Está en la página 1de 2

Teknik Operatif Payudara Untuk Rekonstruksi Tunggal Setelah Mastektomi Konservatif Dengan

Mempertahankan Kulit Payudara dan Mastektomi Dengan Mempertahankan Puting Payudara:


Sebuah Studi Awal

Egidio Riggio, Joseph Ottolenghi, Maurizio B. Nava


Unit Bedah Plastik dan Rekonstruksi fondazione IRCCS Instituto Nazionale dei Tumori, Milano, Italy

Abstrak

Penulis memunculkan tehnik terbaru untuk rekonstruksi langsung payudara dengan implan
defenitif setelah mastektomi dengan mempertahankan kompleks putting-areola dan, yang tidak
terlalu sering, pada mastektomi dengan mempertahankan kulit payudara. Peningkatan indikasi
baik untuk mastektomi onkologik maupun profilaktik dengan mempertahankan puting mendorong
adanya penelitian untuk teknik satu tahapan yang dapat menggantikan rekonstruksi dua tahapan
dengan rekonstruksi ekspander dan/atau otogen dengan flap. Tehnik terbaru memperkenalkan
modifikasi cakupan implant melalui dua cara: i) adaptasi autology lapisan otot-fasia-lemak-kulit,
ii) aplikasi material alloplastic sebagai mesh. Sebuah seri dari 124 rekonstruksi langsung dilakukan
dari 2008 hingga 2011 menggunakan kantung gabungan kontinu yang dibuat dari muskulus
pektoralis mayor dan serratus anterior di atas dan flap lemak kulit dibawah. Inovasi ini diwakili
oleh skoring luas electrosurgical pada kutub bawah kantung mammae pada dua level. Yang
pertama dalah fasia dalam dan lapisan otot, yang kedua adalah system fasia superfisial. Tehnik
operasi ini menunjukkan tingkat lanjut dari prosedur sebelunnya yang digambarkan oleh penulis
pada 1998. Studi awal ini akan secara primer mendeskripsikan tehniknya tahapan demi tahapan.
Debat diskusi tentang tehnik alternatif dalam konteks baik tehnik pembedahan detil maupun hasil
kosmetik masih dilakukan.

Pendahuluan

Hasil kosmetik setelah rekonstruksi langsung payudara secara umum ditingkatkan oleh
penyimpanan selubung kulit asli. Toth dan Lappert menggambarkan mastektomi dengan
mempertahankan kulit payudara pada 1991. Tahapan yang kedua dan tahapan yang mutakhir
ditunjukkan dengan mempertahankan puting payudara dan areola karena rekonstruksi tanpa
mempertahankan putting payudara lebih tidak menyenangkan. Puting merupakan poin fokal pada
payudara dan sering sulit direkonstruksi secara optimal.
Berdasarkan baik untuk kosmetik maupun pendekatan koservatif untuk kanker payudara,
tipe mastektomi dengan mempertahankan kulit (SSM) dan mastektomi dengan mempertahankan
puting payudara (NSM) telah menemukan banyak indikasi pada pengobatan penyakit-penyakit
payudara, misalnya IDCS multifocal, IDC T1-T2, T3 setelah regresi tumor oleh terapi neoadjuvan.
Resiko relapsnya penyakit dapat terjadi pada pasien dengan tumor perifer kurang dari 3 cm.
sebagai tambahan, NSM menjadi standar baku untuk berbagai pengobatan profilaksis sebagai
mastektomi yang menurunkan resiko. Namun demikian, mempertahankan seluruh selubung kulit
dapat menimbulkan masalah baik untuk estetik maupun vaskularisasi; beberapa jenis mastektomi
yang mengurangi kulit akan berguna pada kasus payudara yang telah mengalami ptosis.

Dimulai pada era 90an, rekonstruksi satu tahapan dengan implant secara konsisten dianggap
memberi lebih banyak komplikasi dan resiko. Namun, ekstrusi, infeksi dan nekrosis flap
dilaporkan pada semua jenis rekonstruksi langsung. Pada sisi lain, hasil terburuk sangat jelas
terjadi jika pasien seleksi, memperbaiki tehnik operasi dan memilih alat yang tepat tidak
diperhitungkan, seperti yang sudah disarankan oleh Spear dan Majidian pada tahun 1998. Ahli
bedah lainnya memilih ekspander permanen saja atau segera dikombinasikan dengan flap
latissimus dorsi. Namun solusi ideal masih sulit ditemukan.

Sementara itu ekspektasi pasien untuk hasil yang terbaik dan hasil kosmetik yang cepat.

También podría gustarte