Está en la página 1de 6

all in one

Saturday, October 5, 2013


ASKEP CKB ( CIDERA KEPALA BERAT )
I. KONSEP DASAR
A. DEFINISI
Cedera kepala berat adalah gangguan traumatik otak yang
disertai atau tanpa disertai perdarahan intertisial dalam substansi tanpa diikuti terputusn
ya kontunuitas otak di tandai dengan :
a. GCS 3-8
b. Kehilangan kesadaran lebih dari 24 jam
c. Tanpa neurologis fokal
d. Disertai kontusio cerebral, laserasi, hematoma intrakarnial
B. ETIOLOGI / PENYEBAB CKB

1. Akselerasi
Terjadi jika benda yang sedang bergerak membentur kepala yang sedang diam
2. Deselerasi
Terjadi jika membentur objek yang sedang tidak bergerak

C. PATOFISIOLOGI
Cedera memegang peranan yang sangat besar dalam menentukana berat ringannya ko
nsekuensi patofisiologi dari suatu trauma kepala. Cedera percepatan (akselerasi) terjadi
jika benda yang sedang bergerak membentur kepala yang sedang diam, seperti traum
a akibat pukulan benda tumpul, atau karena kena lemparan benda tumpul. Cedera perl
ambatan (deselerasi) adalah apabila kepala membentur obyek yang secaa relatif tidak
bergerak, seperti badan mobil atau tanah. Kedua kekuatan ini mungkin terjadi secara b
ersamaan bila terdapat gerakan tiba-
tiba tanpa kontak langsung, seperti yang terjadi bila posisi badan diubah secara kasar d
an cepat. Kekuatan ini bisa dikombinasi dengan pengubahan posisi rotasi pada kepala,
yang menyebabkan trauma regangan dan robekan pada substansi alba dan batang ota
k.
Cedera primer yang terjadi pada waktu benturan, mungkin karena memar pada permuk
aan otak, laserasi substansi alba, cedera robekan atau hemorargi. Sebagai akibat ceder
a sekunder dapat terjadi sebagai kemampuan autoregulasi serebral dikurangi atau tak a
da pada area cedera. Konsekuensinya meliputi hiperemi (peningkatan volume darah) p
ada area peningkatan permeabilitas kapiler, serta vasodilatasi arterial, semua menimbul
kan peningkatan isi intrakranial dan akhirnya peningkatan TIK (peningkatan intrakranial)
. Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan cedera otak sekunder meliputi hipoksia, hi
perkarbia dan hipotensi. Gannaralli dan kawan-
kawan memperkenalkan cedera kepala “fokal” dan “menyebar” sebagai kategori cedera
kepala berat pada upaya untuk menggambarkan hasil yang lebih khusus. Cedera fokal
diakibatkan dari kerusakan fokal yang meliputi kontusio serebral dan hematoma intra se
rebral, serta kerusakan otak sekunder yang disebabkna oleh perluasan massa lesi, per
geseran otak atau hernia. Cedera otak menyebar dikaitkan dengan kerusakan yang me
nyebar secara luas dan terjadi dalam empat bentuk yaitu : cedera aksonmenyebar, keru
sakan otak hipoksi, pembengkakan otak mnenyebnar, hemorargi kecil multiple pada sel
uruh otak. Jenis ini menyebabkan koma bukan karena kompresi pada batang otak tetap
i cedera menyebar pada hemisper serebral, batang otak atau kedua-duanya.

PATHWAY CKB
II. PENGKAJIAN
A. DATA SUBYEKTIF
1. Sakit kepala yang hebat
2. Penglihatan kabur
3. Mual
B. DATA OBYEKTIF
1. Adanya memar otak
2. Gangguan kesadaran
3. Gejala TIK meningkat
a. Gelisah, disorientasi
b. Sakit kepala
c. Hemiparise kontralateral
d. Pupil melebar
e. Penglihatan kabur, ketajaman penglihatan berkurang
f. Kadang disertai muntah
g. Bila berlanjut disertai perubahan TTV
4. Adanya perdarahan
5. Ptechie dan rusaknya jaringan syaraf
6. Edema jaringan otak, rusaknya corteks
7. Amnesia retrograd lebih berat dan jelas
8. Bisa disertai pernafasan cheyne-stokes
9. Laserasi : jaringan otak robek akibat fragmen tajam atau kekuatan yang merobek.
C. DATA PENUNJANG
1. Radiologi : foto thorak
2. CT Scan
3. MRI
4. EKG
5. Pemeriksaan lab
6. Inform consent

III. PENATALAKSANAAN CEDERA KEPALA BERAT


1. Perbaiki jalan nafas
2. Perbaiki oksigenasi
3. Pertahankan normovolemi dan normatensi untuk mempertahankan sirkulasi cerebral
4. Berikan terapi jika terjadi peningkatan TIK bila perlu ulang CT Scan
5. Berikan terapi terhadap cedera lain
6. Lakukan pembedahan jika terdapat hematoma
7. Awasi adanya komplik sistemik
IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN, TUJUAN, DAN RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Perfusi jaringan tidak efektif (cerebral) bd edema jaringan cerebral, penurunan perfusi si
stemik atau hilangnya perfusi cerebral
Tujuan
Tingkat kesadaran pasien membaik atau dipertahan
Rencana tindakan
a. Ukur TIK secara kontinu
b. Elevasi kepala 30 derajat
c. Amati keadaan neurologis menggunakan GCS
d. Monitor tiap 1 jam : kesadaran, pupil, TTV
e. Hindari peningkatan TIK cegah batuk, valsava manuver, muntah
f. Jika ventilasi dikontrol dengan ventilator mekanik awasi settingnya
g. Berikan terapi kortikosteroid sesuai order
h. Berikan diuretik sesuai order
i. Pertahanakn intake output
j. Antisipasi dehidrasi
k. Berikan sedative dan muscel relaxsan sesuai order
l. Berikan sedative sebelum melakukan isap lendir
2. Kerusakan pertukaran gas bd kelemahan otot pernafasan
Tujuan
Oksigenasi adekuat dan dapat dipertahankan
Rencana tindakan
a. Kaji frekwensi nafas, ekspensi dada
b. Kaji bunyi nafas
c. Monitor saturasi oksigen
d. Monitor setting ventilator, pantau AGD
e. Pertahankan humidifikasi
f. Berikan oksigen sesuai dengana indikasi
g. Kolaborasi pemberian obat depresan
3. Bersihan jalan nafas tidak efektif bd akumulasi sekret, obstruksi jalan nafas
Tujuan
Potensi jalan nafas dapat dipertahankan
Rencana tindakan
a. Atur posisi pasien 30 derajat
b. Pertahankan jalan nafas oral, nasal, trachea
c. Pertahankan humidifikasi
d. Dengarkan suara paru
e. Isap lendir sesuai kebutuhan
4. Defisit volume cairan bd dampak terapi diuretik, kebutuhan metabolisme yang tinggi
Tujuan
Kebutuhan cairan terpenuhi, out put adekuat dapat dipertahankan
Rencana tindakan
a. Pantau TTV
b. Pantau intake output tiap 3 jam
c. Pantau elektrolit
d. Berikan terapi cairan sesuai kebutuhan
e. Kolaborasi pemberian cairan parental
5. Resiko infeksi bd trauma
Tujuan
Infeksi nosokomial tidak terjadi
Rencana tindakan
a. Pantau TTV
b. Kaji tanda-tanda infeksi
c. Jaga kebersihan lingkungan
d. Bila ada luka, rawat luka dengan teknik steril
e. Mencuci tangan pre dan post tindakan
f. Kolaborasi terapi antibiotika
6. Resiko peningkatan TIK bd penumpukan cairan di otak
Tujuan
Tidak terjadi peningkata TIK
Rencana tindakan
a. Monitor kesadaran GCS tiap 3 jam
b. Monitor reaksi pupil
c. Monitor TTV
d. Monitor intake out put
e. Anjurkan pasien untuk menghindari meneran, batuk

sumber: arsip icu RS AISYIYAH Muntilan


Diposkan oleh sidiq adi di 2:07 AM
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest

Newer PostOlder PostHome


Subscribe to: Post Comments (Atom)
Blog Archive
 ► 2014 (1)
 ▼ 2013 (17)
o ► December (3)
o ► November (1)
o ▼ October (10)
 MUHASABAH, HATI
 ASUHAN KEPERAWATAN SYOCK CARDIOGENIK
 "HATI ADALAH RAJA". SEBERAPA BAIKKAH HATIMU?
 KAJIAN AL-HIKAM : "YANG DARI HATI AKAN SAMPAI KE H...
 MENJAGA LISAN, Letakan MULUT mu Dibelakang HATI mu...
 CARA MENILAI KESADARAN Atau GCS (GLASGOW COMA SCAL...
 ASKEP CKB ( CIDERA KEPALA BERAT )
 ASKEP / ASUHAN KEPERAWATAN STROKE
 ASKEP GGK (Gagal Ginjal Kronik)
 ASKEP GAGAL JANTUNG
o ► April (3)

About Me

sidiq adi
View my complete profile

There was an error in this gadget

Picture Window theme. Powered by Blogger.

También podría gustarte