Está en la página 1de 26

PROGRAM STUDI S-1 LINTAS JALUR JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNOLOGI SIPIL DAN PERENCANAAN


INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA 2012

TUGAS AKHIR

“PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN BAWAH JEMBATAN WELOLO


PADA RUAS JALAN VIQUEQUE – SAME – TIMOR LESTE”

OLEH

ESTEVᾹO de CARVALHO
3110 105 701
ABSTRAK

 STRUKTUR BANGUNAN BAWAH JEMBATAN BERPERANAN SANGAT


PENTING DALAM KOMPOSISI SUATU JEMBATAN
 TAMPA PERENCANAAN YANG BAIK PADA STRUKTUR BANGUNAN BAWAH
JEMBATAN YANG MELIPUTI ABUTMENT, RETAINNING WALL DAN
PERKUATAN PENAHAN TANAH LAINNYA, MAKA BANGUNAN ATAS PUN
TIDAK AKAN BERFUNGSI DENGAN BAIK
 KEDUA ABUTMENT YANG DIRENCANAKAN MEMPUNYAI KETINGGIAN 11
M TAMPA PILAR TENGAH , DENGAN SATU BENTANGAN YANG
PANJANGNYA 60 M
 METODE PERENCANAAN YAITU MENGHITUNG BEBAN – BEBAN YANG
BEKERJA PADA ABUTMENT SERTA MENGUNAKAN METODE PERBAIKAN
TANAH (MPT) UNTUK MENGSTABILKAN LERENG YANG MENGAKIBATKAN
LONGSORAN PADA DAERAH DISEKITAR KEDUA PANGKAL JEMBATAN
BAB I
PENDAHULUAN
LATARBELAKANG
 LETAKNYA JEMBATAN WELOLO DI DAERAH KABUPATEN VIQUEQUE
KHUSUSNYA DI KECAMATAN DILOR (LACLUTA)
 JEMBATAN WELOLO MERUPAKAN SALAH SATU JEMBATAN YANG
DIRENCANAKAN UNTUK MENGHUBUNGKAN JALAN YANG TERPUTUS ANTARA
KABUPATEN VIQUEQUE DAN KABUPATEN SAME YANG SELAMA INI TIDAK
ADA JEMBATAN YANG MENGHUBUNGKAN JALAN ANTARA KEDUA
KABUPATEN DI TIMOR LESTE
 JEMBATAN WELOLO LETAKNYA DI PESISIR SELATAN DI WILAYA TIMOR
LESTE DAN HAMPIR SEMUA DAERAHNYA DATARAN RENDAH DENGAN
PENGHASIL UTAMA PADI, HAL INI DAPAT DILIHAT PADA PETA KABUPATEN
VIQUEQUE BERIKUT INI:
Plan location
of Welolo
Bridge

Gambar 1. Peta lakasi


Sumber Dinas PU Timor Leste
 MENBANGUNNYA JEMBATAN WELOLO GUNA UNTUK MEMPERLANCAR
ARUS LALULINTAS YANG MENGHUBUNGKAN KOTA KABUPATEN VIQUEQUE
DAN KABUPATEN SAME
 DIPILIHNYA “ PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN BAWAH JEMBATAN
WELOLO “ KARENA PERMASALAHAN YANG SERING TERJADI ADALAH PADA
KONSTRUKSI STRUKTUR BANGUNAN BAWAH JEMBATAN
I.2 PERMASALAHAN
a. BAGAIMANA BISA MEMPERLANCAR ARUS LALULINTAS YANG
MENGHUBUNGKAN KABUPATEN VIQUEQUE DAN KABUPATEN SAME PADA
KAWASAN TERSEBUT
b. UNTUK MEMPERLANCAR ARUS LALULINTAS, MAKA DIBUAT PERENCANAAN
PADA STRUKTUR BANGUNAN BAWAH JEMBATAN WELOLO DENGAN
PERMASALAHAN YANG DITINJAUH AL:

1. BAGAIMANA MERANCANG STRUKTUR BANGUNAN


BAWAH JEMBATAN, PERMODELANNYA DAN ANALISA
STRUKTUR BANGUNAN BAWAH JEMBATAN DENGAN BAIK
BERDASARKAN PADA PERATURAN BMS SESUAI
PERATURAN BARUNYA?
2. BEBAN – BEBAN APA SAJA YANG HARUS
DIPERHITUNGKAN UNTUK BANGUNAN BAWAH
JEMBATAN?
3. BAGAIMANA MENGKONTROL KESTABILAN JEMBATAN
DAN PENGARUH PELAKSANAAN TERHADAP STRUKTUR?
4. BAGAIMANA MERANCANG PERLETAKAN PADA
BANGUNAN BAWAH SESUAI PERATURAN UNTUK
JEMBATAN DIMAKSUD?
I.3 MAKSUD DAN TUJUAN
I.3.1 MAKSUD

MAKSUD PERENCANAAN JEMBATAN WELOLO ADALAH MEMBUAT


SUATU DESAIN STRUKTUR BANGUNAN BAWAH YANG KUAT TAHAN
GEMPA KARENA DAERAH TIMOR LESTE TERMASUK DAERAH
RAWAN GEMPA SEPERTI PADA PETA ZONE GEMPA INDONESIA ,
TIMOR LESTE SECARA GEOGRAFIS BERADA DI ZONE KE 5
I.3.2 TUJUAN
TUJUAN ”PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN BAWAH JEMBATAN
WELOLO ” ADALAH BAGAIMANA MENDESAIN SUATU STRUKTUR
JEMBATAN YANG BAIK SESUAI PROSEDUR DAN STANDAR -
STANADAR TEKNIS YANG SELAMA INI DIPELAJARI DAN NANTINYA
BISA DITERAPKAN DI LAPANGAN , BERIKUT INI ACUAN – ACUAN
UNTUK PERENCANAAN :
1. Merancang struktur bangunan bawah jembatan dengan baik berdasarkan
peraturan BMS .
2. Permodelan dan analisa struktur bangunan bawah jembatan .
3. Beban-beban apa yang harus diperhitungkan untuk perencanaan pada
bangunan bawah jembatan.
4. Merencanakan dan menperghitungkan konstruksi bangunan - bangunan
bawah jembatan.
5. Mengontrol pengaruh kestabilan pada struktur bangunan bawah jembatan dan
pelaksanaan terhadap struktur.
6. Merancang jenis pondasi yang sesuai untuk jembatan.
I.4 BATASAN MASALAH

MENGINGAT KETER BATASAN WAKTU DALAM PENYUSUNAN TUGAS AKHIR INI


MAKA ADA BEBERAPA PERMASALAHAN YANG PERLU KAMI BATASI, ANTARA
LAIN:

1. Biaya konstruksi jembatan, Perencanaan struktur bangunan atas


jembatan, perencanaan perkerasan jalan pada jembatan, teknik
pelaksanaan pada konstruksi jembatan, tidak kami bahas dalam
tugas akhir ini.

2. Untuk bangunan atasnya kami hanya mengambil beban – bebannya


saja dalam perencanaan bangunan bawah jembatan.
I.5 MANFAAT

MANFAAT DARI PERENCANAAN JEMBATAN PADA TUGAS AKHIR INI


ADALAH SEBAGAI BERIKUT :
1. Sebagai solusi untuk memperlancar arus lalu lintas yang menghubung kabupaten
Viqueque dan kabupaten Same guna membantu menunjang roda perekonomian
masyarakat di sekitarnya.
2. Sebagai bahan rekomendasi dan evaluasi bagi pemerintah setempat dalam
pembangunan pada struktur bangunan bawah Jembatan perlu diperhatikan.
TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 UMUM
 Struktur banggunan bawah jembatan adalah merupakan baguian dari suatu
struktur jembatan yang terletak di sebelah bawah struktur bangunan atas
jembatan dibawah lantai kendaraan jembatan yang berfungsi untuk
menerima beban – beban dari struktur bangunan atas jembatan dan
menyalurkan beban – beban tersebut ke tanah dasar melalaui pondasi
jembatan.
 Struktur bangunan bawah jembatan mempunyai peranan yang sangat
penting dalam komposisi struktur jembatan itu sendiri baik itu dari segi
kemanpuan menerima beban – beban berupa beban horizontal, beban
vertikal, beban gempa maupun beban angin dan lain lain.
 Struktur bangunan bawah jembatan yang meliputi “abutment, oprit
jembatan, plat injak,dan retaining wall” memerlukan suatu perencanaan
yang baik sesuai standar – standar SNI, peraturan BMS dan peraturan
keluaran baru lainnya dengan maksud agar suatu konstruksi bangunan
bawah berkualitas tahan gempa, kuat, aman dan nyaman, seefisien munkin
dengan biaya yang murah.
2.2 TIPE STRUTUR BANGUNAN BAWAH JEMBATAN
2. 2.1 ABUTMENT
 berfungsi untuk mendukung bangunan atas dan juga sebagai penahan tanah.
 Sebagai perletakan balok jembatan atau beam.
 Sebagai perletakan plat injak.
 Sebagai penerus gaya-gaya yang bekerja pada struktur bangunan atas ke pondasi.
 Sebagai penahan tekanan tanah aktif.
Abutment yang akan direncanakan ada dua yaitu di kiri dan kanan sungai, sehingga
masing - masing abutment mempunyai data tanah sendiri - sendiri
2.2.2 Kriteria perencanaan abutment
Perencanaan abutment akan memperhitungkan beban – beban sebagai berikut:

 Daya dukung tanah


 Gaya lateral
 Berat sendiri abutment ditambah beban – beban bangunan atas
 Gaya horizontal dan vertical
 Gaya momen guling, geser dan penurunan
BANGUNAN BAWAH

Pembebanan Abutment
 Beban Primer:
Beban Mati
Beban Hidup
 Beban Sekunder:
Beban Rem
Beban Angin,
Beban Gempa
Tekanan Tanah Gambar 3 gaya gaya yang bekerja pada abutment

Keterangan :
Pa1 , Pa2 , Pa3 : Gaya tekan aktip tanah pada belakang abutment
Pp1 , Pp2 : Gaya tekan pasif tanah di depan abutmment
G : Berat sendiri abutment
G1 : Gaya gempa akibat bangunan atas
Hg : Gaya gesek akibat tumpuan bergerak
Hrm : Gaya akibat rem
Rvd : Gaya tekan akibat beban dari atas
2.2.3 OPRIT JEMBATAN, PELAT INJAK

Oprit jembatan dan plat injak adalah suatu struktur


bangunan yang terletak diantara jembatan dan jalan guna
untuk melandaikan atau memberi bidang datar dan berfungsi
untuk mencegah terjadinya penurunan setempat ( settlement )
pada tanah dasar dibelakang dinding penahan (back wall)
jembatan sehingga tidak terjadi perubahan ketinggian yang
menyolok antara jalan dan jembatan.
(sumber Civilianz, selasa 3 Mei 2011)
2.2.4 RETAINING WALL
Dinding penahan adalah struktur bangunan yang digunakan untuk
menahan tanah – tanah lepas atau memberikan kestabilan terhadap
tanah guna mencegah keruntuhan tanah yang miring atau lereng yang
kemanpuan tidak dapat dijamin oleh lereng itu sendiri.

Fungsi utama dari konstruksi dinding penahan (retaining wall ) adalah


untuk:

 Memberikan kestabilan terhadap bangunan jalan, jembatan dan


bangunan perumahan dan lain lain yang ada disekitarnya

 Mengstabilkan lereng - lereng akibat longsoran tanah

 Menahan gerusan di alur sungai

 Memberi perlindungan pada tebing di tepi jalan atau pada tepi


sungai
2.2.3.1 BEBAN – BEBAN YANG PERLU DIPERHITUNGKAN
PADA RETANNING WALL AN TARA LAIN:

 Beban akibat berat sendiri


 Beban akibat timbunan tanah disekitar jembatan
 Beban horizontal dan vertical akibat gesekan dan penurunan tanah
 Beban lateral
 Kontrol guling, geser , penurunan dan
 Daya dukung tanah
BAB III
METODOLOGI

3.1 PENGUMPULAN DATA PERENCANAAN DAN STUDI LITERATUR

Pengumpulan data perencanaan.


Sumber data dipeoleh dari Dinas Pekerjaan Umum( Obras Publicas ), Bina Marga
(Estradas Pontes e Controlo de Cheias ) Timor Leste. Data-data teknis tersebut
meliputi data tanah , hidrologi, topografi, lalulintas, dan lingkungan.
Data – data teknis dari jembatan tersebut adalah:
Nama jembatan : Jembatan Welolo - Viqueque
Lokasi : Lacluta – kabupaten Vqueque - Timor Leste
Pajang bentang : 60 m
Struktur utama jembatan : Jembatan Rangka Baja
Zona gempa :5
Data bahan
Kekuatan tekan beton (fc’)
Kekuatan leleh baja (fy) BJ 410
Studi Literatur

 Standar Nasional Indonesia (SNI) T-02-2005. Standar Pembebanan Untuk


Jembatan. Departemen Pekerjaan Umum
 Standar Nasional Indonesia (SNI) T-12-2004. Perencanaan Struktur Beton
Untuk Jembatan. Departemen Pekerjaan Umum.
 Bridge Design Manual Bridge Management System (BMS). 1992.
Departamen Pekerjaan Umum Dirjen Bina Marga.
Sumber-sumber yang lain digunakan dalam tugas akhir ini antara lain:
 Bambang Supriyadi dan Agus Setyo Muntohar, jembatan
 Chu-Kia Wang Struktur Statis Tak Tentu
 Pedoman perencanaan Pembebanan Jembatan Jalan Raya SKBI – 1.3.28.1987
Departamen Pekerjaan Umum.
 Standar Nasional Indonesia SNI 03-2847-2002
 Standar Nasional Indonesia SNI – 1726 – 2002, Standar Perencanaan Ketahanan
Gempa
 Perencanaan Struktur Baja dengan Metode LRFD
 Diktat Kuliah Rekayasa Struktur Baja, Beton, Metode Perbaikan Tanah ( MPT ), Teknik
Pondasi dan Mekanika Tanah
Berikut ini adalah metode penyelesaian yang digambarkan dengan diagram aliran dari
pekerjaaan tugas ini:
3.2 Diagram alur metodologi

START
T

PENGUMPULAN DATA
PERENCANAAN dan STUDI
LITERATUR

PRELIMINARY DESIGN

ANALISA PEMBEBANAN

PEMBEBANAN PERENCANAAN
ABUTMENT GEOTEXTILE PADA
TIMBUNAN

PERENCANAAN
DIMENSI
Kontrol
ABUTMENT
Stabilitas

NOT OK

OK

NOT OK SELESAI
 Kontrol Stabilitas
Abutment
 Pondasi

OK

A
3.3 STRUKTUR BANGUNAN BAWAH JEMBATAN
3.3.1 KEPALA JEMBATAN (ABUTMENT)

Disain awal kepala jembatan secara umum harus disesuaikan dengan


jenis pondasi yang digunakan dan ketinggian dari jembatan yang
direncanakan.

Beban yang diterima kepala jembatan antara lain:


beban bangunan atas dan tekanan tanah. Tekanan tanah aktif merupakan
tekanan tanah yang membebani dinding penahan tanah dengan arah
horisontal, apabila dinding penahan tanah digerakkan ke arah tanah isian
di bagian belakang maka tekanan tanah akan meningkat perlahan-lahan
sampai mencapai suatu harga tetap. Tekanan tanah pasif mempunyai
tegangan horisontal yang arahnya berlawanan dengan tekanan tanah aktif.
Tabel 3.1. Harga  Untuk Tiap Jenis Tanah

Macam tanah  (dalam o)


Kerikil kepasiran 35 – 40

Kerikil kerakal 35 – 40

Pasir padat 35 – 40

Pasir lepas 30
Gambar 3.1 Arah gaya tekanan tanah aktif
Dimana :  = Berat isi tanah (t/m3) Lempung kelanauan 25 – 30
h = Kedalaman tanah (m)
q = beban merata (t/m) Lempung 20. – 25
Ko = koefisien tekanan tanah


𝐾𝑜 = 𝑡𝑎𝑛2 45 − … … … … … … … … … 3.30
2
PERENCANAAN PONDASI

Pondasi
Terletak diatas tanah dasar berfungsi untuk menerima beban diatasnya
serta gaya Uplifth yaitu dari tanah dasar yang mendapat perlawana atas
beban diatanya
Jenis pondasi
Podasi dalam dan pondasi dangkal
Kontrol Stabilitas Pondasi

 Kontrol terhadap guling


 Kontrol terhadap geser
 Kontrol terhadap daya dukung tanah
Jika hasil kontrol, abutment memenuhi persyaratan guling dan geser. Tetapi
kontrol terhadap daya dukung tidak memenuhi, Sehingga perlu pondasi tiang
•Tipe Pondasi Tiang :
Tiang Kayu , tiang yang dibuat
dari kayu umumnya berdiameter
antara 10-25 cm. Ujung tiang
dilindungi dengan sepatu dari
besi. Beban maksimum yang
dapat dipikul 270-300kN.

Tiang Beton Pracetak, tiang dari


beton yang dicetak di suatu tempat
umumnya berbentuk prisma atau
bulat. Ukuran tidak berlubang 20
sampai 60 cm ,berlubang 140cm.
Beban maksimum yang dapat
dipikul 300-800kN.
( Sumber H. C. Hardiyatmo, Edisi ke II TekPond. hal 63, 64)
•Tiang Baja Profil, tiang pancang yang bahannya dibuat dari baja profil.

•Tiang Bor, Tiang bor dipasang ke dalam tanah dengan cara mengebor
tanah terlebih dahulu.kemudian dipasang tulanganyang telah dirangkai lalu
di cor.

Dari tipe – tipe tiang dipilih Tiang pancang dengan pertimbangan:


• Bahan tiang dapat diperiksa sebelum dipancang
• Prosedur pelaksanaan tidak dipengaruhi oleh air tanah
• Dapat menambah kepadatan tanah granuler
• Dapat di pancang sampai kedalaman yang dalam.
PERENCANAAN PONDASI TIANG GRUP

Perhitungan jarak tiang


Untuk jarak as ke as tepi pancang 2,5 D < S < 3,0 D
Untuk jarak tepi ke as tiang pancang 1,5 D < S1< 2 D
Dimana: S = jarak antar tiang pancang
S1 = jarak as tiang pancang ke tepi
D = diameter tiang pancang

Gambar 3.2 Pondasi tiang pancang grup

Perencanaan poer
Kontrol dimensi poer
Untuk merencanakan tebal poer harus memenuhi syarat yaitu kuat geser nominal beton harus lebih besar
dari geser pons, dimana nilai Vc diambil dari persamaan dalam SNI 03 – 2847 – 2002 Pasal 13.12.2(1)

𝑓′ 𝑐 𝑏𝑜 𝑑
2
𝑉𝑐 = 1 +𝛽
𝑐 6

𝛼2 𝑑 𝑓′𝑐 𝑏𝑜 𝑑
𝑉𝑐 = 𝑏𝑜
+2 12

1
𝑉𝑐 = 𝑓′𝑐 𝑏𝑜 𝑑
3

También podría gustarte