Está en la página 1de 103

Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang

KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 1

PENJELASAN
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN
Pasal 1
LINGKUP PEKERJAAN
1.1 Nama Pekerjaan
Nama Pekerjaan yang dilaksanakan adalah Pekerjaan Pembangunan Gedung
Penunjang Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai (KPPBC) Tipe Madya
Pabean (TMP) Cikarang Tahun Anggaran 2017.

1.2 Lokasi Pekerjaan


Jalan Tekno Boulevard Jababeka Cikarang Kabupaten Bekasi.

1.3 Lingkup Pekerjaan


1. Bangunan Gudang, Arsip
2. Bangunan Sky Walk
3. Bangunan Mushola dan Mess

Pekerjaan ini meliputi :


a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Struktur
- Pekerjaan Tanah
- Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang
- Pekerjaan Pondasi Batu Kali
- Pekerjaan Pile Cap dan Sloop
- Pekerjaan Kolom Pedestal dan Plat Lantai
- Pekerjaan Baja Struktur
- Pekerjaan Precast
c. Pekerjaan Arsitektur
- Pekerjaan Lantai
- Pekerjaan Precast
- Pekerjaan Pasangan ACP
- Pekerjaan Dinding
- Pekerjaan Plafond dan Rangka
- Pekerjaan Tangga
- Pekerjaan Kusen, Pintu, Jendela
- Pekerjaan Pengecatan
- Pekerjaan Sanitasi
- Pekerjaan Rak Arsip
d. Pekerjaan ELektrikal
- Pekerjaan Instalasi Penerangan dan Kotak Kontak
- Pekerjaan Panel Panel Distribusi
- Pekerjaan Kabel Distribusi
- Pekerjaan Fire Alarm
- Pekerjaan Instalasi Data
- Pekerjaan Instalasi Kabel Telepon
- Pekerjaan Penangkap Petir
- Pekerjaan Instalasi Kabel Tray
e. Pekerjaan Mekanikal
- Pekerjaan Instalasi Air Bersih
- Pekerjaan Instalasi Air Kotor dan Air Hujan
- Pekerjaan Instalasi Sumber Air Bersih
- Pekerjaan Tata Udara

dan Lain-lain sesuai gambar kerja


Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 2

Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh pemborong termasuk pula pengadaan


tenaga kerja, bahan-bahan, alat-alat dan segala keperluan yang berhubungan
dengan pekerjaan pembangunan yang dilaksanakan.

1.4 Acuan Pelaksanaan Pekerjaan


a. Syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang tercantum di dalam RENCANA
KERJA DAN SYARAT-SYARAT dan Bill Of Quantity pekerjaan ini ;
b. Gambar-gambar yang dilampirkan pada RENCANA KERJA DAN SYARAT-
SYARAT pekerjaan ini ;
c. Keterangan-keterangan dan gambar-gambar yang diberikan oleh Konsultan
kepada pelaksana pada waktu Rapat Penjelasan Pekerjaan/Rapat Aanwijzing
Pekerjaan /Risalah Aanwijzing.

Pasal 2
PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN

1. Dalam melaksanakan Pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan
Syarat-syarat ini berlaku dan mengikat ketentuan-ketentua dibawah ini termasuk segala
perubahan dan tambahannya :
- Perpres No. 54 Tahun 2010 serta perubahannya dan lampiran-lampirannya.
- Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrasi Teknik dari Dewan
Teknik Pembangunan Indonesia.
- Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja.
- Peraturan Beton Bertulang Indonesia NI-2 PBI 1971.
- Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia NI-5 PKKI.
- Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia PPBI 1984.
- Peraturan Muatan Indonesia PMI.
- Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia NI-3 PUBI 1970.
- Peraturan Umum Listrik Indonesia PUIL 1979 dan Peraturan PLN setempat.
- SK SNI No. T-15-1991-03.
- Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir Indonesia PUIPP.
- Pedoman Plumbing Indonesia PPI 1979.
- Persyaratan Cat Indonesia NI-4.
- Peraturan Semen Portland Indonesia NI-8.
- Peraturan Bata merah sebagai bahan bangunan NI-10.
- Peraturan dan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh Jawatan/Instansi Pemerintah
setempat yang bersangkutan dengan masalah bangunan.

2. Untuk melaksanakan pekerjaan ini, berlaku dan mengikat pula :


a. Gambar Kerja yang dibuat oleh Konsultan Perencana dan disahkan oleh Pemberi
Tugas termasuk pula Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing) yang diselesaikan
oleh Kontraktor dan sudah disyahkan dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
b. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dan BoQ.
c. Gambar dan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).
d. Surat Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran tentang Penetapan Kontraktor.
e. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
f. Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time Schedule) yang telah disetujui oleh Pengawas
Lapangan dan Pemberi Tugas.

Pasal 3
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR

1. Kontraktor wajib meneliti semua Gambar Kerja, Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS);
termasuk tambahan dan perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan.
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 3

2. Ukuran :
a. Pada dasanya semua ukuran utama yang tertera dalam Gambar Kerja meliputi :
As - As
Luar - Luar
Dalam - Dalam
Luar - Dalam
b. Khusus ukuran dalam Gambar Kerja Arsitektur pada dasarnya ukuran yang tertulis
adalah ukuran jadi terpasang atau dalam keadaan selesai/finished.

3. Perbedaan Gambar.
a. Bila suatu Gambar tidak cocok dengan Gambar yang lain dalam satu disiplin kerja,
maka Gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang berlaku / mengikat.
b. Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja Arsitektur dengan Struktur, maka yang
berlaku / mengikat adalah Gambar Kerja Arsitektur sepanjang tidak mengurangi segi
Konstruksi dan kekuatan Struktur.
c. Bila ada perbedaan antara gambar Kerja Arsitektur dengan Sanitasi/Mekanikal, maka
Gambar Kerja yang dipakai adalah ukuran fungsional dalam Gambar Kerja Arsitektur.
d. Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja Arsitektur dengan Elektrikal, maka yang
dipakai sebagai pegangan adalah ukuran fungsional dalam Gambar Arsitektur.
e. Bila ada perbedaan - perbedaan itu, ketidakjelasan, maupun kesimpangsiuran
menimbulkan keragu-raguan sehingga dalam pelaksanaan dapat menimbulkan
kesalahan, maka Kontraktor diwajibkan melaporkan kepada Pengawas Lapangan, dan
mengadakan pertemuan dengan Konsultan Perencana, untuk mendapatkan keputusan
dari Konsultan Perencana Gambar mana yang akan dijadikan pegangan.
f. ketentuan diatas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor untuk memperpanjang
waktu pelaksanaan maupun mengajukan claim biaya pekerjaan tambah.

4. Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing).


a. Gambar Detail pelaksanaan atau Shop Drawing adalah Gambar Kerja yang wajib
dibuat Kontraktor berdasarkan Gambar Kerja Dokumen yang telah disesuaikan dengan
keadaan lapangan.
b. Kontraktor wajib membuat Shop Drawing untuk Detail-detail khusus yang belum
tercakup lengkap dalam Gambar Kerja Dokumen, maupun yang diminta oleh
Konsultan Pengawas dan atau Konsultan Perencana.
c. Dalam Shop Drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua data yang
diperlukan termasuk pengajuan contoh jadi dari semua bahan, keterangan produk,
cara pemasangan dan atau spesifikasi / persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi
pabrik yang belum tercakup secara lengkap dalam Gambar Kerja Dokumen maupun
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
d. Kontraktor wajib mengajukan Shop Drawing kepada Konsultan Pengawas dan
Konsultan Perencana untuk mendapatkan persetujuan tertulis bagi pelaksanaan.

5. Gambar Hasil Pelaksanaan (As Built Drawings)


Kontraktor wajib membuat gambar-gambar yang sesuai dengan hasil pelaksanaan (As
Built Drawings) yang selesai sebelum serah terima ke 1, dan telah disetujui oleh
konsultan Pengawas dan diketahui oleh konsultan Perencana.

6. Kontraktor tidak dibenarkan mengubah atau mengganti ukuran-ukuran yang tercantum


dalam Gambar Kerja Dokumen tanpa sepengetahun Konsultan Pengawas. Segala akibat
yang terjadi adalah tanggung jawab Kontraktor, baik dari segi biaya maupun waktu
pelaksanaan.
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 4

Pasal 4
JADWAL PELAKSANAAN

1. Sebelum memulai pekerjaan di lapangan, Kontraktor wajib membuat rencana kerja


pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan berupa Bar Chart dan S-Curve Bahan dan
Tenaga dan mengkoordinasikan hasilnya kepada Pengawas Lapangan, sehingga
pelaksanaan pekerjaan terkendali dan tidak menggangu kelancaran proyek secara
keseluruhan dan kelancaran kegiatan disekitar lokasi pekerjaan.
2. Rencana Kerja tersebut harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas
Lapangan, paling lambat dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender setelah SPK diterima
Kontraktor. Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas, akan
disyahkan oleh Pemberi Tugas.
3. Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja 4 (empat) rangkap kepada
Pengawas Lapangan, 1 (satu) salinan Rencana Kerja harus ditempel pada bangsal
Kontraktor di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan pekerjaan/prestasi
kerja.

Pasal 5
LAPORAN HARIAN

1. Pelaksana Lapangan setiap hari akan membuat laporan harian mengenai segala hal
yang berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan / pekerjaan, baik teknis maupun
administratif.
2. Dalam pembuatan laporan tersebut pihak pemborong harus memberikan data-data
yang diperlukan menurut data dan keadaan sebenarnya.
3. Laporan tersebut harus diserahkan kepada Pemberi Tugas/Pengawas Lapangan
sebagai bahan monitoring.

Pasal 6
KUASA KONTRAKTOR DILAPANGAN
1. Dilapangan pekerjaan Kontraktor wajib menunjuk seorang kuasa Kontraktor atau biasa
disebut Pelaksana yang cakap untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan dilapangan dan
mendapat kuasa penuh dari Kontraktor.
2. Dengan adanya Pelaksana, tidak berarti bahwa Kontraktor lepas tanggung jawab
sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
3. Kontraktor wajib memberi tahu kepada Tim Pengelola Teknis dan Konsultan Pengawas,
nama dan jabatan Pelaksana untuk mendapatkan persetujuan.
4. Bila dikemudian hari menurut Tim Pengelola Teknis dan Konsultan Pengawas,
Pelaksana kurang mampu atau tidak cukup cakap memimpin pekerjaan, maka akan
diberitahu kepada Kontraktor secara tertulis untuk mengganti Pelaksana.
5. Dalam waktu 7(tujuh) hari kalender setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Kontraktor
harus sudah menunjuk Pelaksana baru atau Kontraktor sendiri (Penanggung jawab/
Direktur Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan.

Pasal 7
TEMPAT TINGGAL (DOMISILI) KONTRAKTOR
1. Untuk menjaga kemungkinan kerja diluar jam kerja apabila terjadi hal-hal yang mendesak,
Kontraktor dan Pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis alamat dan nomor
telepon di lokasi kepada Tim pengelola Teknis setempat dan Konsultan Pengawas.
2. Kontraktor wajib memasukan identifikasi dan alamat Bengkel kerja (Workshop) dan
peralatan yang dimiliki dimana pekerjaan pemborongan akan dilaksanakan.
3. Alamat Kontraktor dan pelaksana diharapkan tidak berubah selama pekerjaan. Bila terjadi
perubahan alamat Kontraktor, Pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis.
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 5

Pasal 8
PENJAGA KEAMANAN LAPANGAN
1. Kontraktor diwajibkan menjaga keamanan lapangan terhadap barang-barang milik
Proyek, Pengawas Lapangan dan milik Pihak Ketiga yang ada dilapangan.
2. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui Pengawas Lapangan/
Konsultan Perencana, baik yang telah dipasang maupun yang belum, adalah tanggung
jawab Kontraktor dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.
3. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggungjawab atas akibatnya, baik yang
berupa barang-barang maupun keselamatan jiwa. Untuk itu Kontraktor diwajibkan
menyediakan alat-alat pemadam kebakaran yang siap dipakai yang ditempatkan di
tempat-tempat yang akan ditetapkan kemudian oleh Konsultan Pengawas.

Pasal 9
JAMINAN DAN KESELAMATAN KERJA
1. Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut Syarat-syarat Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan siap digunakan di
lapangan, untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semua petugas dan
pekerja dilapangan.
2. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang cukup bersih dan memenuhi syarat-syarat
kesehatan bagi semua Petugas dan Pekerja yang ada dibawah kekuasaan Kontraktor.
3. Kontraktor wajib menyediakan air bersih, Kamar Mandi dan WC yang layak dan bersih
bagi semua Petugas dan pekerja.
4. Tidak diperkenankan membuat penginapan didalam lapangan pekerjaan untuk Pekerja,
kecuali untuk Penjaga Keamanan.
5. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja wajib
diberikan oleh Kontraktor sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Pasal 10
ALAT-ALAT PELAKSANAAN

Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh Kontraktor, sebelum
pekerjaan fisik dimulai, dalam keadaan baik dan siap pakai, antara lain :
a. Beton Molen yang jumlahnya minimal 2 Buah dalam kondisi yang baik.
b. Theodolit dan Waterpass yang telah diijinkan oleh Pengawas Lapangan.
c. Perlengkapan penerangan untuk kerja lembur.
d. Pompa air sesuai kebutuhan untuk sistem pengeringan, jika diperlukan.
e. Penggetar beton (vibrator).
f. Scafolding
g. Mesin Pemadat.
h. Alat-alat besar sesuai dengan besaran (magnitude) pekerjaan tanah apabila diperlukan.
i. Alat Megger, alat ukur listrik, dan alat ukur lainnya.
j. Mesin Pemotong keramik
k. Mesin Pemotong Allumunium
l. Mesin Pemotong Baja
m. dan lain-lain disesuaikan dengan lingkup pekerjaannya.

Pasal 11
SITUASI

11.1 Hal mana pembangunan akan diserahkan kepada pelaksana sebagaimana adanya
pada waktu rapat penjelasan, untuk itu para calon Pemborong wajib meneliti situasi
medan terutama kondisi tanah bangunan, sifat dan luasnya pekerjaan dan hal lain
yang berpengaruh terhadap harga penawaran.
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 6

11.2 Kelalaian dan kekurang telitian dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk
klaim dikemudian hari.
11.3 Dalam rapat penjelasan akan ditunjukan dimana pembangunan akan dilaksanakan.

Pasal 12
PEKERJAAN PERSIAPAN TAPAK

Pekerjaan Persiapan Tapak meliputi :


12.1 Pembuatan jalan masuk sementara untuk lalu-lintas orang dan bahan.
Peletakan jalan masuk sementara, diatur sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu lalu lintas kerja.
12.2 Pembuatan saluran pembuangan sementara untuk menjaga agar areal pekerjaan
selalu dalam keadaan kering.
12.3 Pengadaan air untuk keperluan pekerja dan pekerjaan, kualitas air harus baik dan
memenuhi persyaratan kerekatan.
Pengadaan listrik kerja dan pembuatan tempat pembuangan air kotor sementara.

Pasal 13
PEKERJAAN PERSIAPAN BANGUNAN

1. Lingkup Pekerjaan.

a. Pekerjaan pagar konstruksi/pengaman.


b. Pekerjaan pembuatan bangsal kerja
c. Pekerjaan penyediaan air dan daya listrik untuk bekerja.
d. Pekerjaan penyediaan alat pemadam kebakaran.
e. Pekerjaan Drainage tapak sementara.
f. Pekerjaan jalan masuk dan jalan konstruksi sementara.
g. Pekerjaan pembongkaran, pengamanan dan pembersihan sebelum pelaksanaan.
h. Pekerjaan pemasangan patok ukur dan papan bangunan (bouwplank)
i. Perijinan dan lain lain.

2. Pekerjaan Pagar Konstruksi/Pengaman.


a. Kontraktor harus membuat pagar konstruksi/pengaman pada batas sekeliling tapak
pekerjaan untuk kelancaran pelaksanaan pembangunan, serta untuk pengaman
terhadap barang-barang milik Proyek, Konsultan Pengawas maupun Pihak Ketiga.
b. Pagar konstruksi/pengaman dibuat dari bahan kayu atau bahan lain.

3. Pekerjaan Bangsal Kerja / Direkskeet.


a.Kontraktor harus membuat bangsal kerja dan gudang material/bahan diatas tapak
pekerjaan.
Bangsal Kerja terdiri dari :
- Bangsal Konsultan Pengawas
- Bangsal Kontraktor
- Los - los kerja untuk Pekerja.

b. Bangsal/Direkskeet dengan spesifikasi :


- Lantai plesteran 1 PC : 5 pasir
- Rangka bangunan : kayu kelas II
- Dinding : panel tripleks/multipleks tebal 4 mm, dengan rangka kayu kelas II
- Atap : Asbes semen gelombang, seng gelombang, dengan rangka kayu kelas II
- Jendela : kayu kelas II, dengan jumlah secukupnya
- Pintu : kayu kelas II, jumlah secukupnya dan dapat dikunci dengan baik.
- Dilengkapi dengan sebuah kamar mandi/WC dan tempat cuci tangan dengan
persediaan air yang cukup
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 7

c. Perlengkapan Bangsal Konsultan Pengawas :


- Meja tulis + kursi
- Papan tulis ukuran 90 x 180 cm (White Board)
- Alat-alat tulis (spidol,tipp ex) dan mesin tik
- Papan untuk menempelkan gambar
- Meja besar / meja rapat ukuran 100 x 200 cm
- Kursi untuk perlengkapan meja besar kapasitas minimal 8 Orang
- Peti untuk contoh bahan.
- 1 (satu) buah almari yang dapat dikunci
- 6(enam) buah Helm Proyek Untuk Direksi
- 6 (enam) buah Sepatu Boot untuk Direksi

d. Kontraktor harus pula membuat Bangsal Los kerja (workshop) untuk para pekerja dan
gudang penyimpan bahan/material yang dapat dikunci.

e. Lokasi tempat bangsal kerja, khususnya gudang penyimpanan bahan/material harus


sedemikian rupa sehinggga :
- Mudah dicapai oleh truk pengangkut bahan/material dari luar tapak.
- Tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan pembangunan
Lokasi tempat Bangsal kerja dan gudang penyimpanan bahan/material akan
ditentukan oleh Konsultan Pengawas.

4. Pekerjaan Penyediaan Air dan Daya Listrik untuk Bekerja

a. Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor dengan membuat sumur pompa di
tapak atau didatangkan dari luar tapak dan disediakan pula tempat penampungannya.
Air harus bersih bebas dari bau, bebas dari lumpur, minyak dan bahan kimia lain yang
merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Konsultan
Pengawas.
b. Kontraktor harus membuat tempat penampungan air yang senantiasa terisi penuh
untuk sarana kerja dengan kapasitas minimal 3,5 m3, dibuat dari pasangan bata merah
setengah bata dengan spesi 1 PC : 3 pasir dan diplester, atau dari drum-drum.
c. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari sambungan
sementara PLN setempat selama masa pembangunan berlangsung dan
pemasangan diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk
penggunaaan sementara atas persetujuan Konsultan Pengawas.

5. Pekerjaan Penyediaan Alat Pemadam Kebakaran


Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor wajib menyediakan tabung alat pemadam
kebakaran (fire Extinguiser) lengkap dengan isinya sehingga siap digunakan, minimal 1
buah kapsitas 5 kg.

6. Pekerjaan Drainase Tapak Sementara


a. Dipersyaratkan tidak boleh ada genangan air didalam tapak selama pekerjaan
berlangsung. Untuk itu Kontraktor wajib membuat saluran sementara yang berfungsi
untuk pembuangan air dengan memperhatikan dan mempertimbangkan kontur tanah
yang ada di tapak.
b. Disarankan sebaiknya saluran drainase tapak sementara sesuai dengan rencana tapak
dalam gambar kerja dokumen dan petunjuk Konsultan Pengawas.

7. Pekerjaan Jalan Masuk dan Jalan Konstruksi/Sementara

a. Jalan masuk dan jalan konstruksi/sementara harus diadakan oleh Kontraktor menurut
petunjuk pada Gambar Kerja Dokumen atau petunjuk dan persetujuan Konsultan
Pengawas.
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 8

b. Disarankan sebaiknya posisi, letak dan jalur masuk dan jalan konstruksi/sementara
sesuai dengan rencara jalan jalan aspal dalam Gambar Kerja Dokumen.

c. Sewa jalan masuk, mengingat lahan yang berkontur cukup besar, maka perlu ada jalan
masuk lagi untuk memudahkan mobilisasi barang, tempatnya akan ditunjukkan
langsung oleh Konsultan Pengawas.

8. Pekerjaan Pembongkaran, Pembersihan dan Pengamanan sebelum Pelaksanaan

a. Pembongkaran dan Pembersihan.


Kontraktor harus membongkar/membersihkan/memindahkan keluar dari tapak segala
sesuatu yang tidak akan dipakai selama pembangunan yang mungkin akan
mengganggu pelaksanaan pekerjaan baik diatas maupun tertanam dalam tanah tapak,
sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Konsultan Pengawas.

b. Hasil pembongkaran, pembersihan dan penebangan harus dikeluarkan dari dalam


tapak, sesuai dengan peraturan setempat

c. Pengamanan
1). Kontraktor harus melindungi dan mengamankan dari segala kerusakan selama
pelaksanaan pekerjaan terhadap segala sesuatu yang dinyatakan oleh Konsultan
Pengawas tidak boleh dibongkar, baik berupa bangunan, bagian dari bangunan,
jaringan listrik, gas, saluran air minum, drainase, maupun pepohonan yang telah
ada. Khusus untuk pepohonan yang dipertahankan, harus dilindungi selama
pelaksanaan pembangunan agar tidak mati.
2). Apabila terjadi kerusakan atas segala sesuatu yang dinyatakan dipertahankan,
Kontraktor wajib memperbaiki hingga keadaan semula.
Dalam hal ini, biaya adalah tanggungjawab Kontraktor, tidak dapat diajukan
sebagai "claim" biaya pekerjaan tambah.
3). Apabila segala sesuatu yang dinyatakan dipertahankan mengganggu
pelaksanaan pekerjaan, maka Kontraktor harus memindahkannya atas
persetujuan Konsultan Pengawas.

d. Biaya untuk pekerjaan pembongkaran, pembersihan, pengamanan menjadi


tanggungjawab Kontraktor, tidak dapat diajukan sebagai "claim" biaya pekerjaan
tambah.

9. Pekerjaan Pemasangan Patok Ukur dan Papan Bangunan (Bouwplank)

a. Patok Ukur

1). Patok ukur dibuat dari beton bertulang secukupnya, berpenampang 10 x 10 cm,
tertancap kuat ke dalam tanah sedalam 100 cm dengan bagian yang muncul diatas
muka tanah cukup untuk memberikan indikasi peil +0,00, sesuai dengan gambar
kerja. Indikasi selanjutnya selain tersebut di atas agar dicantumkan pada patok ukur
sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.

2). Pada dasarnya patok ukur ini dibutuhkan sesuai dengan patokan ketinggian atau
peil permukaan yang ada dan tercantum dalam gambar kerja.
3). Jumlah patok ukur yang harus dibuat oleh Kontraktor pada tiap bagian pekerjaan
atau bangunan adalah minimal 2(dua) buah dan lokasi penanamannya sesuai
petunjuk dan persetujuan Konsultan Pengawas, sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu atau terganggu selama pelaksanaan pembangunan berlangsung.
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 9

4). Patok ukur adalah permanen, tidak dapat diubah, harus diberi tanda yang jelas, dan
dijaga keutuhannya sampai pelaksanaan pembangunan selesai dan ada instruksi
dari Konsultan Pengawas untuk dibongkar.

b. Papan Bangunan (Bouwplank)

1). Papan bangunan (Bouwplank) dibuat dari Kayu Borneo dengan ukuran tebal 2 cm
dan lebar 15 cm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya.
Papan bangunan dipasang pada patok Kayu Borneo 5/7 cm yang jaraknya satu
sama lain adalah 150 cm, tertancap kuat di tanah sehingga tidak dapat
digerak-gerakkan atau diubah.

2). Papan bangunan dipasang minimal sejarak 200 cm dari as pondasi terluar.

3). Tinggi sisi atas bangunan harus sama satu dengan yang lain dan atau rata
"waterpass", kecuali dikehendaki lain oleh Konsultan Pengawas.

4). Setelah selesai pemasangan papan bangunan, Kontraktor harus melaporkan


kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan. Kontraktor harus
menjaga dan memelihara keutuhan dan ketepatan letak papan bangunan ini
sampai tidak diperlukan lagi.

10. Perijinan dan lain lain

01. a. Papan Reklame


Kontraktor tidak diperkenankan menempatkan papan reklame dalam bentuk
apapun dalam lingkungan halaman tapak pekerjaan atau pada pagar
halaman pekerjaan.
b. Papan Nama Proyek.
Kontraktor diwajibkan memasang Papan Nama Proyek sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
02. Administrasi Lapangan dikerjakan tiap harinya
03. setiap Kemajuan Pekerjaan harus didokumentasikan dari mulai kondisi eksisting
sampai pekerjaan selesai 100%.
04. Mobilisasi dan Demobilisasi Tiang Pancang (Jacking File)

Pasal 14
PEKERJAAN TANAH DAN PASIR

14.1 Lingkup pekerjaan area gedung ini meliputi :


a. Kupasan / Galian Tanah dengan Alat Berat
b. Buangan Tanah didalam site
c. Urugan Tanah Peninggian lantai dipadatkan
d. Galian Tanah Pile cap
e. Galian Tanah sloop dan pondasi batu kali
f. Urugan Pasir bawah 5 cm dibawah Sloop, Pile Cap dan lantai
g. dan lain-lain sesuai dengan gambar kerja.
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 10

14.2 Pekerjaan Galian

a. Galian tanah harus sesuai dengan ukuran dalam gambar atau sampai tanah yang
dianggap cukup menahan beban bangunan. Apabila diperlukan untuk
mendapatkan daya dukung yang baik, dasar galian harus dipadatkan/ ditumbuk.

b. Untuk Galian Tanah harus mencapai Lapisan tanah keras dari muka tanah asli
dan secara detail dapat dilihat pada gambar kerja.

c. Jika galian melampaui batas kedalaman, pemborong harus menimbun kembali


dan dipadatkan sampai kepadatan maksimum.

d. Hasil galian yang dapat dipakai untuk penimbunan harus diangkat langsung ke
tempat yang direncanakan, atau tempat sementara yang disetujui Direksi.

14.3 Pekerjaan Urugan / Timbunan dan Pemadatan

a. Tanah yang dipergunakan untuk pengurugan harus dari tanah yang baik dan
memenuhi syarat teknis, bebas dari akar, bahan-bahan organis, barang
bekas/sampah dan terlebih dahulu harus mendapat persetujuan direksi dan jika
diizinkan dapat digunakan tanah bekas galian.

b. Tanah bekas galian harus ditimbun sedemikian rupa, sehingga tidak mengganggu
bouwplank dan lobang pondasi.

c. Urugan tanah peninggian lantai, harus dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja.
Ukuran yang tercantum dalam gambar kerja adalah ukuran tanah urugan dalam
keadaan padat.

Untuk urugan tanah peninggian lantai dengan tinggi ukuran lebih dari 20 cm, maka
pemadatan harus dilakukan lapis demi lapis dimana tebal setiap lapisan adalah 20
cm (maksimal).

Pemadatan tanah peninggian lantai, harus menggunakan Stamper dan


dilaksanakan sebelum pelaksanaan pekerjaan plesteran dinding.

d. Pemadatan subgrade fill khusus termasuk pasir kerikil dan batu harus seluruhnya
dipadatkan hingga mencapai 90% kepadatan maximum. Ini meliputi semua daerah
(bangunan dan bukan bangunan) untuk jalan pengerasan aspal dan di bawah
bangunan-bangunan di dalam batas areal yang harus dilaksanakan.

e. Urugan pada lereng harus dilakukan dengan membuat bertangga pada lereng
tersebut untuk memberikan kaitan yang kokoh terhadap tanah urugan.

f. Urugan pasir dilaksanakan pada bagian-bagian seperti ditunjukkan pada gambar.


Lapisan pasir urug, harus dipadatkan dengan cara di timbris setelah terlebih dahulu
disiram air secara merata, sehingga urugan pasir tersebut benar-benar padat.

14.4 Pembentukan Muka Tanah ( finish grading )


Muka tanah dimana bangunan akan berdiri di atasnya harus dibentuk dengan rata dan
baik, sesuai dengan garis ketinggian atau kedalaman menurut gambar rencana.

14.5 Harga satuan yang tercantum penawaran harus sudah mencangkup semua biaya;
pekerja-pekerja, pembersihan, penimbunan / pemadatan dan pembuangan hasil
galian.
Pasal 15
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 11

PEKERJAAN PONDASI

15.1. Lingkup Pekerjaan


Semua pekerjaan pondasi seperti tercantum dalam gambar kerja yaitu :
- Pondasi Tiang Pancang
- Pondasi Plat
- Pondasi Batu Kali

15.2. Persyaratan Teknis

a. Tiang pancang yang digunakan adalah produk pabrik yang telah memenuhi standard
SII, tiang pancang yang dipakai berbentuk segi empat dengan ukuran 25 x 25 sesuai
dengan gambar. Produk yang digunakan setaraf produk dari PT.Beton Elemenindo
Perkasa, dengan spesifikasi sebagai berikut:

Sistem pemancangan menggunakan sistem hidrolik “Jack Piling System” dimana


tiang pancang ditancapkan dengan tenaga hidrolik, dengan demikian tidak
menimbulkan kebisingan akibat pukulan ataupun getaran/ vibrasi.
Adapun jenis tiang yang dipergunakan adalah dengan dimensi penampang diameter
40 cm dengan panjang tiang 6 m - 16 m tiap unitnya, untuk lebih jelasnya kami uraikan
berikut ini :

Ukuran Penampang : Diameter luar 40 cm tebal 7,5 cm


Mutu Beton : K – 450
Mutu Baja tulangan (Bj TD) : U – 39
Ukuran dan jumlah tulangan : 4 d 16 mm
Tulangan spiral : d 6 mm
Luas Baja Tulangan : 8,043 cm2
Luas Penampang Tiang Netto : 625 cm 2

Perhitungan :
Beton : K – 600
Tegangan izin Tekan Beton : 0,33 x 450 = 148,5 Kg/cm2
Baja : U – 39
Tegangan izin Tarik Baja : 0,58 x 3,900 = 2,262 Kg/cm2

P axial yang dapat dipikul oleh Square :


P = (148,5 x 625) + (2.262 x 8.043) = 11.105 Kg = 111 Ton

P izin : 45 Ton
Safety Factor : 2,47

- Mutu beton yang digunakan adalah K-450


- Mutu baja yang ddigunakan adalah BJTD 39
- Gaya yang dapat dipikul (P) minmal 40 ton
- Diameter tulangan utama 19 mm dan diameter tulangan spiral 6 mm.

b. Batu kali
Batu kali yang dipakai harus batu pecah dari jenis yang keras, bersudut runcing dan
tidak porous.

c. Batu bata (bata merah)


Batubata (bata merah) harus mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dansiku,
bidang-bidang sisinya harus datar, ukuran seragam, pembakaran seragam dan
merata, bebas dari cacat, retak cat, atau adukan pada waktu akan dipasang.
Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan/meterial ke Konsultan Pengawas untuk
3. Persyaratan Pelaksanaan
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 12

a. Pelaksanaan Pemancangan

a.1. Driving cap


Selama pekerjaan pemancangan, kepala tiang harus dilindungi dengan suatu
bantalan/driving cap.

a.2. Alat Pancang


Menggunakan sistem hidrolik “Jack Piling System”

a.3. Pengikat
Selama pekerjaan pemancangan, tiang pancang harus diikat demikian sehingga
tiang tidak dapat bergerak pada arah horizontal.

a.4. Penetrasi
Tiang pancang harus dipancang sampai suatu kedalaman atau dipancang menurut
penetrasi yang diminta dalam dokumen. Pencatatan yang teliti dari penetrasi pada
tiap tiang pancang untuk mendapatkan data yang tidak diragukan.

Kontraktor harus mengajukan terlebih dahulu kepada Direksi untuk disetujui


Perencana, alat pancang yang akan dipakai lengkap dengan spesifikasinya untuk
dapat disetujui.

Untuk tiap tiang yang dipancang, maka grafik kalendering harus dibuat oleh
Kontraktor dan disetujui Direksi dan seterusnya dievaluasi daya dukungnya.
Pada keadaan pemancangan dihentikan sebelum penetrasi akhir tercapai,
pencatatan penetrasi baru boleh diambil setelah mencapai paling sedikit 30 cm dari
posisi tiang yang terhenti.

a.5. Tiang pancang tambahan


Suatu tiang pancang yang rusak pada saat pemancangan atau
pengangkatan/pengangkutan, yang mengakibatkan kebutuhan struktur tiang tidak
dapat dipertanggung jawabkan, harus dicabut dan diganti atau dipakai tiang
pancang tambahan dengan persetujuan Direksi tanpa tambahan biaya.

Tiang-tiang pancang tidak boleh menyimpang lebih dari 1,25 % kemiringan, &dan
bertengger tidak lebih dari yang dibatasi oleh daftar berikut ini :

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jumlah tiang toleransi toleransi satu toleransi kelompok
perkelompok sendiri tiang terhadap tiang ( titik berat -
( cm ) tiang lain kenyataan terhadap
(cm) beban ) ( cm )
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
1 7,5 - 7,5
2,3 7,5 11 5
4,5 7,5 11 4,5
6 7,5 11 4
7 7,5 12,5 2,5
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Paling lambat 5 hari setelah pemancangan selesai dengan sepengetahuan Direksi


lapangan, Kontraktor mengirim data kemiringan dan letak akhir tiang pencang
terhadap as bangunan.

a.6. Perubahan poer


Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 13

Perubahan poer akibat penambahan tiang dan/atau toleransi jarak antara tiang
yang tidak dipenuhi, maka biaya tambahan pekerjaan poer menjadi tanggung
jawab Kontraktor.

a.7. Penyambungan
- Kontraktor harus menggunakan dolly baja dengan panjang maksimum 2
meter, apabila kalendering yang disyaratkan tidak tercapai pada saat seluruh
panjang tiang masuk dalam tanah.

- Apabila tiang pancang dengan kalendering yang disyaratkan tercapai pada


kedalaman di bawah peil atau poer, semua biaya penyambungan tiang
termasuk galian, menjadi beban Kontraktor. Penyambungan tiang dilakukan
dengan sambungan overlap tulangan dengan panjang 40 kali diameter
tulangan yang disambung.

- Apabila panjang dolly telah masuk 1 meter ke dalam tanah, Kontraktor harus
mengadakan pencatatan kalendering pada sisa panjang 30 cm berikutnya,
dan apabila kalendering yang disyaratkan masih belum tercapai,
pemancangan dihentikan dan harus melaporkan pada Direksi. Dalam hal ini
semua biaya akibat perubahan tersebut, antara lain penambahan tiang
pancang, penyambungan dan lain-lain alternatif pemecahan menjadi beban
Kontraktor Pondasi.

a.8. Data-data karakteristik dari alat-alat pancang yang akan cipakai berikut usul
kalenderingnya harus diberikan kepada Perencana Konstruksi minimum 2
minggu sebelum start pemancangan dan harus mendapat persetujuan Direksi
Pengawas.

Data-data pemancangan dari semua tiang pancang harus diberikan paling


lambat hari berikutnya sesudah hari pemancangan tiang yang bersangkutan,
dan data-data ini harus disyahkan oleh Direksi Pengawas untuk diteruskan
pada Perencana.

a.9. Jika tiang pancang dicabut, karena kesalahan dalam pemancangan, jika tidak
dipancang kembali, maka ruangan yang timbul harus diisi dengan batu-batu
koral atau pasir tanpa biaya tambahan.

a.10. Bagian atas dari semua tiang-tiang harus berada disebelah atas dari elevasi
pemotongan (setelah pemancangan), dimana beton akan dipotong sampai
permukaan yang tepat 7,5 cm diatas sisi bawah pile caps dengan besi-besi
betonnya tetap diteruskan sepanjang 40 kali diameter.

a.11. Bila ada batu-batu atau gangguan-gangguan lainnya yang menyulitkan


pemancangan, Kontraktor harus mengusahakan berbagai cara dengan
persetujuan Direksi Lapangan untuk mengatasinya tanpa tambahan biaya.

a.12 Jika dibutuhkan tambahan dalam penyelidikan tanah untuk menambah


data-data mengenai stratifikasi lampisan-lapisan tanah, maka biayanya
ditanggung oleh Kontraktor.

a.13 Semua tiang harus dipancang secara kontinu tanpa berhenti sampai tiang
mencapai lapisan yang diperlukan dengan kalendering sesuai dengan daya
dukung tiang yang disyaratkan.

a.14 Besarnya volume pancang yang tertanam harus sesuai dengan hasil final set
di lapangan, jika terjadi kelebihan atau kekurangan berdasarkan volume
dalam penawaran, dapat dilakukan pekerjaan tambah/kurang..
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 14

b. Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi Plat beton Setempat

1) Persyaratan pekerjaan galian pondasi harus memenuhi persyaratan galian pondasi


seperti terurai dalam pasal pekerjaan tanah dalam buku RKS ini.
2) Persyaratan pelaksanaan pekerajaan pembesian dan pengecoran beton harus
memenuhi persyaratan pelaksanaan pekerjaan beton yang tercantum dalam pasal
pekerjaan beton dalam Buku RKS ini.

Pondasi Plat beton Setempat harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :


Pondasi Plat Beton ini dipakai untuk Pondasi Utama dimana ukuran masing-masing
pondasi bervariasi disetiap titik kolom termasuk pondasi tangga. Pondasi plat beton
diletakkan pada kedalaman sekitar 1,5 m dari muka tanah asli yang ditunjukkan
dalam Gambar Rencana.

Dalam menentukan kedalaman dasar pondasi di lapangan, Kontraktor harus


meminta persetujuan pihak Pengawas.

Ketentuan pondasi plat beton :


 Mutu beton K.250
 Tulangan serta yang dipakai dapat dilihat pada gambar Kerja
 Menggunakan pasir dan lantai kerja sebagai dasar perletakan pondasi
 Pasir untuk bahan adukan adalah pasir beton.

Persyaratan Bahan

a Semen
Semen yang digunakan harus terdiri dari satu jenis merek KELAS SATU sekualitas
Merek “Tiga Roda” dari mutu yang baik dan disetujui oleh Direksi . Semen yang
telah mengeras sebagian atau seluruhnya tidak diperkenankan untuk digunakan.
Untuk menghindari terjadinya hal tersebut diatas. Pemborong harus memperhatikan
syarat-syarat penyimpanan semen yang baik.
b. Pasir Beton
Pasir Beton harus terdiri dari pasir dengan butiran yang bersih dan bebas dari
bahan organis, lumpur dan sebagainya, sesuai dengan persyaratan yang tercantum
didalam PBI 1971.
c. Koral/Kerikil Beton
Koral/kerikil beton yang digunakan harus bersih dari segala macam kotoran serta
mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan persyaratan yang tercantum di
dalam PBI 1971 (ukuran 2/3 dan 1/2).
d. Air
Air yang akan digunakan harus air tawar yang bersih dan bebas dari bahan-bahan
organis, minyak garam alkalis, asam yang dapat merusak beton. Apabila diperlukan,
Direksi dapat meminta kepada pemborong untuk memeriksakan air yang akan
digunakan ke Laboratorium Pemeriksaan yang resmi dan sah atas biaya
pemborong.
e. Baja Tulangan
Mutu tulangan yang digunakan untuk tulangan <d 8mm adalah U-24, yaitu tulangan
dengan tegangan leleh karakteristik sebesar 2400 kg/cm2, sedangkan untuk
tulangan dengan diameter >10mm adalah U-40, yaitu tulangan dengan tegangan
leleh karakteristik sebesar 4.000 Kg/Cm2 .
Tulangan yang akan digunakan harus bebas dari kotoran-kotoran (lumpur, lemak
dan karat). Kawat pengikat tulangan harus terbuat dari baja lunak dengan diameter
minimum 1 mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak bersepuh seng.
Kualitas tulangan yang digunakan adalah sekualitas keluaran Pabrik Baja Krakatau
Steel.
c. Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi Batu Kali
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 15

1) Persyaratan pekerjaan galian pondasi harus memenuhi persyaratan galian pondasi


seperti terurai dalam pasal pekerjaan tanah dalam buku RKS ini.
Galian pondasi harus dilakukan sesuai dengan lebar lantai kerja pondasi,
dimensi atau seperti tercantum dalam gambar kerja dengan penampang lereng
galian kanan dan kiri dimiringkan 10 derajat keluar pondasi.
2) Galian harus diperiksa dan disetujui oleh Pengawas Lapangan.
3) Untuk menjaga lereng lubang galian agar tidak longsor, maka apabila
dianggap perlu oleh Pengawas Lapangan kontraktor harus memasang (casing)
sementara. Biaya untuk pekerjaan ini sudah termasuk dalam penawaran
dan tidak dapat diajukan sebagai pekerjaan tambah.
4) Dasar galian harus diurug dengan pasir urug setebal 5 -10 cm sesuai gambar,
kemudian disiram air sampai jenuh, diratakan dan dipadatkan / ditimbris.
5) Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi terlebih dahulu harus dibuat profil-profil
bentuk pondasi dari bambu atau kayu pada setiap ujung sesuai ukuran gambar
dan disetujui oleh pengawas lapangan.

6) Konstruksi pasangan pondasi batu kali


- Lantai kerja pondasi adalah pasangan batu kosong (aanstamping) yang
disusun berdiri tegak, teratur dan bersilangan, diurug pasir hingga merata
dan mengisi lubang diselah-selah batu, kemudian disiram air dan ditimbris.
- Pasangan batu kali untuk pondasi menggunakan adukan dengan campuran 1
pc : 5 ps , terkecuali disyarakat pasangan kedap air / trassram dalam gambar
kerja harus dipasang dengan adukan 1 pc : 3 ps.
- Adukan harus membungkus batu kali sedemikian rupa sehingga tidak ada
dari bagian pondasi yang berongga atau tidak padat, khusus pada bagian
tengahnya. Pemasangan batu kali/belah disusun bersilang dan bagian
nat/lubang kecil diisi batu pecahan/kricak.
- Setiap jarak 75 cm atau seperti gambar harus ditanam stek tulangan beton
diameter 10 mm sedalam + 30 - 40 cm untuk pengait sloof dan pasangan
dinding bata, ukuran panjang stek tulangan adalah 100 cm atau sesuai gambar.
- Dalam proses pengeringan, pondasi harus selalu dibasahi atau disiram air.
Selama pondasi belum mencapai bentuk profilnya, lubang galian tidak boleh
diurug.
- Pada setiap perletakan kolom beton, kolom praktis pada pondasi harus pula
ditanam stek tulangan kolom sedalam minimal 40 D, dengan diameter dan
jumlah tulangan yang sama dengan tulangan pokok

Pasal 16
PEKERJAAN BETON BERTULANG DAN TIDAK BERTULANG

16.1 Lingkup Pekerjaan meliputi :

a. Pekerjaan Beton Bertulang terdiri dari :


Pile Cap, Pondasi Plat, Sloof, Kolom Pedestal, Plat Lantai, Plat Dak, Tangga Beton,
lintel, latei, Kolom Praktis , Ring balk dan lain-lain sesuai dengan gambar kerja.

b. Pekerjaan Beton tidak bertulang terdiri dari :


Lantai kerja, Rabat keliling bangunan, dan segala sesuatu yang nyata termasuk
dalam pekerjaan ini sesuai gambar.

16.2 Semua pekerjaan beton harus mengikuti persyaratan ketentuan yang tercantum pada :
a. Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung SNI 03 – 2847 - 2002
b. Peraturan Beton terutama mengenai :
1. Syarat-syarat bahan untuk semua pekerjaan beton (SNI 03 – 2847 - 2002)
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 16

2. Syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan beton (SNI 03 – 2847 - 2002).


3. Syarat-syarat pekerjaan tulangan (SNI 03 – 2847 - 2002).

16.3 Persyaratan Beton :

Penjelasan Mutu Beton


a. Untuk beton bertulang yang bersifat struktur mutu beton yang digunakan K-250
dimana beton harus mempunyai kekuatan tekan dan kareakteristik sebesar 250
kg/cm2 (minimal). Untuk mendapatkan mutu beton seperti yang disyaratkan,
maka Pemborong harus membuat MIX DESIGN di Laboratorium Beton milik
Pemerintah atau yang ditunjuk oleh Direksi, untuk mendapatkan komposisi
campuran dari bahan-bahan yang digunakan
Termasuk Mutu Beton K-200 dimana beton harus mempunyai kekuatan tekan dan
kareakteristik sebesar 200 kg/cm2 (minimal) dan Mutu Beton K-400 dimana beton
harus mempunyai kekuatan tekan dan kareakteristik sebesar 400 kg/cm2
(minimal)
b. Untuk beton bertulang yang bersifat praktis, seperti kolom praktis, balok lintel dll,
campuran beton yang digunakan adalah K-175 atau campuran 1PC : 2 PS : 3
KR.
c. Untuk beton tidak bertulang, adukan dibuat dengan campuran : 1PC : 3PS : 5KR,
seperti untuk lantai kerja dan lain-lain sesuai dengan gambar kerja.

16.4 Persyaratan Bahan


a. Semen Portland / PC
Semen Portland yang dipakai harus dari jenis I menurut peraturan Semen Portland
Indonesia 1972 (NI-8) atau British Standard No. 12 tahun 1965 Semen harus sampai di
tempat kerja dalam kondisi yang baik serta dalam kantong asli dari Pabrik. Merek PC
dianjurkan produksi dalam negeri seperti, Tiga Roda, atau yang setaraf dipersyaratkan
satu merek PC yang disetujui Konsultan Pengawas untuk seluruh pekerjaan. Semen
harus disimpan dalam gudangyang kedap air, cukup ventilasi di atas lantai setingi 30
cm dari atas tanah. Penyimpanan harus berurutan dan terpisah menurut menurut
pengiriman. Kantong-kantong semen tidak boleh ditumpuk lebih dari 10 lapis.

b. Pasir
1). Semua pasir yang akan dipakai harus pasir alam tidak di perkenankan memakai
pasir laut.
2). Pasir harus halus bersih dan bebas dari tanah liat, mika dan substansi lain yanjg
merugikan, beratnya tidak boleh lebih dari 5 %.
3). Kontraktor harus menyerahkan contoh pada Konsultan Pengawas sebagai bahan
pemeriksaan pendahuluan dan persetujuan, contoh seberat 15 kg dari pasir alam
yang diusulkan untuk dipakai sedikitnya 14 (empat belas) hari sebelum diperlukan.
4). Timbunan pasir alam harus dibersihkan semua dari tumbuh-tumbuhan, kotoran dan
bahan-bahan lain yang tidak dapat dipakai harus disingkirkan. Bahan harus diayak
dan dicuci sebagaimana diperlukan untuk mengahasilkan

c. Agregat (Kerikil atau Batu Pecah)


Agregat dapat dipakai agragat alami ata buatan memenuhipersyaratan PBI 1971
(NI-2) pasaln 3.3, 3.4, dan 3.5 Agragat tidak boleh mengandung bahan yang dapat
merusak beton dan ketahanan tulangan terhadap karat. Untuk itu Kontraktor harus
mengajukan contoh yang memenuhi syarat dari berbagai sumber terlebih dahulu.

d. Air
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 17

Air untuk campuran dan pemeliharaan beton spesui/mortar dan speci injeksi harus dari
aiar yang bersih dan tidak mengandung zat-zat yang dapat merusak beton. Air tersebut
harus memenuhi syarat-syarat menurut PBI 1971 (NI-2) pasal3.6.

e. Baja tulangan
1). Baja tulangan yang dipakai adalah mutu baja U-40 untuk baja diameter lebih besar
dan sama dengan 10mm serta mutu baja U-24 untuk baja diameter lebih kecil
atau sama dengan 8mm.
2). Ukuran baja tulangan tersebut harus sesuai dengan gambar kerja, penggantian
dengan diameter lain harus dengan persetujuan tertulis dari direksi. Segala biaya
yang diakibatkan oleh penggantian tulangan terhadap gambar sejauh Gambar
Kerja adalah Kontraktor.
3). Semua baja tulangan harus disimpan pada tempat yang bebas lembab disesuaikan
diameter serta asal pembelian.
4). Semua baja tulangan harus dilindungi terhadap semua macam kotoran dan lemak
serta sejauh mungkin terhadap karat.

f. Bahan campuran (additives)

1). Pemakaian bahan tambahan kimiawi (Konkret admixtures additives) kecuali yang
disebut tegas dalam Gambar Kerja (RKS) harus seijin tertulis dari Konsultan
Pengawas.
2). bahan tambahan yang mempercepat pengerasan awal (initial set) tidak boleh
dipakai. Sedangkan untuk beton kedap air dalam tanah hidrostatik pressure tidak
boleh bahan kedap air yang mengandung bahan stearate. bahan campuran
tambahan beton harus sesua dengan iklim tropis AS 1978 & ASTM C 494 Type B
& D sekaligus sebagai pengurang air adukan dan penunda pengerasan awal.
3). Semua admixture yang akan digunakan ditentukan berdasarkan hasil pekerjaan
benda uji/contoh-contoh yang dibuat dan telah mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas.
4). Untuk penyambungan kembali akibat terhentinya suatu pengecoran beton dipakai
bahan perekat CALBOND sebelum dicor dengan beton baru serta permukaannya
harus dikasarkan. Jumlah pemakaian untuk 1 M2 adalah 0,3 liter CALBOND
dicampur dengan larutan semen/PC sekitar 25 %nya dengan cara ditaburkan.

g. Bekisting
1). Bekisting dibuat dari panel multiplex 12 mm atau papan borneo tebal minimal 2 cm
dengan rangka penguat penyokong dan penyangga dibuat dari kayu borneo 5/7,
5/10 secukupnya, sehingga mampu mendapatkan kekakuan dan kekuatan
mendukung beton sampai selesai proses ikatan beton. Untuk kolom struktur dipakai
papan borneo tebal 3/20.
2). Steger cetakan/bekisting dipakai kayu borneo dengan ukuran minimum 5/10 cm
atau pipa besi (scaffolding). Tidak diperkenankan mempergunakan bambu.
3). Khusus cetakan bekisting untuk beton pracetak harus dibuat lebih kokoh dan lebih
kaku, permukaan panel lurus, halus sehingga menghasilkan bidang yang rata dan
halus.

h. Floor Deck
bahan baku pembuatan floor deck yaitu baja galvanis yang mempunyai tingkat kekuatan
yang tinggi sehingga sanggup menopang beban struktur pelat lantai di atasnya. Bentuk
dari steel floor deck ini berupa lembaran pelat tipis yang bergelombang. Ukuran
tebalnya berkisar antara 0,75-1 mm. Sedangkan lebarnya antara lain 870 mm, 995 mm,
dan 1000. Adapun panjang steel floor deck bisa disesuaikan terhadap kebutuhan
tempat yang akan dikenai pekerjaan pengedakan yaitu 8-12 meter

Berikut ini langkah-langkah pemasangan floor deck (bondek):


Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 18

1. Pedoman Pemasangan
Secara prinsip, floor deck bisa dipasang di atas tumpuan portal konstruksi baja,
beton, atau batu bata. Panjang floor deck yang digunakan sekurang-kurangnya
harus sanggup menutupi dua bagian bangunan dan memiliki jarak bentang yang
efisien. Sambungan yang terletak di antara dua panjang panel krisdek juga
diusahakan seminimal mungkin. Meskipun panel deck ini bisa menjadi bekisting yang
aman ketika kondisi beton masih basah, tetapi sebaiknya gunakan papan untuk
lintasan pekerja dan sebisa mungkin hindarilah pemutusan beban.
2. Pemasangan Pada Konstruksi Baja
Pemasangan floor deck di atas tumpuan baja bisa dimulai setelah pekerjaan
konstruksi portal baja selesai diukur dengan lot dan waterpass. Pemasangannya
dilakukan dengan membentangkan material ini secara menerus, lalu diikat
menggunakan las listrik atau paku tembak. Selanjutnya jarak pemikul akhir
ditentukan berdasarkan gaya geser, di mana biasanya kurang lebih 5 cm.
3. Pengikatan dengan Las
Langkah berikutnya adalah mengelas bagian ujung dek dari atas ke bawah memakai
las cantum yang berdiameter 10 mm pada bagian rata sisi-sisi rusuk panel. Pada
tumpuan tengah setiap panel dek juga perlu dilas di bagian rata sisi rusuk betina
menggunakan kawat las baja colulose AC/CD yang berukuran 3,25 mm.
4. Penyempurnaan Pemasangan Dek
Tutup lubang rusuk dek pada sisi bidang lantai cor memakai pita perekat.
Selanjutnya lakukan penyempurnaan sambungan tumpuan sisi rusuk panel dek yang
berjarak sekitar 100 cm dengan cara dilas cantum, di-revet dia 5 mm, atau dipasangi
sekrup. Bila saat estimasi dibutuhkan adanya bahan bangunan yang berfungsi
menahan geser, maka material tersebut perlu dilas atau ditanam pada balok
tumpuan yang berada di antara bagian lembeh rusuk dek. Usahakan jarak dari ujung
penahan geser ke permukaan beton tidak kurang dari selimut beton yakni berkisar 25
mm. Penghitungan jarak penempatan ini dihitung menurut diagram gaya lintang
balok tulangan sudut supaya bisa diperoleh pembebanan yang merata .
5. Persiapan Pengecoran
Untuk melakukan persiapan pengecoran, diperlukan tiang penyangga sementara
yang berguna untuk mencegah terjadinya lendutan pada waktu cor beton masih
dalam kondisi basah. Setelah umur beton mencapai sekitar 7-14 hari, tiang
penyangga sementara tersebut bisa dilepaskan

16.5 Persyaratan teknis

a. Komposisi campuran beton


1). Beton dibentuk dari semen portland/PC, pasir, kerikil, batu pecah, air seperti yang
ditentukan ; semuanya dicampur dalam perbandingan yang sesuai dan diolah
sebaik-baiknya sehingga sampai didapat kekentalan yang tepat.
2). Untuk mengetahui karakteristik dari beton tersebut, harus memenuhi syarat mutu
beton menurut PBI 1971, disertai sertifikat hasil pengujian laboratorium pengujian
beton dilaksanakan 4 (empat) kali tahapan.
3). Ukuran maksimum dari agragat kasar dalam beton tidak boleh melampaui ukuran
yand ditetapkan dalam persyaratan bahan beton dan harus memperhitungkan celah
lubang anatar tulang agar tidak terjadi rongga-rongga beton.
4). Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang dipakai untuk berbagai
pekerjaan (sesuai kelas mutu) harus ditetapkan dari waktu ke waktu selama
berjalannya pekerjaan demikian juga pemeriksaan terhadap agrqgat dan beton
yang dihasilkan. Pebandingan campuran dan faktor air semen yan tepat akan
ditetapkan atas dasar beton yang dihasilkan yang mempunyai kekedapan,
keawetan, dan kekuatan yang dikehendaki. Faktor air semen dari beton tidak
terhitung air yang dihisap oleh agregat dan tidak boleh melebihi 0,55 (dari
beratnya).
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 19

Pengujian beton akan dilakukan oleh Kontraktor dan perbandingan-perbandingan


campuran harus diubah jika perlu untuk tujuan-tujuan seperti di atas dan Kontraktor
tidak berhak claim atas perubahan-perubahan yang demikian.

b. Pengujian dari Konsistensi Beton dan benda-benda uji Beton

1). Banyaknya air yang dipakai untuk beton harus diatur menurut keprluan untuk
menjamin beton dengan Konsistensi yangn baik dan untuk penyesuaian variasi
kandungan lembab atau gradasi (perbutiran) dari agregat waktu masuk dalam
mesin pengaduk (mixer). Penambahan air untuk mencairkan kembali beton padat
hasil pengadukan yang terlalu lama atau yang menjadi kering sebelum dipasang
tidak diperkenankan. Keseragaman konsistensi beton untuk setiap kali pengadukan
sengat perlu. Nilai slump dari beton (pengujian kerucut slump) tidak boleh kurang
dari 8 cm dan tidak melampaui 12 cm untuk segala beton yang dipergunakan.
2). Kekuatan tekan dari beton harus ditetapkan melaui pengujian biasa dengan silinder
berukuran 15 x 30 cm atau kubus 15 x 15 x 15 cm atau kubus 20 x 20 x 20 cm
dibuat dan diuji sesuai dengan NI-2 PBI 1971. Pengujian slump disesuaikan dengan
NI-2 PBI 1971 dan Kontraktor harus menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk
mengerjakan contoh-contoh pemeriksaan yang erpresetatif, frekuensi akan
ditetapkan oleh Pengawas Lapangan (Pengawas Lapangan).

c. Benda uji
Selama pengecoran beton harus terdapat benda-benda uji sebagai berikut :
- Minimum 1 benda uji setiap hari
- Minimum 20 benda uji pada akhir pelaksanaan
- Setiap pengecoran 5 m3 dibuat 1 benda uji
- Yang terbesar menentukan

d. Persyaratan pelaksanaan

1). Rencana Cetakan


- Cetakan harus sesuai dengan bentuk dan ukuran yang diinginkan
pada Gambar Kerja. bahan yang akan dipakai untuk rencana cetakan harus
mendapat persetujuan dari Konsultan pengawas sebelum pembuatan cetakan
dimulai.
- Panel cetakan hanya boleh dipergunakan 2 (dua) kali bolak-balik, atau
setiap permukaan hanya 1 (satu) kali.
- Semua cetakan harus kokoh
Konstruksi untuk cetakan harus diperkuat dengan kaso secukupnya sehingga
menghasilkan beton yang lurus rata. Dipersyaratkan untuk beton tampak
(Exposed) adalah semi exposed aratinya setelah cetakan dibongkar memberikan
bidang yang rata dan hanya memerlukan sedikit penghalusan.
- Sebelum beton dicor permukaan panel cetakan diminyaki secara
merata untuk cegah lekatnya beton pada cetakan.
- Celah - celah antara papan atau panel cetakan harus rapat sehingga
pada waktu pengecoran tidak ada air adukan yangkeluar.

2). Baja Tulangan

a). Baja tulangan beton sebelum dipasang harus bersih dari serpih-serpih,
karat minyak gemuk dan lapisan lain yang merusak atau mengurangi
daya lekat dalam beton. Bentuk baja tulangan sesuai dengan bentuk dan
ukuran yang tertera pada gambar.
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 20

b). Baja tulangan harus dipasang dengan teliti sesua dengan Gambar Kerja.
Agar tulangan tetap tepat di tempatya maka tulangan harus diikat kuat dengan
dengan kawat beton (bindraat) dengan bantalan blok-blok beton cetak/beton
decking atau kursi- kursibesi/cakar ayam, perenggang, specer atau logam
gantung (metal hanger) sesuai dengan kebutuhan. Dalam segala hal untuk
baja tulangan yang horizontal harus digunakan penunjang yang tepat sehingga
tidak akan ada batang yang turun.

c). Penempatan besi beton di dalam cetakan tidak boleh menyinggung


dinding atau dasar cetakan serta harus mempunyai jarak tetap
untuk setiap bagian - bagian konstruksi tertentu seperti : kolom dan balok
2,5 cm, plat beton 1,5 cm.

d). Penyambungan Jika diperlukan untuk menyambung tulangan Overlap


pada sambungan untuk tulang - tulangan dinding tegak (vertikal) dan
kolom sedikitnya harus 40 (empat puluh) diameter batang.

3). Pengadukan, pengangkutan, pengecatan, pemadatan dan perawatan beton harus


dilaksanakan sesuai dengan ketentuan di dalam PBI 1971 pasal 6.1. sampai
dengan pasal 6.6.

4). Mengaduk
Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk dalam “Mesin Pengaduk
Beton” yaitu Bath Mixer atau Portabel Continues Mixer, dalam hal ini hars dujaga
adukan plastis merata danntidak boleh ada bagian air yang tidak terikat oleh bahan
beton. Truk Pengaduk (Truck Mixer) diatur sedemikian rupa, sehingga beton dari
adukan ke adukan mempunyai konsistensi dan mutu yang sama. Pengaduk yang
sewaktu-waktu memproduksi dengan hasil yang tidak memuaskan harus diperbaiki.
Mesin pengaduk yang disentralisir (Batching Mixing Plant) harus diatur, sehingga
pekerjaan mengaduk dapat dapat diawasi dengan mudah dari station operator. Tiap
mesin pengaduk diperlengkapi dengan alat mekanis untuk mengatur waktu dan
jumlah adukan.

Disarankan memakai adukan beton siap pakai “Beton Ready Mix” agar kualitas
beton lebih konsisten dan lebih cepat dalam pelaksanaannya.

5). Suhu
Suhu beton waktu di Cor/dituang tidak boleh lebih dari 32 derajat dan biula suhu dari
beton yang ditaruh berada anatara 27 sampai 32 derajat celciuis, beton harus
diaduk di tempat pekerjaan untuk kemudian di Cor.
6). Pengangkutan Beton
Cara-cara dan alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus
sedemikian rupa sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang diinginkan
dapat dibawa ke tempat pekerjaan tanpa adanya pemisahan dan kehilangan nilai
slump.

7). Pengecoran

- Beton tidak boleh di cor sebelum semua pekerjaan cetakan bekisting selesai,
Ukuran dan letak baja tulangan baja tulangan beton sesuai dengan Gambar
Pelaksanaan pemasangan instalasi - instalasi yang harus ditanam, besi
penggantung plafond sesuai pola kerangka langit -langit, besi penggantung,
cable tray dan stek-stek penyokong dan pengikatan serta lain-lain telah selesai
dikerjakan. Sebelum pengecoran dimulai permukaan - permukaan yang
berhubungan telah disetujui Pengawas Lapangan.
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 21

- Sebelum pengecoran beton semua permukaan pada tempat


pengecoran beton (cetakan) harus bersih dari air yang tergenang, reruntuhan
dan barang lepas. Permukaan bekisting dari bahan - bahan yang
menyerap pada tempat-tempat yang akan di cor harus dibasahi dengan
merata sehingga kelembaban air dari beton yang baru di cor tidak akan diserap.

- Pada pengecoran, beton baru ke permukaan beton yang telah di cor


terlebih dahulu permukaan beton lama tersebut harus bersih,
dilembabkan dan dikasarkan. Pada sambungan pengecoran ini harus dipakai
perekat beton yang disetujui oleh Pengawas Lapangan.
- Perlu diperhatikan letak jarak/sudut untuk setiap penghentian pengecoran yang
akan masih berlanjut terhadap sistem struktur/penulangan yang ada.
- Koordinasi dengan pekerjaan elektrikal, sanitasi dan mekanikal harus dilakukan
sebelum pengecoran dimulai. Terutama yang menyangkut pipa-pipa sparing
yang menembus/tertanam dalam beton untuk keprluan setiap disiplin kerja.
- Beton boleh dicor hanya waktu Konsultan Pengawas serta Kontraktor ada di
tempat kerja dan persiapan betul-betul memadai.
- Dalam semua hal, beton yang akan dicor harus diusahakan agar
pengangkutannya ke posisi terakhir harus sependek mungkin, sehingga tidak
terjadi pemisahan antar kerikil dan spesi pada waktu pengecoran.
- Pengecoran beton untuk bagian yang vertikal seperti kolom, harus
menggunakan tremie dengan tinggi jatuh tidak boleh lebih dari 2 (dua) m.
Pengecoran beton untuk bagian horizontal seperti : plat, balok, parapet harus
dicor lapis demi lapis horizontal menyeluruh dengan ketebalan perlapis < 50
cm. Konsultan Pengawas mempunyai hak untuk mengurangi tebal tersebut
apabila pengecoran dengan tebal lapisaan 50 cm tidak dapat memenuhi
spesifikasi.

- Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau


lama sehingga sedemikian rupa sehinggga speci/mortal terpisah dari
agregat kasar. Suatu pengecoran yang sudah dimulai pada suatu
bagian tidak boleh terputus sebelum bagian itu selesai.
- Setiap lapisan beton harus dipadatkan sepadat mungkin sehingga ia
bebas dari kantong - kantong kerikil dan menutup rapat-rapat semua
permukaan dari cetakan dan material yang diletakan. Dalam pemadatan
setiap lapisan dari beton kepala alat penggetar (Vibrator) harus dapat
menembus dan menggetarkan beton pada bagian atas dari lapisan yang
terletak di bawah. Lamanya penggetaran tidak boleh menyebabkan terpisahnya
bahan beton dengan airnya.
- Untuk pengecoran kolom, plat lantai ataupun balok, agar dalam
pelaksanaannnya lebih efektif diwajibkan menggunakan tremie yang
disediakan oleh Pengusaha “beton ready mix”.
8. Waktu dan Cara-cara Pembukaaan Cetakan
Waktu dan cara-cara pembukaan dan pemindahan cetakan, harus dilakukan
dengan hati-hati untuk menghindarkan kerusakan pada beton. Beton baru dapat
diijinkan dibebani setelah berumur 28 (dua puluh delapan) hari, kecuali beton yang
menggunakan bahan additives. Permukaan beton harus diperiksa dengan
teliti, permukaan yang tidak rata, berongga dan tidak rata/rapi harus segera
diperbaiki sampai disetujui oleh Pengawas Lapangan.
9. Perawatan (Curing)
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 22

Semua beton harus dirawat (cured) dengan air seperti ditentukan dibawah
ini. Beton yang dirawat (cured) dengan air harus tetap basah paling sedikit 14
(empat belas) hari secara terus menerus sesudah beton cukup keras, untuk
mencegah kerusakan dengan cara menutupnya dengan bahan yang dibasahi air
atau dengan pipa berlubang. Pengawas Lapangan berhak menentukan cara/sistem
perawatan yang harus dilaksanakan pada tiap bagian pekerjaan beton.
10. Perlindungan (Protection)
Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakan
sebelum dapat diterima oleh Pengawas Lapangan. Permukaan beton yang
terbuka harus dilindungi dari sinar matahari yang langsung paling sedikit 3 (tiga)
hari sesudah pengecoran. Perlindungan seperti itu harus dibuat efektif
secepatnya setelah pengecoran dilaksanakan.
11. Perbaikan permukaan beton

- Jika hasil pembukaan cetakan terdapat beton yang tidak tercetak


dengan baik menurut gambar atau diluar garis permukaan atau
ternyata ada permukaan yang rusak, hal itu dianggap tidak sesuai dengan
spesifikasi dan harus dibuang/dibongkar dan diperbaiki atas biaya
pemborong. Apabila kerusakan tersebut dapat diperbaiki atas izin Pengawas
Lapangan dengan cara ditambal pada tempat yang rusak, maka teknik
penambalan harus dilaksanakan sebagai berikut.
- Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang
terdiri dari ; sarang kerikil, kerusakan - kerusakan karena cetakan,
lubang - lubang baut, ketidakrataan dan bengkok kecil, maka dilaksanakan
dengan pemahatan kemudian digosok dengan gurinda. Lubang-lubang
pahatan harus diberi pinggiran tajam dan dicor sedemikian rupa sehingga
pengisian akan terkunci rapat ditempatnya. Semua lubang harus terus
menerus dibasahi selama 24 (dua puluh empat) jam sebelum dicor.
12. Pipa sparing listrik
Pipa sparing untuk listrik digunakan dengan pipa PVC sekwalitas AW dengan alur
sesuai gambar kerja yang dilengkapi dengan doos dan kawat penarik kabel
didalam sparing pipa. Untuk posisi pipa sparing ini, kontraktor harus
memperhatikan dan meneliti gambar kerja elektrikal.

13. Beton tumbuk


Semua beton tumbuk untuk rabat atau lantai harus mempunyai kemiringan agar
air tidak menggenang pada permukaan tanpa ada cekungan.
14. Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing)
- Semua gambar detail pelaksanaan (shop drawing) harus memenuhi persyaratan
seperti yang terurai dalam RKS ini.
- Pembuatan cetakan beton (bekisting) yang menyangkut detail prinsif harus di
buat Shop Drawing untuk dimintakan persetujuan tertulis dari Pengawas
Lapangan.
15. Pipa-pipa instalasi
- Semua pipa-pipa (air hujan, elektrikal, gas dan lain-lain) serta bagian-bagian
yang tertanam didalam atau bersinggungan dengan beton harus dibuat dari
bahan yang tidak merusak beton.

- Pipa-pipa yang ditanam didalam plat, balok beton dan kolom tidak boleh
mempunyai diameter lebih dari 1/3 tebal plat atau balok tempat pipa tersebut
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 23

tertanam, dan jarak dari pusat ke pusat pipa tidak boleh lebih kecil dari 3 kali
diameter pipa.

- Semua pipa serta serta bagian - bagian yang menembus lantai, balok dan
kolom harus mempunyai ukuran dan letak yang tidak mengurangi kekuatan
konstruksi (harus dipilih tempat momen = 0) atau sesuai petunjuk Pengawas
Lapangan.

PASAL 17
BETON KEDAP AIR / WATERPROFING

1. UMUM

1.01 LINGKUP PEKERJAAN

A. Pekerjaan dari Bab ini termasuk semua tenaga kerja, bahan, peralatan dan
layanan yang diperlukan untuk menyelesaikan pemasangan waterproofing
sekualitas Polygum Membrane sebagaimana tertera di dalam gambar-gambar
dan ditentukan dalam spesifikasi ini, tetapi tidak termasuk pekerjaan plester /
jika diperlukan.

POLYGUM Membrane adalah waterproofing asal belgia yang di buat dari


bahan aspal terbaik dengan teknologi dan tenaga ahli yang handal menjadikan
waterproofing yang kuat, tahan lama dan merekat sempurna pada seluruh area
yang memerlukan perlindungan dari rembesan air baik itu dak beton,
basement, kolam renang dll.

B. Spesifikasi

Lebar :1M
Panjang : 10 M
Tebal : 3 mm
Warna : Hitam

Keunggulan :

- Perkuatan Tri-Laminsai Polyester, membuat membran jauh lebih kuat dan


tahan terhadap gaya tarik
- Bisa mengatasi dan mencegah kebocoran diatas dak atap rumah
- Bisa mecegah kelembaban di dinding, diaplikasikan untuk kolam yang
memiliki sifat waterproof sehingga terjaga dari kebocoran
- Ketebalan yang terjamin karena dibuat di pabrik dengan mesin khusus.
Sehingga mengurangi resiko ketidak teraturan akibat aplikasi di lapangan
- Cepat dan praktis dalam pemasangannya
- Flexibel : Dapat menutup celah keretakan yg terjadi pada bangunan
- Lifetime yang jauh lebih lama ketimbang waterproofing coating

1.02. JAMINAN KUALITAS

A. Kualifikasi pemasang
1. Untuk pelaksanaan pemasangan atap, gunakan hanya tukang pasang yang
kompeten dan ahli yang benar-benar sudah terbiasa dengan produk dan
metode pemasangan yang direkomendasikan oleh pabrikan.
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 24

2. Pemasang : Sebuah perusahaan yang dapat menunjukkan bukti pengalaman


yang berhasil sebelumnya untuk pemasangan Waterprofing Polygum
membrane

B. Syarat-Syarat pelaksanaan

1. Pengujian
a. Bila diperlukan Kontraktor wajib mengadakan test bahan sebelum
dipasang, pada laboratorium yang ditunjuk pengawas. Dan sebelum
dimulai pemasangannya Kontraktor harus menunjukkan sertifikat
keaslian barang dari supplier disertai data-data teknis komposisi
unsur material pembentuknya.
b. Sewaktu penyerahan hasil pekerjaan, kontraktor wajib memberikan
jaminan atas produk yang digunakan terhadap kemungkinan bocor,
pecah dan cacat lainnya, termasuk mengganti dan memperbaiki
segala jenis kerusakan yang terjadi. Jaminan yang diminta adalah
jaminan dari pihak pabrik untuk mutu material berupa polis asuransi,
serta jaminan dari pihak pemasang (applicator) untuk mutu
pelaksanaan pemasangannya.
c. Kontraktor diwajibkan melakukan percobaan/pengujian dengan
melakukan penyemprotan langsung dengan air serta
menggenanginya dengan air di atas permukaan yang diberi lapisan
composite membrane.

2. Pengiriman dan Penyimpanan Bahan

a. Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan utuh


(belum dibuka) dan masih tersegel dan berlabel sesuai pabriknya.
b. Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung, tertutup, tidak
lembab, kering dan bersih.
c. Kontraktor bertanggungjawab atas kerusakan bahan-bahan yang
disimpannya, baik sebelum atau selama pelaksanaan.

3 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

a. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada


pengawas, lengkap dengan ketentuan / persyaratan pabrik yang
bersangkutan untuk mendapatkan persetujuan Pengawas.
b. Material yang tidak disetujui harus diganti segera tanpa biaya
tambahan. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian
maka bahan-bahan pengganti harus telah mendapat persetujuan dari
pengawas.
c. Sebelum pekerjaan ini dimulai permukaan bagian yang akan diberi
lapisan harus dibersihkan sampai kondisi yang dapat disetujui oleh
pengawas. dan ukuran harus sesuai dengan gambar.
d. Cara-cara dan pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan
ketentuan dari pabrik yang bersangkutan serta petunjuk dari
pengawas.
e. Bila ada perbedaan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan
lainnya, kontraktor harus segera melaporkan kepada pengawas
sebelum pekerjaan dimulai.
f. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan dalam hal terdapat
kelainan/perbedaan ditempat itu.
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 25

4 GAMBAR DETAIL PELAKSANAAN / SHOP-DRAWING

a. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)


berdasarkan gambar dokumen kontrak dan keadaan lapangan, untuk
memperjelas detai-detail khusus yang diperlukan pada saat
pelaksanaan di lapangan.
b. Shop drawing harus mencantumkan semua data termasuk tipe
bahan keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan
khusus.
c. Shop drawing belum dapat dilaksanakan sebelum mendapatkan
persetujuan dari pengawas.

5 CONTOH

a. Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, disertai


brosur lengkap dan jaminan keaslian material dari pabrik.
b. Contoh bahan harus diserahkan minimal sebanyak 2 (dua) buah
yang setara mutunya.
c. Keputusan bahan jenis, warna, tekstur dan merk akan diberitahukan
oleh pengawas dalam jangka waktu tidak lebih dari 7 (tujuh) hari
kalender terhitung sejak penyerahan contoh-contoh bahan tersebut.
d. Pengawas mempunyai hak untuk meminta kontraktor mengadakan
mock-up guna memperjelas usulan material yang diajukannya.

1.03 PENGUJIAN TERHADAP KEBOCORAN/TES RENDAM

Setelah waterproofing terpasang dengan sempurna,maka akan dilakukan


pengujian tes rendam selama 2X24 jam dengan tahap pengujian sebagai berikut:
1. Cek kondisi Polygum Membrane pada detail sambungan,corner,drinase
apakah sudah tertutup sempurna
2. Isi air Hingga menggenangi permukaan dak beton setinggi 18cm.
3. Biarkan air menggenangi permukaan dak beton selama 2X24 jam
6. Periksa kondisi langit-langit dak beton dari dalam gedung apakah ada
rembesan air yang timbul dari langit-langit dak beton tersebut.
7. Jika ada timbul rembesan maka dilakukan pengecekan pengerjaan dan di
cari/di periksa penyebab terjadinya rembesan.kemudian di perbaiki bagian
yang bocor tersebut lalu dilakukan tes rendam lagi.
8. Jika tidak ada kebocoran/rembesan maka dibuat berita acara tes rendam
yang di tanda tangani oleh supervisor kontraktor

PASAL 18
PEKERJAAN DINDING, PLESTERAN

1. Yang termasuk lingkup pekerjaan ini, meliputi ;


a. Pasangan dinding bata merah (5x11x22) cm t = ½ batu 1 pc : 3 ps
b. Pasangan dinding bata merah (5x11x22) cm t = ½ batu 1 pc : 5 ps
c. Plesteran 1 pc : 3 ps tebal 15 mm
d. Plesteran 1 pc : 5 ps tebal 15 mm
e. Acian pemasangan plesteran bata
f. Opening Kusen 1 pc : 3 ps tebal 15 mm
g. Granite Alam pelapis Portal Beton
h. Pas. Dinding Keramik 20/40 cm border beda warna sekualitas Roman
i. Dinding Beton Pre cast
j. Pasangan bata pada saluran, bak kontrol, pondasi rabat dan segala sesuatu
yang nyata masuk dalam pekerjaan ini.
2. Persyaratan Bahan
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 26

a.Batu bata (bata merah)


Batu bata (bata merah) harus mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan siku, bidang-
bidang sisinya harus datar, ukuran seragam, pembakaran seragam dan merata, bebas
dari cacat, retak cat, atau adukan pada waktu akan dipasang. Dipakai batu bata (bata
merah) mutu yang baik, Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan/meterial ke
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan tertulis bagi pemakaian.

b.Semen Portland/PC, pasir, air harus memenuhi persyaratan bahan untuk pekerjaan
beton yang terurai dipasal lain dalam buku RKS ini.

c. Keramik dan Granite


keramik yang digunakan sekualitas ROMAN sedangkan Granite Tile yang digunakan
sekualitas GRANITO.
Sudut - sudutnya harus siku. Kontraktor harus memberikan contoh bahannya untuk
mendapatkan persetujuan dari Pengawas Lapangan.

3. Persyaratan Pelaksanaan

a. Aduk Perekat/Aduk Pasangan


1). Adukan untuk pasangan dan plesteran dibuat dengan macam- macam perbandingan
campuran seperti dibawah ini :

Macam Perbandingan Penggunaan

M1 1Pc : 3 Ps 1. Aduk semua pasangan batu bata kedap air atas


maupun di bawah permukaan tanah. (dinding,bak
bungan, bak kontrol,pondasi rollag bata, tangki septic,
saluran)
2. Aduk neut, pas. keramik
3. Aduk plesteran trasram, beton dan braven

M3 1 Pc : 5 Ps 1. Aduk semua pasangan batu bata tidak kedap air.


2. Plesteran pasangan batu bata tidak kedap air.
3. Plesteran Pas. bata + Plesteran kamprot halus
(texture)

2). Semen jenis adukan dan plesteran tersebut diatas harus disiapkan sedemikian rupa
sehingga selalu dalam keadaan masih segar dan belum mengering. Dipersyaratkan
agar jarak waktu pencampuran adukan dengan plesteran dengan pemasangannya
tidak melebihi 30 menit, terutama untuk adukan kedap air (macam M1 dan M2)

3). Pemakaian aduk perekat/aduk pasangan :

- Adukan pasangan M2 dan plesteran M2 untuk semua dinding daerah basah/toilet,


dengan ketinggian 1,6 m dari muka lantai, dan +30 cm dari peil+0,00 lantai
terbawah serta semua pasangan yang masuk kedalam tanah atau sesuai
Gambar Kerja.
- Semua ketentuan pemakaian aduk perekat sesuai ketentuan ayat 3.a.01 diatas.
- Plesteran kamprot halus adalah pekerjaan finishing untuk mendapatkan texture
permukaan dinding luar, dan dilaksanakan setelah pekerjaan plesteran dasar
cukup kering, tebal plesteran kamprot halus + 5 mm.
- Plesteran beraven adalah plesteran kasar yang masuk ke dalam tanah
dengan campuran 1:3 (M2), harus pula dilaksanakan pada pasangan yang masuk
kedalam tanah.

b. Persyaratan Pekerjaan pasangan dinding


Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 27

1). Dalam pelaksanaan pekerjaan ini Kontraktor harus memperhatikan detail bentuk
profil sambungan dan hubungan dengan material lain dan melaksanakannya sesuai
dengan yang tercantum dalam Gambar Kerja.
2). Sebelum pemasangan batu bata harus direndam dalam air bersih dulu sehingga
jenuh.Pada saat diletakkan tidak boleh ada genangan air diatas permukaan batu bata
tersebut.
3). Pelaksanaan pemasangan batu bata harus rapi, sama tebal, lurus, tegak (lot) dan
pola ikatan harus terjaga dengan baik. Pertemuaan sudut antara dua dinding harus
rapi dan siku, kecuali apabila pertemuan tersebut memang tidak siku seperti
tercantum dalam Gambar Kerja.

4). Untuk setiap pertemuan dinding pasangan batu bata 1/2 batu setiap luas 12 m2,
harus dipasang kolom praktis/kolom penguat beton dengan dimensi, ukuran dan
penulangan sesuai gambar Kerja.
5). Pada setiap pertemuan dinding pasangan batu bata dengan kolom praktis, ring balk
beton,maupun beton lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja, harus
dipasang angker diameter 10 mm tiap jarak 70 cm. Bagian yang mencuat keluar
sejauh 20 cm, dan bagian yang tertanam minimal sedalam 20 cm.

6). Pemeliharaan ; Selama pasangan dinding belum difinish, Kontraktor wajib untuk
memelihara dan menjaga atas kerusakan atau pengotoran oleh bahan lain.

7) Dalam proses pengeringan harus selalu dibasahi dengan air minimal selama 7 hari.

c. Pekerjaan Plesteran

1). Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran dalam volume.

2). Pasir yang digunakan untuk plesteran adalah pasir pasang yang harus diayak
terlebuh dahulu.

3). Plesteran halus/aci halus adalah campuran PC dengan air yang dibuat sedemukian
rupa sehingga mendapatkan campuran yang homogen. Plesteran ini adalah
pekerjaan Finishing. Pekerjaan plesteran halus ini dilaksanakan setelah aduk
plesteran sebagai lapisan dasar minimal berumur 8 hari.

4). Sebelum pelaksanaan plesteran semua pemipaan maupun spar ing-sparing SA


dan EL telah terpasang pada jalur dan tempatnya sesuai dengan Gambar Kerja dan
telah disetujui oleh Pengawas Lapangan.

5). Sebelum pelaksanaan plesteran terlebih dahulu dibuat kepala plesteran (klabangan)
dengan tebal sama dengan ketebalan plesteran yang direncanakan, kecuali untuk
plesteran berapen.

6). Permukaan plesteran tersebut khususnya plesteran halus/aci halus harus rata, tidak
bergelombang, penuh dan padat, tidak berongga, tidak berlubang, tidak mengandung
kerikil atau benda-benda lain yang membuat cacat.
Apabila pekerjaan tidak memenuhi yang dipersyaratkan maka Kontraktor harus
membongkar dan memperbaiki sampai disetujui oleh Konsultan Pengawas.

7). Pekerjaan plesteran pada Permukaan pasangan batu bata sebelum diplester
permukaan pasangan batu bata harus dibasahi terlebih dahulu dan siar-siarnya
sudah dikeruk sedalam 1 cm

8). Pekerjaan Plesteran halus pada Permukaan Beton Sebelum pelaksanaan pekerjaan
ini permukaan beton harus dibersihkan dari sisa-sisa bekisting kemudian di
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 28

ketrek/scratched. Semua lubang-lubang bekas pengikat bekistingatau formtie harus


tertutup aduk plesteran.

9). Pekerjaan plesteran halus/aci halus adalah untuk semua permukaan pasangan batu
bata dan beton yang akan di-finish dengan cat.

10) Semua permukaan yang akan menerima bahan/material finishing misalnya bahan/
material ubin keramik dan lainnya, maka permukaan plesterannya harus diberi alur-
alur garis horizontal untuk memberikan ikatan yang lebih baik terhadap
bahan/material finishing tersebut, pekerjaan ini tidak berlaku apabila bahan/neterial
finishing tersebut adalah Cat.

11) Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom/lantai yang


dinyatakan dalam Gambar Kerja dan atau sesuai dengan peil-peil yang diminta
dalam Gambar Kerja. Tebal plesteran adalah minimal 1 cm dan Maksimal 2,8 cm.
Jika ketebalan melebihi 3 cm maka harus menggunakan kawat ayam yang
diikatkan/dipakukan ke permukaan pasangan batu bata atau beton yang
bersangkutan untuk memperkuat daya lekat plesteran.

12) Untuk setiap pertemuan bahan/material yang berbeda jenisnya pada satu bidang
datar harus diberi nat dengan ukuran lebar 0,7cm dalam 0,5 cm.

13) Pemeliharaan
a). Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung dengan
wajar tidak berlangsung dengan tiba-tiba. Hal ini dilaksanakan dengan membasahi
permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindunginya dari terik panas
Matahari langsung dengan bahan penutup yang dapat mencegah penguapan air
secara cepat. Pembasahan tersebut adalah sebagai berikut : Selama 7(tujuh) hari
setelah pengacian selesai, Kontraktor harus selalu menyiram dengan air
sekurang-kurangnya 2(dua) kali sehari sampai jenuh.
b). Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan plesteran dilakukan sebelum
plesteran berumur lebih dari 2(dua) minggu, cukup kering, bersih dari retak, noda
dan cacat lain seperti yang disyaratkan tersebut diatas.

d. Pekerjan keramik/granite pelapis dinding

1). Keramik/granite yang akan ditempel harus sudah diseleksi dengan baik sehingga
bentuk dan warna masing-masing keramik/Granite sama tidak ada bagian yang retak,
pecah-pecah, sudut atau tepi atau cacat lainnya serta telah disetujui secara tertulis
dari Konsultan Pengawas.
2). Aduk yang dipakai adalah campuran 1Pc:2Ps tebal 10-15 mm untuk daerah kedap
air, dan 1Pc:3Ps daerah kering.
3). Seluruh rongga pada bagian belakang keramik/granite harus berisi dengan adukan
pada waktu pemasangan
4). Awal pemasangan dan pola pemasangan harus sesuai dengan Gambar Kerja atau
atau petunjuk Pengawas Lapangan.
5). Pada prinsipnya pemotongan /granite harus dihindarkan, kecuali ditentukan dengan
pola Gambar, jika perlu diadakan pemotongan hatus dikerjakan dengan hati- hati,
rapi, lurus atau bersudut sesuai dengan kebutuhan, kemudian bidang potong harus
diperhaluss dengan gerinda atau kikir.
6). Persiapan sebelum pemasangan
Semua pemipaan maupun sparing-sparing SA&EL telah terpasang pada jalur dan
tempatnya sesuai dengan Gambar dan telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
7). Setelah bidang keramik/granite terpasang permukaannya harus dibersihkan dengan
lap/kain basah sehingga bersih dari noda-noda semen. Bidang keramik/granite ini
harus dijaga tetap basah untuk menghindarkan pengeringan terlalu cepat dengan
pembasahan minimal 3(tiga) hari pertama setelah keramik/granite terpasang.
8). Bila ditemui retak, kerusakan bergelombang, garis-garis tepi dan siar tidak rata dan
lurus, maka Kontraktor harus membongkar dan memperbaiki hingga sesuai dengan
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 29

yang disyaratkan. Biaya untuk hal ini adalah tanggung jawab Kontraktor, tidak dapat
diajukan sebagai biaya pekerjaan tambah.
9) Keramik//granite yang telah terpasang harus dilindungi dari benturan dan atau
gesekan.

e. Pekerjan Pre Cast

Urutan pelaksanaan pemasangan precast panel adalah sebagai berikut.

a. Sebelum precast panel dinaikkan dengan menggunakan tower crane ke lokasi


pemasangan, alat bantu seperti chain block, adjustable dan tekel harus dipersiapkan
terlebih dahulu.
b. Tekel digantung dengan menggunakan chain block dan dikaitkan pada lift hook yang
tertanam pada struktur.
c. Setelah semua peralatan dipersiapkan, dilakukan pemasangan embeded untuk
sambungan precast panel dengan lantai di lokasi pemasangan.
d. Precast panel dinaikkan ke lokasi dengan menggunakan tower crane.
e. Setelah sampai pada lokasi yang dimaksud, precast panel kemudian dipindahkan
dari tower crane ke tekel.
f. Precast panel kemudian disetel/disetting dengan menggunakan tekel dan adjustable.
Setelah didapat settingan precast panel yang tepat, dipasang dynabolt pada
embeded dengan cara pengelasan.
g. Apabila pengelasan telah selesai, maka dilakukan pengecekan kembali apakah
posisi panel precast tidak berubah setelah dilas pada joint-joint conection.
h. Setelah semua pekerjaan selesai, tekel yang digunakan untuk menggantung precast
panel dilepas dan dipindahkan ke lokasi pemasangan precast panel berikutnya.

PASAL 19
DINDING ALLUMUNIUM COMPOSIT

A. Pekerjaan Panel Alumunium Composite

01. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi perubahan tampak seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
Pekerjaan tersebut harus dilaksanakan menurut gambar kerja dan aturan-aturan
sebagaimana lajimnya digunakan dalam teknik bangunan.

Ukuran-ukuran yang digunakan, harus sesuai dengan ukuran yang tercantum pada
gambar kerja.

Kontraktor bertanggung-jawab terhadap keamanan, kerusakan barang, sampai ke


tempat tujuan. Segala kehilangan dan atau kerusakan adalah tanggungjawab
Kontraktor.

Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang
dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan pemasangan panel aluminium composite
pada luar bangunan atau seperti yang ditunjukan dalam gambar rencana.
Pekerjaan ini dilaksanakan pada tempat-tempat seperti yang ditunjukan dalam gambar.
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 30

02. PERSYARATAN BAHAN

1. Komponen:
a. Hot Dip Galvanized Steel, untuk instalasi frame.
b. Sealant dan Gasket:
- antara panel aluminium dengan panel aluminium,antara panel aluminium
dengan komponen lain.
- warna akan ditentukan kemudianberdasarkan color chart dari pabrik.

2. Bahan-bahan:
a. Aluminium Sandwich Cladding Panel Non combustible mineral, diantara 2
lapis aluminium alloy 3105-H14, dengan spesifikasi sebagai berikut:

- Ketebalan panel : 4 mm
- Berat : 5.5 kg/m2
- Flexural strength : 118 N/mm
- Modulus elastisitas : 24.500 N/mm2
- Deformation : 115 C
- Peel srength : 10 kg/inch
- Coating : PVdF dengan ketebalan 25 micron minimun.

b. Bahan composite harus tahan terhadap api / tidak mudah terbakar


c. Bahan composite harus dalam keadaan rata, warna ditentukan kemudian.
d. Bahan yang digunakan dari produksi SEVEN, ALCOPANEL atau setara.
e. Kontraktor diharuskan menyerahkan contoh-contoh bahan kepada pengawas
untuk mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas.

03. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

1. Semua pekerjaan yang disebutkan dalam bab ini harus dikerjakan sesuai
dengan standard dari pabrik.
2. Bahan-bahan harus memenuhi standard-standard, antara lain:
a. The Aluminium Association ( AA )
b. Architectural Aluminum Manufacturer Association ( AAMA )
3. Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli yang khusus dalam pekerjaan ini
dengan menunjukan surat keterangan referensi pekerjaan-pekerjaan yang
pernah dikerjakan kepada pengawas untuk mendapatkan persetujuan
4. Aluminium composite yang digunakan untuk seluruh proyek harus dari satu
macam produk saja.
5. Pemasangan harus lengkap dengan peralatan bantu untuk mempermudah
serta mempercepat pemasangan denga hasil yang akurat,teliti dan tepat.
6. Rangka-rangka pemegang harus dipersiapkan dengan teliti dan tegak lurus.
7. Setelah pemasangan,dilakukan penutupan celah-celah antara panel dengan
bahan caulking dan sealant hingga rapat dan tidak bocor.
8. Kontraktor harus melindungi pekerjaan yang telah selesai dan hal-hal lain yang
dapat menimbulkan kerusakan.Bila hal ini terjadim kontraktor harus
memperbaiki tanpa biaya tambahan.
9. Hasil pemasangan pekerjaan aluminium panel Composite harus merupakan
hasil pekerjaan yang rapi dan tidak bergelombang
PASAL 20
PEKERJAAN BAJA
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 31

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan metal/logam seperti tercantum dalam Gambar
Kerja antara lain ;

- Pekerjaan Baja WF
- Railling
- dll

2. Persyaratan Umum
a. Semua persyaratan pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan Normalisasi di
Indonesia dan memenuhi persyaratn dari AISC "Specification for fabrication &
erection" 12 januari 1981, untuk pabrikasi dan pemasangannya di
lapangan(Erection).
b. Semua pekerjaan baut (bolt) harus memenuhi persyaratan AISC "Specification For
Structural Joint Bolt"
c. Semua pekerjaan las harus mengikuti "American Welding Society For Arc Welding in
Building Construction Section"
d. Kontraktor bertanggung-jawab terhadap keamanan, kerusakan barang, sampai ke
tempat tujuan. egala kehilangan dan atau kerusakan adalah tanggungjawab
Kontraktor.

3. Persyaratan Bahan
a. Metal untuk pekerjaan struktural

1) Bahan baja yang digunakan diantaranya : WF “wide flange” harus baru dari jenis
yang sama kwalitasnya, dan harus memenuhi persyaratan normalisasi di Indonesia
dan Standard ASTM A- 36, dengan tegangan tarik putus minimum 3700kg/cm2.

2) Semua bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini harus disetujui oleh konsultan
Pengawas. Semua bahan tersebut harus lurus, rata permukaan, tidak cacat, bebas
karat, noda-noda lain yang dapat mengurangi mutunya.

4) Batang baja maupun bahan lain yang digunakan harus sesuai penampangnya,
bentuk, tebal, ukuran, berat, dan detail-detail lainnya dengan yang tercantum dalam
Gambar Kerja.

5) Kontraktor harus sudah mempersiapkan dan menyediakan segala komponen


penyambungan yaitu :
- Pelat besi, mur/baut, alat dan bahan lain untuk pengikat/,menyambung sesuai
dengan Gambar Kerja.
- Pengadaan tersebut harus sudah dimasukkan dalam anggaran biaya.

6) Semua bahan yang akan dipakai dalam pekerjaan ini terlebih dahulu harus disetujui
secara tertulis oleh konsultan Pengawas.

b. Metal untuk pekerjaan Non struktural


Persyaratan bahan mengikuti ketentuan pekerjaan baja struktural, bebas dari karatan.

4. Persyaratan Teknis
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 32

a. Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggungjawab terhadap semua ukuran -


ukuran yang tercantum dalam Gambar Kerja. Pada prinsipnya ukuran pada Gambar
Kerja adalah ukuran jadi/finish

b. Pekerjaan bertaraf kelas satu. Semua pekerjaan ini harus dilaksanakan dan
diselesaikan bebas dari puntiran dan tekukan.

c. Setiap bagian yang buruk tidak memenuhi persyaratan yang tertulis disini yang
diakibatkan oleh kurang teliti dan kelalaian Kontraktor akan ditolak dan harus diganti
kewajiban yang sama juga berlaku untuk ketidakcocokan kesalahan maupun
kekurangan lain akibat Kontraktor tidak teliti dan cermat dalam koordinasi dengan
Gambar pelengkap dari AR, SA, ME dan EL. Pekerjaan perubahan dan pekerjaan
tambah dalam hal ini harus dikerjakan atas biaya Kontraktor dan tidak dapat diclaim
sebagai biaya tambah.

d. Pemotongan baja Konstruksi harus dengan mesin pemotong Mekanik (Mechanical


Cutting Machine) kecuali ditunjukkan lain dalam Gambar Kerja.

e. Semua bagian yang dilubangi sesuai dengan Gambar Kerja dan sudah dibersihkan
dari karat harus diperiksa dan berada dalam keadaan tidak cacat sebelum
pemasangan.

f. Kontraktor wajib memuat Shop Drawing sebelum pelaksanaan dilapangan


berdasarkan:
- Ukuran-ukuran sesungguhnya di tempat pekerjaan, khususnya yang berhubungan
dengan konstruksi yang telah berdiri.
- Bagian-bagian yang tidak terhalang oleh benda/komponen Shop Drawing ini harus
berisikan semua data yang diperlukan untuk pedoman pelaksanaan (Fabrikasi dan
Erection) dengan melengkapi keterangan produksi bahan, keterangan
pemasangan dan lain sebagainya. Shop Drawing ini harus diserahkan ke konsultan
Pengawas, dan Konsultan Perencana untuk disetujui dan disahkan

g. Perubahan bahan/detail karena alasan tertentu harus diajukan ke konsultan


Pengawas, dan Konsultan Perencana untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis.
Semua perubahan yang disetujui dapat dilaksanakan tanpa adanya biaya tambahan
yang memepengaruhi kontrak, kecuali untuk perubahan yang mengakibatkan
pekerjaan kurang akan diperhitungkan sebagai pekerjaan kurang.

h. Sebaiknya sebanyak mungkin bahan unuk konstruksi baja difabrikasi di Workshop.


Kontraktor bertanggung jawab atas semua kesalahan detail, pabrikasi dan ketepatan
penyetelan/pemasangan semua bagian konstruksi baja. Kekurang tepatan
pemasangan karena kesalahan pabrikasi harus dibetulkan, diperbaiki dan atau diganti
yang baru dan semua ini atas biaya Kontraktor.

5. Persyaratan Pelaksanaan

a. Dudukan Plat Baja


Penempatan plat dudukan rangka baja harus rapi, rata waterpass dan semua lubang
baut harus terletak tepat pada jarak masing- masing baut maupun tepi kolom kaki
pedestal. Pemasangan Pelat baja tidak boleh bergeser lebih dari 2 mm dari as-nya.
Angker dan atau elemen-elemen vertikal lainnya harus tegak lurus terhadap
permukaan bidang tempatnya tertanam dan atau lantai.

b. Penyambungan dan Pemasangan

1). Pengelasan
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 33

a). Pengelasan harus dilakukan hati-hati dan cermat.


Logam yang akan dilas harus bersih dari retak dan cacat lain yang mengurangi
kekuatan sambungan dan permukaannya harus halus. Juga permukaan yang di
las harus sama, rata dan kelihatan teratur.
b). Pekerjaan las sedapat mungkin dikerjakan di bengkel/pabrik, dan atau dalam
ruangan yang beratap, bebas angin dan dalam keadaan kering. Benda
pekerjaan ditempatkan sedemikian rupa sehingga pekerjaan las dapat
dilakukan dengan baik dan teliti. Pekerjaan las harus dilakukan oleh orang yang
akhli ( mempunyai sertifikat ) dan harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan
dalam spesifikasi dan Gambar Kerja.

c). Las Perapat/Pengendap


Dalam setiap posisi dimana dua bagiam (dari satu benda) saling berdekatan,
harus digunakan las perapat/pengendap guna mencegah masuknya lengas
terlepas apakah diberikan detailnya atau tidak dalam Gambar Kerja apakah
barang tersebut terkena cuaca luar atau tidak dan Kontraktor tidak dapat meng
claim pekerjaan ini sebagai pekerjaan tambah.

d). Macam dan Tebal Las


* Macam las yang dipakai adalah las lumer(las dengan busur listrik)
* Ukuran las harus sesuai dengan Gambar Kerja dan atau tebal untuk
konstruksi minimum 1/2 tV2 dimana adalah tebal bahan terkecil.
* Panjang las minimum 8 x tebal bahan atau 40 mm
* Panjang las maksimum adalah 40 x tebal bahan.
* Kekuatan dari bahan las yang dipakai paling kecil sama dengan kekuatan baja
yang dipakai.

e). Perbaikan las

Bila pekerjaan las ternyata memerlukan perbaikan, maka harus dilakukan oleh
Kontraktor sebagaimana yang diperintahkan oleh konsultan Pengawas, dan
tidak dapat di claim sebagai pekerjaan tambah. Las yang menunjukan cacat
harus dipotong dan dilas kembali atas biaya Kontraktor.

2). Mur Baut


a). Baut yang digunakan harus mempunyai ukuran yang sesuai dengan yang
tercantum dalam Gambar Kerja
b). Pemasangan Mur dan Baut harus benar - benar kokoh serta mempunyai
kekokohan yang merata antara satu dengan yang lainnya.

3). Pengujian sambungan Baut dan Las


a). Untuk sambungan baut dan las dilakukan pemeriksaan visual.
b). konsultan Supervisi, berhak mengadakan test terhadap hasil pengelasan di
balai penelitian bahan menurut standard yang berlaku di Indonesia.

c. Memotong dan finish pinggiran bekas irisan, Gilingan, Maratakan dan lain-lain.

1). Bagian bekas irisan harus benar-benar datar, lurus dan bersih sama sekali tidak
diperbolehkan ada bekas jalur dan lain-lain.
2). Bila bekas pemotongan/pembakaran dengan mesin menghasilkan pinggiran
bekas irisan, maka bagian tersebut harus dibuang sekurang-kurangnya selebar 2,5
mm. Terkecuali kalau keadaan sebelum dibuang setebal 2,5 mm sudah tidak
tampak lagi jalur-jalur tersebut diatas.

d. Menembus, Mengebor dan Meluaskan Lubang


Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 34

1). Pada keadaan akhir diameter lubang untuk baut dan sebuah baut hitam yang
tepat, boleh berbeda masing-masing 1 mm dari diameter batang baut tersebut.
2). Semua lubang harus di bor.
3). Untuk lubang pada bagian konstruksi yang disambung dan yang harus dijadikan
satu dengan alat/komponen penyambaung, di bor sekaligus sampai diameter
sepenuhnya. Apabila ternyata tidak sesuai, lubang diubah dengan di bor atau
diluaskan atau penyimpangannya tidak boleh melebihi 0,5 mm
4). Semua lubang harus bulat sempurna berdiri siku pada bidang dan konstruksi yang
akan disambung dan harus dibersihkan.

e. Pemasangan (Erection)

1). Pada waktu akan pemasangan (Erection) rangka dan balok kuda-kuda, semua
angker dan plat dudukan harus sudah terpasang tepat dan tegak lurus pada
tempatnya seperti yang tercantum dalam Gambar Kerja. Kontraktor harus meminta
persetujuan konsultan Manajemen Konstruksi (MK) untuk ketepatan semua angker
dan pelat dudukan.
2). Untuk konstruksi kap/rangka kuda-kuda sebelumnya harus diberikan lawan lendut
(Kontra Seeg) sebesar 1/600 kali panjang bentangan.
3). Bagian-bagian profil baja harus diangkat sedemikian rupa sehingga tidak terjadi
puntiran-puntiran. Bila perlu digunakan ikatan-ikatan sementara untuk mencegah
timbulnya tegangan yang melewati tegangan yang diijinkan, dan ikatan tersebut
dibiarkan terpasang sampai pemasangan seluruh konstruksi selesai.
4). Pengelasan diatas harus dilaksanakan pada saat konstruksi telah dalam keadaan
diam.

f. Pengetesan

1). Setelah selesai pemasangan angkur baud dengan semical hilti harus dites dengan
tes tarik (pull joint test) mencapai kekuatan tarik sebesar 878 kg

2). Untuk Test Las Baja harus di uji di laboratorium.

6. PEKERJAAN RANGKA ATAP DAN PENUTUP ATAP

1. Lingkup Pekerjaan.

1). Rangka Atap dilaksanakan dengan pemasangan baja ringan


2). Pemasangan kaso-kaso dipakai baja ringan yang terpasang dengan jarak sesuai
gambar.
3). Pemasangan Reng dipakai baja ringan dengan jarak sesuai kebutuhan/ sesuaikan
dengan pemakaian penutup atap genteng.
4). Penutup atap digunakan genteng Keramik Berglazur

2. Persyaratan Umum.

Semua pekerjaan rangka atap, konstruksi kuda-kuda baja, pada atap harus memenuhi
persyaratan bahan dari Standar Industri Indonesia (SII).

3. Persyaratan Pelaksanaan

Pekerjaan Atap dan Bubungan

1). Persiapan
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 35

a). Kuda-kuda baja, gording, sudah terpasang kokoh pada tempatnya sesuai gambar
kerja dan telah disetujui oleh Pengawas Lapangan.

b). Pemasangan gording dimulai dari bawah ke atas, Jarak antara gording sesuai
ukuran atap sedemikian rupa sehingga pada waktu pemasangan ujung penutup
atap mempunyai overlap antar penutup atap yang cukup.

c). Sebelum pemasangan atap


01. Listplank harus sudah terpasang dan terkunci ditempatnya sesuai
gambar.
02. Semua pekerjaan tersebut di atas telah disetujui Pengawas lapangan.

2). Pemasangan atap dimulai dari bawah, kearah atas dan kesamping searah
penampang tepi. Pemasangan atap pada gording harus benar-benar rapi dan tertutup
rapat, saling mengunci, lurus baik kearah vertikal maupun horozontal.

3). Untuk pemakaian nok, menggunakan nok dari produk yang sama sesuai dengan
spesifikasi pabrik.

3). Pemasangan genting harus benar-benar saling menutup, bila tidak, berarti bentuk /
ukuran tidak sama atau rangka tidak rata. Hal ini harus segera diperbaiki / diganti
supaya sempurna.

4). Genteng Keramik berglazur yang melengkung/penyok, tidak cocok bentuknya cacat
atau retak tidak boleh dipakai dan harus segera dipisahkan dan disingkirkan.

5). Untuk seluruh pekerjaan atap harus digunakan genteng yang sama, dikeluarkan
satu produk untuk satu type. Guna memilih kualitas, Pemborong memberikan
contoh-contoh genting untuk dimintakan persetujuannya dari Direksi.
6). Pemasangan genting harus benar-benar saling menutup, bila tidak, berarti bentuk /
ukuran tidak sama atau rangka tidak rata. Hal ini harus segera diperbaiki / diganti
supaya sempurna.
7). Sambungan Genteng sesuai aturan produsen dengan over lap yang dipersyaratkan,
dipasang dengan secara rapi dengan paku yang sesuai.

PASAL 21
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
1. Lingkup Pekerjaan.

a) Langit-langit bangunan yang dipasang adalah Gypsum 9 mm sekualitas Jayaboard


dengan rangka besi hollo Galvanis lkp accessories.
b) Plafond Daerah basah dipakai Calcyboard tebal 4 mm rangka besi hollo Galvanis
lkp accesories.

2. Persyaratan Pelaksanaan

a) Diminta perhatian Pelaksana dalam meneliti gambar-gambar detail rencana langit-


langit, dimana list harus dipasang, sesuai dengan syarat-syarat konstruksi,
penyelesaian pada sudut-sudut atau bidang pertemuan antara langit-langit dengan
dinding, kosen, kolom, listplank, atap dan sebagainya.

b) Kesalahan memasang sehingga merusak keindahan yang diinginkan sepenuhnya


menjadi tanggung jawab Pemborong. Apabila pekerjaan itu mesti diulangi harus atas
perintah Direksi.

c) Permukaan bahan plafond harus dibersihkan dari pinggiran yang kurang rata dan
kurang tajam, harus diserut atau diampelas, kemudian dipasang dengan penuh
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 36

ketelitian / keahlian menurut garis-garis seperti dicantumkan dalam gambar rencana.


Penyelesaian harus memberikan tampak rapi, rata dengan alur yang lurus dan sama
besarnya.

d) List plafond dipasang memakai list gypsum t = 7 cm yang dipasang dengan rapi dan
kemudian dicat dengan cat tembok warna langit-langit supaya kelihatan rapi.

e) Semua resiko pembongkaran atas perintah Direksi, akibat ketidak mampuan dan
ketidak telitian Pelaksana dalam menjalankan tugasnya adalah tanggung jawab
Pemborong.

f) Penyelesaian pengecatan dan warna akan ditentukan kemudian.

g) Ketinggian langit-langit dan penempatannya, harus mengikuti gambar kerja, dan


sebelum permukaan bawah rangka langit-langit rata (water pass) dan lurus, maka
pemasangan penutup langit-langit tidak boleh dipasang terlebih dahulu, dan baru boleh
dipasang setelah mendapat persetujuan dari pihak pengawas dan monitoring proyek
(direksi).

h) Hasil pekerjaan yang tidak rata / bergelombang / retak-retak, harus dibongkar dan
diperbaiki kembali atas biaya pemborong.

PASAL 22
PEKERJAAN LANTAI KERAMIK

22.1 Lingkup Pekerjaan


Untuk lantai bangunan digunakan Granite tile 60/60 cm sekualitas Granito, Lantai
Keramik menggunakan keramik 40/40 cm sekualitas Roman, Batu Andesit bakar
60/60 cm ramp, Floor Hardener, Batu ANdesit bakar 50/50 cm rabat, Plint Lantai Granit
10/60 cm sek. Granito, untuk tangga granite tile 30/30 cm sekulaitas Granito, stair
nozing 5/30 cm, Plint Anak Tangga 8/30 cm, dan lain lain sesuai dengan gambar kerja.

25.2 Adukan
Adukan untuk pemasangan lantai keramik adalah :
- 1 PC : 3 PS untuk pemasangan lantai daerah basah (KM/WC).
- 1 PC : 5 PS untuk pemasangan seluruh lantai selain ketentuan di atas.

25.3 Pelaksanaan Pekerjaan


a. Urugan Tanah peninggian lantai 50 cm dengan tanah mendatangkan dan harus
dipadatkan.
b. Urugan pasir bawah lantai setebal 5 cm dan dipadatkan
c. Seluruh rongga pada bagian belakang granite / keramik harus berisi dengan adukan
pada waktu pemasangan. Bila ada pemotongan tidak boleh kurang dari setengah
ukuran granite/keramik.
d. Pada sisi yang berbatasan dengan saluran di buat pasangan pembatas terbuat dari
pasangan bata daerah dengan adukan 1 PC : 5 PS, diplester pada bagian yang
terlihat, kemudian diaci.
e. Pekerjaan lantai yang tidak lurus/waterpass, siar yang tidak lurus/berombak, retak
dan cacat lainnya, harus dibongkar dan diperbaiki atas biaya pemborong.
f. Pola pemasangan dan awal pemasangan harus sesuai dengan Gambar Kerja atau
dimintakan kepada konsultan perencana, dengan mengikuti pola corak masing-
masing granite/keramik yang dipakai awal pemasangan dan pemotongan harus
disetujui oleh Pengawas Lapangan
g. Bila ditemui kerusakan, permukaan lantai bergelombang, Kontraktor harus
membongkar dan memperbaikinya hingga sesuai dengan yang disyaratkan.
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 37

h. Keramik dan granite yang akan ditempel harus sudah diseleksi dengan baik
sehingga bentuk dan warna masing-masing keramik sama tidak ada bagian yang
retak, pecah-pecah, sudut atau tepi atau cacat lainnya serta telah disetujui secara
tertulis dari Konsultan Pengawas.
i. Aduk yang dipakai adalah campuran 1Pc:2Ps tebal 10-15 mm untuk daerah kedap
air, dan 1Pc:3Ps daerah kering.
j. Seluruh rongga pada bagian belakang keramik / granite harus berisi dengan adukan
pada waktu pemasangan
k. Awal pemasangan dan pola pemasangan harus sesuai dengan Gambar Kerja
atau atau petunjuk Pengawas Lapangan.
l. Pada prinsipnya pemotongan keramik harus dihindarkan, kecuali ditentukan
dengan pola Gambar, jika perlu diadakan pemotongan hatus dikerjakan dengan
hati- hati, rapi, lurus atau bersudut sesuai dengan kebutuhan, kemudian bidang
potong harus diperhaluss dengan gerinda atau kikir.
m. Persiapan sebelum pemasangan
Semua pemipaan maupun sparing-sparing SA&EL telah telahterpasang pada
jalur dan tempatnya sesuai dengan Gambar dan telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
n. Setelah bidang keramik atau granite terpasang permukaannya harus dibersihkan
dengan lap/kain basah sehingga bersih dari noda-noda semen. Bidang keramik /
granite ini harus dijaga tetap basah untuk menghindarkan pengeringan terlalu cepat
dengan pembasahan minimal 3(tiga) hari pertama setelah keramik terpasang.

o. Bila ditemui retak, kerusakan bergelombang, garis-garis tepi dan siar tidak rata dan
lurus, maka Kontraktor harus membongkar dan memperbaiki hingga sesuai
dengan yang disyaratkan. Biaya untuk hal ini adalah tanggung jawab Kontraktor,
tidak dapat diajukan sebagai biaya pekerjaan tambah.
p. Keramik / Granite yang telah terpasang harus dilindungi dari benturan dan atau
gesekan.

q. Pekerjaan Lantai Dasar Beton Bertulang


Persyaratan dan Penjelasan teknis untuk Pekerjaan ini telah diuraikan pada pasal
beton

r. Lantai Batu Sikat dan Andesit

Secara bentuk ada dua jenis batu yang sering digunakan untuk melapisi lantai,
batu kerikil dan sering diaplikasikan dengan sistem koral sikat dan batu yang
dibelah dan difinishing sedemikian rupa hingga berbentuk ubin dan sering disebut
dengan batu andesit.

Koral Sikat

Kerikil bulat kecil – kecil dan tidak tajam merupakan bahan atau material pokok
pada pengerjaan koral sikat. Sesuai dengan namanya pengerjaan koral sikat
dikerjakan dengan cara kerikil – kerikil tersebut ditebar sesuai dengan motif warna
yang diinginkan pada lantai yang sedang discreed, setelah ditebar lalu kerikil
tersebut diratakan dengan cara menaruh papan diatas kerikil – kerikil tersebut
sehingga kerikil tersebut hampir semua bagian terpendam pada adukan screed.
Setelah screed lantai setengah kering barulah disikat agar bagian atas kerikil –
kerikil tersebut terbebas dari adukan semen. Cara tersebut jika ingin langsung
mengaplikasikan batu koral sikat pada lahan yang akan difinish dengan koral
sikat.
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 38

1. Persiapkan bidang kerja. Pemasangan batu koral harus sudah diatur


ketinggiannya. dan memberikan pembatas pada bagian yang menurun untuk
menahan adukan semen. Pembatas ini bisa dibuat dengan menggunakan
batang kayu atau bahan lainnya.
2. Beri adukan semen pada bagian yang akan dipasang batu koral dan ratakan
adukan tersebut
3. Letakkan batu koral diposisinya, berdasarkan pola. mengunakan 2 warna baru
koral yang berbeda agar lebih menarik dan disusun menggunakan pola
4. Setelah semua batu tersusun, ratakan dengan cara ditekan/diketuk dengan
kayu atau papan agar posisi batu masuk ke dalam adukan semen secara
merata.
5. Setelah ditekan, beri kembali adukan semen untuk menutupi rongga antar batu
koral
6. Singkirkan kelebihan adukan semen dengan papan kayu supaya batu
koralnya kelihatan.
7. Supaya adukan semen basah cepat kering, taburkan semen kering di atasnya
dan ratakan. Semen kering juga berguna untuk mengikat agar batu koral tidak
mudah lepas di kemudian hari.
8. Bersihkan permukaan batu koral dengan menggunakan kain lap agar sisa-sisa
kelebihan semen terangkat dan batunya terlihat kembali

Batu Andesit

Sementara batu andesit sudah berbentuk ubin – ubin dan cara pengerjaanya
hampir mirip dengan pemasangan keramik.

PASAL 23
PEKERJAAN KUSEN, PINTU, JENDELA ALUMUNIUM

23.1. KETERANGAN
Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan pembuatan dan pemasangan kusen,
daun pintu dan jendela dengan bahan-bahan dari Aluminium, termasuk menyediakan
bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini, meliputi seluruh pekerjaan kusen,
pintu dan jendela.

23.2. BAHAN
Bahan yang dipakai untuk kosen dan daun jendela secara umum adalah
menggunakan alumunium 4 inch, produk dalam negeri sekualitas YKK YBIC
lengkap accesoriesnya.

a. Karet sealer harus sesuai ukuran dan bentuknya dengan pintu, jendela dan kaca
dengan menggunakan karet sealer atau sealant yang berkualitas baik
b. Seluruh kelengkapan perapat/penutup celah/penahan benturan harus terpasang
sesuai rekomendasi produsen alumunium

Bahan untuk kusen Aluminium dan teknis pemasangan harus sesuai persyaratan
yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat.

Rangka Aluminium dari Type yang di tunjukkan dalam gambar-gambar adalah


merupakan ide dasar Perencana, yang selanjutnya harus dilengkapi dengan gambar
kerja oleh Kontraktor sesuai dengan petunjuk oleh pabrik penghasil dari jenis yang
akan dipergunakan.

23.3. PELAKSANAAN
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 39

a. Semua pekerjaan pembuatan dan pemasangan kusen, pintu dan jendela


Aluminium harus dilakukan oleh pabrik penghasil dari bahan yang dipergunakan
dengan memperoleh persetujuan pengawas lapangan.
b. Semua bahan kusen, daun pintu dan jendela aluminium, boleh dibawa
kelapangan/ halaman pekerjaan jikalau pekerjaan konstruksi benar-benar
mencapai tahap pemasangan kusen, pintu dan jendela.
c. Pemasangan sambungan harus tepat tanpa celah sedikitpun.
d. Semua detail pertemuan daun pintu dan jendela harus runcing (adu manis)
halus dan rata, serta bersih dari goresan-goresan serta cacat-cacat yang
mempengaruhi permukaan.
e. Detail Pertemuan Kusen Pintu dan Jendela harus lurus dan rata serta bersih dari
goresan-goresan serta cacat yang mempengaruhi permukaan.
f. Pemasangan harus sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan dan brosur
serta persyaratan teknis yang benar.
g. Setiap sambungan atau pertemuan dengan dinding atau benda yang berlainan
sifatnya harus diberi “sealent”.
h. Penyekrupan harus tidak terlihat dari luar dengan skrup kepala tanam
galvanized sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus kedap
air.
i. Semua alumunium yang akan dikerjakan maupun selama pengerjaan harus
tetap dilindungi dengan “Lacquer Film”.
j. Ketika pelaksanaan pekerjaan plesteran, pengecatan dinding dan bila kosen;
alumunium telah terpasang maka kosen tersebut harus tetap terlindungi oleh
Lacquer Film atau plastic tape agar kosen tetap terjamin kebersihannya.
k. Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan meneliti gambar dan
kondisi lapangan serta membuat gambar Shop Drawing.
l. Tipe Pintu/Jendela dan dinding partisi yang terpasang harus sesuai Daftar tipe
yang tertera dalam Gambar dengan memperhatikan ukuran-ukuran, Bentuk
Profil, Material, Detail Arah Bukaan dan lain-lain, dengan petunjuk sbb :

GAMBAR URAIAN
* Denah Lokasi, jenis bukaan, Engsel-Engsel
* Daftar Jenis Pintu/ Merk, kualitas, bentuk, ukuran, jendela material
finish, tipe, anti corrosive treatment, glass hardware
dan lain-lain.
* Shop Drawing Detail Tipe/jenis ukuran,lokasi dan kedudukan pintu dan
jendela,

m. Setiap bagian dari pekerjaan ini yang buruk, tidak memenuhi persyaratan
seperti yang tertulis dalam Buku ini maupun tidak sesuai dengan Gambar Kerja,
ketidak cocokan, kesalahan maupun kekurangan lain akibat kelalaian dan
ketidak telitian Kontraktor dalam Gambar Pelelangan; dan atau perbaikan finish
yang tidak memuaskan akan ditolak dan harus diganti hingga disetujui
Pengawas Lapangan Perbaikan, Perubahan dan Penggantian harus
dilaksanakan atas biaya Kontraktor dan tidak dapat di claim sebagai pekerjaan
tambah, maupun penambahan waktu.
n. Perubahan bahan/material karena alasan tertentu harus diajukan kepada
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis.Semua
perubahan yang disetujui dapat dilaksanakan tanpa adanya biaya tambahan
yang mempengaruhi kontrak, kecuali untuk perubahan yang mengakibatkan
pekerjaan kurang akan diperhitungkan sebagai Pekerjaan Kurang.
o. Semua pekerjaan yang telah dikerjakan dan atau telah terpasang harus segera
dilindungi terhadap pengaruh cuaca dengan cara yang memenuhi syarat.
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 40

23.4 Pengukuran Hasil Kerja.


Pengukuran hasil kerja dapat dilakukan dengan unit untuk pekerjaan kusen pintu,
jendela, daun pintu, daun jendela, yang telah selesai dikerjakan dengan dimensi,
kedudukan, bentuk, yang sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini, serta
dapat diterima oleh Pengawas, hasil ini dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan.
Kontraktor wajib menyelesaikan seluruh pekerjaan sesuai dengan Dokumen Kontrak,
biarpun terjadi kesalahan dalam menghitung volume, dan hal ini Kontraktor tidak
dibenarkan mengajukan Claim.

23.5 Sedangkan untuk Pekerjaan Kayu :

Kayu
Kayu yang dipakai harus yang sudah dikeringkan, melalui proses pengawetan dan
pengeringan baik secara alami maupun mesin hingga mencapai kelembaban antara
10%-12% (WMC), dan bebas dari cacat. Demikian pula plywood yang akan digunakan
harus berkualitas baik (tidak cacat). Yang dimaksud dengan plywood adalah kayu lapis
bukan woodblock, kontraktor harus dapat menunjukkan contoh kepada pengawas
maupun pemberi tugas sebelum melaksanakan tugas.

A n g k e r.
Angker yang digunakan baik untuk neut dan untuk angker tembok agar digunakan baja
tulangan dengan diameter 12 mm dan panjang bersih 20 cm, dan untuk ujungnya agar
dibengkokan dengan panjang kurang lebih 7,5 cm.

Adapun jumlah, dan kedudukan dari angker pada setiap kusen agar disesuaikan
dilapangan menurut petunjuk dari Pengawas.

Kontraktor harus membuat Shop Drawing sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan


tersebut yang menyatakan kedudukan, elevasi, dimensi, Kayu yang dipakai, detail
sambungan dan lainnya untuk mendapatkan persetujuan dari pengawas berdasarkan
Gambar Rencana.

a. Pembuatan.
Kontraktor harus melaksanakan/mengerjakan semua pekerjaan-pekerjaan seperti
- Mengetam/menyerut.
- Memahat.
- Membuat lidah-lidah (pen dan lobang).
- Membuat lobang-lobang pasak.
- Memotong dan menghaluskan bahan
- Membuat sponing dan pekerjaan lainnya seperti Gambar Rencana.

Seluruh permukaan kayu yang terlihat harus diketam/diserut sehingga rata, halus dan
lurus.

Penyambungan bagian kayu yang kelihatan harus dikerjakan sedemikian rupa


sehingga menghasilkan pertemuan antara kayu yang rata, halus dan siku.
Bagian-bagian kayu yang menempel pada dinding/tembok agar terlebih dahulu diberi
cat meni setelah selesai distel/dikerjakan.

b. Pintu-Pintu.
Pintu-pintu tersebut harus dibuat dengan ukuran dan detail-detail yang ditentukan
dalam Gambar Rencana.

c. Penyempurnaan.
Pintu-pintu harus betul-betul persegi dan datar.
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 41

Permukaan-permukaan yang kelihatan harus lurus, tidak ada bekas-bekas mesin dan
siap untuk di cat atau penyelesaian lainnya.

Detail sambungan yang digunakan dalam pekerjaan dinding rangka ini dikerjakan
sesuai dengan ketentuan, sehingga didapat pertemuan-pertemuan antara rangka
vertical dan horizontal yang saling tegak lurus, rata, rapih sehingga setelah dipasang
panel hasilnya akan kelihatan rapih dan rata.
Setelah rangka terpasang semua, Penyedia Jasa Konstruksi/pengawas agar
mengecek kembali sehubungan dengan kebenaran dari cara-cara sambungan,
ketegaklurusan, kerataan dan kekokohan dari rangka tersebut. Yang selanjutnya
untuk mendapat izin pemasangan panel tersebut

PASAL 24
PEKERJAAN KACA

24.1. KETERANGAN
Pekerjaan kaca meliputi pengisian bidang-bidang kusen (kaca mati), daun pintu dan
jendela, jendela bovenlicht. Contoh kaca yang akan dipakai harus diperlihatkan
kepada Pengawas paling lambat 2 (dua) minggu sebelum dipasang.

24.2. BAHAN
a. Kaca Bening
Kaca polos (clear float glass) yang dipakai adalah buatan dalam negeri dengan
ketebalan 6 mm. Bahan kaca harus utuh dan jernih, tidak boleh bergelombang,
berbintik-bintik atau cacat lainnya.
sekualitas ASAHI
b. Kaca 6 mm sekualitas ASAHI di Sanblast
c. Kaca Temepered 12 mm
d. Kaca Cermin di bevel

24.3. PERSYARATAN TEKNIS


a. Syarat Mutu
1). Dimensi
Toleransi Tebal kaca lembaran tidak boleh melebihi toleransi tebal 0,3 mm.
Toleransi Lebar dan panjang Kaca adalah 1,5 mm sampai 2 mm.

2). Kaca lembaran harus mempunyai sudut siku, tepi potongan rata dan lurus, bebas
dari cacat dan noda.

24.4 PERSYARATAN PELAKSANAAN

a. Pemotongan harus rapih dan lurus dan harus menggunakan alat Pemotong Kaca
khusus. Sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan harus
digurinda dan dihaluskan.

b. Kaca yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan dan diberi
tanda agar mudah diketahui

c. Pekerjaan Kaca

1). Kaca harus dipotong menurut ukuran kaca dengan kelonggaran cukup, sehingga
pada waktu kaca mengembang tidak pecah.
2). Sepanjang alur kaca "sponing" dan list kayu harus dibersihkan, diplamur dan dicat
sebelum kaca dipasang.
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 42

3). Tepi kaca pada sambungan dan antara kaca dengan kayu, harus diberi "Sealant"
tipe "Silicone Glass Sealant". Tidak diperkenankan "Sealant" mengenai kaca
terpasang lebih dari 0,5 cm dari batas garis sambungan dengan kaca.
4) Sebagian kaca terpasang menggunakan stiker Sanblast

d. Pekerjaan Cermin

1). Cermin dalam pekerjaan harus dipasang pada rangka kayu dibuat khusus seuai
ukuran, walaupun rangka kayu tersebut tidak disajikan dalam gambar kerja.
2). Pemasangan cermin diatas rangka kayu dengan memakai sekerup. Jarak
pemasangan sekrup maksimal 60 cm, kepala sekrup yang timbul di permukaan
kaca ditutup oleh penutup yang di verchroom.

e. Kwalitas Pekerjaan.

1). Tidak boleh terjadi retak tepi pada semua kaca akibat pemasangan list, maupun
sekrup.
2). Kaca dan cermin harus telah terkunci dengan baik, sempurna dan tidak bergeser
dari Sponing.
3). Semua kaca dan cermin pada saat terpasang tidak boleh bergelombang. Apabila
masih terlihat adalah gelombang, maka kaca dan cermin tersebut harus dibongkar
dan diperbaiki/diganti. Biaya untuk hal ini adalah tanggung jawab Kontraktor, tidak
dapat di "claim" sebagai pekerjaan tambah.

f. Kaca yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan dan harus
diberi tanda agar mudah diketahui.

PASAL 25
PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

1. Lingkup Pekerjaan.

Pekerjaan ini meliputi : pengadaan dan pemasangan semua bahan perlengkapan pintu
dan jendela seperti : Kunci, Engsel, Sloot dan hardware lainnya yang dipergunakan di
dalam pekerjaan ini :

- Pekerjaan perlengkapan pintu dan jendela.


- Pekerjaan perlengkapan pintu rangka alumunium
- Pekerjaan perlengkapan pintu rangka kayu dan besi
- Dan lain-lain seperti yang tercantum dalam Gambar Kerja

2. Persyaratan Bahan.

a. Semua hardware yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam Buku Spesifikasi ini.
b. Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
c. Pemilihan hardware pintu dan jendela disesuaikan dengan jenis bahan pintu.

d. Bahan
1. Lock Case + Cylinder sekualitas Dekson
2. Full Handle sekualitas Dekson
3. Flush Bolt sekualitas Dekson
4. Engsel Pintu 4” sekualitas Dekson
5. Lever Handle sekualitas Dekson
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 43

6. Floor Hinge sekualitas Dekson


7. Path Lock sekualitas Dekson
8. Door Closer sekualitas Dekson
9. Engsel Casement sekualitas Dekson
10. Rambuncis sekualitas Dekson
11. Dan lain-lain sesuai gambar kerja

3. Persyaratan Teknis

Seluruh perangkat perlengkapan : pintu dan jendela ini harus bekerja dengan baik
sebelum dan sesudah pemasangan. untuk itu, harus dilakukan pengujian secara kasar
dan halus.

4. Persyaratan Pelaksanaan

 Pasangan alat penggantung harus rapih benar, sehingga pintu / jendela dapat
ditutup / dibuka dengan mudah. Pintu harus dalam posisi tegak / tidak miring.
 Pemborong wajib mengajukan contoh-contoh alat penggantung dan pengunci
untuk mendapat persetujuan Direksi.
 Sebelum menyerahkan pekerjaan, semua hardware diberi minyak hingga dapat
bekerja dengan baik, lancar serta memuaskan.

1.1 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja pemasangan/ penyetelan, bahan-
bahan, perlengkapan daun pintu/daun jendela dan alat - alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan hingga tercapainya hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.
1.2 Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh
pemasangan pada daun pintu seperti yang ditunjuk /disyaratkan dalam detail
gambar.
1.3 Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu.
Dipasang setinggi 1050 cm dari lantai, atau sesuai petunjuk Perencana dan
Pengawas.
1.4 Pekerjaan Engsel
Untuk pintu -pintu panel pada umumnya menggunakan engsel pintu, dipasang
sekurang - kurangnya tiga buah untuk setiap daun dengan menggunakan sekrup
kembang dengan warna yang sama dengan warna engsel, jumlah engsel yang
dipasang harus diperhitungkan menurut beban berat daun pintu, tiap engsel
memikul maksimal 20 kg..
1.5 Pekerjaan Door Closer:
Untuk daun pintu panil dan daun pintu double teakwood yang menggunakan
door closer, warna akan ditentukan oleh Perencana. Door Closer harus
terpasang dengan baik dan merekat dengan kuat pada batang kosen dan daun
pintu, dan disetel sedemikian rupa sehingga pintu selalu menutup rapat ke kosen
pintu.
1.6 Engsel atas dipasang + 28 cm (as) dari permukaan atas pintu.
Engsel bawah dipasang + 32 cm (as) dari permukaan bawah pintu.
Engsel tengah dipasang di tengah - tengah antara kedua engsel tersebut.

Pintu/ Jendela dipasang sedemikian rupa sehingga pada akhirnya daun pintu/
jendela mempunyai celah yang sama/ merata dengan kusen sisi atas, samping,
bawah jendela adalah minimal 2 mm maksimal 3 mm dan untuk bawah pintu
pempunyai celah minimal 4 mm dan maksimal 6 mm.
1.7 Penarik pintu (door pull) dipasang 1050 mm (as) dari permukaan lantai.
1.8 Pemasangan lockease, handle serta door closer harus rapi, lurus dan sesuai
dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Perencana dan Pengawas
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 44

Apabila hal tersebut tidak tercapai, kontraktor wajib memperbaiki tanpa


tambahan biaya.
1.9 Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan
pengujian secara kasar dan halus.
1.10 Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya

PASAL 26
PEKERJAAN LABURAN DAN PENGECATAN

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi :

1). Pekerjaan Pengecatan besi semua pekerjaan besi yang di ekspose.


2). Pekerjaan pengecatan dinding, beton dan plafond.
3). Pekerjaan pengecatan, Polituran, Melamic kayu,
4). Pekerjaan pengecatan lain seperti tercantum dalam Gambar

b. Pekerjaan Pengecatan Metal

Semua metal seperti tersebut di atas seperti tercantum dalam Gambar Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut :

1). Semua bagian/permukaan yang tampak/"esposed" di cat sampai dengan cat


:”finish".
2). Semua bagian / permukaan yang tidak ditampakkan/ "un exposed" menempel ke
bahan /material lain, tertutup oleh bahan/material lain di cat hanya sampai dengan
cat anti karat atau cat dasar/primer.

c. Pekerjaan Pengecatan dinding/permukaan pasangan batu bata, beton dan plafond.


Semua dinding/permukaan pasangan batu beton & plafond yang tampak/"exposed"
seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

d. Pekerjaan Pengecatan Kayu

Semua kayu yang terpasang baik yang termasuk pekerjaan kayu halus maupun kayu
kasar seperti tercantum dalam Gambar Kerja dengan ketentuan sebagai berikut :
1). Semua bagian/permukaan yang tampak/"esposed" di cat sampai dengan cat
"finish" yang diperinci lebih lanjut sebagai berikut :
* Cat "finish" warna untuk permukaan yang tidak ditonjolkan serat kayunya.
* Cat "finish" jenis "clear" untuk permukaan yang ditonjolkan serat kayunya
sesuai dengan ketentuan di Gambar Kerja.
2). Semua permukaan yang tidak ditampakkan /"Unexposed" dicat hanya
sampai dengan cat dasar.
3). Khusus untuk konstruksi dan rangka atap yang tidak ditampakkan
dilakukan dengan residu ketentuan ini tidak berlaku.

e. Pekerjaan Pengecatan Pipa PVC


Semua pipa talang dari bahan/material PVC yang dalam Gambar Kerja ditampakkan.

2. Persyaratan Umum

a. Seluruh pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan dalam Standard dan normalisasi di
Indonesia dan atau sesuai dengan Spesifikasi pabrik pembuat.
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 45

b. Pabrik dan Kontraktor harus memberi jaminan minimal selama lima (5) tahun terhitung
dari waktu penyerahan atas semua pekerjaan ini terhadap kemungkinan cacat, warna
yang berubah dan kerusakan cat lainnya.

3. Persyaratan Bahan

a. Bahan dari kualitas utama, tahan terhadap udara dan garam. Produk Cat :
- Pengecatan Dinding dan Beton menggunakan cat sek. ICI (Interior) Dulux
- Pengecatan Dinding & Beton menggunakan cat sek. ICI (Exterior) Weathershield
- Pengecatan Plafond menggunakan cat sekualitas Catylac
- Finishing Melamik Daun Pintu Sekualitas Danapaint
- Cat Minyak Lisplank menggunakan cat sekualitas Seiv
- Pengecatan Besi menggunakan cat sekualitas Duco

b. Bahan didatangkan langsung dari pabrik.


Tiba di Tapak/Site konstruksi harus masih tersegel baik dalam kemasannya dan tidak
cacat,serta disetujui Pengawas Lapangan.

4. Persyaratan Teknis

a. Peralatan seperti: Kuas, Roller, Sikat kawat,Kape, dan sebagainya; harus tersedia dari
kualitas baik dan jumlahnya cukup untuk pekerjaan ini.
b. Semua cat dasar harusdisapukandengankuas. Pelaksanaan pekerjaan pengecatan cat
dasar untuk komponen bahan metal,harus dilakukan sebelum komponen tersebut
terpasang.

5. Persyaratan Pelaksanaan
a. Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Konsultan Pengawas harus diulang dan diganti.
Kontraktor harus melakukan pengecatan kembali bila ada cat dasar atau cat finish
yang kurang menutupi atau lepas, sebagaimana ditunjukkan oleh Konsultan
Pengawas. Biaya untuk hal ini ditanggung Kontraktor, tidak dapat di "claim" sebagai
pekerjaan tambah.

b. Pekerjaan Pengecatan Dinding, Plafond dan beton


1). Sebelum pelaksanaan pengecatan seluruh permukaan harus dibersihkan
dari debu, lemak, kotoran atau noda lain, bekas cat yang terkelupas dan dalam
kondisi kering.
2). Untuk meratakan permukaan dinding atau beton digunakan plamur tembok
sampai rata, kemudian dihaluskan dengan hampelas dan dibersihkan dari debu.
Dan Khusus untuk pengecatan dinding bagian luar untuk meratakannya tanpa
menggunakan plamur , cukup dengan menghaluskan dengan amplas saja.
3). Pengecatan dilakukan berulang-ulang sampai 3 (tiga) lapisan. Pengecatan
lapisan pertama dan lapisan berikutnya harus diberi jarak waktu selama 24
jam agar cat cukup kering dan meresap pada bidang pengecatan.
4). Untuk pengecatan langit-langit karena sulit dijangkau dengan kuas dapat
menggunakan roller.
5). Hasil pengecatan yang belang dan tidak rata harus diperbaiki dan diulang kembali.

c. Pekerjaan Pengecatan Kayu

1). Sebelum pelaksanaan pengecatan seluruh kayu harus sudah diberi lapisan anti
rayap.

2). Pekerjaan persiapan sebelum pengecatan


- Kayu harus dalam keadaan kering,
- Gosok dengan batu kambang, kemudian digosok dengan hampelas No. 0
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 46

- Beri wood filler untuk menutupi pori-pori dan celah kayu. Setelah 1/2 jam gosok
dengan hampelas halus. Wood filler / dempul kayu harus dilakukan secara merata
sehingga menutupi pori-pori kayu sehingga permukaan kayu hasil hampelas
benar-benar halus.

3). Pelaksanaan pengecatan.


- Setelah bidang permukaan kayu halus dan rata (lapisan pertama), maka penge-
catan dapat dilaksanakan dengan kuas dengan ketebalan lapisan 30 mikron atau
daya sebar 15 - 17 m2 per liter.
- Pengecatan lapisan terakhir / finish dapat dilakukan setelah lapisan kedua kering
betul yaitu + 24 Jam.
- Hasil pengecatan harus selalu dijaga dan dilindungi dari kotoran dan goresan
benda tajam agar tetap bersih dan rapih.

d. Pekerjaan Pengecetan Metal

Seluruh metal harus dicat dasar dengan zincrhomate, baik yang ekspos (tampak)
ataupun yang tidak tampak.
1). Persiapan sebelum pengecatan.
Bersihkan permukaan dari kulit giling (kerak/"Millscale"), karat, minyak,lemak dan
kotoran lainsecaratelitiseksama dan menyeluruh ; sehinggapermukaan yang
dimaksud menampilkan tampak metal yang halus dan mengkilap. Pekerjaan ini
dilaksanakan dengan Sikat Kawat mekanik/ "Mechaical Wire Brush". Akhirnya
permukaan dibersihkan dengan sikat.
2). Pekerjaan Cat Primer / Dasar dilaksanakan sebelum komponen bahan / material
Metal terpasang.

e PEKERJAAN MELAMIC

e.1 LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan yang dimaksud meliputi pekerjaan pengecatan kayu untuk permukaan
yang dinyatakan ditampakkan serat kayunya atau seperti ditunjukkan dalam
gambar kerja.

e.2 PERSYARATAN BAHAN


e.2.1 Bahan didatangkan langsung dari pabrik. Tiba di tapak konstruksi harus
masih tersegel baik dalam kemasannya dan tidak cacat.
Kontraktor wajib membuktikan keaslian cat dari produk tersebut diatas
mengenai kemurnian cat yang akan digunakan. Pembuktian berupa segel
kaleng, test BD, test laboratorium dan hasil akhir pengecatan.
Biaya untuk pembuktian ini dibebankan kepada kontraktor. Hasil test
kemurnian harus mendapat rekomendasi tertulis dari produsen dan
diserahkan kepada direksi/perencana untuk persetujuan pelaksanaan.

e.3 PERSYARATAN PELAKSANAAN


e.3.1 Lapisan Pertama
Bahan Wood Filler
Kayu/sungkai plywood diberikan bahan wood filler secara merata dan
menutupi pori-pori dihaluskan/diratakan dengan ampelas halus.

e.3.2 Lapisan Kedua.


Bahan pewarna/woodstain.
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 47

Pelaksanaan pekerjaan dengan spray gun.


Setelah kondisi 75% - 90% kering, permukaan dibersihkan dengan kain lap
hingga bersih. Untuk mendapat warna yang lebih tua, pekerjaan woodstain
harus berulang kali atau minimum 3 kali. Warna ditentukan kemudian,
tunggu hingga lapisan kering betul sebelum pelapisan selanjutnya.

e.3.3 Lapisan Ketiga.


Cat dasar dari jenis Sanding Sealer.
Tujuannya untuk lebih menutupi pori-pori atau celah kayu sehingga
terbentuk dasar yang halus. Pelaksanaan pekerjaan dengan spray gun,
disemprotkan tipis dahulu agar warna woodstain tidak larut dan urat kayu
tidak tertutup (open pore).
Pengencer adalah thinner dengan perbandingan 1 : 1. Tunggu hingga
lapisan kering betul sebelum pekerjaan selanjutnya.

e.3.4 Lapisan Keempat, Kelima dan Keenam.


Cat akhir/top coat finish jenis melamic clear dof. Pelaksanaan pekerjaan
dengan spray gun, pengencer adalah thinner super. Bila musim hujan
dengan kelembaban sangat tinggi harus ditambahkan 5% retarder RD 02
pada thinner. Tenggang waktu antara pelapisan minimum 12 jam. Warna
ditentukan kemudian dalam colour scheme material.

e.3.5 Hasil akhir finishing melamic harus rata, permukaannya halus dan
intensitas warna untuk setiap bagian interior - furniture harus sama
(disesuaikan colour scheme material).

PASAL 27
SYARAT-SYARAT UMUM TEKNIS
PEKERJAAN ELEKTRIKAL

1.0. UMUM

Syarat-syarat instalasi Elektrikal ini berisi perincian yang memperjelas /


menambahkan hal-hal yang tercantum dalam Buku Syarat-syarat Administrasi.
Dalam hal ini Buku Syarat-syarat Administratif saling melengkapi dengan Syarat-
syarat Umum Teknis Elektrikal.

2.0. PERSYARATAN PELAKSANAAN

2.1. Instalasi yang dinyatakan di dalam spesifikasi ini harus dilaksanakan sesuai
dengan undang-undang dan peraturan-peraturan yang berlaku saat ini di
Indonesia serta tidak bertentangan dengan ketentuan dari Jawatan
Keselamatan Kerja.
2.2. Cara dan teknik pemasangan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum
dan telah ditetapkan sebagai peraturan pemasangan instalasi ini oleh Badan
yang berwenang dalam hal ini, bila tidak ada petuniuk dari Konsultan
Manajemen Konstruksi.
2.3. Pelaksanaan pekerjaan harus ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam
instalasi Elektrikal, untuk dapat dipertanggung jawabkan.
2.4. Tenaga ahli harus ditempatkan di lapangan oleh Kontraktor sehingga dapat
berdiskusi dengan Konsultan Manajemen Konstruksi pada waktu pelaksanaan
pekerjaan.
2.5. Kontraktor diharuskan melaksanakan pekerjaan test penuh di bawah
persyaratan operasionil. Testing harus dilaksanakan di hadapan Konsultan
Manajemen Konstruksi.
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 48

2.6. Penggantian material yang kurang baik atas kesalahan pemasangan adalah
tanggungjawab Kontraktor dan Kontraktor harus mengganti / memperbaiki hal
tersebut diatas.
2.7. Semua biaya dan pengurusan perijinan, lisensi, pengujian adalah tanggung
jawab kontraktor.
2.8. Semua syarat-syarat penerimaan bahan, peralatan, cara-cara pemasangan
kualitas pekerjaan dan lain-lain, untuk sistim instalasi Elektrikal ini harus
sesuai dengan standar-standar sebagai berikut :

2.8.1. Persyaratan Umum Instalasi Listrik th. 2000


2.8.2. Peraturan yang telah ditentukan PLN lainnya.
2.8.3. Penanggulangan Bahaya Kebakaran, Peraturan DKI No. 3 tahun
1975.
2.8.4. Pedoman Pengawasan Instalasi Listrik, Departemen Tenaga Kerja &
Transmigrasi No. 59/DP/1980.
2.8.5. Pedoman dan Petunjuk Keselamatan Kerja PLN No. 48.
2.8.6. Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir (PUIPP).
2.8.7. International Electrotechnical Commission (IEC)
2.8.8. British Standard (BS)
2.8.9. Verband Deutscher Electrotechniker (VDE)
2.8.10. N.F.P.A dan F.O.C sebagai pelengkap.
2.8.11. Peraturan Telekomunikasi 1989.
2.8.12. Peraturan-peraturan lain yang berlaku setempat.

Semua peralatan dan mesin yang dipasang untuk sistim Elektrikal ini selain
dari persyaratan-persyaratan tersebut diatas, juga tidak boleh menyimpang
dari persyaratan yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.

2.9. Pekerjaan dianggap selesai apabila


2.9.1. Telah mendapat surat pernyataan bahwa instalasi baik dari Konsultan
Manajemen Konstruksi.
2.9.2. Semua persoalan mengenai kontrak dengan Pemilik telah dipenuhi,
sehingga Pemilik dapat membenarkannya.
2.9.3. Seluruh instalasi terpasang telah ditest, bersama-sama dengan
Konsultan Manajemen Konstruksi, Konsultan Perencana dan Pemilik
dengan hasil baik, sesuai dengan spesifikasi teknis.

2.10. Kontraktor
2.10.1 Hanya Kontraktor yang diundang yang berhak mengikuti pelelangan
ini.
2.10.2 Yang dimaksud dengan Kontraktor di dalam spesifikasi ini adalah
badan pelaksana yang telah terpilih dan memperoleh kontrak kerja
untuk penyediaan dan pemasangan instalasi Elektrikal ini sampai
selesai.

Kontraktor bertanggungjawab atas pelaksanaan instalasi Elektrikal


dalam proyek ini dan menempatkan paling tidak seorang tenaga ahli
yang setiap saat dapat berdiskusi dan dapat memutuskan setiap
persoalan teknis dan administrasi di lapangan.

2.10.3 Kontraktor harus bersedia mengikuti peraturan-peraturan di lapangan


yang di tentukan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.

2.10.4 Kontraktor wajib mempelajari dan memahami semua undang-undang,


peraturan-peraturan, persyaratan umum, maupun suplementernya,
persyaratan standar internasional, persyaratan pabrik pembuat unit-
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 49

unit peralatan, buku-buku dokumen pelelangan, bundel gambar-


gambar serta segala petunjuk tertulis yang telah dikeluarkan.

2.10.5 Kontraktor dapat meminta penjelasan kepada Konsultan Manajemen


Konstruksi atau pihak lain yang ditunjuk, bilamana menurut
pendapatnya pada dokumen-dokumen pelelangan, gambar-gambar
atau lainnya terdapat hal-hal yang kurang jelas.

2.10.6 Kontraktor wajib mempelajari dan memeriksa juga pekerjaan-


pekerjaan pelaksanaan dari pihak-pihak Kontraktor lain yang ikut
mengerjakan proyek ini apabila pekerjaan pihak lain dapat
mempengaruhi kelancaran pekerjaannya.

Bilamana sampai terjadi gangguan, maka Kontraktor wajib


mengerjakan saran-saran perbaikan untuk segenap pihak.

Apabila hal ini dilakukan, kontraktor tetap bertanggung jawab atas


segala kerugian-kerugian yang ditimbulkan.

2.11. Koordinasi Dengan Pihak Lain.

2.11.1 Untuk kelancaran pekerjaan, Kontraktor harus mengadakan


koordinasi / penyesuaian pelaksanaan pekerjaannya dengan seluruh
disiplin pekerjaan lainnya atas petunjuk ahli sebelum mengerjakan
dimulai pada waktu pelaksanaan.

Gangguan dan konflik di antara Kontraktor harus dihindari.

Keterlambatan pekerjaan akibat tidak adanya koordinasi menjadi


tanggung jawab kontraktor.

2.11.2 Kontraktor wajib bekerja sama dengan pihak-pihak lainnya demi


kelancaran pelaksanaan proyek ini, terutama koordinasi dengan pihak
Kontraktor sipil maupun arsitektur.

2.11.3 Kontraktor wajib berkonsultasi dengan pihak-pihak lainnya, agar


sejauh / sependapat mungkin digunakan peralatan-peralatan yang
seragam dan merk yang sama untuk seluruh proyek ini agar mudah
memeliharanya.

2.11.4 Untuk semua peralatan clan mesin yang disediakan, atau diselesaikan
oleh pihak lain atau yang diberi dari pihak lain yang termasuk dalam
lingkup instalasi sistem ini, Kontraktor bertanggung jawab penuh atas
segala peralatan dan pekerjaan ini.

2.11.5 Kontraktor harus mengijinkan, mengawasi, dan rnemberikan petunjuk


kepada Kontraktor lainnya untuk melakukan penyambungan kabel-
kabel, pemasangan sensor-sensor, perletakan peralatan / instalasi,
pembuatan sparing dan lain-lain pada dan untuk peralatan Elektrikal
agar sistim Elektrikal keseluruhan dapat berjalan dengan sempurna.

Dalam hal ini Kontraktor masih tetap bertanggung jawab penuh atas
peralatan-peralatan tersebut.

2.11.6 Penolakan Pekerjaan Sistem Elektrikal.


Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 50

Apabila sistem pekerjaan ini tidak lengkap atau ada bagian yang
cacat, gagal atau tidak memenuhi persyaratan dalam spesifikasi dan
gambar, ternyata Kontraktor gagal untuk melaksanakan perbaikan ini
dalam waktu yang cukup menurut Konsultan Manajemen Konstruksi
serta pihak yang berwenang, maka keseluruhan atau sebagian dari
sistem ini sebagaimana kenyataannnya, dapat ditolak dan diganti.

Dalam hal ini pemilik dapat menunjuk pihak ketiga untuk


melaksanakan pekerjaan tersebut di atas dengan baik atas biaya dan
tanggung jawab Kontraktor.

2.12. Pengawasan Instalasi

2.12.1 Shop Drawing.


Sebelum nelaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus rnembuat gambar
kerja / shop drawing. Gambar kerja tersebut haruslah gambar yang
telah dikoordinasikan dengan semua disiplin pekerjaan pada proyek
ini dan disesuaikan dengan koordinasi lapangan yang ada. Pekerjaan
baru dapat dimulai bila gambar kerja telah di.periksa dan disetujui oleh
Konsultan Manajernen Konstruksi.

2.12.2 Kontraktor harus memberikan contoh semua bahan yang akan


digunakannya kepada Konsultan Manajemen Konstruksi atau pihak
yang ditunjuk untuk dimintakan persetujuannya secara tertulis untuk
dapat dipasang.

Seluruh contoh harus sudah diserahkan di dalam jangka waktu 1


(satu) bulan sesudah Kontraktor memperoleh SPK.

2.12.3 Kontraktor harus membuat jadwal / skedul waktu pelaksanaan, skedul


tenaga kerja, skedul pengadaan peralatan dan net-work planning yang
terinci untuk setiap pekerjaannya dan diserahkan kepada Konsultan
Manajemen Konstruksi atau pihak lain yang ditunjuk untuk
mendapatkan persetujuannya.

Skedul dan net-work planing harus diserahkan dalam waktu 15 (lima


belas) hari kalender sesudah menerima SPK.

2.12.4 Kontraktor harus mendapakan


a. Laporan Keglaton pekerjaan harian.
b. Laporan prestasi pekerjaan dan pengadaan material mingguan.
c. Laporan prestasi pekerjaan bulanan beserta foto-foto
dokumentasi.

2.12.5 Untuk setiap tahap pekerjaan sistem Elektrikal yang telah selesai
dikerjakan, Kontraktor harus mendapatkan pernyataan tertulis dari
pihak Konsultan Manajemen Konstruksi atau pihak yang ditunjuk yang
menerangkan bahwa setiap pekerjaan sistem Elektrikal telah selesai
dikerjakan sesuai dengan persyaratan yang ada.

Tahap-tahap pekerjaan sistem ini ditentukan kemudian, berdasarkan


pada jadwal perincian waktu yang diserahkan oleh kontraktor.

2.12.6 Di dalam setiap pelaksanaan pengujian dan trial-run pekerjaan sistim


Elektrikal ini harus dihadiri pihak Konsultan Manajemen Konstruksi,
Konsultan Perencana, ahli atau pihak-pihak lain yang ditunjuk. Untuk
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 51

ini harus dibuatkan berita acaranya bersama pemegang merk


peralatan yang diuji dan dari Kontraktor yang bersangkutan peralatan
unutk pengujian harus berkualitas baik dan sudah tertera.

Semua biaya pada waktu pengetesan sepenuhnya menjadi tanggung


jawab Kontraktor.

2.12.7 Kontraktor wajib melaporkan kepada Konsultan Manajemen


Konstruksi atau ahli yang ditugaskan apabila sekiranya terjadi
kesulitan atau gangguan-gangguan yang mungkin terjadi pada saat
melaksanakan pekerjaan.

2.12.8 Untuk pekerjaan di luar jam I:erja, biaya yang dikeluarkan Konsultan
Manajemen Konstruksi untuk pengarahan dan pengawasannya
ditanggung oleh Kontraktor.

2.13. Pembersihan Lapangan

2.13.1 Setiap hari setelah selesai bekerja, Kontraktor harus membersihkan


lapangan yang digunakan.
Kontraktor hendaknya menghubungi pihak-pihak lain untuk koordinasi
pembersihan lapangan tersebut.

2.13.2 Setelah kontraktor selesai, Kontraktor harus memindahkan semua


sisa bahan pekerjaan dan peralatannya, kecuali yang masih
diperlukan selama masa pemeliharaan.

2.14. Petunjuk Operasi, Pemeliharaan dan Pendidikan.

2.14.1 Pada saat penyerahan untuk pertama kali, Kontraktor harus


menyerahkan :
a. gambar-gambar jadi (as-built drawing), dalam bentuk gambar
cetak yang disesuaikan dengan gambar Arsitek, Struktur, dll.
b. katalog spare-parts.
c. Buku petunjuk operasi dalam bahasa Indonesia.
d. Buku petuniuk perawatan atas peralatan yang terpasang dalam
kontrak ini juga dalam bahasa Indonesia.

Data-data tersebut haruslah diserahkan kepada pemilik sebanyak 3


(tiga) set dan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi 2 (dua) set.
Bila gambar dan data-data tersebut belum lengkap diserahkan maka
pekerjaan Kontraktor belum diprestasikan 100 %.

2.14.2 Kontraktor harus memberikan pendidikan teori dan praktek mengenai


operasi dan perawatannya kepada petugas-petugas teknik yang
ditunjuk oleh Konsultan Manajemen Konstruksi secara cuma-cuma
sampai cakap menjalankan tugasnya, minimal 3 orang selama 3 bulan
sesudah penyerahan pertama proyek dilakukan.

Kontraktor harus mengajukan rencana sistim pendidikan ini terlabih


dahulu kepada Konsultan Manajemen Konstruksi. Pendidikan ini dan
segala biaya pelaksanannya menjadi tanggungjawab Kontraktor.

2.14.3 Kontraktor harus pula memberikan 2 (dua) set ringkasan petunjuk


operasi dan perawatan yang dibuat dalam bahasa Indonesia kepada
Konsultan Manajemen Konstruksi dan sebuah lagi hendaknya
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 52

dipasang dalam suatu kaca berbingkai dan ditempatkan pada dinding


dalam ruang mesin utama lain yang ditunjuk Konsultan Manajemen
Konstruksi.

2.15. Service dan Garansi.

Keseluruhan instalasi Elektrikal harus memiliki garansi 1 (satu) tahun


sesudah tanggal saat sistem diterima oleh Konsultan Manajemen Konstruksi
secara balk (setelah masa pereliharaan).

2.15.1 Kontraktor harus bertanggung jawab atas seluruh peralatan yang


rusak selama masa garansi, termasuk penyediaan suku cadang.

2.15.2 Kontraktor wajib mengganti biaya sendiri setiap kelompok barang-


barang atau sistim yang tidak sesuai dengan persyaratan spesifikasi,
akibat kesalahan pabrik atau pengerjaan yang salah selama jangka
waktu 180 (seratus delapan puluh) hari setelah proyek ini diserah
terimakah untuk pertama kalinya.

2.15.3 Kontraktor wajib menempatkan 2 (dua) orang pada setiap hari kerja
untuk mengoperasikan / merawat peralatan Elektrikal dan
mendatangkan 1 (satu) orang supervisor sekali seminggu untuk
memeriksa atau melakukan penyetelan peralatan selama masa
pemeliharaan.

2.16. Izin.

2.16.1 Semua izin-izin dan persyaratan-persyaratan yang mungkin diperlukan


untuk melaksanakan Instalasi ini harus dilakukan oleh Kontraktor atas
tanggungan dan biaya Kontraktor.

2.16.2 Semua pemeriksaan, pengujian dan lain-lain, beserta keterangan


resminya yang mungkin diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini
haruslah dilakukan oleh Kontraktor atau pihak lain yang ditunjuk oleh
Direksi / Pengawas dengan semua biaya atas beban Kontraktor.

2.16.3 Kontraktor harus bertanggung jawab atas penggunaan alat-alat yang


dipatenkan serta kemungkinan tuntutan ganti rugi dan biaya-biaya
yang diperlukan untuk ini. Untuk hal ini kontraktor wajib menyerahkan
Surat Pernyataan mengenai hal tersebut diatas.

2.16.4 Kontraktor harus menyerahkan semua izin atau keterangan resmi


yang diperolehnya mengenai instalasi proyek kepada Konsultan
Manajemen Konstruksi atau pihak yang ditunjuk, sebelum penyerahan
kedua dilakukan.

2.16.5 Kontraktor harus memperoleh izin terlebih dahulu dari Konsultan


Manajemen Konstruksi setiap akan memulai suatu tahapan pekerjaan,
demikian pula bila akan melaksanakan pekerjaan diluar jam kerja
(kerja lembur).

2.16.6 Kontraktor harus mendapatkan izin-izin yang berhubungan dengan


pajak, pemerintahan setempat, badan yang berwenang terhadap
instalasi yang dikerjakan.
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 53

Dalam hal ini, biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan permintaan


izin tersebut harus dibayar oleh Kontraktor, termasuk biaya
memperbanyak gambar yang diperlukan untuk pengurusan IMB.

2.17. Kolerasi Pekerjaan

2.17.1 Pekerjaan galian dan penimbunan tanah untuk keperluan instalasi


Elektrikal, dilaksanakan oleh Kontraktor. Kontraktor harus sudah
memperhitungkan pengangkutan tanah bekas galian / pembersihan.

2.17.2 Semua pekerjaan pembuatan lubang-lubang dan penutupan kembali


pada dinding, lantai, langit-langit untuk jalannya pipa dan kabel, di
laksanakan oleh Kontraktor berikut perapihan / finishing-nya kembali.

2.17.3 Kontraktor harus menyediakan dan menyambung kabel-kabel listrik


dari peralatan-peralatan ke panel yang di sediakan oleh Kontraktor
listrik sesuai dengan gambar dokumen tender.

Untuk itu Kontraktor wajib memeriksa terlebih dahulu panel tersebut


apakan sudah sesuai dengan peralatan yang akan di sambungkan.
Segala akibat yang timbul akibat penyambungan ini menjadi
tanggung-jawab Kontraktor.

2.17.4 Semua pekerjaan pembuatan pondasi untuk mesin di lakukan oleh


Kontraktor. Kontraktor harus memberikan data-data, ukuran-ukuran,
gambar-gambar dan peralatan yang diperlukan kepada Konsultan
Manajemen Konstruksi untuk mendapat persetujuan.

2.17.5 Semua fasilitas yang di perlukan pada saat proyek berjalan, yaitu air,
listrik, saniter darurat harus di sediakan oleh Kontraktor, dengan
terlebih dahulu membuat gambar untuk mendapatkan persetujuan
Konsultan Manajemen Konstruksi.

2.17.6 Untuk pipa yang menembus dinding, lantai, langit-langit dan lain-lain,
harus di beri lapisan isolasi peredam getaran dan pipa selubung
(sleeve) untuk memudahkan perbaikan dan pemeliharaan dari segi
teknis.

Untuk itu Kontraktor di haruskan menyerahkan gambar kerja


Konsultan Manajemen Konstruksi untuk di minta persetujuannya.
Segala akibat pekerjaan tersebut harus sudah di perhitungkan dalam
penawaran oleh Kontraktor.

2.17.7 Akibat pekerjaan tersebut diatas (pembobokan, pembongkaran dsb.)


harus di tutup kembali seperti semula dan dirapikan / difinish yang rapi
sehingga tidak terlihat lagi bekas-bekas pembobokan.

2.17.8 Selambat-lambatnya 1 ( satu ) bulan sesudah di tunjuk, Kontraktor


harus menyerahkan gambar / data teknis listrik sesuai dengan
keperluan peralatan yang akan di pasang, agar peralatan tersebut
dapat beroperasi dengan balk berikut pengamanannya.

Jika hal ini tidak di laksanakan, segala akibatnya menjadi tanggung-jawab


Kontraktor.

2.18. Bahan
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 54

2.18.1 Kontraktor harus menyerahkan pada waktu tender, brosur teknis asli
peralatan utama Elektrikal juga brosur asli, kabel, pipa konduit,
detektor, sensor dan lainnya beserta data-data teknis dan mengisi
daftar skedul dari peralatan tersebut. Pada bosur-brosur peralatan /
bahan yang ditawarkan harus diberi tanda dengan warna yang jelas.

2.18.2 Apabila ada tanda-tanda serta bahan yang diajukan menyimpang dari
yang disebutkan di dalam gambar-gambar dan spesifikasirlya, maka
nilai evaluasi penawaran Kontraktor tersebut akan dikurangi dan
Kontraktor tetap harus mengantinya sesuai dengan gambar dan
spesifikasinya.

2.18.3 Semua Pelaksanaan instalasi yang berbeda dengan spesifikasi dan


gambar, tanpa persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang harus
diperbaiki dan diubah sesuai dengan spesifikasi dan gambar yang
telah disepakati bersama, atas tanggungan biaya Kontraktor.

2.18.4 Semua bahan yang digunakan dalam instalasi ini harus baru, dalam
keadaan baik, tidak bercacat, sesuai dengan spesifikasi dan gambar.
Kontraktor harus menjaga kebersihan serta melindungi semua bahan-
bahan yang digunakan dalam instalasi ini sebelum dipasang.

2.18.5 Bilamana ternyata dipakai / digunakan bahan / peralatan sama, bekas


dipergunakan bercacat atau rusak, Kontraktor harus menggantinya
dengan bahan-bahan atau peralatan yang baru dan tetap sesuai
dengan spesifikasi dan gambar, atas biaya tanggungan Kontraktor.

2.18.6 Tidak diperkenankan mendatangkan bahan / peralatan masuk ke site


sebelum contoh atau brosur disejujui oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi. Semua bahan yang telah masuk di site dan menyimpang
dari ketentuan dalam spesifikasi, contoh ataupun brosur yang telah
disejutui, maka bahan / peralatan tersebut harus dikeluarkan dari site
dalam waktu 3 x 24 jam sejak diketahuinya penyimpangan itu oleh
Konsultan Manajemen Konstruksi.

3.0. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan instalasi sistim ini meliputi seluruh pengangkutan dan pengadaan bahan-
bahan serta peralatan-peralatan utama, beralatan bantu, peralatan untuk instalasi,
tenaga keija, pembuatan slat-alat pemasangan, termasuk pengadaan listrik dan air
untuk keperluan pengujian dan keperluan keija. Keterangan-keterangan yang tidak
dicantumkan di dalam spesifikasi maupun dalam gambar tetapi perlu untuk
pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga dimasukkan ke
dalam pekerjaan ini.
Perincian umum pekerjaan instalasi ini adalah sebagai berikut (perincian lebih lanjut
dapat dilihat pada syarat-syarat Khusus Teknik)

3.1. Sistim Elektrikal

3.1.1. Instalasi sistim distribusi listrik berikut panel-panel daya.


3.1.2. Instalasi penerangan dan stop kontak.
3.1.3. Instalasi penangkal petir.
3.1.4. Instalasi fire alarm.
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 55

3.1.5. Instalasi telepon.


3.1.6. Instalasi tata suara
3.1.7. Instalasi data (LAN computer)

3.2. Penyetelan seluruh sistim agar lengkap dan dapat bekerja dengan baik
sesuai dengan persyaratan dokumen pelelangan dan gambar-gambar yang
ada.

3.4. Pengadaan pemasangan seluruh sistim instalasi Elektrikal sesuai gambar


dokumen, spesifikasi dan lainnya sesuai dengan kontrak.

3.5. Segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang masih kurang jelas,
kontraktor dapat menanyakan lebih lanjut kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi, Konsultan atau pihak lain yang ditunjuk untuk ini.

3.6. Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, Kontraktor harus


bertanggung jawab atas kerugian-kerugian yang mungkin terjadi.

3.7. Semua pengadaan, pemasangan dan pengujian pekerjaan instalasi Elektrikal


harus berdasarkan gambar dokumen lengkap dan sesuai dengan spesifikasi
teknik, serta adendum lainnya.

3.8. Bila ada spesifikasi ini terdapat klausul-klausul / butir-butir yang ditulis /
disebutkan kembali, hal ini bukan berarti klausalnya dihilangkan, akan tetapi
malah mempertegas spesifikasinya.

PASAL 28
SYARAT-SYARAT TEKNIS
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

1.0 UMUM

Syarat-syarat Khusus Teknis yang diuraikan disini adalah persyaratan yang harus
dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan
material dan peralatan untuk seluruh pekerjaan listrik di dalam maupun diluar
bangunan gedung. Dalam hal ini Syarat-syarat Teknis Umum Pekerjaan Elektrikal
adalah bagian dari Syarat-syarat Khusus Teknis ini.

2.0 PRINSIP PENYEDIAAN DAYA LISTRIK

Sumber daya listrik bagi-gedung diperoleh dari jaringan tegangan rendah PLN
dengan daya terpasang sebesar 95KVA
Daya dari PLN tersebut disalurkan sampai dengan panel ukur (kwh meter).
Selanjutnya didistribusikan ke panel-panel utama (LVMDP), sub-distribusi dan panel
daya / penerangan gedung secara radial.
Sistim distribusi tegangan rendah yang digunakan adalah distribusi tiga fase - empat
kawat 220/380 V mengikuti sistim PP (Pentanahan Pengaman).
Sebagai sumber daya cadangan digunakan 1 (satu) unit diesel-generator
berkapasitas 200 kVA antara sumber daya PLN dengan diesel-genset yang bekerja
secara manual.

3.0 LINGKUP PEKERJAAN


Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 56

Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya sistem listrik
sebagai suatu sistem keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti yang tertera
pada gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan.
Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi, testing /
pengujian, pengesahan terhadap seluruh material berikut pemasangan / instalasinya
oleh badan resmi PLN, LMK dan / atau Badan Keselamatan Kerja, serta serah terima
dan pemeliharaan / garansi selama 12 bulan. Ketentuan-ketentuan yang tidak
tercantum dalam gambar maupun pada spesifikasi / syarat-syarat teknis tetapi perlu
untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga dimasukkan
ke dalam pekerjaan ini.
Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :
Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material,
peralatan dan perlengkapan sistem listrik sesuai dengan peraturan / standar yang
berlaku seperti yang ditunjuk pada syarat-syarat umum untuk menunjang bekerjanya
sistem / peralatan, walaupun tidak tercantum pada syarat-syarat Khusus Teknik atau
gambar dokumen.

Pekerjaan inl meliputi :

3.1. Pekerjaan di Ruang Genset

3.1.1 Pengadaan dan pemasangan seluruh kabel daya tegangan rendah


jenis NYY dan NYFGbY yang menghubungkan
a. Dari KWH Meter ke panel daya / penerangan bangunan
b. Dan kabel daya lainnya.
Kabel penghubung tersebut lengkap dengan terminasi (sepatu kebel)
yang diperlukan.

3.1.2 Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi penerangan dan daya


(stop kontak), lengkap dengan armatur, power receptacle outlet,
panel-penel daya / penerangan dan alat-alat bantu yang diperlukan.

3.1.3 Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi pentanahan, balk


pentanahan sistim listrik maupun badan (body) peralatan listrik.

3.2. Pekerjaan di dalam Gedung

3.2.1 Pengadaan dan pemasangan serta penyetelan panel-panel daya /


penerangan termasuk di dalam pekerjaan ini adalah penarikan
kebel / konduktor pentanahan netral / badan panel.

3.2.2 Pengadaan dan pemasangan kebel-kabel jenis NYY, untuk


penghubung antar panel daya / penerangan dan kabel-kabel daya
menuju peralatan (mesin AC, pompa-pompa dll).

3.2.3 Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi penerangan dan stop


kontak. Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan dan pemasangan
armatur penerangan, balk penerangan normal maupun darurat.

3.2.4 Pengadaan dan pemasangan instalasi cable tray Iengkap dengan


material bantu yang dibutuhkan

3.2.5 Pengadaan dan pemasangan instalasi underfloor duct lengkap


dengan material bantu yang dibutuhkan.

3.3. Pekerjaan di luar Gedung


Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 57

3.3.1 Pengadaan dan pemasangan instalasi pentanahan untuk instalasi


daya.

3.3.2 Pengadaan dan pemasangan instalasi penerangan luar / taman,


termasuk lampu sorot bangunan.

4.0 GAMBAR-GAMBAR

Gambar-gambar elektrikal menunjukkan secara khusus teknik pekerjaan listrik yang


di dalamnya dicantumkan besaran-besaran listrik dan mekanis serta spesifikasi
tertentu.Iainnya. pengerjaan dan pemasangan peralatan-peralatan harus disesuaikan
dengan kondisi lapangan.
Gambar-gambar arsitektur, struktur, elektrikal dan kontrak lainnya haruslah menjadi
referensi untuk koordinasi dalam pekerjaan secara keseluruhan.
Kontraktor harus menyesuaikan peralatan terhadap perencanaan dan memeriksanya
kembali. Setiap kekurangan / kesalahan perencanaan harus disampaikan kepada
Konsultan Manajemen Konstruksian atau pihak lain yang ditunjuk untuk itu.

5.0 KETENTUAN-KETENTUAN INSTALASI

5.1. Peralatan Instalasi Tegangan Rendah


Meliputi pengadaan dan pemasangan power receptacle outlet (stop
kontak), saklar, kontak-kontak tarik (pull box), cabinet / penel daya,
kebel, alai-alai bantu dan semua peralatan lain yang diperlukan untuk
mendapatkan penyelesaian yang memuaskan dari sistern instalasi daya
tegangan rendah 220 / 380 V dan penerangan.

5.1.1. Kotak-kotak(doos) Outlet.


a. Jenis
Kotak-kotak outlet harus sesuai dengan persyaratan VDE, PULL,
AVE atau standar lain. Kotak-kotak ini bisa berbentuk single / multi
gang box empat persegi atau segi delapan.
Ceiling box dan kotak-kotak lainnya yang tertutup rapi harus
dipasang dengan balk dan benar.

b. Ukuran
Setiap kotak outlet harus diberi bukaan untuk kondulit hanya di
tempat yang diperlukan.
Setiap kotak harus cukup besar unutk menampung jumlah dan
ukuran condulit, sesuai dengan persyarata, tetapi kurang dad
ukuran yang ditunjuk atau dipersyaratkan.

c. Tipe Tahan Cuaca (Weatherproof Type)


Kotak-kotak outlet di tempat-tempat tersebut dibawah ini harus dari
tipe yang diberi gasket tahan cuaca :
 tempat-tempat yang kena matahari,
 tempat-tempat yang kena hujan,
 tempat-tempat yang kena minyak,
 tempat-tempat yang kena udara lembab,
 tempat-tempat yang ditunjuk di dalam gambar.

d. Outlet Pada Permukaan Khusus.


Kotak outlet untuk stop kontak dan saklar-saklar yang dipasang
pada partisi, blok beton, mamer, frame besi, bata atau dinding
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 58

kayu harus berbentuk persegi dan harus mempunyai sudut dan


sisi-sisi tegak.

5.1.2. Saklar dan Stop Kontak.

a. Bahan Doos.
Kecuali tercatat atau disya atkan lain, maka kotak-kotak outlet untuk
saklar dinding dan receptaI les outlet harus (alvani stee dan tidak boleh
berukuran lebih dari 10,1 cm x 10,1 cm un uk peralatan tunggal dan 11,9
cm x 11,9 cm untuk dua peralatan dan kotak-kotak multi gang untuk lebih
dari dua peralatan.

b. Cara Pemasangan.
Saklar-saklar harus dari jenis rocker mechanis dengan rating minimum
10A / 250 V. Saklar pada umumnya dipasang rata terhadap permukaan
tembok, kecuali ditentukan lain pada gambar. Jika tidak ditentukan lain,
bingkai saklar harus dipasang pada ketinggian 140 cm di atas lantai yang
sudah selesai. Saklar-saklar tersebut harus di pasang doos (kotak) yang
sesuai. Sambungan hanya diperbolehkan antara kotak yang berdekatan.
Stop kontak harus dipasang rata terhadap permukaan dinding dengan
ketinggian 110 cm atau 30 cm dari permukaan lantai yang sudah selesai
sesuai petunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi. Saklar dan stop kontak
ex MK, Clipsal atau setara.

c. Jumlah Kutub.
Stop kontak satu fasa harus dari jenis tiga kutub (fasa, netral dan
pentanahan) dengan ranting minimum 10 A / 220 V. Cara pemasangan
harus disesuaikan dengan peraturan PUIL dan diberi saluran pentanahan.
d. Pendukung dan Pengikat.
Kotak-kotak pelat baja didukung atau diikat dengan cukup supaya
mempunyai bentuk yang tetap.

e. Untuk stop kontak PLN dan UPS warna dibedakan, dimana stop kontak
PLN warna biasa dan stop kontak UPS warna orange.

5.1.3. Kabel-Kabel
Kabel pada instalasi daya dan penerangan bertegangan rendah meliputi
kabel tegangan rendah, kabel kontrol, accessories, peralatan-peralatan
dan barang-barang lain yang diperlukan untuk melengkapi dan
menyempurnakan pemasangan serta operasi dari semua sistem dan
peralatan.

a. Syarat Kabel Instalasi Tegangan Rendah (sampai 600 V)


Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi persyaratan
PUIL, IEC, VDE, SPLN dan LMK untuk pengganguan sebagai kabel
instalasi dan peralatan (mesin), kecuali untuk peralatan khusus seperti
disyaratkan atau dianjurkan oleh pebrik pembuatnya.

Ukuran kabel daya / instalasi terkecil yang diizinkan adalah 2,5 mm2
kecuali untuk pemakaian kontrol pada sistem remote control yang kurang
dari 30 meter panjangnya bisa menggunakan kabel dengan ukuran 1,5
mm2.

Kecuali disyaratkan lain, kabel tanah harus jenis NYFGbY dan kabel
instalasi di dalam bangunan dari jenis NYY, NYM dan NYMHY (untuk
kebel kontrol).
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 59

Semua kabel instalasi di dalam bangunan harus berada didalam konduit


atau dipasang di atas cable tray / cable rack dan diklem / diikat dengan
pengikat kabel (cable tie) sesuai dengan kebutuhannya.

Semua konduit, kabel-kabel dan sambungan elektrikal untuk instalasi di


dalam bangunan harus diadakan secara lengkap.

Faktor pengisian konduit oleh kabel-kabel maksimum adalah 40 %. Kabel


merek SUPREME, Kabelindo, Kabelmetal & Tranka.

b. Kabel Tanah Tegangan Rendah


Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi persyaratan
PUIL, IEC, VDE, SPLN, dan LMK untuk penggunaan sebagai kabel
instalasi yang ditanah langsung di dalam tanah.
Semua kabel dengan luas penympung 16 mm2 keatas harus berurat
banyak dan dipilin (stranded)
Ukuran kabel daya / instalasi terkecil adalah 2,5 mm2, kecuali untuk
pemakaian kontrol pada sistem yang perakaian kontrol pada sistem
remote yang kurang dari 30 meter panjangnya (bisa-menggunakan kabel
dengan ukuran 1,5 mm2).

Cara penanaman kabel secara langsung didalam tanah (direct burial)


harus sesuai dengan gambar rencana, termasuk cara persilangan dengan
pipa air dan kabel telekomunikasi dan kebel teyangan menengah 2U kV.
Apabila diperlukan penyambungan kabel dalam tanah, harus dilakukan
dengan alat penyambung khusus (jointing kit) tegangan rencah jenis
epoxy resin-cold pour system.

Penyambungan kabel di dalam tanah harus dilakukan oleh tenaga yang


benar-benar ahli dengan cara dan metode penyambungan mengikuti
anjuran.

Pabrik pembuat jointing kit yang digunakan sehingga diperoleh hasil


penyambungan yang andal, tahan terhadap lembab, mempunyai sifat
isolasi yang tinggi dan mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi. Kabel
merek SUPREME atau setara (4 besar), jointing kit ex RAYCHEM atau
setara.

c. Instalasi Kabel Penerangan dan Stop Kontak.


Kabel-kabel listrik untuk penerangan dan stop kontak untuk extension dan
daya harus diadakan dan dipasang lengkap, mulai dari sambungan panel
daya ke sakiar dan titik cahaya serta stop kontak, sebagaimana
ditunjukkan di dalam gambar.

Kabel yang digunakan sebagai kabel instalasi penerangan dan stop


kontak harus dari jenis NYM dan diletakkan di dalam PVC high-impact
heavy gauge.

Luas penampang kabel NYM yang digunakan minimum 2,5 mm2, kecuali
tercatat lain.

d. Splice/ Pencabangan
Tidak diperkenankan adanya pencabangan (splice) ataupun sambungan-
sambungan di dalam pipa konduit.
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 60

Sambungan atau pencabangan harus dilakukan didalam kotak-kotak


cabang atau kotak sambung yang mudah dicapai serta kotak saklar dan
stop kontak.
Sambungan pada kabel harus di buat secara mekanis dan harus kuat
secara elaktris dengan solderless connector jenis tekan, jenis
compression atau soldered. Dalam membuat pencabangan atau
sambungan, koncktor harus dihubungkan pada konduktor-konduktor
dengan balk sedemikian rupa, sehingga semua konduktor tersambung
dan tidak ada konduktor telanjang yang kelihatan dan tidak bisa lepas
oleh getaran.

e. Kabel Kontrol
Di tempat-tempat yang ditunjuk pada garnbar atau disyaratkan, kabel
kontrol motor, starter dan peralatan-peralatan lain harus terbuat dari
tembaga jenis standed annealed copper yang fleksibel.
Isolasi harus dari PVC, tanah lembab dan ozon dengan rating teganyan
sampai 600 V.
Ukuran konduktor harus sesuai dengan yang diperlukan (minimum 2,5
sqmm untuk panjang lebih dari 30 m) untuk mendapatkan operasi yang
mernuaskan dari peralatan yang di kontrol, dengan pertimbangan-
pertimbangan mengenai panjang circuit dan sebagainya. Kabel merek
SUPREME, Kabelindo, Kabel Metal dan Tranka.

f. Bahan Isolasi
Semua bahan isolasi untuk splin, conection dan lain-lain seperti karet,
PVC, vernished carnbric, asbes, gelas, tape sintetis, splice case,
composition dan lain-lain harus dari tipe yang disetujui untuk penggunaan,
lokasi, tegangan kerja dan lain-lain yang tertentu dan harus dipasang
dengan cara yang disetujui, menurut anjuran perwakilan pemerintah atau
pabrik pembuatnya.
g. Pemasangan Kabel

g.1. Pemasangan di Permukaan

g.1.1. Kabel Instalasi Daya dan Penerangan di dalam Bangunan


Semua kabel harus dipasang didalam konduit PVC high -
impact heavy gauge, dipasang di permukaan plat beton
langit-langit dengan klem pendukung yang sesuai.
Pendukung-pendukung tersebut harus di cat dengan cat anti
karat.
Semua kabel harus dipasang lurus / sejajal2-dengan rapi dan
teratur. Pembelokan kabel harus dilaklikan dcnqan jari-jari
lengkungan tidak boleh kurang dari syarat-syarat pabrik
(minimum 15 kali ø kabel)
Konduit ex MK, CLIPSAL atau setara

g.1.2. Kabel Daya Penghubung Antar Panel


Kabel-kabel daya diletakkan diatas cable trey, di klem pada
cable trey dengan cable ties (pita plastik pengikat kabel).
Pemasangan cable trey harus mengikuti jalur yang
direncanakan secara rapi dan digantunq atau disangga
secara kokoh dengan penggantung / penyangga besi yang di
klem ke plat beton.

Untuk keperluan pemasangan kabel, Kontraktor harus


menyediakan sendiri peralatan penunjang seperti trey, klem,
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 61

besi penunjang, penggantung dan peralatan lainnya, baik


untuk kabel yang dipasang horisontal maupun vertikal.
Peralatan penunjang tersebut hares sudah dipernitungkan
pada biaya pemasangan kabel tersebut.

g.1.3. Kabel daya dari Panel Daya Motor ke Motor-motor Pompa.


Jenis Kabel yang digunakan adalah NYY yang ditempatkan
di dalam konduit metal tahan karat (galvanized / white metal
conduit) yang diletakkan diatas pelat lantai.
Setiap pipa konduit berisi hanya satu jalur kabel menuju
motor dengan faktor pengisian 40 %. Dari pipa konduit yang
dipasang horizontal menuju motor, kabel ditarik ke terminal
motor flexible metal konduit yang juga tahan karat.
Ukuran konduit fleksible ini harus sesuai dengan ukuran pipa
konduit dan disambung dengan cara sedemikian rupa,
sehingga benar-benar kedap air. Demikian juga
penyambungan pipe fleksibel terhadap box terminal motor.

Dalam hal ini Kontraktor diwajibkan untuk menyerahkan


contoh konduit fleksibel serta cara penyambungannya
terlebih dahulu kepada Konsultan Manajemen Konstruksi
untuk disetujui.

g.2. Pemasangan di Permukaan


Kabel instalasi penerangan dan stop kontak yang dipasang didalam
dinding harus diletakkan didalam konduit PVC hign impact heavy
gauge dengan ukuran minimum 3/a". Penarikan kabel menuju titik
saklar atau stop kontak harus dilakukan setelah pipa selesai
ditanam.

g.3. Pemasangan Menembus Dinding


Setiap penembusan kabel pada dinding harus melalui sparing kabel
yang terbuat dari pipa PVC dengan ukuran yang cukup terhadap
penampang kabel.

h. Penggunaan Warna Kabel


Penggunaan warna kabel NYY, NYM dan NYFGby untuk tegangan netral
dan non harus mengikuti peraturan yang disebutkan oleh 2000, yaitu :

h.1. Sistem Tegangan 220 V, 1 fasa


hitam : Fasa
biru : Netral
kuning/hijau : Pentanahan

h.2. Sistem Tegangan 220/380 V, 3 fasa


merah : fasa R
kuning : fasa S
hitam : fasa T
biru : netral (N)
kuning/hijau : pentanahan (G)

i. Pendukung Kabel
Setiap kotak tarik (pull box) termusuk kotak-kotak yang ada diatas daya
dan panel daya motor, harus diberi cukup banyak klem dan peralatan
pendukung Iain-lainnya .
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 62

Kabel dipasang dengan cara yang rapi dan teratur yang memungkinkan
pengenalan, sehingga tidak ada kabel yang membentang tanpa
pendukung.

j. Konduit Tertanam
Pull box yang dihubungkan pada konduit tertanam / tersembunyi harus
juga dipasang secara tertanam dan penutupnya rata terhadap dinding
atau langit-langit.

5.1.4. Kabinet Panel Daya


Semua kabinet harus dibuat dari plat baja dengan Ketebalan rninimum 1,7
mm untuk panel yang dipasang menempel di dinding dan minimum 2 mm
untuk jenis floor standing, kecuali yang sering kena basah / hujan, harus
dibuat dari jenis besi tuang yang tahan kelembaban atau konstruksi khusus.
Kabinet untuk panel daya / kontrol harus mempunyai ukuran yang
proporsional seperti dipersyaratkan untuk panel daya yang besarnya menurut
kebutuhan, sehingga untuk frame / rangka panel harus ditanahkan.
Pada kabinet harus ada cara-cara yang baik untuk memasang, mendukung
dan menyetel panel daya serta penutupnya. Kabinet dengan kawat-kawat
through feeder harus diatur dengan balk, rapi dan benar.

a. Finishing
Semua rangka, penutup, copper plate dan pintu panel listrik seluruhnya
harus dibuat tahan karat dengan cat dasar atau prime coating dan diberi
pelapis cat akhir (finishing paint). Penentuan warna dan merek cat
sebelumnya harus dimintakan persetujuan ke Konsultan Manajemen
Konstruksi.
Pengecatan harus tahan karat, dikerjakan dengan cara galvanized
cadmium plating ataa-crengan zinc chromate dan di cat dengan cat akhir
sistem bakar (oven)

b. Kunci
Setiap kabinet harus dilengkapi dengan kunci "flat lock" jenis kunci untuk
setiap kabinet hares dari tipe "common key", sehingga kunci untuk setiap
kabinetnya adalah sama. Pada masing-masing kabinet harus disediakan
dua anak kunci.

c. Tinggi Pemasangan Panel


Pemasangan panel sedemikian rupa, sehingga setiap peralatan di dalam
panel dengan mudah masih dapat dijangkau, tergantung pada tipe /
macam panel, bila dibutuhkan alas / pondasi / penumpu / penggantung,
Kontraktor harus menyediakan dan memasang, sekalipun tidak tertera
pada gambar.

d. Label
Semua kabinet panel daya, panel kontrol, switch, fuse unit, isolator switch
group, pemutus daya (CB) dan peralatan-peralatan lainnya harus diberi
label sesuai dengan fungsinya untuk mengindahkan/mengidentifikasikan
penggunaan alat tersebut.
Label ini terbuat dari bahan logam anti karat dengan huruf-huruf hitam.

5.1.5. Sistem "Race Way"


Yang dimaksud dengan race way adalah tubing conduit dan flexible conduit
beserta perlengkapannya dan semua barang yang diperlukan untuk
melengkapi instalasi kabel.
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 63

a. Ukuran
Semua Race Way harus mempunyai ukuran yang cukup untuk bisa
melayani dengan baik jumlah dan jenis kabel sesuai dengan VDE, PULL
dan lain-lain.
ø minimum konduit adalah 3/4" menurut ukuran pasaran dengan faktor
pengisian kabel maksimurn 40 %.

b. Bahan
Konduit PVC untuk instalasi daya dan penerangan harus dari bahan PVC
high impact heavy gauge yang memenuhi standar BS4607 dan BS6099.
Konduit metal untuk instalasi daya pompa yang digunakan harus dan jenis
heavy gauge galvanized walded steel yang memenuhi persyaratan BS
4568 : part I & II class 4.

c. Pamasangan

c.1. Race Way yang ditanam di Dinding.


Penanaman konduit di dalam dinding yang sudah jadi dilakukan
dengan jalan membobok beton dengan pahat. Kedalaman dan lebar
pembobokan harus dilakukan secukupnya, sesuai dengan ukuran
dan jumlah konduit yang akan dipasang. Kontraktor diwajibkan untuk
mengembalikan kondisi dinding dengan kondisi semula.

Selama dilakukan pengerjaan plesteran ulang, ujung-ujung konduit


hares ditutup untuk mencegah masuknya air atau kotoran-kotoran
lainnya.

c.2. Race Way yang dipasang di Permukaan


Race way yang dipasang di permukaan beton (exposed) harus
dipasang sejajar atau tegak lurus dengan dinding bagian struktur
atau permukaan bidang-hidann vertikal dengan langit-langit.

Apabila beberapa pipa berjalan sejajar pada dinding atau langit-


langit, harus digunakan klem-klem khusus untuk pipa sejajar.

Ujunq-ujung pipa pada peralatan dipasang dengan sekrup dengan


kuat. Sernua ujunq pipa yang bebas harus ditutup / dilengkapi
dengan plat kuningan yang sesuai.

Untuk daerah yang lembab; semua peralatan pembantu, fitting-


fitting, klem dan lain-lain harus di galvanisir atau di cat tahan karat
dan harus digunakan pendukung supaya pipa bebas dari permukaan
korosif.

Pipa-pipa yang dipasang pada permukaan dalam bangunan harus di


cat satu jalan sebelum dipasang dan sekali lagi sesudah dipasang
dengan warna yang ditentukan oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi.
Untuk mempermudah pengenalan, maka ujung permukaan pipa
harus dicat dengan warna sebagai berikut :

c.2.1. Pipa penerangan dan daya - orange


c.2.2. Pipa telepon - hijau
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 64

c.2.3. Pipa fire alarm - merah


c.2.4. Pipa tata suara - kuning

c.3. Race Way yang di pasang di Dalam Tanah


Race way yang dipasang di dalam tanah atau menembus kerikil,
harus mempunyai dua lapis cat aspal pada permukaan sebelah luar
sebelum dipasangkan diatas race way tersebut diberi patok
petunjuk. Pipa / race way yang digunakan adalah GIP kelas medium
yang memenuhi standar SIIL

c.4. Race Way Melintas / Menembus Dinding


Bila pipa melintas tembok, penyekat ruangan, lantai, langit-langit dan
lain-lain, maka lubang harus ditutup dengan baik sehingga tidak
mungkin dapat dilalui oleh debu, lembab (uap air) api dan asap.

c.5. Cable Trench.


Kedalaman parit kabel (cable tranch) untuk penanaman di bawah
tanah mionimal 80 cm dari permukaan. Bila bersilangan dengan
saluran lain, misalnya saluran air, cable trench dapat dan harus
ditanam setelah pengerasan tanah.

Untuk cable trench yang melintasi jalan, penanaman dilakukan


setelah pengerasan badan jalan atau bila sehelumnya harus lebih
dari 110 cm atau atas persetujuan Konsultan Manajemen
Konstruksi.

c.6. Konduit Logam Flexibel Tahan Air


Konduit logam flexible yang tahan air harus dipakai pada kondisi di
mana ada kemungkinan pengerasan, getaran atau penempatan
dalam atmosfir yang korosif, lembab atau berupa minyak, termasuk
dalam hal ini adalah pemakaian pada kabel masuk terminal motor
pompa.

Suatu bungkus (shealth) yang tahan cairan dari polivinyl chlorida


(PVC) harus menonjol pada inti baja yang flexibel.
Sambungan konduktor yang dapat digunakan untuk meneruskan
pentanahan (earth continuity) harus pula dimiliki oleh race way /
konduit ini.

c.7. Pengakhiran dan Sambungan.


Race way harus diakhiri pada outlet persimpangan, pull box cabinet
dan lain-lain, dengan dua lock nut dan sebuah insulating insert yang
harus terbuat dari thermoplastic atau "fire minded" yang dimatikan
untuk mencegah rusaknya kawat dan kabel dan tidak mengurangi
kontinuitas dari sistem grounding dari race way.
Sambungan untuk race way / pipa logam elektrikal harus dari jenis
yang tahan hujan atau fitting dengan konsentrasi tinggi dengan
sistem penguncian interlock compressed.

c.8. Pentanahan
Setiap peralatan yang beroperasi dengan tegangan lebih besar dari
tegangan ekstra rendah (50 VAC) harus ditanahkan secara efektif)
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 65

Bahan-bahan logam / metal dari peralatan-peralatan listrik yang


terbuka, termasuk pelindung kabel (sheath / armour), konduit,
saluran metal, rack, tray, doos, stop kontak, armatur, saklar dengan
metal harus dihubungkan dengan konduktor kontinyu untuk
pentanahan.

Penggunaan konduit metal sebagai satu-satunya konduktor


pentanahan tidak diperbolehkan.

Dalam hal ini harus digunakan konduktor pentanahan tersediri yang


trerbuat dari tembaga dengan daya hantar yang tinggi.

Luas penampang minimum konduktor pentanahan antara 6 sqmm


dan dimasukkan ke dalam konduit. Penyambungan konduktor
pentanahan harus menggunakan penyambung mekanis yang
disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.

Tahanan pentanahan yang disyaratkan adalah sebagai berikut


c.8.1. Pentanahan netral trafo maksimum 1 ohm.
c.8.2. Pentanahan netral bus-bar dan panel maksimum 2 ohm.
c.8.3. Pentanahan netral generator maksimum 2 ohm.

5.1.6. Cable Tray

a. Bahan
Cable tray yang digunakan harus dari jenis berlubang (perforated) dari
bahan besi lunak dengan sisi-sisi di tekuk ke dalam dengan ketebalan
pelat tidak kurang dari 2,0 mm. Keseluruhan permukaan cable tray harus
digalvanisir.
Cable tray Tri Abadi, Nobi,Tri Star.

b. Penggantung / penyangga
Untuk cable tray yang dipasang penggantung cable tray harus dibuat dari
besi lunak yang digalvanisir dengan ø minimum 6 mm ujung penggantung
di ulir untuk memungkinkan pengaturan levelling cable tray. Ukuran
penyangga dan penumpu (bracket) hartis dipilih agar menghasilkan
penyangga/penumpuan yang kokoh.

5.1.7. Panel Utama Tegangan Rendah dan Perlengkapannya.


a. Umum
Penel daya bertegangan rendah meliputi switch, tombol, circuit breaker,
indikator, magnetic connector, accessories, peralatan dan barang-barang
lain yang diperlukan untuk pemasangan dan operasi yang sempurna dari
segenap sistem dan peralatan-peralatannya.

Kontraktor harus dapat membuktikan bahwa telah memiliki pengalaman


yang luas di bidang manufacturing dan perencanaan panel-panel tersebut
telah beroperasi dengan baik selama paling sedikit 3 tahun.
Penawaran harus rneliputi reference list sebagai suatu-bukti.

b. Panel-panel
Panel harus seperti ditunjukkan di dalam gambar rencana, kocuali
ditentukan lain.
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 66

Seluruh asembly termasuk housing, bus-bar, alat-alat pelindung harus


direncanakan, dibuat, dicoba dan bila perlu diperbaiki sesuai dengan
persyaratan minimum dengan penyesuaian dan / atau penambahan
seperti disyaratkan di bawah ini :

b.1. Umum
Setiap panel daya utama harus dari jenis inbouw, dead-front, terbuat
dari plat baja (metal cled).

Konstruksi panel harus terbuat dari rangka baja struktur baja struktur
atau rangka profil baja yang diperkuat dan dilas, sehingga kokoh
dan tidak rusak dalam pengiriman atau pemasangan.

Struktur panel harus tahan terhadap gaya elektromekanis serta


termal akibat hubung-singkat (sampai 60 kA dalam waktu 1 detik)
Rangka ini harus secara lengkap ditutup pada bagian bawah, atas
dan sisi-sisinya dengan pelat-pelat penutup yang bisa dilepas. Panel
harus bisa dicapai dari depan maupun belakang.
Semua alat ukur atau tombol pemilih yang dipersyaratkan harus
dikelompokkan pada sisi depan yang berengsel.

Tutup yang berengsel tersebut harus mempunyai engsel yang


tersembunyi dan gerendel / kunci. Semua sumber yang perlu untuk
rangkaian kontrol, daya dan lain-lain harus dipasang pada sisi
belakang dari penutup yang berengsel tersebut.

Panel harus mempunyai bukaan dalam bentuk grille (louvres)


ventilasi untuk membatasi kenaikan suhu dari bagian-bagian yang
mengalirkan arus pada nilai-nilai yang dipersyaratkan dalarn standar
VDE/IEC untuk peralatan yang tertutup. Penutup panel bagian
belakang yang bisa dilepas harus mempunyai konstruksi sekrup
(screwed on / bolted on) Material-material yang bertegangan harus
dicegah dengan sempurna terhadap kemungkinan terkena percikan
air. Tebal pilar baja yang digunakan minimum 2 mm.

Semua panel harus buatan Graha Panel, Industira, Simetri dan


mempunyai sertifikat dari Asosiasi Produsen Panel Indonesia.

b.2. Pull Box


Bila ditunjuk dalam gambar atau bila diperlukan oleh kondisi
pemasangan, harus dipasang sebuah pull box pada ketinggian yang
cukup dari jenis konstruksi yang sama dengan switch board pada
bagian atas dari switch board.

Bagian sisi atas dan camping clan pull box harus dari bagian-bagian
yang bisa dibuka lepas. Dasar dari pull box harus terdiri atas papan
asbestos atau bahan tanah api yang sempurna. Kabel manuju
individual breaker harus tegak lurus melalui lubang-Iubang yang
terpisah-pisah pada dasar pull box ini.

Penutup atas yang ditempatkan di bagian belakang struktur harus


bisa dilepas dengan mudah supaya memungkinkan pembuatan
lubang-lubang untuk konduit kabel yang diperlukan.
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 67

Penunjang-penunjang untuk kabel harus diatur sedemikian rupa,


sehingga terhindar kemungkinan terjadinya loncatan bunga api (arc
proofing).

Pull box harus mempunyai ukuran yang layak guna memungkinkan


ventilasi dan pemasangan peralatan circuit breaker yang bisa
dipindah-pindahkan bilamana perlu.

b.3. Konstruksi
Panel-panel harus seperti yang disyaratkan di sini dan seperti di
tunjuk dalam gambar untuk melaksanakan fungsi yang diperlukan.
Lokasi yang tepat dan jenis pertengkapan yang diperlihatkan boleh
berbeda menurut keperluan penyesuaian material pabrik, sejauh
bahwa fungsi dan operasi yang dimaksud dapat dicapai.

Akan tetapi, identifikasi gambar, tata letak, skedul dan lain-lain harus
diikuti dalam urutan yang tepat untuk mempermudah pemeriksaan
bangunan (konstruksi)

Tempat struktur bus-bar dan hubungan-hubungannya harus


dibangun dan ditunjang untuk dapat menahan arus hubung-singkat
yang terjadi pada lokasi tertentu tersebut.

Hubungan-hubungan harus dibaut, dilas atau diklem serta diatur


untuk menjamin daerah kontrak yang baik.

b.4. Ventilasi
Lubang-lubang ventilasi harus dibuat secara rapi dengan punch
machine. Untuk menjaga benda-henda asing rnasuk melalui lubang
tersebut. Pada bagian dalam harus diberi lapisan yang juga
dilubangi (di-punch).

b.5. Papan Nama


Setiap pemutus daya (circuit breaker) harus dilengkapi dengan
papan nama yang dipasang pada pintu panel dekat dengan pemutus
daya dan dapat dilihat dengan mudah. Cara-cara pemberian nama
harus menunjukkan dengan jelas rangkaian dari pemutus daya atau
alat-alat yang tersambung padanya. Keterangan mengenai hal ini
harus diajukan dalam gambar kerja.
Mimic diagram berwarna biru harus dipasang pada pintu, lengkap
dengan komponen-komponen dan tanda-tanda untuk komponen
tersebut.

b.6. Cadangan Sambungan di Kemudian Hari


Bila di dalam gambar dinyatakan adanya cadangan, maka ruangan-
ruangan tersebut harus dilengkapi dengan pemutus daya cadangan,
terminal, klem-klem pemasangan, pendukung dan sebagainya,
untuk peralatan yang dipasang di kemudian hari.
Kemungkinan penyambungan dikemudian hari dapat berupa
peralatan baru, misalnya saklar, pemutus daya, kontraktor dan lain-
lain.

b.7. Bus-Bar / Rel Daya


Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 68

Bus-bar harus diatur sedemikian rupa, sehingga tersusun secara


mendatar dengan rapih sepanjang panel di dalam ruang yang
berventilasi.
Jarak antar rel daya harys memenuhi ketentuan pemasangan rel
daya di dalam PUIL 2000.

Bus-Bar harus terbuat dari bahan tembaga jenis "hard drawn high
conductivity" yang memenuhi standar B.S. 1433, dilapisi perak pada
bagian luarnya secara menyeluruh dengan ukuran sesuai dengan
kemampuan 150 % dari arus beban terpasang. Ukuran Bus-Bar
harus disesualkan dengan peraturan PUIL 2000. Sernua Bus-Bar
harus dipegang dengan kokoh oleh bahan isolator yang terbuat dari
bahan yang tidak menyerap air (non-hygroscopic) misalnya perselain
atau moulded isulator, sedemikian rupa sehingga mampu menahan
gaya mekanis yang terjadi akibat hubung singkat. Rel daya dicat
dengan warna yang sesuai dengan penandaan fasa menurut PUIL
2000.

Cat tersebut harus tahan terhadap temperatur sampai 70°C


Setiap panel harus mempunyai bus-bar netral dengan kapasitas
penuh (full netral) yang diisolir terhadap pentanahan dan sebuah bus
pentanahan yang telanjang, diklem dengan kuat pada kerangka dan
dilengkapi dengan klem untuk pengaman dari peralatan yang perlu
ditanahkan. Dalam hal ini, konfigurasi bus-bar adalah 3 fasa - 4
kawat - 5 bus.

Semua hubungan dari bus-bar menuju pemutus daya atau saklar


dengan arus Iebih besar dari 63 A harus dilakukan melalui batang-
batang tembaga dari jenis yang sama dengan bus-bar. Untuk arus
yang Iebih kecil, diizinkan menggunakan kabel herisolasi PVC (NYY
atau NYA).
Kontraktor diwajibkan untuk menyerahkan gambar kerja yang
menunjukkan ukuran-ukuran clan bus-bar dan susunannya.
Ukuran dari bus-bar harus merupakan ukuran sepanjang panel dan
disediakan cara-cara untuk penyambungan di kamudian hari.

Apabila saluran keluar (out going feeder) yang menuju ke satu


terminal terdiri atas beberapa buah kabel, tidak diperkenankan
menumpuk lebih dari 2 (dua) buah sepatu kabel pada satu terminal
atau bus-bar.
Bila terjadi hal demikian, harus dilakukan dengan cara
memasangkan batang tembaga tambahan untuk menyatukan
sepatu kabel tersebut pada satu terminal yang berlainan.

b.8. Alat-alat Ukur


Setiap panel harus dilenqkapi dengan alat-alat ukur dan trafo ukur
seperti yang ditunjukkan di dalam gambar rencana.
Bila digunakan amper meter selector switch (saklar pinch), pada
saat pemindahan pengukuran arus, saklar untuk ampere meter
harus dalam keadaan terhubung singkat.
Meter-meter harus dari type besi putar (moving iron) khusus untuk
dipasang secara tegak lurus di pintu panel. Kelas alat ukur yang
paling tinggi 1,5 dengan penunjukan melingkar (minimum 90°), skala
linier, dipasang secara flush dalam kotak tahan getaran, dengan
ukuran 96 mm x 96 mm.
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 69

Posisi dari saklar putar untuk volt meter dan amperemeter harus
ditandai dengan jelas.

b.8.1 Amperemeter (A-m)


Semua amperemeter harus mempunyai kemampuan beban
lebih sebesar 120 % dari batas atas penunjukkannya selama 2
jam dan dilengkapi dengan penunjuk berwarna merah (index
pointer) untuk menandai besarnya arus beban-penuh. Ampere
meter harus dipasangkan untuk beban motor sebesar 5,5 kW
atau lebih pada salah satu fasenya.
Amperemeter harus mampu menahan pergerakan yang timbull
akibat arus start motor dan mempunyai skala overload yang
rapat (compressed) untuk keperluan pembacaan arus start
tersebut.

Pada amperemeter harus terdapat mekanisme pengatur


penunjukan nol (zero adjusment) berupa sekrup pemutar
dibagian depan.

b.8.2 Voltmeter (V-m)


Voltmeter harus mempunyai ketepatan kelas 1,5 dan
mempunyai skala penunjukan yang lebar. Voltmeter dipasang
di sisi daya masuk melalui sikring pengaman jenis HRC
dengan arus nominal 3 A.
Pada voltmeter harus terdapat mekanisme pengatur
penunjukkan nol (zero adjustment) berupa sekrup pemutar di
bagian depan.

b.9. Trafo Arus


Trafo arus harus dari tipe kering untuk pemakaian di dalam ruangan
(indoor type), jenis jendela dengan perbandingan kumparan yang
sesuai dengan standar-standar VDE untuk keperluan pengukuran.
Pemasangan harus dilakukan secara kuat agar mampu menahan
gaya-gaya mekanis yang timbul pada waktu terjadinya hubungan
singkat 3 fasa simetris.
Trafo arus untuk amperemeter juga boleh digunakan bersamaan
dengan kWh meter dengan syarat tidak menguranqi ketelitiannya.
Bila ternyata ketelitian terganggu, harus digunakan trafo arus khusus
(terpisah).

b.10 Kabel-kabel Kontrol


Kabel kontrol (control wiring) dari panel-panel harus sudah dipasang
di pabrik / bengkel secara lengkap dan dibundel serta dilindungi
terhadap kerusakan mekanis.

Ukuran kabel kontrol minimum 1,5 mm2 dari jenis NYMHY dengan
tegangan nominal 600 volt.

Pada setiap ujung kabel kontrol ataupun pengukuran harus


dipasangkan sepatu kabel dengan ukuran kabclnya clan
clikencangkan
dengan alat penekan (press-tang / kraft-tang) secara baik, sehingga
dapat dicegah terjadinya hubung longgar (lost contact).
Setiap pemasangan ujung kawat kontrol atau pengukuran pada
terminal peralatan harus cukup kencang dan kokoh.
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 70

b.11 Merk Pabrik


Semua peralatan pengamanan harus diusahakan buatan satu
pabrik. Peralatan-peralatan sejenis harus dapat saling dipindahkan
atau dipertukarkan tempatnya pada rangka panel.

b.12 Peralatan Pengaman / Pemutus Daya

b.12.1 Moulded Case Circuit Breaker (MCCB)


Untuk pemutus daya cabang dengan arus lebih kecil dari 800 A
digunakan jenis rumah tuangan (moulded case circuit breaker -
MCCB) yang memenuhi standar B.S. 4752 Part 1 1977 atau
IEC 157.1 dan sesuai untuk temperatur operasi 400C (fully
tripicalized) dan mampu beroperasi untuk tegangan 660 VAC
dengan rating 1.000 VAC.

MCCB harus dapat dioperasikan secara "reverse feed" baik


pada posisi horizontal maupun vertikal tanpa mengurangi
performance.

Kontak utama yang harus meneruskan arus beban harus


terbuat dari bahan silver / tungsten dan mekanisme operasinya
dirancang untuk menutup dan membuka kontak-kontak
utamanya secara menyapu (wiping action).

Mekanisme operasi harus dari jenis "quick make" dan "quick


break" secara simultan pada ketiga / keempat kutubnya
sewaktu opening, closing maupun trip.

Mekanisme ini harus trip-free untuk m_ encegah kontak utama


menutup kembali tanpa sengaja.

Handle togel MCCB harus dapat membuka semua kutub


(kontak utama) secara bersamaan (simultan). Suatu arus
kesalahan mengalir pada salah satu kutup harus menyebabkan
ketiga kutub membuka secara bersamaan.

MCCB dilengkapi dengan fasilitas pelindung pada masing-


masing kutubnya yang dapat disetel (adjustable) untuk arus
beban lebih (overload - inverse time) secara mekanis dengan
bimetal, pengatus arus hubung - singkat (overcurent -
instantaneous) secara mekanis dcngan solenoid (magnetis).

Untuk motor protector, hanya dipasang magnetic overcurrent


protection.

Setiap MCCB harus mempunyai tiga posisi opcrasi, yaitu ON,


OFF dan TRIP.

Kapasitas pemutus arus kesalahan (interrupting / breaking


capacity) tidak kurang dari 50 kA.

b.12.2 Miniature Circuit Breaker (MCB)


MCB yang digunakan harus memenuhi persyaratan B.S. 4752 /
part 1 1977 atau IEC 157.1 (fully tropicalized), mampu
heroperasi untuk tegangan sampai 660 VAC dengan rating
1.000 VAC.
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 71

MCB harus dapat dioperasikan secara "reverse feed", baik


pada posisi horizontal maupun vertikal tanpa mengurangi
performance.

Kontak utama yang meneruskan arus beban harus terbuat dari


bahan silver / tungsten dan mekanisme operasinya dirancang
untuk menutup dan membuka kontak-kontak utamanya secara
menyapu (wiping action).

Mekanisme operasi harus dari jenis trip-free untuk mencegah


kontak utama menutup kembali tanpa sengaja.
RKS Teknis
Handel togel MCB tiga fasa harus dapat membuka semua
kutub (kontak utama) secara bersamaan (simultan).

Suatu arus kesalahan mengalir pada salah satu kutub harus


menyebabkan ketiga kutub membuka secara bersarnaan.

MCB dilengkapi dengan fasilitas pelindung arus beban lebih


(overload inverse time) secara mekanis dengan bimetal dan
arus hubung singkat (overcurent instantaneous) secara
mekanis dengan solenoid (magnetis).

Arus nominal dari draw out MCCB dan MCB harus sesuai
dengan gambar, dengan kapasitas pemutusan (breaking
capacity) disesuaikan dengan letak pemutus daya tersebut.

Kontraktor diwajibkan untuk memeriksa besarnya arus hubung


singkat 3 fasa simetris yang mungkin terjadi pada titik-titik
beban dan menganjurkan jenis MCCB serta MCB yang sesuai.
Hasil perhitungan dan katalog pemutus daya yang disarankan
untuk digunakan harus disertakan pada saat penawaran
pekerjaan.

5.1.9. Peralatan Penerangan

a. Umum
Peralatan penerangan meliputi armatur, lampu-lampu, accessories,
peralatan serta alat-alat lain yang diperlukan untuk operasi yang lengkap
dan sempurna dari semua peralatan penerangan. Fixture harus seperti
yang disyaratkan dan ditunjuk pada gambar-gambar.

b. Kualitas dan Pengerjaan


Semua rnaterial dan accessories, balk yang disebut secara maupun
khusus harus dari kualitas terbaik.
Pengerjaan harus kelas satu dan menghasilkan armature setara dengan
standar komersil yang utama. Armatur harus sesuai dengan gambar dan
skedul, atau seperti yang disyaratkan di sini.
Semua armatur harus buatan , Artolite dan Philips.

c. Jenis armature
c.1. Lampu-lampu Flourescent (TL)
Lampu (bulb) harus dengan warna standar white deluxe.
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 72

Untuk twin lamp atau double TL harus dirangkai secara lead-lag


untuk meniadakan efek stroboskopis. Semua fixture harus
dilengkapi dengan kapasitor untuk perbaikan faktor kerja sehingga
mencapai minimum 0,96. Balast harus dari tipe low losses.
Perlengkapan lain seperti starter, ballast, pemegang lampu harus
memenuhi standar PLN / SII / LMK.

c.2. Lampu Down Light.


Lampu down light yang dipasangkan di ruang-ruang tertentu
rnenggunakan jenis lampu sesuai dengan gambar rencana

c.3. Lampu Baret


Lampu baret yang digunakan harus berbentuk persegi, terbuat dari
kaca susu dengan lampu pijar (incandescent) atau lampu TL circle
20 W sesuai dengan kebutuhan.

c.4. Lampu Taman


Bentuk lampu taman sesuai dengan gambar rencana Iengkap
dengan tiang diperlukan. Di bagian bawah tiang dipasang box berisi
fuse 2 A dan terminal penyambung kabel.
Jenis kabel di dalam pipa menuju lampu taman adalah NYY 3 x 2,5
mm2 dengan salah satu inti kabel dipasang ke badan metal lampu
untuk pentanahan.

c.5. Lampu Sorot (Flood Lighting)


Armatur lampu sorot dari jenis outdoor type yang tahan panas, tahan
cuaca (tahan korosi), balk untuk badan maupun kaca pelindung
armatur.
Badan armatur (armature housing) dan penutup belakang (rear
cover) terbuat dari high pressure die cast allumunium dengan
kandungan tembaga yang rendah.
Reflektor terbuat dari allumunium yang dipoles mengkilat, kaca
tanah panas setebal 5 mm dari jenis thoughened glass plate dengan
gasket karet silikon schingga keseluruhan armatur mempunyai-
derajat perlindungan IP 55. Jenis lampu yang digunakan adalah HPI-
T 400 W. Pemasangan armatur lengkap dengan pondasi dan rangka
/ sangkar pelindung armatur dari besi beton  6 mm yang dicat
hitam dilengkapi dengan engsel dan padlock (gembok)

c.6. Lampu Darurat


Untuk armatur darurat digunakan emergency kit dengan kapasitas
penyalaan batere minimum 2 jam. Jenis batere yang digunakan
harus NiCd, yang diletakkan di dalarn armatur bersama dengan
emergency kit board.
Untuk jenis armatur dengan lampu TL ganda emergency kit hanya
diberikan untuk 1 buah lampu saja.
Mode operasi lampu darurat adalah maintained.
Tegangan kerja armatur adalah 220 V, 50 Hz.
d. Pemasangan

Semua armatur penerangan dan perlengkapannya harus dipasang oleh


tukang yang berpengalaman dan ahli, dengan cara-cara yang disetujui
Konsultan Manajemen Konstruksi.

Harus disediakan pengikat, penyangga, penggantung dan bahan-bahan


yang perlu agar di peroleh hasil pemasangan yang baik.
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 73

Barisan armatur yang menerus harus dipasang sedemikian rupa,


sehingga betul-betul lurus.

Armature yang dipasang merata terhadap permukaan (surface mounted)


tidak boleh mempunyai sela-sela di antara bagian-bagian fixture dan
permukaan-perrnukaan di sebelahnya. Setiap badan (rumah) lampu harud
ditanahkan (grounded). Pada waktu diselesaikannya pemasangan
armature penerangan, peralatan tersebut harus slap untuk bekerja
dengan balk dan berada dalarn kondisi sempurna serta bebas dari semua
cacat / kekurangan.

Pada waktu pemeriksaan akhir, semua armatur dan perlengkapannya


harus menyala secara lengkap.

6.0 PENGUJIAN / PENYETELAN PERALATAN DAN SISTEM

6.1. Pekerjaan ini meliputi ketentuan-ketentuan dasar untuk mengadakan


pengujian (testing) penyetelan serta commissioning dari seluruh peralatan
listrik yang dipasang.

6.2. Semua tersting, kalibrasi dan penyetelan dari peralatan-peralatan dan kontrol
yang tergabung dalam pekerjaan renovasi sistem listrik ini serta penyediaan
semua instrumentasi dan tenaga kerja harus dilaksanakan oleh kontraktor.
Kontraktor harus menempatkan seorang ahli listrik yang berkompeten dan
berpengalaman untuk melaksanakan pengujian dan commisioning.

6.3. Pengujian-pengujian yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor di bawah


pengawasan Konsultan Manajemen Konstruksi antara lain :
* pengujian tahanan isolasi kabel baru yang dipasang, baik perbagian
(section) maupun keseluruhan (overall)
* pengujian pentanahan panel
* pengujian kontinuitas konduktor
* pengujian fungsi kontrol manual dan otomatis pada panel-panel daya
* pengujian keseimbangan pembebanan (phasing-out)
* load testing
* penyetelan semua peralatan pengaman (overcurrent dan overload) dan
mencatat data setelah yang dilakukan.
* semua instalasi Iistrik yang baru harus mendapat pengesahan dari PLN
atau badan resmi yang ditunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi.
6.4. Hasil-hasil pengujian harus sesuai dengan syarat-syarat teknis yang telah
diuraikan di atas atau standar-standar yang berlaku dan dicatat serta
dibuatkan berita acara pengujiannya

PASAL 29
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERIAAN FIRE ALARM

1.0. UMUM

Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Fire Alarm yang diuraikan di sini adalah persyaratan
yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi maupun
pengadaan material dan peralatan, dalam hal ini Syarat-syarat Umum Teknis
Pekerjaan Elektrikal adalah bagian dari syarat-syarat Teknis ini.

2.0. PRINSIP PERENCANAAN


Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 74

Jenis fire alarm yang digunakan adalah presignal system yang hanya akan
mengaktifkan alarm pada zone yang mendeteksi adanya kebakaran.
Sistem pengkabelan unit-unit deteksi mengikuti kelas A-4 kawat (dengan kawat balik
dari detektor zona terakhir menuju zona module) untuk memungkinkan
pengalirannya arus rupervisi pengkabelan.

Kemampuan deteksi dari smoke detector yang digunakan adalah sekitar 70 m2,
sedangkan kemampuan heat detector inempunyai daerah deteksi sekitar 40 m2.
Perlengkapan detektor rnenggunakan kabel NYA ukuran 2,5 mm2 yang diletakkan di
dalam konduit PVC high-impact heavy gauge.

Untuk memungkinkan sistem tetap beroperasi pada saat terjadinya pemadaman


sumber daya utama, FACP dilengkapi dengan charger dan stand-by battery yang
mampu digunakan minimal 20 jam.
Untuk menghasilkan sinyal alarm secara audio, digunakan vibrating bell berukuran
min 90 db pada tiap zone, sedangkan sinyal visual dihasilkan oleh alarm berwarna
merah. Manual station dipasang untuk memungkinkan diaktipkannya sistem secara
manual apabila seseorang melihat adanya kebakaran sebelum detektor-detektor
beraksi.

3.0. LINGKUP PEKERJAAN

3.1. Pengadaan pemasangan serta penyetelah unit pengontrol (fire alarm control
panel - FACP / master control fire alarm - MCFA) berbasis mikroprosesor,
kapasitas 4 zone.

3.2. Pengadaan serta pemasangan unit deteksi (detection unit detector).

3.3. Pengadaan serta pemasangan kabel terminal box

3.4. Pengkabelan sistem fire alarm dari FACP sampai unit deteksi / detector

3.5. Mengadakan pengujian menyeluruh sehingga sistem tersebut dapat berfungsi


baik dan benar.

4.0. KOMPONEN - KOMPONEN

Komponen-komponen yang termasuk dalam unit-unit deteksi adalah manual station


serta fire detector.
Jenis fire detector yang digunakan adalah :
* Heat Detector (Rise Of Rate & Fixed Rate)
* Smoke Detector
Kedua jenis ini mempunyai berbagai tipe yang dirancang sesuai dengan keperluan.
Dipilih detector yang sesuai dengan masing-masing ruangan tersebut yaitu untuk
bagian perkantoran digunakan heat detector dan untuk ruangan dengan
kemungkinan pengumpulan asap digunakan detector yang lehih peka, yaitu smoke
detector.

4.1. Combination ROR & Fixed Temperature Heat Detector.

* Operating voltage : 16 - 32 VDC


* Stand-by current : 100 uA max.
* Alarm current : 47 mA max. Operating temperature: 135 of
* Relative humidity : 20 % - 85 0Jo
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 75

* Temperature rise : 15 of / menit

4.2. Fixed Temperature Heat Detector.


* Operating voltage : 16 - 32 VDC
* Stand-by current : 100 uA max.
* Alarm current : 47 mAmax.
* Operating temperature : 135 of
* Relative humidity : 2 % - 85

4.3. Smoke Detector.


* Detector ini harus dapat bekerja dengan adanya asap ataupun dideteksi.
* Operating voltage : 16 - 32 VDC
* Stand-by current : 100 uA max.
* Alarm current : 47 mA max.
* Operating temperature : 0 - 28 oC
* Relative humidity : 20%-85%
* Sensitivity : 0,55 - 1,17 %/feet
* Kecepatan kerja detektor : 3 detik
* Kecepatan asap yang dapat di deteksi : max 300 feet

4.4. Manual Call Point.


Manual call point yang digunakan adalah dari jenis surface mounted,
dilengkapi dengan kaca penutup (break glass), sistem kerja pull down dan
tetap berada dalam posisi on sebelum di reset kembali.

Untuk tujuan testing, alarm dapat dibunyikan tanpa harus memecahkan kaca,
dilakukan dengan menusukkan kunci khusus. Semua manual call point harus
dilengkapi dengan kaca cadangan untuk menjamin operasi yang lama, alarm
contact harus dilapisi emas (gold plated).

4.5. Alarm Bell.


Alarm bell harus tipe vibrating, seluruh bell harus bekerja pada 24 VDC
polarized dengan 6 gong, kecuali disebut lain dalam gambar. Pemasangan
pada ketinggian 75 cm di bawah langit - langit dengan cara "semi flush",
minimum output suara adalah 90 dB atau lebih besar pada jarak 10 ft.

4.6. Alarm Horn.


Alarm horn harus cocok untuk pemakaian di dalam gedung maupun di luar
gedung. Semua alarm horn bekerja pada 24 VDC polarized dengan level
suara minimum 95 dB pada jarak 10 ft. Type pemasangan adalah semi flush
mounted.

4.7. Fire Alarm Control Panel (FACP)


Unit ini terdiri atas power module, control module, alarm signal module clan
zone module dengan kapasitas 10 zone.

Keseluruhan module harus disusun sedemikian rupa, sehingga penggantian


module yang rusak dapat dilakukan dengan mudah tanpa menganggu fungsi
module lainnya. Semua indikator harus dapat dilihat dengan mudah dan jelas
melalui jendela kaca pada pintu panel.

Sebagai kontrol bekerja pada tegangan 24 VDC yang dilengkapi dengan


peralatan-peralatan sebagai berikut

4.7.1. Lampu Indikator


Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 76

- Lampu "alarm" (merah) dan lampu gangguan / "trouble" (kuning)


untuk setiap zone pada zone module atau common trouble lamp
dengan trouble selector.
- Lampu "power on" (hijau) yang menyatakan sumber daya tersedia
dan sistern sedang dalam keadaan fungsi.
- Lampu "AC power failure", yang menyatakan adanya gangguan
pada rangkaian instalasi (short circuit rangkaian pada ground).
- Lampu "bell circuit trouble" yang menyatakan adanya gangguan
pada rangkaian bell / horn.
- Lampu "common alarm" yang menyatakan terjadinya alarm di
sistem akibat detektor bekerja.
- Lampu "common trouble" yang menyatakan terjadinya trouble di
sistem tersebut.

4.7.2. Tombol - Tombol / switch.


- "reset switch" yang berfungsi untuk mengembalikan ke kondisi
normal setelah terjadi trouble atau alarm.
- "silence switch" yang berfungsi untuk mematikan buzzer atau bel
bila alat tersehut berbunyi.
- "alarm lamp test switch" yang berfungsi untuk memeriksa apakah
lampu - lampu alarm masih berfungsi dengan balk.

4.7.3. Catu Daya.


Sistem fire alarm bekerja dengan tegangan 24 volt DC dan dapat
dikombinasikan dengan alat-alat dengan tegangan AC, misalnya AC
bell dan lamp, dan harus mempunyai catuan ganda, yaitu :
- Primary supply 220 VAC
- Secondary supply 24 VDC

Agar tetap beroperasi selama cater primer 220 V terputus, digunakan


catu daya cadf~ngan berbentuk stand-by battery yang rnampu
beroperasi selama minimum 20 jam (termasuk operasi bell dan
alarm). Catu daya cadangan diletakan di dalam FACP. Jenis battery
yang digunakan adalah NI-Cad.
Alat pengisi battery diletakan di daam FACP yang dilengkapi dengan
booster power supply untuk memperbesar kapasistas arus bagi
keperluan bell dan lain sebagainya.

4.8. Cara Kerja Sistem.

4.8.1. Keadaan Normal.


Bilamana tidak terjadi gangguan / trouble atau deteksi kebakaran
(alarm), maka sistem dalam keadaan normal yang ditandai dengan
menyalanya lampu indikator hijau (AC pilot lamp). Dalam hal ini sistem
mendapat catuan daya sumher daya utama 220 VAC dan batere.

4.8.2. Keadaan Darurat.


Apabila sumber daya utama padam maka sistem pendapatan catu
dari stand - by battery.

Hal - hal yang terjadi pada FACP :


Lampu kuning menyala (trouble lamp) disertai tanda - tanda yang
dapat didengar (buzzer).

4.8.3. Keadaan Alarm.


Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 77

Keadaan alarm akan terjadi apabila mendeteksi adanya asap / panas /


api atau manual call point diaktifkan.

Dalam keadaan tersebut alarm bell harus dapat bekerja secara


otomatis.

Lampu merah (lampu merah) clan lampu kuning pada FACP akan
menyala, menunjukkan zone yang terjadi alarm. Dengan demikian
daerah / ruangan yang dalam keadaan bahaya akan segera diketahui.

4.8.4. Keadaan-Gangguan (Trouble).


Bila terjadi gangguan pada sistem (pada detector circuit atau panel
kontrol), maka :
- Lampu kuning yang terdapat pada FACP harus menyala dengan
diiringi suara buzzer yang bisa didengar jelas.
- Lampu kuning yang terdapat pada zone module dari zone yang
terganggu harus menyala.

5.0. TEKNIS PELAKSANAAN

5.1. Pemasangan fire alarm harus dilakukan oleh tenaga yang herpengalaman di
bidang pekerjaan ini dan pengerjaannya harus teratur.

5.2. Tidak diperkenankan adanya sambungan - sambungan pada hantaran,


sambungan hanya terdapat pada box terminal. Pengawatan harus
menggunakan konduit PVC high impact heavy gauge dengan ukuran
disesuaikan dengan jumlah kawatnya. Masing - masing wiring diberi tanda
untuk daerah mana kawat tersebut, supaya dalam perbaikannya apabila ada
kerusakan.

5.3. Kabel dari FACP ke CTB setiap zone masing - masing 2 pairs.
Kabel yang digunakan :

5.3.1. Kabel detektor : NYA 1,5 mm2

5.3.2. Kabel bell : NYA 2,5 mm2

5.4. Dari hasil pengerjaan tersebut diserahkan diagram pengawatan lengkap (as
built drawing) bekerja petunjuk - petunjuk operasional lainnya.

5.5. Setiap selesai satu tahapan pekerjaa, harus dilakukan pemeriksaan ulang
sebelum dilakukan pengetesan secara keseluruhan.

5.6. Kontraktor harus dapat bekerja sama atau dapat dikoordinasikan dengan
bagian pekerjaan lain, sehingga apabila ada pekerjaan tambahan karena
kurang koordinasi, menjadi tanggung jawab Kontraktor.
6.0. TRAINING

Kontraktor harus secara lengkap menyediakan operator instruction manual dan


memberikan minimum 7 hari training di lapangan kepada operator dari pihak
Pemberi Tugas dapat diterima kecakapannya.

7.0. KETENTUAN LAIN


Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 78

Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memasukan shop drawing


kepada Konsultan Manajemen Konstruksi untuk memperoleh persetujuan, mengenai

7.1. Connection diagram.


7.2. Skedul yang menunjukkan lokasi dan fungsi dari setiap peralatan.
7.3. Data - data spesifikasi.
7.4. Konflgurasi FACP.
Pengetesan terakhir (commissioning test) sesudah pemeriksaan akhir (final
inspection), kalibrasi dan lain-lain harus dilakukan pihak Kontraktor dengan di
hadiri oleh pihak Konsultan Manajemen Konstruksi dan Konsultan Perencana.

8.0. MERK

Seluruh komponen sistem fire alarm harus diusahakan sedapat mungkin dari satu
merk untuk menjamin service setelah sistem terpasang.
- Komponen utama fire alarm ex NITTAN,ESSER,SIMPLEX
- Kabel instalasi ex Kabel Metal, Kabelindo
- Cable conduit ex EGA, Clipsal

PASAL 30
SYARAT-SYARAT TEKNIS
PEKERJAAN PENANGKAP PETIR

1.0 UMUM

Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Instalasi Penangkal Petir yang diuraikan di sini


adalah persyaratan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dan hal pengerjaan
instalasi maupun pengadaan material dan peralatan, dalam hal ini Syarat-syarat
Umum Teknis Pekerjaan Mekanikal / Elektrikal adalah bagian dari Syarat-Syarat
Teknis ini.
Dimana sistem penangkal petir yang digunakan pada gedung ini adalah dari type
EARLY STEAMER EMISSION (ESE)

2.0 LINGKUP PEKERJAAN

Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah semua pengadaan dan pemasangan
instalasi penangkal petir jenis non-conventional non-radioactive, termasuk batang
penerima (air terminal), down conductor, pertanahan dan baik kontrolnya serta
peralatan lainnya yang berkaitan dengannya, sebagai suatu sistem keseluruhan
maupun bagian -bagianya, seperti yang tertera pada garnbar-garnbar maupun yang
dispesifikasikan.
Termasuk di dalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi dan
testing terhadap selurruh material, serah terima dan pemeliharaan selama 12 bulan.
Ketentuan-ketentuan yang baik tercantum di dalam gambar maupun pada spesifikasi
/ syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara
keseluruhan tanpa juga termasuk ke dalam pekerjaan ini.

Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :
Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material,
peralatan dan perlengkapan sistem penangkal petir sesuai dengan peraturan /
standar yang berlaku seperti yang ditunjuk pada syarat-syarat umum untuk
menunjang beberapa sistem / peralatan, walaupun tidak tercantum pada Syarat-
syarat Teknis Khusus atau gambar dokumen.
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 79

3.0 PERSYARATAN PELAKSANAAN DAN MATERIAL

3.1. Air Terminal.

3.1.1. Air terminal harus dari jenis non-radioactive, self powered dan tidak
mempunyai bagian-bagian yang bergerak.

3.1.2. Air terminal harus dari jenis yang mempunyai respons dinamis terhadap
terjadinya down leader dari petir dengan membangkitkan elektron-elektron
bebas dan menyebabkan foto ionisasi antara bagian yang ditanahkan dan
bagian yang terisolasi.
3.1.3. Radius perlindungan paling tidak 50 m. dalam bentuk collectime volume. Arus
petir minimum yang bisa mengaktifkan air terminal adalah 1.500 A pada
impuls 8/20 us dan harus mampu menyalurkan seluruh level arus petir yang
mungkin terjadi.

3.1.4. Air terminal harus tidak menimbulkan gangguan gelombang dalam frekuensi
radio (high frequency RFI), kecuali pada saat terjadinya sambaran batik (main
return strike).

3.1.5. Bentuk air terminal harus sedemikian rupa, sehingga mampu mengurangi
kemungkinan terjadinya pelepasan ion korona pada ujung runcingnya saat
terjadi kondisi statis dari guruh.

3.1.6. Air terminal harus tidak mengalami korosi pada atmosfir normal.

3.1.7. Seluruh keseluruhan air terminal harus terisolasi dari bangunan yang
dilindunginya pada seluruh kondisi operasi.

3.2. Down Conductor.

3.2.1. Konduktor/penghantar arus petir menuju pertanahan (down conductor) harus


dari jenis triaxial cable yang dibuat khusus untuk pemakaian penyaluran arus
petir yang mampu mencegah terjadinya slide flashing.

3.2.2. Ukuran sesuai dengan anjuran pabirk pembuat air terminal (luas penampang
konduktor tembaga inti minimum 50 mm2 dan telah lulus pengujian dari LMK.

3.2.3. Konduktor harus mampu menahan gaya tarik ke atas sebesar 200 kg.

3.2.4. Pada ketinggian 3 meter di atas tanah dan tempat-tempat dimana


memungkinkan tersentuhnya konduktor oleh manusia, konduktor harus
dilindungi oleh pipa PVP kelas AW dengan  minimum 2".

3.2.5. Cara pemasangan konduktor harus sesuai anjuran pabrik, dengan radius
belokan minimurn 0,5 m dan diklem setiap jarak 2 meter.

3.2.6. Hubungan antara konduktor dengan air terminal dan elektroda pertanahan
harus dilakukan melalui sepatu kabel yang dipasang secara tekan dengan
crimping tolls.

3.2.7. Rating tegangan impuls antara konduktor inti dengan konduktor luar dan
antara konduktor luar dengan lapisan konduktif min. 250 kV pada kondisi
bentuk gelombang 1/50 us.
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 80

3.3. Integral Terminating Resistor.


Intergral terminating resistor harus sanggup menyerap komponen-kompoonen
frekuensi tinggi dari suatu sambaran petir. Di samping itu, harus dapat mengurangi
kenaikan tegangan tanah sampai 50%.

3.4. Elektroda Pentanahan.


Konstruksi elektroda pentanahan hat-us sesuai dengan gambar rencana. Besarnya
tahapan pentanahan harus tidak lebih dari 2  (dalam hal ini bila diperlukan untuk
mencapai nilai tersebut, elektroda pentanahan dapat d pprarel). Lokasi pentanahan
dapat dilihat pada gambar rencana, dilengk-a engan baik kontrol pasangan bata
untuk memungkinkan pemeriksaan secara berkala terhadap besarnya tahanan
pentanahan.

3.5. Lightning Stroke Counter.


Di sisi bagian bawah down conductor, di dalam bak kontrol pertanahan, dipasangkan
alat pencatat jumlah sambaran kilat (lightning stroke counter) dari jenis tanah air,
kokoh dan mudah dipasang.

Alat ini harus bekerja secara elektronis dan akan mencatat setiap sambaran kilat dan
arus Iebih besar dari 1.500 A. Alat ini harus mempunyai power sendiri (self powered)
dan dapat menghitung sambaran kilat sampai 9999 kali.

3.6. Teknis Pelaksanaan


3.6.1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor wajib membuat gambar kerja /
shop drawing dan gambar detail sebanyak 5 rangkap untuk disetujui oleh
Konsultan Manajemen Konstruksi. Pekerjaan baru dapat dimulai bila gambar
kerja telah mendapat persetujuan.
3.6.2. Air terminal disangga / dipasang dengan pipa fibreglass (FRP) 0 2", sesuai
dengan gambar rencana.
3.6.3. Jarak titik pentanahan penangkal petir dengan titik pentanahan lainnya
(sistem listrik dan PABX) minimum 3 meter.
3.6.4. Semua pelaksanaan pemasangan komponen atau peralatan harus sesuai
dengan rekomendasi pabrik.

3.7. Merek
Peralatan utama penangkal petir ex Viking,Current,BlueCRN2

PASAL 31
SYARAT-SYARAT TEKNIS
PEKERJAAN TELEPON

31.1 UMUM

Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Telepon yang diuraikan di sini adalah persyaratan


yang dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi maupun
pengadaan material dan peralatan, dalam hal ini Syarat-Syarat Umum Teknis
Pekerjaan Elektrikal adalah bagian dari Syarat-Syarat Teknis ini.

31.2 LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan instalasi telepon ini meliputi :

2.1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pemasangan semua peralatan serta
bekerjanya semua sistem komunikasi (yang meliputi sistem telekomunikasi,
sistem komputer) di seluruh bangunan pada tempat-tempat seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau Spesifikasi Teknis ini.
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 81

Tercakup dalam lingkup pekerjaan sistem komunikasi ini meliputi tetapi tidak
terbatas pada :
 PABX dan panel distribusi utama.
 Kabel telepon dan konduit.
 Stop kontak dan pesawat telepon.
 Kabel, Outlet data dan HUB.
 Perlengkapan dan aksesori pelengkap pemasangan.
 Pengujian seluruh sistem komunikasi dan Data.

2.2. Menyelesaikan seluruh perijinan yang diperlukan sehingga dapat menjamin


kelancaran pekerjaan hingga dilakukan serah terima pekerjaan.

2.3. Melaksanakan pengujian terhadap instalasi sesuai dengan standar PT.


TELKOM dengan disaksikan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi yang
akan menyatakan bahwa instalasi berfungsi dengan baik dan dapat diterima.

2.4. Melaksanakan pemeliharaan sistem (garansi) sekurang-kurangnya selama 12


(dua betas) bulan, termasuk penyediaan suku cadangannya.

2.5. Standar/Rujukan

2.5.1 Standar PT Telkom.


2.5.2 Standar Industri Indonesia (SII)/Standar Nasional Indonesia (SNI).
2.5.3 Verband Deutscher Electrotechniker (VDE).
2.5.4 Spesifikasi Teknis :
- 02315 - Galian, Urukan Kembali dan Pemadatan.
- 09900 - Pengecatan.
- 16400 - Distribusi Tegangan Rendah.

31.3 PRINSIP PERENCANAAN

Yang dimaksud dengan intalasi telepon adalah instalasi PABX dengan saluran
terbagi menjadi dua bagian yaitu
* TRUNK, adalah saluran yang berhubungan langsung ke saluran jaringan telepon
PT. TELKOM atau saluran yang digunakan untuk interkoneksi antara PABX.
* EXTENSION, adalah saluran cabang dari PABX yang dihubungkan ke pesawat
telepon intern.

Mode operasi yang dapat diprogramkan sesuai dengan kebutuhan pada setiap
pesawat telepon adalah sebagai berikut :

* Direct Access, yang memungkinkan hubungan antara pesawat telepon extension


dengan pesawat luar (saluran PT. TELKOM) secara otomatis tanpa bantuan
operator.
* Indirect Access, diperlukan bantuan operator agar saluran extension dapat
berhubungan dengan saluran PT. TELKOM.
* No Access, mencegah sama sekali hubungan suatu saluran extension dengan
saluran PT. TELKOM.
* Toll Access, yang memungkinkan hubungan interlokal secara langsung dari
suatu saluran extension tanpa bantuan operator.

Pada gambar rencana dapat dilihat titik outlet saluran extension. Status mode yang
diinginkan akanditentukan kemudian.

Setiap titik outlet di dalam gambar rencana tersebut merupakan titik outlet lengkap
dengan had set (pesawat telepon).
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 82

Selanjutnya operasi yang diinginkan dapat diuraikan seperti di bawah ini :

31.4 PROSEDUR

4.1. Contoh Bahan, Data Teknis dan Daftar Bahan.

4.1.1. Contoh bahan berikut brosur/data teknis semua bahan sistem komunikasi dan
perlengkapannya harus diserahkan kepada Pengawas Lapangan untuk
disetujui, sebelum pengadaan bahan.

4.1.2. Kontraktor wajib menyerahkan daftar bahan yang akan digunakan, seperti
disebutkan dalam Spesifikasi Teknis ini, kepada Pengawas Lapangan untuk
diperiksa dan disetujui.
Daftar bahan meliputi tipe, model, nama pabrik pembuat, jumlah, ukuran dan
data lain yang diperlukan.

4.2. Gambar Detail Pelaksanaan.

4.2.1. Kontraktor harus membuat dan menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan


sistem elektrikal kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui.
Gambar Detail Pelaksanaan harus diserahkan sebelum pengadaan bahan
sehingga diperoleh cukup waktu untuk memeriksa dan tidak ada tambahan
waktu bagi Kontraktor bila mengabaikan hal ini.
Gambar Detail Pelaksanaan harus lengkap dan berisi detail-detail yang
diperlukan.

4.2.2. Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja yang satu dengan Gambar Kerja yang
lain atau antara Gambar Kerja dengan Spesifikasi Teknis, Kontraktor harus
menyampaikannya kepada Pengawas Lapangan untuk dicarikan jalan ke
luarnya.

4.2.3. Gambar Kerja Elektrikal hanya menunjukkan tata letak bahan dan peralatan,
jalur kabel dan sambungan-sambungan.
Gambar Kerja ini harus diikuti dengan seseksama mungkin.
Dalam mempersiapkan Gambar Detail Pelaksanaan, dimensi dan ruang gerak
yang digambarkan dalam Gambar Kerja Arsitektur, Struktur dan Gambar Kerja
lainnya yang berkaitan, harus diperiksa.

4.2.4. Kontraktor harus dengan teliti memeriksa kebutuhan ruangan dengan


Kontraktor lain yang mungkin bekerja pada lokasi yang sama untuk memastikan
bahwa semua peralatan dapat dipasang pada tempat yang telah ditentukan.

4.3. Pengiriman dan Penyimpanan.

4.3.1. Semua bahan dan peralatan yang didatangkan harus dalam keadaan baik,
baru, bebas dari segala cacat, dan dilengkapi dengan label, data teknis dan data
lain yang diperlukan.

4.3.2. Semua bahan dan peralatan harus disimpan dalam kemasannya pada tempat
yang aman dan terlindung dari kerusakan.

4.4. Ketidaksesuaian.

4.4.1. Pengawas Lapangan berhak menolak setiap bahan yang didatangkan atau
dipasang yang tidak memenuhi ketentuan Gambar Kerja dan/atau Spesifikasi
Teknis.
Kontraktor harus segera memperbaiki dan/atau mengganti setiap pekerjaan
yang dinilai tidak sesuai, tanpa tambahan biaya dari Pemilik Proyek.
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 83

4.4.2. Bila bahan-bahan yang didatangkan ternyata menyimpang atau berbeda dari
yang ditentukan, Kontraktor harus membuat pernyataan tertulis yang
menjelaskan usulan penggantian berikut alasan penggantian, dengan maksud
bila diterima, akan segera diadakan penyesuaian. Bila Kontraktor mengabaikan
hal di atas, Kontraktor bertanggung jawab melaksanakan pekerjaan sesuai
dengan Gambar Kerja.

31.5 BAHAN-BAHAN.

5.1. Umum.

Semua bahan yang didatangkan dan akan dipasang harus baru, bebas dari segala
cacat/kerusakan, kualitas terbaik dari produk yang dikenal dan sesuai untuk daerah
tropis.

5.2. Bahan Sistem Telekomunikasi.

5.2.1. PABX harus memiliki kapasitas sambungan langsung dan sambungan


perluasan sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja, seperti dari Philips dan
Alcatel.
5.2.2. Kotak terminal harus memiliki kapasitas/ukuran sesuai Gambar Kerja,
merupakan produksi lokal yang setara dengan produk Siemens atau Harris.
5.2.3. Soket Outlet telepon harus dari MK, Clipsal atau setara.
5.2.4. Kabel yang keluar dari kotak telepon sampai ke pesawat harus dari jenis kabel
berisolasi PVC dengan pita pelindung statis, yang memenuhi ketentuan
SII.0710-83/SNI.04-2077-1990, produksi Kabelmetal, Supreme, atau yang
setara, dengan ukuran kabel sesuai ketentuan Gambar Kerja.

5.2.5. Rangka distribusi utama (MDF) dengan tipe dan dimensi sesuai petunjuk dalam
Gambar Kerja, merupakan produksi lokal.

5.3. Bahan Sistem Komputer

5.3.1. Kabel data harus dari tipe category- 6, fibre optic multi mode 4 core dengan
dimensi sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja, produk Belden.
5.3.2. Soket Outlet untuk data/komputer harus dari tipe sesuai petunjuk Gambar
Kerja, dari produk MK, Clipsal atau yang setara.
5.3.3. HUB mempunyai kapasitas 6 port, 16 port dan 24 port sesuai yang ditentukan
dalam Gambar Kerja dari produk AMP atau yang setara.

5.4. Pipa konduit untuk kabel telepon harus sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis. Diameter
pipa konduit harus sesuai dengan ketentuan dalam Gambar Kerja atau disesuaikan
dengan jumlah kabel yang akan ditempatkan di dalamnya.

5.5. Alat penyambung kabel dan aksesori harus dari 3M atau yang setara.

31.6 PELAKSANAAN PEKERJAAN.

6.1. Umum.

6.1.1. Kontraktor harus memeriksa kebutuhan ruang dengan Kontraktor lain untuk
memastikan semua peralatan dan perlengkapannya dapat dipasang pada
tempat yang telah ditentukan.

6.1.2. Kontraktor harus segera memperbaiki setiap pekerjaan yang dinilai tidak sesuai
oleh Pengawas Lapangan.
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 84

6.1.3. Kontraktor secara teratur harus membuang kotoran dan bahan tak terpakai agar
dapat bekerja dengan aman.

6.1.4. Kontraktor harus menyediakan semua alat kerja, peralatan pemasangan,


peralatan pengujian dan melaksanakan pengujian serta mencatatnya.

6.2. Pemasangan.

6.2.1. Setiap kotak terminal harus memiliki cadangan sekurang-kurangnya 20% .

6.2.2. Seluruh kabel harus diberi tanda dengan tanda kabel.

6.2.3. Kabel dengan 5 (lima) warna yang berbeda (misalnya kuning/putih, putih/hitam,
putih/hijau, putih/merah, putih/biru) harus digunakan untuk kode warna
pekerjaan marshalling.

6.2.4. Kontraktor harus menyiapkan diagram pemasangan kotak terminal.

6.2.5. Semua kabel komunikasi harus ditempatkan di dalam konduit.

6.2.7. Tinggi maksimal pemasangan kotak terminal sambung ± 160cm dan tinggi
minimal ± 40cm.

6.2.8. Semua stop kontak harus dipasang dan ditempatkan sesuai petunjuk dalam
Gambar kerja atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.

6.3. Pemasangan Kabel Tanah.

6.3.1. Kabel tanah harus ditanam pada kedalaman minimal 80cm dan diberi penutup
lapisan pasir halus (bebas batuan) tebal minimal 10cm, dan di atasnya ditutup
dengan batu bata.

6.3.2. Kabel-kabel yang ditanam melintang jalan harus ditempatkan dalam konduit.

6.3.3. Inti kabel harus disambung dengan cara las.

6.3.4. Semua penyambungan kabel tanah harus dilakukan dengan alat penyambung
yang disetujui seperti 3M, Raychem atau yang setara, dengan tipe dan ukuran
yang sesuai dengan jenis kabel yang akan disambung.

6.3.5. Kontraktor harus membuat diagram jalur kabel.

6.3.6. Setiap jalur kabel harus diberi tanda kabel yang jelas, sedang untuk setiap
sambungan harus diberi tanda khusus.

6.3.7. Pekerjaan galian dan urukan untuk penanaman kabel harus dilaksanakan
sesuai Spesifikasi Teknis.

6.3.8. Sebelum dan setelah peletakan kabel, Kontraktor harus mengukur data kualitas
kabel yakni isolasi antar kawat, kawat pembumian, tahanan/loop, atenuasi pada
800 Hz, hubungan menerus dan tahanan pelindung kabel.

6.4. Lapisan Pelindung.

6.4.1. Semua bahan yang dipasang harus sudah memiliki lapisan pelindung.

6.4.2. Konduit kabel telepon harus diberi cat dalam warna sesuai Skema Warna yang
akan diberikan kemudian.
Bahan cat dan cara pengerjaannya harus sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.

6.5. Pengujian dan Uji Penampilan.


Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 85

6.5.1. Kontraktor harus melakukan semua pengujian dan pengukuran yang dianggap
perlu oleh Pengawas Lapangan untuk memeriksa bahwa seluruh instalasi dapat
berfungsi dengan baik dan memenuhi semua persyaratan.

6.5.2. Kontraktor harus menyediakan peralatan dan tenaga kerja untuk pengujian dan
perawatan peralatan pengujian dan perlengkapannya agar tetap dalam kondisi
baik selama waktu pengujian.

6.5.3. Hasil pengujian harus dicatat oleh Kontraktor dan diserahkan secara resmi
kepada Pengawas Lapangan sebelum serah terima pekerjaan.

6.5.4. Waktu pelaksanaan pengujian dan uji penampilan akan ditentukan oleh
Pengawas Lapangan.

PASAL 32
SYARAT-SYARAT TEKNIS
PEKERJAAN PLUMBING/SANITASI

32.1 UMUM

Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Plumbing / Sanitasi yang diuraikan di sini adalah


persyaratan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi
maupun pengadaan material dan peralatan, dalam hal ini Syarat-syarat Umum teknis
pekerjaan Mekanikal / Elektrikal adalah bagian dari Syarat-Syarat Teknis ini.

32.2 LINGKUP PEKERJAAN

Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya instalasi plumbing
(pembuangan air kotor, air bekas dan penyediaan air bersih) di dalam dan di luar
bangunan sampai suatu sistem keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti yang
tertera pada gambar-gambar maupun yang dispesiflkasikan.
Termasuk di dalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi dan
testing terhadap seluruh material, serah tr-rima c.'an pemelihz raan selama 12 (dua
bekas) bulan. Ketentuan-ketentuan yang balk tercantum di dalam gambar maupun
pada spesifikasi / syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan
instalasi secara keseluruhan harus juga dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.
Secara umum pokerjaan yang harus dilaksanakan pada provek ini ada!ah :
Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material,
peralatan dan perlengkapan sistem plumbing / sanitasi sesuai dengan peraturan /
standar yang berlaku seperti yang ditunjuk pada syarat-syarat umum untuk
menunjang bekerjanya sistem / peralatan, walaupun tidak tercantum pada Syarat-
syarat Teknis Khusus atau gambar dokumen.
Perincian umum pekerjaan instalasi plumbing dan sanitasi ini adalah sebagai berikut
:

2.1. Instalasi Air Bersih


Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pemipaan di dalam dan di
luar bangunan, lengkap berikut sistem pemompaan sesuai dengan gambar
rencana dan spesifikasi tekniknya.

Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam menangani instalasi


plumbing serta peralatan-peralatannya.
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 86

Pembersihan pipa (plushing) dengan menggunakan aliran air yang


bertekanan oleh pompa yang disediakan oleh Kontraktor.

Pengujian terhadap kebocoran pipa-pipa dengan tekanan hidrolis secara


parsial dan untuk seluruh sistem pemipaan serta mengadakan pengamatan
sampai sistem bekerja dengan balk dan aman.

Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali serta pembersih site.

2.2. Instalasi Air Kotor / Air Buangan

2.2.1. Pengadaan dan Pemasangan pipa air kotor / air buangan Iengkap
dengan peralatan dan berada di dalam bangunan, antara lain WC,
urinoir, wastafel, floor drain, clean out dan lain sebagainya.
2.2.2. Pengadaan dan pemasangan pipa air kotor / air buangan dari dalam
bangunan menuju saluran drainnase dan septictank.
2.2.3. Pembuatan septic tank lengkap dengan pemipaan vent-out dan
filternya.
2.2.4. Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali.
2.2.5. Pengujian instalasi pemipaan terhadap kebocoran dengan tekanan
hidrolis.
2.2.6. Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dan alat-alat kerja yang
diperlukan.

32.3 UMUM

3.1. Pengecatan.

3.1.1. Kontraktor harus mengecat semua pipa, rangka penggantung, rangka


penyangga, semua unit yang dirakit di lapangan dan bahan-bahan
yang mudah berkarat dengan lapisan cat dasar (prime coating), cat
harus sesuai dengan persyaratan pengecetan yang sesuai dengan
bahan masing-masing.

3.1.2. Pengecetan tidak diperlukan bila alat-alat sudah dicat di pabriknya


atau dinyatakan lain dalarn spesifikasinya atau untuk bahan
alurrusnium.

3.1.3. Untuk peralatan yang tampak, maka bahan-bahan tersebut harus


dicat akhir dengan cat besari merek ICI dengan merek sebagai berikut
:
- Pipa air bersih : biru
- Pipa drain / waste : hitam
- Gantungan/supprot : hitam
- Panah pengarah : putih.

3.1.4. Kontraktor harus memberikan tanda-tanda huruf dan nomor


identifikasi bagi peralatannya dengan cat.
Sebelumnya Kontraktor wajib memberitahukan mengenai tanda-tanda
yang hendak dipasang pada peralatan-perlatan itu kepada Konsultan
Manajemen Konstruksi.

3.2. Peralatan.

3.2.1. Kontraktor harus menyediakan dan memasang pengumpul kotoran


pada tempat-tempat rendah tertutup.
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 87

3.2.2. Kontraktor harus menyediakan dan memasang tipe fitting untuk


penempatan alat ukur yang tidak dipasang tetap pada tempat-tempat
yang penting.

3.2.3. Semua alat ukur yang dipasang harus dalam batas ukur yang balk
dan ketelitian tinggi serta simetris.

3.2.4. Kontraktor harus menyediakan dan memasang tanda panah pada


pipa ditempat tempat tertentu untuk menunjukkan arah aliran dengan
cat.

3.2.5. Kontraktor harus menyediakan dan memasang automatic air release


valve serta penampungannya pada tempat yang memungkinkan
terjadinya pengumpulan udara.

3.3. Ukuran (Dimensi)


Ukuran-ukuran pokok dan ukuran-ukuran detail terdapat pada gambar harus
ditaati oleh Kontraktor.
Kontraktor harus meneliti (mempelajari) gambar perencanaan, dan bila terjadi
perbedaan antara suatu dengan yang lain, harus segera dibicarakan dengan
Konsultan Manajemen Konstruksi.
Kontraktor diwajibkan melakukan seniua pekerjaan pengukuran dan
penggambaran yang diperlukan guna memudahkan pelaksanaan.

32.4 INSTALASI AIR BERSIH

4.1. Pipa
Pipa dengan 0 1" s/d 3", balk pipa utarna maupun pipa cabang, termasuk
yang menuju fixtures menggunakan pipa PPR merk Wavin,Gennova

4.2. Fitting.
Fitting-fitting harus terbuat dari material yang sama dengan bahan pipa.

4.3. Valves.

Valve dengan 0 lebih kecil dari 3" diperkenankan menggunakan sambungan


ulir (screwed).

Valve pada fixture dari brass metal atau bahan yang tidak berkarat, khusus
dibuat untuk fixture tersebut, harus mengkilat tanpa cacat.

Semua valve harus mempunyai diameter yang sama besar dengan pipanya.
Semua valve dari merek KITAZAWA atau sama merk dengan Pipa yang
digunakan atau yang setara. Setiap penawaran harus dilengkapi dengan
brosur / katalog dari pabrik pembuat.
Kelas valve yang digunakan adalah pn 150 (150 psi).

Bak Kontrol untuk Water Meter dan Valve.


Bak kontrol untuk pipa penyambung dari jaringan utama sistem distribusi air
bersih, terbuat dari beton tulangan besi yang lengkap dengan tutup beton
yang dapat dengan mudah dibuka / diangkat serta dikunci.

4.5. Pemasangan Pipa.

4.5.1. Pipa Tegak


Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 88

Pipa tegak yang menuju fixture harus ditanam di dalam tembok /


lantai. Kontraktor harus membuat alur-alur dan lubang-lubang yang
diperlukan pada tembok sesuai pada kebutuhan pipa. Setelah pipa
dipasang, dikiem dan diuji harus ditutup kembali sehingga tidak
keliharan dari luar.
Cara penutupan kembali harus seperti semula dan finish yang rapi
sehingga tidak terlihat bekas-bekas dari bobokan.

4.5.2. Pipa Mendatar.


Untuk pipa yang berada di atas atap dan di bawah lantai, pipa harus
dipasang dengan penyangga (support) atau penggantung (hangger).
Jarak antara pipa dengan dinding penggantungan bisa disesuaikan
dengan keadaan lapangan.

4.5.3. Penyambung Pipa.


a. Sambungan Ulir.
Penyambung an uiir antara pipa derigan fitting dilakukan untuk
pipa dengan diameter sampai 40 mm (11/2").
Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sedemikian rupa, sehingga
fitting dapat masuk pada pipa dengan diputar tangan sebanyak 3
uiir. Semua sambungan ulir harus nenggunakan perapatan henep
dan zinkwite dengan campuran minyak.
Semua pemotongan pipa menggunakan pipe cutter dengan pisau
roda. Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari bekas
pemotongan dengan reamer.
Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat sambungan.

b. Sambungan Lem.
Penyambungan antara pipa dengan fitting PVC menggunakan lem
yang sesuai dengan jenis pipa dan menurut rekomendasi pabrik.
Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, dan hal ini dapat
dilakukan dengan alat press khusus.
Pemotongan pipa harus tegak lurus terhadap pipa.

c. Sambungan Las.
Sambungan las hanya diijinkan untuk pipa selain pipa air minum.
Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fitting las, dengan
kawat las / elektrode yang sesuai.
Tukang las harus mempunyai sertifikat dan hanya boleh bekerja
sesudah mendapatkan ijin tertulis dari Konsultan Manajemen
Konstruksi.

Setiap bekas sambungan las harus segera di cat dengan cat


khusus untuk itu.

d. Sleeves.
Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan balk setiap kali
pipa tersebut menembus beton.
Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan
ruang longgar di luar pipa maupun isolasi.
Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang atau baja.
Untuk yang diinginkan kedap air harus di lengkapi dengan sayap /
flens / water stop.
Untuk pipa-pipa harus menembus kontruksi bangunan yang
mempunyai lapisan kedap air (water proofing) harus dari jenis
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 89

flushing sleeves. Rongga antara pipa dan sleeve harus dibuat


kedap air dengan rubber seal atau caulk.

4.5.4. Penanaman Pipa di Dalam Tanah.

a. Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan.


b. Diberi pasir urug padat setebal 10 cm
c. Pada setiap sambungan pipa harus dibuat lubang galian yang
dalamnya 50 mm untuk penempatan pipa sambungan pipa.
d. Pengadaan testing terhadap tekanan dan kebocoran.
e. Setelah hasilnya baik, ditimbun kemhali dengan pasir urug padat
setebal 15 cm dihitung dari alas pipa.
f. Di sekitar fitting dari pipa ha[-us dipasang halok / penguat dari
beton agar fitting-fitting tidak bergerak jika beban tekan diberikan..
g. Keniudian diurug dengan tanah bekas galian sampai seperti
keadaan semula

4.5.5. Pengujian Terhadap Tekanan dan Kebocoran.

a. Setelah semua pipa dan perlengkapannya terpasang, harus diuji


dengan tekanan hidrolis Kg/Cm2 selama 24 jam tanpa teijadi
perubahan / penur unan tekanan.
b. Peralatan pengujian ini harus disediakan oleh kontraktor.
c. Pengujian harus drsaksikan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi
atau yang kuasakan untuk itu.
d. Apabila terjadi kegagalan dalam pengujian Kontraktor harus
memperbaiki bagian-bagian yang rusak dan melakukan pengujian
kembali sampai berhasil dengan balk.
e. Dalam, hal ini semua biaya ditanggung oleh Kontraktor, termasuk
biaya pemakaian air dan listrik.

4.5.6. Pengujian Sistem Kerja (Trial Run)


Setelah semua instalasi air bersih lengkap, temasuk penyambungan
ke pipa distribusi, Kontraktor diharuskan melakukan pengujian
terhadap sistem-sistem kerja (trial run) dari seluruh instalasi air bersih,
yang disaksikan oleh

Konsultan Manajemen Konstruksi atau yang ditunjuk untuk itu sampai


sistem bisa bekerja dengan baik.

4.5.7. Pekerjaan Lain-Lain

Termasuk di dalam pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh


Kontraktor adalah pembobokan dinding / selokan, penggalian dan
pengangkutan tanah dari hasil dan lain-lain yang ditemui di site, serta
memperbaiki kembali seperti semula.

32.5 INSTALASI AIR KOTOR / AIR BUANGAN

5.1. Material
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 90

5.1.1. Pipa di Dalam Bangunan.


Pipa dengan ukuran 1'/2"-4" balk pipa utama maupun pipa cabang
mengunakan PVC class AW.
Pipa PVC Setara WAVIN,Maspion

5.1.2. Pipa di luar Bangunan

Dari ujung pipa di dalam bangunan menuju ke saluran drainase


menggunakan pipa PVC class AW.
Pipa PVC ex Wavin

5.1.3. Accessories.
a. Fitting dari pipa PCV harus dari hahan yang sarna (PVC) yang
dibuat dengan cara injection moulding.
b. Floor drain dan clean out dari bahan stainless-steel.
c. Saringan air hujan / roof drain terbuat dari besi tulang atau fiber
class.
d. yang mempunyai benfuk badan cembung yang berflungsi sebagai
sediment bowl.

5.2. Cara Pemasangan Pipa.

5.2.1. Pipa di Dalam Bangunan (trmasuk pipa vent).

a. Pipa Mendatar.
Pipa dipasang dengan kemiringan (slope) 1-2 %. Perletakan pipa
harus diusahakan berada pada tempat yang tersembunyi baik di
dinding / tembok maupun pada ruang yang berada di bawah lantai.
Setiap pencabangan atau penyambungan yang merubah arah
harus menggunakan fitting dengan sudut 45° (misalnya Y branch
dan sebagainya) jenis long radius.

b. Pipa di Dalam Tanah.


Pipa dipasang dan ditanam di bawah permukaan tanah / jalan
dengan tebal / tinggi timbunan minimal 80 cm diukur dari atas pipa
sampai permukaan tanah / lantai.

Sebelum pipa ditanam pada dasar galian harus diurug dahulu


dengan pasir padat setebal 10 cm.

Selanjutnya setelah pipa diletakkan, di sekeliling dan di atas pipa


kemudian diurug dengan tanah sampai padat. Kontruksi
permukaan tanah / lantai bekas galian harus dikembalikan seperti
semula.
c. Penanaman Pipa.
Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan. Pada tiap-
tiap sambungan pipa harus dibuat galian yang dalamnya 50 mm.
Untuk mendapatkan sambungan pipa pada bagian yang
membelok ke atas (vertikal) harus diberi landasan dari beton.
Caranya seperti pada gambar perencanaan.
Dalamnya perletakan pipa disesuaikan dengan memiringan 1-2%
dari titik mula di dalam gedung sampai ke saluran drainage.

5.2.2. Pipa Saldran Luapan Septic Tank.


Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 91

Pipa dipasang dan ditanam di hawah permukaan tanah / jalan


kemiringan 1-2% dari titik permulaan septic tank ke drainage kota.
Untuk perletakan pipa yang melintasi jalan kendaraan dengan
kedalaman kurang dari 90cm, pada bagian atas pipa harus dilindungi
pelat beton bertulang dengan tebal 10 cm, pelat beton tersebut tidak
tertumpu pada pipa.

5.2.3. Pertyambungan Pipa

a. Pipa PVC dengan dia 3" ke atas yang dipasang di bawah pelat
lantai dasar harus disambung dengan rubber ring joint
b. Sedangkan pemipaan lainnya disambung dengan solvent cement
c. Pipa yang harus disambung dengan solvent cement harus
dibersihkan terlebih dahulu sehingga bebas dari kotoran dan
lemak.
d. Pembersihan tersebut dilakukan terhadap bagian permukaan dan
dalam dari pipa yang akan saline mclekat.
e. Pada waktu pelaksanaan penyambungan, bagian dalam dari pipa
yang akan disambung harus bebas dari benda-bcnda / kotoran
yang dapat mengganggu kelancaran air di dalam pipa.

5.3. Cara Pemasangan Floor Drain dan Clean Out

Floor drain dan clean out harus dipasang sesuai dengan gambar
perencanaan. Penyambungan dengan pipa harus dilakukan secara ulir
(screw) dan membentuk sudut 450 dengan pipa utamanya.

5.4. Pengujian

5.4.1. Seluruh sistem air kotor / buangan harus diuji terhadap kebocoran
sebelum disambung ke peralatan. Tekanan kerja maksimum adalah 8
kg/cm2 dan tekanan pengujian adalah 12,5 Kg/Cm2

5.4.2. Pengujian dilakukan dengan tekanan air setelah ujung pipa ke


peralatan ditutup rapat.

Untuk pemipaan air kotor, bekas dan air hujan, pengujian dilakukan
sebelum pemipaan disambungkan ke peralatan sanitasi, dengan jalan
mengisi pemipaan dengan air.
Pemeriksaan dilakukan setelah 24 jam kemudian dan harus tidak
terjadi pengurangan volume air.

5.4.3. Peralatan dan bahan untuk bahan pengujian disediakan oleh


kontraktor. 5.4.4. Kontraktor harus memperbaiki seqala cacat dan
kekurangan-kekurangannya.

5.4.5. Konsultan Manajemen Konstruksi berhak meminta pengulangan


pengujian bila hal ini dianggap perlu.

5.4.6. Dalam hal pengujian yang tidak dilakukan dengan balk atau kurang
memuaskan, maka biaya pengujian/pengulangan pengujian adalah
termasuk tanggung jawab kontraktor.

5.4.7. Peralatan toilet dapat dipasang setelah hasil pengujian dinyatakan


balk oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 92

32.6 PERSYARATAN KONSTRUKSI UMUM MOTOR-POMPA

6.1. Pompa Air Bersih.

6.1.1. Pompa-pompa dari jenis non-self priming denqan efisiensi minimum


70% pada sekitar + 10 % dari titik kerjanya.

6.1.2. Pompa dan motor khusus dirancang untuk mentransfer air minum.

6.1.3. Seal menggunakan jenis maintenance free-mechanical seal

6.1.4. Badan pompa menggunakan besi cor (cast iron) kualitas ductile yang
khusus untuk air minum.

6.1.5. Sudu (impeller) dan guide vane menggunakan stainless-steel atau


sejenisnya yang khusus untuk air minum.

6.1.6. Poros menggunakan baja tahan karat (stainless-steel), shaft seal


faces terbuat dari tungsten carbide.

6.1.7. Bantalan menggunakan bantalan luncur tanpa pelumasan khusus


selain air.

6.1.8. Pompa, poros dan kopling harus terbalans secara baik.

6.1.9. Pompa dikonstrusikan menyatu dengan motornya pada landasan baja


yang tunggal (base plate).

6.1.10. Setiap pompa harus dibuatkan saluran pembuangan (drainage)


bocoran air ke saluran buangan terdekat (lihat gambar rencana).

6.1.11. Secara utuh pompa dan motor tidak boleh menimbulkan getaran dan
suara di atas normal (50 dB A).

6.1.12. Pompa dan motor dihubungkan secara langsung (direct driven)


dengan kopling fleksibel.

6.1.13. Pompa dilengkapi dengan pipa priming yang diambil dari priming tank.

6.1.14. Setiap pompa harus dilengkapi dengan automatic stop stwich yang
mendapat sinyal dari water level control yang diletakan di dalam
ground reservoir.

6.2. Motor untuk pompa air bersih.

6.2.1. Motor adalah jenis motor induksi rotor sangkar.

6.2.2. Motor sesuai untuk bekerja pada jaringan listrik 220/380 V, 3 fasa, 50
Hz.

6.2.3. Motor diatas 2.0 kW mengunakan starter star-delta otomatis,


sedangkan untuk motor dengan daya kuranq dari 2,0 kW
menggunakan starter direct-on-line (DOL).
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 93

Perintah start otomatis berasal dari pressure switch yang diletakan d


pemipaan header.

6.2.4. Belitan motor menggunakaii isolasi kelas F.

6.2.5. Motor setidaknya dilindungi dengan :

- automatic short-circuit / over curren protector


- - automatic thermal protection relay
- automatic under voltage dan phase failure cut off relay

6.2.6. Rotor, poros dan koplinq harus terbalans secara balk.

32.7 SPESIFIKASI POMPA AIR

7.1 Pompa Air bersih (Delivery Purnp).


Jenis : horisontal single stage closed imppeler non-self
priming
Jumlah : 2 (satu) buah
Head nominal : 20 meter
Kapasitas nominal : 50 ltr/mnt
Daya pompa : 0,75 kW
Putaran : 1500 rpm
Tegangan kerja : 220 V, 1 fasa, 50 Hz
Starter : DOL controlled by WLC

Pompa dan motor ex ebara atau Grundfos

PASAL 33
SYARAT-SYARAT TEKNIS
PEKERJAAN TATA UDARA

33.1. UMUM

Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Tata Udara yang diuraikan di sini adalah persyaratan
yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengertan instalasi maupun
pengadaan material dan peralatan, dalam hal ini Syarat-Syarat Umum Teknis
Pekerjaan Mekanikal / Elektrikal adalah bagian dari Syarat-Syarat Teknis ini.

33.2. Lingkup Pekerjaan

Yang dicakup dalam pekerjaan instalansi ini adalah pengertian bekerjanya sistem
tata udara secara keseluruhan maupun bagian-bagiannya seperti yang tertera pada
gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan.

Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang-barang / mates ial,


instalasi (termasuk pembobokan dan perapihan kembali), testing & commissioning
dan pemeliharaan.

Keterangan-keterangan yang tidak diterangkan dalam spesifikasi maupun gambar


tetapi perlu untuk pelaksanaan dari pekerjaan secara keseluruhan harus juga
dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 94

Secara garis besar, pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan peralatan
sebagai berikut :

2.1. Split System air conditoner, terdiri dari :

2.1.1. Out door condensing unit


2.1.2. Indoor Fan Coil Unit
2.1.3. Sistem pemipaan refrigerant bese a isolasinya dan alat-alat bantu
yang diperlukan.
2.1.4. Sistem pemipaan drainage ( n embunan) beserta isolasinya dan alat-
alat bantu yang diperlukan.
2.1.5. Instalasi listrik daya dan kontrol atau out door condensing unit dan fan
coil unit lengkap dengan konduit yang diperlukan.

2.2. Pekerjaan Exhaust Fan Toilet dan Ruang-ruang Mesin, terdiri atas

2.2.1. Exhaust Fan beserta rangka dan starter switch


2.2.2. Instalasi Ducting

2.3. Integrasi dan pengujian sistem / instalasi sampai berfungsi dengan balk dan
dapat diterima.

Segala sesuatu mengenal lingkup pekerjaan ini yang masih kurang jelas,
Kontraktor dapat menanyakan lebih lanjut kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi, Konsultan Perencana atau pihak lain yang ditunjuk untuk ini.
Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, Kontraktor harus
bertanggung jawab atas kerugian-kerugian yang mungkin terjadi.
Dalam hal ini, Kontraktor harus memperhitungkan di dalam harga air
conditioner system segala biaya pengetesan di lapangan serta pengadaan
listrik kerja. Sistem / tata cara pengetesan harus disampaikan secara tertulis
dua minggu sebelum jadwal pengetesan.

33.3. Lingkup Pekerjaan

3.1. Pengecatan

Kontraktor harus mengecat semua rangka penggantung, rangka penyangga,


semua unit yang dirakit di lapangan dan unit-unit yang diperlukan serta
bahan-bahan yang mudah berkara dengan lapisan cat dasar sesuah itu dicat
lagi dengan persyaratan pengecatan yang harus sesuai untuk bahan masing-
masing. Cat yang digunakan adalah AVIAN / SEIV atau setara.

3.2. Peredam Getaran

Kontraktor harus menyediakan dan memasang peredam getaran (vibration


damper) pada seluruh peralatan yang menimbulkan getaran.

Type disesualkan dengan mesin yang bcrsangkutan bcrdasarkan


rekomendasi pabrik.

3.3. Pipa Pembuangan (Drain)

3.3.1. Kontraktor harus memasang saluran-saluran pipa pembuangan


(drainage pipe di semua indoor fan coil unit (FCU) yang kemudian
dihubungkan ke saluran pembuangan, sesuai dengan gambar
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 95

rencana atau sesuai dengan kondisi lapangan atas petunjuk


Konsultan Manajemen Konstruksi.
3.3.2. Pipa drain dan fitting-fittingnya harus dari jenis PVC (polyvinyl
chloride) kelas AW dengan metode penyambungan antar pipa atau
antara pipa dengan fitting menggunakan solvent cement (SO-Solvent
Cement Joint).

Merek pipa dan fitting RUCIKA atau setara.

3.3.3. Untuk mencegah pengembunan, pipa pembuangan hares diisolasi


dengan bahan isolasi yang sesuai.
Untuk pipa drain yang terbuka (tidak tertanam di dalam dinding) pipa
drain harus diisolasi dengan CFC-free, flexibel closed cell elastromeric
tubing insulation ex Armstrong (Armaflex) atau setara.
Sedangkan pipa drain yang tertanam di dalam dinding harus diisolasi
dengan self adhesive insulating tape ex Armstrong (Armaflex) atau
setara.

3.3.4. Metode pemasangan pipa drain ke unit FCU harus sesuai dengan
rekomendasi pabrik, sesual dengan gambar rencana.

3.3.5. Pemasangan pipa drain harus rapi dan kokoh. Untuk pipa drain yang
dipasang di antara plafon dengan pelat lantai diatasnya, pipa
diletakkan di atas rak kabel / rak pipa atau digantung dengan
penggantung pipa.
Untuk pemasangan pipa drain yang digantung, jarak antar
penggantung tidak lebih dari 2 meter.
Penggantung pipa harus terbuat dari pelat baja strip 30 mm x 3 mm,
dilengkapi dengan batang baja 0 1/2" yang ujung-ujungnya berulir
untuk levelling. Pemasangan penggantungan ke pelat baja dilakukan
dengan ramse4c / dynabolt.
Penggantung harus dicat dengan lapisan cat dasar (primer) dan dicat
akhir dengan cat besi ex ICI hitam (R 404-40009).

3.4. Pemipaan Refrigerant

3.4.1. Kekebalan pipa tembaga / pipa refrigerant tersebut paling tidak


sebagai berikut :
Tebal
Diameter
Dinding
(inchi) (mm) (mm)
¼ 6,4 0,762
3/8 9,5 0,889
½ 12,7 1,016
5/8 15,9 1,067
¾ 19,1 1,143
1 25,5 1,27
1¼ 31,8 1,27
merek pipa tembaga adalah CRANE ENFIELD atau setara.

3.4.2. Pemipaan dilengkapi dengan accerosis yang diperlukan, antara lain


isolasi, elbow dan lain sebagainya sesuai dengan standar pabrik
sehingga diperoleh instalasi pemipaan yang memuaskan.

3.4.3. Dimensi () pipa tembaga yang digunakan untuk masing-masing


peralatan (out door condensing unit dan fan coil unit), baik liquid
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 96

maupun gas side harus sesuai dengan standar pabrik sehingga


diperoleh sistem operasi serta performance yang memuaskan.

3.4.4. Seluruh pemipaan refigerant sisi gas (gas side), harus diisolasi
dengan thermaflex, sedangkan pemipaan sisi cairan (liquid side) tidak
diisolasi.

3.4.5. Untuk satu jalur pemipaan, dari outdoor condensing unit menuju fan
coil unit, pipa refrigerant gas dan liquid diikat bersama dengan cable
dan diberi label untuk penandaan yang mempermudah perawatan.

3.4.6. Metode pemasangan pipa refigerant ke unit-unit outdoor condensing


unit adalah flare connection (liquid side) dan brazing connection (gas
side) atau dengan cara sesuai rekomendasi pabrik.
Sedangkan untuk unit fan coil unit, metode penyambungan untuk
kedua sisi adalah flare connection.

3.4.7. Penyambungan pipa refrigerant dengan fitting menggunakan metode


solder, dengan bahan pengisi tanpa flux jenis hard solder yang
memenuhi standar AS Bcup-2 (phosphor copper solder).

3.4.8. Harus diusahakan penggunaan panjang pipa yang maksimal untuk


mengurangi titik penambungan / titik antar pipa.

3.4.9. Semua pipa refrigerant harus dipasanq secara rapi dan sejajar,
diletakkan di posisi sesuai dengan gambar rencana.

3.4.10 Bila diperlukan penyangga, ukuran penyangga / klem disesualkan


dengan ukuran pipa dan isolasinya sedemikian rupa, sehingga tidak
merusak isolasinya serta memudahkan pemeliharaan / perbaikan di
kemudian hari.

3.5. Pemasangan Fan Coil Unit & Outdoor Condensing Unit

3.5.1. Pemasangan unit Fan Coil Unit dan Outdoor Condensing Unit harus
sedemikian rupa, sehingga pembersihan maupun perbaikkannya
dapat dilakukan dengan mudah.

Kontraktor harus memberitahukan kepada Konsultan Manajemen


Konstruksi tentang cara dan urutan pembersih / perbaikan peralatan
tersebut.

3.5.2. Semua Fan Coil Unit dipasang benar-benar mendatar dan harus
ditumpu dengan balk. Gantungan harus dipasang pada konstruksi
dengan kuat menggunakan dynabolt, dengan ukuran yang sesuai
dengan kebutuhan.

Hasil akhir pemasangan Fan Coil Unit terhadap plafon harus benar-
benar rapi dan rapi, tanpa celah antara panel dengan plafon.

3.5.3. Posisi pemasangan unit-unit outdoor direncanakan di lantai tambahan


(balkon) khusus untuk Outdoor Condensing Unit di atas kanal CNP 10
cm.

Dalam hal ini Kontraktor untuk memeriksa kembali posisi penempatan


Outdoor Condensing Unit dan menyarankan posisi yang terbaik untuk
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 97

mencapai operasi yang memuaskan.

Untuk meredam getaran, di antara unit Outdoor Condensing Unit


dengan kanal C sebagai penumpu diselipkan vibration damper jenis
neophrene rubber pad dengan ketebalan minimum 5 cm atau sesuai
dengan rekomendasi pabrik.

3.6. Persyaratan Peralatan Air Conditiong (AC)

3.6.1. Umum

Kontraktor harus rnemasang unit-unit outdoor (out door condesing


unit) dan unit-unit indoor (indoor fan coil unit) jenis air cooled split
system, controler, pemipaan, drain dan lain sebagainya secara
lengkap sesuai dengan gambar dokumen, skedul, spesifikasi serta
sesuai persyaratan pabriknya.

3.6.2. A/C harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut

a. A/C harus mempunyni kapasitas pendingin dan volume udara


seperti yang ditunjukkan dalam skedul / gambar rencana.
b. Seluruh FCU harus dilengkapi dengan rangka isolasi (installation
casing), haik air kondensasi (drain pan), saringan pembersih udara
(cleanable filter), pipa drain yang diisolasi, motor effisiensi tinggi,
fan (kipas) jenis direct fan dan motor.
c. Fan FCU harus mempunyai tiga pilihan putaran kecepatan, yaitu
high, mediurn, dan low serta off. Putaran pada kecepatan medium
tidak boleh melebihi 800 rpm.
d. Seluruh A/C harus dilengkapi dengan thermostat, expansion valve,
compressor, condensor dan periengkapan Ialnnya, sehingga
sistem dapat bekerja dengan sempurna.
e. Putaran fan motor FCU pada kecepatan tinggi (high speed) tidak
bole
f. melebihi Noise Criteria (NC) 40. Seluruh bagian yang bergerak
harus
g. diseimbangkan terlebih dahulu (balanced) oleh pabrik.

h. Seluruh motor fan indoor; motor fan condenser dan compresor


harus
i. dilengkapi dengan pengaman arus lebih.
j. Pengontrolan unit-unit FCU dilakukan secara elektronik terhadap
start-
k. stop, temperature setting, air flow rate dan lain sebagainya melalui
infrated remote controller (wireless).
l. Controller dilengkapi dengan LCD display yang akan menampilkan
seluruh kemampuan pengontrolan dan inspeksi.
m. Merk yang digunakan Mitsubishi VRF

3.7. Instalasi Ducting

3.7.1. Umum.

Bagian ini merupakan persyaratan umum mengenai pekerjaan


ducting, perlengkapan ducting dan peralatan pengontrolan aliran
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 98

udara.

Persyaratan umum ini bersifat mengikat, kecuali bila ternyata ada


persyaratan khusus sebagaimana disebut pada bagian-bagian lain
atau gambar-gambar rencana.

a. Kontraktor diharuskan untuk mengadakan dan memasang seluruh


pekerjaan ducting dan perlengkapannya, sesuai dengan
persyaratanpersyaratan yang disebutkan, sampai sistem dapat
beroperasi dengan balk dan memuaskan.
b. Semua pekerjaan ducting dan fittingnya harus dibat dari bahan
(pelat baja) yang baru dan setiap pelat yang digunakan harus
mempunyai tanda yang menunjukkan pembuat / pabrik dan
kelasnya.
c. Semua pekerjaan ducting sejauh mungkin dibuat di lokasi
berdasarkan dimensi sebenarnya yang dibutuhkan.
Apabila ternyata sulit diperoleh besarnya ukuran ducting
sebenarnya, dapat digunakan ukuran sebagaimana dinyatakan di
dalam gambar.
d. Semua ducting supply, return, intake dan exhaust fitting harus dari
jenis yang sesuai dengan gambar atau skedul peralatan.
e. Sebelum pekerjaan ducting dimulai, Kontraktor harus
menyerahkan gambar keija (shop drawing) mengenal sistem
ducting, potonganpotongan, ketinggian, penggantung, skedul
ducting, damper, penyambungan ducting, flexibel connection,
lining, test point dan lain sebagainya kepada Konsultaan
Manajemen Konstruksi untuk dinilai.
f. Sebelum melakukan pemesanan barang, Kontraktor diwajibkan
untuk menyerahkan data pabrik dari seluruh peralatan kepada
Konsultan Manajemen Konstruksi untuk dinilai.
g. Sebelum pekerjaan ducting dimulai, Kontraktor diwajibkan untuk
menyerahkan contoh pelaksanaan pembuatan ducting, lengkap
dengan isolasi dan lining dan peralatan penggantung yang
diperlukan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi.
Sebelum mendapatkan persetujuan tertulis, Kontraktor tidak
diperkenankan memulai pekerjaan.

3.7.2. Bahan Ducting.


Semua saluran udara (duct), balk di luar atau di dalam bangunan
harus dibuat dari pelat baja lapis seng (BJS) yang diproses secara
hot-dipped dan memenuhi standard SMACNA (ex LOKFOM atau
setara).
I
Semua pelaksanaan pembuatan duct dan instalasi harus sesuai
dengan syarat-syarat teknis dan gambar rencana yang diberikan dan
sesuai dengan standart SMACNA.

Ducting harus dibuat dari lembaran-lembaran BJLS yang baru dari


kualitas terbaik dengan ukuran sepenuhnya (full sized) dan dipatah
silang secara diagonal dari ujung ke ujung untuk setiap segmen.
Untuk ducting yang diisolasi bagian dalamnya (lined) tidak
diperkenankan dilakukan pematah-silangan.

Ketebalan BJLS yang digunakan tergantung dari tergantung dari


ukuran J besar duct, sesuai dengan daftar di bawah ini:
Ukuran terpanjang BWG B7LS
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 99

Duct yang dipakai (USA gauge stand)


Sampai 12" 24 50
13"-16" 24 50
19"-30" 24 60
31”-54” 20 80
55"-84" 20 80
84" ke atas 18 100

3.7.3. Sambungan Duct.

Jenis sambungan (seam) duct yang dipakai adalah grooved seam.


Semua bagian tempat penyambungan duct yaitu lock pada duct, ujung
penyambungan antara flexible round duct dan duct persegi,
sambungan antar duct persegi (termasuk besi sikunya),
penyambungan antara flexible round duct dengan diffuser harus
diflincoat pada bagian luar dan dalam sehingga tidak terjadi
kebocoran.
Untuk memperkuat penyambungan flexible round duct dengan
diffusert harus digunakan klem dari seng BJLS 80.

3.7.4. Penguatan Duct dan Sambungan Flens.

Pada setiap sambungan antara duct persegi dengan duct persegi


lainnya harus digunakan (lens besi siku yang disatukan dengan mur
dan baut. Di antara flens tersebut harus diselipkan tali asbes untuk
mencegah kebocoran.

Untuk menyatukan flens besi siku dengan duct harus digunakan paku
keling besi. Tidak diijinkan penggunaan paku keling alumunium.
Sesudah dikeling, sambungan dan kelingan diflincoat luar dan dalam
agar tidak terjadi kebocoran.

Syarat-syarat teknis sambungan flens dari penguat duct adalah sbb :

Panjang Duct Jarak flens / penguatan Persyaratan penguat


dan gantungan
Sampai 19" 180 cm Dipatahkansilangkan
(cross broken).
20"-40" 180 cm Di tengah (diantara
flens) harus dipasang
sabuk penguat.
19"-30" 180 cm Tengah-tengah flens
dipasang sabuk
penguat

Semua besi penguat dan gantungan yang dipasang harus dicat


dengan cat dasar, (prime coating) dan setelah dicat sesual dengan
pengecatan.

3.7.5. Tikungan (Elbow).

Tingkungan harus merupakan bagian terpisah dan dihubungkan


dengan duct lainnya dengan menggunakan flens.
Elbow harus merupakan long radius elbow yang dipisahkan dengan
sudut-sudut pengaruh di dalamnya.
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 100

3.7.6. Pencabangan.

Pencabangan harus dibuat sesuai dengan gambar rencana dan


dilengkapi dengan splitter damper.

Kontruksi splitter damper harus sedemikian rupa, sehingga tidak


tcrjadi kehocoran-kebocoran di tempat penembusan engsel-engsel
dan batang penyetel. Pada perpindahan dari duct yang lebih besar ke
duct udara segar (supIly) ke diffuser sempit harus dipasang side
diffuser.

Diffuser harus dilengkapi dengan damper yang dapat disetel.

Kontruksi damper harus sedemikian rupa sehingga dapat bekerja


dengan balk dan benar serta rapi.

3.7.7. Hanger / Support.

Jarak maximum antara gantungan adalah 180 cm, untuk ukuran duct
sampai 40", sedangkan untuk ukuran duct di atas 40" jarak gantungan
adalah 90 Cm.

Konsultan Manajemen Konstruksi berhak menentukan jarak Jarak


yang lebih pendek, bilamana pada tempat tertentu dipandang penting
berkaitan dengan kekuatan dan bila diperkirakan terdapat difleksi duct
yang memungkinkan terjadinya kebocoran pada sambungan-
sambungan dan lain-lainya.

Kontruksi dari gantungan tersebut harus sesuai dengan gambar


rencana terdiri atas besi beton 3/8" dan besi siku yang dipasangkan
ke pelat beton dan ramset.

Gantungan harus dapat distel sehingga ketinggian duct bisa dibuat


rata atau dirubah menurut keadaan lapangan.

Semua penggantung harus dicat dengan cat dasar untuk mencegah


karat.

3.7.8. Isolasi Duct (Duct Insulation).

a. Ducting Supply dan Return.

Duct harus diisolasi terhadap panas yang mungkin akan mengalir


ke dalamnya karena perbedaan temperatur antara udara dalam
dan udara luar duct.
Bahan isolasi ialah lembaran glass woll tebal 1 inch dan massa
jenis 24,03 Kg/m3 (1,5 Ibs/ft3), koefisien perpindahan panas 0,02
btu/hr pada 75OF sesuai dengan peryaratan ASTM 166 dan tahan
api.

Brosur lengkap dari bahan isolasi ini harus disertakan dalam


penawaran.

Duct yang telah diisolasi dengan glasswool harus dibungkus lagi


dengan vapour barrier jenis single sided aluminium foil.
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 101

Untuk memastikan kedap air, pada setiap penyambungan vapour


barrier harus dilekatkan tape duct.

Brosur vapour barrier jenis double sided aluminium foil dan tape
duct harus disertakan pada scat penawaran.

Classwool ec ACI atau setara.

b. Persyaratan Pemasangan Isolasi.

Semua pemasangan Isolasi sesuai dengan gambar.

Untuk duct udara segar dengan ukuran 75 cm (30") atau lebih


besar, sesudah diisolasi dengan glasswool, aluminium foil dan
tape duct harus dibungkus lagi dengan kawat ayam.

Pada semua sambungan, flens dan lain-lain, isolasi harus overlap


minimal 7,5 cm (3") dan harus ditutup dengan aluminium seal.

Pada tempat-tempat yang tertekan, isolasi ini harus dilindungi


dengan lembaran besi BJLS 70 agar tidak rusak.

3.7.9. Tapers, Offset dan Stream Liner.

Bilamana melalui rintangan yang tidak dapat dihindari, Kontraktor


wajib membuat taper, offset atau stream liner, tergantung keadaan
setempat yang dibuat sesuai dengan syarat teknisnya.

3.7.10. Lubang Berpintu (Access Door).

Kontraktor harus membuat lubang-lubang berpintu (access door /


opening) untuk pemeriksaan dan pemeliharaan katup-katup, alat-alat
pengatur, saringan (filter), fire damper, volume damper serta untuk
pengukuran pada bagian-bagian penting ducting.

Pintu-pintu harus terbuat dari galvanized steel sheet mental gauge


(BJLS), dengan ukuran tidak kurang dari 20 US gauge standard
(BJLS 80), harus dapat menutup sempurna serta diberi karet
penyekat.

3.7.11. Lubang Pengetesan.

Kontraktor harus membuat lubang pengetesan (test connection)


dengan 0 12 mm pada setiap duct utama serta tempat-tempat lain
yang dianygap perlu untuk memungkinkan Pitot Tube.

Lubang tersebut harus ditutup dengan sumbat karet atau baut yang
bisa dilepas.

3.7.12. Air Extractor.

Kontraktor harus memasang "adjustable air extractor" pada semua


percabangan ke diffuser udara keluar yang dapat diatur dan dikunci
sesuai dengan gambar dan syarat teknisnya.

3.7.13. Samhungan Flexibel.


Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 102

Kontraktor harus menyediakan dan memasang sambungan flexibel


(flexibel connection) diantara unit package dengan plenum duct.

Bahan sambungan flexibel adalah kanvas / deklit.

Pemasangan sambungan flexibel tidak boleh sambil mengurangi luas


penampang duct dan harus dalam satu garis lurus yang berjarak 15
sampai 25 cm, harus diikat rapat dengan strip metal yang kuat
sehingga tidak bocor.

3.7.14. Isolasi Bagian Dalam Duct Utama.


Bagian dalam dari duct utama udara sepanjang jarak tertentu (kurang-
lebih 2 meter dari plenum) harus diberi lapisan dalam (lining) dengan
styrofoam tebal 2,54 cm yang dipasang / diikat dengan klem seng
yang dipaku keling.

3.7.15. Diffuser/Grile.
Komponen yang dipasang harus sesuai dengan gambar rencana dan
syarat teknis.
Penempatan secepatnya harus harus sesuai dengan gambar rencana.
Diffuser/grille yang dipasang harus terbuat dari allumunium dan
memenuhi ADC standard 1062 R "Air Diffusing Equipment Test
Code", kecuali dinyatakan lain secara tersendiri. Noise criteria (NC)
level tidak boleh dari 50 dB.
Semua diffuser / grille dicat dengan warna sesuai kebutuhan dengan
persyaratan pengecatan khusus alumunium sehingga warna tahan
lama dan tidak mudah mengelupas.

Diffuser / grille ex COMFORT AIRE atau setara.

33.4. Pengujian

4.1. Sebelum dilakukan pengujian (testing & commissioning), kontraktor


diwajibkan menyerahkan prosedur untuk disetujui oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi paling lambat 2 (dua) minggu sebelum jadwal pengujian dilakukan.
4.2. Semua pengujian dilakukan setelah sistem berjalan dengan balk secara
kontinyu selama 12 jam.
4.3. Pengukuran dan pengujian terakhir harus dilakukan setelah sistem sesuai
atau mendekati persyaratan teknis yang direncanakan.
4.4. Semua peralatan pengujian dan pengukuran harus tertera sebelum dan
setelah dipergunakan.
Alat uji dan ukur harus disediakan secara lengkap oleh Kontraktor.
4.5. Pengukuran dan pengujian harus dilakukan pada saat suhu udara luar
mencapai 29°C - 35°C

PASAL 34
PEKERJAAN PEMBONGKARAN, PENGAMAN & PEMBERSIHAN
SETELAH PEMBANGUNAN

1. Pembersihan Tapak konstruksi dan pada semua pekerjaan yang termasuk dalam
Lingkup Pekerjaan seperti tercantum di Gambar Kerja dan terurai dalam Buku RKS ini
dari semua barang atau bahan bangunan lainnya yang dinyatakan tidak digunakan lagi
setelah pekerjaan selesai menjadi tanggung jawab Kontraktor bersangkutan selesai.
Penjelasan Teknis Pembangunan Gedung Penunjang
KPPBC Type Madya Pabean Cikarang - 103

2. Semua bekas bongkaran bangunan "Existing" pohon dan sebagainya, harus dikeluarkan
dari Tapak/Site konstruksi.
3. Selama pembangunan berlangsung, kontraktor harus menjaga keamanan
bahan/ material, barang maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah
terima.

Pasal 35
PEKERJAAN LAIN-LAIN

1. Apabila terjadi kerusakan atas segala sesuatu yang dinyatakan dipertahankan,


Kontraktor wajib memperbaiki hingga keadaan semula atau kerusakan yang diakibatkan
oleh pelaksanaan proyek ini harus diperbaiki kembali seperti jalan atau paving yang rusak
akibat alat berat yang masuk sehingga harus diperbaiki kembali oleh kontraktor.
Dalam hal ini, biaya adalah tanggungjawab Kontraktor, tidak dapat diajukan sebagai
"claim" biaya pekerjaan tambah
2. Hal-hal yang timbul pada pelaksanaan yang memerlukan penyelesaian di lapangan akan
akan dibicarakan dan diatur oleh Konsultan Pengawas dan Kontraktor, bila diperlukan
akan dibicarakan bersama Konsultan Perencana.
3. Sebelum penyerahan pertama, kontraktor wajib meneliti semua bagian pekerjaan yang
belum sempurna, dan harus diperbaiki, semua ruangan harus bersih dipel, halaman
harus ditata rapih dan semua barang yang tidak berguna harus disingkirkan dari proyek.
4. Selama pemeliharaan, pemborong wajib merawat, mengamankan dan memperbaiki
segala cacat yang timbul, sehingga sebelum penyerahan kedua dilaksanakan pekerjaan
benar-benar telah sempurna.

Pasal 36
PENUTUP

Segala sesuatu yang belum tercantum di dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
ini, akan ditentukan kemudian pada Rapat Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) dan akan
dimuat dalam Berita Acara Rapat Penjelasan

KONSULTAN PERENCANA

Ttd

CV. GRIYA LOKA

También podría gustarte

  • RKS Kmyrnmblr17-04 PDF
    RKS Kmyrnmblr17-04 PDF
    Documento8 páginas
    RKS Kmyrnmblr17-04 PDF
    Anugrah Prihantoro Amd T
    Aún no hay calificaciones
  • Spesifikasi Teknis - 1
    Spesifikasi Teknis - 1
    Documento43 páginas
    Spesifikasi Teknis - 1
    Anugrah Prihantoro Amd T
    Aún no hay calificaciones
  • RKS Kmyrnmblr17-04 PDF
    RKS Kmyrnmblr17-04 PDF
    Documento8 páginas
    RKS Kmyrnmblr17-04 PDF
    Anugrah Prihantoro Amd T
    Aún no hay calificaciones
  • Spesifikasi Teknis - 1
    Spesifikasi Teknis - 1
    Documento43 páginas
    Spesifikasi Teknis - 1
    Anugrah Prihantoro Amd T
    Aún no hay calificaciones
  • Cara Instawesr
    Cara Instawesr
    Documento2 páginas
    Cara Instawesr
    Anugrah Prihantoro Amd T
    Aún no hay calificaciones
  • GF
    GF
    Documento1 página
    GF
    Anugrah Prihantoro Amd T
    Aún no hay calificaciones
  • Layu Layu2
    Layu Layu2
    Documento1 página
    Layu Layu2
    Anugrah Prihantoro Amd T
    Aún no hay calificaciones
  • Yjtu
    Yjtu
    Documento1 página
    Yjtu
    Anugrah Prihantoro Amd T
    Aún no hay calificaciones
  • TR
    TR
    Documento22 páginas
    TR
    Anugrah Prihantoro Amd T
    Aún no hay calificaciones