Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
A. Pengkajian
I. Identitas
Nama :
Umur : Paling sering 30 – 50 tahun
Jenis kelamin : 3 x Lebih banyak pada pria
Alamat : Tinggal di daerah panas
Pekerjaan : perkerja berat
3. Eliminasi
- Gejala : Riwayat adanya/ ISK Kronis;obstruksi sebelumnya(kalkulus). Penurunan haluaran
urine, kandung kemih penuh. Rasa terbakar, dorongan kemih.
- Tanda : oliguria, hematuria, piuria. Perubahan pola berkemih.
4. Makanan/cairan
- Gejala : muntah/mual ,nyeri tekan abdomen. Diet rendah purin, kalsium oksalat, dan
fosfat. Ketidakcukupan pemasukan cairan; tidak minum air dengan cukup.
- Tanda : distensi abdominal; penurunan/tak adanya bising usus, muntah.
5. Nyeri/ketidaknyamanan
- Gejala : episode akut nyeri berat/ kronik. Lokasi tergantung pada lokasi batu, contoh
pada panggul di region sudut kostovetebral ; dapat menyebar ke seluruh punggung, abdomen,
dan turun ke lipat paha/genitalia. Nyeri dangkal konstan menunjukan kalkulus ada di pelvis
atau kalkulus ginjal. Nyeri dapat digambarkan sebagai akut, hebat tidak hilang dengan posisi
atau tindakan lain.
- Tanda : melindungi; prilaku distraksi. Demam dan menggigil.
6. Penyuluhan/ pembelajaran
- Gejala : riwayat kalkulus dalam keluarga, penyakit ginjal, hipertensi,gout, ISK Kronis.
Riwayat penyakit usus halus, bedah abdomen sebelumnya, hiperparatiroidisme. Penggunaan
antibiotic, antihipertensi, natrium bikarbonat,alupurinol,fosfat,tiazid, pemasukan berlebihan
kalsium dan vitamin.
B. Diagnosis Keperawatan
Pre operasi :
1. Nyeri berhubungan dengan peningkatan frekuensi / dorongan kontraksi uretral.
2. Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan situasi kandung kemih oleh batu,iritasi
ginjal atau uretral.
3. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual / muntah.
4. Resiko tinggi terhadap cidera berhubungan dengan adanya batu pada saluran kemih (ginjal).
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajan/ menginggat salah interpertasi
informasi.
Post operasi
1. Resiko kurang volume cairan b.d. haemoragik/ hipovolemik
2. Nyeri b.d insisi bedah
3. Perubahan eliminasi perkemihan b.d. penggunaan kateter
4. Resiko infeksi b.d. insisi operasi dan pemasangan kateter.
E. INTERVENSI KEPERAWATAN
Pre operasi
Diagnosa 1
Nyeri berhubungan dengan peningkatan frekuensi/dorongan kontraksi uretral
Tujuan : - Melaporkan nyeri hilang/berkurang dengan spasme terkontrol
- Tampak rileks mampu tidur/istirahat dengan tepat.
Intervensi Rasional
1. Catat lokasi, 1. Membantu
lamanya intensitas (0-10) mengevaluasi tempat
dan penyebaran abstruksi dan kemajuan
gerakan kalkulus
5. Cairan membantu
membersihkan ginjal dan
5. Berikan banyak dapat mengeluarkan batu
cairan bila tidak ada mual, kecil.
lakukan dan pertahankan
terapi IV yang
diprogramkan bila mual dan 6. Gerakan dapat
muntah terjadi. meningkatkan pasase dari
beberapa batu kecil dan
6. Dorong aktivitas mengurangi urine statis.
sesuai toleransi, berikan Kenmyamanan meningkatkan
analgesic dan anti emetic istirahat dan penyembuhan
sebelum bergerak bila mual disebabkan oleh
mungkin. peningkatan nyeri.
Diagnosa 2
Perubahan eliminasi urine berdasarkan slimuti kandung kemih oleh batu,iritasi ginjal oleh
ureteral
Tujuan - Berkemih dengan jumlah normal dan pola biasanya
- Tidak mengalami tanda obstruksi
Intervensi Rasional
1. Awasi pemasukan 1. Memberikan
dan keluaran serta informasi tentang fungsi
karakteristik urine ginjal, dan adanya
komplikasi contoh infeksi
dan perdarahan
Diagnosa 3
Kekurangan volume cairan berdasarkan mual / muntah
Tujuan : - Mempertahankan keseimbangan cairan
- Membran mukosa lembab
- Turgor kulit baik
Intervensi Rasional
1. Awasi intake dan 1. Membandingkan
Output keluaran actual dan yang
diantisifikasi membantu
dalam evaluasi adanya /
derajat statis / kerusakan
ginjal.
2. Catat insiden
muntah,diare perhatikan 2. Mual / muntah, diare
karakteristik dan frekuensi secara umum berdasarkan
mual / muntah dan diare. baik kolik ginjal karena
saraf ganglion seliaka pada
kedua ginjal dan lambung.
3. Awasi Hb /Ht,
elektrolit 3. Mengkaji hidrasi dan
efektifian / kebutuhan
intervensi.
4. Berikan cairan IV
4. Mempertahankan
volume sirkulasi / bila
pemasukan oral tidak
cukup,/ menaik fungsi
5. Berikan diet ginjal.
tepat,cairan jernih,makanan
lembut sesuai toleransi.
5. Makanan mudah
cerna menurunkan aktivitas
GI / iritasi dan membantu
mempertahankan cairan dan
keseimbangan nutrisi.
Diagnosa 4
Resiko tinggi terhadap cidera berdasarkan adanya batu pada saluran kemih ( ginjal ).
Tujuan : - Fungsi ginjal dalam batas normal
- Urine berwarna kuning / kuning jernih
- Tidak nyeri waktu berkemih.
Intervensi Rasional
1. Pantau : 1. Untuk deteksi dini
- Urine berwarna,bau / tiap 8 jam terhadap masalah.
- Masukan dan haluaran tiap 8 jam
- PH urine
- TTV setiap 4 jam
4. Berikan obat-obatan
sesuai program untuk 4. Dengan perubahan
mempertahankan PH urine PH urine / peningkatan
tepat. keasamaan /
alkalinitas,factor solubilitas
untuk batu dapat di control.
Diagnosa 5
Tujuan : - menyatakan pemahaman proses penyakit.
- Menghubungkan gejala dan faktor penyebab.
- Melakukan perubahan prilaku yang perlu dan berpastrisipasi dalam program pengobatan.
Intervensi Rasional
1. kaji ulang proses penyakit dan harapan di 1. memberikan pengetahuan dasar dimana
masa yang datang. pasien dapat membuat pilihan berdasarkan
informasi.
2. tekankan pentingnya peningkatan pemasukan 2. pembilasan sistem ginjal
cairan , contoh 3-4 liter per hari/ 6-8 liter/ menurunkan kesempatan statis ginjal atau
hari. Dorong pasien melaporkan mulut pembentukan batu.
kering, diuresis (keringat berlebihan) dan
untuk peningkatan pemasukan cairan baik
bila haus atau tidak.
3. diet rendah purin, contoh membatasi daging
berlemak, kalkun, tumbuhan polong, gandum3. menurunkan pemasukan oral terhadap
dan alkohol. prekusor asam urat.
4. diet rendah kalsium, contoh membatasi
,susu,keju,sayur, berdaun hijau, yogurt. 4. menurunkan resiko pembentukan batu
5. diet rendah oksalat, contoh membatasi makan kalsium.
coklat, minuman mengandung kafein, bit, 5. menurunkan pembentukan batu oksalat.
bayam.
6. diet rendah kalsium/ fosfat dengan jeli
karbonat aluminium 30-40 ml, 30 menit/jam. 6. mencegah kalkulus fosfat dengan membentuk
presipitrat yang larut dalam traktus GI,
7. diskusikan program obat-obatan, hindari menguragi beban nefron ginjal.
obat yang dijual bebas dan membaca semua 7. obat-obatan diberikan untuk mengasamkan
label produk/ kandungan dalam makanan. mengakalikan urine, tergantung pada
8. mendengar dengan aktif tentang terapi / penyebab dasar pembentukan batu.
perubahan pola hidup. 8. membantu pasien berkerja melalui perasaan
dan meningkatkan rasa kontrol apa yang
9. tunjukan perawatan yang tepat terhadap terjadi.
insisi/ kateter bila ada. 9. meningkatkan kemampuan perawatan diri,
dan kemandirian.
Post operasi
Diagnosa 1
Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan haemoregik / hipovolemik
Tujuan : - tanda tanda vital stabil
- kulit kering dan elastic
- intake output seimbang
- insisi mulai sembuh, tidak ada perdarahan melalui selang
Intervensi rasional
1. Kaji balutan selang kateter terhadap 1. mengetahui adanya perdarahan.
perdarahan setiap jam dan lapor
dokter.
2. Anjurkan pasien untuk mengubah 2. mencegah perdarahan pada luka insisi
posisi selang atau kateter saat
mengubah posisi. 3. mengetahui kesimbangan dalam tubuh.
3. Pantau dan catat intake output tiap 4
jam, dan laporan ketidak seimbangan.4. dapat menunjukan adanya dehidrasi /
4. Kaji tanda vital dan turgor kulit, suhu kurangnya volume cairan
tiap 4-8 jam.
Diagnosa 2
Nyeri berhubungan dengan insisi bedah
Tujuan : pasien melaporkan meningkatanya kenyamanan yang ditandai dengan mudah untuk
bergertak, menunjukkan ekspresi wayah dan tubuh yang relaks.
Intervensi Rasional
1. Kaji intensitas,sifat, lokasi pencetus daan 1. menentukan tindakan selanjutnya
penghalang factor nyeri.
2. Berikan tindakan kenyamanan non 2. dengan otot relkas posisi dan kenyamanan
farmakologis, anjarkan tehnik relaksasi, dapat mengurangi nyeri.
bantu pasien memilih posisi yang nyaman. 3. peradangan dapat menimbulkan nyeri.
3. Kaji nyeri tekan, bengkak dan kemerahan.
4. Anjurkan pasien untuk menahan daerah 4. untuk mengurangi rasa nyeri. R/ obat
insisi dengan kedua tangan bila sedang batuk. 5. analgetik dapat mengurangi nyeri.
5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
analgetik.
Diagnosa 3
Perubahan eliminasi perkemihan berhubungan dengan pemasangan alat medik ( kateter).
Tujuan : pasien berkemih dengan baik, warna urine kuning jernih dan dapat berkemih
spontan bila kateter dilepas setelah 7 hari.
Intervensi Rasional
1. Kaji pola berkemih normal pasien. 1.untuk membandingkan apakah ada perubahan
pola berkemih.
2. Kaji keluhan distensi kandung kemih tiap2. kandung kemih yang tegang disebabkan
4 jam karena sumbatan kateter.
3.Ukur intake output cairan. 3. untuk mengetahui keseimbangan cairan
4. Kaji warna dan bau urine dan nyeri. 4. untuk mengetahui fungsi ginjal.
5. Anjurkan klien untuk minum air putih 2 Lt 5. untuk melancarkan urine.
/sehari , bila tidak ada kontra indikasi.
Diagnosa 4
Resiko infeksi berhubungan dengan insisi bedah dan pemasangan kateter.
Tujuan : - Insisi kering dan penyembuhan mulai terjadi.
- Drainase dan selang kateter bersih.
Intervensi Rasional
1. Kaji dan laporkan tanda dan gejala infeksi 1. mengintervensi tindakan selanjutnya.
luka (demam, kemerahan, bengkak, nyeri
tekan dan pus)
2. Kaji suhu tiap 4 jam. 2. peningkatan suhu menandakan adanya
infeksi.