumber energi dan kreativitas yang positif apabila
dikelola dengan baik, sehingga Tn.Z selaku Manajer Keperawatan dapat
memberikan motivasi bawahannya sebagai berikut :

1) Membantu setiap orang untuk saling memahami tentang perbedaan pekerjaan


dan tanggung jawab.
2) Bangun komunikasi efektif antara karyawan
3) Tumbuhkan semangat kebersamaan dalam menjalankan pekerjaan.
4) Salurkan emosi secara konstruktif.
5) Selesaikan konflik dengan kepala dingin.

Ujian Akhir Semester Manajemen Pelayanan ASKEP 17/18 3


6) Apabila konflik mengarah pada kondisi destruktif, maka hal ini dapat berdampak
pada penurunan efektivitas kerja dalam organisasi baik secara perorangan
maupun kelompok, berupa penolakan, resistensi terhadap perubahan, apatis,
acuh tak acuh, bahkan mungkin muncul luapan emosi destruktif, berupa
demonstrasi.

2. Tn. A sebagai Kepala Bidang Keperawatan di sebuah Rumah Sakit sedang


menghadapi rencana adanya perubahan model pemberian asuhan
keperawatan dari metode Tim Menjadi metode SP2KP, Beliau di tugaskan
menjadi ketua Tim dalam perencanaan perubahan tersebut. Apa yang harus
dilakukan oleh Tn A . dalam menghadapi rencana kegiatan tersebut. ( 50
point )

Jawaban :
Salah satu upaya dalam peningkatan indikator mutu pelayanan keperawatan adalah
melalui SP2KP. SP2KP merupakan kegiatan pengelolaan asuhan keperawatan di
setiap unit ruang rawat di rumah sakit. SP2KP adalah sistem pemberian pelayanan
keperawatan profesional yang merupakan pengembangan dari MPKP (Model
Praktek Keperawatan Profesional) dimana dalam SP2KP ini terjadi kerjasama
profesional antara perawat primer (PP) dan perawat asosiet (PA) serta tenaga
kesehatan lainnya.
1. Peran Kepala Ruangan ( KARU)
a. Sebelum melakukan sharing dan operan pagi, KARU melakukan ronde
keperawatan kepada pasien yang dirawat.
b. Memimpin sharing pagi.
c. Memimpin operan.
d. Memastikan pembagian tugas perawat yang telah di buat olek Katim dalam
pemberian asuhan keperawatan pada pagi hari.
e. Memastikan seluruh pelayanan pasien terpenuhi dengan baik, meliputi :
pengisian Askep, Visite Dokter (Advise), pemeriksaan penunjang (Hasil
Lab), dll.
f. Memastikan ketersediaan fasilitas dan sarana sesuai dengan kebutuhan.
g. Mengelola dan menjelaskan komplain dan konflik yang terjadi di area
tanggung jawabnya.

Ujian Akhir Semester Manajemen Pelayanan ASKEP 17/18 4


h. Melaporkan kejadian luar biasa kepada manajer.
2. Peran Ketua Tim ( KATIM )
Tugas utama KATIM adalah mengkoordinir pelaksanaan Askep sekelompok
pasien oleh Tim keperawatan di bawah koordinasinya.
a. Mengidentifikasi kebutuhan perawatan seluruh pasien oleh Tim
keperawatan di bawah koordinasinya pada saat Pre Croference
b. Mengidentifikasi seluruh PP membuat rencana asuhan keperawatan yang
tepat untuk pasiennya.
c. Memastikan setiap PA melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan
rencana yang telah dibuat PP
d. Melaksanakan validasi tindakan keperawatan seluruh pasien di bawah
koordinasinya pada saat Post Conference.
3. Penanggung Jawab Shift (PJ Shift)
Tugas utama PJ Shift adalah menggantikan fungsi pengatur pada saat shift
sore/malam dan hari libur.
a. Memimpin kegiatan operan shift sore-malam
b. Memastikan PP melaksanakna follow up pasien tanggung jawabnya
c. Memastikan seluruh PA Melaksanakan Asuhan Keperawatan sesuai dengan
rencana yang telah dibuat PP
d. Mengatasi permasalahan yang terjadi di ruang perawatan
e. Membuat laporan kejadian kepada pengatur ruangan.
4. Perawat Pelaksana (PP) dan Perawat Asosiet (PA) :
Tugas utamanya adalah mengidentifikasi seluruh kebutuhan perawatan pasien
yang menjadi tanggung jawabnya, merencakan asuhan keperawatan,
melaksanakan tindakan keperawatan dan melakukan evaluasi (follow up)
perkembangan pasien.
a. Mengevaluasi tindakan keperawatan yang sudah dilaksanakan oleh PA.
b. Memastikan seluruh tindakan keperawatan sesuai dengan rencana.

Rencana kegiatan Tn. A sebagai Kepala Bidang Keperawatan di sebuah Rumah


Sakit menghadapi perubahan model pemberian asuhan keperawatan dari
metode Tim Menjadi metode SP2KP adalah sebagai berikut :
1. Membentuk satu kelompok kerja /tim / panitia

Ujian Akhir Semester Manajemen Pelayanan ASKEP 17/18 5


2. Melakukan penilaian tentang mutu asuhan keperawatan saat ini
3. Presentasi tentang SP2KP dan hasil penilaian mutu asuhan keperawatan saat ini
kepada pimpinan RS dan staf keperawatan
4. Menetapkan ruang rawat untuk implementasi SP2KP
5. Mengidentifikasi jumlah pasien diruang rawat yang akan direncanakan berdasar
derajat ketergantungan
6. Menetapkan jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan
7. Menyepakati kriteria CCM, PP/PP pemula dan PA di ruang SP2KP / ruang
rawat SP2KP
8. Mengembangkan standar renpra ( SAK ) untuk beberapa kasus utama disetiap
ruang rawat SP2KP
9. Menyepakati format – format dokumentasi keperawatan
10. Mengidentifikasi fasilitas pendukung yang dibutuhkan.

Berbagai pertimbangan dalam menghadapi perubahan model pemberian asuhan


keperawatan dari metode Tim Menjadi metode SP2KP
1. Pembiayaan kesehatan yang semakin tinggi dan dituntut masyarakat akan asuhan
kesehatan yang bermutu tingg, sehingga harus ada perubahan pada pemberian
pelayanan kesehatan
2. Pengembangan SP2KP merupakan hal yang sangat penting untuk mempercepat
terlaksananya pelayanan / asuhan keperawatan professional
3. Perkembangan pelayanan kesehatan terkini mengedepankan asuhan dengan
standar keselamatan pasien, asuhan yang di berikan oleh para PPA dibantu dan
di dukung oleh Case Manager.
4. Pelayanan RS yang berfokus pada pasien (PCC) dengan elemen utama adalah
asuhan yang terintegrasi
5. Case manager adalah profesi baru di rumah sakit sehingga di perlukan dukungan
untuk dapat mewujudkan sesuai harapan semua pihak, yang di sesuaikan dengan
budaya dan kondisi.

Ujian Akhir Semester Manajemen Pelayanan ASKEP 17/18 6


Kolaborasi Case Manager dan Perawat Primer, PP JA dan PP JP
Case Manager Perawat Primer, PP JA dan PP JP
 Skrining Pasien bersiko  Assesmen Pasien Lengkap
 Kordinasi dengan PPA yg lain  Menentukan/melaksanakan
 Menilai Kepatuhan CP dari PPA dll tindakan dan dokumentasi asuhan
 Melakukan evaluasi, koordinasi dan
kolaborasi.

PASIEN

3. Anda sebagai seorang menajer sudah melaksanakan program audit mutu


profesi , bagaiamna cara anda melakukan pengawasan dan pengendalian
terhadap mutu prosesi yang sudah dilaksanakan? ( 25 point )

Jawaban :
Pengawasan dan pengendalian terhadap mutu prosesi yang sudah
dilaksanakan.
Pengawasan dan Pengendalian merupakan proses akhir dari proses manajemen,
dimana sangat berkaitan dengan masing-masing proses manajemen lainnya, karena
pada prosesnya dilakukan evaluasi yang terus menerus untuk meningkatkan kualitas
profesi. Dengan demikian pengawasan dan pengendalian dalam prosesnya
mencakup :
a. Penilaian kinerja ,
b. Supervisi,
c. Manajemen mutu,
d. Manajemen resiko.
Dimana untuk mencapai kualitas profesi yang baik, perlu diupayakan peningkatan
kualitas yang terus menerus dan mempertahankan segala sesuatu yang baik berjalan
dengan baik. Dengan demikian, pengawasan merupakan suatu kegiatan yang
berusaha untuk mengendalikan agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan
rencana dan memastikan apakah tujuan organisasi profesi tercapai. Apabila terjadi
penyimpangan di mana letak penyimpangan itu dan bagaimana pula tindakan yang

Ujian Akhir Semester Manajemen Pelayanan ASKEP 17/18 7


diperlukan untuk mengatasinya. Selanjutnya tahapan proses pengawasan dan
pengendalian, yaitu:
a. penetapan standar pelaksanaan;
b. penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan;
c. pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata;
d. pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standar dan penganalisaan
penyimpangan-penyimpangan; dan
e. pengambilan tindakan koreksi, bila diperlukan.

Proses Pengawasan dan pengendalian setelah melaksanakan program audit mutu


profesi adalah :
a. Mengukur hasil/prestasi yang telah dicapai oleh organisasi profesi.
b. Membandingkan hasil yang telah dicapai dengan tolok ukur.
c. Memperbaiki penyimpangan-penyimpangan yang terjadi sesuai dengan faktor-
faktor penyebabnya, dan menggunakan faktor tersebut untuk menetapkan
langkah-langkah intervensi.

Ujian Akhir Semester Manajemen Pelayanan ASKEP 17/18 8

También podría gustarte