Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Kobalt (Co)
Reaksi ion heksaaquokobal(II) dengan ion hidroksida
Ion hidroksida dapat menghilangkan ion hidrogen dari ligan air dan
kemudian melekat ke ion kobal. Setelah ion hidrogen dihilangkan dari dua
molekul air, maka akan diperoleh kompleks tidak bermuatan - kompleks netral.
Kompleks ini tidak larut dalam air dan terbentuk endapan.
Kromium (Cr)
Reaksi ion heksaaquokrom(III) dengan ion hidroksida
Ion hidroksidadapat menghilangkan ion hidrogen dari ligan air kemudian
didempetkan pada ion krom. ion hidrogen dapat dihilangkan dari tiga molekul air,
maka akan memperoleh kompleks yang tidak bermuatan (komplek netral).
Kompleks netral ini tidak larut dalam air dan endapan terbentuk.
Tetapi proses tidak berhenti sampai disini. Ion hidrogen yang lebih benyak akan
dihilangkan untuk menghasilkan ion seperti [Cr(H2O)2(OH)4]- dan [Cr(OH)6]3-.
Sebagai contoh:
Endapan larut kembali karena ion tersebut larut dalam air. Pada tabung reaksi,
perubahan warna yang terjadi adalah:
Endapan tersebut larut secara luas jika ditambahkan amonia berlebih (terutama
jika amonianya pekat). Amonia menggantikan air sebagai ligan untuk
menghasilkan ion heksaaminkrom(III).
Mangan (Mn)
Ion hidroksida dapat menghilangkan ion hidrogen dari ligan air dan
kemudian melekat pada ion mangan. Setelah ion hidrogen dihilangkan dari dua
molekul air, maka akan dipeeroleh kompleks tidak bermuatan - kompleks netral.
Kompleks netral ini tidak larut dalam air dan terbentuk endapan.
Reaksi ion heksaaquomangan(II) dengan larutan amonia
Amonia dapat berperan sebagai basa maupun sebagai ligan. Pada gambar
dibawah ini, pada konsentrasi laboratorium yang biasa, amonia berperan sebagai
basa - dapat menghilangkan ion hidrogen dari kompleks aquo.
CUPRUM (Cu)
Reaksi ion hekasaquotembaga(II) dengan ion hidroksida
Ion hidroksida menggantikan ion hidrogen dari ligan air dan kemudian
melekat pada ion tembaga. Hal ini dapat dilihat pada persamaan reaksi berikut:
- pengamatan
Hasil Ditambahkan NaOH 1M berlebih
masing-masing tabung reaksi
- diamati
Hasil-pengamatan
Ditambahkan amonia 2 M tabung
masing-masing berlebihreaksi
- diamati
Percobaan II: pembentukan ion kompleks oleh ion logam transisi dengan
menggunakan ligan bidentat
a. Kompleks Cr (III)
2mL CrCl3
Dimasukkan kedalam tabung reaksi
Dikocok
Hasil pengamatan
b. Kompleks Fe (II) dan Fe (III)
Dicatat warnanya
Perubahan
dikocok warna
Ditambahkan
Dicatat warnasedikit
larutanlarutan Na2C2O4
Larutan merah
c. Kompleks kobalt (II)
Hasil pengamatan
d. Kompleks nikel (II)
CuSO4.5H2O CuCl2.2H2O
1mL FeSO4
Dimasukkan kedalam tabung reaksi
Dibiarkan dingin
Hasil pengamatan
Ditambahkan
b. Perubahan Cr6+ larutan
menjadiNaOH
Cr3+ 2M sedikit demi sedikit sampai endapan permanen
diamati
2mL K2Cr2O7
Dimasukkan kedalam tabung reaksi
Dipanaskan
dikocok
Hasil pengamatan
VIII. HASIL PENGAMATAN
Percobaan I
a. Reaksi Ion Logam Transisi dengan Larutan NaOH
Pengamatan
Rumus Ion
Garam Setelah penambahan Rumus Senyawa Setelah Penambahan
Sebelum Reaksi Kompleks yang
tetes demi tetes NaOH yang terebntuk berlebih NaOH
terbentuk
CrCl3 Larutan berwarna Terdapat endapan biru [Cr(H2O)3(OH)3] Larutan berwarna hijau [Cr(OH)6]3-
biru kehitaman kehijauan
Mn(SO4) Larutan tidak Larutan tidak berwarna, [Mn(H2O)4(OH)2] Larutan tidak berwarna, [Mn(H2O)4(OH)2]
berwarna endapan kuning endapan coklat
kecoklatan
FeCl3 Larutan berwarna Larutan berwarna [Fe(H2O)3(OH)3] Endapan coklat dan [Fe(H2O)3(OH)3]
kuning kuning, endapan coklat kemerahan
CoCl2 Larutan berwarna Larutan berwarna [Co(H2O)4(OH)2] Larutan tidak berwarna, [Co(H2O)4(OH)2]
merah muda merah muda, endapan
biru endpaan coklat
NiCl2 Larutan berwarna Larutan berwarna hijau [Ni(H2O)4(OH)2] Larutan berwarna hijau [Ni(H2O)4(OH)2]
hijau muda muda, endpan hijau muda, endapan hijau
hablur muda
CuSO4 Larutan berwarna Larutan berwarna biru [Cu(H2O)4(OH)2] Larutan biru muda, [Cu(H2O)4(OH)2]
biru muda muda, endapan biru endapan biru muda
muda
ZnCl2 Larutan tidak Larutan tidak berwarna, [Zn(H2O)4(OH)2] Larutan tidak [Zn(OH)6]4-
berwarna endpan putih hablur berwarna,e ndpan putih
Rumus Ion
Garam Setelah penambahan Rumus Senyawa Setelah Penambahan
Sebelum Reaksi Kompleks yang
tetes demi tetes NH3 yang terebntuk berlebih NH3
terbentuk
CrCl3 Larutan berwarna Terdapat endapan putih [Cr(H2O)3(OH)3] Larutan berwarna hijau [Cr(NH3)6]3+
biru kehitaman tua
Mn(SO4) Larutan tidak Terdapat endapan putih [Mn(H2O)4(OH)2] Larutan tidak berwarna, [Mn(NH3)4]2+
berwarna endapan putih
NiCl2 Larutan berwarna Larutan berwarna hijau [Ni(H2O)4(OH)2] Larutan berwarna biru [Ni(NH3)6]2+
hijau muda muda, endpan putih muda
CuSO4 Larutan berwarna Larutan berwarna biru [Cu(H2O)4(OH)2] Larutan biru muda, [Cu(NH3)4]2+
biru muda muda, endapan biru endapan biru muda
muda
ZnCl2 Larutan tidak Larutan tidak berwarna, [Zn(H2O)4(OH)2] Larutan tidak [Zn(NH3)4]2+
berwarna endpan putih berwarna,e ndpan putih
c. Reaksi Ion Logam Transisi dengan Larutan Amonium Tiosianat 0,1M
Warna larutan Amonium Tiosianayt : Larutan tidak berwarna
Pengamatan
Garam Setelah penambahan tetes demi tetes
Sebelum Reaksi Rumus Ion Kompleks
NH4CNS
Fe(NH3)2SO4 Larutan berwarna kuning muda Larutan berwarna merah kecoklatan [Fe(SCN)]4+
CuSO4 Larutan berwarna biru muda Larutan berwarna hijau muda [Cu(SCN)]4+
Fe(NH3)2SO4 Larutan berwarna kuning muda Larutan berwarna merkuning pudar (-)
CoCl2 Larutan berwarna merah muda Larutan berwarna merah muda (-)
NiCl2 Larutan berwarna hijau muda Larutan berwarna hijau muda (-)
CuSO4 Larutan berwarna biru muda Larutan berwarna biru muda (-)
a. Kompleks Cr(III)
Warna padatan CrCl3.6H2O : Kristal berwarna hijau
Warna larutan CrCl3.6H2O : larutan biru kehitaman
-
O O-
-O O
Cr
-O O- -O O
O O
[Cr(C2O4) 3]3-
b. Kompleks Fe(II)
Warna padatan ferro sulfat : putih kekuningan
Warna larutan ferro sulfat : larutan berwarna kuning muda
Pengamatan
Garam Setelah penambahan Kristal 1,10
Rumus ion kompleks yang terbentuk
phenantroline
Pengamatan
[Co(en)2]2+ [Co(EDTA)2]2+
e. Kompleks Ni(II)
Warna padatan Ni(NO3)2 : Kristal berwarna hijau tua
Warna larutan Ni(NO3)2 : larutan berwarna hijau muda
Ni
NH2
H 2N
NH 2
[Ni(en)3]2+
[Ni(DMG)2]2+
f. Kompleks Cu(II) [Ni(EDTA)2]2+
Warna CuSO4.5H2O : Kristal berwarna biru
Warna CuCl2.2H2O : larutan berwarna biru muda
Cu
NH2
H 2N
NH 2
[Cu(EDTA)2]2+
[Cu(en)3]2+
Setelah dipanaskan 1-2 menit Larutan berwarna kuning, semakin pekat, Fe2+(aq) → Fe3+ + e-
ada sedikit endapan berwarna jingga
[Fe(H2O)6]3+(aq) + NaOH(aq) →
Penambahan larutan NaOH 2 M Timbul endapan coklat kekuningan 6 tetes
[Fe(H2O)6(OH)3](s)
Pemanasan - [Cr2O7-2]
Penambahan HCl pekat Zn larut demi sedikit, warna larutan hijau Cr3+ + 2HCl → CrCl3(aq) + H2(g)
tua (++), gelembung gas disertai tabung
terasa hangat
Penambahan HNO3 setelah perubahan Warna larutan menjadi hijau tosca pudar K2Cr2O7(aq) + 14HCl → 2Cr3+ + 3Cl2 +
warna akhir setelah 3 tetes (+) 2K+ + Cl- + 7H2O(l)
IX. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Pada percobaan ini yang berjudul reaksi-reaksi ion logam transisi tujuannya
yaitu untuk mempelajari reaksi-reaksi garam logam transisi, mengenal
pembentukan ion kompleks logam transisi, dan mengamati perubahan warna
karena perubahan bilangan oksidasi dari senyawa logam transisi. Pada percobaan
ini dibagi menjadi 3 sub percobaan, yaitu :
Penambahan
Penambahan NaOH berlebih
NaOH
Penambahan
Penambahan NaOH berlebih
NaOH
c) Garam Fe(NH3)4SO4
Pada garam Fe(NH3)4SO4) yang merupakan larutan berwarna
kuning muda 0,1 M dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian
ditambahkan 1 tetes larutan NaOH 1 M yang merupakan larutan tidak
berwarna. Sehingga menghasilkan larutan berwarna kuning pudar dan
endapan kuning kehitaman. Endapan yang terbentuk merupakan
hidroksida amfoter. Pada endapan ini merupakan senyawa kompleks
[Fe(H2O)4(OH)2]. Berikut reaksi yang terjadi sehingga terbentuk
senyawa kompleks [Fe(H2O)4(OH)2]:
[Fe(H2O)6]2+ (aq) + OH- [Fe(H2O)5(OH)]+ (aq)
[Fe(H2O)5(OH)]+ (aq) + OH- [Fe(H2O)4(OH)2] (s)
Kemudian larutan berwarna kuning pudar dan adanya endapan
kuning kehitaman tersebut ditambahkan kembali larutan NaOH 1 M
sebanyak 7 tetes sehingga endapan hilang dan larutan menjadi berwarna
kunig kehitaman. Endapan yang larut merupakan menandakan bahwa
telah terjadi pembentukan hidroksokompleks [Fe(OH)6]2-. Pembentukan
hidroksokompleks ini dapat dilihat dari reaksi sebagai berikut :
[Fe(H2O)4(OH)2] (s) OH- [Fe(H2O)(OH)5]3-(aq)
[Fe(H2O)(OH)5]3- (aq) OH- [Fe(OH)6]2-(aq)
Hasil penambahan NaOH 1 M terhadap larutan Fe(NH3)4SO4 dan
penambahan NaOH berlebih dapat dilihat gambar sebagai berikut :
Penambahan
Penambahan NaOH berlebih
NaOH
Penambahan
Penambahan NaOH berlebih
NaOH
[Fe(H2O)6]3+ [Fe(H2O)3(OH)3] [Fe(H2O)2(OH)4]-
e) Garam CoCl2
Pada garam CoCl2 yang merupakan larutan berwarna merah muda
0,1 M dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 1
tetes larutan NaOH 1 M yang merupakan larutan tidak berwarna.
Sehingga menghasilkan larutan berwarna merah muda dan endapan
biru. Endapan yang terbentuk merupakan hidroksida amfoter. Pada
endapan ini merupakan senyawa kompleks [Co(H2O)4(OH)2]. Berikut
reaksi yang terjadi sehingga terbentuk senyawa kompleks
[Co(H2O)4(OH)2]:
[Co(H2O)6]3+ (aq) + OH- [Co (H2O)5(OH)]2+ (aq)
[Co (H2O)5(OH)]2+ (aq) + OH- [Co(H2O)4(OH)2]+ (s)
Kemudian larutan tersebut ditambahkan kembali larutan NaOH 1
M sebanyak 7 tetes dan menghasilkan endapan yang bertambah
(endapan tidak larut) yaitu berwarna coklat dan larutan tidak berwarna.
Endapan yang tidak larut menunjukkan bahwa logam Co jika
direaksikan dalam reagen alkali berlebih endapan tidak larut sehingga
terbentuk kompleks [Co(H2O)3(OH)3]. Jika endapan dapat larut
sempurna, maka akan terbentuk hidroksokompleks [Co(H2O)2(OH)4]-.
Pembentukan kompleks [Co(H2O)3(OH)3] ini dapat dilihat dari reaksi
sebagai berikut :
[Co(H2O)4(OH)2]+ (aq) + OH- [Co(H2O)3(OH)3] (s)
Hasil penambahan NaOH 1 M terhadap larutan CoCl2 dan penambahan
NaOH berlebih dapat dilihat gambar sebagai berikut :
Penambahan
Penambahan NaOH berlebih
NaOH
f) Garam NiCl2
Pada garam NiCl2 yang merupakan larutan berwarna hijau muda
0,1 M dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 1
tetes larutan NaOH 1 M yang merupakan larutan tidak berwarna.
Sehingga menghasilkan larutan berwarna hijau muda dan endapan hijau
hablur. Endapan yang terbentuk merupakan hidroksida amfoter. Pada
endapan ini merupakan senyawa kompleks [Ni(H2O)4(OH)2].Berikut
reaksi yang terjadi sehingga terbentuk senyawa kompleks
[Ni(H2O)4(OH)2] :
[Ni(H2O)6]2+ (aq) + OH- [Ni(H2O)5(OH)]+ (aq)
[Ni(H2O)5(OH)]+ (aq) + OH- [Ni(H2O)4(OH)2] (s)
Kemudian larutan tersebut ditambahkan kembali larutan NaOH 1
M sebanyak 7 tetes dan menghasilkan endapan yang bertambah
(endapan tidak larut) yaitu berwarna hijau muda dan larutan berwarna
hijau muda. Endapan yang tidak larut menunjukkan bahwa logam Ni
jika direaksikan dalam reagen alkali berlebih endapan tidak larut
sehingga terbentuk kompleks [Ni(H2O)3(OH)3]-. Jika endapan dapat
larut sempurna, maka akan terbentuk hidroksokompleks
[Ni(H2O)2(OH)4]2-. Pembentukan kompleks [Ni(H2O)3(OH)3]- ini dapat
dilihat dari reaksi sebagai berikut :
[Ni(H2O)4(OH)2] (s) OH-[Ni(H2O)3(OH)3]-(s)
Hasil penambahan NaOH 1 M terhadap larutan NiCl2 dan penambahan
NaOH berlebih dapat dilihat gambar sebagai berikut :
Penambahan
Penambahan NaOH berlebih
NaOH
g) Garam CuSO4
Pada garam CuSO4 yang merupakan larutan berwarna biru muda
0,1 M dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 1
tetes larutan NaOH 1 M yang merupakan larutan tidak berwarna.
Sehingga menghasilkan larutan berwarna biru muda dan endapan biru
muda. Endapan yang terbentuk merupakan hidroksida amfoter. Pada
endapan ini merupakan senyawa kompleks [Cu(H2O)4(OH)2]. Berikut
reaksi yang terjadi sehingga terbentuk senyawa kompleks
[Cu(H2O)4(OH)2] :
[Cu(H2O)6]2+ (aq) + OH- [Cu(H2O)5(OH)]+ (aq)
[Cu(H2O)5(OH)]+ (aq) + OH- [Cu(H2O)4(OH)2] (s)
Kemudian larutan tersebut ditambahkan kembali larutan NaOH 1
M sebanyak 7 tetes dan menghasilkan endapan yang bertambah
(endapan tidak larut) yaitu berwarna biru muda dan larutan berwarna
biru muda. Endapan yang tidak larut menunjukkan bahwa logam Cu
jika direaksikan dalam reagen alkali berlebih endapan tidak larut
sehingga terbentuk kompleks [Cu(H2O)3(OH)3]-. Pembentukan
kompleks [Cu(H2O)3(OH)3]- ini dapat dilihat dari reaksi sebagai berikut:
[Cu(H2O)4(OH)2] (s) OH-[Cu(H2O)3(OH)3]-(s)
Hasil penambahan NaOH 1 M terhadap larutan CuSO4 dan penambahan
NaOH berlebih dapat dilihat gambar sebagai berikut :
Penambahan
Penambahan NaOH berlebih
NaOH
h) Garam ZnCl2
Pada garam ZnCl2 yang merupakan larutan tidak berwarna 0,1 M
dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 1 tetes
larutan NaOH 1 M yang merupakan larutan tidak berwarna. Sehingga
menghasilkan larutan tidak berwarna berwarna kuning pudar dan
hablur/endapan berwarna putih. Endapan yang terbentuk merupakan
hidroksida amfoter. Pada endapan ini merupakan senyawa kompleks
[Zn(H2O)4(OH)2]. Berikut reaksi yang terjadi sehingga terbentuk
senyawa kompleks [Zn(H2O)4(OH)2]:
[Zn(H2O)6]2+ (aq) + OH- [Zn(H2O)5(OH)]+ (aq)
[Zn(H2O)5(OH)]+ (aq) + OH- [Zn(H2O)4(OH)2](s)
Kemudian larutan berwarna kuning pudar dan adanya endapan
kuning kehitaman tersebut ditambahkan kembali larutan NaOH 1 M
sebanyak 7 tetes sehingga endapan hilang dan larutan tidak berwarna.
Endapan yang larut merupakan menandakan bahwa telah terjadi
pembentukan hidroksokompleks [Zn(OH)6]4-. Pembentukan
hidroksokompleks ini dapat dilihat dari reaksi sebagai berikut :
[Zn(H2O)4(OH)2] (s) + OH- [Zn(H2O)3(OH)3]- (aq)
[Zn(H2O)3(OH)3]- (aq) + OH- [Zn(H2O)2(OH)4]2- (aq)
[Zn(H2O)2(OH)4]2- (aq) + OH- [Zn(H2O)(OH)5]3- (aq)
[Zn(H2O)(OH)5]3- (aq) + OH- [Zn(OH)6]4- (aq)
Hasil penambahan NaOH 1 M terhadap larutan ZnCl 2 dan penambahan
NaOH berlebih dapat dilihat gambar sebagai berikut :
Penambahan
Penambahan NaOH berlebih
NaOH
Penambahan
Penambahan NH4OH
NH4OH berlebih
Penambahan
Penambahan NH4OH
NH4OH berlebih
Penambahan
Penambahan NH4OH
NH4OH berlebih
Penambahan
Penambahan NH4OH
NH4OH berlebih
[Fe(H2O)6]2+ [FeFe(H2O)3(OH)3] [Fe(NH3)6]3+
m) Garam CoCl2
Pada garam CoCl2 yang merupakan larutan berwarna merah muda 0,1
M dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan dengan 2
tetes NH4OH 2M yang merupakan larutan tidak berwarna, menghasilkan
endapan berwarna putih. Endapan yang terbentuk merupakan suatu
hidroksida amfoter [Co(H2O)4(OH)2]. Pembentukan hidroksida
[Co(H2O)4(OH)2]dapat dilihat pada reaksi yang terjadi adalah:
[Co(H2O)6]3+ + NH3 [Co(H2O)5(OH)]2+ + NH4+
[Co(H2O)5(OH)]2+ + NH3 [Co(H2O)4(OH)2]+ + NH4+
Selanjutnya ditambah 7 tetes ammonia berlebih, sehingga
menghasilkan larutan berwarna merah muda kecoklatan dan endapan
putih. Endapan yang ada lebih sedikit dari sebelumnya menandakan
bahwa sudah terjadi pembentukan hidroksokompleks [Co(NH 3)6]3+.
Pembentukan [Co(NH3)6]3+ dapat dilihat dari reaksi yang terjadi adalah:
[Co(H2O)3(OH)3] + NH3 [Co(H2O)2(NH3)4]+
Penambahan
Penambahan NH4OH
NH4OH berlebih
Penambahan
Penambahan NH4OH
NH4OH berlebih
Penambahan
Penambahan NH4OH
NH4OH berlebih
LarutanUji
a) CrCl3
1 mL larutan CrCl3 berwarna biru kehitaman ditambahkan larutan
NH4CNS tidak berwarna, menghasilkan warna biru kehitaman (+).
Reaksi yang terjadi:
[Cr(H2O)6]3+ + NH4SCN [Cr(SCN)6]3-
b) MnSO4
1 mL larutan MnSO4 tidak berwarna ditambahkan larutan NH4CNS
tidak berwarna, menghasilkan warna tetap tidak berwarna.
Reaksi yang terjadi:
Mn(H2O)6]2+ + NH4SCN [Mn(SCN)6]4-
c) Fe(NH3)4SO4
1 mL larutan Fe(NH3)4SO4 berwarna kuning muda ditambahkan
larutan NH4CNS tidak berwarna, menghasilkan warna merah kecoklatan.
Reaksi yang terjadi:
[Fe(H2O)6]2+ + NH4SCN [Fe(SCN)6]4-
d) FeCl3
1 mL larutan FeCl3berwarna kuning ditambahkan larutan NH4CNS
tidak berwarna, menghasilkan warna merah kecoklatan. Reaksi yang
terjadi:
[Fe(H2O)6]3+ + NH4SCN [Fe(SCN)6]3-
e) CoCl3
1 mL larutan CoCl3 berwarna merah muda ditambahkan larutan
NH4CNS yang tidak berwarna, menghasilkan warna (berubah warna
menjadi) merah muda (+). Reaksi yang terjadi:
[Co(H2O)6]3+ + NH4SCN [Co(SCN)6]4-
f) NiCl2
1 mL larutan NiCl2 berwarna hijau muda jernihditambahkan larutan
NH4CNS tidak berwarna, menghasilkan warna (berubah warna menjadi)
hijau muda (-). Reaksi yang terjadi:
[Ni(H2O)6]2+ + NH4SCN [Ni(SCN)6]4-
g) CuSO4
1 mL larutan CuSO4berwarna biru mudajernihditambahkan larutan
NH4CNS tidak berwarna, menghasilkan warna (berubah warna menjadi)
hijau muda. Reaksi yang terjadi:
[Cu(H2O)6]2+ + NH4SCN [Cu(SCN)6]4-
h) ZnCl2
1 mL larutan ZnCl2 tidak berwarna ditambahkan larutan NH4CNS
tidak berwarna, menghasilkan warna tetap tidak berwarna.
Reaksi yang terjadi:
[Zn(H2O)6]2+ + NH4SCN [Zn(SCN)6]4-
Warna yang dihasilkan pada pembentukan senyawa kompleks yang
terjadi pada kation Cu2+, Fe2+, dan Fe3+dengan anion CNS- dapat
dibandingkan dengan larutan blanko yang telah dibuat. CuSO 4 setelah
ditambahkan NH4CNS, larutan berubah warna dari biru mudajernih
menjadi hijau toskajernih. Sedangkan Fe(NH3)4SO4 dan FeCl3 mngalami
perubahan warna setelah ditambahkan NH4CNS menjadi larutan
Fe(NH3)4SO4darikuningmenjadiberwarna merah bata dan larutan
FeCl3darikuning (+) menjadimerah kecoklatan.
Hal ini menunjukkan perbedaan antara warna yang dihasilkan dengan
NH4CNS dan aquades. Sehingga, semakin menguatkan bahwa dari
delapan larutan garam logam transisi yang telah disiapkan dalam
percobaan yang menunjukkan hasil positif bereaksi dengan ion CNS -
membentuk kompleks adalah kation Cu2+, Fe2+, dan Fe3+. Sedangkan,
untuk kelima larutan garam logam transisi yang lain seperti Mn(SO)4 ,
ZnCl2 , CoCl2 , NiCl2 , CrCl3 tidak mengalami perubahan warna saat
direaksikan dengan NH4CNS atau dapat dikatakan tetap.
Ditambahkan
Na2C2O4
-
O O- B. Komple
Cr
-
O O
ks Fe(II)
Pada
-
O O- -
O O percobaan
pembentukan
O O
[Cr(C2O4)3]3- ion Fe (II)
larutan yang digunakan yaitu FeSO4 . Langkah yang dilakukan yaitu larutan
FeSO4 yang merupakan berwarna kuning muda sebanyak 1 mL dimasukkan ke
dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan 3 tetes 1,10 phenanthroline yang
merupakan larutan tidak berwarna, sehingga dihasilkan larutan berwarna jingga.
Senyawa kompleks yang terbentuk adalah [Fe(1,10-phenanthroline) 3]2+ dimana
Fe mendapatkan 3 molekul-. H2O merupakan ligan lemah, dan Fe2+ berada pada
orbital d6 yang menyukai bentuk tetrahedral. Berikut dapat dilihat warna
perubahan terjadinya larutan FeSO4 setelah ditambahkan reagen 1,0
phenanthroline :
Ditambahkan 1,10
phenanthroline
N N N
Fe
N
N N
C. Kompleks Fe(III)
Pada percobaan pembentukan ion Fe (III) larutan yang digunakan yaitu
FeCl3 . Langkah yang dilakukan yaitu larutan encer FeCl 3 yang merupakan
larutan berwarna kuning sebanyak 2 mL dimasukkan ke dalam tabung reaksi,
kemudian ditambahkan dengan larutan NH4CNS yang merupakan larutan tidak
berwarna sebanyak 2 tetes hingga terjadi perubahan warna. Dihasilkan larutan
berwarna merah bata, hal ini menunjukkan telah terbentuk senyawa kompleks
yaitu [Fe(CNS)3]. Lalu ditambahkan sedikit larutan natrium oksalat (Na 2S2O4)
larutan tidak berwarna, sehingga dihasilkan larutan berwarna merah bata.
Perubahan warna tersebut diakibatkan tergantinya ligan CNS - oleh ligan C2O42-.
Setelah itu, ditambahkan lagi larutan NH4CNS berlebih kurang lebih sebanyak 4
tetes dan dihasilkan perubahan warna larutan menjadi berwarna jingga. Hal ini
menunjukkan bahwa ligan CNS- yang merupakan ligan kuat mampu mendesak
dan menggantikan ligan C2O42- untuk berikatan kembali dengan Fe3+. Berikut
dapat dilihat perubahan warna pada gambar dibawah ini :
Ditambahkan
Na2EDTA
Ditambahkan
ethylendiamin
E. Kompleks Ni(II)
Pada percobaan kompleks Ni (II) atau pembentukkan ion Ni 2+ larutan
yang digunakan yaitu NiCl2 yang merupakan larutan berwarna hijau muda
dengan mereaksikan dengan reagen ethylendiamin, dimethyl-glioksime, dan
reagen Na2EDTA, berikut pembahasannya:
a) NiCl2 dengan reagen ethylendiamin
Langkah yang dilakukan yaitu larutan NiCl2 yang merupakan larutan
berwarna hijau muda sebanyak 1 mL dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
Kemudian ditambahkan dengan reagen ethylendiamin yang merupakan larutan
tidak berwarna sebanyak 3 tetes dan dikocok, sehingga dihasilkan larutan
berwarna biru muda. Hal ini menunjukkan terbentuknya ion kompleks
[Ni(en)3]2+, dengan Ni sebagai atom pusat dan etilendiamin sebagai ligan, dalam
hal ini etilendiamin merupakan ligan bidentat karena menyumbangkan 2
elektron pada logam dan logam Nikel bermuatan +2. Kompleks yang terbentuk
memiliki bilangan koordinasi sebanyak 6 dan memiliki bentuk koordinasi
oktahedral. Berikut strukturnya:
NH 2
H 2N 2+
H2 N
Ni
NH 2
H 2N
NH2
[Ni(en) 3]2+
Berikut perubahan warna dapat dilihat pada gmbar dibawah ini:
Ditambahkan
ethylendiamin
Ditambahkan
DMG
Ditambahkan
Na2EDTA
F. Kompleks Cu(II)
Pada percobaan kompleks Cu (II) bertujuan untuk membandingkan antara
padatan CuSO4.5H2O dengan padatan CuCl2.2H2O dan reaksi CuSO4 dengan
reagen ethylendiamin dan reagen Na2EDTA. Berikut pembahasannya:
a. Perbandingan padatan CuSO4.5H2O dengan padatan CuCl2.2H2O
Langkah yang dilakukan yaitu mengambil kristal CuSO 4.5H2O dan
CuCl2.2H2O dimasukkan ke dalam kaca arloji kemudian dimatai warnanya.
Hasil pengamatannya warna kristal CuSO4.5H2O berwarna biru sedangkan
kristal CuCl2.2H2O berwarna biru muda.
b. Reaksi CuSO4 dengan ethylendiamin
Langkah yang dilakukan yaitu larutan CuSO4 berwarna biru sebanyak 1
mL dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan dengan reagen
ethylendiamin yang merupakan larutan tidak berwarna sebanyak 5 tetes dan
dikocok, sehingga dihasilkan larutan berwarna biru muda (++). Hal ini
menunjukkan terbentuknya ion kompleks [Cu(en)3]2+, dengan Cu sebagai atom
pusat dan etilendiamin sebagai ligan, dalam hal ini etilendiamin merupakan ligan
bidentat karena menyumbangkan 2 elektron pada logam dan logam Cu
bermuatan +2. Kompleks yang terbentuk memiliki bilangan koordinasi sebanyak
6 dan memiliki bentuk koordinasi oktahedral. Berikut merupakan struktur dari
ion kompleks [Cu(en)3]2+ :
NH2
H2 N 2+
H 2N
Cu
NH2
H 2N
NH 2
[Cu(en)3]2+
c. Reaksi CuSO4 dengan Na2EDTA
Langkah yang dilakukan yaitu larutan CuSO4 berwarna biru muda
sebanyak 1 mL dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan
dengan reagen Na2EDTA yang merupakan larutan tidak berwarna sebanyak 5
tetes dan dikocok, sehingga dihasilkan larutan berwarna birumuda.muda. Hal ini
menunjukkan telah terbentuk ion kompleks [Ni(EDTA)] 2-. Berikut merupakan
srruktur ion kompleks [Ni(EDTA)]2- :
Ditambahkan
Ethylendiamin
Ditambahkan
Ethylendiamin
I. Kesimpulan
Reaksi– reaksipada ion
logamtransisidapatdipelajaridenganmereaksikangaramlogamtransisideng
anNaOH, NH4OH dan NH4CNS
sehinggadidapatkanperubahanbentukfisiklarutansepertiterjadinyaperuba
hanwarnadanperubahanpadaendapan yang
menunjukkanadanyareaksiantaragaramlogamtransisidenganpereaksinyad
alammembentukkompleksdenganligan, warna-warna yang
khasdanendapanpadasenyawatersebut, endapan yang
terbentukmemilikiwarna yang berbeda-
bedasesuaidenganmuatanlogampusatsenyawakomplekstersebut.
Logam-logam transisi yaitu Cu(II), Fe(II), Fe(III), Co(II), Cr(III),
Ni(II) dapat membentuk senyawa kompleks jika direaksikan dengan
beberapa reagen seperti etylendiamin, Na2EDTA, larutan senyawa
kompleks tersebut memiliki warna khas. Dalam pembentukan senyawa
kompleks dapat dibentuk melalui reaksi pergantian ligan. Selanjutnya
dapat ditentukan bilangan koordinasinya dan jumlah ligan yang diikat
oleh logam pusat.
Perubahan warna suatu logam transisi dikarenakan perubahan
bilangan oksidasi dari senyawa logam transisi itu sendiri, misalnya: Fe 2+
berubah warna menjadi warna kuning (-) disebabkan perubahan biloks
yaitu menjadi Fe3+. Selain itu Cr6+ yang berwarna jingga berubah menjadi
berwarna kuningkehijauan disebabkan perubahan biloks yaitu menjadi
Cr3+.
X. KESIMPULAN
Liptrot, G.F.. 1975. Inorganic Chemistry Through Experiment. London: Mills &
Boon Ltd.
Adam, D.M. and Raynor J.B.. 1967. Advanved Practical Inorganic Chemistry.
London: John Wiley & Sons, Ltd.
LAMPIRAN
1. Tulislah seluruh reaksi yang ada pada percobaan I sampai IV serta berikan
perubahan warnanya!
Jawab :
Percobaan I:
e) Garam CoCl2
Co(OH)3(s) + 6NH3(aq) [Co(NH3)6]2+(aq)
hijau
[Co(NH3)6]2+(aq) Co2+(s) + 6NH4+(aq)
f) Garam CuSO4
Cu2+(aq) + 3NH3 + H2O [Cu(H2O)(NH3)3]2+(aq)
Biru tua
[Cu(H2O)(NH3)3]2+(aq) + NH3 [Cu(NH3)4]2+(aq)
Biru tua (+)
g) Garam ZnCl2
Zn2+(aq) + 2NH3 + 2H2O Zn(OH)2(s) + 2NH4+(aq)
putih
Zn(OH)2(s) + NH3 [Zn(NHs)(OH)2](s)
Putih (++)
h) Garam NiCl2
Ni2+(aq) + 5NH3 + H2O [Ni(H2O)(NH3)5]2+(aq)
Biru muda
[Ni(H2O)(NH3)5] (aq) + NH3 [Ni(NH3)6]2+(aq)
2+
Biru jernih
Percobaan II
a. Kompleks Cr (III)
CrCl3.6H2O + Na2C2O4 (s) [Cr(C2O4)3]3-
O O 3-
-O O-
-O O
Cr
-O O- -O O
O O
[Cr(C2O4) 3]3-
2+
N N N
Fe
N
N N
c. KompleksKobal(II)
Pada percobaan kobal (II) senyawa kompleks yang terbentuk setelah
penambahan larutan merah tua seperti di bawah ini:
d. Kompleks Ni(II)
Struktur ion kompleks yang terbentuk pada percobaan Ni (II) seperti di
bawah ini:
e. Kompleks Cu(II)
Struktur senyawa kompleks yang terbentuk sesuai pada gambar di bawah
ini:
Percobaan III
a. Perubahan Fe2+menjadi Fe3+
Reaksi : Fe2+ Fe3+ + e
b. Perubahan Cr6+menjadi Cr3+
Cr2O72- + 14 H+ + 6 e ↔ 2 Cr3+ + 7 H2O
OH2
Cl
H 2O Cl
H2O Cl
Cr
Cr
OH2 Cl OH 2
H 2O
OH2 H 2O
Cis-tetraaquodichlorocromium(III) Trans-tetraaquodichlorocromium(III)
Isomer dari [Cr(H2O)4Cl2]+, adalah :
[Cr(H2O)6]Cl3 berwarna ungu
[Cr(H2O)5Cl]Cl2∙H2O berwarna biru-hijau
[Cr(H2O)4Cl2]Cl∙2H2O berwarna hijau