Está en la página 1de 27

LAPORAN FARMAKOLOGI DIURETIK

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Obat-obatan yang menyebabkan suatu keadaan meningkatnya aliran

urine disebut Diuretik. Obat-obat ini merupakan penghambat transpor ion

yang menurunkan reabsorbsi Na+ dan ion lain seperti Cl+ memasuki urine

dalam jumlah lebih banyak dibandingkan dalam keadaan normal bersama-

sama air, yang mengangkut secara pasif untuk mempertahankan keseimbangan

osmotic. Perubahan Osmotik dimana dalam tubulus menjadi menjadi

meningkat karena Natrium lebih banyak dalam urine, dan mengikat air lebih

banyak didalam tubulus ginjal.Dan produksi urine menjadi lebih

banyak.Dengan demikian diuretik meningkatkan volume urine dan sering

mengubah PH-nya serta komposisi ion didalam urine dan darah (Halimudin,

2007).

Diuretik adalah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan

urin.Istilah diuresis mempunyai dua pengertian, pertama menunjukkan adanya

penambahan volume urin yang diproduksi dan yang kedua menunjukkan

jumlah pengeluaran zat-zat terlarut dalam air.Fungsi utama diuretik adalah

untuk memobilisasi cairan udem, yang berarti mengubah keseimbangan cairan

sedemikian rupa sehingga volume cairan ekstra sel kembali menjadi

normal (Ahmad, 2009).

Pengaruh diuretik terhadap sekresi zat terlarut penting artinya untuk

menentukan tempat kerja diuretik dan sekaligus untuk meramalkan akibat

penggunaan suatu diuretik (Ahmad, 2009).

POLITEKNIK BINA HUSADA Page1


LAPORAN FARMAKOLOGI DIURETIK

Keberadaan ginjal mempunyai peranan penting dalam mekanisme

kerja diuretik.Secara garis besar ginjal terbagi menjadi tiga bagian yaitu

korteks, nefron dan medula.Pembentukan urin terjadi pada unit dasar ginjal

yaitu nefron, yang melalui tahap filtrasi pada glomerulus, serta reabsorbsi dan

sekresi pada tubuli (Snell R., 2006).

Penggunaan obat tradisional di Indonesia pada hakekatnya merupakan

bagian kebudayaan bangsa Indonesia. Keuntungan nyata dari penggunaan obat

tradisional adalah efek samping yang relatif kecil dibandingkan obat modern,

juga dapat digunakan sebagai senyawa penuntun untuk penemuan obat-obat

baru. Tanaman obat yang bersifat diuretik adalah tanaman obat yang salah

satu sifatnya dapat meluruhkan air seni (diuretik) (Permadi, 2006).

Adapun hal yang melatarbelakangi dari percobaan ini yaitu untuk

mengetahui efek diuretik tanaman infusa dan golongan obat diuretik.Sehingga

kedepannya penggunaan obat diuretik dapat lebih baik dan rasional.

B. Tujuan Praktikum

Untuk mengetahui obat mana yang paling efektif dalam memberikan

efek diuretik.

C. Maksud Praktikum

Untuk membandingkan efek diuretik tanaman infusa dan golongan

obat diuretik.

POLITEKNIK BINA HUSADA Page2


LAPORAN FARMAKOLOGI DIURETIK

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Diuretik

1. Definisi diuretik

Diuretik berasal dari kata dioureikos yang berarti merangsang

berkemih atau merangsang pengeluaran urin (Dorland,1996). Dengan kata

lain diuretik ialah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan

urin. Istilah diuresis memiliki dua pengertian, ialah menunjukkan adanya

penambahan volume urin yang diproduksi dan menunjukkan jumlah

pengeluaran zat-zat terlarut dan air (Sunaryo, 1995). Obat diuretik dapat

pula digunakan untuk mengatasi hipertensi dan edema.Edema dapat terjadi

pada penyakit gagal jantung kongesif, sindrom nefrotik dan edema

premenstruasi.

Diuretik adalah suatu zat yang dapat meningkatkan laju

pengeluaran volume urin, dan sebagian besar juga meningkatkan ekskresi

zat terlarut dalam urin, khususnya natrium dan klorida.Secara klinis

diuretik bermanfaat untuk meningkatkan laju ekskresi Na+ (natriuresis)

dan anion yang menyertainya.Kompensasi ginjal menyebabkan sekresi

Na+ sebanding dengan asupan Na+, di sinilah peran kandungan garam-

garam pada tanaman jombang.Sedangkan apigenin dan luteolin bekerja

pada ginjal sebagai antagonis Ca+, sehingga dapat meningkatkan volume

urin. Selain itu diuretik berperan pula mengatur komposisi cairan tubuh

pada berbagai keadaan klinis, termasuk hipertensi, gagal jantung, sindrom

nefrotik dan sirosis (Harvey & Champe, 2001 ).

POLITEKNIK BINA HUSADA Page3


LAPORAN FARMAKOLOGI DIURETIK

2. Penggolongan obat diuretik

Berdasarkan cara bekerja Diuretik dapat dibagi menjadi 5 golongan yaitu :

a) Diuretik osmotik

Istilah diuretik Osmotik biasanya dipakai untuk zat bukan elektrolit

yang mudah dan cepat disekresi oleh ginjal. Suatu zat dapat bertindak

sebagai diuretik osmotik apabila memenuhi 4 syarat:

1) Difiltrasi secara bebas oleh glomerulus.

2) Tidak atau hanya sedikit direbasorbsi sel tubulus ginjal.

3) Secara farmakologis merupakan zat yang inert, dan

4) Umumnya resisten terhadap perubahan-perubahan metabolik

(Katzung, 1998).

Dengan sifat-sifat ini, maka diueretik osmotik dapat diberikan dalam

jumlah cukup besar sehingga turut menentukan derajat osmolalitas

plasma, filtrate glomerulus dan cairan tubuli (Aidan, 2008).

Diuretik osmotik mempunyai tempat kerja :

1) Tubuli proksimal

Diuretik osmotik ini bekerja pada tubuli proksimal dengan

cara menghambat reabsorpsi natrium dan air melalui daya

osmotiknya.

2) Ansa enle

Diuretik osmotik ini bekerja pada ansa henle dengan cara

menghambat reabsorpsi natrium dan air oleh karena hipertonisitas

daerah medula menurun.

POLITEKNIK BINA HUSADA Page4


LAPORAN FARMAKOLOGI DIURETIK

3) Duktus Koligentes

Diuretik osmotik ini bekerja pada Duktus Koligentes

dengan cara menghambat reabsorpsi natrium dan air akibat adanya

papillary wash out, kecepatan aliran filtrat yang tinggi, atau adanya

faktor lain (Aidan, 2008).

Obat-obat ini direabsorpsi sedikit oleh tubuli sehingga reabsorpsi air

juga terbatas.Efeknya al diuresis osmotik dengan ekskresi air tinggi

dan eksresi Na sedikit. Istilah diuretik osmotik biasanya dipakaiuntuk

zat bukan elektrolit yang mudah dan cepat diekskresi oeh ginjal.

Contoh dari diuretik osmotik adalah ; manitol, urea, gliserin dan

isisorbid (Aidan, 2008)

b) Diuretik golongan penghambat enzim karbonik anhydrase

Diuretik ini bekerja pada tubuli Proksimal dengan cara menghambat

reabsorpsi bikarbonat. Zat ini merintangi enzim karbonanhidrase di

tubuli proksimal, sehingga disamping karbonat, juga Na dan K

diekskresikan lebih banyak, bersamaan dengan air. Khasiat diuretiknya

lemah, setelah beberapa hari terjadi tachyfylaxie maka perlu digunakan

secara berselang-seling. Asetozolamid diturunkan r sulfanilamid. Efek

diuresisnya berdasarkan penghalangan enzim karboanhidrase yang

mengkatalis reaksi berikut: CO2 + H2O H2CO3 H+ + HCO3+

Akibat pengambatan itu di tubuli proksimal, maka tidak ada cukup ion

H+ lagi untuk ditukarkan dengan Na sehingga terjadi peningkatan

ekskresi Na, K, bikarbonat, dan air. Obat ini dapat digunakan sebagai

POLITEKNIK BINA HUSADA Page5


LAPORAN FARMAKOLOGI DIURETIK

obat antiepilepsi.Resorpsinya baik dan mulai bekerja dl 1-3 jam dan

bertahan selama 10 jam.Waktu paruhnya dalam plasma adalah 3-6 jam

dan diekskresikan lewat urin secara utuh.Obat patennya adalah

Miamox. Yang termasuk golongan diuretik ini yaitu : asetazolamid,

diklorofenamid dan meatzolamid(Aidan, 2008).

c) Diuretik golongan tiazid


Diuretik golongan tiazid ini bekerja pada hulu tubuli distal dengan cara

menghambat reabsorpsi natrium klorida. Efeknya lebih lemah dan

lambat, juga lebih lama, terutama digunakan pada terapi pemeliharaan

hipertensi dan kelemahan jantung.Memiliki kurva dosis-efek datar

yaitu jika dosis optimal dinaikkan, efeknya (diuresis dan penurunan

tekanan darah) tidak bertambah. Obat-obat diuretik yang termsuk

golongan ini adalah ; klorotiazid, hidroklorotiazid, hidroflumetiazid,

bendroflumetiazid, politiazid, benztiazid, siklotiazid, metiklotiazid,

klortalidon, kuinetazon, dan indapamid. Hidroklorthiazida adalah

senyawa sulfamoyl dari turunan klorthiazida yang dikembangkan dari

sulfonamid.Bekerja pada tubulus distal, efek diuretiknya lebih ringan

daripada diuretika lengkungan tetapi lebih lama yaitu 6-12 jam.Banyak

digunakan sebagai pilihan pertama untuk hipertensi ringan sampai

sedang karenadaya hipitensifnya lebih kuat pada jangka

panjang.Resorpsi di usus sampai 80% dengan waktu paruh 6-15 jam

dan diekskresi lewat urin secara utuh.

Contoh obat patennya adalah Lorinid, Moduretik, Dytenzide (Aidan,

2008).

POLITEKNIK BINA HUSADA Page6


LAPORAN FARMAKOLOGI DIURETIK

d) Diuretik hemat kalium

Diuretik hemat kalium ini bekerja pada hilir tubuli distal dan duktus

koligentes daerah korteks dengan cara menghambat reabsorpsi natrium

dan sekresi kalium dengan jalan antagonisme kompetitif

(sipironolakton) atau secara langsung (triamteren dan amilorida).

Efek obat-obat ini lemah dan khusus digunakan terkominasi dengan

diuretika lainnya untuk menghemat kalium.Aldosteron enstiulasi

reabsorpsi Na dan ekskresi K, proses ini dihambat secara kompetitif

oleh antagonis alosteron.Contoh obatnya adalah spironolakton yang

merupakan pengambat aldosteron mempunyai struktur mirip dengan

hormon alamiah.Kerjanya mulai setelah 2-3 hari dan bertahan sampai

beberap hari setelah pengobatan dihentikan.Daya diuretisnya agal

lemah sehingga dikombinasikan dengan diuretika lainnya.Efek dari

kombinasi ini adalah adisi.Pada gagal jantung berat, spironolakton

dapat mengurangi resiko kematian sampai 30%.Resorpsinya di usus

tidak lengkap dan diperbesar oleh makanan.Dalam hati, zat ini diubah

menjadi metabolit aktifnya, kanrenon, yang diekskresikan melalui

kemih dan tinja, dalam metabolit aktif waktu paruhnya menjadi lebih

panjang yaitu 20 jam. Efek sampingnya pada penggunaan lama dan

dosis tinggi akan mengakibatkan gangguan potensi dan libido pada

pria dan gangguan haid pada wanita.

Contoh obat paten: Aldacton, Letonal(Aidan, 2008).

POLITEKNIK BINA HUSADA Page7


LAPORAN FARMAKOLOGI DIURETIK

e) Diuretik kuat

Diuretik kuat ini bekerja pada Ansa Henle bagian asenden pada bagian

dengan epitel tebal dengan cara menghambat transport elektrolit

natrium, kalium, dan klorida.

Obat-obat ini berkhasiat kuat dan pesat tetapi agak singkat (4-

6).Banyak digunakan dalam keadaan akut, misalnya pada udema otak

dan paru-paru.Memiliki kurva dosis-efek curam, yaitu bila dosis

dinaikkan efeknya senantiasa bertambah.Contoh obatnya

adalah furosemida yang merupakan turunan sulfonamid dan dapat

digunakan untuk obat hipertensi. Mekanisme kerjanya dengan

menghambat reabsorpsi Na dan Cl di bagian ascending dari loop Henle

(lengkungan Henle) dan tubulus distal, mempengaruhi sistem

kontrasport Cl-binding, yang menyebabkan naiknya eksresi air, Na,

Mg, dan Ca.

Contoh obat paten: frusemide, lasix, impugan. Yang termasuk diuretik

kuat adalah ; asam etakrinat, furosemid dan bumetamid (Aidan, 2008).

POLITEKNIK BINA HUSADA Page8


LAPORAN FARMAKOLOGI DIURETIK

3. Mekanisme kerja diuretik

Ada tiga faktor utama yang mempengaruhi respon

diuretikini.Pertama, tempat kerja diuretik di ginjal. Diuretik yang bekerja

pada daerah yang reabsorbsi natrium sedikit, akan memberi efek yang

lebih kecil bila dibandingkan dengan diure- tik yang bekerja pada daerah

yang reabsorbsi natrium banyak. Kedua, status fisiologi dari

organ.Misalnya dekompensasi jantung, sirosis hati, gagal ginjal. Dalam

keadaan ini akan memberikan respon yang berbeda terhadap diuretik.

Ketiga, interaksi antara obat dengan reseptor (Siregar, P., W.P., R.

Oesman, R.P. Sidabutar , 2008).

Kebanyakan bekerja dengan mengurangi reabsorpsi natrium,

sehingga pengeluarannya lewat kemih dan juga air diperbanyak. Obat-obat

ini bekerja khusus terhadap tubuli, tetapi juga ditempat lain, yakni:

1. Tubuli proksimal.

Ultrafiltrat mengandung sejumlah besar garam yang di sini

direabsorpsi secera aktif untuk 70%, antara lain ion Na+ dan air, begitu

pula glukosa dan ureum. Karena reabsopsi belangsung secara

proporsional, maka susunan filtrat tidak berubah dan tetap isotonis

terhap plama.Diuretik osmosis bekerja di tubulus proksimal dengan

merintangi rabsorpsi air dan natrium (Sunardi, 2009).

2. Lengkungan Henle.

Di bagian menaiknya ca 25% dari semua ion Cl– yang telah difiltrasi

direabsorpsi secara aktif, disusul dengan raborpsi pasif dari Na+ dan

POLITEKNIK BINA HUSADA Page9


LAPORAN FARMAKOLOGI DIURETIK

K+, tetapi tanpa air, hingga filtrat menjadi hipotonis. Diuretika

lengkungan bekerja terutama di sini dengan merintangi transpor Cl–

begitupula reabsorbis Na+, pengeluaran air dan K+ diperbanyak

(Sunardi, 2009).

3. Tubuli distal.

Dibagian pertmanya, Na+ dirabsorpsi secara aktif tanpa air hingga

filtrat menjadi lebi cair dan lebih hipotonis.Senyawa tiazida dan

klortalidon bekerja di tempat ini dengan memperbanyak eksresi Na+

dan Cl– sebesar 5-10%. Pada bagian keduanya, ion Na+ ditukarkan

dengan ion K+ atau NH4+ proses ini dikendalikan oleh hormon anak

ginjal aldosteron. Antagonis aldosteron dan zat-zat penghemat kalium

bekerja di sini dengan mengekskresi Na+ dan retensi K+ (Sunardi,

2009).

4. Saluran Pengumpul.

Hormon antidiuretik (ADH) dan hipofise bekerja di sini dengan

mempengaruhi permeabilitas bagi air dari sel-sel saluran ini

(Sunardi, 2009).

POLITEKNIK BINA HUSADA Page10


LAPORAN FARMAKOLOGI DIURETIK

B. Hewan uji

1. Klasifikasi Mencit (Mus musculus )

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mammalia

Ordo : Rodentia

Famili : Muridae

Upafamili : Murinae

Genus : Mus

Spesies : Mus musculus

(Priyambodo, 2003).

2. Morfologi mencit

Rambut Mus musculus liar berwarna keabu-abuan dan warna perut

sedikitlebih pucat.Mata berwarna hitam dan kulit berpigmen.Berat badan

bervariasi, tetapi umumnya pada umur empat minggu berat badan

mencapai 18-20 gram.Mus musculus liar dewasa dapat mencapai 30-40

gram pada umur enam bulan atau lebih.

Mus musculus jantan dan betina muda sukar untuk dibedakan.Mus

musculus betina dapat dikenali karena jarak yang berdekatan antara lubang

POLITEKNIK BINA HUSADA Page11


LAPORAN FARMAKOLOGI DIURETIK

anus dan lubang genitalnya.Testis pada Mus musculus jantan pada saat

matang seksual terlihat sangat jelas, berukuran relatif besar dan biasanya

tidak tertutup oleh rambut.Testis dapat ditarik masuk ke dalam tubuh.Mus

musculus betina memiliki lima pasang kelenjar susu dan puting susu

sedang pada Mus musculus jantan tidak dijumpai (Anonim, 2005).

Mus musculus akan lebih aktif pada senja atau malam hari, mereka

tidak menyukai terang. Mereka juga hidup di tempat tersembunyi yang

dekat dari sumber makanan dan membangun sarangnya dari bermacam-

macam material lunak.Mus musculus adalah hewan terrestrial dan satu

jantan yang dominan biasanya hidup dengan beberapa betina dan Mus

musculus muda. Jika dua atau lebih Mus musculus jantan dalam satu

kandang mereka akan menjadi agresif jika tidak dibesarkan bersama sejak

lahir (Anonim, 2005).

Siklus hidup dan reproduksi Mus musculus dinyatakan dalam Anonim

(2005) bahwa Mus musculus betina memiliki siklus estrus lamanya 4-6 hari,

dengan lama estrus kurang dari 1 hari. Beberapa Mus musculus betina jika

hidup bersama dalam keadaan yang berdesakan, maka tidak terjadi siklus

estrus pada saat itu tetapi jika dirangsang oleh urine Mus musculus jantan,

maka estrus akan terjadi dalam 72 jam.

Mus musculus betina pada saat kopulasi akan membentuk vaginal

plug secara alami untuk mencegah terjadinya kopulasi kembali. Vaginal

plug akan terjadi selama 24 jam. Masa bunting sekitar 19-21 hari dan

beranak sebanyak 4-13 ekor (rata-rata 6-8).Satu Mus musculus betina dapat

POLITEKNIK BINA HUSADA Page12


LAPORAN FARMAKOLOGI DIURETIK

beranak sekitar 5-10 kali per tahun, sehingga populasinya meningkat dengan

sangat cepat.Musim kawin terjadi setiap tahun.Mus musculus yang baru

lahir buta dan tidak berambut. Rambut mulai tumbuh tiga hari setelah

kelahiran dan mata akan terbuka 1-2 minggu setelah kelahiran. Mus

musculus betina mencapai matang seksual sekitar 6 minggu dan Mus

musculus jantan sekitar 8 minggu, tetapi keduanya dapat dikawinkan

minimal setelah berusia 35 hari (Depkes RI, 1979).

3. Anatomi mencit

Mulut mencit terdiri atas 2 bagian yakni (1) bagian eksternal (luar)

yang sempit berupa vestibula yang terdiri dari ruang diantara gusi, gigi,

bibir dan pipi; (2) bagian dalam (internal) atau rongga mulut yang dibatasi

dengan tulang maksilaris, palatum serta mandibularis di bagian belakang

bersambung dengan faring. Selaput lendir mulut ditutupi oleh jaringan

epitel berlapis yang dibawahnya terdapat kelenjar halus penghasil

lendir.Selaput tersebut penuh dengan pembuluh darah dan ujung akhir dari

saraf sensoris.Bibir mencit terletak di sebelah luar mulut dan ditutupi

dengan kulit serta dan di bagian dalam ditutupi dengan mukosa (Kusmana,

2005).

POLITEKNIK BINA HUSADA Page13


LAPORAN FARMAKOLOGI DIURETIK

C. Uraian Bahan

1. HCT ( FI. Edisi III, Hal : 288 )


Nama Resmi : HYDROCHLORTHIAZIDUM

Sinonim : hidroklortiazida

Berat molekul : 297,74

Rumus molekul : C7H8CIN3O4S2

Pemerian : Serbuk hablur ; putih atau hampir putih ; tidak

berbau ; agak pahit.

Kelarutan : Praktiks tidak larut dalam air, dalam kloroform P.

dan dalam eter P ; larut dalam 200 bagian etanol

(95%) P dan dalam 20 bagian aseton P ; larut

dalam larutan alkali hidroksida

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

K/P : Diuretikum

Dosis maksiumum : Sekali 100 mg, sehari 200 mg

2. Spironolakton ( FI. Edisi III, Hal : 569 )


Nama Resmi : SPIRONOLACTONUM

Sinonim : Spironolakton

Berat molekul : 416,60

Rumus molekul : C24H32O4S

Pemerian : Serbuk; kuning tua; tidak berbau atau berbau

asam tioasetat lemah; rasa pahit

Kelarutan : Praktiks tidak larut dalam air, larut dalam 80

POLITEKNIK BINA HUSADA Page14


LAPORAN FARMAKOLOGI DIURETIK

bagian etanol (95%) P. dalam 3 bagian kloroform

P dan dalam 100 bagian eter P.

Penyimpanan : Terlindung dari cahaya

K/P : Diuretikum

Dosis maksiumum : Sekali 50 mg, sehari 400 mg

3. Furosemida ( FI edisi III hal : 262 )


Nama Resmi : FUROSEMIDUM

Sinonim : Furosemida

Berat molekul : 330,74

Rumus molekul : C12H11CIN205S

Pemerian : Serbuk hablur; putih atau hampir putih; tidak

berbau; hampir tidak berasa

Kelarutan : Praktiks tidak larut dalam air dan dalam

kloroform P. larut dalam 75 bagian etanol (95%)

P; larut dalam larutan alkali hidroksida

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

K/P : Diuretikum

POLITEKNIK BINA HUSADA Page15


LAPORAN FARMAKOLOGI DIURETIK

4. Na. CMC ( FI. Edisi III, Hal. 401 )


Nama Resmi : NATRII CARBOXY METHYCELLULOSUM

Sinonim : Natrium Karboksimetil Selulosa, Natrium CMC

Pemerian : Serbuk atau butiran, putih atau putih kuning

gading, tidak berbau atau hampir tidak berbau,

higroskopis.

Kelarutan : Mudah mendispersi dalam air, membentuk

suspense koloidal, tidak larut dalam etanol (95%)

P, dalam eter P dan dalam pelarut organik lain.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

K/P : Pensuspensi

5. Aquadest ( FI. Edisi III, Hal. 96 )


Nama Resmi : AQUA DESTILLATA

Sinonim : Air Suling

BeratMolekul : 18,02

RumusMolekul : H2O

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak

Penyimpanan mempunyai rasa

K/P : Dalam wadah tertutup rapat

: Zat tambahan, pelarut

POLITEKNIK BINA HUSADA Page16


LAPORAN FARMAKOLOGI DIURETIK

6. Klasifikasi Keji Beling


Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Shcrophulariales

Famili : Acanthaceae

Genus : Strobilanthes

Spesies : Strobilanthus crispus

POLITEKNIK BINA HUSADA Page17


LAPORAN FARMAKOLOGI DIURETIK

BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Alat Dan Bahan

1. Alat yang digunakan

a. Kandang Metabolisme

b. Air suntik dan jarum oral/canula

2. Bahan yang digunakan

a. Aquadest

b. Tablet Furosemid 40 mg

c. Tablet HCT 25 mg

d. Tablet Spironolakton 25 mg

e. Na. CMC 0,5%

POLITEKNIK BINA HUSADA Page18


LAPORAN FARMAKOLOGI DIURETIK

B. Perhitungan Pembuatan Reagen

1) Na. CMC 0,5 % 100 mL


𝑥 𝑔𝑟𝑎𝑚
% 𝑏⁄𝑤 = × 100 %
𝑦 𝑚𝐿

𝑥
0,5 % = 100 × 100 %

100
x = 100 = 0,5 𝑔𝑟𝑎𝑚

C. Cara Kerja pembuatan reagen

1. Pembuatan Na. CMC 0,5 % 100 mL

2. Ditmbang sebanyak 0,5 g Na. CMC

3. Dipanasakan air sebanyak 100 mL.

4. Dimasukkan Na. CMC kedalam air sedikit demi sedikit sambil diaduk

hingga larut dan bening.

5. Diangkat lalu didinginkan, kemudian ditutup dengan alumminium foil.

D. Cara Kerja

1. Hewan 1, diberi air suling pelan-pelan, 50 ml/kg BB, kemudian diletakkan

dalan kandang metabolisme, catat volume urin / frekuensi kencing selama

18-24 jam.

2. Hewan 2, diberi suspense spironolakton pelan-pelan, dengan dosis yang

sesuai BB, kemudian diletakkan dalam kandang metabolisme, catat

volume urin / frekuensi kencing selama 18-24 jam

3. Hewan 3, suspense furosemide per oral pelan-pelan, dengan dosis sesuai

BB, kemudian diletakkan dalam kandang metabolisme, catat volume urin /

frekuensi kencing selama 18-24 jam

POLITEKNIK BINA HUSADA Page19


LAPORAN FARMAKOLOGI DIURETIK

BAB IV
DATA PENGAMATAN

A. Tabel Pengamatan

Frekuensi Kencing (Kali)


Berat
Vol.
Perlakuan Hewan Buang air
Pemberian
Coba (gram) Waktu kencing ( kali)

HCT 20,08 0,7 mL 6 jam 15 kali

Furosemid 18,02 0,6 mL 6 jam 5 kali


Na.CMC dan 31,44 4 kali
1.0 mL 6 jam
Aquadest 28,08 3 kali
Spironolakton 26,10 0,87 mL 86 menit 4 kali
Infusa Keji
19,50 0,65 mL 4 jam 8 kali
Beling
Sari wortel 23,31 0,7 mL 4 jam 7 kali

POLITEKNIK BINA HUSADA Page20


LAPORAN FARMAKOLOGI DIURETIK

BAB V

PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini, percobaan yang kami lakukan adalah mengenai

efek obat antidiuretika terhadap hewan coba mencit(Mus muscculus). Obat

antidiuretik adalah kerja langsung terhadap ginjal. Kebanyakan diuretik bekerja

dengan mengurangi reabsorbsi natrium, sehingga mengeluarkan lewat kemih dan

demikian juga dari air diperbanyak. Obat tersebut bekerja khusus terhadap tubuli,

tetapi juga ditempat lain.

Pada praktikum ini terlebih dahulu mencitdipilih yang sehat dan berat

badannya memenuhi standar. Setelah itu ditimbang berat badannya dan

dikelompokkan. Kemudian berikan obat antidiuretik ( HCT 25 mg, Furosemid 40

mg, Na. CMC 0,5%, infusa keji beling 30%,dan Spironolakton 25 mg) secara oral.

Lalu hitung pengeluaran urine sesuai dengan waktu paru obat.

Diperoleh hasil pengamatan hewan coba tiap 60 menit ada yang

mengeluarkan urine. Ini disebabkan karena masing-masing kerja obat antidiuretik

mempunyai daya kerja yang berbeda.

Obat Furosemid berkhasiat kuat dan pesat, tetapi agak singkat (4 – 6 jam).

Banyak digunakan pada keadaan akut. Memperhatikan kurva dosis efek curang

artinya bila dosis dinaikkan efek senantiasa bertambah.

Obat Spirinolakton hanya lemah dan khusus digunakan terkombinasikan

diuretika lainnya guna menghambat eksresi kalium. Sedangkan Na. CMC

digunakan sebagai control dan rebasorbsi obatnya tidak terlalu lama baru

POLITEKNIK BINA HUSADA Page21


LAPORAN FARMAKOLOGI DIURETIK

bereaksidimana Na. CMC ini digunakan sebagai control, untuk dijadikan

perbandingan dari perbandingan dari ketiga obat yang digunakan dalam diuretik.

Adapun mekanisme kerja dari masing-masing obat tersebut yaitu :

1. Furosemid terutama bekerja dengan menghambat reabsorbsi elektrolit

Na+/K+/2 Cl- di anse henle asendens bagian efiter tebal, tempat kerjanya

dipermukaan sel epitel bagian luminal.

2. Mekanisme kerja antagonis aldosteron adalah penghambatan kompetitif

terhadap aldosteron. Jadi dengan pemberian Spironolakton sebagai antagonis

aldosterum, reabsorbsinya Na+ dan Ka+ dihilir tubuli distal dan duktub

koligentes dikurangi, dengan demikian eksresi Ka+ berkurang.

3. Hidroklotiasid (diuretic piasid) bekerja menghambat simporter Na+, CL dihulu

tubuli distan

Adapun waktu paru atau kerja maksimal obat diuretic Furosemida dan

Spironolakton yaitu untuk Furosemida mulai kerja pesatnya, oral 0,5 – 1 jam dan

bertahan 4 – 6 jam, intravenal dalam beberapa menit dan 2,5 jam lamanya.

Sedangkan untuk Spironolakton mulai kerjanya setelah 2 – 3 hari dan bertahan

sampai beberapa hari pula setelah pengobatan dihentikan.Daya diuretisnya agak

lemah.

POLITEKNIK BINA HUSADA Page22


LAPORAN FARMAKOLOGI DIURETIK

Pada praktikum antidiuretik,diperoleh hasil pengamatan hewan coba tiap

60 menit ada yang mengeluarkan urine. Dan yang paling banyak mengeluarkan

urine yaitu pada pemeberian obat HCT.Dimana obat HCT berkhasiat kuat.

seharusnya yang berkhasiat kuat yaitu obat furosemid tetapi ada kesalahan pada

saat perlakuan.

POLITEKNIK BINA HUSADA Page23


LAPORAN FARMAKOLOGI DIURETIK

BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil percobaan yang dilakukan, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :

1. Obat-obat yang digunakan sebagai diuretik, diantaranya, tablet


spironolakton, tablet furosemid, aquadest, Na. CMC , dan infusa keji
beling.
2. Obat yang bekerja kuat dan pesat atau yang paling efektif sebagai
diuretik diantaranya furosemid, spironolakton, dan aquadest yang
digunakan sebagai kontrol. Sedangkan obat yang bekerja paling lemah
sebagai diuretik adalah spironolakton.

B. Saran
Diharapkan kepada seluruh praktikan agar pada saat melakukan
praktikum selalu mengikuti peraturan dan tata tertib yang telah ditentukan
dan selalu menanamkan kedisiplinan dan kerjasama anggota kelompok.

POLITEKNIK BINA HUSADA Page24


LAPORAN FARMAKOLOGI DIURETIK

DAFTAR PUSTAKA

Ernest Mustchler. 1991. Dinamika Obat .Bandung : ITB

Moh, Anief. 2001.Penggolongan Obat Berdasarkan Khasiat dan

Penggunaan.Gadja Mada University.Yogyakarta :Press

Tjay, Than Hoan. 1995. Distribusi Obat. Jakarta : Press

Syamsudin. 2011. Buku Ajar Farmakologi, Efek samping Obat. Jakarta :

Salemba Medika.

Smith, John B dan Soesanto Mangkoewidjojo.1989 Pemeliharaan, Pembiakan

dan Penggunaan Hewan Percobaan. Jakarta : UI Press.

Yahya, Jesicca Andrea dkk. 2009.PKM Pemanfaatan Teh Daun Keji

Beling(Strobilanthes Cispus Bl) Sebagai Alternatif PengobatanPenyakit

Batu Ginjal dan Diabetes.Bogor:

Institut Pertanian Bogor.

POLITEKNIK BINA HUSADA Page25


LAPORAN FARMAKOLOGI DIURETIK

LAMPIRAN

A. Skema kerja

Hewan uji mencit (Mus muscculus)

Ditimbang dan dikelompokkan

Perlakuan

HCT 25 Furosemid Aquadest Spironolakt Keci Sari


mg 25 mg dan Na.cmc on 25 mg beling wortel
0,5%

Diamati frekuensi buang air kencing

Diamati dan dicatat volume urine

Pengumpulan data

Analisa data

POLITEKNIK BINA HUSADA Page26


LAPORAN FARMAKOLOGI DIURETIK

POLITEKNIK BINA HUSADA Page27

También podría gustarte