Está en la página 1de 17

Audit Internal Rumah Sakit

Disusun untuk Memenuhi Tugas pada Mata Kuliah Pasca Sarjana Akuntansi

Dosen: Dr. Eka

Disusun Oleh:

Kelompok 1

Nathania Stephanie Hutama 173311020019


Nelly 173311022002
Nico Limanto 173311022001
Jhon Piter 173311022004
Melani Sri Rezeki 173311022007
Erin 173311022008

PROGRAM STUDI PASCA SARJANA AKUNTANSI


UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
FAKULTAS EKONOMI
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuha Yang Maha Esa yang

telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat

menyusun dan menyelesaikan makalah Audit Internal Rumah Sakit. Makalah ini

kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak

sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.

Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para

pembacanya. Namun penulis menyadari bahwasannya tak ada satupun yang

sempurna di dunia ini termasuk juga makalah yang penulis buat. Penulis

mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan dalam penulisan

makalah ini.

Akhir kata, kami berharap semoga makalah tentang Audit Internal

Rumah Sakit ini dapat memberikan manfaat kepada pembacanya.

Medan, 11 Juli 2018

Penulis

Kelompok 1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perusahaan memerlukan seorang audit internal untuk megawasi setiap

kegiatan perusahaannya, agar terhindar dari kecurangan yang disebabkan

orang yang ingin mendapatkan keuntungan dari perusahaan, seperti

perusahaan yang bergerak dalam bidang medis seperti rumah sakit,

membutuhkan manajemen yang akan menjalankan semua kegiatan yang telah

direncanakan. Setiap kegiatan yang dijalankan oleh manajemen diharapkan

dapat berjalan sesuai dengan rencana serta tercapainya pelaksanaan kegiatan

yang efektif dan efisien. Akan tetapi, untuk mencapai itu semua akan ada

masalah-masalah yang timbul baik itu berasal dari dalam maupun luar

lingkungan organisasi rumah sakit itu sendiri, sehingga tujuan dari organisasi

itu akan sulit untuk tercapai. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah-

masalah yang timbul serta untuk mencapai tujuanorganisasi maka manajemen

perlu suatu sistem pengendalian yang dapat mengawasi jalannya kegiatan

organisasi yang disebut dengan sistem pengendalian internal.

Pengendalian internal bertujuan untuk dapat melindungi kekayaan

perusahaan terhadap kerugian yang mungkin terjadi akibat kesalahan yang

disengaja (kecurangan) atau yang tidak disengaja dan agar dapat

meningkatkan efisiensi kerja dari seluruh anggota organisasi perusahaan.

Tujuan pengendalian internal tersebut dapat tercapai bila elemen dari

pengendalian itu sendiri benar-benar dilaksanakan. Supaya pengendalian itu


sendiri berjalan secara efektif, diperlukan suatu bagian tersendiri dalam

perusahaan yang kedudukannya harus independen terhadap kegiatan-

kegiatan lainnya yang ada di perusahaan tersebut untuk mengawasi dan

menilai keefektivan pengendalian internal. Bagian ini disebut bagian audit

internal dan merupakan suatu fungsi staf yang memperoleh pendelegasian

dari manajemen untuk mengawasi sistem yang ada. Dengan adanya suatu

pemeriksaan intern (audit internal) yang memadai maka akan mendukung

efektivitas dari pengendalian intern perusahaan.

Perusahaan seperti rumah sakit juga membutuhkan auditor internal

yang biasa disebut sebagai Satuan Pengawas Internal (SPI) dan memliki

fungsi yang sama dengan seorang auditor internal di perusahaan. Rumah sakit

membutuhkan SPI untuk menciptakan efektivitas pengendalian intern di

rumah sakit karena kegiatan audit internal mempunyai fungsi yang sangat

penting, yaitu sebagai alat kendali manajemen dalam:

1. Memastikan ditaati seluruh kebijakan, rencana dan prosedur seperti yang

tekah digariskan.

2. Menelaah dan menilai kekayaan, kecukupan dan penerapan pengendalian

dalam operasi lainnya serta meningkatkan pengendalian yang memadai

dengan biaya yang wajar.

3. Memastikan sampai sejauh mana tingkat pertanggungjawaban

pengamanan atas kekayaan perusahaan dalam pelaksanaan

tanggungjawab yang dibebankan.

4. Menilai kualitas prestasi dalam pelaksanaan tanggungjawab yang

dibebankan.
5. Merekomendasikan perbaikan-perbaikan operasi.

Dalam mencapai tujuan perusahaan, berbagai cara diterapkan pada

semua bidang kegiatan perusahaan termasuk yang menyangkut masalah

perencanaan dan pengendalian persediaan perusahaan. Peranan audit internal

sangat besar dalam hal persediaan baik barang jadi maupun bahan baku,

karena pemilihan prinsip atau metode penilaian persediaan mempunyai suatu

pengaruh penting terhadap perusahaan dalam hal melakukan kegiatannya.

Menurut pemanfaatannya, bahan atau alat yang harus disediakan

rumah sakit dikelompokan menjadi:

1. Persediaan farmasi yang terdiri dari obat- obatan, bahan kimia, gas medis,

peralatan kesehatan dan lainnya.

2. Persediaan logistik umum yang terdiri dari alat tulis kantor, alat rumah

tangga, cetakan, linen dan lainnya.

3. Persediaan teknik.

4. Persediaan makanan

Suatu pengendalian diperlukan untuk dapat mengendalikan

persediaan, baik dalam hal perputarannya, metode yang digunakan dan hal

lainnya yang menyangkut manajemen persediaan. Atas dasar kesadaran akan

pentingnya persediaan tersebut dalam menjalankan kegiatan organisasi bagi

rumah sakit maka pihak manajemen harus mengefektifkan pengendalian

internal untuk membantu manajemen dalam menjalankan kegiatannya.

Padangan ini sejalan dengan apa yang dikatakan Sawyer (2005:55) yaitu

kegiatan auditing internal haruslah membantu organisasi menerapkan kontrol

yang efektif dengan mengevaluasi efektifitas dan efisiensi serta mendorong


perbaikan yang terus menerus. Dengan kata lain keberadaan pemeriksaan

internal disini dapat meningkatkan efektifitas pengendalian internal itu

sendiri. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dalam menyusun makalah “ Audit Internal Rumah Sakit “

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan penjabaran latar belakang penelitian yang telah dijelaskan di

atas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apa itu adit interna?

2. Jelaskan tujuan, fungsi, kedudukan dan tanggung jawab audit internal ?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah penulis sebutkan di atas,

adapunmaksud dan tujuan penelitian ini adalah :

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini diharapkan agar dapat bermanfaat bagi:

1. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan

dan sumbangan pemikiran yang berguna dalam pengendalian intern atas

persediaan dengan berbagai kekuatan dan kelemahannya.

2. Bagi penulis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan dan

pengalaman penulis, selain itu juga berguna sebagai sarana pembanding antara

teori-teori selama masa perkuliahan dengan prakteknya di dunia nyata.


3. Bagi pihak lain, terutama di lingkungan perguruan tinggi, hasil penelitian

diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk memperluas wawasan

mengenaipengendalian intern atas persediaan baik secara teori maupun.


BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Audit Internal

Audit internal merupakan suatu proses pengawasan perusahaan yang dilakukan

dari dalam lingkup perusahaan. Fungsi audit internal ini dilakukan oleh auditor

internal perusahaan atau sering disebut juga dengan internal auditor. “Audit

internal merupakan pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian/unit audit internal

perusahaan, baik itu terhadap laporan keuangan perusahaan maupun terhadap

catatan akuntansi yang dimiliki oleh perusahaan. Selain itu, pemeriksaan juga

dilakukan terhadap ketaatan atas kebijakan yang telah ditetapkan oleh pihak

manajemen puncak dan ketaatan terhadap setiap peraturan pemerintah beserta

dengan ketentuan – ketentuan yang telah ditetapkan, baik itu ketentuan yang

berkaitan dengan profesi auditor internal maupun yang berkaitan dengan

perusahaan itu sendiri” (Agoes Sukrisno “Auditing” 2004:20).

Peraturan-peraturan pemerintah tersebut dapat berupa peraturan pemerintah dalam

bidang perpajakan, peraturan mengenai perbankan, peraturan tentang investasi

dan pasar modal, lingkungan hidup, peraturan tentang perindustrian, dan lain-lain.

Sementara peraturan- peraturan atau ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan

ikatan profesi misalnya Standar Akuntansi Keuangan dan ketentuan lainnya yang

berlaku.

Menurut Mulyadi dalam bukunya “Auditing buku 1” (2002: 1) , “audit internal

merupakan suatu fungsi yang dijalankan oleh auditor yang bekerja di dalam

perusahaan/organisasi (baik itu perusahaan milik Negara maupun perusahaan


milik swasta), dimana memiliki tugas pokok yaitu memberikan penilaian dan

menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh pihak

manajemen puncak telah dijalankan dengan baik. Selain itu, auditor internal juga

bertugas untuk menentukan baik tidaknya suatu sistem penjagaan terhadap asset

perusahaan atau kekayaan organisasi yang bersangkutan, menentukan efisiensi

dan efektivitas prosedur/kebijakan yang telah ditetapkan oleh

organisasi/perusahaan serta menilai dan menentukan keandalan informasi yang

diperoleh dari setiap bagian yang ada dalam perusahaan/organisasi”.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahawa audit internal dalam suatu

perusahaan merupakan suatu fungsi yang dijalankan oleh auditor internal yang

bertugas dan bertanggung jawab dalam mengawasi, memantau, mengarahkan dan

mengevaluasi kinerja dari perusahaan tersebut dengan berpedoman pada

kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh pihak pemerintah maupun pihak

manajemen perusahaan.

2.2 Tujuan Audit Internal

Pada umumnya, fungsi audit internal dalam suatu perusahaan memiliki tujuan

untuk mengawasi dan mengevaluasi setiap kegiatan atau aktivitas perusahaan

berdasarkan ketentuan atau kebijakan yang telah ditetapkan untuk mencapai

tujuan perusahaan. Keberadaan audit internal di dalam perusahaan bertujuan

untuk membantu para anggota organisasi/perusahaan agar dapat menjalankan dan

melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik, efektif dan efisien

sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang ditetapkan oleh perusahaan. Selain itu,

audit internal juga bertujuan untuk mengembangkan pengawasan terhadap


biaya perusahaan, dengan cara melakukan analisis, penilaian, pengevaluasian dan

pemberian saran yang berguna untuk perbaikan dan kelangsungan perusahaan .

Menurut Agoes Sukrisno dalam bukunya “Auditing (Pemeriksaan

Akuntan)”(2004: 15), “audit internal bertujuan untuk membantu seluruh pimpinan

perusahaan (pihak manajemen) dalam menjalankan tugas dan fungsinya serta

melaksanakan tanggung jawabnya dengan cara memberikan informasi atas hasil

analisa yang telah dilakukan, memberikan penilaian, saran dan komentar atas

kinerja perusahaan dan aktivitas yang dievaluasi”. Oleh karena itu dalam

menjalankan tugasnya, auditor internal harus melakukan beberapa tahap kegiatan,

antara lain:

a. Memastikan dan melakukan penilaian terhadap baik tidaknya penerapan

sistem pengendalian manajemen, sistem pengendalian intern, dan sistem

pengendalian operasional lainnya yang berlaku dalam perusahaan, kemudian

mengembangkan sistem pengendalian yang efektif dan efisien,

b. Mengevaluasi dan memastikan ketaatan terhadap kebijakan/prosedur dan

ketentuan yang telah ditetapkan oleh pihak manajemen,

c. Mengevaluasi sistem pertanggungjawaban kekayaan milik perusahaan dan

perlindungan terhadap asset perusahaan untuk melindunginya dari segala bentuk

pencurian, kecurangan dan penyalahgunaan,

d. Mengevaluasi sistem pengolahan data yang dikembangkan oleh

organisasi/perusahaan sehingga dapat dipercaya,

e. Memberikan penilaian terhadap kinerja setiap bagian/unit dalam perusahaan

di dalam melaksanakan tugasnya masing – masing,


f. Memberikan saran yang bertujuan untuk memperbaiki setiap kekurangan

dalam perusahan dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi perusahaan.

2.3 Fungsi Audit Internal

Audit internal berfungsi sebagai sarana bagi pihak manajemen untuk melakukan

penilaian terhadap keefektifan dan kefisiensian suatu pelaksanaan struktur

pengendalian intern yang dijalankan oleh perusahaan, lalu memberikan hasil yang

berupa saran atau rekomendasi dan pemberian nilai tambah kepada manajemen

yang kemudian akan dijadikan sebagai landasan dalam proses pengambilan

keputusan.

Menurut Robert Tampubolon dalam bukunya “Risk and system-Based Internal

Auditing” (2005 : 1) bahwa : “fungsi audit internal lebih berfungsi sebagai mata

dan telingga manajemen, karena manajemen butuh kepastian bahwa semua

kebijakan yang telah ditetapkan tidak akan dilaksanakan secara menyimpang”.

Fungsi audit internal harus dikelola secara efektif dan efisien oleh penanggung

jawab audit internal guna memastikan bahwa kegiatan yang dilaksanakan oleh

fungsi audit internal tersebut baik adanya dan bermanfaat atau memberikan nilai

tambah bagi kelangsungan organisasi/perusahaan (Konsersium Organisasi Profesi

Audit Internal, 2004).

2.4 Tugas Dan Tanggung Jawab Audit Internal

Auditor internal memiliki beberapa tugas dan tanggung jawab dalam menjalankan

fungsinya yaitu :

a. Membantu Direksi, Dewan Komisaris, dan/atau Komite Audit dalam

menerapkan sistem pengelolaan perusahaan yang baik,


b. Merencanakan, menyusun dan melaksanakan rencana kerja Audit Internal

setiap tahunnya yang berdasarkan pada hasil analisis resiko,

c. Menguji serta mengevaluasi setiap pelaksanaan pengendalian sistem dalam

perusahaan dan sistem manajemen resiko yang ada dengan mengacu pada

kebijakan yang telah ditetapkan oleh perusahaan,

d. Memberikan penilaian terhadap sistem dan kegiatan yang telah dijalankan

oleh perusahaan berdasarkan kebijakan yang ada,

e. Memberikan saran terhadap setiap informasi dan perbaikan yang diperlukan

untuk kemajuan perusahaan secara objektif dan independen, yang berdasarkan

atas pemeriksaan atau evaluasi yang telah dilakukan terhadap setiap kegiatan dari

tiap jenjang manajerial,

f. Menyampaikan hasil auditan dalam bentuk laporan audit kepada Presiden

Direktur, Dewan Komisaris dan/atau Komite Audit secara jelas berdasarkan

ketentuan yang berlaku,

g. Melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan kegiatan

perusahaan/organisasi selama pelaksanaan tindak lanjut atau selama perbaikan,

h. Melakukan kerja sama dengan pihak komite audit dalam menjalankan tugas

dan tanggung jawab komite audit, serta

i. Melakukan koordinasi dengan tim audit internal lainnya yang berada dalam

perusahaan/organisasi.

2.1.2. Kedudukan Internal Auditor

Kedudukan internal auditor dalam organisasi perusahaan yang satu dengan

perusahaan yang lain tentu saja tidak sama. Hal ini banyak tergantung pada situasi
dan kondisi dari perusahaan serta tujuan yang hendak dicapai dalam pembentukan

bagian internal auditor. Penempatan bagian internal auditor secara jelas dalam

struktur organisasi yang disertai dengan job description yang tegas pula akan

membawa dampak positif dalam proses komunikasi antara internal auditor dengan

pihak pemilik atau manajer.

Seperti telah dikemukakan bahwa internal auditing merupakan salah satu

unsur daripada pengawasan yang dibina oleh manajemen, dengan fungsi utama

adalah untuk menilai apakah pengawasan intern telah berjalan sebagaimana yang

diharapkan.

Adapun fungsi internal auditing secara menyeluruh mengenai pelaksanaan

kerja intern telah berjalan sebagaimana yang diharapkan. Fungsi internal auditing

mengenai pelaksanaan kerja internal auditing dalam mencapai tujuannya adalah:

1. Membahas dan menilai kebaikan dan ketepatan pelaksanaan pengendalian

akuntansi, keuangan serta operasi.

2. Meyakinkan apakah pelaksanaan sesuai dengan kebijaksanaan, rencana dan

prosedur yang ditetapkan.

3. Menyakinkan apakah kekayaan perusahaan/organisasi dipertanggungjawabkan

dengan baik dan dijaga dengan aman terhadap segala kemungkinan resiko

kerugian.

4. Menyakinkan tingkat kepercayaan akuntansi dan cara lainnya yang

dikembangkan dalam organisasi.

5. Menilai kwalitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang telah dibebankan.

Dari penjelasan diatas, bahwasanya tujuan dan luas pemeriksaan intern

tersebut dalam membantu semua anggota manajemen dalam pelaksanaan tugasnya


secara efektif dengan menyediakan data yang objektif mengenai hasil

analisa,penilaian, rekomendasi, dan komentar atas aktivitas yang diperiksanya.

Sebab itu internal auditing haruslah memperhatikan semua tahap-tahap dari

kegiatan perusahaan dimana dia dapat memberikan jasa-jasanya dalam rangka

usaha pencapaian tujuan perusahaan.

Adapun tujuan internal auditing yang dikemukakan oleh ahli dalam

Hartadi ( 2008, h.18) adalah :

1. Membantu manajemen untuk mendapatkan administrasi perusahaan yang

paling efisien dengan memuat kebijaksanaan operasi kerja perusahaan.

2. Menentukan kebenaran dari data keuangan yang dibuat dan kefektifan dari

prosedur intern.

3. Memberikan dan memperbaiki kerja yang tidak efisien.

4. Membuat rekomendasi perubahan yang diperlukan dalam beberapa fase

kerja.

5. Menentukan sejauh mana perlindungan pencatatan dan pengamanan harta

kekayaan perusahaan terhadap penyelewengan.

6. Menetukan tingkat koordinasi dan kerja sama dari kebijaksanaan

manajemen.
BAB III

KASUS DAN PEMBAHASAN

Penulis akan membahas tentang kasus : Kedudukan Audit Internal Pada Rumah

Sakit Sari Mutiara Medan.

Kedudukan audit internal dalam rumah sakit sangat besar artinya dalam

menentukan pengawasan yang dilakukan oleh rumah sakit tersebut. Sebagimana

yang telah diuraikan dalam bab II bahwa semakin tinggi kedudukan dari audit

internal, maka semakin luas pula objek pemeriksaan yang dilakukan.

Keberhasilan pelaksanaan audit internal banyak bergantung dari kedudukan auit

internal dalam struktur organisasi, tanggapan pimpinan rumah sakit terhadap hasil

- hasil penemuan audit internal, pengertian dari bagian yang diperiksa dan

keahlian audit interna itu sendiri

Pada Rumah Sakit Sari Mutiara Medan, Internal Auditor tergabung dalam suatu

divisi disebut dengan Divisi Satuan Pengawasan Internal (SPI), terdiri dari

anggota-anggota internal auditor dan dipimpin oleh seorang yang disebut Ketua

SPI. Ketua SPI diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama atas persetujuan

Dewan Komisaris (Yayasan Sari Mutiara) yang harus dilaporkan kepada

Bapepam dan LK (Badan Pengawas Pembangunan dan Lembaga Keuangan).

Divisi SPI tidak terlibat sama sekali dalam kegiatan operasional perusahaan.

Auditor yang duduk dalam divisi SPI bertanggung jawab secara langsung kepada

Ketua SPI dan Ketua SPI secara struktural bertanggung jawab kepada Direktur
Utama dan secara administratif bertanggungjawab kepada Dewan

Komisaris.Secara structural divisi ini berada dibawah Direktur Utama yang berarti

dalam menjalankan fungsinya divisi tersebut bertanggung jawab kepada Direktur

Utama perusahaan.Dalam melaksanakan pekerjaannya divisi ini bekerjasama

dengan Komite Audit dan Kantor Akuntan Publik.

Jika dilihat dari struktur organisasi Rumah Sakit Sari Mutiara Medan, maka audit

internal berada langsung di bawah direktur utama sebagai fungsi staff. Jelas

bahwa audit internal bebas memeriksa seluruh bagian yang berada dibawah

direktur utama dan bertanggung jawab kepada direktur utama sebagai pimpinan

terttinggi.

Dengan demikian, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kedudukan audit internal

di Rumah Sakit Sari Mutiara Medan sudah sangat memadai dalam

pelaksanaannya. Mengingat Internal Audit Rumah Sakit Sari Mutiara. Mengingat

Internal Audit Rumah Sakit Sari Mutiara merupakan aparatur pengawas intern

yang langsung bertanggung jawab kepada Direktur Utama sehingga berhak untuk

melakukan pengujian dan pemeriksaan yang menyangkut dengan pemeriksaan

akuntansi dan keuangan serta pemeriksaan operasional yang apabila dalam

pemeriksaan dan penilaian tersebut ditemukan penyimpangan dan kelemahan baik

dalam sistem maupun pelaksanaanya, maka internal auditor akan memberikan

rekomendasi atau saran perbaikan kepada Direktur Utama untuk dipertimbangkan

dan pengambilan keputusan atas kelemahan tersebut. Hal tersebut diperkuat

dengan adanya Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1983 pasal 46 dan Nomor

21 Tahun 1984 pasal 37 yang menyebutkan bahwa internal auditor bertugas

membantu Direktur Utama dalam mengadakan penilaian atas sistem


pengendalianpengelolaan dan pelaksanaannya pada badan yang bersangkutan

serta memberikan saran-saran perbaikan pada Direktur Utama.Namun demikian

ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti rendahnya persentase indikator

program audit sebesar 85% dan laporan audit 89%, persentase ini tidak rendah

secara signifikan tetapi jika kita melihat tabel indikator variabel Kedudukan

Internal Audit, indikator-indikator inilah yang merupakan kelemahan dari

kedudukan itu sendiri. Apabila perusahaan ingin menilai internal audit dilihat dari

kedudukannya, haruslah memberikan prioritas kepada program audit dan laporan

audit sehingga Kedudukan Internal Audit menjadi satu bagian yang utuh dalam

pelaksanaan pengawasan internal yang memadai.

BAB IV

4.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat di tarik adalah :

Kedudukan Divisi Internal Audit dalam melakukan pengawasan dan penilaianatas

sistem pengendalian internal yang dijalankan perusahaan sudah

independen, karena secara organisasikedudukan internal audit langsung

bertanggung jawab kepada Direktur Utama. Hal tersebut memungkinkan Divisi

Internal Audit dapat menjalankantugas dan tanggung jawabnya secara maksimal,

karena memiliki kedudukan yang independen terhadap unit kerja atau kegiatan

yang menjadi objek auditnya.

También podría gustarte