Está en la página 1de 8

ANALISIS DAN SIMULASI KUALITAS DAYA : FAKTOR DAYA, TEGANGAN KEDIP DAN

HARMONISA PADA PERENCANAAN SISTEM KELISTRIKAN PT. SEMEN GRESIK


(PERSERO) Tbk. PABRIK SEMEN TUBAN IV

Arrifat Lubis
2206100004

Program Studi Teknik Sistem Tenaga


Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Kampus ITS Gedung B dan C Sukolilo Surabaya – 60111

Abstrak: PT Semen Gresik (Persero) Tbk. saat ini mempunyai kapasitas produksi 2,5 juta ton semen /tahun, akan
ditingkatkan menjadi 3 juta ton semen /tahun. Untuk mendukung peningkatan produksi tersebut, akan dibangun Pabrik
Semen Tuban IV. Dengan peningkatan produksi ini akan muncul permasalahan power quality dalam sistem
kelistrikannya. Diantara dampak yang muncul akibat penambahan kapasitas produksi adalah voltage sag akibat starting
motor, power factor turun dan munculnya harmonisa. Dengan adanya voltage sag akan berpengaruh pada peralatan –
peralatan yang sensitif terhadap penurunan tegangan. Penurunan power factor dan munculnya harmonisa juga akan
mengurangi efisiensi dari penggunaan energi listrik. Untuk itu diperlukan analisis terhadap sistem kelistrikannya guna
mengurangi dampak akibat penambahan kapasitas produksi.
Tugas akhir ini akan membahas evaluasi penurunan power quality pada sistem kelistrikan PT Semen Gresik
(Persero) Tbk. Pabrik Semen Tuban IV dan upaya penanggulangannya.
Kata kunci : faktor daya, harmonisa, tegangan kedip

1. PENDAHULUAN Beberapa gangguan yang sering terjadi pada sistem


Suatu sistem tenaga listrik dikatakan memiliki tingkat tenaga listrik adalah tegangan kedip (voltage sags), factor
keandalan yang tinggi apabila sistem tersebut mampu daya turun, dan munculnya harmonisa. Dengan adanya
menyediakan pasokan energi listrik yang dibutuhkan oleh tegangan kedip akan berpengaruh pada peralatan - peralatan
konsumen secara kontinyu dan dengan kualitas daya yang yang sensitif terhadap penurunan tegangan. Penurunan factor
baik dari segi regulasi tegangan maupun regulasi daya dan munculnya harmonisa juga akan mengurangi
frekuensinya. Tersedianya penyaluran energi listrik yang effisiensi dari penggunaan energi listrik. Untuk itu
kontinyu pada suatu kawasan industri akan menghindarkan diperlukan evaluasi terhadap sistem kelistrikannya guna
perusahaanbtersebut dari kerugian produksi atau “loss of mengurangi dampak akibat penambahan kapasitas produksi.
production” yang secara finansial akan sangat merugikan Dalam perhitungan daya, faktor daya memegang
perusahaan. peran sangat penting. Faktor daya merupakan ukuran daya
Pada kenyataannya, banyak permasalahan- yang dikirim antara sumber dan beban. Faktor daya
permasalahan yang dihadapi oleh suatu sistem tenaga listrik bervariasi antara 0 sampai 1, tetapi biasanya dinyatakan
dalam penyediaan energi listrik secara kontinyu. dalam persen. Sedangkan penyebab utama terjadinya
Permasalahan kualitas daya listrik bagi suatu industri tegangan kedip yaitu kesalahan pada jaringan sistem.
merupakan permasalahan yang sangat rumit dan melibatkan Penyebab lainnya adalah besarnya beban (terutama dalam
berbagai peralatan listrik yang berbeda pada sistem sistem industri), dan terkadang juga disebabkan besarnya
kelistrikannya. Pada saat yang bersamaan, beban – beban beban induktif. Beban tak linier merupakan penyebab utama
yang terdapat pada sebuah industri saat sekarang ini munculnya harmonisa pada jaringan listrik, harmonisa
tergantung pada proses elektronik dan kontrol. Beban – tersebut merupakan permasalahan yang sangat serius bagi
beban seperti itu, sering kali peka terhadap perubahan industri - industri besar. Beban tak linier adalah peralatan-
kualitas daya listrik daripada beban – beban elektro-mekanik peralatan elektronika daya seperti variable speed drive,
tradisional beberapa dekade yang lalu. rectifier, inverter dan ups. Peralatan elektronika daya
tersebut membawa kerugian yaitu memberikan bentuk

Proceeding Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI – ITS


gelombang yang tidak sinusoidal. Gelombang tersebut P1 = P2
P (Watt)
terinterferensi dengan gelombang frekuensi tinggi  1  2
(harmonisa) sehingga menyebabkan gangguan pada sistem Q2
S2 (VA)
tenaga listrik beserta peralatannya.
Tujuan yang hendak dicapai adalah mempelajari Q1
S1 (VA)
kualitas daya dari sistem kelistrikan di PT. Semen Gresik
Tbk. Pabrik Semen Tuban IV, khususnya tentang faktor
Q (VAR)
daya, harmonisa dan tegangan kedip yang terjadi,
memodelkan dan mensimulasikan sistem kelistrikan tersebut Gambar 2.2. Diagram Fasor Daya
dengan software ETAP 5.0.3. Kemudian menganalisis hasil
simulasi tersebut. Dengan demikian, diharapkan terjadi Gambar 1 menunjukan, bahwa daya total adalah
perbaikan kualitas daya listrik dan pemakain daya listrik vektor penjumlahan antara daya aktif dan daya reaktif,
Hasil yang diperoleh diharapkan dapat memberikan sedangkan pada gambar 2, adalah gambar perbaikan faktor
manfaat dalam dunia industri sehingga dapat diterapkan di daya dengan kompensator daya reaktif (kapasitor) yang
dunia industri yang memiliki masalah faktor daya, harmonisa dibutuhkan untuk memperbaiki faktor daya beban adalah
dan tegangan kedip. Serta dapat meningkatkan penguasaan sebagai berikut:
IPTEK di bidang peningkatan kualitas daya. Daya reaktif pada p.f awal
Q1 = P1 x tan 1 (3)
2. LANDASAN TEORI Daya reaktif pada p.f yang diperbaiki
Q2 = P2 x tan  2 ; (4)
2.1. Faktor Daya dimana P2 = P1 = konstan
Faktor daya merupakan salah satu indikator baik Sehingga rating kapasitor yang diperlukan untuk
buruknya kualitas daya listrik. Faktor daya didefinisikan memperbaiki faktor daya adalah,
sebagai perbandingan antara daya aktif dan daya reaktif.
Daya reaktif ( Q ) = Q1 – Q2 (5)
Faktor daya juga disimbolkan sebagai cos θ, dimana:
P
Atau,
Cos   pf  (1) Daya reaktif ( Q ) = P x (tan  1 - tan  2 ) (6)
S
Salah satu cara yang lazim untuk memperbaiki faktor
daya adalah dengan cara kompensasi daya reaktif dimana 2.2. Harmonisa
sebagian kebutuhan daya reaktif yang dibutuhkan beban Harmonik adalah gangguan yang terjadi dalam sistem
didapat dari kompensator daya reaktif. Salah satu distribusi tenaga listrik yang disebabkan adanya distorsi
kompensator daya reaktif adalah kapasitor bank dengan gelombang arus dan tegangan. Distorsi gelombang arus dan
rating kvar sebagai berikut: tegangan ini disebabkan adanya pembentukan gelombang-
gelombang dengan frekuensi kelipatan bulat dari frekuensi

Q  P  tan  awal  tan  t arg et  (2) fundamentalnya.
Gelombang non sinusoidal dapat terbentuk dengan
menjumlahkan gelombang – gelombang sinusoidal, seperti
Penambahan daya reaktif tersebut dibatasi pada nilai
terlihat pada Gambar 3
faktor daya maksimal 100% dan tidak merubah keadaan
Istilah harmonik sering dipakai untuk menjelaskan
leading atau lagging sistem sehingga tidak merusak beban
penyimpangan gelombang sinusoidal yang berhubungan
terpasang.
dengan arus dan tegangan dari amplitudo dan frekuensi yang
berbeda. Dalam sistem tenaga listrik, definisi harmonik
Apparent Power
dapat dijelaskan sebagai komponen sinusoidal dari
gelombang periodik yang mempunyai frekuensi kelipatan
Reactive Power
bilangan bulat (integer) dari frekuensi dasar. Frekuensi
 dasar dari gelombang tersebut dinamakan frekuensi
fundamental dan gelombangnya dinamakan komponen
Active Power
fundamental. Untuk sistem tenaga dengan frekuensi dasar f0,
frekuensi dari harmonik orde ke-n adalah n f0. Frekuensi
Gambar 2.1. Hubungan Daya Pada Rangkaian AC
harmonik yang bukan merupakan kelipatan bulat (integer)
dari frekuensi dasar disebut interharmonik. Bagian dari
interharmonik biasa disebut dengan sub-harmonik. Sub-
harmonik memiliki nilai frekuensi yang lebih kecil dari
frekuensi dasar.

Proceeding Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI – ITS


Total Harmonic Distortion (THD) merupakan Tabel 2.2. Standar 519 (1992) untuk THD current
parameter harmonisa yang didefinisikan sebagai persentase Isc / IL h<11 11h<17 17h<23 23h<35 35h THD
(%)
total komponen harmonisa terhadap komponen
<20 4 2 1,5 0,6 0,3 5
fundamentalnya (komponen dapat berupa tegangan atau 20 => 50 7 3,5 2,5 1 0,5 8
arus) Secara umum digunakan indeks harmonisa yaitu :
50 => 100 10 4,5 4 1,5 0,7 12

 
100 => 1000 12 5,5 5 2 1 15

Vh 2  Ih2 > 1000 15 7 6 2,5 1,4 20


h 2 h2
THDV  atau THD I  (8)
V1 I1
2.3. Tegangan Kedip
Voltage sags/dips dapat menjadi suatu permasalahan
yang penting dalam berlangsungnya proses produksi pada
suatu industri.

Gambar 2.3.(a) Gelombang Fundamental

Gambar 2.4. Kedip Tegangan

Menurut standar IEEE 1159-1995, IEEE


Recommended Practice for Monitoring Electric Power
Quality, definisi sag/kedip adalah penurunan nilai rms
tegangan atau arus pada frekuensi daya selama durasi waktu
dari 0,5 cycles (0,01detik) sampai 1 menit. Dan rentang
perubahan dari 0,1 sampai 0,9 pu pada harga rms besaran
tegangan atau arus. Hal ini menyebabkan lepasnya (trip)
Gambar 2.3.(b) Gelombang Harmonik Ketiga peralatan-peralatan yang peka terhadap perubahan tegangan.
Gambar 2.4 menunjukkan fenomena kedip tegangan secara
grafik.

Tabel 2.3 Kategori Kedip Tegangan

Categories Typical Typical


Duration Voltage
Magnitude
Short Duration
Variations
Intantaneous
Gambar 2.3.(c) Gelombang Hasil Penjumlahan. Sag 0.5 - 30 cycles 0.1 - 0.9 pu
Swell 0.5 - 30 cycles 1.1 - 1.8 pu
Evaluasi hasil pengukuran harmonisa dilakukan Momentary
berdasarkan Standard IEEE sebagai berikut : Sag 30 cycles – 3 s 0.1 – 0.9 pu
Tabel 2.1. Standar 519 (1992) untuk THD voltage dan IHD voltage IEEE
Swell 30 cycles – 3 s 1.1 – 1.4 pu
Bus Voltage at PCC IHDv (%) THDv(%) Interruption 0.5 cycles – 3 s < 0.1 pu
69 kV and below 3.0 5.0 Temporary
69.001 kV through 161 kV 1.5 2.5 Sag 3 s – 1 min 0.1 – 0.9 pu
161 kV and above 1.0 1.5 Swell 3 s – 1 min 1.1 – 1.2 pu
IHDv = Individual Harmonic voltage Distortion
THDv = Total Harmonic voltage Distortion Interruption 3 s – 1 min < 0.1 pu

Proceeding Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI – ITS


Tabel 2.3 menunjukkan durasi dan magnitude tentang
kedip tegangan sesuai dengan standar IEEE 1159, 3.1. Simulasi Faktor Daya Sistem Kelistrikan Kondisi
dikategorikan menjadi tiga yaitu instantaneous, momentary, Eksisting
dan temporary.. Simulasi sistem kelistrikan eksisting dilakukan
Tegangan kedip dapat disebabkan oleh hal-hal dengan kondisi pembebanan penuh yang bertujuan untuk
sebagai berikut, diantaranya: mendapatkan nilai tegangan dan power factor pada tiap-tiap
1. Secara umum disebabkan oleh gangguan pada sistem, bus.
seperti gangguan hubung singkat. Gangguan yang sering Berikut ini adalah tabel hasil simulasi load flow pada
terjadi pada sistem adalah gangguan hubung singkat satu kondisi eksisting dengan rincian konsumsi daya pada bus –
fasa ke tanah. bus utama.
2. Pemikulan beban yang besar atau pengasutan motor
berkapasitas besar. Table 3.1. Hasil Simulasi Load Flow Pabrik Semen Tuban IV
NAMA BUS KV MW MVAR MVA PF(%)
3. Sesuatu yang terjadi pada saluran penyaluran daya, MAIN BUS 2 149.9 40.143 50.535 64.539 62.2
seperti kecelakaan saat perbaikan dalam keadaan 814.MV11 19.906 39.563 43.425 58.612 67.5
bertegangan, sambaran petir (lightning strike) dan benda SUBXII-824-MV121 19.88 3.439 2.841 4.461 77.1
jatuh yang menyebabkan gangguan ke tanah. SUBXIII-824-MV131 19.829 22.305 25.389 33.795 66
4. Perubahan beban yang berlebihan/di luar batas SUBXIII-824-MV141 19.877 13.75 15.359 20.615 66.7
SUBIV-824-MV142 5.994 13.657 14.247 19.735 69.2
kemampuan sistem daya SUBXIII-824-MV132 5.86 22.07 22.769 31.71 69.6
Perubahan beban besar secara mendadak atau SUBXII-824-MV122 6.224 1.243 0.54 1.355 91.7
pengasutan motor (motor starting) juga dapat menyebabkan ER23A-C834-MV23A1 19.763 2.184 2.433 3.269 66.8
dip tegangan. ER23A-C834-MV23A2 6.300 1.356 1.752 3.131 69.3
Starting motor induksi dapat dihubungkan secara ER23-C834-MV23B 6.221 0.282 0.365 0.690 70.7
ER23C-C834-MV23C 6.209 0.753 0.058 0.755 99.7
langsung (d.o.l.). Ketika motor dengan kapasitas yang sangat
ER24-834-MV241 6.300 9.073 10.470 15.003 66.6
besar di-start dengan direct-on-line, tegangan sistem akan ER25-C834-MV251 5.858 7.382 7.094 7.094 72.1
terganggu (terjadi voltage dip pada jaringan suplai) karena ER25-C834-MV252 6.300 1.766 2.194 4.002 68.9
adanya arus starting yang besar. Gangguan tegangan ini ER26-834-MV261 5.856 1.481 1.231 1.926 76.9
dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan elektronis ER27-C834-MV271 6.300 3.875 4.187 9.154 67.9
yang lain yang terhubung dengan sumber. ER27-C834-MV272 6.300 3.875 4.187 9.553 68.6
ER28-C834-MV281 5.988 0.873 0.555 1.034 84.4
Motor listrik AC (sangkar tupai dan sinkron), menarik
arus start tegangan penuh sebesar 5 – 10 kali arus nominal Hasil simulasi Load Flow sistem kelistrikan Pabrik
beban penuh agar dapat memperoleh torsi starting / SemenTuban IV menunjukkan nilai faktor daya yang rendah
peng- asutan cukup untuk mulai berputar. Adanya arus start 62,2% di Main Bus 150 kV. Begitu juga dengan nilai
besar yang secara tiba-tiba ditarik dari sistem tenaga listrik tegangan pada bus – bus tersebut jika diperhatikan
dapat menyebabkan kedip tegangan sesaat. Akibat yang tegangannya lebih rendah dari batas tegangan yang diijinkan
merugikan karena terjadinya kedip tegangan antara lain : (95%-105%). Beberapa bus yang nilai tegangannya rendah
1. Torsi transien shaft pada motor, yang dapat yaitu substation SUB-XIII-C824-MV132 yang menyuplai
menyebabkan stress yang berlebihan pada sistem ER25, ER26 dan ER29. Tegangan pada bus - bus tersebut
mekanik. adalah :
2. Drop tegangan yang berlebihan, yang dapat SUB-XIII-C824-MV132 : 92,93%
menghambat akselerasi motor dari kondisi diam ER25-C834-MV252 : 92,88%
ke kecepatan penuhnya. ER25-C834-MV251 : 92,85%
3. Mal-fungsi dari kinerja peralatan-peralatan lain, ER26-C834-MV261 : 92,83%
seperti : rele, kontaktor, peralatan elektronik, ER29-C834-MV291 : 92,89%
komputer (media penyimpan data), dan
terjadinya flicker pada penerangan yang dapat
mengganggu. Untuk memperbaiki kualitas daya tersebut diatas,
digunakan kapasitor bank yang dipasang pada bus 6.3 kV
3. ANALISIS DAN PEMBAHASAN (ER) agar diperoleh Power Factor di Main Bus menjadi 85%
Simulasi dan analisis sistem kelistrikan Pabrik Semen sehingga tidak dikenakan denda oleh PLN. Bus – bus yang
Tuban IV yang berkaitan dengan permasalahan faktor daya, ditambahkan kapasitor adalah sebagai berikut :
peredaman harmonisa dan juga evaluasi tegangan kedip pada Bus ER23-C834-MV23A2 : 1500 kVar
saat starting motor akan dilakukan dengan menggunakan Bus ER24-C834-MV241 : 6000 kVar
software Electrical Transient Analyzer Program (ETAP) Bus ER25-C834-MV251 : 3000 kVar
7.0.0. Bus ER25-C834-MV252 : 3000 kVar

Proceeding Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI – ITS


Bus ER26-C834-MV261 : 4500 kVar Tabel 3.3. Hasil Simulasi Peningkatan Faktor Daya Pabrik Tuban IV
Bus ER27-B834-MV272 : 4500 kVar NAMA BUS KV MW MVAR MVA PF(%)
MAIN BUS 2 150 41.951 17.871 45.599 92
814.MV11 19.988 41.615 14.403 44.037 94.5
Data hasil simulasi perbaikan faktor daya pada bus- SUBXII-824-MV121 19.977 3.432 0.961 3.564 96.3
bus utama ditunjukkan pada Tabel 3.2 dibawah ini. SUBXIII-824-MV131 19.941 24.442 9.889 26.367 92.7
SUBXIII-824-MV141 19.971 13.707 4.602 14.459 94.8
SUBIV-824-MV142 6.201 13.653 4.087 14.252 95.8
Tabel 3.2. Hasil Simulasi Perbaikan Faktor Daya SUBXIII-824-MV132 6.118 24.305 9.452 26.078 93.2
NAMA BUS KV MW MVAR MVA PF(%) SUBXII-824-MV122 6.344 1.25 1.036 1.623 77
MAIN BUS 2 150 39.674 23.961 46.348 85.6 ER23A-C834-MV23A1 19.905 2.175 0.866 2.341 92.9
814.MV11 20.028 39.372 19.843 44.09 89.3 ER23A-C834-MV23A2 6.300 1.356 1.752 1.597 69.3
SUBXII-824-MV121 20.018 3.428 1.256 3.651 93.9 ER23-C834-MV23B 6.300 0.282 0.365 1.634 30.6
SUBXIII-824-MV131 19.987 22.188 8.2 23.655 93.8 ER23C-C834-MV23C 6.323 0.758 0.059 0.76 99.7
SUBXIII-824-MV141 20.005 13.724 10.794 17.46 78.6 ER24-834-MV241 6.300 9.073 10.470 15.000 66.6
SUBIV-824-MV142 6.109 13.663 9.999 16.931 80.7 ER25-C834-MV251 6.116 8.153 6.928 10.699 76.2
SUBXIII-824-MV132 6.16 22.078 8.864 23.791 92.8 ER25-C834-MV252 6.300 1.766 2.194 4.002 68.9
SUBXII-824-MV122 6.267 1.245 0.542 1.358 91.7 ER26-834-MV261 6.117 3.716 4.241 5.639 65.9
ER23A-C834-MV23A1 19.947 2.175 0.86 2.339 93 ER27-C834-MV271 6.300 3.875 4.187 9.548 68.7
ER23A-C834-MV23A2 6.300 1.356 1.752 3.130 69.3 ER27-C834-MV272 6.300 3.875 4.187 9.151 67.9
ER23-C834-MV23B 6.300 0.282 0.365 0.691 70.1 ER28-C834-MV281 6.197 0.878 0.556 1.039 84.5
ER23C-C834-MV23C 6.253 0.059 0.755 0.757 99.7
ER24-834-MV241 6.300 9.073 10.470 15.000 66.6 Hasil simulasi pada tabel 3.3 menunjukkan bahwa
ER25-C834-MV251 6.156 7.441 6.925 10.165 73.2 selain peningkatan faktor daya menjadi 92% di Main Bus,
ER25-C834-MV252 6.300 1.479 4.305 4.552 68.9
nilai tegangan bus yang menyuplai substation SUB-XIII-
ER26-834-MV261 6.162 1.704 5.799 6.044 32.5
ER27-C834-MV271 6.300 3.875 4.187 10.012 67.9 C824-MV132 mengalami kenaikan tegangan sehingga bus –
ER27-C834-MV272 6.300 3.875 4.187 8.977 68.6 bus yang berada dibawahnya juga mengalami kenaikan
ER28-C834-MV281 6.109 0.875 0.556 1.037 84.4 tegangan sehingga mencapai batas yang diijinkan(95%-
105%).
Setelah melakukan perbaikan faktor daya pada sistem
kelistrikan eksisting menjadi 85.6%, maka dilakukan 3.2 Simulasi Harmonisa Kondisi Eksisting
simulasi load flow dengan penambahan kapasitor bank guna Berikut adalah data harmonisa sebelum dipasang filter
menaikkan faktor daya menjadi 92% sehingga sistem harmonik.
tersebut dapat optimal. Untuk memperbaiki kualitas daya
tersebut diatas, pemasangan kapasitor bank mengacu pada Table 3.4. Profil THD Tegangan dan THD Arus Pada Pabrik Tuban IV
sitem kelistrikan Pabrik Tuban IV existing yaitu dipasang Standar IEEE
Nama Bus THDi THDv THDi THDv
pada :
Main Bus 1.13 1.00 5 5
814.MV11 1.62 3.65 5 5
Bus ER23-C834-MV23B : 1500 kVar SUB-XII-C824-MV121 1.80 3.77 5 5
Bus ER23A-C834-MV23A2 : 1500 kVar SUB-XII-C824-MV122 1.62 3.42 12 5
Bus ER24-C834-MV241 : 6000 kVar SUB-XIII-C824-MV131 1.65 3.69 5 5
Bus ER25-C834-MV251 : 3000 kVar SUB-XIII-C824-MV132 2.44 4.44 5 5
Bus ER25-C834-MV252 : 3000 kVar SUB-XIII-C824-MV141 1.41 3.66 5 5
SUB-XIV-C824-MV142 1.59 4.77 5 5
Bus ER26-C834-MV261 : 4500 kVar ER23A-C834-MV23A1 1.33 3.97 5 5
Bus ER27-C834-MV271 : 6000 kVar ER23A-C834-MV23A2 1.59 2.54 8 5
Bus ER27-B834-MV272 : 4500 kVar ER23B-C834-MV23B 1.51 3.42 15 5
ER23C-C834-MV23C 2.09 3.38 12 5
ER24-C834-MV241 2.09 4.29 8 5
ER25-C834-MV251 7.89 4.48 8 5
ER25-C834-MV252 2.15 4.44 12 5
ER26-C834-MV261 2.48 4.45 15 5
ER27-B834-MV272 1.82 4.82 8 5
ER27-C834-MV271 1.69 4.79 8 5
ER28-C834-MV281 2.31 4.77 15 5

Proceeding Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI – ITS


Dari data diatas nilai THD arus dan THD tegangan Table 3.5. Profil THD Tegangan dan THD Arus setelah pemasangan
kompensator daya reaktif pada Sistem Kelistrikan Pabrik Semen Tuban IV
masih dibawah standar IEEE 519. Untuk menganalisa besar
Sebelum Kapasitor Dengan Kapasitor
distorsi arus pada tiap bus terlebih dahulu kita menentukan Nama Bus THDi THDv THDi THDv
besar ISC / IL pada bus – bus utama. Main Bus 1.13 1.00 1.17 0.94
814.MV11 1.62 3.65 6.44 0.26
Perhitungan ISC / IL pada bus ER24-C834-MV241 : SUB-XII-C824-MV121 1.80 3.77 5.90 0.96
ISC = 29236 A ; IL = 1493.2 A SUB-XII-C824-MV122 1.62 3.42 7.76 1.62
SUB-XIII-C824-MV131 1.65 3.69 6.44 0.90
= .
= 19.58 ( <20 termasuk THD 5) SUB-XIII-C824-MV132 2.44 4.44 6.44 2.32
SUB-XIII-C824-MV141 1.41 3.66 13.05 0.98
SUB-XIV-C824-MV142 1.59 4.77 13.01 3.94
Perhitungan ISC / IL pada bus ER25-C834-MV251:
ER23A-C834-MV23A1 1.33 3.97 3.62 1.02
ISC = 35139 A ; IL = 1009.4 A ER23A-C834-MV23A2 1.59 2.54 3.5 1.81
= = 34.81 ( >20=>50 termasuk THD 8) ER23B-C834-MV23B 1.51 3.42 1.41 1.64
. ER23C-C834-MV23C 2.09 3.38 1.54 1.62
ER24-C834-MV241 2.09 4.29 3.28 2.46
Dengan cara tersebut maka hasil yang diperoleh ER25-C834-MV251 7.89 4.48 3.65 2.35
mendekati hasil pengukuran yang telah dilakukan. Berikut ER25-C834-MV252 2.15 4.44 3.50 2.35
adalah plot magnitude dan plot spectrum pada bus yang nilai ER26-C834-MV261 2.48 4.45 12.59 2.43
harmonisa tertinggi dilakukan sebelum pemasangan filter ER27-B834-MV272 1.82 4.82 12.10 4.03
ER27-C834-MV271 1.69 4.79 16.13 3.98
harmonik. ER28-C834-MV281 2.31 4.77 2.97 3.94

Hasil simulasi harmonisa dengan penambahan kapasitor


diatas, terjadi kenaikan nilai THD arus yang cukup besar.
Pada main bus kenaikan nilai THD tegangan dari 1,13
menjadi 1,17 atau dalam persentase kenaikan ini sebesar 4%.
Sebaliknya untuk nilai THD tegangan nilainya mengalami
penurunan. Penurunan nilai THD tegangan cukup tinggi
berkisar antara 6% sampai dengan 281%, sedangkan untuk
THD arus kenaikan berkisar 4% sampai dengan 658%.
Gambar 3.1. Spektrum Tegangan Fungsi Orde Harmonisa Berikut ini plot magnitude dan plot spectrum pada bus
Perubahan Pada Bus ER25-C834-MV251 dengan pemasangan kompensator daya reaktif.

Gamba3.2. Plot Impedansi Fungsi Frekuensi Harmonisa


Gambar 3.3. Spektrum Tegangan Fungsi Orde Harmonisa
Perubahan Pada Bus ER25-C834-MV251
Perubahan ER26-C834-MV261

3.3. Simulasi Harmonisa dengan Kompensator Daya


Reaktif
Secara umum usaha peningkatan power factor dilakukan
dengan pemasangan kompensator daya reaktif berupa
kapasitor bank. Perlunya dilakukan simulasi harmonisa
dengan penambahan kompensator daya reaktif (kapasitor),
yaitu bertujuan untuk memperkirakan nilai THD tegangan
dan THD arus pada tiap – tiap bus akibat pemasangan
kapasitor bank. Hasil simulasi (bus-bus utama) dapat dilihat Gambar 3.4. Plot Impedansi Fungsi Frekuensi Harmonisa
pada tabel 5. Perubahan Pada ER26-C834-MV261

Proceeding Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI – ITS


3.4. Simulasi Harmonisa dengan Filter Harmonisa 3.5. Analisis Tegangan Kedip Yang Disebabkan Starting
Untuk mengurangi kenaikan harmonisa akibat Motor
pemasangan kapasitor bank dan untuk menaikkan kualitas Untuk mengetahui pengaruh yang terjadi akibat motor
daya, lebih baik kapasitor dipasang sebagai filter harmonisa. starting terhadap turunnya tegangan sesaat, dalam hal ini
Selain berfungsi untuk peredam harmonisa, filter harmonisa disebut voltage sag atau tegangan kedip pada sistem tenaga
juga dapat dipergunakan untuk meningkatkan kualitas daya listrik PT SEMEN GRESIK Tbk. Pabrik Tuban IV dilakukan
listrik. Berikut ini data harmonisa setelah pemasangan filter dengan cara mensimulasikan proses starting motor induksi
harmonisa. berkapasitas besar. Asumsi motor induksi berkapasitas besar
dalam tugas akhir ini adalah motor induksi dengan kapasitas
Table 3.6. Profil THD Tegangan dan THD Arus dengan Filter Harmonisa diatas 1000 kW.
Tanpa Dengan Filter Meskipun terdapat banyak motor berkapasitas besar
Nama Bus Kapasitor Harmonisa
THDi THDv THDi THDv
tetapi dalam sub bab ini hanya akan mengambil 3 lokasi
Main Bus 1.13 1.00 0.33 0.14 motor yang berbeda. Pemilihan lokasi motor dilakukan
814.MV11 1.62 3.65 0.35 0.53 berdasarkan data hasil pengukuran yaitu bus ER24-C834-
SUB-XII-C824-MV121 1.80 3.77 0.70 0.56 MV241, Motor RAWMILL-ID_FAN dan ROOLER_MILL.
SUB-XII-C824-MV122 1.62 3.42 0.90 0.27 Bus ER27-C834-MV271 Motor CEMENTMILL-TB.
SUB-XIII-C824-MV131 1.65 3.69 0.44 0.54
SUB-XIII-C824-MV132 2.44 4.44 0.44 0.62
Starting dilakukan secara bergantian dimulai dari motor
SUB-XIII-C824-MV141 1.41 3.66 0.90 0.53 dengan kapaasitas paling kecil (ROOLER_MILL 5350 KW).
SUB-XIV-C824-MV142 1.59 4.77 0.90 0.71
ER23A-C834-MV23A1 1.33 3.97 0.57 0.61 3.5.1. Simulasi Starting Motor ROOLER_MILL
ER23A-C834-MV23A2 1.59 2.54 0.57 0.22 Pada simulasi ini, listrik disuplai dari PLN sebesar
ER23B-C834-MV23B 1.51 3.42 0.21 0.27
41,724 MVA (39,845 kW). Metode pengasutan yang
ER23C-C834-MV23C 2.09 3.38 0.82 0.21
ER24-C834-MV241 2.09 4.29 3.29 0.47 dilakukan adalah direct on line. Pengasutan motor induksi
ER25-C834-MV251 7.89 4.48 3.66 0.67 dilakukan dengan menghubungkan tegangan secara
ER25-C834-MV252 2.15 4.44 2.33 0.64 langsung.
ER26-C834-MV261 2.48 4.45 0.36 0.59
ER27-B834-MV272 1.82 4.82 1.97 0.75
Tabel 3.7 Voltage Sag Saat Motor ROOLER_MILL Start
ER27-C834-MV271 1.69 4.79 2.44 0.71
ER28-C834-MV281 2.31 4.77 0.34 0.71 Kondisi starting
BUS Sebelum Selama Sesudah
(kV) (kV) Drop (%) (kV)
Perbandingan nilai THD current sebelum dan sesudah Main Bus Tuban 2 150 143.25 4.5 148,5
pemasangan kapasitor serta setelah pemasangan filter 814.MV11 19.90 17.711 11 19.30
harmonisa dapat dilihat pada Gambar 4.16. SUB-XIII-C824-MV132 5.859 4.336 26 5.544
ER24-C834-MV241 5.796 4.173 28 5.512
ER26-C834-MV261 5.859 4.336 26 5.544

3.5.2. Simulasi Starting Motor CEMENTMILL-TB


Simulasi menggunakan metode pengasutan direct on
line, dengan suplai listrik dari PLN. Motor yang akan distart
adalah CEMENTMILL-TB pada bus ER27-C834-MV271.
Hasil simulasi dapat dilihat pada Tabel 3.8.

Gambar 3.5. Perbandingan Nilai THD Current Tabel 3.8 Voltage Sag Saat Motor CEMENTMILL-TB Start
Kondisi starting
BUS Sebelum Selama Sesudah
(kV) (kV) Drop (%) (kV)
Main Bus 150 143.25 4.5 149,25
814.MV11 19.90 17.512 12 19.30
SUB-XIII-C824-MV141 19.84 16.825 15,2 19.10
SUB-XIV-C824-MV142 6.016 4.6 27 431.55
ER27-C834-MV271 6.048 4.6 27 5.73
ER27-B834-MV272 6.016 4.85 23 5.76

3.5.3. Simulasi Starting Motor RAWMILL-ID_FAN


Gambar 3.6. Perbandingan Nilai THD Voltage Starting motor RAWMILL-ID_FAN pada bus ER24-
C834-MV241dilakukan dengan metode direct on line.

Proceeding Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI – ITS


Tabel 3.9 Voltage Sag Saat Motor RAWMILL-ID_FAN Start
4.2. Saran
Kondisi starting 1. Salah satu usaha untuk optimalisasi konsumsi daya
BUS Sebelum Selama Sesudah
(kV) (kV) Drop (%) (kV) adalah dengan kompensasi daya reaktif bila tidak terdapat
Main Bus Tuban 2 150 148.87 7.5 147.75 harmonik pada sistem kelistrikannya.
814.MV11 20 14.8 26 19.2 2. Pemasangan kapasitor bank secara individual cukup
SUB-XIII-C824-MV132 5.922 3.654 42 5.544 berbahaya pada sistem yang terdapat sumber harmonisa.
ER24-C834-MV241 5.922 3.528 44 5.418 Hal ini memungkinkan terjadinya fenomena resonansi.
ER26-C834-MV261 5.922 3.654 42 5.481
Oleh karena itu, kapasitor bank perlu direkonfigurasi
menjadi filter pasif untuk mencegah timbulnya fenomena
resonansi dan sebagai filter harmonisa.
4. PENUTUP 3. Kedip tegangan dapat diminimalisir dengan menambah
4.1. Kesimpulan kapasitas suplai daya dari pembangkit dan mengurangi
Berdasarkan hasil yang didapatkan dari simulasi dan arus pengasutan dengan cara menggunakan metode
analisis pada tugas akhir ini, dapat diambil beberapa pengasutan.
kesimpulan sebagai berikut :
1. Pemasangan kompensasi daya reaktif digunakan untuk
5. DAFTAR PUSTAKA
mengamati perbaikan faktor daya dan perbaikan tegangan
[1]. R. H. Miller, J.H Malinowski, “Power System
pada bus sehingga digunakan sebagai acuan untuk
Operation”, New York : McGraw-Hill Inc, 1994.
menentukan besarnya daya reaktif pada perancangan
[2]. J. Arrillaga, D. A. Bradley, P. S. Bodger, “Power
filter pasif nantinya. Dengan pemasangan kapasitor dapat
System Harmonics”, John Wiley & Sons, 1985.
menimbulkan permasalahan baru yaitu meningkatnya
[3]. Gary W. Chang, Paulo F. Ribeiro, “Harmonics
harmonisa ke 5 dan 7 akibat adanya fenomena resonansi
Theory”,http://www.powerit.vt.edu/AA/chapters/CHA
parallel. Dengan naiknya karakteristik impedansi maka
P_2/c2toc/c2_frame.htm, 2006.
apabila terdapat arus yang kecil, harmonisa tegangan
[4]. IEEE Std. 1531-2003 - Guide for Application and
akan menjadi tinggi sehingga dapat menyebabkan
Specification of Harmonic Filters.
overvoltage.
[5]. IEEE Std. 519-1992 - Recommended Practices and
2. Pada sistem kelistrikan Pabrik Semen Tuban IV, terjadi
Requirements for Harmonic Control in Electrical
peningkatan nilai faktor daya dari 62,2% pada kondisi
Power Systems.
eksisting menjadi 92% (setelah dipasang filter pasif).
[6]. Saudin, Norshafinash. 2007. “Voltage Sags Mitigation
Selain itu terjadi kenaikan tegangan pada seluruh bus
Techniques Analysis”, http://eprints.utm
beban hingga di atas 95% tegangan nominal.
[7]. Zuhal, “Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika
3. THD tegangan pada bus – bus utama adalah kurang dari
Daya”, Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama. 1995
5% sehingga nilai THD tersebut masih di bawah
standard. Sedangkan nilai %THD arus yang terbesar
berada pada ER27-B834-MV272 dan ER27-C834- RIWAYAT HIDUP
MV271. Pada sistem kelistrikan Pabrik Semen Tuban IV Arrifat Lubis lahir di kota Padang, 17
dari simulasi harmonisa dapat diketahui dengan Maret 1988. Anak kedua dari pasangan
menggunakan filter harmonisa telah menurunkan THD Harmond Lubis dan Eva Gusti.
arus dan THD tegangan sehingga besarnya THD tersebut Mendapatkan pendidikan di TK
masih dibawah standar (berdasarkan IEEE Std. 519- Baiturrahmah Padang, kemudian
1992). melanjutkan ke SDN 001 Pekanbaru,
4. Pada sistem kelistrikan Pabrik Semen Tuban IV kemudian melanjutkan pendidikannya ke
digunakan filter Single Tuned dan filter High Pass, SMP Negeri 1 Pekanbaru. Pendidikan
dimana filter Single Tuned digunakan untuk meredam SMA ditempuh pada tahun 2003-2006 di SMA Negeri 1
harmonik orde 5 dan 7 yang merupakan orde harmonik Pekanbaru. Setelah lulus melanjutkan pendidikannya di
yang dominan. Sedangkan untuk orde 11 dan seterusnya Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Jurusan
digunakan filter High Pass orde 11. Teknik Elektro Bidang Studi Teknik Sistem Tenag. Penulis
5. Besarnya kedip tegangan maksimal terdapat pada tempat aktif dalam organisasi mahasiswa, pada tahun 2007 – 2008
motor melakukan starting. Kemudian besar gangguan sebagai Staf Sie Eksternal Departemen Humas Himatektro
terus mengecil seiring dengan semakin jauhnya sumber ITS. Bendahara FKHMEI Regional X Surabaya periode
motor starting dari bus – bus tersebut. 2007/2008 dan Staf Departemen Hubungan Luar Badan
Eksekutif Mahasiswa (BEM ITS) peride 2008/2009. Saat ini
penulis aktif sebagai Asisten Laboratorium Tegangan Tinggi
di Jurusan Teknik Elektro FTI ITS.

Proceeding Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI – ITS

También podría gustarte