Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
TUGAS AKHIR
OLEH
ESTEVᾹO de CARVALHO
3110 105 701
ABSTRAK
2. 1 UMUM
Struktur banggunan bawah jembatan adalah merupakan baguian dari suatu
struktur jembatan yang terletak di sebelah bawah struktur bangunan atas
jembatan dibawah lantai kendaraan jembatan yang berfungsi untuk
menerima beban – beban dari struktur bangunan atas jembatan dan
menyalurkan beban – beban tersebut ke tanah dasar melalaui pondasi
jembatan.
Struktur bangunan bawah jembatan mempunyai peranan yang sangat
penting dalam komposisi struktur jembatan itu sendiri baik itu dari segi
kemanpuan menerima beban – beban berupa beban horizontal, beban
vertikal, beban gempa maupun beban angin dan lain lain.
Struktur bangunan bawah jembatan yang meliputi “abutment, oprit
jembatan, plat injak,dan retaining wall” memerlukan suatu perencanaan
yang baik sesuai standar – standar SNI, peraturan BMS dan peraturan
keluaran baru lainnya dengan maksud agar suatu konstruksi bangunan
bawah berkualitas tahan gempa, kuat, aman dan nyaman, seefisien munkin
dengan biaya yang murah.
2.2 TIPE STRUTUR BANGUNAN BAWAH JEMBATAN
2. 2.1 ABUTMENT
berfungsi untuk mendukung bangunan atas dan juga sebagai penahan tanah.
Sebagai perletakan balok jembatan atau beam.
Sebagai perletakan plat injak.
Sebagai penerus gaya-gaya yang bekerja pada struktur bangunan atas ke pondasi.
Sebagai penahan tekanan tanah aktif.
Abutment yang akan direncanakan ada dua yaitu di kiri dan kanan sungai, sehingga
masing - masing abutment mempunyai data tanah sendiri - sendiri
2.2.2 Kriteria perencanaan abutment
Perencanaan abutment akan memperhitungkan beban – beban sebagai berikut:
Pembebanan Abutment
Beban Primer:
Beban Mati
Beban Hidup
Beban Sekunder:
Beban Rem
Beban Angin,
Beban Gempa
Tekanan Tanah Gambar 3 gaya gaya yang bekerja pada abutment
Keterangan :
Pa1 , Pa2 , Pa3 : Gaya tekan aktip tanah pada belakang abutment
Pp1 , Pp2 : Gaya tekan pasif tanah di depan abutmment
G : Berat sendiri abutment
G1 : Gaya gempa akibat bangunan atas
Hg : Gaya gesek akibat tumpuan bergerak
Hrm : Gaya akibat rem
Rvd : Gaya tekan akibat beban dari atas
2.2.3 OPRIT JEMBATAN, PELAT INJAK
START
T
PENGUMPULAN DATA
PERENCANAAN dan STUDI
LITERATUR
PRELIMINARY DESIGN
ANALISA PEMBEBANAN
PEMBEBANAN PERENCANAAN
ABUTMENT GEOTEXTILE PADA
TIMBUNAN
PERENCANAAN
DIMENSI
Kontrol
ABUTMENT
Stabilitas
NOT OK
OK
NOT OK SELESAI
Kontrol Stabilitas
Abutment
Pondasi
OK
A
3.3 STRUKTUR BANGUNAN BAWAH JEMBATAN
3.3.1 KEPALA JEMBATAN (ABUTMENT)
Kerikil kerakal 35 – 40
Pasir padat 35 – 40
Pasir lepas 30
Gambar 3.1 Arah gaya tekanan tanah aktif
Dimana : = Berat isi tanah (t/m3) Lempung kelanauan 25 – 30
h = Kedalaman tanah (m)
q = beban merata (t/m) Lempung 20. – 25
Ko = koefisien tekanan tanah
∅
𝐾𝑜 = 𝑡𝑎𝑛2 45 − … … … … … … … … … 3.30
2
PERENCANAAN PONDASI
Pondasi
Terletak diatas tanah dasar berfungsi untuk menerima beban diatasnya
serta gaya Uplifth yaitu dari tanah dasar yang mendapat perlawana atas
beban diatanya
Jenis pondasi
Podasi dalam dan pondasi dangkal
Kontrol Stabilitas Pondasi
•Tiang Bor, Tiang bor dipasang ke dalam tanah dengan cara mengebor
tanah terlebih dahulu.kemudian dipasang tulanganyang telah dirangkai lalu
di cor.
Perencanaan poer
Kontrol dimensi poer
Untuk merencanakan tebal poer harus memenuhi syarat yaitu kuat geser nominal beton harus lebih besar
dari geser pons, dimana nilai Vc diambil dari persamaan dalam SNI 03 – 2847 – 2002 Pasal 13.12.2(1)
𝑓′ 𝑐 𝑏𝑜 𝑑
2
𝑉𝑐 = 1 +𝛽
𝑐 6
𝛼2 𝑑 𝑓′𝑐 𝑏𝑜 𝑑
𝑉𝑐 = 𝑏𝑜
+2 12
1
𝑉𝑐 = 𝑓′𝑐 𝑏𝑜 𝑑
3