Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Disusun Oleh :
Kelompok XX
PEDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasien atau klien adalah individu yang tidak terlepas dari adanya masalah
kesehata. Bagi pasien yang mengalami masalah kesehatan, maka di mungkinkan
kebutuhan dasarnya menjadi terganggu salah satunya adalah masalah dalam hal
gangguan pernafasan kebutuhan dasar manusia merupakan fokus dalam asuhan
keperawaan, dalam hal ini perawat mempunyai pengetahuan dalam memberikan
asuhan keperawatan kepada pasien melalui proses keperawatan.
Dari data 1 bulan terakhir di ruang Cempaka RSU Bangli didapatkan keluhan
pasien terbanyak adalah gangguan pernafasan dengan diagnosa ketidakefektifan
pola napas, dimana dalam kasus ini pemenuhan oksigenasi mengalami gangguan
setiap bulannya pasien dengan ketidakefektifan pola napas terus meningkat.
Sehingga penulis mengambil kasus seminar tentang ketidakefektifan pola napas
yang mengakibatkan gangguan dalam pemenuhan oksigenasi.
B. Rumusan Masalah
Dari penjabaran latar belakang diatas, kami dapat menarik beberapa rumusan
masalah yaitu:
1. Bagaimana konsep teori kebutuhan oksigenasi ?
2. Bagaimana tinjauan teori asuhana keperawatan kebutuhan dasar
oksigenasi ?
3. Bagaimana WOC oksigenasi ?
4. Bagiamana Asuhan Keperawatan Oksigenasi ?
C. Tujuan
2. Tujuan Khusus
a. Memahami pengkajian pada pasien dengan gangguan sistem
pernapasan
b. Memahami diagnosa keperawatan pada pasien dengan gangguan
sistem pernapasan
c. Memahami intervensi pada pasien dengan gangguan sistem
pernapasan
d. Memahami implementasi pada pasien dengan gangguan sistem
pernapasan
e. Memahami evaluasi pada pasien dengan gangguan sistem pernapasan
BAB II
TINJAUAN TEORI
Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
metabolisme untukmempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel
tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2
ruangan setiap kali bernapas. (Wartonah Tarwanto, 2006)
Anatomi
menonjol dari wajah dan disangga oleh tulang hidung dan kartilago.
Bagian internal hidung adala rongga belorong yang dipisahkan
menjadi rongga hidng kanan dan kiri oleh pembagi vertical yang
sempit, yang disebut septum. Rongga hidung dilapisi dengan
membrane mukosa yang sangat banyak mengandung waskular yang
disebut mukosa hidung.
Permukaan mukosa hidung dilapisi oleh sel-sel goblet yang
mensekresi lendir secara terus menerus dan bergerak ke belakang ke
nasofaring oleh gerakan silia. Hidung berfungsi sebagai saluran
untuk udara mengalir ked an dari paru-paru. Hidung juga berfungsi
sebagai penyaring kotoran dan melembabkan udara yang dihirup ke
dalam paru-paru. Hidung juga bertanggung jawab terhadap olfaktori
(penghirup) karena reseptor olfaktori trletak dalam mukosa hidung,
dan fungsi ini berkurang sejalan dengan pertambahan usia
b. Faring
Faring atau tenggorokan merupakan struktur seperti tba
yangmenghubungkan hidung dan rongga mulut ke laring. Faring
dibagi menjadi tiga region: nasal(nasofaring), oral (orofaring), dan
laring (laringofaring). Fungsi faring adalah untuk menyediakan
saluran pada traktus respiratorius dan degestif.
c. Laring
Laring atau organ suara merupakan struktur epitel kartilago yang
menghubungkan faring dan trakea. Laring sering disebut sebagai
kotak suara dan terdiri atas:
1) Epiglottis adalah daun katup kartilago yang menutupi ostium
kea rah laring selama menelan
2) Glottis adalah ostium antara pita suara dalam laring
3) Kartilago tiroid: kartilago terbesar pada trakea, sebagian dari
kartilago yang komplit dalam laring (terletak di bawah kartilago
tiroid)
4) Kartilago arytenoid: digunakan dalam gerakan pita suara
dengan kartilago tiroid
5) Pita suara: ligament yang dikontrol oleh gerakan otot yang
menghasilkan bunyi suara (pit suara melekat pada lumen laring)
d. Trakea
Disebut juga batang tenggorokan. Ujung traea bercabang menjadi
dua bronkus yang disebut karina.
2. Saluran Nafas Bawah
a. Bronkus
Terbagi menjadi bronkus kanan dan kiri. Disebut bronkus lobaris
kanan (3 lobus) dan bronkus lobaris kiri (2 bronkus). Bronkus
;obaris kanan terbagi menjadi 10 bronkus segmental. Bronkus
segmentalis ini kemudian terbagi lagi menjadi bronkus
subsegmental yang dikelilingi oleh jaringan ikat yang memiliki:
arteri, limfatik dan saraf.
b. Bronkiolus
Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi bronkiolus.
Bronkiolus mengandung kelenjar submucosa yang memproduksi
lendir yang membentuk selimut tidak terputus untuk melapisi
bagian dalam jalan napas.
c. Alveoli
Merupakan tempat pertukan O2 dan CO2. Terdapat sekitar 300 juta
yang jika bersatu membentuk satu lembar akan seluas 70 m2.
Terdiri atas 3 tipe:
1) Sel-sel alveolar tipe I: adalah sel epitel yang membentuk
dinding alveoli
2) Sel-sel alveolar tipe II: adalah sel yang aktif secara metabolic
dan mensekresi sufraktan (suatu fosfolipid yang melapisi
permukaan dalam dan mencegah alveolar agar tidak kolaps)
3) Sel-sel alveolar tipe III: adalah makrofag yang merupakan sel-
sel fagotosis dan bekerja sebagai mekanisme pertahanan
d. Paru-paru
Merupakan organ yang elastis berbentuk kerucut. Terletak dalam
rongga dada atau toraks. Kedua paru dipisahkan oleh mediastinum
sentral yang berisi jantung dan beberapa pembuluh darah besar.
Setiap paru mempunyai apeks dan basis. Paru kiri lebih kecil dan
terbagi menjadi 2 lobus. Lobus-lobus tersebut terbagi lagi menjadi
beberapa segmen sesuai dengan segmen bronkusnya.
e. Pleura
Merupakan lapisan tipis yang mengandung kolagen dan jaringan
elastic. Terbagi menjadi 2:
1) Pleura parietalis yaitu yang melapisi rongga dada
2) Pleura viseralis yaitu menyelubungi setiap paru-paru
Fisiologi
b. Proses Terjadinya
Asma ditandai dengan kontraksi spastic dari otot polos
bronkhiolus yang menyebabkan sukar bernafas. Penyebab yang
umum adalah hipersensitivitas bronkhioulus terhadap benda-benda
asing di udara. Reaksi yang timbul pada asma tipe alergi diduga
terjadi dengan cara sebagai berikut : seorang yang alergi
mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody
Ig E abnormal dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan
reaksi alergi bila reaksi dengan antigen spesifikasinya. Pada asma,
antibody ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat pada
interstisial paru yang berhubungan erat dengan brokhiolus dan
bronkhus kecil. Bila seseorang menghirup alergen maka antibody
Ig E orang tersebut meningkat, alergen bereaksi dengan antibodi
yang telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan
mengeluarkan berbagai macam zat, diantaranya histamin, zat
anafilaksis yang bereaksi lambat (yang merupakan leukotrient),
factor kemotaktik eosinofilik dan bradikinin.
Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini akan
menghasilkan adema lokal pada dinding bronkhioulus kecil
maupun sekresi mucus yang kental dalam lumen bronkhioulus dan
spasme otot polos bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan
saluran napas menjadi sangat meningkat. Pada asma , diameter
bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi dari pada selama
inspirasi karena peningkatan tekanan dalam paru selama eksirasi
paksa menekan bagian luar bronkiolus. Karena bronkiolus sudah
tersumbat sebagian, maka sumbatan selanjutnya adalah akibat dari
tekanan eksternal yang menimbulkan obstruksi berat terutama
selama ekspirasi. Pada penderita asma biasanya dapat melakukan
inspirasi dengan baik dan adekuat, tetapi sekali-kali melakukan
ekspirasi. Hal ini menyebabkan dispnea. Kapasitas residu
fungsional dan volume residu paru menjadi sangat meningkat
selama serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan udara
ekspirasi dari paru. Hal ini bisa menyebabkan barrel chest.
c. Manifestasi Klinis
1. Gejala
a) Nafas pendek
b) Batuk produktif /tidak produktif
c) Riwayat pneumonia berulang
d) Faktor keluarga dan keturunan
e) Penggunaan oksigen pada malam hari atau terus-menerus
2. Tanda
a) Perubahan frekuensi pernafasan (cepat/lambat)
b) Penggunaan alat bantu pernafasan
c) Gerakan minimal pada diafragma
d) Bunyi nafas : wheezing, ronchi, roles
e) Kesulitan berbicara 4 kata atau 5 kata sekaligus
f) Adanya sianosis bibir dan dasar kuku
g) Karakteritis sputum(hijau, putih atau putih)
d. Komplikasi
1. Hiperventilasi
2. Hipoventilasi
3. Hipoksia
5. Pemeriksaan Diagnostik/Pemeriksaan Penunjang Terkait Oksigen
a. Jenis Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan radiologi thoraks merupakan upaya pengkajian
klien dengan gangguan system kardiovaskuler dan respirasi.
Pemeriksaan radiologi:
a) Foto rontogen
b) Thorax
c) VLS (vertebra, lumbal,sacral)
d) BNO (foto abdomen)
e) Scanning (head scanning, whole body)
f) IVP (kontras melalui intravena)
g) Cystografi
h) Uretrocystografi
a) Kanker laring
b) Pneumonia
c) TB paru
d) Abses paru
e) Bronchitis kronik
f) Emfisema paru
g) Asma
5. Ct-scan
Untuk mengintifikasi adanya massa abnormal.
6. Penatalaksanaan Medis
a. Penatalaksanaan Terapi
Farmakologi:
1) Antikoagulan
2) Trombolik
3) Antilipemik
4) Vasodilator perifer
Antikoagulan mencegah pembentukan bekuan darah, menyerang
dan melarutkan bekuan darah.
Fisiologis
c. Perencanaan
1. Prioritas diagnosa keperawatan
Ketidakefektifan Pola Napas
2. Rencana Asuhan Keperawatan
a) Diagnosa Keperawatan 1
1) Rencana Tujuan: ketidakefektifan pola napas teratasi
2) Kriteria Hasil
Frekuensi pernapasan dalam rentang normal (16-
20x/menit)
Tidak ada suara napas abnormal
Tanta-tanda vital dalam rentang normal
TD : 120/80 mmHg
N : 60-100x/menit
R : 16-20x/menit
S : 36,5-37,5ºC
Pasien tidak sesak
3) Rencana Tindakan
Mandiri :
d. Pelaksanaan
Pelaksanaan / implementasi merupakan tahap keempat dalam
proses keperawatan dengan melaksanakan berbagai strategi
keperawatan (tindakan keperawatan) yang telah direncanakan. Dalam
tahap ini perawat harus mengetahui berbagai hal, diantaranya bahaya
fisik dan perlindungann kepada pasien, teknik komunikasi,
kemampuan dalam prosedur tindakan, pemahaman tentang hak-hak
pasien, tingkat perkembangan pasien. Dalam tahap pelaksanaan
terdapat dua tindakan yaitu tindakan mandiri dan tindakan kolaborasi
( Aziz Alimul. 2009. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Buku 1.
Page 111).
e. Evaluasi
1. Ketidakefektifan Pola Nafas
a. Mempertahankan posisi pasien semi fowler.
b. Menunjukkan perilaku untuk memeperbaiki pola nafas,
misalnya pemasangan O2 dan melatih nafas dalam.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian pada pasien An. A dilakukan pada tanggal 26 juni 2017 pada
pukul 13.15 WITA di ruang Cempaka RSU Bangli dengan metode observasi,
wawancara, pemeriksaan fisik, dan dokumentasi (rekam medis).
1. Pengumpulan Data
Identitas Pasien Penanggung (kakak pasien)
Nama : An. A Ny. M
Umur : 18 tahun 26 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan Perempuan
Status Perkawinan : Belum menikah -
Suku Bangsa : Indonesia Indonesia
Agama : Hindu Hindu
Pendidikan : SMA -
Pekerjaan : Pelajar -
Alamat Terdekat : Br. Kubu Bangli Br. Kubu Bangli
Nomor Telepon : 081999665707 081999665707
Nomor Register :
Tanggal MRS : 25 Juni 2017
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama Saat Masuk Rumah Sakit
Pasien mengeluh sesak sejak 2 hari yang lalu pada tanggal 23 juni
2017
b. Keluhan Saat Pengkajian
Pada saat pengkajian tanggal 26 juni pasien mengeluh sesak, nyeri
uluhati, mual, muntah, dan batuk
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluh sesak sejak 2 hari yang yang lalu pada tanggal 23
juni 2017. Pasien mengatakan selama 2 hari tidak melakukan
pemeriksaan ke dokter atau klinik. Kemudian pada tanggal 26 juni
2017 pasien datang ke UGD RSUD Bangli dengan keluhan sesak dan
di UGD pasien diberi O2. Pasien di diagnosa oleh dokter ().
Kemudian disarankan untuk dirawat inap di ruang Cempaka. Pada
saat pengkajian pada tanggal 26 juni 2017 pasien mengeluh masih
sesak, nyeri uluhati, mual, muntah, dan batuk. Tanda – tanda vital :
TD : 100/70mmHg, N : 78x/menit, S : 36 , 70C.
d. Riwayat Penyakit Sebelumnya
Pasien mengatakan bahwa tidak pernah di rawat inap sebelumnya pun
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan memiliki penyakit keturunan seperti asma
3. Pola Kebiasaan
a. Bernafas
Sebelum Pengkajian : Pasien mengatakan tidak ada sesak saat
bernafas.
Saat Pengkajian : Pasien mengeluh sesak saat bernafas, nyeri uluhati,
mual, muntah dan batuk.
b. Makan dan Minum
Sebelum Pengkajian : Pasien mengatakan makan 3 kali sehari dengan
nasi putih dengan lauk pauk.
Saat Pengkajian : Pasien mengatakan frekuensi makan 3 kali sehari,
pasien biasa mengkonsumsi dan lauk pauk, tidak ada makanan
pantangan, tidak memiliki alergi makanan, porsi makan sehari yaitu 1
porsi, pasien mengatakan biasa mengkonsumsi air sebanyak 7-8 gelas
dan tidak ada masalah dalam makan dan minum.
c. Eliminasi
Sebelum Pengkajian : Pasien mengatakan tidak ada masalah bab dan
bak.
Saat pengkajian : Pasien mengatakan frekuensi bab 1 kali sehari,
dengan konsentrasi keras dengan feses khas dengan warna kuning dan
tidak terdapat darah, pasien juga mengatakan bak 7-8 kali sehari
berwarna jernih dengan bau khas urine dan volume kurang lebih
800cc.
d. Gerak dan aktivitas
Sebelum Pengkajian : Pasien mengatakan biasa beraktivitas seperti
biasa, melakukan kegiatan sebagai mana mestinya.
Saat Pengkajian : Pasien mengatakan saat dirawat di rumah sakit
masih bias bergerak dan berjalan dibantu dengan keluarga.
e. Istirahat dan tidur
Sebelum Pengkajian : Pasien mengatakan biasa tidur 6 sampai 8 jam
sehari.
Saat Pengkajian : Pasien mengatakan mulai tidur jam 22.00 wita dan
bangun jam 06.00 wita. Pasien mengatakan tidak ada masalah dalam
tidur.
f. Kebersihan diri
Sebelum Pengkajian : Pasien mengatakan bahwa mandi dua kali
sehari menggunakan sabun, dan mengganti pakaian.
Saat pengkajian : Pasien mengatakan mandi hanya satu kali sehari di
tempat tidurnya menggunakan lap.
g. Pengaturan suhu tubuh
Sebelum Pengkajian : Pasien mengatakan tidak ada tanda-tanda
badannya panas atau peningkatan suhu tubuh yang tinggi.
Saat Pengkajian : Pasien mengatakan tidak ada tanda-tanda badannya
panas atau peningkatan suhu tubuh yang tinggi.
h. Rasa nyaman
Sebelum Pengkajian : Pasien mengatakan tidak ada nyeri.
Saat Pengkajian : Pasien mengatakan ada nyeri pada uluhati.
i. Rasa nyaman
Sebelum Pengkajian : Pasien mengatakan tidak ada rasa takut, cemas,
maupun gelisah.
Saat Pengkajian : Pasien merasa cemas dan dengan penyakitnya.
j. Data social
Sebelum Pengkajian : Pasien mengatakan hubungan dengan keluarga
dan lingkungan sekitar harmonis.
Saat Pengkajian : Pasien mengatakan hubungan dengan keluarga dan
tenaga kesehatan dan lingkungan rumah sakit juga harmonis.
k. Prestasi dan Produktivitas
Sebelum Pengkajian : Pasien mengatakan tidak ada prestasi hanya
belajar dan beraktivitas sebagaimana mestinya.
Saat Pengkajian : Pasien mengatakan tidak bias menjalankan tugasnya
sebagaimana mestinya sebagai pelajar.
l. Rekreasi
Sebelum Pengkajian : Pasien mengatakan jarang melakukan rekreasi .
Saat Pengkajian : Pasien mengatakan untuk menghilangkan rasa
jenuhnya di rumah sakit, biasanya pasien mengobrol dengan
keluarganya.
m. Belajar
Sebelum Pengkajian : data tidak terkaji
Saat Pengkajian : data tidak terkaji
n. Ibadah
Sebelum Pengkajian : Pasien mengatakan beliau beragama hindu
setiap hari rutin sembahyang.
Saat Pengkajian : Pasien mengatakan hanya bias berdoa di tempat
tidur untuk kesembuhan penyakitnya.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
1. Kesadaran : composmentis (kesadaran penuh) GCS :
15 (E=4, M=6, V=5)
2. Bangun Tubuh : sedang
3. Postur Tubuh : tegak
4. Cara Berjalan : lancar terkoordinir
5. Gerak Motorik : normal
6. Keadaan Kulit
Warna : normal
Turgor : elastis
Kebersihan : bersih
Luka : tidak ada luka
7. Gejala Kardinal
Tekanan Darah : 100/70mmHg
Nadi : 78 x/menit
Suhu : 36,7°C
Respirasi : 18 x/menit
b. Kepala
Inspeksi : kulit kepala : kotor, rambut : panjang, luka : tidak ada luka
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
c. Mata
Inspeksi : Konjungtiva : merah muda, Sklera: putih, Kelopak mata :
tidak ada gangguan, Pupil : reflek pupil baik
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
d. Hidung
Inspeksi : Bentuk : simetris, Keadaan : bersih, Luka : tidak ada luka
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
e. Telinga
Inspeksi : Bentuk : simetris, Keadaan : bersih, Luka : tidak ada luka
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Pendengaran baik
f. Mulut
Inspeksi : Mukosa bibir : kering, Gusi : tidak berdarah, Gigi :
caries/karang gigi, Lidah : kotor, Tonsil : normal
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
g. Leher
Inspeksi : Keadaan : normal
Palpasi : Keadaan : tidak ada pembesaran tiroid dan parotis,dan tidak
ada nyeri tekan
h. Thorax
Inspeksi : Bentuk : simetris, Gerakan : terbatas, Payudara : simetris
Palpasi : Pengembangan dada : simetris, Nyeri tekan : tidak ada
Perkusi : Suara paru : sonor
Auskultasi : Suara paru : terdapat suara wheezing
i. Abdomen
Inspeksi : Keadaan : tidak ada distensi abdomen, Luka : tidak ada
luka
Auskultasi : Peristaltik usus : 18x/menit
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : bunyi thympani
j. Genetalia
Keadaan : tidak terkaji
k. Anus
Keadaan : tidak terkaji
l. Ekstermitas
Ekstermitas atas
Inspeksi : tidak ada edema, terpasang infus di tangan kanan.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Ekstermitas bawah
Inspeksi : tidak ada edema,tidak ada luka
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Kekuatan otot
555 554
555 555
m. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
No Hari/Tangg Jenis Hasil Satuan Nilai
al/Jam Pemeriksaan Pemeriksaan Normal
Lab
1 25 Juni
2017, jam
20.45
WITA
c) Ansietas
Analisa masalah
E : Alergi
Tanggal
N Diagnosa Keperawatan Paraf/nama
o. Ditemukan Teratasi
1. Ketidakefektifan pola nafas 26-juni-2017 29-juni-2017
2. Resiko kekurangan volume 26-juni-2017 -
cairan
3. Ansietas 26-juni-2017 -
C. Perencanaan Keperawatan
1. Prioritas Masalah Keperawatan (berdasakan)
a. Ketidakefektifan pola nafas
2. Rencana Keperawatan / Nursing Care Plan
Rencana Keperawatan Pada Pasien Asma Dengan ketidakefektifan pola nafas Di Ruang Cempaka RSU Bangli Tanggal 26-juni-
2017 s/d 29-juni-2017
Nama
Hari/tanggal/Ja Diagnosa
No Tindakan Keperawatan Evaluasi Respon Perawat/Pa
m Keperawatan
raf
Senin, 26 juni Ketidakefektfan pola mengobservasi tanda DS: -
2017 nafas -tanda vital
( Dinas Siang) DO:
14:00 - TD: 100/70 mmHg
- N : 78X/menit
- S : 36,7oc
- R : 22x/menit
DO:
- pasien tampak nyaman
dengan posisi semi
fowler
DS:
- pasien mengatakan
melakukan batuk dan sesak
monitoring frekuensi
dan irama pernafasan DO:
- pasien tampak sesak
dengan Respirasi
22x/menit dan nafas
pasien cepat dan
dalam
DS:
- pasien mengatakan
nyaman mengunakan
melakukan O2
monitoring respirasi
dan status O2 terapi
DO:
- pasien tampak nyaman
mengunakan O2
15:00 - O2 terpasang 3 liter
DS :
- Pasien mengatakan
nyaman menggunakan
O2
DO:
melakukan - O2 mengalir dengan
monitoring aliran O2 lancar
DS:
16:00 - Pasien mengatakan
masih sesak
DO:
- Terapi Nebulizer udah
diberikan
memberikan terapi
Nebulizer secara DS:
delegtif dengan - Pasien mengatakan
Combivent masih sesak dan batuk
17:00 DO:
- Terdengar suara nafas
abnormal (wheezing )
melakukan auskultasi
suara nafas dan
mencatat adanya
suara tambahan
2 Dinas Malam memberikan pasien DS:
21:00 dengan posisi semi - pasien mengatakan
folwer merasakan nyaman
dengan posisi semi
fowler
DO:
- Posisi sudah diberikan
- Pasien tampak nyaman
dengan posisi semi
folwer
DS:
- pasien mengatakan
nyaman mengunakan
O2
melakukan
monitoring respirasi DO:
dan status O2 - O2 terpasang 3 liter
- pasien nyaman
mengunakan oksigen
DS :
- Pasien mengaatakan
nyaman menggunakan
O2
DO:
- O2 mengalir dengan
22:00 melakukan lancar
monitoring aliran
O2
DS:
- Pasien mengatakan
masih sesak
DO:
- Terapi Nebulizer udah
diberikan
23:00
memberikan terapi DS:
Nebulizer secara - Pasien mengatakan
delegtif dengan masih sesak dan batuk
Combivent
DO:
Terdengar suara nafas
melakukan abnormal (wheezing )
auskultasi suara
nafas dan mencatat DS: -
adanya suara
05:00 tambahan DO:
- TD: 110/80 mmHg
- S: 36oC
- N: 80x/menit
- R: 22x/menit
melakukan
observasi tanda- DS:
tanda vital - pasien mengatakan
batuk dan sesak
DO:
- R: 22x/menit
07:00 - Pernafasan cepat dan
melakukan dalam
monitoring
frekuensi dan irama DS:
pernafasan - Pasien mengatakan
masih sesak
DS:
- Terapi nebulizer sudah
diberikan
memberikan terapi
Nebulizer secara
delegatif Combivent
Selasa, 27 juni melakukan observasi DS: -
2017 tanda-tanda vital
Dinas Pagi DO:
07:30 - TD: 120/70 mmHg
- N: 72x/menit
- R: 14x/menit
- S: 36,4oc
melakukan auskultasi
bunyi nafas dan catat DS:
adanya suara nafas - Pasien mengatakan
tambahan batuk dan sesak
berkurang
DO:
- Tidak terdapat bunyi
melakukan nafas tambahan
monitoring respirasi
dan O2 terapi DS:
- Pasien mengaatakan
nyaman menggunakan
O2
11:00
DO:
- Paien tampak nyaman
menggunakan Oksigen
- Oksigen terpasang 3
liter
DS:
- Pasien mengaatakan
melakukan nyaman menggunakan
monitoring aliran O2 O2
DO:
- O2 mengalir dengan
lancar
12:30 DS:
- pasien mengatakan
batuk dan sesak
melakukan
monitoring frekuensi DO:
dan irama pernafasan - R: 22x/menit
- Pernafasan cepat dan
dalam
DS:
- pasien mengatakan
merasakan nyaman
memberi posisi semi dengan posisi semi
fowler fowler
DO:
- Posisi sudah diberikan
- Pasien tampak nyaman
dengan posisi semi
folwer
DS:
- Pasien mengatakan
masih sesak
DO:
- Terapi Nebulizer udah
melakukan diberikan
pemberian obat
Nebulizer secara
delegatif ( Combivent
)
DO:
- R: 22x/menit
- Pernafasan cepat dan
dalam
melakukan
monitoring respirasi DS:
dan O2 terapi - Pasien mengaatakan
nyaman menggunakan
O2
DO:
- Paien tampak nyaman
menggunakan Oksigen
- Oksigen terpasang 3
liter
DS:
- pasien mengatakan
merasakan nyaman
memberi posisi semi dengan posisi semi
fowler fowler
DO:
- Posisi sudah diberikan
- Pasien tampak nyaman
dengan posisi semi
folwer
DS:
- Pasien mengatakan
masih sesak
DO:
- Terapi Nebulizer udah
melakukan diberikan
pemberian obat
Nebulizer secara DS:
delegatif ( Combivent - Pasien mengaatakan
) nyaman menggunakan
O2
16:00
DO:
melakukan - O2 mengalir dengan
monitoring aliran O2 lancar
DS:
- Pasien mengatakan
batuk dan sesak
18:00 DO:
- Terdapat bunyi nafas
tambahan
melakukan auskultasi (wheezing)
bunyi nafas dan catat
adanya suara nafas DS:
tambahan - Pasien mengatakan
sesaknya berkurang
DO:
melakukan - Terapi Nebulizer udah
pemberian obat diberikan
Nebulizer secara
delegatif ( Combivent DS:
) - pasien mengatakan
merasakan nyaman
dengan posisi semi
fowler
DO:
memberi posisi semi - Posisi sudah diberikan
fowler - Pasien tampak nyaman
Dinas Malam dengan posisi semi
20:30 folwer
DS:
- Pasien mengaatakan
nyaman menggunakan
O2
DO:
- Paien tampak nyaman
menggunakan Oksigen
- Oksigen terpasang 3
melakukan liter
monitoring respirasi
dan O2 terapi DS: -
DO:
- TD: 110/80mmHg
- N: 80x/menit
- R: 20x/menit
S: 36,3oc
DS:
- Pasien mengatakan
batuk dan sesak
berkurang
DS:
- Pasien mengaatakan
nyaman menggunakan
melakukan auskultasi O2
bunyi nafas dan catat
adanya suara nafas DO:
tambahan - O2 mengalir dengan
lancar
DS:
- pasien mengatakan
06:00 melakukan batuk dan sesak
monitoring aliran O2
DO:
- R: 20x/menit
- Pernafasan cepat dan
dalam
melakukan
monitoring frekuensi
dan irama pernafasan
Rabu 28 Juni melakukan DS:
2017 monitoring respirasi - Pasien mengaatakan
Dinas Pagi dan O2 terapi nyaman menggunakan
09:30 O2
DO:
- Paien tampak nyaman
menggunakan Oksigen
- Oksigen terpasang 3
liter
DS:
- Pasien mengaatakan
nyaman menggunakan
O2
melakukan
monitoring aliran O2 DO:
- O2 mengalir dengan
lancar
DS:
- pasien mengatakan
merasakan nyaman
dengan posisi semi
fowler
memberi posisi semi DO:
fowler - Posisi sudah diberikan
- Pasien tampak nyaman
dengan posisi semi
folwer
DS:
- pasien mengatakan
batuk dan sesak
DO:
- R: 26x/menit
- Pernafasan cepat dan
dalam
melakukan
monitoring frekuensi DS: -
12:00 dan irama pernafasan
DO:
- TD: 120/80mmHg
- N: 80x/menit
- R: 26x/menit
- S: 36,4oc
melakukan observasi
tanda-tanda vital DS:
- Pasien mengatakan
batuk dan sesak
berkurang
DO:
- Tidak terdapat bunyi
melakukan auskultasi nafas abnormal
bunyi nafas dan catat
adanya suara nafas
tambahan
Dinas Siang melakukan DS:
14:00 monitoring respirasi - Pasien mengaatakan
dan O2 terapi nyaman menggunakan
O2
DO:
- Paien tampak nyaman
menggunakan Oksigen
- Oksigen terpasang 3
liter
DS:
- Pasien mengaatakan
nyaman menggunakan
O2
melakukan
monitoring aliran O2 DO:
- O2 mengalir dengan
lancar
DS:
- pasien mengatakan
merasakan nyaman
dengan posisi semi
fowler
memberi posisi semi DO:
fowler - Posisi sudah diberikan
- Pasien tampak nyaman
dengan posisi semi
folwer
DS:
- pasien mengatakan
batuk dan sesak sudah
berkurang
DO:
- R: 26x/menit
- Pernafasan cepat dan
melakukan dalam
monitoring frekuensi
dan irama pernafasan DS: -
15:00
DO:
- TD: 120/80mmHg
- N: 82x/menit
- R: 20x/menit
- S: 35,9oc
DS:
melakukan observasi - Pasien mengatakan
tanda-tanda vital batuk dan sesak
berkurang
DO:
- Tidak terdapat bunyi
nafas abnormal
melakukan auskultasi
bunyi nafas dan catat
adanya suara nafas
tambahan
DS: -
melakukan observasi
06:00 tanda-tanda vital DO:
- TD: 120/80mmHg
- N: 80x/menit
- R: 20x/menit
- S: 36oc
memberi posisi semi DS:
fowler - pasien mengatakan
merasakan nyaman
dengan posisi semi
fowler
DO:
- Posisi sudah diberikan
- Pasien tampak nyaman
dengan posisi semi
folwer
DS:
- Pasien mengatakan
sesaknya berkurang
melakukan
pemberian obat DO:
Nebulizer secara - Terapi Nebulizer udah
delegatif ( Combivent diberikan
)
DS:
- Pasien mengatakan
batuk dan sesak
berkurang
melakukan auskultasi
bunyi nafas dan catat DO:
adanya suara nafas - Tidak terdapat bunyi
tambahan nafas abnormal
DS:
- pasien mengatakan
batuk dan sesak
melakukan berkurang
monitoring frekuensi
dan irama pernafasan DO:
- R: 20x/menit
- Pernafasan cepat dan
dalam
DS:
- Pasien mengaatakan
nyaman menggunakan
melakukan O2
monitoring aliran O2
DO:
- O2 mengalir dengan
lancar
DS:
- Pasien mengatakan
melakukan auskultasi batuk dan sesak
bunyi nafas dan catat berkurang
adanya suara nafas
tambahan DO:
- Tidak terdapat bunyi
nafas abnormal
DS:
melakukan - pasien mengatakan
monitoring frekuensi batuk dan sesak
dan irama pernafasan berkurang
DO:
- R: 20x/menit
- Pernafasan cepat dan
dalam
DS:
melakukan - Pasien mengaatakan
monitoring aliran O2 nyaman menggunakan
O2
DO:
- O2 mengalir dengan
lancar
DO:
- R: 22x/menit
- Pernafasan cepat dan
dalam
- melakukan pemberian
obat Nebulizer secara DS:
delegatif ( Combivent - Pasien mengatakan
) sesaknya berkurang
16:00 DO:
- Terapi Nebulizer udah
diberikan
DS:
- memberi posisi semi - pasien mengatakan
fowler merasakan nyaman
dengan posisi semi
fowler
DO:
- Posisi sudah diberikan
- Pasien tampak nyaman
dengan posisi semi
folwer
DS:
- Pasien mengatakan
batuk dan sesak
berkurang
Dinas Malam S:
21:00 - Pasien mengatakan masih
merasakan sesak
O:
- Pasien tampak sesak dan lemas
- Terdengar suara nafas abnormal (
wheezing) saat dilakukan
auskultasi.
- Tanda –tanda vital
TD: 110/80mmHg
S: 36 oc
N : 80x/menit
R: 22x/menit
- Pasien terpasang oksigen nasal
kanul 3liter
- Terdapat retraksi otot dada
A:
- Tujuan belum tercapai masalah
ketidakefektifan pola nafas belum
teratasi
P:
- Lanjutan intervensi 1,2,3,4,5,6 dan
7
Selasa 27 S:
juni 2017 - Pasien mengatakan masih
Dinas Pagi merasakan sesak
08:00
O:
- Pasien tampak sesak dan lemas
- Terdengar suara nafas abnormal (
wheezing) saat dilakukan
auskultasi.
- Tanda –tanda vital
TD: 120/70mmHg
S: 36,4 oc
N : 72x/menit
R: 14x/menit
A:
- Ketidakefektifan pola nafas belum
teratasi
P:
- Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5,6
dan 7
Dinas Siang S:
- Pasien mengatakan masih
merasakan sesak
- Pasien mengeluh batuk
- Pasien mengeluh nyeri pada ulu
hati
- Pasien mengatakan mual muntah
setelah makan
O:
- Pasien tampak sesak dan lemas
- Terdengar suara nafas abnormal (
wheezing) saat dilakukan
auskultasi.
- Tanda –tanda vital
TD: 110/80mmHg
S: 36,3 oc
N : 80x/menit
R: 16x/menit
- Pasien terpasang oksigen
A:
- Ketidakefektifan pola nafas belum
teratasi
P:
- Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5,6
dan 7
Dinas Malam S:
20:30 - Pasien mengataka sesak sesaknya
sudah berkurang
O:
- Sesak pasien sudah berkurang
- Tanda –tanda vital
TD: 100/80mmHg
S: 36,3 oc
N : 80x/menit
R: 20x/menit
A:
- Ketidakefektifan pola nafas sudah
teratasi sebagian
P:
- Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5,6
dan 7
Rabu 28 Juni S:
2017 - Pasien mengatakan sesak sudah
Dinas Pagi berkurang
09:00 - Pasien mengeluh batuk
- Pasien mengeluh nyeri pada ulu
hati
- Pasien mengatakan mual muntah
setelah makan
O:
- Sesak pasien sudah berkurang
- Tanda –tanda vital
TD: 120/80mmHg
S: 36,4 oc
N : 80x/menit
R: 26x/menit
- Pasien terpasang oksigen
A:
- Ketidakefektifan pola nafas belum
teratasi
P:
- Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5,6
dan 7
Dinas Siang S:
14:00 - Pasien mengatakan sesak sudah
berkurang
O:
- Sesak pasien sudah berkurang
- Tanda –tanda vital
TD: 120/80mmHg
S: 35,9 oc
N : 82x/menit
R: 13x/menit
- Pasien terpasang oksigen
A:
- Ketidakefektifan pola nafas belum
teratasi
P:
- Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5,6
dan 7
Dinas Malam S:
22:00 - Pasien mengatakan sesak sudah
berkurang
O:
- Sesak pasien sudah berkurang
- Pasien tampak tidak lemas dan
sesak
- Tanda –tanda vital
TD: 120/80mmHg
S: 36 oc
N : 80x/menit
R: 20x/menit
- Pasien terpasang oksigen
- Suara nafas tambahan (-)
A:
- Ketidakefektifan pola nafas belum
teratasi
P:
- Lanjutkan intervensi 1,3,4,5 dan 7
Kamis 29 S:
juni 2017 - Pasien mengatakan tidak sesak
Dinas Pagi O:
08:00 - Oksigen tidak terpasang
- Tanda –tanda vital
TD: 110/70mmHg
S: 36,5 oc
N : 64x/menit
R: 20x/menit
A:
- Ketidakefektifan pola nafas belum
teratasi
P:
- Lanjutkan intervensi 1,2,3, dan 4
Dinas Siang S:
16:00 - Pasien mengatakan tidak sesak
O:
- Oksigen tidak terpasang
- Tanda –tanda vital
TD: 120/80mmHg
S: 36,4 oc
N : 80x/menit
R: 22x/menit
A:
- Ketidakefektifan pola nafas sudah
teratasi
P: -