Está en la página 1de 43

AKUNTANSI ASET TETAP

PSAP NO 7 – PP 71 TAHUN 2010


BULTEK 15 SAP – PP 71 TAHUN 2010
DEFINISI ASET TETAP
Aset Tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat
lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan
pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum.
PSAP 07 tidak diterapkan untuk:
 Hutan dan sumber daya alam yang dapat diperbaharui
(regenerative natural resources)
 Kuasa pertambangan, eksplorasi dan penggalian mineral, minyak,
gas alam dan sumber daya alam serupa yang tidak dapat
diperbaharuhi (non-regenerative natural resources)
KLASIFIKASI ASET TETAP
• Tanah yang dikelompokkan sebagai aset tetap ialah tanah yang diperoleh
Tanah dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan
dalam kondisi siap dipakai

• Peralatan dan mesin mencakup mesin-mesin dan kendaraan bermotor, alat


Peralatan dan Mesin elektonik, inventaris kantor, dan peralatan lainnya yang nilainya signifikan dan
masa manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan dan dalam kondisi siap pakai

• Gedung dan bangunan mencakup seluruh gedung dan bangunan yang diperoleh
Gedung dan Bangunan dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan
dalam kondisi siap dipakai

• Jalan, irigasi, dan jaringan mencakup jalan, irigasi, dan jaringan yang dibangun
Jalan, Irigasi, dan Jaringan oleh pemerintah serta dimiliki dan/atau dikuasai oleh pemerintah dan dalam
kondisi siap dipakai

• Aset tetap lainnya mencakup aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan ke
Aset Tetap Lainnya dalam kelompok aset tetap di atas, yang diperoleh dan dimanfaatkan untuk
kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai

• Konstruksi dalam pengerjaan mencakup aset tetap yang sedang dalam proses
Konstruksi dalam Pengerjaan pembangunan namun pada tanggal laporan keuangan belum selesai seluruhnya

Aset tetap yang tidak digunakan untuk keperluan operasional pemerintah tidak memenuhi definisi aset
tetap dan harus disajikan di pos aset lainnya sesuai dengan nilai tercatatnya 3
PENGAKUAN ASET TETAP
 Pengakuan aset tetap ditandai dengan telah diterimanya atau diserahkannya hak
kepemilikan atas aset tetap; dan atau pada saat penguasaannya berpindah.
 Aset Tetap diakui pada saat manfaat ekonomi masa depan dapat diperoleh dan
nilainya dapat diukur dengan handal;
 Kriteria suatu aset diakui sebagai aset tetap:
a) Berwujud;
b) Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan;
c) Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal;
d) Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas; dan
e) Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan.
 Pengakuan aset tetap akan andal bila aset tetap telah diterima atau diserahkan
hak kepemilikannya dan atau pada saat penguasaannya berpindah.
 Pengeluaran belanja barang yang tidak memenuhi kriteria aset tetap di atas akan
diperlakukan sebagai persediaan/aset lainnya.
PENGUKURAN ASET TETAP
 Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan
 Biaya perolehan merupakan jumlah kas atau setara kas yang telah
dan yang masih wajib dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain
yang telah dan yang masih wajib diberikan untuk memperoleh
suatu aset pada saat perolehan atau konstruksi sampai dengan aset
tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dipergunakan.
 Aset tetap yang tidak diketahui harga perolehannya disajikan
dengan nilai wajar pada saat perolehan
PENGUKURAN ASET TETAP
Harga beli + seluruh biaya yang
Biaya perolehan Aset tetap diperoleh = dikeluarkan sampai dengan aset siap
dengan pembelian digunakan/dipakai

Aset tetap diperoleh • Biaya Langsung = tenaga kerja + bahan


dengan membangun baku
=
sendiri • Biaya tidak langsung = Biaya
perencanaan dan pengawasan,
perlengkapan, sewa peralatan, dll

Aset tetap diperoleh


Nilai wajar =
dengan cara lain, Nilai tukar aset secara wajar
misalnya hibah
PENILAIAN AWAL ASET TETAP
 Penilaian awal aset tetap harus diukur berdasarkan biaya perolehan
 Bila aset tetap diperoleh dengan tanpa nilai, biaya aset tersebut
adalah sebesar nilai wajar pada saat aset tersebut diperoleh
 Untuk penyusunan neraca awal suatu entitas, biaya perolehan aset
tetap adalah nilai wajar pada saat neraca awal tersebut disusun.
KOMPONEN BIAYA
 Biaya perolehan suatu aset tetap terdiri dari harga belinya atau konstruksinya, termasuk
bea impor dan setiap biaya yang dapat diatribusikan secara langsung dalam membawa
aset tersebut ke kondisi yang membuat aset tersebut dapat bekerja untuk penggunaan
yang dimaksudkan.
 Contoh biaya yang dapat diatribusikan secara langsung:
 Biaya persiapan tempat
 Biaya pengiriman awal (initial delivery) dan biaya simpan dan bongkar muat (handling
cost)
 Biaya pemasangan (instalation cost)
 Biaya profesional seperti arsitek dan insinyur
 Biaya konstruksi
 Biaya Administrasi dan biaya umum lainnya bukan merupakan suatu komponen biaya
aset tetap sepanjang biaya tersebut tidak dapat diatribusikan secara langsung pada
biaya perolehan aset atau membawa aset ke kondisi kerjanya.
 Biaya permulaan (start-up cost) dan pra-produksi serupa tidak merupakan bagian biaya
suatu aset kecuali biaya tersebut perlu untuk membawa aset ke kondisi kerjanya
KOMPONEN BIAYA
• Tanah diakui pertama kali sebesar biaya perolehan
• Biaya perolehan mencakup:
• Harga pembelian atau biaya pembebasan tanah, Biaya yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh hak, Biaya
TANAH pematangan, penimbunan, dan biaya lainnya yang dikeluarkan maupun yang masih harus dikeluarkan sampai tanah
tersebut siap pakai
• Nilai tanah juga meliputi nilai bangunan tua yang terletak pada tanah yang dibeli tersebut jika bangunan tua tersebut
dimaksudkan untuk dimusnahkan

• Biaya perolehan PM menggambarkan jumlah pengeluaran yang telah dan yang masih harus dilakukan untuk memperoleh
peralatan dan mesin tersebut sampai siap pakai
PERALATAN DAN MESIN • Biaya perolehan meliputi:
• Harga pembelian, Biaya pengangkutan, Biaya instalasi, Serta biaya langsung lainnya untuk memperoleh dan
mempersiapkan sampai peralatan dan mesin tersebut siap untuk digunakan

• Biaya perolehan gedung dan bangunan menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan dan yang mas masih harus
GEDUNG DAN BANGUNAN • dikeluarkan untuk memperoleh gedung dan bangunan sampai siap pakai
Biaya perolehan meliputi:
• Harga pembelian atau biaya konstruksi, Biaya pengurusan IMB, notaris dan pajak

• Biaya perolehan jalan, irigasi, dan jaringan menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan dan masih harus dikeluarkan
JALAN, IRIGASI DAN untuk memperoleh gedung dan bangunan sampai siap pakai.
JARINGAN • Biaya perolehan meliputi:
• Biaya perolehan atau biaya konstruksi, dan Biaya-biaya lain yang dikeluarkan sampai jalan, irigasi dan jaringan tersebut siap
pakai

• Biaya perolehan aset tetap lainnya menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan dan yang masih harus dikeluarkan untuk
ASET TETAP LAINNYA memperoleh aset tersebut sampai siap pakai
PEROLEHAN SECARA GABUNGAN
• Biaya perolehan dari masing-masing aset tetap yang diperoleh secara
gabungan ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan
tersebut berdasarkan perbandingan nilai wajar masing-masing aset
yang bersangkutan.
PERTUKARAN ASET
 Biaya suatu aset tetap yang diperoleh melalui pertukaran yang tidak
serupa atau aset lainnya diukur berdasarkan nilai wajar aset yang
diperoleh yaitu nilai ekuivalen atas nilai tercatat aset yang dilepas
setelah disesuaikan dengan jumlah setiap kas atau setara kas dan
kewajiban lain yang ditransfer/diserahkan.
 Suatu aset tetap dapat diperoleh melalui pertukaran atas suatu aset
yang serupa yang memiliki manfaat yang serupa dan memiliki nilai
wajar yang serupa. Suatu aset tetap juga dapat dilepas dalam
pertukaran dengan kepemilikan aset yang serupa. Dalam keadaan
tersebut tidak ada keuntungan dan kerugian yang diakui dalam
transaksi ini. Biaya aset yang baru diperoleh dicatat sebesar nilai
tercatat (carrying amount) atas aset yang dilepas.
PENGELUARAN SETELAH PEROLEHAN
• Pengeluaran setelah perolehan awal suatu aset tetap yang
memperpanjang masa manfaat atau yang kemungkinan besar
memberi manfaat ekonomi di masa yang akan datang dalam bentuk
kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan standar kinerja, harus
ditambahkan pada nilai tercatat aset yang bersangkutan.
PENGELUARAN SETELAH PEROLEHAN
Pengeluaran tersebut dapat dikategorikan sebagai Belanja
Modal jika memenuhi persyaratan:

Pengeluaran tersebut mengakibatkan bertambahnya masa manfaat


dan/atau kapasitas dan/atau kualitas dan/atau volume aset yang telah
dimiliki

DAN

Pengeluaran tersebut memenuhi batasan minimal nilai kapitalisasi aset


tetap/aset lainnya
PENILAIAN KEMBALI (REVALUASI)
 Penilaian kembali atau revaluasi aset tetap pada umumnya tidak
diperkenankan karena SAP menganut penilaian aset berdasarkan
biaya perolehan atau harga pertukaran. Penyimpangan dari
ketentuan ini mungkin dilakukan berdasarkan ketentuan pemerintah
yang berlaku secara nasional.
 Selisih antara nilai revaluasi dengan nilai tercatat dibukukan dalam
akun ekuitas.
ASET BERSEJARAH (HERITAGE ASSETS)
 Aset bersejarah merupakan aset tetap yang dimiliki atau dikuasai
oleh pemerintah yang karena umur dan kondisinya aset tetap
tersebut harus dilindungi oleh peraturan yang berlaku dari segala
macam tindakan yang dapat merusak aset tetap tersebut
 Tidak disajikan dalam neraca
 Diungkapkan dalam CaLK tanpa nilai
 Beberapa aset bersejarah juga memberikan potensi manfaat
lainnya kepada pemerintah selain nilai sejarahnya, misalnya untuk
ruang perkantoran. Untuk kasus tersebut, aset ini akan diterapkan
prinsip-prinsip yang sama seperti aset tetap yang lainnya.
KASUS KEPEMILIKAN TANAH
1
Dikuasai dan/atau digunakan oleh  Tanah tersebut tetap harus dicatat dan disajikan
pemerintah namun belum ada bukti sebagai aset tetap tanah pada neraca pemerintah.
kepemilikan yang sah  Diungkapkan secara memadai dalam CaLK

2
Tanah dimiliki oleh pemerintah,  Tanah tersebut tetap harus dicatat dan disajikan
namun dikuasai dan/atau digunakan sebagai aset tetap tanah pada neraca pemerintah
oleh pihak lain  Diungkapkan secara memadai dalam CaLK bahwa
tanah tersebut dikuasai pihak lain

3
Tanah dimiliki oleh suatu entitas  Dicatat dan disajikan pada neraca entitas
pemerintah, namun dikuasai pemerintah yang mempunyai bukti kepemilikan,
dan/atau digunakan oleh entitas serta diungkapkan di CaLK.
pemerintah yang lain  Entitas pemerintah yang menguasai dan/atau
menggunakan tanah cukup mengungkapkan
tanah tersebut secara memadai dalam CaLK
4
Perlakuan tanah yang masih dalam
1 2
sengketa atau proses pengadilan = dan
PENYAJIAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN
Berita Acara Penyelesaian
No. Pembangunan Aset Pemanfaatan Aset Penyajian
Pekerjaan (BAPP)

1. Selesai Sudah diperoleh Sudah dimanfaatkan Aset Tetap

2. Selesai Sudah diperoleh Belum dimanfaatkan Aset Tetap

3. Selesai Belum diperoleh Sudah dimanfaatkan KDP

4. Selesai sebagian Belum diperoleh Sebagian sudah KDP


dimanfaatkan

5. Selesai sebagian, karena sebab tertentu (misalnya terkena bencana alam/force KDP dapat
majeur) aset tersebut hilang, maka penanggung jawab aset tersebut membuat dihapuskan
pernyataan hilang

6. Belum selesai BAST sudah ada - KDP


RENOVASI ASET TETAP
• Merupakan perbaikan aset tetap di lingkungan SKPD yang memenuhi syarat kapitalisasi.
Renovasi aset tetap • Dicatat sebagai penambah nilai perolehan aset tetap terkait.
milik sendiri • Apabila sampai dengan tanggal pelaporan renovasi tersebut belum selesai dikerjakan, atau sudah selesai
pengerjaannya namun belum diserahterimakan, maka akan dicatat sebagai KDP

• Apabila renovasi telah selesai sebelum tanggal pelaporan akan dibukukan sebagai aset tetap lainnya-aset
Renovasi aset tetap renovasi dan disajikan di neraca sebagai kelompok aset tetap.
bukan milik-dalam
• Apabila sampai dengan tanggal pelaporan renovasi tersebut belum selesai dikerjakan, atau sudah selesai
lingkup entitas
pengerjaannya namun belum diserahterimakan, maka akan dicatat sebagai KDP.
pelaporan
• Pada akhir tahun anggaran, aset renovasi ini seyogyanya diserahkan pada pemilik

• Apabila renovasi telah selesai dilakukan sebelum tanggal pelaporan akan dibukukan sebagai aset tetap
Renovasi aset tetap lainnya-aset renovasi dan disajikan di neraca sebagai kelompok aset tetap.
bukan milik-di luar
• Apabila sampai dengan tanggal pelaporan renovasi tersebut belum selesai dikerjakan, atau sudah selesai
lingkup entitas
pengerjaannya namun belum diserahterimakan, maka akan dicatat sebagai KDP.
pelaporan
• Pada akhir masa perjanjian pinjam pakai atau sewa, aset renovasi ini seyogyanya diserahkan pada pemilik
PENGHENTIAN/PELEPASAN
Penghentian Penggunaan Aset Tetap:
 Aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah tidak
memenuhi definisi aset tetap dan harus dipindahkan ke pos aset
lainnya sesuai dengan nilai tercatatnya.
 Suatu aset tetap dieliminasi dari neraca ketika dilepaskan atau bila
aset secara permanen dihentikan penggunaannya dan tidak ada
manfaat ekonomi masa yang akan datang.
 Aset tetap yang secara permanen dihentikan atau dilepas harus
dieliminasi dari Neraca dan diungkapkan dalam CaLK.
PENGHENTIAN/PELEPASAN
Pelepasan Aset:
• Pelepasan aset tetap di lingkungan pemerintah lazim disebut sebagai
pemindahtanganan. Sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang
pengelolaan BMN/BMD, pemerintah dapat melakukan pemindahtanganan BMN/BMD
yang di dalamnya termasuk aset tetap dengan cara: dijual, dipertukarkan, dihibahkan;
atau dijadikan penyertaan modal negara/daerah.
• Apabila suatu aset tetap dilepaskan karena dipindahtangankan, maka aset tetap yang
bersangkutan harus dikeluarkan dari neraca.
• Aset tetap yang dilepaskan melalui penjualan, dikeluarkan dari neraca pada saat
diterbitkan risalah lelang atau dokumen penjualan sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan.
• Aset tetap yang dihibahkan, dikeluarkan dari neraca pada saat telah diterbitkan berita
acara serah terima hibah oleh entitas sebagai tindak lanjut persetujuan hibah.
• Aset tetap yang dipindahtangankan melalui mekanisme penyertaan modal
negara/daerah, dikeluarkan dari neraca pada saat diterbitkan penetapan penyertaan
modal negara/daerah
PENGHENTIAN/PELEPASAN
Aset Tetap Hilang:
• Aset tetap hilang harus dikeluarkan dari neraca setelah diterbitkannya penetapan
oleh pimpinan entitas yang bersangkutan berdasarkan keterangan dari pihak yang
berwenang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Terhadap aset tetap
yang hilang, sesuai dengan peraturan perundang-undangan perlu dilakukan proses
untuk mengetahui apakah terdapat unsur kelalaian sehingga mengakibatkan adanya
tuntutan ganti rugi.
• Aset tetap hilang dikeluarkan dari neraca sebesar nilai buku. Apabila terdapat
perbedaan waktu antara penetapan aset hilang dengan penetapan ada atau tidaknya
tuntutan ganti rugi, maka pada saat aset tetap dinyatakan hilang, entitas melakukan
reklasifikasi aset tetap hilang menjadi aset lainnya (aset tetap hilang yang masih
dalam proses tuntutan ganti rugi).
• Selanjutnya, apabila berdasarkan ketentuan perundang-undangan dipastikan
terdapat tuntutan ganti rugi kepada perorangan tertentu, maka aset lainnya tersebut
direklasifikasi menjadi piutang tuntutan ganti rugi. Dalam hal tidak terdapat tuntutan
ganti rugi, maka aset lainnya tersebut direklasifikasi menjadi beban.
PENGUNGKAPAN
Laporan Keuangan harus mengungkapkan untuk masing-masing jenis
aset tetap sbb:
(a) Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai tercatat (carrying amount);
(b) Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan:
(1) Penambahan;
(2) Pelepasan;
(3) Akumulasi penyusutan dan perubahan nilai, jika ada;
(4) Mutasi aset tetap lainnya.
(c) Informasi penyusutan, meliputi:
(1) Nilai penyusutan;
(2) Metode penyusutan yang digunakan;
(3) Masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan;
(4) Nilai tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode;
PENGUNGKAPAN
Laporan keuangan juga harus mengungkapkan:
a. Eksistensi dan batasan hak milik atas aset tetap;
b. Kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang berkaitan dengan aset
tetap;
c. Jumlah pengeluaran pada pos aset tetap dalam konstruksi; dan
d. Jumlah komitmen untuk akuisisi aset tetap.
PENYUSUTAN
BARANG MILIK DAERAH
Dasar Dilakukan Penyusutan
• Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Sistem
Akuntansi Pemerintahan
• Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang
Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada
Pemerintah Daerah
• Buletin Teknis Standar Akuntansi Pemerintahan Nomor 15 tentang
Akuntansi Aset Tetap Berbasis Akrual
• Peraturan Kepala Daerah Mengenai Kebijakan Akuntansi Pemerintah
Daerah
Komponen Penyusutan Aset
• Nilai Perolehan
• Tahun Perolehan
• Estimasi Masa Manfaat
• Metode Penyusutan
• Nilai Sisa
DEFINISI-DEFINISI TERKAIT
PENYUSUTAN ASET TETAP
• Penyusutan adalah alokasi yang sistematis atas nilai suatu aset tetap yang
dapat disusutkan (depreciable assets) selama masa manfaat aset yang
bersangkutan.
• Penyusutan merupakan penyesuaian nilai yang terus menerus sehubungan
dengan penurunan kapasitas suatu aset, baik penurunan kualitas,
kuantitas, maupun nilai.
• Penurunan kapasitas terjadi karena aset digunakan dalam operasional
suatu entitas.
• Penyusutan dilakukan dengan mengalokasikan biaya perolehan suatu aset
menjadi beban penyusutan secara periodik sepanjang masa manfaat aset.
• Tanah, Aset Tetap Lainnya dan Konstruksi Dalam Pengerjaan merupakan
jenis aset tetap yang tidak disusutkan.
• Masa manfaat adalah periode suatu aset tetap yang diharapkan digunakan
untuk aktivitas pemerintahan dan/atau pelayanan publik atau jumlah
produksi atau unit serupa yang diharapkan diperoleh dari aset untuk
aktivitas pemerintahan dan atau pelayanan publik.
• Masa Manfaat untuk masing-masing jenis aset tetap ditetapkan dalam
Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah
• Masa Manfaat Aset Tetap tidak dapat dilakukan perubahan
• Masa Manfaat Aset Tetap dapat mengalami penambahan apabila tejadi :
o Renovasi
o Restorasi
o Overhaul
• Akumulasi sisa masa manfaat dan penambahan masa manfaat sebagai
dampak atas pengembangan nilai aset yang menambah umur ekonomis,
tidak dapat melebihi masa manfaat awal aset tetap.
• Akumulasi Penyusutan disajikan sebagai pengurang aset di neraca.
• Beban penyusutan  identik dengan beban pemakaian aset tetap
• Beban penyusutan  beban LO tidak ada dalam LRA
OBYEK PENYUSUTAN
1. Peralatan dan Mesin
2. Gedung dan Bangunan
3. Jalan, Jaringan dan Irigasi
4. Aset Tetap Lainnya berupa Aset Tetap Renovasi
BUKAN OBYEK PENYUSUTAN
1. Tanah
2. Konstruksi Dalam Pengerjaan
3. Aset tetap lainnya berupa hewan, tanaman, dan buku perpustakaan
4. Aset Tetap yang dinyatakan hilang
5. Aset Tetap yang dalam kondisi Rusak Berat atau Usang yang
diusulkan untuk dihapuskan
METODE PENYUSUTAN
Terdapat tiga jenis metode penyusutan yang dapat dipergunakan
menurut PP No.71/2010, yaitu :
• Garis Lurus (Straight Line Method),
• Saldo Menurun Ganda (Double Declining Balance Method),
• Unit Produksi (Unit of Production Method).
1. Metode Garis Lurus
Penyusutan per tahun dihitung dengan formula sebagai berikut:
Penyusutan = (Harga Perolehan – Estimasi Nilai Sisa)
Estimasi Masa Manfaat
Ilustrasi:
Harga sebuah printer adalah Rp5.000.000,00. Diestimasikan bahwa printer
ini dapat digunakan dengan baik selama 3 tahun dengan kemampuan
mencetak 100.000 lembar kertas. Setelah masa manfaatnya habis, printer
tersebut diharapkan dapat terjual dengan harga Rp500.000 (estimasi nilai
sisa). Jika printer ini disusutkan menggunakan metode garis lurus, maka:
Penyusutan = (Rp5.000.000,00 – Rp500.000) = Rp. 1.500.000/Tahun
3 Tahun
2. Saldo Menurun Ganda
Metode ini menghitung penurunan nilai aset dengan formula:
Penyusutan = 100% x 2 x Harga Perolehan
Estimasi Masa Manfaat
Melanjutkan ilustrasi dari slide sebelumnya, maka besaran Penyusutan
adalah sebagai berikut:
Tahun Ke Persentase Beban Akumulasi Nilai Buku
Penyusutan Penyusutan Penyusutan
0 0 0 5,000,000
1 66,67 3,333,333 3,333,333 1,666,667
2 66,67 1,111,111 4,444,444 555,556
3 66,67 55,556 4,500,000 500,000
3. Metode Unit Produksi
Metode unit produksi menghasilkan perhitungan alokasi jumlah bebanpenyusutan
periodik yang berbeda-beda tergantung jumlah penggunaan aset tetap dalam
produksi. Metode ini menghitung penurunan nilai asetdengan rumus:
Penyusutan = Harga Perolehan – Estimasi Nilai Sisa x Produksi tahun ini
Estimasi Manfaat Produksi
Dengan menggunakan ilustrasi yang sama dengan sebelumnya dengan tambahan
informasi bahwa tahun ke-1 mencetak 50.000 lembar, tahun ke-2 30.000 lembar,
dan tahun ke-3 20.000 lembar, maka Penyusutan tahun pertama adalah:

Penyusutan = Rp. 5.000.000,00 – Rp. 500.000,00 x 50.000 lembar


100.000 lembar
= Rp. 2.250.000,00
Amortisasi
• Amortisasi adalah alokasi yang sistematis atas nilai suatu aset tidak
berwujud yang dapat disusutkan selama masa manfaat aset yang
bersangkutan.
• Nilai amortisasi untuk masing-masing periode diakui sebagai
pengurang nilai tercatat aset tidak berwujud dalam neraca dan
beban amortisasi dalam laporan operasional.
Ilustrasi Amortisasi
• Dinas Pertanian ABC memiliki hak paten atas pupuk organik yang
dikembangkannya. Nilai perolehan hak paten tersebut adalah
Rp40.000.000,00 untuk masa 40 tahun. Beban amortisasi ditentukan
menggunakan metode garis lurus. Maka:
• Amortisasi = (Rp40.000.000,00) = Rp. 1.000.000/Tahun
40 Tahun
JURNAL
Penyusutan dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
Debet Beban Penyusutan ... xxx
Kredit Akumulasi Penyusutan ... xxx

Amortisasi dicatat dengan jurnal sebagai berikut:


Debet Beban Amortisasi ... xxx
Kredit Amortisasi... xxx
Penyajian
1. Penyusutan Aset Tetap setiap semester
2. Penyusutan Aset Tetap diakumulasikan setiap semester.
3. Disajikan dalam akun Akumulasi Penyusutan di Neraca.
4. Akumulasi Penyusutan merupakan pengurang pos Aset Tetap dan
pengurang nilai pos Diinvestasikan Dalam Aset Tetap di Neraca.
PENGUNGKAPAN
Penyusutan Aset Tetap diungkapkan dalam Catatan atas Laporan
Barang dan Catatan atas Laporan Keuangan yang sekurang-kurangnya
memuat
a. Nilai penyusutan
b. Metode penyusutan yang digunakan
c. Masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan , dan
d. Nilai tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir
periode
REKONSILIASI DATA ASET TETAP
• Dalam Akrual aset tetap akan dicatat dalam LRA sebagai belanja modal dan akan
dicatat dalam siklus akuntansi sebagai penambah aset tetap.
• Dalam akhir periode harus dilakukan rekonsiliasi :
• Aset tetap akhir periode = Aset tetap awal + penambahan
• Penambahan = pembelian (belanja modal) + hibah aset dari pihak lain
• Pengurangan = penjualan aset tetap + aset yang dihibahkan kepada pihak
lain + aset yang dihapuskan.
• Jika terjadi penjualan aset harus dihitung keuntungan atau kerugian
penjualan aset = harga jual aset – (harga perolehan aset yang dijual –
akumulasi depresiasi yang telah diakui).
• Jika aset dihapuskan juga haru dihitung keuntungan / kerugiannya. Jika nilai
aset yang dihapuskan tidak nol maka akan muncul kerugian.
REKONSILIASI PENYUSUTAN
• Kenaikan akumulasi penyusutan = beban penyusutan jika dalam periode
tersebut tidak terdapat penjualan / pelepasa aset.
• Rekonsiliasi data :
• akumulasi penyusutan awal periode
• +/+ beban penyusutan
• -/- akumulasi penyusutan aset yang dijual / dilepaskan
• = akumulasi penyusutan akhir periode
• Beban penyusutan = akumulasi penyusutan akhir periode – akumulai
penyusutan awal periode + akumulasi penyusutan barang yang terjual

También podría gustarte