Está en la página 1de 22

LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KASUS HNP (HERNIA NUKLEUS PULPOSUS)


DI HOLISTIC CARE PROBOLINGGO

Oleh

Nama : A.RISKY
Nim : 14901.04.17001

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HAFSHAWATY
ZAINUL HASAN GENGGONG
PROBOLINGGO
2018
LAPORAN PENDAHULUAN
HNP (Hernia Nukleus Pulposus)

A. Definisi HNP
HNP (Hernia Nukleus Pulposus) adalah ruptur pada dikus vebrata yang
diakibatakan oleh menonjolnya materi nukleus pulposus yang menekan anulus fibrosus
yang menyebabkan kompresi pada syaraf terutama banyak terjadi di daerah lumbal dan
servikal sehingga menimbulkan adanya gangguan neurologi (nyeri punggung) yang
didahului oleh perubahan degeneratif pada proses penuaan (Muttaqin, 2015)
Hernia Nukleus pulposus (HNP) merupakan suatu keadaan dimana terjadi
penonjolan pada diskus intervertebralis menekan ligament posterior longitudinal sehingga
menyempit ke dalam kanalis vertebralis (protrusi diskus ) atau nucleus pulposus yang
terlepas sebagian tersendiri di dalam kanalis vertebralis (Kesumaningtyas, 2014)
Herniasi diskus invertebralis ke segala arah dapat disebabkan oleh trauma ataupun
stress fisik. Kebanyakan herniasi terjadi ke arah posterolateral, berkaitan dengan letak
nucleus pulsosus di bagian posterior dan adanya ligamentum longitudinalis posterior yang
cenderung memperkuat annulus fibrosis di posterior yang cenderung memperkuat annulus
fibrosus di posterior tengah. Peristiwa ini juga sering disebut dengan istilah lain, seperti
rupture annulus fibrosis, hernia nucleus pulposus, rupture diskus, herniasi diskus dan saraf
terjepit (Barbara, 2014).

B. Anatomi Fisiologi
Medula spinalis merupakan jaringan saraf berbentuk kolum vertical tang terbenteng
dari dasar otak, keluar dari rongga kranium melalui foramen occipital magnum, masuk
kekanalis sampai setinggi segmen lumbal-2. medulla spinalis terdiri dari 31 pasang saraf
spinalis (kiri dan kanan) yang terdiri atas :
1) 8 pasang saraf cervical
2) 15 pasang saraf thorakal
3) 5 pasang saraf lumbal
4) 5 pasang saraf sacral
5) 1 pasang saraf cogsigeal.
Penampang melintang medulla spinalis memperlihatkan bagian bagian yaitu
substansia grisea (badan kelabu) dan substansia alba. Substansia grisea mengelilingi kanalis
centralis sehingga membentuk kolumna dorsalis, kolumna lateralis dan kolumna ventralis.
Kolumna ini menyerupai tanduk yang disebut conv. Substansia alba mengandung saraf
myelin (akson).

Kolumna vertebralis tersusun atas seperangkat sendi antar korpus vertebra yang
berdekatan, sendi antar arkus vertebra, sendi kortovertebralis, dan sendi sakroiliaka.
Ligamentum longitudinal dan discus intervertebralis menghubungkan korpus vertebra yang
berdekatan.

Diantara korpus vertebra mulai dari cervikalis kedua sampai vertebra sakralis terdapat
discus intervertebralis. Discus discus ini membentuk sendi fobrokartilago yang lentur antara
dua vertebra. Discus intervertebralis terdiri dari dua bagian pokok : nucleus pulposus di
tengah dan annulus fibrosus disekelilingnya. Discus dipisahkan dari tulang yang diatas dan
dibawanya oleh lempengan tulang rawan yang tipis.

Nucleus pulposus adalah bagian tengah discus yang bersifat semigetalin, nucleus ini
mengandung berkas-berkas kolagen, sel jaringan penyambung dan sel-sel tulang rawan. Juga
berperan penting dalam pertukaran cairan antar discus dan pembuluh-pembuluh kapiler.

C. Etiologi
Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya HNP adalah sebagai berikut :
1) Riwayat trauma
2) Riwayat pekerjaan yang perlu mengangkat beban beban berat, duduk, mengemudi
dalam waktu lama.
3) Sering membungkuk.
4) Posisi tubuh saat berjalan.
5) Proses degeneratif (usia 30-50 tahun).
6) Struktur tulang belakang.
7) Kelemahan otot-oto perut, tulang belakang

D. Manifestasi Klinis
1) Nyeri punggung yang menyebar ke ekstremitas bawah.
2) Spasme otot.
3) Peningkatan rasa nyeri bila batuk, mengedan, bersin, membungkuk, mengangkat
beban berat, berdiri secara tiba-tiba.
4) Kesemutan, kekakuan, kelemahan pada ekstermitas.
5) Deformitas.
6) Penurunan fungsi sensori, motorik.
7) Konstipasi, kesulitan saat defekasi dan berkemih.
8) Tidak mampu melakukan aktifitas yang biasanya dilakukan.
E. Patofisiologi
Hernia Nukleus Pulposus atau ruptur diskus intervetebralis (HNP) dapat terjadi
oleh karena adanya trauma seperti kecelakaan, mengangkat beban berat, duduk,
mengemudi dalam waktu yang lama, posisi tubuh yang tidak benar saat berjalan maupun
beraktivitas, sering membungkuk, proses degeneratif, kelemahan otot perut, punggung,
serta struktur tulang belakang. Faktor-faktor ini dapat menyebabkan ruptur/kerusakan
tulang belakang dan kelemahan elastisitas diskusvertebralis dan anulus fibrosus sehingga
dapat menyebabkan keluarnya nukleus pulposus yang ada di dalam anulus fibrosus ke
diskus vertebralis. Kondisi ini dapat menimbulkan kerusakan sendi faset dan gangguan
suplai darah ke jaringan akibat dari terjepitnya serabut syaraf spinal
Bila terjadi keadaan yang demikian berlangsung akan muncul adanya keluhan nyeri
punggung yang menyebar ke ekstremitas bawah bokong, bahu atau lengan. Nyeri seperti
tertusuk-tusuk akan semakin bertambah apabila terjadi penekanan disaat batuk, mengedan,
bersin, membungkuk, mengangkat beban berat, berdiri secar tiba-tiba dari posis duduk.
Terjadi penurunan sensorik dan motorik, kesemutan, kekakuan dan kelemahan ekstremitas
serta ketidakmampuan melakukan aktivitas yang biasanya dilakukan. Akibat lanjut dari
proses penyakit ini adalah kelemahan, atropi oto, trauma pada serabut saraf dan jaringan
lain, kehilangan kontrol sphinter, paralis/ketidakmampuan pergerakan, pendarahan.
Tindakan yang dapat dilakukanuntuk mengoreksi penyakit HNP yaitu dengan therapi
konservatif dan pembedahan. Pembedahan dilakukan untuk mengangkat tulang, kartilago
dan materi penyebab herniasi tetapi tindakan ini juga dapat menyebabkan infeksi dan
inflamasi di tingkat pembedahan diskus spinal.
F. Pathway
trauma dan stress fisik

Rupture diskus

Aliran darah ke diskus


berkurang KEBUTUHAN NUTRISI
KURANG DARI KEBUTUHAN

Pemisahan lempeng tulang TUBUH

rawan dan korpus vertebrae Intake nutrisi inadekuat

Mual, muntah
Nucleus pulposus
INTOLERANSI
keluar melalui
AKTIVITAS
serabut annulus Ileus
paralitik
Tirah HNP Tindakan pembedahan: Reaksi
baring Laminektomi anastesi
Spasme otot Ujung syaraf spinal tertekan

Respon nyeri Dis integrasi Pasca operasi


KOPING jaringan
Gelisah hebat dan akut
INDIVIDU
Luka post op
INEFEKTIF
NYERI Dipersepsikan
AKUT ke nyeri

RISIKO Post de entry kuman Luka terbuka


INFEKSI

lemah Tonus otot Tirah baring


menurun

ADL tidak
terpenuhi

DEFISIT PERAWATAN DIRI


G. Pemeriksaan Penunjang
1) Laboratorium
2) Darah rutin
3) Cairan cerebrospinal
4) Foto polos lumbosakral dapat memperlihatkan penyempitan pada keeping sendi
5) CT scan lumbosakral : dapat memperlihatkan letak disk protusion.
6) MRI ; dapat memperlihatkan perubahan tulang dan jaringan lunak divertebra serta
herniasi.
7) Myelogram : dapat menunjukkan lokasi lesi untuk menegaska pemeriksaan fisik
sebelumpembedahan.
8) Elektromyografi : dapat menunjukkan lokasi lesi meliputi bagian akar saraf spinal.
9) Epidural venogram : menunjukkan lokasi herniasi
10) Lumbal functur : untuk mengetahui kondisi infeksi dan kondisi cairan serebro
spinal.
H. Komplikasi
1) Kerusakan penanaman tulang setelah fusi spinal.
2) Infeksi luka karena tindakan pembedahan HNP.
3) Kelemahan dan atropi otot
4) Trauma serabut syaraf dan jaringan lainnya
5) Kehilangan otot spinter
6) Paralis / ketidakmampuan pergerakan

I. Penatalaksanaan
1) Konservatif bila tidak dijumpai defisit neurologik :
 Tidur selama 1 – 2 mg diatas kasur yang keras
 Exercise digunakan untuk mengurangi tekanan atau kompresi saraf.
 Terapi obat-obatan : muscle relaxant, nonsteroid, anti inflamasi drug dan analgetik.
 Terapi panas dingin.
 Imobilisasi atau brancing, dengan menggunakan lumbosacral brace atau korset
 Terapi diet untuk mengurangi BB.
 Traksi lumbal, mungkin menolong, tetapi biasanya resides
 Transcutaneus Elektrical Nerve Stimulation (TENS).

2) Pembedahan
 Laminectomy hanya dilakukan pada penderita yang mengalami nyeri menetap dan
tidak dapat diatasi, terjadi gejala pada kedua sisi tubuh dan adanya gangguan
neurology utama seperti inkontinensia usus dan kandung kemih serta foot droop.
 Laminectomy adalah suatu tindakan pembedahan atau pengeluaran atau
pemotongan lamina tulang belakang dan biasanya dilakukan untuk memperbaiki
luka pada spinal.
 Laminectomy adalah pengangkaan sebagian dari discus lamina (Barbara C. Long,
2014).
 Laminectomy adalah memperbaiki satu atau lebih lamina vertebra, osteophytis, dan
herniated nucleus pulposus.

ASUHAN KEPERWATAN SECARA TEORI


A. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a) Identitas klien
HNP terjadi pada umur pertengahan, kebanyakan pada jenis kelamin pria dan
pekerjaan atau aktivitas berat (mengangkat baran berat atau mendorong benda berat).
b) Keluhan utama
Terjadi nyeri punggung bagian bawah.
c) Riwayat Penyakit saat ini
Nyeri pada punggung bawah yaitu
P, trauma (mengangkat atau mendorong benda berat).
Q, sifat nyeri seperti ditusuk-tusuk atau seperti disayat, mendenyut, seperti kena api,
nyeri tumpul atau kemeng yang terus-menerus. Penyebaran nyeri apakah bersifat
nyeri radikular atau nyeri acuan (referred fain). Nyeri tadi bersifat menetap, atau
hilang timbul, makin lama makin nyeri .
R, letak atau lokasi nyeri menunjukkan nyeri dengan setepat-tepatnya sehingga letak
nyeri dapat diketahui dengan cermat.
S, Pengaruh posisi tubuh atau atau anggota tubuh berkaitan dengan aktivitas tubuh,
posisi yang bagaimana yang dapat meredakan rasa nyeri dan memperberat nyeri.
Pengaruh pada aktivitas yang menimbulkan rasa nyeri seperti berjalan, turun tangga,
menyapu, gerakan yang mendesak. Obat-obatan yang ssedang diminum seperti
analgetik, berapa lama diminumkan.
T. Sifanya akut, sub akut, perlahan-lahan atau bertahap, bersifat menetap, hilang timbul,
makin lama makin nyeri.
d) Riwayat penyakit dahulu
Apakah klien pernah menderita Tb tulang, osteomilitis, keganasan (mieloma
multipleks), metabolik (osteoporosis).
e) Riwayat penyakit keluarga
Apakah keluarga pernah mengalami penyakit yang sama dengan yang dialami
klien.
f) Pola aktivitas/istirahat : Riwayat pekerjaan yang perlu mengangkat beban berat, duduk,
mengemudi dalam waktu lama, membutuhkan papan / matras yang keras saat tidur,
penurunan rentang gerak dari ekstermitas pada salah satu bagian tubuh, tidak mampu
melakukan aktivitas yang biasanya dilakukan.
g) Eliminasi : Konstipasi, mengalami kesulitan dalam difekasi adanya inkontinesia /
retensi urine.
h) Integritas Ego : Ketakutan akan timbulnya paralisis, aneetas masalah pekerjaan,
finansial keluarga.
i) Nyeri / kenyamanan : Nyeri seperti tertusuk pisau, yang akan semakin memburuk
dengan adanya batuk, bersin, membengkokan badan, mengangkat kkaki atau fleksi pada
lehar, nyeri yang tidak hentinya atau adnya episode nyeri yang lebih berat secara
intermiten, nyeri yang menjalar ke kaki, bokong (lumbal) atu bahu / lengan, kaku pada
leher (servikal), terdengar adanaya suara “krek” saat nyeri baru timbul / saat trauma
atau merasa “punggung patah”, keterbatasan untuk mobilisasi / membungkuk ke depan.
j) Keamanan : Adanya riwayat masalah “punggung” yang baru saja terjadi.
k) Neurologi : Kesemutan, kekakuan, kelemahan pada tangan dan kaki.
2. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum :Pemeriksaan tanda-tanda vital, dilengkapi pemeriksaan
jantung,paru-paru, perut.
 Inspeksi :Inspeksi punggung, pantat dan tungkai dalam berbagai posisi dan gerakan untuk
evalusi neyurogenik.Kurvatura yang berlebihan, pendataran arkus lumbal,adanya angulus,
pelvis yang miring/asimitris, muskulatur paravertebral atau pantat yang asimetris, postur
tungkai yang abnormal.Hambatan pada pegerakan punggung , pelvis dan tungkai selama
begerak.Klien dapat menegenakan pakaian secara wajar/tidak.Kemungkinan adanya atropi,
faskulasi, pembengkakan, perubahan warna kulit.
 Palpasi dan perkusi :Paplasi dan perkusi harus dikerjakan dengan hati-hati atau halus
sehingga tidak membingungkan klien.Paplasi pada daerah yang ringan rasa nyerinya ke
arah yang paling terasanyeri.Ketik meraba kolumna vertebralis dicari kemungkinan adanya
deviasi ke lateral atau anteroposterior. Palpasi dan perkusi perut, distensi pewrut, kandung
kencing penuh dll.
3. Pemeriksaan Penunjang
1) Foto rontgen spinal : Memperlihatkan adanya degeneratig pada tulang belakang /
ruang interverbralis atau mengetahui patologi lain (tumor, ostaomilitis).
2) Elektromiografi : dapat melokalisasi lesi pada tingkat akar syaraf spinal terutama
yang terkena.

3) Venogram epidural
4) Fungsi lumbal : Mengetahui adanya infeksi dan darah.
5) Tanda leseque (tes mengangkat kaki lurus keatas).Mendukung diagnosa awal dari
herniasai diskus intervertevralis ketika muncul nyeri pada kaki pesterior. spinal yang
mengecil, adanya protursi diskus intervertebralis.
6) Skan CT : Dapat menunjukkan kanal
7) MRI : Pemeriksaan noninvasif yang dapat menunjukkan adanya perubahan tulang dan
jaringan lunak serta dapat memperkuat bukti adanya herniasi secara spesifik.
8) Mielogram : Mungkin normal atau memperlihatkan penyempitan dari ruang diskus,
menentukan lokasi dan ukuran herniasi secara spesifik.

4. Diagnosa Keperawatan
a. Pre operasi
1) Nyeri akut berhubungan dengan kompresi syaraf, spasme otot.
2) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri dan ketidakmampuan spasme otot, therapi
restriktif (tirah baring, traksi),kerusakan neuromuskular.
3) Koping indifidu inefektif, cemas berhubungan dengan krisis situasi, status kesehatan,
status sosioekonomik, peran fungsi gangguan nyeri berulang, ketidakkuatan relaksasi dan
metode koping.
b. Post operasi
1) Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera fisik : trauma, pembedahan
2) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kerusakan neuromoskular, keterbatasan akibat
kondisi, nyeri.
3) Defisit perawatan diri berhubungan dengan keterbatasan akibat kondisi
4) Risiko infeksi berhubungan dengan tindakan pembedahan.
5) Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan reaksi anastesi

L. INTERVENSI
No Diagnosa NOC NIC
Keperawatan

1. Gangguan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri (1400)


Rasa Nyaman keperawatan selam 1x24 jam nyeri 1. Kaji nyeri secara
b.d Gejala klien berkurang dengan Kriteria komrehensif
2. Posisiskan pasien
penyakit Hasil :
senyaman mungkin
Tingkat nyeri (2100)
3. Ajarkan relaksasi
Kode Indikator SA ST
nafas dalam
210201 Nyeri
4. Ajarkan terapi non
yang
farmokolgi untuk
dilaporkan
mengurangi nyeri
210106 Ekspresi 5. Kolaborasi
wajah saat pemberian
nyeri analgesik

Ket :
1 : Skala nyeri 10
2 : Skala nyeri 7-9
3 : Skala nyeri 4-6
4 : Skala nyeri 1-3
5 : Skala nyeri 0
2 Ansietas b.d Setelah dilakukan tindakan Pengurangan Kecemasan
Status keperawatan selam 1x24 jam (5820)
perubahan kecemasan klien berkurang dengan 1. Gunakan pendekatan
kesehatan Kriteria Hasil : yang tenang dan
Tingkat kecemasan (1211) meyakinkan
2. Bantu klien
Kode Indikator SA ST
121105 Perasaan mengidentifikasikan
gelisah faktor kecemasan
121107 Wajah 3. Dengarkan klien
4. Berikan informasi
tegang
Ket : terkait diagnosis dan
1 : Berat perawatan
5. Kolaborasi pemberian
2 : cukup berat
obat-obatan
3 : sedang
mengurangi
4 : ringan
kecemasan
5 : tidak ada
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Bina Kesehatan Kerja, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Jakarta.
Dikutip dari e-journal UEU-undergraduate-1423-BABI.pdf diakses pada tanggal 26 Maret
2018 Pukul 16.00 WIB.
Engram, Barbara, 2014, Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, Volume 3,
EGC,Jakarta.
Kesumaningtyas, Ami. 2014. Jakarta : Universitas Indonesia. Dikutip dari e-journal HNP.pdf .
diakses pada tanggal 26 Maret 2018 Pukul 19.00 WIB.
Muttaqin, Arif. 2015. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Persarafan. Jakarta : Salemba Medika.

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
A. Pengkajian
I. Identitas Klien
Nama : Ny. R
Umur : 50 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Agama : Islam
Pendidikan :
Alamat : Krucil Probolinggo
Status Pernikahan : Menikah
No. RM :
Tgl. Masuk IRI : 28 Mei 2018
Tipe Masuk IRI :
Cara Masuk IRI : Mandiri
Asal :
II. Riwayat Kesehatan
1. Diagnosa Medis: HNP
2. Keluhan Utama : Klien mengatakan nyeri pada pinggang , terasa berat
jika berjalan , nyeri hilang timbul, skala nyeri 5
3. Riwayat Penyakit Sekarang :
a. Paliatif (penyebab) :
Hal hal yang memperbaiki keadaan :
Pasien mengatakan saat sakit langsung berobat ke klinik pengobatan home care.
b. Kuantitas dan kualitas
Bagaimana yang dirasakan : klien mengatakan nyeri pinggang dan susah untuk
berjalan
Bagaimana dilihat : klien terlihat tampak menggunakan tongkat saat
berjalan
c. Dimana lokasinya : pinggang
d. Severity (mengganggu aktivitas) klien mengatakan mengganggu aktivitas sehari -
hari
e. Time (kapan dan bagaimana terjadinya) : terjadi ketik berjalan
4. Riwayat Penyakit Masa lalu :
a. Penyakit yang pernah dialami : klien mengatakan tidak pernah sakit seperti ini
sebelumnya
b. Alergi (obat, makanan, plester, dll) : tidak ada
c. Imunisasi : lengkap
d. Kebiasaan : klien terkadang pijat
e. Obat-obatan yang digunakan/pengobata/tindakan yang dilakukan : pengobatan
alternatif
f. Perah dirawat/dioperasi :tidak pernah
5. Riwayat penyakit keluarga :
a. Orang tua : klien megatakan orang tua tidak mempunyai riwayat penyakit apapun
b. Saudara Kandung : klien mengatakan tida ada yang mempunyai riwayat penyakit
c. Penyakit keturunan yang ada : tidak ada
d. Anggota keluarga yang meninggal : tidak ada
e. Penyebab meninggal : tidak ada
f. Genogram :

III. Pengkajian Keperawatan


1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan :
2. Pola Nutrisi metabolic
a. Makan Sebelum sakit Saat Sakit
Diet Klien makan nasi, lauk, Klien makan nasi, lauk
dan sayur dan sayur
Komposisi Sayur sayuran, daging Klien di anjurkan
makan yg cukup dan
rutin.
Frekuensi 2 centong nasi, lauk Klien makan nafsu
pauk dan sayur makan meningkat 4=5x
sehari
Selera makan baik baik
Makanan pantangan
b. Minum Sebelum sakit Saat Sakit
Jenis Air putih, the hangat, Air putih dan teh
kopi hangat
Jumlah perhari 7-8 gelas (2 liter) 7-8 gelas
Minuman yang disukai Air putih Air putih
Minuman pantangan Tidak ada Tidak ada
3. Pola eliminasi
BAK Sebelum sakit Saat Sakit
Frekuensi Klien mengatakan 3-4 Klien mengatakan 7-8 x
x/menit / menit
Jumlah 1000- 1500/24 jam 1500-2500/24 jam
Warna Kuning jerni Kuning jerni
Bau Khas Khas
Kelainan Tidak ada Tidak ada
Lain-lain - -
BAB Sebelum sakit Saat Sakit
Frekuensi Klien mengatakan Klien mengatakan
1x/hari 1x/hari
Jumlah
Konstensi Lembek Lembek
Warna Khas Khas
Bau Khas Khas
Kelainan - -
Lain-lain - -
Personal Hygiene Sebelum sakit Saat Sakit
Kebiasaan mandi Klien mengatakan Klien mengatakan
mandi 3x1 hari mandi 3x1 hari
memakai sabun memakai sabun
Pemeliharaan gigi dan Klien mengatakan sikat Klien mengatakan sikat
mulut gigi 2x1 hari gigi 2x1 hari
menggunakan menggunakan
pepsodent pepsodent
Pemeliharaa rambut Klien mengatakan Klien mengatakan
membersihkan rambut membersihkan rambut
1x2 hari 1x2 hari
Pemeliharaan kuku Klien memotong kuku Klien memotong kuku
setiap seminggu sekali setiap seminggu sekali
Masalah dalam Tidak ada Tidak ada
melaksanakan personal
hygiene

4. Pola aktivitas dan latihan :


Aktivitas Harian (Activity Daily Living)
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan/minum √
Toileting √
Berpakaian √
Berpindah √√√√ √
Mandi √ √
Mobilitas ditempat tidur √ √
Ambulasi/ROM √ √
Ket : 0:tregantung total, 1: bantuan petugas dan alat, 2: bantuan petugas, 3: bantuan alat, 4
:mandiri.
Oksigenasi :
5. Pola tidur dan istirahat
Tidur Sebelum sakit Saat Sakit
Kebiasaan tidur malam Klien mengatakan tidur Klien mengatakan sulit
mulai jam 20.00 - 03.00 tidur malam ( sering
WIB terbangun )
Kebiasaan tidur siang Klien mengatakan tidur Klien mengatakan suka
mulai jam 10.00 - 12.00 tidur siang
Kesulitan - -
Cara mengatasi Tidak bisa mengatasi
Istirahat Sebelum sakit Saat Sakit
6. Konsep diri
1. Gambaran diri: klien mengatakan memiliki kesulitan saat berjalan
2. Ideal diri : klien mengatakan tidak bisa beraktifitas seperti biasa kalau sedang
kambuh
3. Harga diri: Klien mengatakan harga dirinya baik, tidak di kucilkan di masyarakat
4. peran : klien mengatakan perannya di dalam keluarga terganggu
7. Pola seksualitas dan reproduksi :
1. Masalah dalam hubungan seksual: Tidak terkaji
2. upaya yang di lakukan : Tidak terkaji
8. Pola peran dan hubungan :
1. Peran dalam keluarga: sebagai istri dan ibu
2. System pendukung : Anak dan suami
3. Kesulitan dalam keluarga: Tidak mengalami kesulitan
4. Masalah tentang peran : Klien mengatakan peranya di dalam keluarga terganggu
karena klien sebagi seorang ibu
5. Upaya yang di lakukan untuk mengatasinya: tidak ada
9. Pola manajemen-koping stress
1. Pengambilan keputusan : suami
2. Masalah utama terkait dengan perawatan: klien merasa khawatir karena
pinggangnya yang tidak sembuh
3. Yang biasa di lakukan apabila stres/ mengalami masalah : Bercerita kepada
suaminya
4. Harapan setelah menjalani perawatan : Bisa sembuh agar bisa beraktifitas kembali
5. Perubahan yang di rasa setelah sakit : Klien merasa enak tetapi tapi sering kambuh
10. Sistem nilai dan keyakinan

IV. Pemeriksaan Fisik


Keadaan umum : kesadaran kompomentis, kurang bersemagat
Tanda-tanda vital :
 TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/ menit
 RR : 20 x/ menit
S : 36,5 ° C
1. Muka :
Pucat: wajah klien tidak pucat dan tampak meringis
Kuning: wajah klien tidak berwarna kuning
Merah: wajah klien tidak merah
Hijau: wajah klien tidak berwarna hijau
Hitam: wajah klien tidak berwarna hitam

2. Mata :
 Bentuk iris terdapat garis putih
 Sklera : kuning mengamati kolestrol atau adanya pengapuran pada darah
 Konjungtiva : ananemis

3. Mulut :
 Bibir :mukosa bibir kering
 Peradangan : tidak ada
 Perdarahan : tidak ada
 Kebersihan : bersih
 Bau : tidak berbau
 Fungsi pengecapan : baik
 Kemampuan bicara : baik
 Menelan : baik
 Ujung lidah( tergolong jantung dan paru ) : tidak ada kelainan
Kedua sisi lidah (tergolong hati –empedu) : tidak ada kelainan
Daerah tengah lidah (limpa lambung) : tidak ada kelainan
Pangkal lidah: tidak ada kelainan
4. Ekstremitas :
 Atas :
klien mengatakan tidak ada masalah pada kedua tangannya dan bebas di
gerakkan dan jari klingking ansimetris antara kanan dan kiri
 Bawah :
Rentang gerak : klien mengatakan kaki kanan dan kiri jika di buat berjalan terasa
berat
5. Neurologis :
a. Tingkat kesadaran : komposmentis
GCS : 4-5-6
6. Kulit dan kuku
a. Kulit : kulit kering,
b. Kuku : Crt < 2 detik
Gelombang : kuku tidak bergelombang
Lekukan: terdapat lekukan
Kuku warna gelap: tidak berwarna gelap
Garis Putih: tidak ada garis putih
Keadaan focus yang dikeluhkan : Klien mengatakan nyeri pada pinggang , terasa berat
jika berjalan , nyeri hilang timbul, skala nyeri 5

V. Terapi
Klien pernah di lakukan akupuntur daerah pingang dan bahu
Dan pernah di bekam di pinggang
ANALISA DATA
MASALAH
NO DATA ANALISA
KEPERAWATAN
1. Subjektif (S) : Klien mengatakan nyeri Rupture diskus Nyeri
pada pinggang , terasa berat jika Aliran darah ke diskus

berjalan ,nyeri hilang timbul, skala nyeri 5 berkurang


Pemisahan lempeng
tulang rawan dan
Objektif (O) :
korpus vertebrae
Nucleus pulposus
K/U : Baik
keluar melalui serabut

Kesadaran komposmentis annulus


HNP
Tekanan darah =120/ 80 mmHg Ujung syaraf spinal
tertekan
Nadi = 80x/menit Nyeri

RR = 20x/menit

Klien terlihat menahan nyeri,


terutama saat berjalan

Tampak meringis

ANALISA DATA
NO DATA ANALISA MASALAH
KEPERAWATAN
1. Subjektif (S) : Rupture diskus Gangguan pola
Klien mengatakan sulit tidur malam Aliran darah ke diskus tidur
( sering terbangun ) berkurang
Pemisahan lempeng
tulang rawan dan
Objektif (O) : sering bangun pada malam
korpus vertebrae
hari
Nucleus pulposus
keluar melalui serabut
K/U : Baik
annulus
HNP
tekanan darah =120/ 80 mmHg
Ujung syaraf spinal

Nadi = 80x/menit tertekan


Nyeri
RR = 20x/menit Gangguan pola
tidur

También podría gustarte