Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
OLEH
1
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR PENELITIAN
2. Penelitian :
a. Nama Lengkap : Siti Rohani, S.Pd
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. NIP : 19590301 198302 2002
d. Pangkat/ Gol : Pembina/ IVa
2
KATA PENGANTAR
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ iii
ABSTRAK............................................................................................................ iv
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ii
DAFTAR LAMPIRAN
iii
ABSTRAK
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
Indikator dalam penulisan mi adalah siswa mampu menyunting karangan
sendiri atau orang lain dengan memperhatikan ketepatan ejaan, tanda baca, pilihan
kata, keefektifan kalimat, dan keterpaduan paragraf.
2
Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan di atas peneliti mempelajari
beberapa buku model pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat
mengatasi kegagalan pembelajaran tersebut adalah model pembelajaran kontekstual
(CTL).
Menurut Dr. Nurhadi, MPd (2002:5) pendekatan kontekstual (CTL)
merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
mereka sehari-hari, dengan melibatkan 7 komponen utama pembelajaran efektif
yaitu: Konstruktivisme (construktivism), bertanya (questioning), menemukan
(inquiri), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modelling), dan
penilaian sebenarnya (authentic assessment). Dengan menggunakan model
pembelajaran kontekstual ini peneliti yakin bahwa proses pembelajaran mengubah
teks wawancara menjadi narasi akan berlangsung secara efektif.
3
a. Manfaat bagi peneliti
Sebagai pedoman bagi peneliti dalam melaksanakan pembelajaran
kompetensi dasar mengubah teks wawancara menjadi narasi.
- Sebagai bahan desiminasi dalam kegiatan MGMP tentang peningkatan
kemampuan siswa dalam mengubah teks wawancara menjadi narasi.
4
BAB II
T1NJAUAN TEORITIS
5
langsung adalah kalimat yang diucapkan dalam ujaran tidak langsung. Kalimat
ini ditandai dengan penggunaan tanda koma (,), tanda titik dua (:) dan tanda
petik ganda (“.... “) yang mengapit ujaran langsungnya.
Jadi tanya jawab yang terjadi dalam wawancara ditulis dalam bentuk
karangan pengisahan suatu cerita/kejadian dengan tujuan agar pembaca dapat
memahami isi wawancara dengan cepat dan jelas
3. Menyunting narasi yang telah ditulis.
Menyunting adalah memperbaiki karangan atau tulisan dengan
memperhatikan segi sistematika penyajian, isi dan bahasa (Endang, dkk: 25).
Menyunting tulisan (mengedit) adalah memperbaiki kesalahan tulisan ditinjau
dan ketepatan ejaan, tanda baca, pilihan kata, keefektifan kalimat, ataupun
keterpaduan paragraf (Wahono, dkk:204). Dalam penelitian ini hal yang disunting
penulis fokuskan pada ejaan, tanda baca dan kalimat efektif.
6
Menurut Dr. Nurhadi, MPd, (2002:5,) pendekatan contekstual (CTL)
merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
mereka sehari-hari, dengan melibatkan 7 komponen utama pembelajaran efektif
yaitu: Konstruktivisme (construktivism), bertanya (questioning), menemukan
(lnquiri), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modelling), dan
penilaian sebenarnya (authentic assessment).
Para ahli berpendapat bahwa model pembelajaran ini sangat cocok untuk
diterapkan di era pendidikan sekarang yang lebih mengarah pada kontekstual,
bermakna dan menyenangkan.
Selanjutnya, Syarwan Joni (2009 :2-3), mengatakan CTL merupakan suatu
proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami
makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengaitkan materi tersebut
dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural)
sehingga siswa memiliki pengetahuan/keterampilan secara fleksibel yang dapat
diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan/konteks ke permasalahan/konteks
lainnya.
2.3 Hipotesis
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang penulis ajukan adalah,
“Kemampuan siswa dalam mengubah teks wawancara menjadi narasi dapat
meningkat, jika diterapkan pendekatan kontekstual.
7
BAB III
METODELOGI PENELHTAN
8
proses pembelajaran oleh guru peneliti untuk memantau respon siswa dan kondisi
pembelajaran.
3. Guru peneliti dan teman kolaborasi menyiapkan media pembelajaran, yaitu
contoh teks wawancara, kalimat tak langsung dan contoh narasi. Media ini
digunakan untuk mempermudah siswa memahami kalimat tak langsung serta
menulis narasinya.
4. Guru peneliti menyusun soal pos tes. Soal ini diberikan pada setiap akhir tatap
muka untuk memperoleh data tentang nilai hasil belajar siswa. Hasil analisis dari
format yang digunakan dan analisis hasil belajar siswa pada setiap tatap muka
digunakan untuk menentukan tingkat keterampilan mengubah teks wawancara
menjadi narasi.
9
3. Melaksanakan Observasi
Observasi atau pengamatan dilakukan oleh 5 orang observer terhadap proses
pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti. Ketiga observer itu adalah Cut Asiah
S.Pd, Yusmanidar, S.Pd, Cut Ekawati, S.Pd, Sakdiah, Amd.Pd dan Hafidah, S.Pd.
4. Melakukan refleksi
Refleksi dilakukan bersama kelima observer dan dilakukan setelah proses
pembelajaran siklus pertama berakhir. Hasil refleksi adalah ditemukannya
masalah yang menjadi penghambat peningkatan pemahaman siswa terhadap
mengubah teks wawancara menjadi narasi dengan menggunakan pendekatan
kontekstual. Pada akhir pembelajaran siklus kedua peneliti melakukan analisis
data.
10
tahap,yaitu (1) Pramenulis, pada tahap ini siswa mencermati teks wawancara secara
berkelompok kemudian mengubah kalimat langsung dan teks wawancara menjadi
kalimat tak langsung (2) Penulisan, pada tahap ini siswa menulis narasi berdasarkan
kalimat tak langsung yang telah diubah pada tahap pertama, (3) Pasca menulis, siswa
menyunting tulisan temannya (mengganti, menghilangkan, atau menambah yang
perlu/tidak perlu) dan menunjukkan tulisannya (di publikasi).
11
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Perencanaan Tindakan
Pada setiap tatap muka guru peneliti dan guru kolaborator menyiapkan RPP,
LKS dan media pembelajaran (contoh kalimat tak langsung dan narasi) sesuai materi
yang akan diajarkan. Merumuskan alternatif tindakan yang akan dilaksanakan dalam
pembelajaran menulis sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi siswa dalam
mengoptimalkan pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi narasi, yang
meliputi (1) tahap pramenulis, (2) tahap penulisan, (3) tahap pasca menulis. Guru
peneliti membagi siswa atas 6 kelompok, tiap kelompok terdiri atas 5 anggota.
Untuk mendapatkan umpan balik tentang materi yang disajikan guru peneliti,
apakah telah dipahami siswa, 20 menit menjelang pembelajaran berakhir guru
peneliti memberikan post-test dengan membagikan lembaran soal yang telah
disiapkan. Untuk mengetahui siswa kelas VII-4 SMP Negeri 8 Banda Aceh dapat
termotivasi belajar bahasa Indonesia, 5 menit menjelang jam pelajaran berakhir guru
peneliti membagikan angket motivasi dan respon siswa terhadap kegiatan belajar
mengajar. Angket yang telah diisi siswa dikumpulkan kembali oleh guru peneliti
untuk dianalisis.
Melaksanakan Tindakan
Pada tahap ini, peneliti melaksanakan pembelajaran di kelas VII-4 SMP
Negeri 8 Banda Aceh berdasarkan perencanaan yang telah disusun secara kolaboratif.
12
Kegiatan dilakukan pada tanggal 12 April 2010 sampai tanggal 26 Juni 2010.
Penyusunan perencanaan tindakan pembelajaran dibagi atas dua tahap pelaksanaan
selama 4 kali pertemuan. Fokus pembelajaran pada tahap (1) pra menulis adalah
siswa bersama kelompok mempersiapkan diri untuk mengubah kalimat langsung
yang terdapat dalam teks wawancara menjadi kalimat tak langsung, (2) tahap
penulisan berfokus pada pengubahan teks wawancara menjadi narasi dengan
berpedoman pada pengubahan kalimat langsung menjadi kalimat tak langsung, dan
(3) tahap pasca menulis berfokus pada siswa menyunting isi tulisannya (mengganti,
menghilangkan,, atau menambah informasi yang perlu/tidak perlu).
Pengamatan (observasi)
Observasi dilakukan dengan mengamati dan sekaligus berpartisipasi dalam
kelas ketika berlangsungnya pembelajaran. Peneliti mengamati apa yang terjadi
dalam proses pembelajaran, yakni (a) pada tahap pramenulis, penulis mengamati
keseriusan siswa terhadap pembelajaran tentang pengubahan kalimat langsung
menjadi kalimat tak langsung, (b) pada tahap menulis, peneliti mengamati
keterlibatan siswa mengubah teks wawancara menjadi narasi, dan (3) tahap pasca
menulis, peneliti mengamati keterlibatan siswa menyunting tulisan temannya dan
memperbaiki kesalahan dalam tulisan.
Berdasarkan data hasil analisis terhadap motivasi dan respon siswa kelas VII-
4 SMP Negeri 8 Banda Aceh selama proses belajar mengajar pada siklus I dan II
dapat dilihat pada tabel I berikut,
13
Tabel I: Data Basil Analisis Motivasi dan Respon Siswa
No. Indikator Motivasi dan Rata-rata Rata-rata
Respon Siswa Yang Siklus I Siklus II
Dianalisis SS S K TS SS S K TS
1. Siswa yang merasa - 2 13 14 2 6 13 8
kurang tertarik belajar - 7% 45% 48% 7% 21% 45% 28%
Bahasa Indonesia
2. Siswa yang memahami 18 11 - - 16 13 - -
dan mengerti tujuan
pembelajaran 62% 38% - - 55% 45% - -
3. Siswa terdorong untuk 16 13 - - 19 13 - -
memahami materi
pelajaran karena
pemberian tugas 55% 45% - - 65% 24% 10% -
kelompok
4. Siswa lebih memahami 7 20 2 - 12 16 1 -
materi dengan
pemberian contoh 24% 69% 7% - 41% 55% - -
5. Siswa dapat 18 11 - - 13 16 - -
menerapkan
pengetahuan Bahasa
Indonesia dalam 62 38% - - 45% 55% - -
kehidupan sehari-hari %
6. Siswa terdorong untuk 2 21 4 2 - 16 2 2
menjawab pertanyaan
guru karena berkaitan 7% 72% 14% 7% 31% 55% 7% 7%
dengan kehidupan
sehari- hari
Keterangan : SS = Setuju Sekali KS = Kurang Setuju
S = Setuju TS = Tidak Setuju
14
(100%) dan siswa yang memiliki dorongan untuk menjawab pertanyaan guru karena
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari berjumlah 23 orang (79%). Siswa yang
belum memiliki dorongan untuk menjawab pertanyaan guru berjumlah 6 orang
(21%).
Dari data ini menunjukkan bahwa motivasi dan respon siswa terhadap
pelajaran Bahasa Indonesia sudah baik. Hal ini berarti guru peneliti sudah mampu
melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menerapkan metode atau
pendekatan kontekstual.
Data observasi kelas yang dilakukan oleh teman kolaborator terhadap guru
peneliti dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Guru peneliti sudah mampu memulai pembelajaran dengan baik dan juga mampu
mengaitkan materi pelajaran Bahasa Indonesia dengan kehidupan nyata siswa.
b. Guru peneliti dalam mengelola kegiatan pembelajaran sudah baik.
c. Guru peneliti memiliki kelemahan dalam pengorganisasian waktu.
d. Guru peneliti dalam membimbing dan mengevaluasi siswa saat mengerjakan
tugas kelompok maupun individu sudah baik.
e. Mengakhiri pembelajaran, guru peneliti dapat menyimpulkan isi pembelajaran
dengan baik dan memberikan Pekerjaan Rumah (PR) yang ada kaitannya dengan
materi selanjutnya.
15
Nama Kualifikasi
Tahap Kriteria
Indikator Deskriptor Kelompok ST T C K
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Hasil Sesuai - Narasumber Amir Hamzah C
Pra- pengubahan - Pewawancara Idrus
menulis kalimat - Informasi Merari Siregar ST
langsung - Kata ganti ST
menjadi tak Ali Hasymi ST
langsung WS. Rendra ST
Chairil Anwar
Penu- Hasil Sesuai - Kalimat tak Amir Hamzah C
lisan penulisan langsung Idrus ST
narasi - Kata ganti Merari Siregar ST
- Narasi T
Ali Hasymi ST
WS. Rendra K
Chairil Anwar
Pasca Hasil Kete- -Penggunaan Amir Hamzah T C
menulis penyuntingan patan tanda baca Idrus T
. Merari Siregar C
. C
. Ali Hasymi K
WS. Rendra
Chairil Anwar K
-Penggunaan ST
ejaan Amir Hamzah ST K
Idrus C
Merari Siregar C
Ali Hasymi
WS. Rendra
-Kalimat ChairilAnwar T
efektif T
Amir Hamzah T
Idrus C
Merari Siregar C
K
Ali Hasymi
WS. Rendra
Chairil Anwar
16
Hasymi, WS. Rendra dan Chairil Anwar menunjukkan semua deskriptor muncul,
menunjukkan kualifikasi ST (Sangat Tepat). Hasil pembelajaran pengubahan kalimat
langsung menjadi kalimat tak langsung kelompok Merari Siregar, Ali Hasymi, WS.
Rendra dan Chairil Anwar sudah sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman nyata
siswa mencapai kualifikasi Sangat Tepat. Sedangkan kelompok Amir Hamzah dan
Idrus belum semua deskriptor muncul mencapai kualifikasi C (Cukup) dan T (Tepat).
Hasil pengubahan teks wawancara menjadi narasi kelompok Amir Hamzah
menunjukkan dua deskriptor yang muncul mencapai kualifikasi C (Cukup),
kelompok Ali Hasymi menunjukkan tiga deskriptor yang muncul dengan kualifikasi
T (Tepat) dan kelompok Chairil Anwar menunjukkan hanya satu deskriptor yang
muncul mencapai kualifikasi K (Kurang). Kelompok Idrus, Merari Siregar dan WS.
Rendra menunjukkan semua deskriptor muncul dan mencapai kualifikasi ST (Sangat
Tepat).
Hasil menyunting narasi pada tahap pascamenulis, siswa kelompok Amir
Hamzah, Ali Hasymi dan WS. Rendra penggunaan tanda bacanya menunjukkan dua
deskriptor yang muncul, mencapai kualifikasi C (Cukup). Penggunaan tanda baca
kelompok Idrus dan Merari Siregar menunjukkan tiga deskriptor yang muncul dan
mencapai kualifikasi T(Tepat). Kelompok Chairil Anwar baru menunjukkan satu
deskriptor yang muncul dan mencapai kualifikasi K(Kurang).
Penggunaan ejaan oleh kelompok Amir Hamzah dan Ali Hasymi
menunjukkan satu deskriptor yang muncul dan mencapai kualifikasi K (Kurang).
Kelompok Idrus dan Meran Siregar menunjukkan semua deskriptor muncul,
mencapai kualifikasi ST (Sangat Tepat), dan kelompok WS. Rendra, Chairil Anwar
menunjukkan dua deskriptor muncul mencapai kualifikasi C (Cukup).
Penulisan kalimat efektif kelompok Amir Hamzah, Idrus dan Merari Siregar
menunjukkan tiga deskriptor muncul dengan kualifikasi T(Tepat). Kelompok Ali
Hasymi dan WS. Rendra menunjukkan dua deskriptor muncul, mencapai kualifikasi
C (Cukup), dan kelompok Chairil Anwar menunjukkan satu deskriptor muncul,
kualifikasi K (Kurang).
17
Tabel 3. Hasil Penskoran Tes Mengubah Teks Wawancara menjadi Narasi Siswa
Kelompok
Skor
Amir Merari Ali WS. Chairil
No. Komponen Maksi- Idrus
Hamzah Siregar Hasymi Rendra Anwar
mum
I. Kesesuaian isi 25 20 23 20 15 15 10
2. Tata Bahasa 25 10 20 20 20 20 15
3. Kosakata 25 15 20 20 20 18 18
4. Ejaan/tandabaca 25 15 20 22 10 15 15
5. Jumlah 100 60 83 82 65 68 58
Belum Ber- Belum Belum
6. Tingkat keberhasilan Berhasil Berhasil
berhasil hasil berhasil Berhasil
4.2 Siklus 2
Dengan berpedoman pada keberhasilan dan kendala-kendala yang ditemukan
pada siklus I maka guru peneliti dengan teman observer menetapkan bahwa rencana
tindakan pada siklus I masih terus dilakukan pada siklus 2 dengan menambah
rencana perbaikan sesuai dengan masalah yang muncul pada siklus I. Hasil
perubahan tersebut dapat dilihat pada tabel 4 berikut.
18
Tabel 4. Kualifikasi Hasil Mengubah Teks Wawancara Menjadi Narasi
Nama Kualifikasi
Tahap Kriteria
Indikator Deskriptor Kelompok ST T C K
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Pra- Hasil Sesuai - Narasumber Amir Hamzah ST
menulis pengubahan - Pewawancara Idrus ST
kalimat - Informasi Merari Siregar T
langsung - Kata ganti C
menjadi tak Ali Hasymi ST
langsung WS. Rendra T
Chairil Anwar
Penu- Hasil Sesuai - Kalimat tak Amir Hamzah T
lisan penulisan langsung Idrus T
narasi - Kata ganti Merari Siregar ST
- Narasi T
Ali Hasymi ST
WS. Rendra ST
Chairil Anwar
Pasca Hasil Kete- -Penggunaan Amir Hamzah T
menulis penyuntingan patan tanda baca Idrus ST
. Merari Siregar ST
. T
. Ali Hasymi T
WS. Rendra T
Chairil Anwar
-Penggunaan T
ejaan Amir Hamzah ST
Idrus
Merari Siregar
Ali Hasymi ST
WS. Rendra
-Kalimat ChairilAnwar T
efektif T
Amir Hamzah T
Idrus T
Merari Siregar ST
ST
Ali Hasymi
WS. Rendra
Chairil Anwar
19
Hasil pengubahan kalimat langsung menjadi kalimat tak langsung saat
pramenulis, siswa kelompok Amir Hamzah, Idrus dan WS. Rendra menunjukkan
empat deskriptor muncul, mencapai kualifikasi ST (Sangat Tepat). Kelompok Merari
Siregar dan Chairil Anwar menunjukkan tiga deskriptor muncul mencapai kualifikasi
T (Tepat), sedangkan kelompok Ali Hasymi dua deskriptor yang muncul dan
kualifikasinya C(Cukup). Hasil penulisan narasi kelompok Merari Siregar,
WS.Rendra dan Chain! Anwar menunjukkan semua deskriptor muncul mencapai
kualifikasi ST(Sangat Tepat), sedangkan kelompok Amir Hamzah, Idrus dan Ali
Hasymi menunjukkan tiga deskriptor muncul dengan kualifikasi T (Tepat).
Hasil penyuntingan karangan narasi pada tahap pasca menulis untuk aspek
penggunaan tanda baca empat kelompok menunjukkan tiga deskriptor yang muncul
mencapai kualifikasi T(Tepat), sementara dua kelompok menunjukkan semua
deskriptor muncul dan mencapai kualifikasi ST(Sangat Tepat). Aspek penggunaan
ejaan dua kelompok menunjukkan semua deskriptor muncul mencapai kualifikasi
ST(Sangat Tepat), tiga kelompok menunjukkan tiga deskriptor muncul dan mencapai
kualifikasi T(Tepat). Sedangkan satu kelompok menunjukkan dua deskriptor yang
muncul dengan kualifikasi C (Cukup).
Hasil penyuntingan kalimat efektif dua kelompok menunjukkan semua
deskriptor muncul mencapai kualifikasi ST (Sangat Tepat) dan empat kelompok
menunjukkan tiga deskriptor muncul dan mencapai kualifikasi T (Tepat).
Hasil penskoran tes mengubah teks wawancara menjadi narasi dapat dilihat
pada tabel 5 di bawah ini.
Tabel 5. Hasil Penskoran Tes Mengubah Teks Wawancara menjadi Narasi Siswa
Kelompok
Skor
Amir Merari Ali WS. Chairil
No. Komponen Maksi- Idrus
Hamzah Siregar Hasymi Rendra Anwar
mum
I. Kesesuaian isi 25 22 20 23 18 23 23
2. Tata Bahasa 25 20 18 20 18 20 21
3. Kosakata 25 20 20 20 20 20 20
4. Ejaan/tandabaca 25 20 22 22 20 20 22
5. Jumlah 100 82 80 85 76 83 86
Belum Ber- Belum Belum
6. Tingkat keberhasilan Berhasil Berhasil
berhasil hasil berhasil Berhasil
20
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil tes mengubah teks
wawancara menjadi narasi dengan memperhatikan penulisan kalimat langsung dan
tak langsung siswa setelah direvisi pada siklus kedua telah menunjukkan
keberhasilan. Semua kelompok telah mencapai nilai 68 ke atas. Kelompok Amir
Hamzah mencapai skor 82, kelompok Idrus skor 80, kelompok Merari Siregar
mencapai skor 85, kelompok Ali Hasymi mencapai skor 76, kelompok WS. Rendra
mencapai skor 85, dan kelompok Chairil Anwar mencapai skor 86.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Hasil observasi ditemukan beberapa peningkatan kemampuan siswa berpikir
kritis ketika ia ditugasi memberikan tanggapan terhadap jawaban tugas yang
disajikan oleh kelompok lain dalam kegiatan presentasi.
2. Rata-rata kemampuan menulis pada siklus 1 adalah 67 dan siklus kedua adalah
82. Hal ini merupakan sebuah peningkatan yang sangat berarti bagi siswa.
3. Kualifikasi hasil mengubah teks wawancara menjadi narasi pada siklus 1 adalah
T (Tepat) dan siklus dua adalah ST (Sangat Tepat). Ini menunjukkan bahwa
adanya suatu peningkatan yang signifikan.
4. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis terbukti
yaitu kemampuan siswa dalam mengubah teks wawancara menjadi narasi dapat
meningkat jika digunakan pendekatan kontekstual (CTL).
5.2 Saran
1. Penggunaan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
sebagaimana yang telah diuraikan dalam PTK ini, kiranya dapat dijadikan
sebagai salah satu cara untuk meningkatkan motivasi dan kualitas belajar Bahasa
Indonesia bagi siswa.
21
1. Teman-teman guru agar belajar secara tekun dan ulet serta dapat
menggunakan hasil penelitian ini sebagai pedoman penelitian atau penulisan
laporan dan dijadikan motivasi agar mampu melakukan penelitian tindakan kelas.
DAFTAR PUSTAKA
Anindyarini, Atikah dan Sri Ningsih. 2008. Bahasa Indonesia Untuk SMP/MTs Kelas
VII. Jakarta :Pusat Perbukuan Depdiknas.
Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP). 2007. Tentang Standar Proses Untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Menteri Pendidikan
Nasional RI No. 41 Tahun 2007.
Dwi Lestari, Endang dkk. 2005. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Klaten :
Intan Pariwara.
Indrawati, Dewi dan Didik Durianto. 2008. Aktif Berbahasa Indonesia Untuk
SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.
Maryati dan Sutopo, 2008. Bahasa dan Sastra Indonesia I Untuk SMP/MTS Kelas
VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Rusmiyanto, Wahono. 2007. Kreatif Berbahasa dan Bersastra Indonesia Untuk SMP
Kelas VIII. Jakarta: Ganeca Exact.
22
Suwandi, Sarwiji. 2008. Bahasa Indonesia Bahasa Kebangsaanku Untuk SMP/MTs
Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.
Purwadaminta, W.J.S. 2005. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka: Jakarta.
I. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti pembelajaran ini, siswa mampu mengubah teks wawancara
menjadi narasi.
23
1.2 Siswa dan guru bertanya jawab mengenai cara mengubah teks wawancara
menjadi narasi
1.3 Siswa duduk berkelompok satu kelompok terdiri dari 5 orang
2. Kegiatan inti
Secara berkelompok siswa mencermati teks wawancara
Siswa mengubah kalimat langsung dalam teks wawancara menjadi
kalimat tak langsung.
Mewakili kelompoknya, siswa membacakan basil diskusi.
Kelompok lain mengomentari hasil diskusi temannya.
Dengan berpedoman pada kalimat tak langsung, siswa mengubah teks
wawancara menjadi narasi.
Guru mengadakan penguatan
3. Kegiatan Akhir
Siswa dengan difasilitasi oleh guru menyimpulkan pembelajaran, tentang
cara mengubah kalimat langsung menjadi kalimat tak langsung dan
mengubah teks wawancara menjadi narasi.
Guru mengadakan refleksi terhadap proses pembelajaran yang baru
dilaksanakan.
Guru memberikan tugas pribadi untuk dikerjakan di rumah
Guru menginformasikan materi untuk pertemuan berikutnya.
Pertemuan II
1. Kegiatan Awal
1.1 Siswa dan guru bertanyajawab mengenai mengubah teks wawancara
menjadi narasi.
1.2 Siswa bersiap-siap untuk menyunting teks narasi yang telah ditulisnya.
2. Kegiatan Inti
2.1 Siswa saling menukar teks narasi dengan teman
2.2 Siswa menyunting teks narasi kawan dan segi ejaan, diksi, kalimat efektif
dan tanda baca lalu mengisi dalam tabel yang telah disiapkan.
2.3 Beberapa siswa membaca hasil suntingannya di depan kelas, siswa lain
memberikan tanggapan
2.4 Guru mengadakan penguatan
3. Kegiatan Akhir
3.1 Siswa dengan difasilitasi oleh guru menyimpulkan tentang hal-hal yang
perlu disunting.
3.2 Siswa mengadakan refleksi terhadap pembelajaran yang baru
berlangsung.
V. ALAT/SUMBER BELAJAR
- Teks wawancara
- Buku Paket Bahasa Indonesia
VI. PENILAIAN
- Jenis tagihan : Pertanyaan tertulis
- Bentuk instrumen : tes uraian
24
- Contoh Instrumen :
Rubrik Penilaian
No Aspek Kegiatan Skor
1. Pengubahan kalimat a. Siswa mengubah kalimat langsung 4
.
langsung menjadi kalimat menjadi tak langsung sangat tepat
tak langsung b. Siswa mengubah kalimat langsung 3
•
4. Menyunting narasi
No Nama Aspek yang disunting Skor
Tanda baca Kalimat efektif Ejaan
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
25
3=4 Skor Perolehan
Nilai= x 100
Skor Maksimal
4 = 12
Jumlah = 24 kkm = 68
BAHAN AJAR
26
Untuk memudahkan menulis narasi, kalimat langsung dalam teks wawancara
harus diubah ke kalimat tak langsung. Kalimat langsung digunakan dalam
komunikasi yang melibatkan pembicara dan mitra bicara ketika berkomunikasi
secara langsung. Ciri-cirinya adalah:
a. Bertanda petik (“....“).
b. Intonasi bagian yang dikutip lebih tinggi daripada bagian lain.
c. Kata ganti pada bagian kalimat yang dikutip tetap.
d. Tidak berkata tugas.
e. Kalimat yang diberi tanda petik biasanya berbentuk kalimat berita, tanta, atau
perintah.
Contoh:
Dwi : “Ponselmu berbunyi!”
Valeri : “Bukan, bukan ponselku yang berbunyi.”
Adapun kalimat tak langsung digunakan oleh pihak kedua atau ketiga untuk
menuturkan kembali isi informasi yang disampaikan oleh pembicara atau mitra
bicara. Ciri-cirinya:
a. Tidak bertanda petik.
b. Intonasi mendatar dan menurun pada bagian akhir kalimat.
e. Kata ganti orang pada kalimat yang dikutip berubah.
Pengubahan kata ganti pada kalimat langsung menjadi kalimat tak langsung
perlu memperhatikan perubahan seperti berikut ini.
27
e. Hanya berbentuk kalimat berita.
Contoh : Dwi mengatakan bahwa ponsel valeri berbunyi, tetapi Valeri
menyangkal bahwa bukan ponselnya yang berbunyi.
Contoh narasi
Keke, reporter majalah sekolah, mewawancarai Jabier, siswa terpandai di
sekolahnya. Berikut petikan hasil wawancaranya.
Keke : Jabier dapat peringkat satu lagi, ya?
Jabier : Ya, begitulah Alhamdulillah.
Keke : Bagaimana perasaanmu, Bier?
Jabier : Tentu saja senang dan bangga.
Keke : Bagaimana sih, resepnya agar bisa jadi juara?
Berapa jam lama belajar dalam sehari?
Jabier : Ya, tidak banyak, paling hanya 3 jam. Tetapi, itu rutin kulakukan,
kecuali hari Sabtu dan Minggu.
Menyunting naskah
Menyunting adalah memperbaiki karangan atau tulisan dengan
memperhatikan segi sistematika penyajian, isi, dan bahasa.
28
perbendaharaan kata yang luas dan mengetahui artinya secara tepat agar terhindar
dari kesalahan diksi. Dengan demikian kamu dapat mengungkapkan maksud
dengan tepat.
Hal-hal yang harus diperhatikan agar tidak terjadi kesalahan diksi:
a. Kelaziman pemakaian
Kata-kata yang bersinonim kadang-kadang tidak dapat saling menggantikan
dalam kalimat yang sama karena pemakaian tidak lazim.
Contoh: - Nilai ulangan Eko baik (benar)
- Nilai ulangan Eko indah (salah)
- Pemandangan alam itu indah (benar)
- Pemandangan alam itu baik (salah)
b. Makna tambahan
Makna kata-kata yang bersinonim berbeda karena setiap kata memiliki makna
tambahan selain makna dasarnya.
Contoh: - Ibu itu menatap anaknya dengan penuh kasih (benar)
- Ayah menonton pertunjukan wayang (benar)
- Ibu itu menonton anaknya dengan penuh kasih (salah)
- Ayah menatap pertunjukan wayang (salah)
c. Makna emotif atau nilai rasa
Kata-kata yang bersinonim menjadi berbeda artinya karena kata-kata tersebut
mempunyai nilai rasa yang berbeda-beda.
Contoh: - Penjambret itu mampus tertabrak bus (benar)
- Pangeran Diponegoro gugur sebagai kusuma bangsa (benar)
- Penjambret itu gugur tertabrak bus (salah)
- Pangeran Diponegoro mampus sebagai kusuma bangsa (salah)
d. Persona dan situasi
Untuk memperoleh pilihan kata yang tepat, kamu harus memperhatikan status
sosial orang yang berbicara, orang yang diajak berbicara, dan orang yang
dibicarakan, serta situasi saat pembicaraan itu berlangsung.
Contoh: Saya mempunyai masalah ketergantungan obat, kata Heri kepada Bu
Marsya.
29
2. Kalimat efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang secara tepat mampu mewakili gagasan atau
perasaan pembicara atau penulis. Untuk mencapai keefektifan itu, kalimat harus
disusun dengan ejaan yang benar serta menggunakan pilihan kata yang tepat.
Selain itu, kalimat juga harus disusun secara logis, padu dan hemat.
a. Kalimat logis, adalah kalimat yang maknanya dapat diterima oleh jalan
pikiran atau akal sehat manusia.
Contoh: - Setelah minum obat, kepala pusing jadi hilang. (tidak logis)
- Setelah minum obat, rasa pusing di kepala jadi hilang. (logis)
b. Kalimat hemat, adalah kalimat yang tidak menggunakan kata-kata secara
berlebihan.
Contoh: - Para siswa-siswa mengerjakan soal dengan sungguh-sungguh.
(tidak hemat)
- Para siswa mengerjakan dengan sungguh-sungguh. (hemat)
- Para siswa mengerjakan soal dengan sungguh-sungguh. (hemat)
c. Kalimat padu, adalah apabila hubungan antarunsur dalam kalimat tidak
terganggu.
Contoh: - Pembaca setelah melakukan kegiatannya dapat menangkap ide-
ide yang dikemukakan oleh pengarang buku itu. (tidak padu)
- Setelah melakukan kegiatannya, pembaca dapat menangkap ide-
ide yang dikemukakan oleh pengarang buku itu. (padu)
3. Dalam mengungkapkan gagasan, penulis harus memperhatikan kaidah penulisan
yang benar. Kaidah penulisan itu antara lain berupa penulisan tanda baca, ejaan,
dan penulisan kata.
a. Penggunaan tanda baca titik dan koma serta huruf besar sangat sering
digunakan dalam karangan. Perhatikan contoh penggunaan tanda baca dan
pemakaian huruf besar berikut ini!
Setiap hari Senin, semua siswa mengikuti upacara bendera. Upacara
ini dilaksanakan sendiri oleh siswa yang telah ditunjuk secara bergiliran.
Selain siswa, upacara juga diikuti oleh para guru dan karyawan.
30
Pada hari Senin yang lalu pelaksana upacara di SMP Negeri 8 siswa
kelas VII-1, dan pembinanya Ibu Siti Rohani. Dalam amanatnya beliau
mengingatkan siswanya agar selalu rajin berjalan karena ujian kenaikan kelas
hampir tiba. Selain itu Bu Mega juga menyampaikan tentang peraturan
sekolah yang harus dipatuhi oleh seluruh siswa. Semua siswa mendengarkan
nasihat-nasehat yang diberikan dengan penuh semangat.
31
LEMBARAN KERJA SISWA
Pertemuan I
Mengubah kalimat langsung dalam teks wawancara menjadi kalimat tak langsung
kemudian menulis narasinya
Tujuan : - Siswa mampu mengubah kalimat langsung dalam teks wawancara
menjadi kalimat tak langsung
- Siswa mampu menulis narasi berdasarkan pengubahan kalimat langsung
menjadi kalimat tak langsung Pertanyaan
1. Ubahlah kalimat langsung dalam teks wawancara di bawah mi menjadi kalimat
tak langsung!
Siswa : “Kalau tidak salah, tahun ml merupakan tahun kedua Bapak
menjabat sebagai kepala sekolah di sini?”
Kepala Sekolah : “Betul. Tepatnya setahun lebih sebulan saya menjabat
sebagai kepala sekolah di sini.”
Siswa : “Selama menjabat sebagai kepala sekolah, apa kesan Bapak
terhadap sekolah ini?”
Kepala Sekolah : “Wah, cukup banyak. Akan tetapi, hal yang paling berkesan
bagi saya adalah jiwa dan semangat disiplin sekolah ini”
Siswa : “Maksud Bapak, siswa, guru, dan karyawan?”
Kepala sekolah : “Ya, betul”
32
2. Rangkailah kalimat-kalimat tersebut menjadi narasi!
Pertemuan II
Menyunting narasi
Tujuan : Siswa mampu menyunting narasi yang ditulis sendiri atau teman
dengan memperhatikan ketepatan penggunaan tanda baca, ejaan dan
kalimat efektif.
Pertanyaan
1. Suntinglah narasi temanmu dengan baik dan benar dengan memperhatikan
ketepatan penggunaan tanda baca, ejaan dan kalimat efektif.
2. Bacalah hasil suntingan kelompokmu di depan kelas. Tukarkan narasi
kelompokmu dengan kelompok lain lalu suntinglah ejaan, tanda baca, dan
kalimat efektifnya!
DAFTAR NILAI SISWA KELAS VII-4
TAHUN PELAJARAN 2009-4010
33
22 Risdayanti P 95 85
23 Shafira Fatin P 95 80
24 Shidqi Dzakiul Hanif L 95 80
25 T. Roblansyah T.R L 75 76
26 Teja Pratama L 95 80
27 Wahyu Akbar L 75 23
28 Yulia Natasya P 95 80
29 Devya P 95 85
34
23 Shafira Fatin P 23 23
24 Shidqi Dzakiul Hanif L 24 24
25 T. Roblansyah T.R L 25 25
26 Teja Pratama L 26 26
27 Wahyu Akbar L 27 27
28 Yulia Natasya P 28 28
29 Devya P 29 29
35
Banda Aceh, 26 Juni 2010
Kepala
36
Mengetahui Banda Aceh, 26 Juni 2010
Kepala SMP Negeri 8 Banda Aceh Kepala Perpustakaan
BIODATA
A. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Siti Rohani, S.Pd
2. Nip : 1959030118302002
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Tempat/ tanggal lahir : Lampahan (Aceh Tengah)/ 1 Maret 1959
5. Agama : Islam
6. Pangkat/ Gol : Guru Pembina / IV-a
7. Instansi : SMP Negeri 8 Banda Aceh
8. Ijazah : S-1
9. Alamat :
a. Rumah : Jl. Putroe Meureuhom Dusun Kota Alam Gampong Ili
Kota Banda Aceh.
b. Kantor : SMP Negeri 8 Banda Aceh Jl. Hamzah Fansuri No. 1
Kopelma Darussalam
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SD : SD Negeri 3 Lampahang Lulus tahun 1971
2. SMP : SMP Negeri 2 Takengon lulus tahun 2976
3. SPG : SPG Negeri Takengon lulus tahun 1980
4. Diploma I : Diploma 1 Fakultas Keguruan Unsyiah lulus tahun
1982
5. Diploma III : Diploma III Fakultas Keguruan Unsyiah lulus tahun
1998
37
6. Sarjana : S-1Fakultas Keguruan Unsyiah lulus tahun 1999
C. RIWAYAT PEKERJAAN
1. Guru SLTP Silih Nara tahun 1983 – 1988
2. Guru SLTP Negeri Sinabang 1988 - 2002-01-01
3. Guru SMP Negeri 8 Banda Aceh tahun 2003 sampai dengan sekarang
38
LAMPIRAN
JADWAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Senin IX/I Siti Rohani, S.Pd Sakdiah, Amd.Pd Cut Asiah, S.Pd Diskusi hasil pengamatan
II 2 19-4-2010 dengan pengamat Siklus I
Senin IX/I Siti Rohani, S.Pd Sakdiah, Amd.Pd Cut Asiah, S.Pd Diskusi hasil pengamatan
I 1 22-4-2010 dengan pengamat Siklus II
Sabtu, 26-6-2010 IX/I Siti Rohani, S.Pd Sakdiah, Amd.Pd Cut Asiah, S.Pd Diskusi hasil pengamatan
II 2
dengan pengamat Siklus II
Mengetahui, Peneliti,
Pemandu
39