Está en la página 1de 9

STUDI KASUS

MS. KL, 45 tahun, adalah seorang manajer di sebuah perusahaan tekstil. Tinggi
badan 158 cm dan berat badan 70 kg. Saat ini MS. KL mengeluhkan nyeri ringan di bagian
sendi, kurang bertenaga, rambut rontok, kemampuan melihatnya menurun, daya ingat
jangka pendek (short-term memory) menurun, kulit menipis, dan banyak terdapat bintik-
bintik kecoklatan pada kulit, terutama di bagian wajah.

MS. KL tidak memiliki riwayat alergi maupun operasi sebelumnya, dan tidak
menggunakan obat-obatan akhir-akhir ini. MS. KL menemui dokter pribadinya dan
menyampaikan keluhan-keluhan tersebut, dan dokter melakukan serangkaian tes
terhadapnya. Dokter menyatakan apa yang dikeluhkan MS. KL adalah normal untuk
usianya sekarang sehingga MS. KL tidak perlu terlalu khawatir. Riwayat penyakit keluarga
yang dimiliki, yaitu diabetes, hipertensi dan stroke. Dokter juga melakukan analisis
terhadap usia kronologis dan usia sel MS. KL. Hasilnya menunjukkan bahwa usia
kronologis MS. KL 45 tahun dan usia selnya 49 tahun, yang menunjukkan bahwa usia
selnya lebih tua dibandingkan usia kronologisnya. Untuk pemeriksaan fisik didapatkan
hasil yang normal.

Sebagai seorang manajer, MS KL bekerja kurang lebih 8-9 jam sehari, dan
kebanyakan duduk di depan computer. Setiap hari minggu, MS. KL selalu menyempatkan
jalan pagi keliling komplek perumahannya sekitar 30-60 menit. MS. KL menyukai kopi
dalam sehari biasanya minum kopi 4-5 kali. Setiap pagi sebelum berangkat kerja MS. KL
selalu sarapan pagi ditambah segelas susu, sedangkan untuk makan siang dan makan
malam kebanyakan membeli makanan siap saji., dan makanan favoritnya adalah masakan
padang dan kentang goreng. MS KL jarang makan sayur dan buah dengan alasan tidak
sempat membeli atau memasaknya.

Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukan :

1. Ultra-fast CT scan (EBCT) test : adanya kalsifikasi/pengapuran pada dinding arteri


coroner disertai dengan plaque
2. Test mercury : 0,058 ( normal 0,01)
3. Score kekakuan arteri : 108 (normal <70)
4. Body fat :25 % (normal 20%)
5. Body water : 56,8 % (normal 60-65%)
6. Perubahan body weight : 8 %
7. Fasting glucose : 133 (normal 120 mg/dl)
8. Hormon testosterone menurun.

PERTANYAAN

1. Bagaimana status gizi Ny. KL?


2. Jelaskan bagaimana usia sel Ny. KL bisa lebih tua dibandingkan dengan usia
kronologisnya?
3. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi kondisi Ny. KL sekarang?
4. Diagnosa gizi apa yang bisa ditegakkan untuk Ny. KL?
5. Sebagai seorang ahli gizi, intervensi apa yang akan anda berikan terhadap Ny. KL.
Jelaskan!
6. Target capaian seperti apa yang akan Anda harapkan setelah diberikan intervensi
selama 6 bulan dan 1 tahun?
7. Referensi
JAWABAN

1. Status Gizi Ny. KL

BB (kg)
IMT = TB²(cm)

70
= 1,52 = 28.04 kg/m²

Status Gizi : Gemuk tingkat berat (Kemenkes, 2014)

2. Usia sel Ny. KL bisa lebih tua dibandingkan dengan usia kronologisnya

Usia sel (usia biologis) merupakan usia dari sel-sel tubuh, sedangkan usia
kronologis adalah usia yang dihitung dari tanggal lahir. Pada umumnya seseorang
dikatakan tua apabila usia kronologisnya tua, namun hal tersebut tidak berkaitan dengan
fungsi fisiologis, psikologis, dan proses penuaan pada diri seseorang, bisa saja individu
tersebut menunjukkan tanda-tanda penuaan sedangkan usia kronologisnya masih
tergolong muda.

Pada kasus Ny. KL yang menunjukkan bahwa usia sel lebih tua dibandingkan
dengan usia kronologisnya, salah satu teori yang relevan yaitu teori radikal bebas. Yaitu
penuaan merupakan proses tunggal yang dimodifikasi oleh genetic dan faktor lingkungan
dimana penumpukan radikal oksigen endogenous yang terbentuk di sel bertanggung
jawab terhadap proses menua dan kematian sluruh makhluk bidup, kemudian teori ini di
revisi kembali ketika mitokondria diidentifikasi sebagai penginisiasi sebagian besar radika
bebas yang berhubungan dengan penuaan.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi Ny. KL sekarang

a. Genetik

Menurut Bandiyah, 2009 Faktor-faktor yang mempengaruhi penuaan yaitu genetic,


nutrisi, status kesehatan, pengalaman hidup dan stress (Nugroho,2000)

Didalam teorigenetik clock dijelaskan bahwa didalam tubuh terdapat jam biologis yang
mengatur gen dan menentukan proses penuaan. Teori ini menyatakan bahwa itu telah
terprogram secara genetic untuk spesies tertentu dan setiap spesies mempunyai batas
usia yang berbeda.

b. Radikal bebas

Radikal bebas merupakan produk sampingan hasil proses seluler yang menggunakan
oksigen. Radikal bebas merupakan senyawa yang sangat reaktif dan bersifat merusak.
Diketahui kembali bahwa radikal bebas sangat mudah bereaksi dengan DNA, protein, dan
asam lemak tak jenuh. Dari teori ini disimpulkan bahwa penumpukkan radikal bebas di sel
dalam batas tertentu dianggap sebagai hal yang berhubugan dengan proses penuaan. Hal
ini sejalan dengan semakin tua umur seseorang, semakin banyak ditemukan radikal bebas
di dalam tubuhnya.

c. Nutrisi dan metabolisme

Teori menua akibat metabolisme telah dibuktikan dalam berbagai percobaan hewan,
bahwa pengurangan asupan kalori ternyata bisa menghambat pertambahan dan
memperpanjang umur, sedangkan perubahan asupan kalori yang menyebabkan
kegemukan dapat memperpendek umur (Parmojo, 2000)

Hal tersebut berkaitan dengan kasus, yaitu kebiasaan Ny, KL mengonsumsi makanan
cepat saji, dimana makanan cepat saji mengandung kalori yang cukup tinggi.

d. Altivitas fisik

Sedentary lifestyle adalah seseorang yang memiliki aktivitas fisik yang tidak teratur atau
tidak sama sekali. Orang yang mengikuti gaya hidup tersebut sering disebut sebagai
“kentang sofa” karena menghabiskan sebagian besar waktunya untuk duduk, menonton
TV, bekerja di depan computer, mengetik, bermain game, membaca, dan aktivitas lain
yang serupa. Gaya hidup seperti itu dapat berkontribusi terhadap penyebab kematian
atau kesehatan yang buruk. Sel membentuk setiap organ dalam tubuh, dan tingkat
dimana sel mati bervariasi pada setiap individu. Faktor gaya hidup lainnya seperti
merokok, dan stress juga dapat mempengaruhi laju penuaan sel.

Telah dilakukan penelitian mengenai dampak negatif sedentary lifestyle pada usia sel oleh
Universitas California-San Diego dibawah pimpinan Alladin Shadyab, Ph.D dari UCSD
School of Medicine’s Departement of Family Medicine and Public Health. Hasil penelitian
menilai hubungan antara waktu sedentary(waktu duduk) dan panjang leukosit telomer
(LTL) pada 1481 lansia yang telah menopause. Waktu sedentary dihitung dengan cara
mengisi kuesioner dan dipasangkan accelerometer pada pinggang peserta penelitian
dalam waktu seminggu. Aktivitas fisik yang rendah menyebabkan perbadaan usia biologis
(usia sel) selama 8 tahun antara wanita yang berolahraga dan yang tidak. Ini merupakan
pertama kalinya sebuah penelitian menyelidiki hubungan telomere, waktu sedentary, dan
olahraga. Shadyab menyoroti pentingnya pemilihan gaya hidup karena para wanita yang
duduk lama (waktu sedentarynya lama) tidak memiliki telomer yang lebih pendek jika
mereka melakukan olahraga yang direkomendasikan nasional yaitu minimal 30 menit
sehari. Shadyab menyatakan bahwa “aktivitas fisik harus terus menjadi bagian dari
kehidupan kita sehari-hari bahkan saat kita berusia 80 tahun.” (Shadyab, 2017)

e. Penyakit penyerta

Berbagai penyakit sring menghinggapi kaum lanjut usia. Kaum lansia akan selalu
bergandengan dengan perubahan fisiologis maupun psikologis. (Nugroho, 2000)

Manusia secara lambat dan progresif akan kehilangan daya tahan terhadap infeksi dan
akan semakin banyak menempuh penyakit degenerative (misalnya : hipertensi, diabetes
mellitus, kanker).

Kondisi Ny. KL dalam kasus ini memiliki gejala diabetes dilihat dari kadar gula darah puasa
yang tinggi dan adanya pengapuran pada dinding arteri disertai plaque, dan kekakuan
arteri yang kurang baik yang berhubungan dengan penyakit jantung dan stroke.

4. Diagnosa gizi yang bisa ditegakkan untuk Ny. KL

Kategori Assessment Interpretasi Diagnosis Gizi


IMT = 28,04 kg/m² ; Gemuk Tingkat Berat NC 3.3.1 Kelebihan berat
BB = 70 kg
( Kemenkes RI,2014 ) badan dihubungkan
TB = 158 kg
AD dengan kebiasaan makan
IMT = 28,04 kg/m²
BB lebih dari BBI 25,43 % yang kurang baik ditandai
BBI = 52.2 kg
oleh kebiasaan
mengonsumsi makanan
siap saji dan menyukai
masakan padang dan
kentang goreng serta IMT
28,04 kg/m², BB lebih dari
BBI 25,43 %

Ultra-fast CT scan (EBCT)


test: adanya
kalsifikasi/pengapuran
pada dinding arteri
coroner disertai dengan
plaque
Test mercury: 0.058
(normal 0.01)
Score kekakuan arteri :
108 (normal <70)
BD
Body fat :25 % (normal
Normal
20%)
Body water : 56,8 %
(normal 60-65%)
Perubahan body weight :
8%
Fasting glucose : 133
hiperglikemia
(normal 120 mg/dl)
Hormon testosteron
menurun
Perempuan, usia 45 NB.2.1 Aktifitas fisik
Usia rentan terkena penyakit degeneratif
tahun kurang
Tingkat pendidikan memudahkan
Manajer di perusahaan komunikasi antara ahli gizi dengan klien
Tekstil dan status sosial memudahkan pemilihan
makanan yang beragam
Bekerja 8-9 jam sehari
dan kebanyakan duduk Aktifitas fisik kurang
CH
di depan komputer
Tinggal dengan suami
dan dua orang anak
Setiap hari minggu Ny.
KL selalu menyempatkan
jalan pagi keliling Olahraga teratur
komplek perumahannya
sekitar 30-60 menit
Tidak memiliki riwayat
alergi sebelumnya dan
Tidak ada prediksi interaksi makanan dan
tidak menggunakan
riwayat alergi dan penggunaan obat
obat-obatan akhir-akhir
ini
Riwayat penyakit
Kemungkinan terdapat pengaruh genetik
keluarga yang dimiliki
yaitu diabetes,
hipertensi dan stroke
selalu sarapan pagi NB.1.7 Pemilihan
ditambah segelas susu makanan yang salah
dihubungkan oleh

makan siang dan


makan malam
kebanyakan membeli Pemilihan makanan yang kurang baik
makanan siap saji
makanan favoritnya
FH
adalah masakan
padang dan kentang
goreng

Tidak siap untuk diet/merubah perilaku


jarang makan sayur
dan buah dengan
alasan tidak sempat
membeli atau
memasaknya

Nyeri ringan di bagian


sendi, kurang bertenaga,
rambut rontok,
kemampuan melihat
menurun, daya ingat
jangka pendek (short-
PD term memory) menurun,
kulit menipis, dan
banyak terdapat bintik-
bintik kecoklatan pada
kulit, terutama di bagian
wajah
Usia sel 49 tahun Usia sel lebih tua dari usia kronologis

Diagnosis Utama

NC 3.3.1 Kelebihan berat badan dihubungkan dengan kebiasaan makan yang kurang baik
ditandai oleh kebiasaan mengonsumsi makanan siap saji dan menyukai masakan padang
dan kentang goreng serta IMT 28,04 kg/m², BB lebih dari BBI 25,43 %
5. intervensi yang akan anda berikan terhadap Ny. KL

1.Memperbaiki status gizi klien dengan Pemberian makanan dengan zat gizi seimbang,
yaitu tepenuhinya

a. Kalori atau energi

b. Protein sebagai Zat Pembangun untuk mengganti sel-sel yang rusak

c. Vitamin dan mineral sebagai zat pengatur untuk melancarkan bekerjanya orang tubuh

2. Mencegah meningkatnya radikal bebas dengan pemberian makanan kaya akan


antioksidan yang dipakai sebagai bahan aditif makanan, diperoleh di alam mencakup
vitamin E (tokoferol), vitamin C, beta carotene, selenium dapat diperoleh dari buah-
buahan dan sayuran.

3. Pemberian edukasi gizi dan gaya hidup sehat

Edukasi gizi dapat diberika dengan cara konsultasi mengenai kebiasaan makan, anjuran
makanan yang diperlukan dan dihindari, sedangkan gaya hidup sehat yaitu mengenai
kebiasaan olahraga (aktifitas fisik), kebiasaan merokok, dan pemeliharana kesehatan.

6. Target capaian yang diharapkan setelah diberikan intervensi selama 6 bulan dan 1
tahun

a. Status gizi klien normal dengan IMT normal (18,5-25 kg/m²)

b. Menghilangkan keluhan-keluhan pada klien yaitu nyeri ringan di bagian sendi, kurang
bertenaga, rambut rontok, kemampuan melihatnya menurun, daya ingat jangka pendek
(short-term memory) menurun, kulit menipis, dan banyak terdapat bintik-bintik
kecoklatan pada kulit, terutama di bagian wajah.
7. Referensi

Getoff, N.1999.Radical Anion of B-caroten studied by pulse radiolysis in ethanol-water


and tert. Butanol-water mixtures. Radiat. Phys. Chem 55, 395-398.

También podría gustarte