MUHAMMAD AZHAR ZAMAR Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kejadian Tuberkulosis Paru BTA+ Berbasis SIG (Sistem Informasi Geografi) (dibimbing oleh Fatmah Afryanti Gobel dan H.Muhammad Basri)
Tuberkulosis paru disebabkan oleh mycobacterium tuberkulosis,
sekitar 75% penderita tuberkulosis paru adalah kelompok usia produktif secara ekonomi (15- 50 tahun). Penelitian ini untuk menentukan faktor yang berhubungan serta menganalisis spasial sebaran kasus tuberkulosis paru di Kota Baubau. Jenis penelitian ini adalah studi observasional analitik dengan menggunakan metode cross sectional study. Subyek penelitian ini adalah 155, terdiri dari 66 kasus penderita BTA (+) dan 89 penderita BTA - /RO+/Spc. Analisis data dilakukan dengan uji chisquare untuk mengetahui deskripsi dan hubungan faktor risiko dengan kejadian tuberkulosis paru (analisis univariat dan bivariat).Selanjutnya dilakukan analisis multivariat dengan uji regresi logistik untuk mengetahui faktor apa yang paling perpengaruh terhadap kejadian tuberkulosis paru. Hasil analisis chi square menunjukan bahwa kepadatan hunian dengan nila p=,0032 dan riwayat kontak dengan nilai p=0,000 memliki hubungan terhadap kejadian Tuberkulosis paru BTA+. Sedangkan hasil analisis multivariat yang terbukti sebagai faktor yang paling berhubungan terhadapkejadian Tuberkulosis Paru BTA+ adalah riwayat kontak. Kecamatan Batupoaro, Kecamatan Betoambari, Kecamatan Murhum dan Kecamatan Wolio merupakan wilayah yang angka kejadian Tuberkulosis Paru BTA+ masih cukup tinggi setiap tahun di Kota Baubau Riwayat kontak dan kepadatan hunian rumah merupakan faktor yang berhubungan dangan kejadian Tuberkulosis Paru BTA+
Kata Kunci : Tuberkulosis Paru,Pencahayaan, Suhu, Kelembapan,
Kepadatan hunian, Riwayat kontak, Sosial ekonomi, SIG