Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
A. PENDAHULUAN
Pada periode ini membawa masalah yang sulit untuk ditangani baik
bagi anak laki-laki maupun perempuan. Hal ini disebabkan oleh dua a lasan
yaitu : pertama, pada saat anak-anak paling tidak sebagian masalah
diselesaikan oleh orang tua atau guru, sedangkan sekarang individu dituntut
untuk bisa menyelesaikan masalahnya sendiri. Kedua, karena mereka dituntut
untuk mandiri maka seringkali menolak untuk dibantu oleh orang tua atau guru,
sehingga menimbulkan kegagalan-kegagalan dalam menyelesaikan persoalan
tersebut.
Remaja yang bersikap hidup sehat adalah remaja yang mengerti tujuan
hidup, memahami faktor penghambat maupun pendukung perkembangan
kematangannya, bergaul dengan bijaksana, dan terus menerus memperbaiki diri.
Dengan demikian remaja dapat diharapkan menjaga remaja yang handal dan
sehat. Remaja harus mengetahui dirinya memiliki kekhawatiran dan harapan,
dengan kata lain remaja harus mengerti dirinya sendiri. Faktor yang berkembang
pada setiap remaja antara lain fisik, intelektual, emosional, spiritual.
Kecepatan perkembangan tersebut adalah fisik 3, intelektual 20%, emosional
30%, dan spiritual 15%
A. TUJUAN
Tujuan Umum :
Pemahaman tentang konsep remaja dan asuhan keperawatan pada
kelompok remaja dalam tatanan komunitas
Tujuan Khusus :
1. Mengetahui konsep usia remaja
2. Mengetahui proses asuhan keperawatan pada kelompok remaja di
komunitas
3. Mengetahui perumusan plan of action pada asuhan keperawatan
kelompok remaja di komunitas
B. MANFAAT
1. Bagi Penulis
Memahami konsep pemberian asuhan keperawatan pada kelompok
remaja di komunitas
2. Bagi Pembaca
Dapat meningkatkan pengetahuan tentang konsep remaja
3. Bagi Tenaga Kesehatan
Memberi gambaran dan kerangka acuan dalam pemberian asuhan
keperawatan pada kelompok remaja di komunitas
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. Konsep Dasar
A. Pengertian Remaja
Remaja atau adolesens adalah periode perkembangan selama di
mana individu mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa
dewasa, biasanya antara usia 13-20 tahun. Batasan usia remaja menurut
WHO adalah 12 s/d 24 th Namun jika pada usia remaja sudah menikah
maka ia sudah tergolong dalam kelompok dewasa. Istilah adolesens
biasanya menunjukkan maturasi psikologis individu, ketika pubertas
menunjukan titik di mana reproduksi mungkin dapat terjadi. Perubahan
hormonal pubertas mengakibatkan perubahan penampilan pada orang
muda, dan perkembangan mental mengakibatkan kemampuan untuk
menghipotesis dan berhadapan dengan abstraksi.
Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu
mengalami peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami
perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan juga penuh
dengan masalah-masalah (Hurlock,1998). Oleh karenanya, remaja sangat
rentan sekali mengalami masalah psikososial, yakni masalah psikis atau
kejiwaan yang timbul sebagai akibat terjadinya perubahan sosial (TP-
KJM,2002).
Masa remaja merupakan sebuah periode dalam kehidupan
manusia yang batasannya usia maupun peranannya seringkali tidak
terlalu jelas. Pubertas yang dahulu dianggap sebagai tanda awal
keremajaan ternyata tidak lagi valid sebagai patokan atau batasan
untuk pengkategorian remaja sebab usia pubertas yang dahulu terjadi pada
akhir usia belasan (15-18) kini terjadi pada awal belasan bahkan sebelum
usia 11 tahun. Seorang anak berusia 10 tahun mungkin saja sudah (atau
sedang) mengalami pubertas namun tidak berarti ia sudah bisa dikatakan
sebagai remaja dan sudah siap menghadapi dunia orang dewasa. Ia
belum siap menghadapi dunia nyata orang dewasa, meski di saat yang
sama ia juga bukan anak-anak lagi. Berbeda dengan balita yang
perkembangannya dengan jelas dapat diukur, remaja hampir tidak
memiliki pola perkembangan yang pasti. Dalam perkembangannya
seringkali mereka menjadi bingung karena kadang-kadang diperlakukan
sebagai anak-anak tetapi di lain waktu mereka dituntut untuk bersikap
mandiri dan dewasa.
1) Karakteristik Masa Remaja
Sebagai periode yang paling penting, masa remaja ini memiliki
karakterisitik yang khas jika dibanding dengan periode-periode
perkembangan lainnya. Menurut Aulia (2006) rinciannya adalah
sebagai berikut:
a) Masa remaja adalah periode yang penting
Periode ini dianggap sebagai masa penting karena
memiliki dampak langsung dan dampak jangka panjang dari apa
yang terjadi pada masa ini. Selain itu, periode ini pun memiliki
dampak penting terhadap perkembangan fisik dan psikologis
individu, dimana terjadi perkembangan fisik dan psikologis yang
cepat dan penting. Kondisi inilah yang menuntut individu untuk
bisa menyesuaikan diri secara mental dan melihat pentingnya
menetapkan suatu sikap, nilai-nilai dan minta yang baru.
b) Masa remaja adalah masa peralihan
Periode ini menuntut seorang anak untuk meninggalkan
sifat-sifat kekanak-kanakannya dan harus mempelajari pola-pola
perilaku dan sikap-sikap baru untuk menggantikan dan
meninggalkan pola-pola perilaku sebelumnya. Selama peralihan
dalam periode ini, seringkali seseorang merasa bingung dan tidak
jelas mengani peran yang dituntut oleh lingkungan. Misalnya,
pada saat individu menampilkan perilaku anak-anak maka
mereka akan diminta untuk berperilaku sesuai dengan usianya,
namun pada kebalikannya jika individu mencoba untuk berperilaku
seperti orang dewasa sering dikatakan bahwa mereka berperilaku
terlalu dewasa untuk usianya.
c) Masa remaja adalah periode perubahan
Perubahan yang terjadi pada periode ini berlangsung
secara cepat, perubahan fisik yang cepat membawa konsekuensi
terjadinya perubahan sikap dan perilaku yang juga cepat.
Terdapat lima karakteristik perubahan yang khas dalam periode
ini yaitu, (1) peningkatan emosionalitas, (2) perubahan cepat yang
menyertai kematangan seksual, (3) perubahan tubuh, minat dan
peran yang dituntut oleh lingkungan yang menimbulkan masalah
baru, (4) karena perubahan minat dan pola perilaku maka terjadi
pula perubahan nilai, dan (5) kebanyakan remaja merasa
ambivalent terhadap perubahan yang terjadi.
d) Masa remaja adalah usia bermasalah
Pada periode ini membawa masalah yang sulit untuk
ditangani baik bagi anak laki-laki maupun perempuan. Hal ini
disebabkan oleh dua lasan yaitu : pertama, pada saat anak-anak
paling tidak sebagian masalah diselesaikan oleh orang tua atau
guru, sedangkan sekarang individu dituntut untuk bisa
menyelesaikan masalahnya sendiri. Kedua, karena mereka dituntut
untuk mandiri maka seringkali menolak untuk dibantu oleh orang
tua atau guru, sehingga menimbulkan kegagalan-kegagalan dalam
menyelesaikan persoalan tersebut.
e) Masa remaja adalah masa pencarian identitas diri
Pada periode ini, konformitas terhadap kelompok sebaya
memiliki peran penting bagi remaja. Mereka mencoba mencari
identitas diri dengan berpakaian, berbicara dan berperilaku
sebisa mungkin sama dengan kelompoknya. Salah satu cara
remaja untuk meyakinkan dirinya yaitu dengan menggunakan
simbol status, seperti mobil, pakaian dan benda-benda lainnya
yang dapat dilihat oleh orang lain.
f) Masa remaja adalah usia yang ditakutkan
Masa remaja ini seringkali ditakuti oleh individu itu sendiri
dan lingkungan. Gambaran-gambaran negatif yang ada dibenak
masyarakat mengenai perilaku remaja mempengaruhi cara mereka
berinteraksi dengan remaja. Hal ini membuat para remaja itu
sendiri merasa takut untuk menjalankan perannya dan enggan
meminta bantuan orang tua atau pun guru untuk memecahkan
masalahnya.
g) Masa remaja adalah masa yang tidak realistis
Remaja memiliki kecenderungan untuk melihat hidup
secara kurang realistis, mereka memandang dirinya dan orang
lain sebagaimana mereka inginkan dan bukannya sebagai dia
sendiri. Hal ini terutama terlihat pada aspirasinya, aspiriasi yang
tidak realitis ini tidak sekedar untuk dirinya sendiri namun bagi
keluarga, teman. Semakin tidak realistis aspirasi mereka maka
akan semakin marah dan kecewa apabila aspirasi tersebut tidak
dapat mereka capai.
h) Masa remaja adalah ambang dari masa dewasa
Pada saat remaja mendekati masa dimana mereka dianggap
dewasa secara hukum, mereka merasa cemas dengan stereotype
remaja dan menciptakan impresi bahwa mereka mendekati
dewasa. Mereka merasa bahwa berpakaian dan berperilaku seperti
orang dewasa seringkali tidak cukup, sehingga mereka mulai untuk
memperhatikan perilaku atau simbol yang berhubungan dengan
status orang dewasa seperti merokok, minum, menggunakan
obat-obatan bahkan melakukan hubungan seksual.
B. Perubahan yang Terjadi pada Masa Remaja
1. Perubahan Fisik Masa Remaja
a) Tinggi badan
Rata-rata anak perempuan mencapai tinggi dewasanya pada usia
17/18 tahun dan bagi anak laki-laki satu tahun lebih dari usia
tersebut.
b) Berat badan
Perubahan berat tubuh seiring dengan waktu sama dengan
perubahan tinggi badan, hanya saja sekarang lebih menyebar ke
seluruh tubuh.
c) Proporsi tubuh
Berbagai bagian tubuh secara bertahap mencapai proporsinya.
Misal : badan lebih lebar dan lebih kuat.
d) Organ seksual
Pada laki-laki dan perempuan organ seksual mencapai ukuran
dewasa pada periode remaja akhir, namun fungsinya belum
matang sampai dengan beberapa tahun kemudian
e) Karakteristik sex sekunder
Karakteristik sek sekunder utama mengalami perkembangan
pada level dewasa pada periode remaja akhir.
2. Emosionalitas Masa Remaja
Selain terjadi perubahan fisik yang sangat mencolok, juga terjadi
perubahan dalam emosionalitas remaja yang cukup mengemuka,
sehingga ada beberapa hal yang dapat disimpulkan dari perubahan
pada aspek emosionalitas ini. Masa ini disebut sebagai masa “storm
and stres” dimana terjadi peningkatan ketegangan emosional yang
dihasilkan dari perubahan fisik dan hormonal.
Pada masa ini emosi seringkali sangat intens, tidak terkontrol
dan nampak irrasional, secara umum terdapat peningkatan perilaku
emosional pada setiap usia yang dilalui. Misalnya, pada usia 14
tahun, remaja menjadi mudah marah, mudah gembira, dan meledak
secara emosional, sedangkan pada usia 16 tahun terjadi kebalikannya
mereka mengatakan tidak terlalu merasa khawatir.
Hal yang paling membuat remaja marah adalah apabila mereka
diperlakukan seperti anak-anak atau pada saat merasa diperlakukan
tidak adil. Ekspresi kemarahannya mungkin berupa mendongkol,
menolak untuk bicara, atau mengkritik secara keras. Hal yang juga
cukup mengemuka yaitu pada masa ini remaja lebih iri hati terhadap
mereka yang memiliki materi lebih.
3. Perubahan Sosial pada remaja
Salah satu tugas perkembangan yang paling sulit pada masa
remaja adalah penyesuaian sosial. Penyesuaian ini harus dilakukan
terhadap jenis kelamin yang berlainan dalam suatu relasi yang
sebelumnya tidak pernah ada dan terhadap orang dewasa diluar
keluarga dan lingkungan sekolah.
Pada masa ini remaja paling banyak menghabiskan waktu
mereka di luar rumah bersama dengan teman sebaya mereka,
sehingga bisa dipahami apabila teman sebaya sangat berpengaruh
terhadap sikap, cara bicara, minat, penampilan, dan perilaku
remaja.
Perubahan dalam perilaku sosial terlihat dengan adanya
perubahan dalam sikap dan perilaku dalam relasi heteroseksual,
mereka yang tadinya tidak menyukai keterlibatan lawan jenis menjadi
menyukai pertemanan dengan lawan jenis. Secara umum dapat
dikatakan bahwa minat terhadap lawan jenis meningkat. Selain
itu, perubahan sosial yang terjadi dengan adanya nilai-nilai baru
dalam memilih teman, dimana sekarang remaja lebih memilih yang
memiliki minat dan nilai-nilai yang sama, bisa memahami dan
membuat merasa aman, dapat dipercaya dan bisa diskusi mengenai
hal-hal yang tidak bisa dibicarakan dengan guru atau orang tua. Pada
masa ini pun remaja memiliki keinginan untuk tampil sebagai
seorang yang populer dan disukai oleh lingkungannya.
4. Tanda-tanda bahaya dari penyesuaian diri yang salah pada remaja
Dengan adanya perubahan yang terjadi dalam fisik, psikologis
dan sosial pada remaja yang sangat cepat dan drastis menuntut
remaja tersebut untuk bisa menyesuaikan diri dengan perubahan
tersebut dan tuntutan-tuntutan lingkungan baru yang menyertainya.
Pada kenyataannya tidak semua remaja dapat menyesuaikan dengan
perubahan tersebut, berikut adalah beberapa tanda-tanda penyesuaian
diri yang salah pada remaja :
a. Tidak bertanggung jawab, misalnya mengabaikan sekolah.
b. Agresif secara berlebihan dan sikap yang tertalu yakin atas
dirinya.
c. Perasaan tidak aman, yang menyebabkan remaja harus
menyesuaikan dengan standar kelompok.
d. Homesickness
e. Menghayal secara berlebihan sebagai upaya untuk
mengkompensir ketidakpuasan dari kehidupan sehari-hari.
f. Regresi perilaku ke tingkat perkembangan yang lebih awal,
misalnya ngompol, ngamuk pada saat marah dan lain-lain.
g. Menggunakan defense mechanism secara berlebihan, seperti
rasionalisasi, proyeksi, fantasi, dan displacement.
Prof. Dr. H. Sunarto dan Dra. Ny. B. Agung Hartono. 2007. Perkembangan
Peserta Didik. Jakarta: PT Rineka Cipta
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Tahap pengkajian dilakukan pada tanggal 4-9 juni 2018 yang
dilakukan oleh 13 mahasiswa. Berdasarkan wawancara dengan ketua
RT didapatkan hasil bahwa jumlah KK RT 03 33 KK dan RT 04 50
KK.
Berdasarkan hasil pengkajian di desa Langensari RT 03 dan RT 04
RW 03 didapatkan data sebagai berikut :
Kel. Langensari
Karyawan 2.908
Wiraswasta 1.781
Tani 68
Pensiunan 78
Nelayan 1
PNS 156
TNI/Polri 55
Pelajar/Mahasiswa 2.252
Pedagang 84
Lain-lain 5
9.409
Jenis Kelamin
laki-laki perempuan
45%
55%
Laki-laki 5.213
Perempuan 4.326
Jenjang Pendidikan
15% 14%
TK
SD
28% SMP
43% SMA
Pendidikan Jumlah
TK 284
SD 889
SMP 593
SMA 317
2083
DISTRIBUSI FREKUENSI
Jumlah KK
Jumlah KK
40%
60% RT 3
RT 4
Jumlah jiwa
Jumlah jiwa di RT 03
34%
66%
RT 3 RT 4
Jumlah jiwa di RT 03 yaitu sejumlah 95 orang dan di RT 04 yaitu sejumlah 187 orang
Distribusi berdasarkan jenis kelamin
Jenis kelamin di RT 03
43%
57% Laki-laki
Perempuan
Distribusi jiwa berdasarkan jenis kelamin di RT 03 yaitu laki-laki sebanyak 41 orang dan
perempuan 54 orang
Jenis kelamin di RT 04
51% 49%
Laki-laki
Perempuan
Distribusi jiwa berdasarkan jenis kelamin di RT 04 yaitu laki-laki sebanyak 91 orang dan
perempuan 96 orang
Distribusi frekuensi Usia
Distribusi Usia di RT 03
2% 7%
24%
12%
11%
44%
Jumlah jiwa berdasarkan usia RT 03 yaitu bayi terdapat 0 orang, balita terdapat 2 orang,
pre school terdapat 7 orang, sekolah terdapat 11 orang, remaja terdapat 10 orang,
dewasa terdapat 42 orang, dan lansia terdapat 23 orang
Distribusi Usia di RT 04
9% 1%
3%2%
7%
15%
63%
Jumlah jiwa berdasarkan usia RT 04 yaitu bayi terdapat 1 orang, balita terdapat 6 orang,
pre school terdapat 4 orang, sekolah terdapat 13 orang, remaja terdapat 29 orang,
dewasa terdapat 117 orang, dan lansia terdapat 17 orang
Distribusi berdasarkan tingkat Pendidikan
Distribusi Pendidikan di RT 03
13% SD
29% SMP
15%
SMA
0%
3%
1% D3
S1
39%
S2
TS
Jumlah jiwa berdasarkan usia RT 03 yaitu SD terdapat 12 orang, SMP terdapat 14 orang,
SMA terdapat 37 orang, D3 terdapat 1 orang, S1 terdapat 3 orang, S2 terdapat 0 orang,
dan Tidak Sekolah terdapat 27 orang
Distribusi Pendidikan di RT 04
13% SD
21%
2% SMP
SMA
14%
D3
4% S1
21%
S2
25% TS
Jumlah jiwa berdasarkan usia RT 04 yaitu SD terdapat 39 orang, SMP terdapat 40 orang,
SMA terdapat 47 orang, D3 terdapat 7 orang, S1 terdapat 27 orang, S2 terdapat 3 orang,
dan Tidak Sekolah terdapat 24 orang
B. Pengkajian Komunitas Kelompok Remaja
1. Distribusi Kelompok Remaja
Jumlah remaja di desa Langensari RW 03 RT 03 sebanyak 10
0rang , dan RW 03 RT 04 sebanyak 29 orang.
Berdasarkan hasil wawancara dari ketua RT setempat mengatakan
bahwa terdapat perkumpulan “Karang Taruna” antar RW.
2. Masalah yang ada pada kelompok remaja
Kebiasaan Merokok
36% Merokok
Merokok 14 35.89%
39 100%
Pengetahuan Desminore
35% Desminore
Tidak desminore
65%
Desminore 15 65.21%
23 100%
39 100%
Kenakalan remaja
26%
Kenakalan remaja
Tidak nakal
74%
39 100%
Aktivitas Germas
39 100%
Kebiasaan Konsumsi
Alkohol
Mengonsumsi
26% Alkohol
Tidak mengonsumsi
74%
Alkohol
39 100%
ANALISA DATA
A B C D E F G H HASIL
1 Prilaku kesehatan cenderung beresiko 3 5 4 2 4 4 4 5 31
Keterangan:
A: Risiko keparahan E: dana pembobotan:
B: Minat masyarakat F: fasilitas 1: sangat rendah
C: kemungkinan diatasi G: sumber daya 2: rendah
D: waktu H: tempat 3:cukup
4:tinggi
5: sangat tinggi
2. Diagnosa keperawatan sesuai prioritas masalah menurut Depkes (2003)
a. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan desa langensari RW 03 RT 03 dan RT 04 berhuubungan dengan
kurangnya pengetahuan mengenai penanggulangan desminore dan pengetahuan mengenai penyakit menular
seksual
b. Perilaku kesehatan cenderung beresiko pada remaja di desa langensari RW 03 RT 03 dan RT 04 berhubungan
dengan merokok, dan konsumsi alkohol.
PERENCANAAN KEPERAWATAN
Perilaku kesehatan Setelah diberikan 1408: menahan diri dari 5520: Fasilitasi pembelajaran (1) Gunakan alat bantu
cenderung beresiko pada asuhan keperawatan bunuh diri 5230: Peningkatan koping untuk menggambarkan
remaja di desa langensari selama 30 hari 1302: Koping 6610: Identifikasi resiko materi yang penting
RW 03 RT 03 dan RT 04 diharapkan : 1625: Prilaku berhenti 5370: Peningkatan peran (2) Jika diperlukan berikan
berhubungan dengan (1702): kepercayaan merokok pamphlet, video, atau
merokok, dan konsumsi mengenai kesehatan: 1903: Kontrol resiko: bahan-bahan dari
alkohol. kontrol diterima penggunaan alkohol internet.
(2013): keseimbangan 1906: Kontrol resiko: (3) Gunakan bahasa yang
gaya hidup penggunaan tembakau mudah diingat
1215: Kesadaran diri (4) Jangan terlalu lama
1703: Kepercayaan dalam memberikan
mengenai kesehatan: penkes
sumber-sumber yang (5) Kenali latar belakan
diterima budaya/ spiritual pasien
0900: Koping (6) Eksplorasi pencapaian
1504: Dukungan sosial pasien sebelumnya
(7) Diskusikan dan
rencanakan aktivitas-
aktivitas pengurangan
resiko berkolaborasi
dengan individu atau
kelompok
(8) Fasilitasi diskusi
mengenai adaptasi
peran.
PLAN OF ACTION
Pendidikan kesehatan
a. Memberikan
penyuluhan tentang
penatalaksanaan
desminore dan
pencegahan
penyakit menular
seksual.
b. Anjurkan pada
kelompok
melakukan
penanganan
desminore secara
nonfarmakologi dan
melakukan tindakan
pencegahan
penyakit menular
seksual
c. Memberikan
demonstrasi tentang
penanganan
desminore secara
non farmakologi
2. Prilaku kesehatan Pencegahan primer : Kelompok Swadaya Mahasiswa Kelompok
cenderung beresiko Proses kelompok remaja RT 03 mahasiswa Agregat remaja
pada remaja di desa Proses kelompok da RT 04 RW (dana sendiri) (Mahasiswa
langensari RW 03 RT dilakukan dengan 03 desa Universitas Ngudi
03 dan RT 04 memanfaatkan Langensari Waluyo)
berhubungan dengan kelompok Rina Sukawati
merokok, dan masyarakat yang Insan Marta Saputra
konsumsi alkohol. sudah ada seperti Iwan Priyono
karang taruna
dengan
memberikan
penyuluhan tentang
bahaya merokok
dan konsumsi
alkohol serta cara
pengalihannya
Empowerment
Dalam upaya
meningkatkan
informasi tentang
bahaya merokok
dan konsumsi
alkohol
Patnership
(Kerjasama) :
Patnership
Kerjasama :
a. Melakukan kerja
sama dengan lintas
sektoral (dinas
kesehatan atau
puskesmas)
penyuluhan atau
konseling dalam
upaya peningkatan
informasi dan
sumber informasi
mengenai bahaya
merokok dan
konsumsi alkkohol
Pendidikan kesehatan
a. Memberikan
penyuluhan tentang
bahaya merokok
dan konsumsi
alkohol serta cara
pengalihannya.