Está en la página 1de 10

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara penghasil komoditi obat-obatan

yang potensial. Aneka ragam jenis tanaman obat telah diproduksi sebagai bahan

baku obat modern maupun obat tradisional (jamu). Prospek pengembangan

produksi tanaman obat cukup cerah mengingat beberapa faktor seperti flora,

keadaan tanah dan iklim, pengembangan industri obat modern dan tradisional,

serta meningkatnya konsumsi dan harga komoditi obat. Tidak kurang dari 1.650

spesies tumbuhan di Semenanjung Malaya mempunyai khasiat sebagai obat dan

Indonesia mempunyai 9.606 spesies tumbuhan yang berfungsi sebagai obat serta

terdapat 1.260 spesies tumbuhan obat yang secara pasti berasal dari hutan tropika

Indonesia (Zuhud et al. 1994).

Dalam dunia farmasi, bahan mentah untuk obat-obatan biasa disebut

dengan simplisia. Simplisia adalah bahan alami yang dipergunakan sebagai obat

yang belum mengalami pengolahan apapun dan berupa bahan yang telah

dikeringkan. Simplisia terdiri dari 3 macam yaitu : 1. Simplisia nabati adalah

simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat tanaman ( isi

sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau dengan cara tertentu dikeluarkan

dari selnya ataupun zat-zat nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan

dari tanamannya dan belum berupa zat kimia murni). 2. Simplisia hewani adalah

simplisia yang merupakan hewan utuh, sebagian hewan atau zat-zat berguna yang

dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni. 3. Simplisia pelikan

atau mineral adalah simplisia yang berupa bahan pelikan atau mineral yang belum

diolah dengan cara yang sederhana dan belum berupa zat kimia murni

(Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1983).


2

Simplisia nabati yang banyak digunakan di dalam negeri baik yang dijual

oleh penjual jamu gendong di dalam pasar, pabrik-pabrik jamu, maupun untuk

bahan eksport ke luar negeri adalah dari jenis-jenis temulawak, lempuyang, laos,

pulasari, adas, jahe, kencur, kunyit, kemukus, kumis kucing. Bahkan dewasa ini

juga banyak diminati misalnya : tapak dara (Catharanthus roseus), kecubung

(Datura metel), gadung (Dioscorea hispida), pule pandak (Rauwolfia serpentina),

akar manis (Liquoria root) dan lain-lain (Prastowo, 1979).

Pada umumnya jenis-jenis yang dapat dimanfaatkan sebagai simplisia

nabati dapat berasal dari dua sumber, yaitu : (a). Yang berasal dari hasil alami

dengan cara mengumpulkan jenis-jenis tumbuhan obat dari hutan-hutan, tepi

sungai, kebun, gunung atau di tempat terbuka lainnya ; (b). Yang berasal dari hasil

penanaman atau budidaya baik secara kecil-kecilan oleh petani ataupun besar-

besaran oleh perkebunan (Bank Sentral Republik Indonesia, 2005).

Jamu merupakan bagian dari etnobotani karena : (1). bahan utama yang

dipakai dalam pembuatan jamu adalah tumbuhan yang mengandung komponen

beberapa zat aktif serta dapat dipakai untuk menyembuhkan penyakit tertentu ;

(2). teknik pengobatan dengan menggunakan jamu secara sinambung sangat tepat

guna terhadap suatu penyakit ; (3). masyarakat pada umumnya menderita penyakit

yang bersifat psikhosomatik dan teknik pengobatan yang dipakai untuk

penyembuhan dengan menggunakan jamu, cocok untuk berbagai jenis penyakit

dengan menghilangkan penyebab psikologisnya (Harini dan Roemantyo, 1987

dalam Sulistiyani et. al 1988).


3

Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk membuat simplisia nabati dari

tumbuhan obat dengan harapan kandungan zat aktif tidak rusak dan dapat

disimpan dalam waktu yang lama.


BAHAN DAN METODE

Bahan dan Alat

Bahan

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah rimpang kencur

(Kaempferia galangal).

Alat

Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah neraca analitik,

oven, amplop, tampah, pisau, botol selai, baskom, kertas label dan alat tulis.

Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 7 dan 14 Februari 2018

pukul 16.30-17.30 WITA, bertempat di Laboratorium Biologi Pertanian Fakultas

Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.

Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Mencuci bahan yang akan digunakan menggunakan air bersih didalam

baskom.

3. Menimbang amplop menggunakan neraca analitik.

4. Menimbang bahan yang digunakan menggunakan neraca analitik dengan

berat 25 g untuk di oven, dan 25 g lagi untuk kering matahari.


5

5. Memasukan 25 g bahan kedalam amplop dan 25 g lagi diletakan di atas

tampah.

6. Menimbang bahan yang telah dimasukkan kedalam amplop.

7. Memotong bahan yang akan dikeringkan.

8. Mengeringkan bahan dengan cara di oven dengan suhu 60o C dan di

keringkan dengan cara kering matahari.

9. Setelah 6 hari bahan yang sudah kering diamati.

10. Menyimpan dan memberi label pada wadah


HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Adapun hasil dari praktikum ini berupa data pengamatan sebagai berikut :

Tabel 1. Hasil pengamatan dan uraian tahap pembuatan simplisia.


A. Identifikasi Tanaman
1. Nama Tanaman Kencur (Kaempferia galangal)
2. Bagian tanaman yang digunakan Rimpang
3. Nama simplisia Kaempferiae rhizome
4. Fitokimia Rimpang Kencur mengandung pati (4,14
%), mineral (13,73 %), dan minyak atsiri
(0,02 %) berupa sineol, asam metil kanil
dan penta dekaan, asam cinnamic, ethyl
aster, asam sinamic, borneol, kamphene,
paraeumarin, asam anisic, alkaloid dan
gom.
5. Khasiat Meredakan perut kembung dan masuk
angin, meredakan kaki yang terkilir atau
keseleo, sebagai obat batuk berdahak,
mengatasi sakit tenggorokan, mengobati
sakit maag, meredakan diare, meredakan
sakit kepala, sumber antioksidan, dan
sumber serat.
B. Uraikan tahap pembuatan simplisia dengan mengisi tabel berikut ini!
1. Pemilihan bahan baku
a. Bahan baku tanaman Rimpang
b. Waktu pengambilan bahan Rabu, 7 Maret 2018
baku
c. Karakteristik bahan baku
 Warna Putih kekuningan
 Bentuk Bulat, beruas seperti jari
 Kenampakan irisan Max :
melintang (untuk rimpang) Min :
 Bau Menyengat
 Rasa Getir
2. Sortasi Basah
a. Jenis benda asing Ranting kecil, pasir, tanah, akar.
3. Pencucian Dicuci menggunakan air bersih didalam
baskom.
4. Berat basah bahan baku 25 gram
5. Cara pengubahan bentuk bahan Diiris melintang
baku
6. Pengeringan
7

a. Cara pengeringan Oven dan Kering matahari


b. Lama pengeringan 6 hari
c. Berat kering bahan baku Kering Oven : 4,669 g
Kering Matahari : 5,508 g
d. Kadar air Kering Oven : 81,204 g
Kering Matahari : 77, 968 g
7. Pemeriksaan Organoleptik
a. Warna Putih kekuningan
b. Bau Menyengat
c. Rasa Getir
8. Penyimpanan
a. Wadah penyimpanan Botol selai
b. Suhu tempat penyimpanan -
c. Kelembaban tempat -
penyimpan
d. Beri label pada wadah!
C. Pengamatan
Setelah 6 hari, amati kondisi simplisia!
1. Berat simplisia 10,207
2. Pengamatan organoleptik
a. Warna Putih
b. Bau Sedikit Menyengat
c. Rasa Getir

Pembahasan

Berdasarkan hasil praktikum dan pengamatan yang telah dilakukan maka

dapat diketahui bahwa rimpang kencur memiliki nama simplisia yaitu

Kaempferiae rhizoma dan memiliki kandungan fitokimia berupa pati (4,14 %),

mineral (13,73 %), dan minyak atsiri (0,02 %) berupa sineol, asam metil kanil dan

penta dekaan, asam cinnamic, ethyl aster, asam sinamic, borneol, kamphene,

paraeumarin, asam anisic, alkaloid dan gom.

Tanaman kencur (Kaempferia galangal) memiliki khasiat untuk

Meredakan perut kembung dan masuk angin, meredakan kaki yang terkilir atau
8

keseleo, sebagai obat batuk berdahak, mengatasi sakit tenggorokan, mengobati

sakit maag, meredakan diare, meredakan sakit kepala, sumber antioksidan, dan

sumber serat.

Tahap pembuatan simplisia ini meliputi pemilihan bahan baku yaitu

berupa rimpang dari tanaman kencur yang diperoleh dengan cara membeli di

pasar pada hari rabu tanggal 7 maret 2018. Karakteristik tanaman kencur memiliki

warna putih kekuningan, berbentuk bulat, kenampakan irisan melintang

maksimalnya, kenampakan irisan melintan minimalnya, memiliki bau yang

menyengat, dan rasa yang getir.

Pada saat pencucian ditemukan beberapa jenis benda asing berupa ranting

kecil, pasir, tanah, dan akar yang ikut tercuci menggunakan air bersih didalam

baskom. Berat basah bahan baku yaitu 50 g, cara pengubahan bentuk bahan baku

yaitu dengan cara diiris melintang, kemudian di keringkan dengan cara di oven

sebanyak 25 g dan kering matahari sebanyak 25 g, dengan lama pengeringan 6

hari.

Setelah bahan baku dikeringkan diperoleh berat kering bahan baku dan

kadar air. Untuk berat kering bahan baku yang dioven yaitu sebesar 4,699 g dan

yang kering matahari sebesar 5,508 g. Sedangkan kadar air untuk yang di oven

sebesar 81,204 % dan yang kering matahari 77,968 %. Berat simplisia dari

rimpang kecur ini sebanyak 10,207 g. Wadah penyimpanan yang digunakan

adalah wadah selai. Pengamatan organoleptik setelah dikeringkan yaitu memiliki

warna putih, bau yang sedikit menyengat, dan rasanya getir.


KESIMPULAN

Dari praktikum yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut :

1. Berat kering bahan baku yang dioven yaitu sebesar 4,699 g dan yang kering

matahari sebesar 5,508 g.

2. Kadar air untuk yang di oven sebesar 81,204 % dan yang kering matahari

77,968 %.

3. Berat simplisia dari rimpang kecur ini sebanyak 10,207 g.

4. Pengamatan organoleptik setelah dikeringkan yaitu memiliki warna putih, bau

yang sedikit menyengat, dan rasanya getir.


DAFTAR PUSTAKA

Bank Sentral Republik Indonesia. 2005. Budidaya Tanaman Bahan Jamu.


http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/ 59_05. Pengunaan Obat Tradisional.
pdf/59 _ 05 _ P.html. Diakses tanggal 17 Maret 2018.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1983. Pemanfaatan Tanaman Obat.


Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. Jakarta.

Prastowo, H. 1979. Empon-empon. Duta Rimba 34/V/ 1979. Perum Perhutani,


Jakarta.

Sulistiyani, Tatik Hadijati SU, Edi Yani MS. 1988. Penyebaran Tumbuhan Bawah
Yang Berpotensi Sebagai Tanaman Obat di Hutan Lereng Gunung Slamet
Baturaden KPH Banyumas Timur. Laporan Penelitian (tidak
dipublikasikan). Fakultas Biologi, Universitas Jenderal Soedirman.
Purwokerto.

Zuhud, E. A., M. Ekarelawan dan S. Riswan. 1994. Hutan Tropika Indonesia


Sebagai Sumber Keanaekaragaman Plasma Nutfah Tumbuhan Obat. Jurnal
pelestarian Pemanfaatan Keanekaragaman Tumbuhan Obat Hutan Tropika
Indonesia. Jurusan Konservasi Hutan, Fakultas Kehutanan IPB dan
Lembaga Alam Tropika Indonesia, Bogor.

También podría gustarte