Está en la página 1de 65

I.

JUDUL PERCOBAAN : Reaksi-reaksi Ion Logam Transisi


II. TANGGAL PERCOBAAN : Kamis, 3 Mei 2018, Pukul 13.00
III. SELESAI PERCOBAAN : Kamis, 3 Mei 2018, Pukul 15.30
IV. TUJUAN PERCOBAAN :
1. Mempelajari reaksi-reaksi garam logam transisi
2. Mengenal pembentukan ion kompleks logam transisi
3. Mengamati perubahan warna karena perubahan bilangan oksidasi dari
senyawa logam transisi
V. DASAR TEORI

Logam transisi memiliki sifat-sifat khas logam, yakni keras, konduktor


panas dan listrik yang baik dan menguap pada suhu tinggi. Walaupun
digunakan luas dalam kehdupan sehari-hari, logam transisi yang biasanya
kita jumpai terutama adalah besi, nikel, tembaga, perak, emas, platina, dan
titanium. Namun, senyawa kompleks molekular, senyawa organologam, dan
senyawa padatan seperti oksida, sulfida, dan halida logam transisi digunakan
dalam berbagai riset kimia anorganik modern.Salah satu yang menarik pada
logam transisi adalah kemampuan logam-logam transisi untuk membentuk
senyawa koordinasi. Selain itu karena senyawa kompleks dapat mebentuk
warna-warna. Senyawa kompleks dapat berwarna karena senyawa tersebut
menyerap energi pada daerah sinar tampak. Penyerapan energi tersebut
digunaan untuk melakukan promosi atau transisi elektronik pada atom pusat.
Logam - logam golongan transisi memiliki sifat yang berbeda dengan
logam-logam golongan utama. Unsur-unsur transisi adalah unsur logam yang
memiliki kulit elektron d atau f yang tidak penuh dalam keadaan netral atau
kation. Unsur transisi terdiri atas 56 dari 103 unsur. Logam-logam transisi
diklasifikasikan dalam blok d, yang terdiri dari unsur-unsur 3d dari Sc sampai
Cu, 4d dari Y ke Ag, dan 5d dari Hf sampai Au, dan blok f, yang terdiri dari
unsur lantanoid dari La sampai Lu dan aktinoid dari Ac sampai Lr. Kimia
unsur blok d dan blok f sangat berbeda.
Senyawa-senyawa koordinasi terbentuk antara atom logam atau ion
logam dan molekul dengan satu atau lebih pasangan elektron bebas yang
disebut ligan. Ligan diklasifikasikan berdasarkan jumlah pasangan atom
donor yang dimilikinya dibedakan menjadi:
 Ligan monodentat, yaitu ligan yang mendonorkan satu pasang elektron
bebasnya kepada logam atau ion logam. Contoh : NH3, H2O, NO2-, dan
CN-.
 Ligan bidentat, yaitu ligan yang mendonorkan dua pasang elektronnya
kepada logam atau ion logam. Contoh : etyhlendiamine, NH2CH2CH2NH2.
Namun demikian, molekul netral seperti H2O dan NH3 dan anion seperti
F-,Cl-,Br-,CN- dapat bertindak sebagai ligan. Apabila satu atau lebih molekul
netral berkoordinasi dengan ion logam akan menghasilkan spesies ion logam
transisi yang bermuatan disebut ion kompleks. Misalnya ion-ion logam
transisi sebagian besar membentuk ion kompleks dengan molekul-molekul
air ketika di dalam larutan air, misalnya [Co(H2O)6]3+ dan [Ni(H2O)6]2+. Jika
satu atau lebih anion berkoordinasi dengan ion logam, dihasilkan ion
kompleks yang bermuatan negatif, contohnya [Co(NO2)6]3- dan [Fe(CN)6]4-.
Unsur transisi periode keempat memiliki tingkat oksidasi (bilangan
oksidasi) yang bervariasi. Hal ini disebabkan oleh tingkat energi subkulit 3d
dan 4s yang hampir sama. Oleh sebab itu, saat unsur transisi melepaskan
elektron pada subkulit 4s membentuk ion positif (kation), sejumlah
elektron pada subkulit 3d akan ikut dilepaskan. Bilangan oksidasi umum
yang dijumpai pada tiap unsur transisi periode keempat adalah +2 dan +3.
Sementara, bilangan oksidasi tertinggi pada unsur transisi periode keempat
adalah +7 pada unsur Mangan (4s2 3d7).
Bilangan oksidasi rendah umumnya ditemukan pada ion Cr3+, Mn2+, Fe2+,
Fe3+, Cu+, dan Cu2+, sedangkan bilangan oksidasi tinggi ditemukan pada anion
oksida, seperti CrO42-, Cr2O72-, dan MnO4-.
Perubahan bilangan oksidasi ditunjukkan oleh perubahan warna larutan.
Sebagai contoh, saat ion Cr+7 direduksi menjadi ion Cr3+, warna larutan
berubah dari orange (jingga) menjadi hijau.
Cr2O72-(aq) + 14 H+(aq) + 6 e- ——> 2 Cr3+(aq) + 7 H2O(l)
Besi (Fe) adalah unsur yang cukup melimpah di kerak bumi (sekitar 6,2%
massa kerak bumi). Besi jarang ditemukan dalam keadaan bebas di alam. Besi
umumnya ditemukan dalam bentuk mineral (bijih besi), seperti hematite
(Fe2O3), siderite (FeCO3), dan magnetite (Fe3O4).
Reaksi ion besi dalam larutan
 Ion heksaaquobesi(II) - [Fe(H2O)6]2+.
 Ion heksaaquobesi(III) - [Fe(H2O)6]3+.
Keduanya bersifat asam, tetapi ion besi(III) lebih kuat sifat asamnya.

Reaksi ion besi dengan ion hidroksida


Ion hidroksidadapat menghilangkan ion hidrogen dari ligan air dan
kemudian melekat pada ion besi. Setelah ion hidrogen dihilangkan, maka
diperoleh kompleks yang bermuatan kompleks netral. Kompleks netral ini
tidak larut dalam air dan terbentuk endapan.
Pada kasus besi(II):

Pada kasus besi(III):

Pada kasus besi(II):


Besi sangat mudah di oksidasi pada kondisi yang bersifat basa.
Oksigen di udara mengoksidasi endapan besi (II) hidroksida menjadi
besi(III) hidroksida terutama pada bagian atas tabung reaksi. Warna endapan
yang menjadi gelap berasal dari efek yang sama.

Pada kasus besi (III):


Reaksi ion besi dengan larutan amonia
Amonia dapat berperan sebagai basa atau ligan.

Pada kasus besi(III):

Logam Besi bereaksi dengan larutan asam klorida menghasilkan gas


hidrogen. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
Fe(s) + 2 H+(aq) ——> Fe2+(aq) + H2(g)
Larutan asam sulfat pekat dapat mengoksidasi logam Besi menjadi ion Fe 3+.
Sementara
larutan asam nitrat pekat akan membentuk lapisan oksida Fe3O4 yang dapat
menghambat reaksi lebih lanjut. Umumnya, Besi dijumpai dalam bentuk senyawa
dengan tingkat oksidasi +2 dan +3. Beberapa contoh senyawa Besi (II) antara lain
FeO (hitam), FeSO4. 7H2O (hijau), FeCl2 (kuning), dan FeS (hitam). Ion Fe2+
dapat dengan mudah teroksidasi menjadi ion Fe3+ bila terdapat gas oksigen yang
cukup dalam larutan Fe2+. Sementara itu, senyawa yang mengandung ion Besi (III)
adalah Fe2O3 (coklat-merah) dan FeCl3 (coklat).

Kobalt (Co)
Reaksi ion heksaaquokobal(II) dengan ion hidroksida
Ion hidroksida dapat menghilangkan ion hidrogen dari ligan air dan
kemudian melekat ke ion kobal. Setelah ion hidrogen dihilangkan dari dua
molekul air, maka akan diperoleh kompleks tidak bermuatan - kompleks netral.
Kompleks ini tidak larut dalam air dan terbentuk endapan.

Reaksi-reaksi ion heksaaquo kobalt(II) dengan larutan amonia


Amonia dapat berperan sebagai basa maupun ligan. Dengan jumlah kecil
amonia, ion hidrogen ditarik ion heksaaquo dengan tepat seperti pada kasus
perubahan ion hidroksida menjadi kompleks netral.

Endapan tersebut melarut jika kamu menambahkan amonia berlebih. Amonia


menggantikan air sebagai ligan untuk menghasilkan ion heksaaminkobal(II).

Kromium (Cr)
Reaksi ion heksaaquokrom(III) dengan ion hidroksida
Ion hidroksidadapat menghilangkan ion hidrogen dari ligan air kemudian
didempetkan pada ion krom. ion hidrogen dapat dihilangkan dari tiga molekul air,
maka akan memperoleh kompleks yang tidak bermuatan (komplek netral).
Kompleks netral ini tidak larut dalam air dan endapan terbentuk.

Tetapi proses tidak berhenti sampai disini. Ion hidrogen yang lebih benyak akan
dihilangkan untuk menghasilkan ion seperti [Cr(H2O)2(OH)4]- dan [Cr(OH)6]3-.
Sebagai contoh:

Endapan larut kembali karena ion tersebut larut dalam air. Pada tabung reaksi,
perubahan warna yang terjadi adalah:

Reaksi ion heksaaquokrom(III) dengan larutan amonia


Amonia dapat berperan sebagai basa maupun sebagai ligan. Dengan
jumlah amonia yang sedikit, ion hidrogen tertarik oleh ion heksaaquo seperti
pada kasus ion hidroksida untuk menghasilkan kompleks netral yang sama.

Endapan tersebut larut secara luas jika ditambahkan amonia berlebih (terutama
jika amonianya pekat). Amonia menggantikan air sebagai ligan untuk
menghasilkan ion heksaaminkrom(III).

Mangan (Mn)

Reaksi ion heksaaquomangan(II) dengan ion hidroksida

Ion hidroksida dapat menghilangkan ion hidrogen dari ligan air dan
kemudian melekat pada ion mangan. Setelah ion hidrogen dihilangkan dari dua
molekul air, maka akan dipeeroleh kompleks tidak bermuatan - kompleks netral.
Kompleks netral ini tidak larut dalam air dan terbentuk endapan.
Reaksi ion heksaaquomangan(II) dengan larutan amonia
Amonia dapat berperan sebagai basa maupun sebagai ligan. Pada gambar
dibawah ini, pada konsentrasi laboratorium yang biasa, amonia berperan sebagai
basa - dapat menghilangkan ion hidrogen dari kompleks aquo.

CUPRUM (Cu)
Reaksi ion hekasaquotembaga(II) dengan ion hidroksida
Ion hidroksida menggantikan ion hidrogen dari ligan air dan kemudian
melekat pada ion tembaga. Hal ini dapat dilihat pada persamaan reaksi berikut:

ion heksaaquotembaga(II) dengan larutan amonia membentuk senyawa


kompleks yang memiliki warna tertentu. Dan timbulnya warna tersebut akibat
digantikannya molekul H2O oleh amonia. Hal tersebut dapat dilihat pada reaksi di
bawah ini

Kemudian amonia menggantikan H2O sebagai ligan untuk menghasilkan ion


tetra amin diaquo tembaga II. Dengan catatan hanya 4 dari 6 molekul air yang
digantikan. Persamaan reaksinya sebagai berikut:
VI. ALAT DAN BAHAN
1) Alat
 Tabung reaksi 30 buah
 Pembakar spirtus 1 buah
 Pengaduk kaca 1 buah
 Tabung reaksi 3 buah
 Pipet tetes 15 buah
2) Bahan
 Aquades
 Amonia pekat & 2 M
 CoCl2 0,1 M
 CrCl3.6H2O(s) 0,1 M
 CuCl2.2H2O(s)
 Dimethilglioxime (DMG)
 Etanol
 Ethylendiamine
 Butiran ZN / serbuk ZnCl2
 FeCl3(s) 0,1 M
 FeSO4(s) 0,1 M
 Fe(NH3)2SO4 0,1 M
 Fe(NO3) 0,1 M
 HCl 2 M & 12 M
 HNO3 2 M, pekat
 K2Cr2O7(s) 0,1 M
 K4[Fe(CN)6] 0,1 M
 KSCN jenuh
 Ni(NO3)2
 NaOH 0.6M, 1M, 2M, 6M
 Larutan Na2C2O4
 Larutan Na2EDTA
 NiCl2 0,1 M
 NaNO2 jenuh
 MnSO4 0,1 M
 1,10-phenantrolin
 NH4CNS 0,1 M
VII. ALUR PERCOBAAN
Percobaan I: reaksi beberapa ion logam transisi

CrCl3 MnSO4 Fe(NH3)2SO4 FeCl3 CoCl2 NiCl2 CuSO4 ZnCl2


- Diambil 1mL
- Dimasukkan kedalam masing-masing tabung reaksi
- Ditambahkan NaOH 1M tetes demi tetes
- diamati

- pengamatan
Hasil Ditambahkan NaOH 1M berlebih
masing-masing tabung reaksi
- diamati

Hasil pengamatan masing-masing tabung reaksi


CrCl3 MnSO4 Fe(NH3)2SO4 FeCl3 CoCl2 NiCl2 CuSO4 ZnCl2
- Diambil 1mL
- Dimasukkan kedalam masing-masing tabung reaksi
- Ditambahkan amonia 2 M tetes demi tetes
- diamati

Hasil-pengamatan
Ditambahkan amonia 2 M tabung
masing-masing berlebihreaksi
- diamati

Hasil pengamatan masing-masing tabung reaksi


CrCl3 MnSO4 Fe(NH3)2SO4 FeCl3 CoCl2 NiCl2 CuSO4 ZnCl2
- Diambil 1mL
- Dimasukkan kedalam masing-masing tabung reaksi
- Ditambahkan larutan NH4CNS 0,1 M dengan volume yang
sama pada masing-masing tabung reaksi
- Diamati dan dicatat
- Dibandingkan dengan larutan blanko (1mL larutan garam
logam transisi+1mL aquades)

Hasil pengamatan masing-masing tabung reaksi

Percobaan II: pembentukan ion kompleks oleh ion logam transisi dengan
menggunakan ligan bidentat

a. Kompleks Cr (III)

2mL CrCl3
Dimasukkan kedalam tabung reaksi

Ditambahkan sedikit larutan Na2C2O4

Dikocok
Hasil pengamatan
b. Kompleks Fe (II) dan Fe (III)

1mL larutan Fe (II)


Dimasukkan kedalam tabung reaksi

Dicatat warnanya

Ditambahkan 2-3 tetes 1,10 penantrolin


Hasil pengamatan
Diamati dan
perubahan rumus kimia senyawa
warna
2mL FeCl3
Dimasukkan kedalam tabung reaksi

Ditambahkan 2 tetes NH4CNS

Ditambahkan sedikit larutan Na2C2O4

Perubahan
dikocok warna
Ditambahkan
Dicatat warnasedikit
larutanlarutan Na2C2O4
Larutan merah
c. Kompleks kobalt (II)

1mL CoCl2 0,1M 1mL CoCl2 0,1M


Dimasukkan kedalam tabung reaksi Dimasukkan kedalam tabung reaksi
Ditambahkan beberapa tetes larutan Ditambahkan sedikit Na2EDTA
- Dikocok
etilendiamine
- Diamati

Hasil pengamatan
d. Kompleks nikel (II)

1mL Ni (II) 1mL Ni (II) 1mL Ni (II)


- Dimasukkan kedalam - Dimasukkan kedalam - Dimasukkan kedalam
tabung reaksi tabung reaksi tabung reaksi
- Ditambahkan beberapa - Ditambahkan beberapa - Ditambahkan sedikit
tetes etilendiamine tetes dimetil gioxime larutan Na2EDTA
(DMG)
- Diamati - dikocok
- Dicatat
Hasil pengamatan
e. Kompleks Cu (II)

CuSO4.5H2O CuCl2.2H2O

Diletakkan pada kaca arloji

Diamati keadaan fisiknya


Hasil pengamatan

1mL CuSO4 1mL CuSO4


Dimasukkan kedalam tabung reaksi Dimasukkan kedalam tabung reaksi

Diamati warna larutan Diamati warna larutan

Ditambahkan beberapa tetes Ditambahkan beberapa tetes NA2EDTA


etilendiamine Diamati
Percobaan III:perubahan tingkat oksidasi
Dicatat3+
a. Perubahan Fe2+ menjadi
Hasil Fe
pengamatan

1mL FeSO4
Dimasukkan kedalam tabung reaksi

Ditambahkan 2-3 tetes HNO3 pekat

Dipanaskan selama 1-2 menit

Dibiarkan dingin

Hasil pengamatan
Ditambahkan
b. Perubahan Cr6+ larutan
menjadiNaOH
Cr3+ 2M sedikit demi sedikit sampai endapan permanen

diamati
2mL K2Cr2O7
Dimasukkan kedalam tabung reaksi

Dipanaskan

Ditambahkan 1-2 butir Zn

Ditambahkan 1,5mL HCl pekat

Dipanaskan sampai mengalami reduksi


Hasil pengamatan
Diletakkan kedalam rak
Diambil 1mL
diamati
Dimasukkan kedalam tabung reaksi lain
1mL larutan
Ditambahkan tetes demi tetes HNO3 pekat

dikocok
Hasil pengamatan
VIII. HASIL PENGAMATAN

Percobaan I
a. Reaksi Ion Logam Transisi dengan Larutan NaOH
Pengamatan

Rumus Ion
Garam Setelah penambahan Rumus Senyawa Setelah Penambahan
Sebelum Reaksi Kompleks yang
tetes demi tetes NaOH yang terebntuk berlebih NaOH
terbentuk

CrCl3 Larutan berwarna Terdapat endapan biru [Cr(H2O)3(OH)3] Larutan berwarna hijau [Cr(OH)6]3-
biru kehitaman kehijauan

Mn(SO4) Larutan tidak Larutan tidak berwarna, [Mn(H2O)4(OH)2] Larutan tidak berwarna, [Mn(H2O)4(OH)2]
berwarna endapan kuning endapan coklat
kecoklatan

Fe(NH3)2SO4 Larutan berwarna Terdapat endapan [Fe(H2O)4(OH)2] Larutan berwarna [Fe(OH)6]2-


kuning muda kuning kehitaman kuning kehitaman

FeCl3 Larutan berwarna Larutan berwarna [Fe(H2O)3(OH)3] Endapan coklat dan [Fe(H2O)3(OH)3]
kuning kuning, endapan coklat kemerahan

CoCl2 Larutan berwarna Larutan berwarna [Co(H2O)4(OH)2] Larutan tidak berwarna, [Co(H2O)4(OH)2]
merah muda merah muda, endapan
biru endpaan coklat

NiCl2 Larutan berwarna Larutan berwarna hijau [Ni(H2O)4(OH)2] Larutan berwarna hijau [Ni(H2O)4(OH)2]
hijau muda muda, endpan hijau muda, endapan hijau
hablur muda

CuSO4 Larutan berwarna Larutan berwarna biru [Cu(H2O)4(OH)2] Larutan biru muda, [Cu(H2O)4(OH)2]
biru muda muda, endapan biru endapan biru muda
muda

ZnCl2 Larutan tidak Larutan tidak berwarna, [Zn(H2O)4(OH)2] Larutan tidak [Zn(OH)6]4-
berwarna endpan putih hablur berwarna,e ndpan putih

b. Reaksi Ion Logam Transisi dengan Larutan Amonia 2M


Pengamatan

Rumus Ion
Garam Setelah penambahan Rumus Senyawa Setelah Penambahan
Sebelum Reaksi Kompleks yang
tetes demi tetes NH3 yang terebntuk berlebih NH3
terbentuk

CrCl3 Larutan berwarna Terdapat endapan putih [Cr(H2O)3(OH)3] Larutan berwarna hijau [Cr(NH3)6]3+
biru kehitaman tua
Mn(SO4) Larutan tidak Terdapat endapan putih [Mn(H2O)4(OH)2] Larutan tidak berwarna, [Mn(NH3)4]2+
berwarna endapan putih

Fe(NH3)2SO4 Larutan berwarna Larutan berwarna [Fe(H2O)4(OH)2] Larutan berwarna [Fe(NH3)6]2+


kuning muda kuning muda, endapan kuning muda, endapan
hijau tua, jingga hijau tua

FeCl3 Larutan berwarna Larutan berwarna [Fe(H2O)3(OH)3] Larutan berwarna [Fe(NH3)6]3+


kuning kuning, endapan oranye merah kecoklatan

CoCl2 Larutan berwarna Larutan berwarna [Co(H2O)4(OH)2] Larutan berwarna [Co(NH3)6]2+


merah muda merah muda, terdapat merah muda, endapan
endapan putih putih

NiCl2 Larutan berwarna Larutan berwarna hijau [Ni(H2O)4(OH)2] Larutan berwarna biru [Ni(NH3)6]2+
hijau muda muda, endpan putih muda

CuSO4 Larutan berwarna Larutan berwarna biru [Cu(H2O)4(OH)2] Larutan biru muda, [Cu(NH3)4]2+
biru muda muda, endapan biru endapan biru muda
muda

ZnCl2 Larutan tidak Larutan tidak berwarna, [Zn(H2O)4(OH)2] Larutan tidak [Zn(NH3)4]2+
berwarna endpan putih berwarna,e ndpan putih
c. Reaksi Ion Logam Transisi dengan Larutan Amonium Tiosianat 0,1M
Warna larutan Amonium Tiosianayt : Larutan tidak berwarna
Pengamatan
Garam Setelah penambahan tetes demi tetes
Sebelum Reaksi Rumus Ion Kompleks
NH4CNS

CrCl3 Larutan berwarna biru kehitaman Larutan berwarna biru kehitaman -

Mn(SO4) Larutan tidak berwarna Larutan tidak berwarna -

Fe(NH3)2SO4 Larutan berwarna kuning muda Larutan berwarna merah kecoklatan [Fe(SCN)]4+

FeCl3 Larutan berwarna kuning Larutan berwarna merah kecoklatan [Fe(SCN)]3+

CoCl2 Larutan berwarna merah muda Larutan berwarna merah muda -

NiCl2 Larutan berwarna hijau muda Larutan berwarna hijau muda -

CuSO4 Larutan berwarna biru muda Larutan berwarna hijau muda [Cu(SCN)]4+

ZnCl2 Larutan tidak berwarna Larutan tidak berwarna -


Blanko untuk Percobaan Reaksi Garam Transisi dengan Amonium Tiosinat
Pengamatan
Garam Setelah penambahan tetes demi tetes
Sebelum Reaksi
NH4CNS

CrCl3 Larutan berwarna biru kehitaman Larutan berwarna biru kehitaman

Mn(SO4) Larutan tidak berwarna Larutan tidak berwarna

Fe(NH3)2SO4 Larutan berwarna kuning muda Larutan berwarna merkuning pudar (-)

FeCl3 Larutan berwarna kuning Larutan berwarna kuning (-)

CoCl2 Larutan berwarna merah muda Larutan berwarna merah muda (-)

NiCl2 Larutan berwarna hijau muda Larutan berwarna hijau muda (-)

CuSO4 Larutan berwarna biru muda Larutan berwarna biru muda (-)

ZnCl2 Larutan tidak berwarna Larutan tidak berwarna


Percobaan II

a. Kompleks Cr(III)
Warna padatan CrCl3.6H2O : Kristal berwarna hijau
Warna larutan CrCl3.6H2O : larutan biru kehitaman

Warna reagen yang Rumus ion kompleks yang


Reagen yang ditambahkan Pengamatan setelah reaksi
ditambahkan terbentuk

Larutan berwarna biru


Na2C2O4(s) Larutan tidak berwarna [Cr(C2O4)3]-3(aq)
kehitaman (+++)

Struktur ion kompleks :


O O 3-

-
O O-

-O O
Cr

-O O- -O O

O O
[Cr(C2O4) 3]3-
b. Kompleks Fe(II)
Warna padatan ferro sulfat : putih kekuningan
Warna larutan ferro sulfat : larutan berwarna kuning muda

Pengamatan
Garam Setelah penambahan Kristal 1,10
Rumus ion kompleks yang terbentuk
phenantroline

FeSO4 Larutan berwarna jingga [Fe(1,10-phenanthroline)3]+2

Struktur ion kompleks :


c. Kompleks Fe(III)
Warna padatan FeCl3 : Kristal berwarna kuning
Warna larutan FeCl3 : larutan berwarna kuning

Pengamatan

Setelah Rumus ion


Larutan Garam Setelah penambahan tetes Rumus ion kompleks yang
penambahan kompleks yang
demi tetes NH4CNS terbentuk
Na2C2O4 terbentuk

Larutan berwarna merah Larutan berwarna


FeCl3 [Fe(CNS)6]+3 [Fe(C2O4)]
bata (++) merah kecoklatan

Setelah penambahan NH4CNS berlebih warna larutan : merah kecoklatan

Struktur ion kompleks:


d. Kompleks Co(II)
Warna padatan CoCl2 : merah jambu
Warna larutan CoCl2 : berwarna merah muda

Warna reagen yang Rumus ion kompleks yang


Reagen yang ditambahkan Pengamatan
ditambahkan terbentuk

Ethylendiamin Larutan tidak berwarna Larutan berwarna jingga [Co(en)2]2+


Larutan Na2EDTA Larutan tidak berwarna Larutan berwarna merah muda [Co(EDTA)2]2+

Struktur ion kompleks :

[Co(en)2]2+ [Co(EDTA)2]2+
e. Kompleks Ni(II)
Warna padatan Ni(NO3)2 : Kristal berwarna hijau tua
Warna larutan Ni(NO3)2 : larutan berwarna hijau muda

Warna reagen yang


Reagen yang ditambahkan Pengamatan setelah reaksi Rumus ion kompleks
ditambahkan

Ethylendiamin Larutan tidak berwarna Larutan berwarna biru(+) [Ni(en)3]2+

Larutan berwarna merah jambu


Dimethyl glioksime Larutan tidak berwarna [Ni(DMG)2]2+
dan endapan

Larutan berwarna biru muda (+


Larutan Na2EDTA Larutan tidak berwarna [Ni(EDTA)2]2+
+)

Struktur ion kompleks :


NH2
H2 N 2+
H 2N

Ni
NH2

H 2N
NH 2

[Ni(en)3]2+

[Ni(DMG)2]2+
f. Kompleks Cu(II) [Ni(EDTA)2]2+
Warna CuSO4.5H2O : Kristal berwarna biru
Warna CuCl2.2H2O : larutan berwarna biru muda

Warna reagen yang


Reagen yang ditambahkan Pengamatan setelah reaksi Rumus ion kompleks
ditambahkan

Ethylendiamin Larutan tidak berwarna Larutan berwarna biru (++) [Cu(en)3]2+

Larutan berwarna biru muda


Larutan Na2EDTA Larutan tidak berwarna [Cu(EDTA)]2+
(+)

Struktur ion kompleks :


NH2
H2 N 2+
H 2N

Cu
NH2

H 2N
NH 2

[Cu(EDTA)2]2+
[Cu(en)3]2+

Perubahan III : perubahan tingkat oksidasi

a. Perubahan Fe2+menjadi Fe3+


Warna padatan ferro sulfat : Kristal berwarna hijau
Warna larutan ferro sulfat : larutan kuning muda

Rumus ion kompleks yang terbentuk/


Perlakuan Pengamatan
reaksi yang terjadi

Tidak terjadi perubahan yang signifikan Fe2+(aq) + HNO3(aq) + 3H+ → Fe3+ +


Penambahan HNO3 pekat 3 tetes
Larutan tetap berwarna kuning NO(g) + 2H2O(l)

Setelah dipanaskan 1-2 menit Larutan berwarna kuning, semakin pekat, Fe2+(aq) → Fe3+ + e-
ada sedikit endapan berwarna jingga

Setelah didinginkan Tidak terjadi perubahan yang signifikan

[Fe(H2O)6]3+(aq) + NaOH(aq) →
Penambahan larutan NaOH 2 M Timbul endapan coklat kekuningan 6 tetes
[Fe(H2O)6(OH)3](s)

b. Perubahan Cr6+menjadi Cr3+


Warna padatan K2Cr2O7 : Kristal berwarna jingga kemerahan
Warna larutan K2Cr2O7: larutan jingga

Rumus ion kompleks yang terbentuk/


Perlakuan Pengamatan
reaksi yang terjadi

Pemanasan - [Cr2O7-2]

Larutan berubah menjadi kuning 3Zn(s) + Cr2O7-2(aq) + 14H+(aq) → 3Zn2+


Penambahan bijih Zn
kehitaman dan endapan Zn (aq) + 2Cr3+(aq) + 7H2O

Penambahan HCl pekat Zn larut demi sedikit, warna larutan hijau Cr3+ + 2HCl → CrCl3(aq) + H2(g)
tua (++), gelembung gas disertai tabung
terasa hangat

Zn larut, warna larutan berubah menjadi


Pemanasan [Cr(H2O)3Cl2]+
hijau tua (+++)

Penambahan HNO3 setelah perubahan Warna larutan menjadi hijau tosca pudar K2Cr2O7(aq) + 14HCl → 2Cr3+ + 3Cl2 +
warna akhir setelah 3 tetes (+) 2K+ + Cl- + 7H2O(l)
IX. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Pada percobaan ini yang berjudul reaksi-reaksi ion logam transisi tujuannya
yaitu untuk mempelajari reaksi-reaksi garam logam transisi, mengenal
pembentukan ion kompleks logam transisi, dan mengamati perubahan warna
karena perubahan bilangan oksidasi dari senyawa logam transisi. Pada percobaan
ini dibagi menjadi 3 sub percobaan, yaitu :

1. Percobaan I: Reaksi Beberapa Ion Logam Transisi


Pada percobaan 1 ini merupakan reaksi beberapa ion logam transisi,
pada percobaan ini tujuannya yaitu untuk mengetahui reaksi yang terjadi pada
ion logam transisi serta mengetahui reaksi yang terjadi dalam bentuk garam
menggunakan beberapa pereaksi yaitu NaOH, amonia dan amonium tiosianat.
Pada percobaan ini adapun larutan garam yang digunakan, yaitu larutan CrCl 3
merupakan larutan berwarna biru kehitaman, larutan MnSO4 yang merupakan
larutan tidak berwarna, larutan Fe(NH3)2SO4 merupakan larutan berwarna
kuning muda, larutan FeCl3 merupakan larutan kuning, CoCl2 merupakan
larutan merah muda, larutan NiCl2 merupakan larutan hijau muda, larutan
CuSO4 merupaka larutan biru muda dan larutan ZnCl 2 merupakan larutan
tidak berwarna. Dari 8 larutan tersebut merupakan berkonsentrasi 0,1 M.
Berikut penjelasan analisis reaksi ion logam transisi dengan direaksikan
pereaksi NaOH, amonia dan amonium tiosianat.
a. Reaksi dengan NaOH
Pada percobaan ini yaitu mereaksikan ion logam tranisi dengan
larutan NaOH 1 M yang merupakan larutan tidak berwarna. Pada reaksi
penambahan NaOH ini merupakan jenis reaksi hidroksokompleks
(hidroksida amfoter). Hidroksida amfoter yang terbentuk berupa endapan
dari hidroksida logam, sedangkan pembentukan hidroksokompleks
ditandai dengan larutnya kembali endapan dari penambahan basa berlebih
(NaOH berlebih pada percobaan ini). Sehingga pada percobaan ini akan
mnunjukkan hidroksida logam transisi dan hidroksokompleks yang dari 8
larutan sampel tersebut jika direaksikan dengan NaOH. Pada percobaan ini
setiap larutan sampel diambil 1 ml atau setara dengan 20 tetes, kemudian
dimasukkan masing-masing 8 tabung reaksi.
a) Garam CrCl3
Pada garam CrCl3 yang merupakan larutan berwarna biru
kehitaman 0,1 M dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian
ditambahkan 1 tetes larutan NaOH 1 M yang merupakan larutan tidak
berwarna. Sehingga menghasilkan larutan berwarna hijau tua dan
endapan berwarna biru kehijauan. Endapan yang terbentuk merupakan
hidroksida amfoter. Pada endapan ini merupakan senyawa kompleks
[Cr(H2O)3(OH)3]. Berikut reaksi yang terjadi sehingga terbentuk
senyawa kompleks [Cr(H2O)3(OH)3] :
[Cr(H2O)6]3+ (aq) + OH- → [Cr(H2O)5(OH)]2+ (aq)
[Cr(H2O)5(OH)]2+ (aq) + OH- → [Cr(H2O)4(OH)2]+ (aq)
[Cr(H2O)4(OH)]+ (aq) + OH- → [Cr(H2O)3(OH)3] (s)
Kemudian larutan berwarna hijau tua dan adanya endapan biru
kehijauan tersebut ditambahkan kembali larutan NaOH 1 M sebanyak 7
tetes sehingga endapan hilang dan larutan menjadi berwarna hijau.
Endapan yang larut merupakan menandakan bahwa telah terjadi
pembentukan hidroksokompleks [Cr(OH)6]3-. Pembentukan
hidroksokompleks ini dapat dilihat dari reaksi sebagai berikut :
[Cr(H2O)3(OH)3] (s) + OH- [Cr(H2O)2(OH)4]- (aq)
[Cr(H2O)2(OH)4]- (aq) + OH- [Cr(OH)6]3- (aq)
Hasil penambahan NaOH 1 M terhadap larutan CrCl3 dan penambahan
NaOH berlebih dapat dilihat gambar sebagai berikut :

Penambahan
Penambahan NaOH berlebih
NaOH

[Cr(H2O)6]3+ [Cr(H2O)3(OH)3] [Cr(OH)5]3-


b) Garam Mn(SO4)
Pada garam Mn(SO4) yang merupakan larutan tidak berwarna 0,1
M dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 1 tetes
larutan NaOH 1 M yang merupakan larutan tidak berwarna. Sehingga
menghasilkan larutan tidak berwarna dan endapan kuning kecoklatan.
Endapan yang terbentuk merupakan hidroksida amfoter. Pada endapan
ini merupakan senyawa kompleks [Mn(H2O)4(OH)2]. Berikut reaksi
yang terjadi sehingga terbentuk senyawa kompleks [Mn(H2O)4(OH)2] :
[Mn(H2O)6]2+ (aq) + OH- [Mn(H2O)5(OH)]+ (aq)
[Mn(H2O)5(OH)]+ (aq) + OH- [Mn(H2O)4(OH)2] (s)
Kemudian larutan tersebut ditambahkan kembali larutan NaOH 1
M sebanyak 7 tetes dan menghasilkan endapan yang bertambah
(endapan tidak larut) yaitu berwarna coklat dan larutan tidak berwarna.
Endapan yang tidak larut menunjukkan bahwa logam Mn jika
direaksikan dalam reagen alkali berlebih endapan tidak larut sehingga
terbentuk kompleks [Mn(H2O)3(OH)3]-. Jika endapan dapat larut
sempurna, maka akan terbentuk hidroksokompleks
[Mn(H2O)2(OH)4]2-.Pembentukan kompleks [Mn(H2O)3(OH)3]- ini dapat
dilihat dari reaksi sebagai berikut :
[Mn(H2O)4(OH)2] (s) OH-[Mn(H2O)3(OH)3]-(s)
Hasil penambahan NaOH 1 M terhadap larutan Mn(SO4) dan
penambahan NaOH berlebih dapat dilihat gambar sebagai berikut :

Penambahan
Penambahan NaOH berlebih
NaOH

[Mn(H2O)6]2+ [Mn(H2O)4(OH)2] [Mn(H2O)3(OH)3]-

c) Garam Fe(NH3)4SO4
Pada garam Fe(NH3)4SO4) yang merupakan larutan berwarna
kuning muda 0,1 M dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian
ditambahkan 1 tetes larutan NaOH 1 M yang merupakan larutan tidak
berwarna. Sehingga menghasilkan larutan berwarna kuning pudar dan
endapan kuning kehitaman. Endapan yang terbentuk merupakan
hidroksida amfoter. Pada endapan ini merupakan senyawa kompleks
[Fe(H2O)4(OH)2]. Berikut reaksi yang terjadi sehingga terbentuk
senyawa kompleks [Fe(H2O)4(OH)2]:
[Fe(H2O)6]2+ (aq) + OH- [Fe(H2O)5(OH)]+ (aq)
[Fe(H2O)5(OH)]+ (aq) + OH- [Fe(H2O)4(OH)2] (s)
Kemudian larutan berwarna kuning pudar dan adanya endapan
kuning kehitaman tersebut ditambahkan kembali larutan NaOH 1 M
sebanyak 7 tetes sehingga endapan hilang dan larutan menjadi berwarna
kunig kehitaman. Endapan yang larut merupakan menandakan bahwa
telah terjadi pembentukan hidroksokompleks [Fe(OH)6]2-. Pembentukan
hidroksokompleks ini dapat dilihat dari reaksi sebagai berikut :
[Fe(H2O)4(OH)2] (s) OH- [Fe(H2O)(OH)5]3-(aq)
[Fe(H2O)(OH)5]3- (aq) OH- [Fe(OH)6]2-(aq)
Hasil penambahan NaOH 1 M terhadap larutan Fe(NH3)4SO4 dan
penambahan NaOH berlebih dapat dilihat gambar sebagai berikut :

Penambahan
Penambahan NaOH berlebih
NaOH

[Fe(H2O)6]2+ [Fe(H2O)4(OH)2] [Fe(OH)6]2-


d) Garam FeCl3
Pada garam FeCl3 yang merupakan larutan berwarna kuning 0,1 M
dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 1 tetes
larutan NaOH 1 M yang merupakan larutan tidak berwarna. Sehingga
menghasilkan larutan berwarna kuning dan endapan coklat. Endapan
yang terbentuk merupakan hidroksida amfoter. Pada endapan ini
merupakan senyawa kompleks [Fe(H2O)4(OH)2]+. Berikut reaksi yang
terjadi sehingga terbentuk senyawa kompleks [Fe(H2O)4(OH)2]+:
[Fe(H2O)6]3+ (aq) + OH- [Fe(H2O)5(OH)]2+ (aq)
[Fe(H2O)5(OH)]2+ (aq) + OH- [Fe(H2O)4(OH)2]+ (s)
Kemudian larutan tersebut ditambahkan kembali larutan NaOH 1
M sebanyak 7 tetes dan menghasilkan endapan yang bertambah
(endapan tidak larut) yaitu berwarna coklat kemerahan dan larutan
berwarna kuning. Endapan yang tidak larut menunjukkan bahwa logam
Fe jika direaksikan dalam reagen alkali berlebih endapan tidak larut
sehingga terbentuk kompleks [Fe(H2O)2(OH)4]-. Jika endapan dapat
larut sempurna, maka akan terbentuk hidroksokompleks [Fe(H2O)
(OH)5]2-. Pembentukan kompleks [Fe(H2O)2(OH)4]- ini dapat dilihat dari
reaksi sebagai berikut :
[Fe(H2O)3(OH)3] (s) + OH- [Fe(H2O)2(OH)4]- (s)
Hasil penambahan NaOH 1 M terhadap larutan FeCl3 dan penambahan
NaOH berlebih dapat dilihat gambar sebagai berikut :

Penambahan
Penambahan NaOH berlebih
NaOH
[Fe(H2O)6]3+ [Fe(H2O)3(OH)3] [Fe(H2O)2(OH)4]-

e) Garam CoCl2
Pada garam CoCl2 yang merupakan larutan berwarna merah muda
0,1 M dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 1
tetes larutan NaOH 1 M yang merupakan larutan tidak berwarna.
Sehingga menghasilkan larutan berwarna merah muda dan endapan
biru. Endapan yang terbentuk merupakan hidroksida amfoter. Pada
endapan ini merupakan senyawa kompleks [Co(H2O)4(OH)2]. Berikut
reaksi yang terjadi sehingga terbentuk senyawa kompleks
[Co(H2O)4(OH)2]:
[Co(H2O)6]3+ (aq) + OH- [Co (H2O)5(OH)]2+ (aq)
[Co (H2O)5(OH)]2+ (aq) + OH- [Co(H2O)4(OH)2]+ (s)
Kemudian larutan tersebut ditambahkan kembali larutan NaOH 1
M sebanyak 7 tetes dan menghasilkan endapan yang bertambah
(endapan tidak larut) yaitu berwarna coklat dan larutan tidak berwarna.
Endapan yang tidak larut menunjukkan bahwa logam Co jika
direaksikan dalam reagen alkali berlebih endapan tidak larut sehingga
terbentuk kompleks [Co(H2O)3(OH)3]. Jika endapan dapat larut
sempurna, maka akan terbentuk hidroksokompleks [Co(H2O)2(OH)4]-.
Pembentukan kompleks [Co(H2O)3(OH)3] ini dapat dilihat dari reaksi
sebagai berikut :
[Co(H2O)4(OH)2]+ (aq) + OH- [Co(H2O)3(OH)3] (s)
Hasil penambahan NaOH 1 M terhadap larutan CoCl2 dan penambahan
NaOH berlebih dapat dilihat gambar sebagai berikut :

Penambahan
Penambahan NaOH berlebih
NaOH

[Co(H2O)6]2+ [Co(H2O)4(OH)2]+ [Co(H2O)3(OH)3]

f) Garam NiCl2
Pada garam NiCl2 yang merupakan larutan berwarna hijau muda
0,1 M dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 1
tetes larutan NaOH 1 M yang merupakan larutan tidak berwarna.
Sehingga menghasilkan larutan berwarna hijau muda dan endapan hijau
hablur. Endapan yang terbentuk merupakan hidroksida amfoter. Pada
endapan ini merupakan senyawa kompleks [Ni(H2O)4(OH)2].Berikut
reaksi yang terjadi sehingga terbentuk senyawa kompleks
[Ni(H2O)4(OH)2] :
[Ni(H2O)6]2+ (aq) + OH- [Ni(H2O)5(OH)]+ (aq)
[Ni(H2O)5(OH)]+ (aq) + OH- [Ni(H2O)4(OH)2] (s)
Kemudian larutan tersebut ditambahkan kembali larutan NaOH 1
M sebanyak 7 tetes dan menghasilkan endapan yang bertambah
(endapan tidak larut) yaitu berwarna hijau muda dan larutan berwarna
hijau muda. Endapan yang tidak larut menunjukkan bahwa logam Ni
jika direaksikan dalam reagen alkali berlebih endapan tidak larut
sehingga terbentuk kompleks [Ni(H2O)3(OH)3]-. Jika endapan dapat
larut sempurna, maka akan terbentuk hidroksokompleks
[Ni(H2O)2(OH)4]2-. Pembentukan kompleks [Ni(H2O)3(OH)3]- ini dapat
dilihat dari reaksi sebagai berikut :
[Ni(H2O)4(OH)2] (s) OH-[Ni(H2O)3(OH)3]-(s)
Hasil penambahan NaOH 1 M terhadap larutan NiCl2 dan penambahan
NaOH berlebih dapat dilihat gambar sebagai berikut :

Penambahan
Penambahan NaOH berlebih
NaOH

[Ni(H2O)6]2+ [Ni(H2O)4(OH)2] [Ni(H2O)3(OH)3]-

g) Garam CuSO4
Pada garam CuSO4 yang merupakan larutan berwarna biru muda
0,1 M dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 1
tetes larutan NaOH 1 M yang merupakan larutan tidak berwarna.
Sehingga menghasilkan larutan berwarna biru muda dan endapan biru
muda. Endapan yang terbentuk merupakan hidroksida amfoter. Pada
endapan ini merupakan senyawa kompleks [Cu(H2O)4(OH)2]. Berikut
reaksi yang terjadi sehingga terbentuk senyawa kompleks
[Cu(H2O)4(OH)2] :
[Cu(H2O)6]2+ (aq) + OH- [Cu(H2O)5(OH)]+ (aq)
[Cu(H2O)5(OH)]+ (aq) + OH- [Cu(H2O)4(OH)2] (s)
Kemudian larutan tersebut ditambahkan kembali larutan NaOH 1
M sebanyak 7 tetes dan menghasilkan endapan yang bertambah
(endapan tidak larut) yaitu berwarna biru muda dan larutan berwarna
biru muda. Endapan yang tidak larut menunjukkan bahwa logam Cu
jika direaksikan dalam reagen alkali berlebih endapan tidak larut
sehingga terbentuk kompleks [Cu(H2O)3(OH)3]-. Pembentukan
kompleks [Cu(H2O)3(OH)3]- ini dapat dilihat dari reaksi sebagai berikut:
[Cu(H2O)4(OH)2] (s) OH-[Cu(H2O)3(OH)3]-(s)
Hasil penambahan NaOH 1 M terhadap larutan CuSO4 dan penambahan
NaOH berlebih dapat dilihat gambar sebagai berikut :

Penambahan
Penambahan NaOH berlebih
NaOH

[Cu(H2O)6]2+ [Cu(H2O)4(OH)2] [Cu(H2O)3(OH)3]-

h) Garam ZnCl2
Pada garam ZnCl2 yang merupakan larutan tidak berwarna 0,1 M
dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 1 tetes
larutan NaOH 1 M yang merupakan larutan tidak berwarna. Sehingga
menghasilkan larutan tidak berwarna berwarna kuning pudar dan
hablur/endapan berwarna putih. Endapan yang terbentuk merupakan
hidroksida amfoter. Pada endapan ini merupakan senyawa kompleks
[Zn(H2O)4(OH)2]. Berikut reaksi yang terjadi sehingga terbentuk
senyawa kompleks [Zn(H2O)4(OH)2]:
[Zn(H2O)6]2+ (aq) + OH- [Zn(H2O)5(OH)]+ (aq)
[Zn(H2O)5(OH)]+ (aq) + OH- [Zn(H2O)4(OH)2](s)
Kemudian larutan berwarna kuning pudar dan adanya endapan
kuning kehitaman tersebut ditambahkan kembali larutan NaOH 1 M
sebanyak 7 tetes sehingga endapan hilang dan larutan tidak berwarna.
Endapan yang larut merupakan menandakan bahwa telah terjadi
pembentukan hidroksokompleks [Zn(OH)6]4-. Pembentukan
hidroksokompleks ini dapat dilihat dari reaksi sebagai berikut :
[Zn(H2O)4(OH)2] (s) + OH- [Zn(H2O)3(OH)3]- (aq)
[Zn(H2O)3(OH)3]- (aq) + OH- [Zn(H2O)2(OH)4]2- (aq)
[Zn(H2O)2(OH)4]2- (aq) + OH- [Zn(H2O)(OH)5]3- (aq)
[Zn(H2O)(OH)5]3- (aq) + OH- [Zn(OH)6]4- (aq)
Hasil penambahan NaOH 1 M terhadap larutan ZnCl 2 dan penambahan
NaOH berlebih dapat dilihat gambar sebagai berikut :

Penambahan
Penambahan NaOH berlebih
NaOH

[Zn(H2O)6]2+ [Zn(H2O)4(OH)2] [Zn(OH)6]4-

b. Reaksi dengan NH4OH


Pada percobaan ini yaitu mereaksikan ion logam tranisi dengan larutan
ammonia 2 M yang merupakan larutan tidak berwarna. Pada reaksi
penambahan ammonia ini merupakan jenis reaksi kompleks amina. Hasil
percobaan ini akan menunjukkan hidroksokompleks transisi. Hidroksida
amfoter yang terbentuk berupa endapan dari hidroksida logam, sedangkan
pembentukan hidroksokompleks ditandai dengan larutnya endapan dari
penambahan amonia berlebih. Sehingga pada percobaan ini akan
mnunjukkan hidroksida logam transisi yang bersifat amfoter dari 8 larutan
sampel tersebut. Pada percobaan ini setiap larutan sampel diambil 1 ml
atau setara dengan 20 tetes, kemudian dimasukkan masing-masing 8
tabung reaksi. Prinsip dasar reaksi pada percobaan ini adalah :
[M(H2O)6]2+ + 2NH3 [M(H2O)4(OH)2] + 2NH4+

[M(H2O)4(OH)2] + 4NH3 [M(NH3)4(H2O)2]2+

[M(H2O)6]3+ + 3NH3 [M(H2O)3(OH)3] + 3NH4+

[M(H2O)3(OH)3] + 6NH3 [M(NH3)6]3+


i) Garam CrCl3
Pada garam CrCl3 yang merupakan larutan biru kehitaman 0,1 M
dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan dengan 2
tetes NH4OH 2M yang merupakan larutan tidak berwarna, menghasilkan
endapan berwarna putih. Endapan yang terbentuk merupakan suatu
hidroksida amfoter [Cr(H2O)3(OH)3]. Pembentukan hidroksida
[Cr(H2O)3(OH)3] dapat dilihat pada reaksi yang terjadi adalah:
[Cr(H2O)6]3+ + NH3 [Cr(H2O)5(OH)]2+ + NH4+

[Cr(H2O)5(OH)]2+ + NH3 [Cr(H2O)4(OH)2]+ + NH4+

[Cr(H2O)4(OH)2]+ + NH3 [Cr(H2O)3(OH)3] + NH4+


Selanjutnya ditambah 7 tetes ammonia berlebih, sehingga
menghasilkan larutan berwarna hijau tua dan andanya endapan hijau
kehitaman. Larutan yang sedikit jernih menandakan bahwa sudah terjadi
pembentukan hidroksokompleks [Cr(NH3)6]3+. Pembentukan [Cr(NH3)6]3+
dapat dilihat dari reaksi yang terjadi adalah:
[Cr(H2O)3(OH)3] + NH3 [Cr(H2O)2(NH3)4]+

[Cr(H2O)2(NH3)4]+ + NH3 [Cr(H2O)(NH3)5]2+

[Cr(H2O)(NH3)5]2+ + NH3 [Cr(NH3)6]3+


Hasil penambahan NH4OH 2 M terhadap larutan CrCl3 dan
penambahan NH4OH berlebih dapat dilihat gambar sebagai berikut :

Penambahan
Penambahan NH4OH
NH4OH berlebih

[Cr(H2O)6]3+ [Cr(H2O)3(OH)3] [Cr(NH3)6]3+


j) Garam MnSO4
Pada garam MnSO4 yang merupakan larutan tidak berwarna 0,1 M
dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan dengan 2
tetes NH4OH 2M yang merupakan larutan tidak berwarna, menghasilkan
endapan berwarna putih. Endapan yang terbentuk merupakan suatu
hidroksida amfoter [Mn(H2O)4(OH)2]. Pembentukan hidroksida
[Mn(H2O)4(OH)2] dapat dilihat pada reaksi yang terjadi adalah:
[Mn(H2O)6]2+ + NH3 [Mn(H2O)5(OH)]+ + NH4+

[Mn(H2O)5(OH)]+ + NH3 [Mn(H2O)4(OH)2] + NH4+


Selanjutnya ditambah 7 tetes ammonia berlebih, sehingga
menghasilkan larutan tidak berwarna dan anyanya endapan putih. Larutan
yang yang lebih jernih dari sebelumnya menandakan bahwa sudah terjadi
pembentukan hidroksokompleks [Mn(NH3)4(H2O)2]2+. Pembentukan
[Mn(NH3)4(H2O)2]2+ dapat dilihat dari reaksi yang terjadi adalah:
[Mn(H2O)4(OH)2] + NH3 [Mn(NH3)3(H2O)3]+

[Mn(NH3)3(H2O)3]+ + NH3 [Mn(NH3)4(H2O)2]2+


Hasil penambahan NH4OH 2 M terhadap larutan MnSO4 dan
penambahan NH4OH berlebih dapat dilihat gambar sebagai berikut :

Penambahan
Penambahan NH4OH
NH4OH berlebih

[Mn(H2O)6]2+ [Mn(H2O)4(OH)2] [Mn(NH3)4(H2O)2]2+


k) Garam Fe(NH3)4SO4
Pada garam Fe(NH3)4SO4 yang merupakan larutan berwarna kuning
muda 0,1 M dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan
dengan 4 tetes NH4OH 2M yang merupakan larutan tidak berwarna,
menghasilkan endapan berwarna hijau tua jingga. Endapan yang terbentuk
merupakan suatu hidroksida amfoter [Fe(H2O)4(OH)2]. Pembentukan
hidroksida [Fe(H2O)4(OH)2] dapat dilihat pada reaksi yang terjadi adalah:
[Fe(H2O)6]2+ + NH3 [Fe(H2O)5(OH)]+ + NH4+

[Fe(H2O)5(OH)]+ + NH3 [Fe(H2O)4(OH)2] + NH4+


Selanjutnya ditambah 7 tetes ammonia berlebih, sehingga
menghasilkan larutan berwarna kuning muda dan anyanya endapan hijau
tua. Endapan yang ada lebih sedikit dari pada sebelumnya, hal ini
menandakan bahwa sudah terjadi pembentukan hidroksokompleks
[Fe(NH3)6]3+. Pembentukan [Fe(NH3)6]3+ dapat dilihat dari reaksi yang
terjadi adalah:
[Fe(H2O)4(OH)2] + NH3 [Fe(NH3)3(H2O)3]+

[Fe(NH3)3(H2O)3]+ + NH3 [Fe(NH3)4(H2O)2]2+


[Fe(NH3)4(H2O)2] 2+ + NH3 [Fe(NH3)5(H2O)]3+

[Fe(NH3)5(H2O)] 3+ + NH3 [Fe(NH3)6]4+


Hasil penambahan NH4OH 2 M terhadap larutanFe(NH3)2SO4 dan
penambahan NH4OH berlebih dapat dilihat gambar sebagai berikut :

Penambahan
Penambahan NH4OH
NH4OH berlebih

[Fe(H2O)6]2+ [Fe(H2O)4(OH)2] [Fe(NH3)6]4+


l) Garam FeCl3
Pada garam FeCl3 yang merupakan larutan berwarna kuning 0,1 M
dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan dengan 4
tetes NH4OH 2M yang merupakan larutan tidak berwarna, menghasilkan
endapan berwarna oranye dan larutan berwarna kuning. Endapan yang
terbentuk merupakan suatu hidroksida amfoter [Fe(H2O)3(OH)3].
Pembentukan hidroksida [Fe(H2O)3(OH)3] dapat dilihat pada reaksi yang
terjadi adalah:
[Fe(H2O)6]3+ + NH3 [Fe(H2O)5(OH)]2+ + NH4+
[Fe(H2O)5(OH)]2+ + NH3 [Fe(H2O)4(OH)2]+ + NH4+
[Fe(H2O)4(OH)2]+ + NH3 [FeFe(H2O)3(OH)3] + NH4+
Selanjutnya ditambah 7 tetes ammonia berlebih, sehingga
menghasilkan larutan berwarna merah kecoklatan. Endapan yang ada lebih
sedikit dari sebelumnya menandakan bahwa sudah terjadi pembentukan
hidroksokompleks [Fe(NH3)6]3+. Pembentukan [Fe(NH3)6]3+ dapat dilihat
dari reaksi yang terjadi adalah:
[Fe(H2O)3(OH)3] + NH3 [Fe(H2O)2(NH3)4]+

[Fe(H2O)2(NH3)4]+ + NH3 [Fe(H2O)(NH3)5]2+


[Fe(H2O)(NH3)5]2+ + NH3 [Fe(NH3)6]3+
Hasil penambahan NH4OH 2 M terhadap larutan FeCl3 dan
penambahan NH4OH berlebih dapat dilihat gambar sebagai berikut :

Penambahan
Penambahan NH4OH
NH4OH berlebih
[Fe(H2O)6]2+ [FeFe(H2O)3(OH)3] [Fe(NH3)6]3+
m) Garam CoCl2
Pada garam CoCl2 yang merupakan larutan berwarna merah muda 0,1
M dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan dengan 2
tetes NH4OH 2M yang merupakan larutan tidak berwarna, menghasilkan
endapan berwarna putih. Endapan yang terbentuk merupakan suatu
hidroksida amfoter [Co(H2O)4(OH)2]. Pembentukan hidroksida
[Co(H2O)4(OH)2]dapat dilihat pada reaksi yang terjadi adalah:
[Co(H2O)6]3+ + NH3 [Co(H2O)5(OH)]2+ + NH4+
[Co(H2O)5(OH)]2+ + NH3 [Co(H2O)4(OH)2]+ + NH4+
Selanjutnya ditambah 7 tetes ammonia berlebih, sehingga
menghasilkan larutan berwarna merah muda kecoklatan dan endapan
putih. Endapan yang ada lebih sedikit dari sebelumnya menandakan
bahwa sudah terjadi pembentukan hidroksokompleks [Co(NH 3)6]3+.
Pembentukan [Co(NH3)6]3+ dapat dilihat dari reaksi yang terjadi adalah:
[Co(H2O)3(OH)3] + NH3 [Co(H2O)2(NH3)4]+

[Co(H2O)2(NH3)4]+ + NH3 [Co(H2O)(NH3)5]2+


[Co(H2O)(NH3)5]2+ + NH3 [Co(NH3)6]3+
Hasil penambahan NH4OH 2 M terhadap larutan CoCl2 dan
penambahan NH4OH berlebih dapat dilihat gambar sebagai berikut :

Penambahan
Penambahan NH4OH
NH4OH berlebih

[Co(H2O)6]3+ [Co(H2O)3(OH)3] [Co(NH3)6]3+


n) Garam NiCl2
Pada garam NiCl2 yang merupakan larutan berwarna hijau muda 0,1
M dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan dengan 2
tetes NH4OH 2M yang merupakan larutan tidak berwarna, menghasilkan
endapan berwarna putih. Endapan yang terbentuk merupakan suatu
hidroksida amfoter [Ni(H2O)4(OH)2]. Pembentukan hidroksida
[Ni(H2O)4(OH)2] dapat dilihat pada reaksi yang terjadi adalah:
[Ni(H2O)6]2+ + NH3 [Ni(H2O)5(OH)]+ + NH4+
[Ni(H2O)5(OH)]+ + NH3 [Ni(H2O)4(OH)2] + NH4+
Selanjutnya ditambah 7 tetes ammonia berlebih, sehingga
menghasilkan larutan berwarna biru muda. Endapan yang ada lebih
sedikit dari sebelumnya menandakan bahwa sudah terjadi pembentukan
hidroksokompleks [Ni(NH3)6]3+. Pembentukan [Ni(NH3)6]3+ dapat dilihat
dari reaksi yang terjadi adalah:
[CNi(H2O)2(NH3)4]+ + NH3 [Ni(H2O)(NH3)5]2+
[Ni(H2O)(NH3)5]2+ + NH3 [Ni(NH3)6]3+
Hasil penambahan NH4OH 2 M terhadap larutan NiCl2 dan
penambahan NH4OH berlebih dapat dilihat gambar sebagai berikut :

Penambahan
Penambahan NH4OH
NH4OH berlebih

[Ni(H2O)6]2+ [Ni(H2O)4(OH)2] [Ni(NH3)6]3+


o) Garam CuSO4
Pada garam CuSO4 yang merupakan larutan berwarna biru muda 0,1
M dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan dengan 2
tetes NH4OH 2M yang merupakan larutan tidak berwarna, menghasilkan
endapan berwarna biru muda. Endapan yang terbentuk merupakan suatu
hidroksida amfoter [Cu(H2O)4(OH)2]. Pembentukan hidroksida
[Cu(H2O)4(OH)2] dapat dilihat pada reaksi yang terjadi adalah:
[Cu(H2O)6]2+ + NH3 [Cu(H2O)5(OH)]+ + NH4+
[Cu(H2O)5(OH)]+ + NH3 [Cu(H2O)4(OH)2] + NH4+
Selanjutnya ditambah 7 tetes ammonia berlebih, sehingga
menghasilkan larutan berwarna biru muda dan endapan biru muda.
Endapan yang ada lebih sedikit dari sebelumnya menandakan bahwa
sudah terjadi pembentukan hidroksokompleks [Cu(NH3)4]2+. Pembentukan
[Cu(NH3)4]2+ dapat dilihat dari reaksi yang terjadi adalah:
[Cu(H2O)4(OH)2] + NH3 [Cu(NH3)3(H2O)3]+
[Cu(NH3)3(H2O)3]+ + NH3 [Cu(NH3)4(H2O)2]2+

[Cu(H2O)2(NH3)4]+ + NH3 [Cu(H2O)(NH3)5]2+


[Cu(H2O)(NH3)5]2+ + NH3 [Cu(NH3)6]3+
Hasil penambahan NH4OH 2 M terhadap larutan CuSO4 dan
penambahan NH4OH berlebih dapat dilihat gambar sebagai berikut :

Penambahan
Penambahan NH4OH
NH4OH berlebih

[Cu(H2O)6]2+ [Cu(NH3)3(H2O)3]+ [Cu(NH3)6]3+


p) Garam ZnCl2
Pada garam ZnCl2 yang merupakan larutan tidak berwarna 0,1 M
dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan dengan 2
tetes NH4OH 2M yang merupakan larutan tidak berwarna, menghasilkan
endapan berwarna putih. Endapan yang terbentuk merupakan suatu
hidroksida amfoter [Zn(H2O)4(OH)2]. Pembentukan hidroksida
[Zn(H2O)4(OH)2] dapat dilihat pada reaksi yang terjadi adalah:
[Zn(H2O)6]2+ + NH3 [Zn(H2O)5(OH)]+ + NH4+
[Zn(H2O)5(OH)]+ + NH3 [Zn(H2O)4(OH)2] + NH4+
Selanjutnya ditambah 7 tetes ammonia berlebih, sehingga
menghasilkan larutan tidak berwarna dan endapan putih. Endapan yang
ada lebih sedikit dari sebelumnya menandakan bahwa sudah terjadi
pembentukan hidroksokompleks [Zn(NH3)4]2+. Pembentukan [Zn(NH3)4]2+
dapat dilihat dari reaksi yang terjadi adalah:
[Zn(H2O)4(OH)2] + NH3 [Zn(NH3)3(H2O)3]+

[Zn(NH3)3(H2O)3]+ + NH3 [Zn(NH3)4(H2O)2]2+

[Zn(H2O)2(NH3)4]+ + NH3 [Zn(H2O)(NH3)5]2+


[Zn(H2O)(NH3)5]2+ + NH3 [Zn(NH3)6]3+
Hasil penambahan NH4OH 2 M terhadap larutan ZnCl 2 dan
penambahan NH4OH berlebih dapat dilihat gambar sebagai berikut :
Penambahan
Penambahan NH4OH
NH4OH berlebih

[Zn(H2O)6]2+ [Zn(H2O)4(OH)2] [Zn(NH3)6]3+


c. Reaksi dengan NH4CNS
Pada percobaan pertama prosedur ketiga ini masing-masing larutan
garam logam transisi diambil 1 mL dan dimasukkan dalam tabung reaksi lalu
ditambahkan 1 mL aquades yang berupa larutan tidak berwarna untuk blanko.
Hal ini bertujuan untuk membedakan kation mana yang membentuk ion
kompleks dengan ion CNS-. Hal ini ditunjukkan dari perubahan warna yang
terjadi pada larutan saat ditambahkan amonium tiosianat.
 LarutanBlanko
Larutan garam logam CrCl3 sebelum ditambahkan aquades larutan
berwarna biru kehitaman, setelah penambahan aquades menjadi berwarna
biru kehitaman (-). Larutan garam logam MnSO4 sebelum ditambahkan
aquades larutan tidak berwarna, setelah penambahan aquades tetap tidak
berwarna. Larutan garam logam Fe(NH3)4SO4 sebelum ditambahkan aquades
larutan berwarna kuning muda, setelah penambahan aquades menjadi
berwarna kuning pudar (-). Larutan garam logam FeCl3 sebelum ditambahkan
aquades larutan berwarna kuning, setelah penambahan aquades menjadi
berwarna kuning (-).Larutan garam logam CoCl3 sebelum ditambahkan
aquades larutan berwarna merah muda, setelah penambahan aquades menjadi
berwarna merah muda (-). Larutan garam logam NiCl2 sebelum ditambahkan
aquades larutan berwarna hijau muda, setelah penambahan aquades menjadi
berwarna hijau (-). Larutan garam logam CuSO4 sebelum ditambahkan
aquades larutan berwarna biru muda, setelah penambahan aquades menjadi
berwarna hijau (-). Larutan garam logam ZnCl2 sebelum ditambahkan
aquades larutan tidak berwarna, setelah penambahan aquades tetap tidak
berwarna. Berikut gambar larutan blanko :
+ aquades

 LarutanUji
a) CrCl3
1 mL larutan CrCl3 berwarna biru kehitaman ditambahkan larutan
NH4CNS tidak berwarna, menghasilkan warna biru kehitaman (+).
Reaksi yang terjadi:
[Cr(H2O)6]3+ + NH4SCN [Cr(SCN)6]3-
b) MnSO4
1 mL larutan MnSO4 tidak berwarna ditambahkan larutan NH4CNS
tidak berwarna, menghasilkan warna tetap tidak berwarna.
Reaksi yang terjadi:
Mn(H2O)6]2+ + NH4SCN [Mn(SCN)6]4-
c) Fe(NH3)4SO4
1 mL larutan Fe(NH3)4SO4 berwarna kuning muda ditambahkan
larutan NH4CNS tidak berwarna, menghasilkan warna merah kecoklatan.
Reaksi yang terjadi:
[Fe(H2O)6]2+ + NH4SCN [Fe(SCN)6]4-
d) FeCl3
1 mL larutan FeCl3berwarna kuning ditambahkan larutan NH4CNS
tidak berwarna, menghasilkan warna merah kecoklatan. Reaksi yang
terjadi:
[Fe(H2O)6]3+ + NH4SCN [Fe(SCN)6]3-
e) CoCl3
1 mL larutan CoCl3 berwarna merah muda ditambahkan larutan
NH4CNS yang tidak berwarna, menghasilkan warna (berubah warna
menjadi) merah muda (+). Reaksi yang terjadi:
[Co(H2O)6]3+ + NH4SCN [Co(SCN)6]4-
f) NiCl2
1 mL larutan NiCl2 berwarna hijau muda jernihditambahkan larutan
NH4CNS tidak berwarna, menghasilkan warna (berubah warna menjadi)
hijau muda (-). Reaksi yang terjadi:
[Ni(H2O)6]2+ + NH4SCN [Ni(SCN)6]4-
g) CuSO4
1 mL larutan CuSO4berwarna biru mudajernihditambahkan larutan
NH4CNS tidak berwarna, menghasilkan warna (berubah warna menjadi)
hijau muda. Reaksi yang terjadi:
[Cu(H2O)6]2+ + NH4SCN [Cu(SCN)6]4-
h) ZnCl2
1 mL larutan ZnCl2 tidak berwarna ditambahkan larutan NH4CNS
tidak berwarna, menghasilkan warna tetap tidak berwarna.
Reaksi yang terjadi:
[Zn(H2O)6]2+ + NH4SCN [Zn(SCN)6]4-
Warna yang dihasilkan pada pembentukan senyawa kompleks yang
terjadi pada kation Cu2+, Fe2+, dan Fe3+dengan anion CNS- dapat
dibandingkan dengan larutan blanko yang telah dibuat. CuSO 4 setelah
ditambahkan NH4CNS, larutan berubah warna dari biru mudajernih
menjadi hijau toskajernih. Sedangkan Fe(NH3)4SO4 dan FeCl3 mngalami
perubahan warna setelah ditambahkan NH4CNS menjadi larutan
Fe(NH3)4SO4darikuningmenjadiberwarna merah bata dan larutan
FeCl3darikuning (+) menjadimerah kecoklatan.
Hal ini menunjukkan perbedaan antara warna yang dihasilkan dengan
NH4CNS dan aquades. Sehingga, semakin menguatkan bahwa dari
delapan larutan garam logam transisi yang telah disiapkan dalam
percobaan yang menunjukkan hasil positif bereaksi dengan ion CNS -
membentuk kompleks adalah kation Cu2+, Fe2+, dan Fe3+. Sedangkan,
untuk kelima larutan garam logam transisi yang lain seperti Mn(SO)4 ,
ZnCl2 , CoCl2 , NiCl2 , CrCl3 tidak mengalami perubahan warna saat
direaksikan dengan NH4CNS atau dapat dikatakan tetap.

2. Percobaan II : Pembentukan Ion Kompleks Oleh Ion Logam Transisi


Pada percobaan ini bertujuan untuk mengenal pembentukan ion kompleks
logam transisi yaitu Cu(II), Fe(II), Fe(III), Co(II), Cr(III), Ni(II) dengan
mengguanakan ligan bidentat. Ligan bidentat, yaitu ligan yang mendonorkan dua
pasang elektronnya kepada logam atau ion logam.Contoh : etyhlendiamine,
NH2CH2CH2NH2.
Pada percobaan ini addanya perubahan warna pada tiap-tiap larutan garam
transisi setelah ditambahkan dengan reagen. Hal ini disebabkan karena ligan
penggantinya bukan hanya monodentat seperti halnya percobaan 1
yangmerupakan ligan asam basa. Pada percobaan 2 ini ligan pengganti
yangdigunakan lebih kompleks yang disebut dengan ligan polidentat.
A. Kompleks Cr (III)
Pada percobaan ini dilakukan dengan cara memasukkan larutan CrCl 3
berwarna biru kehitaman sebanyak 2 mL ke dalam tabung reaksi. Ditambahkan
larutan Na2C2O4 (tidak berwarna) beberapa tetes dan kemudian dikocok
campuran yang telah dihasilkan, sehingga dihasilkan larutan berwarna biru
kehitaman (+++). Warna biru kehitaman yang sangat pekat ini terbentuk
menunjukkan bahwa adanya senyawa kompleks yaitu [Cr(C2O4)3]3-. Berikut
dapat dilihat warna perubahan terjadinya larutan CrCl3 setelah ditambahkan
reagen Na2C2O4 :

Ditambahkan
Na2C2O4

Fungsi penambahan larutan Na2C2O4 adalah sebagai penyedia ligan berupa


ion C2O42- dimana ion tersebut akan menggantikan ion Cl-. Persamaan reaksinya:
CrCl3 (aq) + Na2C2O4(aq) [Cr(C2O4)3]3- (aq) + 2Na+ + 3Cl-
Karena Cr3+ merupakan ion yang stabil dari sederetan tingkat oksidasi pada
logam Cr dan mempunyai bilangan koordinasi 6 serta berada pada orbital d3
yang cenderung menyukai bentuk oktahedral, berikut merupakan struktur
molekulnya sebagai berikut:
O O 3-

-
O O- B. Komple
Cr
-
O O
ks Fe(II)
Pada
-
O O- -
O O percobaan
pembentukan
O O
[Cr(C2O4)3]3- ion Fe (II)
larutan yang digunakan yaitu FeSO4 . Langkah yang dilakukan yaitu larutan
FeSO4 yang merupakan berwarna kuning muda sebanyak 1 mL dimasukkan ke
dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan 3 tetes 1,10 phenanthroline yang
merupakan larutan tidak berwarna, sehingga dihasilkan larutan berwarna jingga.
Senyawa kompleks yang terbentuk adalah [Fe(1,10-phenanthroline) 3]2+ dimana
Fe mendapatkan 3 molekul-. H2O merupakan ligan lemah, dan Fe2+ berada pada
orbital d6 yang menyukai bentuk tetrahedral. Berikut dapat dilihat warna
perubahan terjadinya larutan FeSO4 setelah ditambahkan reagen 1,0
phenanthroline :

Ditambahkan 1,10
phenanthroline

Persamaan reaksinya dapat dilihat sebagai berikut :


FeSO4 (aq) + air + 1,10 Phenanthroline  [Fe(1,10 phenanthroline)3]2+ :

Struktur senyawa kompleks yang terbentuk dan persamaan reaksniya:


2+

N N N

Fe
N
N N

Fe2+ (aq) + 3 (aq)  [Fe (1,10 phenanthroline)3]2+

C. Kompleks Fe(III)
Pada percobaan pembentukan ion Fe (III) larutan yang digunakan yaitu
FeCl3 . Langkah yang dilakukan yaitu larutan encer FeCl 3 yang merupakan
larutan berwarna kuning sebanyak 2 mL dimasukkan ke dalam tabung reaksi,
kemudian ditambahkan dengan larutan NH4CNS yang merupakan larutan tidak
berwarna sebanyak 2 tetes hingga terjadi perubahan warna. Dihasilkan larutan
berwarna merah bata, hal ini menunjukkan telah terbentuk senyawa kompleks
yaitu [Fe(CNS)3]. Lalu ditambahkan sedikit larutan natrium oksalat (Na 2S2O4)
larutan tidak berwarna, sehingga dihasilkan larutan berwarna merah bata.
Perubahan warna tersebut diakibatkan tergantinya ligan CNS - oleh ligan C2O42-.
Setelah itu, ditambahkan lagi larutan NH4CNS berlebih kurang lebih sebanyak 4
tetes dan dihasilkan perubahan warna larutan menjadi berwarna jingga. Hal ini
menunjukkan bahwa ligan CNS- yang merupakan ligan kuat mampu mendesak
dan menggantikan ligan C2O42- untuk berikatan kembali dengan Fe3+. Berikut
dapat dilihat perubahan warna pada gambar dibawah ini :

Ditambahkan NH- Ditambahkan


4CNS Na2C2O4

Persamaan reaksinya sebagai berikut:


[Fe(H2O)4Cl2]Cl + NH4CNS  [Fe(H2O)3(CNS)]2+(aq)+ NH4Cl + 2Cl
[Fe(H2O)3(CNS)]2+ + Na2CaO4 [Fe(H2O)3(CNS)(C2O4)]+(aq) + 2NaCl
D. Kompleks Co(II)
Pada percobaan kompleks Co (II) larutan yang digunakan yaitu CoCl 2.
Langkah yang dilakukan yaitu larutan CoCl2 yang merupakan larutan berwarna
merah muda sebanyak 1 mL dimasukkan kedalam tabung reaksi. Kemudian
ditambahkan dengan 5 tetes reagen ethylendiamin yang merupakan larutan tidak
berwarna, dihasilkan perubahan warna menjadi larutan berwarna jingga.
Perubahan warna ini menunjukkan bahwa terbentuk kompleks yaitu kompleks
[Co(en)3], dengan kobalt sebagai atom pusat dan etilendiamin sebagai ligan,
dalam hal ini etilendiamin merupakan ligan bidentat karena menyumbangkan 2
elektron pada logam dan logam kobalt bermuatan +2. Kompleks yang terbentuk
memiliki bilangan koordinasi sebanyak 6 dan memiliki bentuk koordinasi
oktahedral. Dengan struktur ion kompleks sebagai berikut:

Selanjutnya tabung kedua yaitu larutan CoCl2 0,1 M yang merupakan


larutan berwarna merah muda sebanyak 1 mL dimasukkan kedalam tabung
reaksi. Kemudian ditambahkan dengan 5 tetes larutan Na2EDTA yang
merupakan larutan tidak berwarna, sehingga dihasilkan larutan berwarna merah
muda . Hal ini menunjukkan larutan Na2edta memberikan EDTA sebagai ligan
yang akan berpasangan dengan Co2+. EDTA merupakan ligan kuat yang mampu
menggantikan 2 molekul Cl-. Berikut struktur kompleks yang terbentuk yaitu
kompleks [Co(EDTA)]2+ :

Berikut gambar perubahan warna sebagai beikut :

Ditambahkan
Na2EDTA

Ditambahkan
ethylendiamin

E. Kompleks Ni(II)
Pada percobaan kompleks Ni (II) atau pembentukkan ion Ni 2+ larutan
yang digunakan yaitu NiCl2 yang merupakan larutan berwarna hijau muda
dengan mereaksikan dengan reagen ethylendiamin, dimethyl-glioksime, dan
reagen Na2EDTA, berikut pembahasannya:
a) NiCl2 dengan reagen ethylendiamin
Langkah yang dilakukan yaitu larutan NiCl2 yang merupakan larutan
berwarna hijau muda sebanyak 1 mL dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
Kemudian ditambahkan dengan reagen ethylendiamin yang merupakan larutan
tidak berwarna sebanyak 3 tetes dan dikocok, sehingga dihasilkan larutan
berwarna biru muda. Hal ini menunjukkan terbentuknya ion kompleks
[Ni(en)3]2+, dengan Ni sebagai atom pusat dan etilendiamin sebagai ligan, dalam
hal ini etilendiamin merupakan ligan bidentat karena menyumbangkan 2
elektron pada logam dan logam Nikel bermuatan +2. Kompleks yang terbentuk
memiliki bilangan koordinasi sebanyak 6 dan memiliki bentuk koordinasi
oktahedral. Berikut strukturnya:
NH 2
H 2N 2+
H2 N

Ni
NH 2

H 2N
NH2

[Ni(en) 3]2+
Berikut perubahan warna dapat dilihat pada gmbar dibawah ini:

Ditambahkan
ethylendiamin

b) NiCl2 dengan reagen Dimethylglioksime


Langkah yang dilakukan yaitu larutan NiCl2 berwarna hijau muda
sebanyak 1 mL dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan
dengan reagen Dimethylglioksime atau C4H8N2O2 yang merupakan larutan tidak
berwarna sebanyak 3 tetes dan dikocok, sehingga dihasilkan larutan berwarna
merah jambu dan terdapat endapan. Hal ini menunjukkan telah adanya 2
molekul ligan NO3 digantikan oleh 1 molekuldimetilglioksima (DMG)
membentuk senyawa kompleks yaitu [Ni(DMG)]2-.
Berikut merupakan struktur molekul dari [Ni(DMG)]2-:

Berikut perubahan warna dapat dilihat dari gambar sebagai berikut :

Ditambahkan
DMG

a) NiCl2 dengan reagen Na2EDTA


Langkah yang dilakukan yaitu larutan NiCl2 berwarna hijau muda
sebanyak 1 mL dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan
dengan reagen Na2EDTA yang merupakan larutan tidak berwarna sebanyak 3
tetes dan dikocok, sehingga dihasilkan larutan berwarna biru muda. Hal ini
menunjukkan telah terbentuk ion kompleks [Ni(EDTA)] 2-. Berikut merupakan
struktur ion kompleks [Ni(EDTA)]2- :

Berikut dokumentasi hasil pratikum :

Ditambahkan
Na2EDTA
F. Kompleks Cu(II)
Pada percobaan kompleks Cu (II) bertujuan untuk membandingkan antara
padatan CuSO4.5H2O dengan padatan CuCl2.2H2O dan reaksi CuSO4 dengan
reagen ethylendiamin dan reagen Na2EDTA. Berikut pembahasannya:
a. Perbandingan padatan CuSO4.5H2O dengan padatan CuCl2.2H2O
Langkah yang dilakukan yaitu mengambil kristal CuSO 4.5H2O dan
CuCl2.2H2O dimasukkan ke dalam kaca arloji kemudian dimatai warnanya.
Hasil pengamatannya warna kristal CuSO4.5H2O berwarna biru sedangkan
kristal CuCl2.2H2O berwarna biru muda.
b. Reaksi CuSO4 dengan ethylendiamin
Langkah yang dilakukan yaitu larutan CuSO4 berwarna biru sebanyak 1
mL dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan dengan reagen
ethylendiamin yang merupakan larutan tidak berwarna sebanyak 5 tetes dan
dikocok, sehingga dihasilkan larutan berwarna biru muda (++). Hal ini
menunjukkan terbentuknya ion kompleks [Cu(en)3]2+, dengan Cu sebagai atom
pusat dan etilendiamin sebagai ligan, dalam hal ini etilendiamin merupakan ligan
bidentat karena menyumbangkan 2 elektron pada logam dan logam Cu
bermuatan +2. Kompleks yang terbentuk memiliki bilangan koordinasi sebanyak
6 dan memiliki bentuk koordinasi oktahedral. Berikut merupakan struktur dari
ion kompleks [Cu(en)3]2+ :
NH2
H2 N 2+
H 2N

Cu
NH2

H 2N
NH 2

[Cu(en)3]2+
c. Reaksi CuSO4 dengan Na2EDTA
Langkah yang dilakukan yaitu larutan CuSO4 berwarna biru muda
sebanyak 1 mL dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan
dengan reagen Na2EDTA yang merupakan larutan tidak berwarna sebanyak 5
tetes dan dikocok, sehingga dihasilkan larutan berwarna birumuda.muda. Hal ini
menunjukkan telah terbentuk ion kompleks [Ni(EDTA)] 2-. Berikut merupakan
srruktur ion kompleks [Ni(EDTA)]2- :

Berikut dokumentasi hasil pratikum :

Ditambahkan
Ethylendiamin

Ditambahkan
Ethylendiamin

3. Percobaan III: Perubahan Tingkat Oksidasi


Percobaan 3 bertujuan untuk mengetahui dan mengamati
perubahan warna karena perubahan bilangan oksidasi dari senyawa
ion logam transisi. Pada percobaan ini kita akan mempelajari
perubahan warna karena perubahan biloks dari ion logam Fe dan Cr
dalam larutan FeSO4 dan K2Cr2O7.
a. Perubahan Fe2+ menjadi Fe3+
Langkah yang dilakukan yaitu larutan FeSO4 berwarna kuning
muda sebanyak 1 mL dimasukkan kedalam tabung reaksi. Kemudian
ditambahkan larutan HNO3 pekat berwarna tidak berwarna sebanyak 3
tetes melalui tabung. Dihasilkan larutan tetap berwarna kuning, fungsi
penambahan HNO3 pekat bertujuan untuk mengoksidasi Fe2+ menjadi Fe3+
karena HNO3 pekat merupakan oksidator kuat. Reaksi oksidasi Fe2+
menjadi Fe3+ . Persamaan reaksi:
3Fe2+(aq) + 3H+ + HNO3(aq) NO(g)↑ + 3Fe3+(aq) + 2H2O(l)
Kemudian dipanaskan selama 1-2 menit, dihasilkan larutan
berwarna kuning yang sangat pekat dan adanya endapan berwarna jingga.
Fungsi dipanaskan bertujuan utnuk mempercepat reaksi yang terjadi antara
FeSO4 dengan HNO3 sehingga oksidasi dapat berjalan dengan sempurna.
Selanjutnya dibiarkan larutan dingin dan dihasilkan larutan kembali
berubah menjadi kuning. Hal ini menunjukkan bahwa Fe2+ telah
teroksidasi menjadi Fe3+. Setelah pemanasan telah terjadi reaksi yaitu:
3Fe2+(aq) + 3H+(aq) + HNO3(aq)  NO ↑(g) + 3Fe3+(aq) + 2H2O (l)

2 Fe3+ (aq) + NO2+ (aq) + H2O (l)  [Fe(H2O)6]3+ (aq)

Selanjutnya, untuk membuktikan apakah larutan tersebut telah


teroksidasi menjadi Fe3+ dilakukan pengujian dengan menambahkan
larutan NaOH 2M yang tidak berwana. Kemudian larutan tersebut
ditambahkan dengan larutan NaOH 2 M sedikit demi sedikit sampai
diperoleh endapan yang permanen, sehingga dihasilkan endapan berwarna
coklat kekuningan (jingga). Berdasarkan teori apabila larutan yang
mengandung kation Fe3+akan membentuk endapan berwarna jingga. Dapat
disimpulkan bahwa Fe2+ telah teroksidasi menjadi Fe3+. Persamaan
reaksinya :
Fe3+ + OH-Fe(H2O)5(OH)]2+
Kesimpulan dari percobaan ini yaitu besi dengan tingkat oksidasi (II)
kurang stabil karena dapat dengan mudah dioksidasi menjadi besi(III).
Dokumentasi hassil pratikumnya:
FeCl3 FeCl3 dipanaskan Ditambah NaOH
Pendinginan
2M
6+ 3+
b. Perubahan Cr menjadi Cr
Langkah yang dilakukan yaitu larutan encer K2Cr2O7 berwarna
jingga sebanyaak 2 mL dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian
akan ditambahkan dengan 1-2 butir seng berwana keperakan ke dalam
tabung reaksi yang telah berisi larutan K2Cr2O7. Dihasilkan larutan
berwarna jingga kuning kehitaman dan terdapat endapan Zn.
persamaan reaksinya:
Cr2O72-(aq) + 14H++ 6e- 2Cr3+(aq)+ 7H2O (l)
Selanjutnya ditambahkan dengan larutan HCl pekat tidak berwarna
sebanyak kurang lebih 1,5 mL, sehingga dihasilkan larutan berwarna
hijau tua (++) disertai larutnya Zn dan gelembung gas serta tabung
terasa hangat. Setelah itu dipanaskan secara perlahan sampai
mengalami reduksi, sehingga dihasilkan larutan berwarna hijau tua (++
+), pemanasan kembali dimaksudkan agar biji Zn larut sempurna
dalam larutan. Penambahan biji Zn dan HCl berfungsi sebagai agen
pereduksi, dimana Cr6+akan direduksi menjadi Cr3+. Secara teori, pada
pemanasan suatu kromat atau dikromat dengan asam klorida pekat
akan dihasilkan suatu larutan yang mengandung ion Cr (III).
Persamaan reaksi saat penambahan bijih Zn, sebagai berikut:
3Zn(s) + Cr2O72-(aq) + 14H+(aq) 3Zn2+(aq) + 2Cr3+(aq) +
2H2O(l)
Persamaan reaksi penambahan HCl pekat:
Cr3+(aq) + 2HCl (aq)  CrCl2(aq) + H2(g)
Terbentuk senyawa kompleks saat dipnaskan kembali:
[Cr(H2O)3(Cl)2]+
Kemudian dituang larutan campuran ke dalam tabung
reaksi sebanyak 1 mL dan diuji dengan penambahan HNO 3 pekat tidak
berwarna setetes demi setetes sebanyak 3 tetes, sehingga dihasilkan
larutan berwarna hijau muda pekat.Dimana warna hijau merupakan
warna ion Cr3+, penambahan HNO3 pekatbertujuan untuk menunjukkan
bahwa telah terjadi reduksi terhadap Cr6+ menjadi Cr3+. Sebagaimana
ditunjukkan sebagai berikut reaksi-reaksi yang terjadi:
K2Cr2O7(aq) + 14HCl (aq)  2Cr3+(aq)+ 3Cl2(aq)+ 2K+(aq)+ Cl-(aq)+
7H2O(l)

I. Kesimpulan
Reaksi– reaksipada ion
logamtransisidapatdipelajaridenganmereaksikangaramlogamtransisideng
anNaOH, NH4OH dan NH4CNS
sehinggadidapatkanperubahanbentukfisiklarutansepertiterjadinyaperuba
hanwarnadanperubahanpadaendapan yang
menunjukkanadanyareaksiantaragaramlogamtransisidenganpereaksinyad
alammembentukkompleksdenganligan, warna-warna yang
khasdanendapanpadasenyawatersebut, endapan yang
terbentukmemilikiwarna yang berbeda-
bedasesuaidenganmuatanlogampusatsenyawakomplekstersebut.
Logam-logam transisi yaitu Cu(II), Fe(II), Fe(III), Co(II), Cr(III),
Ni(II) dapat membentuk senyawa kompleks jika direaksikan dengan
beberapa reagen seperti etylendiamin, Na2EDTA, larutan senyawa
kompleks tersebut memiliki warna khas. Dalam pembentukan senyawa
kompleks dapat dibentuk melalui reaksi pergantian ligan. Selanjutnya
dapat ditentukan bilangan koordinasinya dan jumlah ligan yang diikat
oleh logam pusat.
Perubahan warna suatu logam transisi dikarenakan perubahan
bilangan oksidasi dari senyawa logam transisi itu sendiri, misalnya: Fe 2+
berubah warna menjadi warna kuning (-) disebabkan perubahan biloks
yaitu menjadi Fe3+. Selain itu Cr6+ yang berwarna jingga berubah menjadi
berwarna kuningkehijauan disebabkan perubahan biloks yaitu menjadi
Cr3+.
X. KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan :

1. Reaksi-reaksi ion logam transisi dapat dipelajari dengan cara


mereaksikannya dengan NaOH, NH3, dan NH4CNS dimana akan
dihasilkan warna-warna tertentu dan terbentuknya yang mengindikasikan
adanya senyawa kompleks.

2. Pembentukan ion kompleks dapat dilakukan dengan menambahkan larutan

yang mengandung ligan-ligan dalam deret spektrokimia seperti ion oksalat,


H2O, CNS-, EDTA, dan DMG.

3. Perubahan warna akibat perubahan bilangan oksidasi dari senyawa logam


transisi dapat diperoleh dengan melakukan pemanasan, penambahan asam-
basa kuat

XI. DAFTAR PUSTAKA

Tim Dosen Kimia Anorganik. 2018. Panduan Praktikum Kimia Anorganik.


Surabaya : Jurusan Kimia UNESA
Day & Underwood. 1999. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi Kelima. Jakarta:
Erlangga.
Harjadi. 1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: PT. Gramedia.
Senadi dan Arie. 2015. Petunjuk Praktikum Kimia Anorganik 1. Cimahi:
Labroratorium Kimia Anorganik FMIPA-UNJANI
Sukardjo. 1997. Kimia Fisik. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Amaria, dkk. 2012. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik III Unsur-Unsur
Golongan Transisi. Surabaya: UNESA.

Liptrot, G.F.. 1975. Inorganic Chemistry Through Experiment. London: Mills &
Boon Ltd.

Mulyono. 2005. Kamus kimia. Bandung : Bumi Aksora.


Pass, G. and Sutcliffe, H.. 1974. Practical Inorganic Chemistry Second Edition.
London: Chapman and Hall.

Adam, D.M. and Raynor J.B.. 1967. Advanved Practical Inorganic Chemistry.
London: John Wiley & Sons, Ltd.
LAMPIRAN

 Pertanyaan dan Jawaban

1. Tulislah seluruh reaksi yang ada pada percobaan I sampai IV serta berikan
perubahan warnanya!

Jawab :

Percobaan I:

1. Reaksi dengan NaOH


a) Garam CrCl3
[Cr(H2O)6]3+(aq) + OH-  [Cr(H2O)3(OH)3]-(aq)
Hijau (+)
- -
[Cr(H2O)3(OH)3] (aq) + OH  [Cr(H2O)2(OH)4](s)
hijau
b) Garam Mn(SO)4
[Mn(H2O)6]2+(aq) + OH-  [Mn(H2O)4(OH)2](s)
kuning
[Mn(H2O)4(OH)2](s) + OH-  [Mn(H2O)3(OH)3](s)
Kuning (++)
c) Garam Fe(NH4)2SO4
[Fe(H2O)6]2+(aq) + OH-  [Fe(H2O)4(OH)2]-(aq)
Kuning (--)
[Fe(H2O)4(OH)2]-(aq) + OH-  [Fe(H2O)3(OH)3](s)
Hijau kotor
d) Garam FeCl3
[Fe(H2O)6]3+(aq) + OH-  [Fe(H2O)3(OH)3]-(aq)
Jingga
[Fe(H2O)3(OH)3]-(aq) + OH-  [Fe(H2O)2(OH)4](s)
Coklat kemerahan
e) Garam CoCl2
[Co(H2O)6]2+(aq) + OH-  [Co(H2O)4(OH)2](s)
coklat
-
[Co(H2O)4(OH)2](s) + OH  [Co(H2O)3(OH)3](s)
Coklat (++)
f) Garam CuSO4
[Cu(H2O)6]2+(aq) + OH-  [Cu(H2O)4(OH)2](s)
biru
-
[Cu(H2O)4(OH)2](s) + OH  [Cu(H2O)3(OH)3](s)
Biru (++)
g) Garam ZnCl2
[Zn(H2O)6]2+(aq) + OH-  [Zn(H2O)4(OH)2](s)
Putih
[Zn(H2O)4(OH)2](s) + OH-  [Zn(H2O)3(OH)3](s)
putih (++)
h) Garam NiCl2
[Ni(H2O)6]2+(aq) + OH-  [Ni(H2O)4(OH)2](s)
hijau
[Ni(H2O)4(OH)2](s) + OH-  [Ni(H2O)3(OH)3](s)
Hijau (++)
2. Reaksi dengan amonia
a) Garam CrCl3
Cr3+(aq) + 3NH3 + 3H2O Cr(OH)3(s) + 3NH4+(aq)
Abu-abu biru
Cr(OH)3(s) + 6NH3  [Cr(NH3)6]3+(aq)
Biru keruh
b) Garam Mn(SO)4
Mn2+(aq) + 2NH3 + 2H2O Mn(OH)2(s) + 2NH4+(aq)
putih
Mn(OH)2(s) + 6NH3  [Mn(NH3)6]2+(aq)
kuning
c) Garam Fe(NH4)2SO4
Fe2+(aq) + 5NH3 + H2O  [Ni(H2O)(NH3)5]2+(aq)
Kuning (--)
[Fe(H2O)(NH3)5]2+(aq) + NH3  [Fe(NH3)6]2+(aq)
Hijau kehitaman
d) Garam FeCl3
Fe3+(aq) + 5NH3 + H2O  [Fe(H2O)(NH3)5]3+(aq)
Merah kecoklatan
[Fe(H2O)(NH3)5] (aq) + NH3  [Fe(NH3)6]3+(aq)
3+

Merah kecoklatn keruh

e) Garam CoCl2
Co(OH)3(s) + 6NH3(aq)  [Co(NH3)6]2+(aq)
hijau
[Co(NH3)6]2+(aq)  Co2+(s) + 6NH4+(aq)
f) Garam CuSO4
Cu2+(aq) + 3NH3 + H2O  [Cu(H2O)(NH3)3]2+(aq)
Biru tua
[Cu(H2O)(NH3)3]2+(aq) + NH3  [Cu(NH3)4]2+(aq)
Biru tua (+)
g) Garam ZnCl2
Zn2+(aq) + 2NH3 + 2H2O  Zn(OH)2(s) + 2NH4+(aq)
putih
Zn(OH)2(s) + NH3  [Zn(NHs)(OH)2](s)
Putih (++)
h) Garam NiCl2
Ni2+(aq) + 5NH3 + H2O  [Ni(H2O)(NH3)5]2+(aq)
Biru muda
[Ni(H2O)(NH3)5] (aq) + NH3  [Ni(NH3)6]2+(aq)
2+

Biru jernih

3. Reaksi dengan larutan amonium tiosianat


a) [Cr(H2O)6]3++6SCN-[Cr(H2O)5(SCN)6]2+(s) +6H2O
b) [Mn(H2O)6]2++6SCN [Mn(H2O)5(SCN)]++ 6H2O
c) [[Fe(H2O)6]2++6SCN [Fe(H2O)5(SCN)]++6H2O
d) [Fe(H2O)6]3+ + 6SCN-[Fe(H2O)5(SCN)]+(s) +6H2O.
e) [Co(H2O)6]2++ 6SCN-[Co(H2O)5(SCN)]+(s)+ 6H2O
f) Ni(H2O)6]2++6SCN-[Ni(H2O)5(SCN)]+(s)+6H2O
g) [Cu(H2O)6]2++6SCN-[Cu(H2O)5(SCN)]+(s)+6H2O
h) [Zn(H2O)6]2++6SCN-[Zn(H2O)5(SCN)]+(s)+6H2O

Percobaan II

a. Kompleks Cr (III)
CrCl3.6H2O + Na2C2O4 (s) [Cr(C2O4)3]3-

O O 3-

-O O-

-O O
Cr

-O O- -O O

O O
[Cr(C2O4) 3]3-

b. Kompleks Fe(II) dan Fe(III)


Fe(NO3)2+Air + 1,10 phenantroline[Fe(1,10phenanthroline)3]2+
Kemudian ketika direaksikan dengan 1,10-phenanthroline terbentuk
senyawa kompleks sebagai berikut:

2+

N N N

Fe
N
N N

[Fe (1,10 phenanthroline)3]2+

FeCl3 + 3NH4CNS  Fe (CNS)3 + 3NH4Cl

Fe (CNS)3 + Na2C2O4  Fe(C2O4) + CNS - + 2Na+

c. KompleksKobal(II)
Pada percobaan kobal (II) senyawa kompleks yang terbentuk setelah
penambahan larutan merah tua seperti di bawah ini:

d. Kompleks Ni(II)
Struktur ion kompleks yang terbentuk pada percobaan Ni (II) seperti di
bawah ini:
e. Kompleks Cu(II)
Struktur senyawa kompleks yang terbentuk sesuai pada gambar di bawah
ini:

Percobaan III
a. Perubahan Fe2+menjadi Fe3+
Reaksi : Fe2+  Fe3+ + e
b. Perubahan Cr6+menjadi Cr3+
Cr2O72- + 14 H+ + 6 e ↔ 2 Cr3+ + 7 H2O

2. Kompleks [Cr(H2O)4Cl2]+ memiliki isomer. Buatlah struktur molekul dan


berilah nama!
Jawab :

OH2
Cl

H 2O Cl
H2O Cl

Cr
Cr

OH2 Cl OH 2
H 2O

OH2 H 2O

Cis-tetraaquodichlorocromium(III) Trans-tetraaquodichlorocromium(III)
Isomer dari [Cr(H2O)4Cl2]+, adalah :
[Cr(H2O)6]Cl3 berwarna ungu
[Cr(H2O)5Cl]Cl2∙H2O berwarna biru-hijau
[Cr(H2O)4Cl2]Cl∙2H2O berwarna hijau

También podría gustarte