Está en la página 1de 2

SOAL UAS GEOGRAFI TANAH

1. Mengapa tanah andesol banyak ditemukan di pegunungan vulkanik tetapi tidak terdapat di
pegunungan lipatan atau kapur?
2. Glesasi banyak ditemukan di daerah persawahan, daratan rendah, dan daerah pekarangan
tetapi tidak ditemukan di daerah arid, mengapa demikian?
3. Mengapa tanah entisol tidak dapat berkembang?
4. Mengapa oksisol dan untisol banyak terjadi di daerah humit?
5. Horizon natrik banyak ditemukan di daerah arid dibandingkan daerah humit, mengapa
demikian.

Jawab :
1. Tanah andisol adalah tanah yang berkembang dari bahan vulkanik seperti abu volkan,
batu apung, sinder, lava, atau bahan vulkaniklastik yang fraksi koloidnya didominasi oleh
mineral “short-range-order” (alophan, imogolit, dan ferihidrit) atau Al-Humus.
Berdasarkan kondisi tersebut, kandungan unsur hara pada tanah andisol sangat tinggi
dan sering dijadikan sebagai daerah pertanian dan perkebunan. Berbeda dengan
pegunungan lipatan atau kapur yang proses terbentuknya disebabkan oleh proses
geologi berupa pengangkatan. Proses pengankatan di pengunungan kapur ini salah
satunya merupakan hasil pelapukan batu karang yang dipengarhi oleh morfologi daerah
ataupun iklim. Oleh karena itu daerah pegunungan kapur sedikit memiliki kandungan
unsur hara rendah salah satunya kandungan batuan gamping membuat tanah sangat
pekat dan rapat serta memiliki nilai pH yang tinggi (basa) sehingga tidak terlalu baik
untuk tanaman. Ciri fisik lain yang bisa diamati dari daerah pegunungan kapur adalah
warnanya yang relatif cerah (putih kekuningan) mengindikasikan bahwa kandungan
bahan organik yang rendah.
2. Proses glesasi salah satunya berada pada daerah yang memiliki drainase buruk yang
selalu dijenuhi air hingga tanah condong berwarna kelabu atau menunjukkan sifat-sifat
hidromorfik. Keadaan ini dapat mengembangkan tanah menjadi jenis tanah gleisol. Jenis
tanah ini merupakan jenis tanah yang terdapat pada daerah cekungan dengan genangan
air yang cukup intensif. Kawasan daerah yang relatif terdapat di daerah persawahan,
daratan rendah, dan daerah pekarangan. Kawasan ini karena sering dijadikan kawasan
pertanian daerah tropis seperti padi akan selalu membutuhkan genangan air yang cukup
intensif. Kawasan ini juga dicirikan dengan intensitas curah hujan yang tinggi hingga
kondisi air di permukaan relatif banyak. Berbeda dengan kawasan arid yang memiliki
intensitas curah hujan yang rendah, perkembangan proses gleisasi tidak dapat
berkembang dengan baik. Hal ini dicirikan dengan rendahnya intensitas curah hujan
yang rendah sehingga mengakibatkan genangan air permukaan rendah bahkan tidak
ada.
3. Tanah entisol merupakan tanah yang baru berkembang dan penyusunannya didominasi
oleh bahan asal atau bahan induk. Sebenarnya tanah entisol bukan tidak dapat
berkembang, proses perkembangan yang sangat lambat sehingga banyak yang
menganggap tanah ini tidak berkembang. Perkembangan tanah entisol yang sangat
lambat ini dipengaruhi oleh faktor :
- Iklim yang sangat kering, sehingga pelapukan dan reaksi kimia berjalan sangat
lambat.
- Pengendapan yang terus-menerus dari pengaruh erosi kuat mengakibatkan material
yang terbawa mengendap dan menghalangi pembentukan horizon (peremajaan).
- Waktu yang singkat dari perkembangan tanah karena proses pengendapan
mengakibatkan tanah sering mengalami pembaruan hingga tanah tidak atau sulit
berkembang.
4. Tanah Oxsisol adalah tanah mineral yang kaya akan seskuidasi yang telah mengalami
pelapukan tingkat lanjut. Tanah oxisol ini umumnya banyak mengandung mineral liat 2 :
1 (mineral liat montmorilonit) yang terbentuk dari pelapukan tingkat lanjut yang
dominan ada di daerah humus contohnya seperti daerah persawahan. Sementara untuk
tanah untisol hampir memiliki kesamaan dengan tanah oxsisol yang berkembang dari
bahan induk. Tanah ini umumnya terdiri dari batuan liat dan batuan volkanik masam.
Berkaitan dengan keadaan tersebut kedua tanah ini cenderung berada pada daerah
humid (basa) karena proses pelapukan pada bahan induk tua membtuhkan pelapukan
yang cukup lama dan berkelanjutan, sehingga intensitas curah hujan yang relatif besar
ini mempengaruhi proses pembentukan tanah oxsiso dan untisol.
5. Horizon natrik atau horizon argiliki umumnya dapat ditemukan dan mendominasi
daerah arid. Salah satu tipe tanah yang ada pada horizon ini adalah jenis tanah aridisol.
Proses pembentukan horizon ini umumnya sama dengan daerah basah akan tetapi jauh
lebih lambat karena kekrangan air. Akibatnya tanah mempunyai sifat yang sama dan
menyerupai bahan induknya sebagai bukti lemahnya proses pencucian. Karena
rendahnya proses pencucian ini maka tanah akan memiliki kejenuhan basa yang tinggi.
Kejenuhan basah yang terdapat di daerah arid mengakibatkan terbentuknya horizon
natrik. Hal ini dibuktikan dengan ketika terjadi hujan air akan langsung mengalir pada
permukaan ataupun meresap pada bagian air kapiler dan langsung larut oleh garam.
Kandunga garam dan mineral alkali ini meruapakan salah satu ciri dari daerah arid
dengan nilai pH tanah yang relatif tinggi.

También podría gustarte