Está en la página 1de 45

LAPORAN AKHIR PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI


NARASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL
CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA
KELAS VII-4 SMP NEGERI 8 BANDA ACEH

OLEH

SITI ROHANI, S.Pd


NIP. 19590301 1983022002

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA


KOTA BANDA ACEH
2010

1
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR PENELITIAN

1. Judul Penelitian : Peningkatan Kemampuan Mengubah Teks Wawancara


Menjadi Narasi Dengan Menggunakan Pendekatan
Kontekstual Contextual Teaching And Learning Siswa
Kelas VII-4 SMP Negeri 8 Banda Aceh

2. Penelitian :
a. Nama Lengkap : Siti Rohani, S.Pd
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. NIP : 19590301 198302 2002
d. Pangkat/ Gol : Pembina/ IVa

Mata ajaran yang


Diampu : Bahasa Indonesia
Sekolah : SMP Negeri 8 Banda Aceh
Alamat Sekolah : Jl. Hamzah Fansuri Kopelma Darussalam
Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh

3. Lama Penelitian : 3 bulan


Dari bulan : 12 April 2010
Sampai bulan : 26 Juni 2010

Mengetahui Banda Aceh, 26 Juni 2010


Kepala SMP Negeri 8 Banda Aceh Peneliti

Mursalin Abd. S,Pd Siti Rohani, S.Pd


NIP. 19581231 198303 1 112 NIP. 19590301 1983022 002

2
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, penulis telah dapat menyelesaikan penelitian


eksperimen ini dengan judul “Peningkatan Kemampuan Mengubah Teks Wawancara
Menjadi Narasi Dengan Menggunakan Pendekatan Kontekstual Contextual Teaching
And Learning Siswa Kelas VII-4 SMP Negeri 8 Banda Aceh”. Salawat dan salam
tidak lupa dipanjatkan kepangkuan Nabi besar Muhammad SAW.
Penelitian ini dibuat dengan tujuan agar dapat meningkatkan aktivitas siswa
dan hasil belajar. Ucapkan terima kasih yang tak terhingga, penulis sampaikan semua
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penelitian ini, sehingga penelitian
ini dapat dilaksanakan. Terutama sekali terima kasih kepada Bapak Kepala Sekolah
SMP Negeri 8 Banda Aceh, yang telah memotivasi dan bersusah payah dalam
membimbing dan tak lupa pula terima kasih kepada teman-teman sejawat yang telah
mengamati selama penelitian.
Penulis juga menyadari atas kekurangan dan keterbatasan kemampuan yang
penulis miliki. Maka dari itu penulis kiranya memberi masukan kepada penulis, baik
berupa saran ataupun kritikan yang sifat membangun atau memperbaiki penulis
menerimanya dengan lapang dada.

Banda Aceh, 26 Juni 2010

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ iii
ABSTRAK............................................................................................................ iv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1


1.1 Latar Be1akang Masalah ................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................ 3
1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................... 3

BAB II TINJAUAN TEORITIS ..................................................................... 5


2.1 Mengubah Teks Wawancara menjadi Narasi .................................. 5
2.2 Pendekatan Kontekstual ................................................................. 6
2.3 Hipotesis ......................................................................................... 7

BAB III METODELOGI PENELITIAN ........................................................ 8


3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 8
3.2 Metode Penelitian ........................................................................... 8
3.3 Persiapan Penelitian ........................................................................ 8
3.4 Siklus Penelitian ............................................................................. 9
3.5 Instrumen Penelitian dan Sumber Data .......................................... 10
3.6 Metode Analisis Data ..................................................................... 10
3.7 Cara Pengambilan Kesimpulan ...................................................... 11

BAB IV HASIL PENELIT1AN ........................................................................ 12


4.l Siklus l ............................................................................................ 12
4.2 Siklus 2 ........................................................................................... 18

DAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 21


5.1 Kesimpulan ..................................................................................... 21
5.2 Saran ............................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

ii
DAFTAR LAMPIRAN

1. Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP I)


2. Lembaran Soal dan Jawaban Siswa
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP II)
4. Lembaran Soal dan Jawaban Siswa
5. Bahan Ajar
6. Lembar Kerja Siswa (LKS)
7. Jadwal Penelitian
8. Daftar Nilai Siswa
9. Lembar Jawaban Siswa
10. Daftar Hadir Siswa
11. Denah Kelas
12. Lembar Wawancara
13. Lembar Tugas Siswa
14. Format motivasi dan respons siswa pertemuan ke I
15. Format motivasi dan respons siswa pertemuan ke II
16. Lembar Observasi Pembelajaran
17. Lembar Observasi
18. Surat Izin Penelitian
19. Surat Keterangan Perpustakaan
20. Sertifikat
a. Guru Berprestasi 2011
b. Lomba PTK Guru 2011
c. MGMP Bermutu 2010
d. Guru Pemandu 2011
21. Foto-foto Kegiatan
22. Biodata

iii
ABSTRAK

Penelitian ini berjudul : Peningkatan Kemampuan Mengubah Teks


Wawancara Menjadi Narasi Dengan Menggunakan Pendekatan Kontekstual
Contextual Teaching And Learning Siswa Kelas VII-4 SMP Negeri 8 Banda Aceh.
Tujuan dan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah untuk meningkatkan
kemampuan mengubah teks wawancara menjadi narasi siswa kelas VII-4 SMP
Negeri 8 Banda Aceh. Manfaat penelitian ini adalah sebagai pedoman peneliti untuk
meningkatkan kemampuan siswa mengubah teks wawancara menjadi narasi. Subjek
penelitian ini adalah siswa kelas VII-4 SMP Negeri 8 Banda Aceh yang berjumlah 29
orang terdiri dari 19 laki-laki dan 10 orang perempuan. Penelitian ini berlangsung
dalam 2 siklus, tiap siklus terdiri dari 2 kali tatap muka. pada setiap siklus diperoleh
melalui tes mengubah teks wawancara menjadi narasi, respon siswa terhadap materi
pembelajaran, catatan hasil pengamatan guru observer, catatan pengalaman peneliti,
nilai hasil pos tes dan tugas siswa. Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan
metode kualitatif dan kuantitatif. Dari analisis data diperoleh nilai hasil pos tes siswa
pada masing-masing siklus, yaitu siklus I rata-rata belum berhasil, nilainya di bawah
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu di bawah 68 dan siklus II rata-rata sudah
berhasil yaitu di atas 68. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendekatan
kontekstual dapat meningkatkan kemampuan siswa mengubah teks wawancara
menjadi narasi.

Kata Kunci : Mengubah wawancara menjadi narasi dengan pendekatan kontekstual

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen
kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek:
mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis.
Menulis salah satu aspek kebahasaan yang harus dikuasai oleh siswa, sesuai
dengan tuntutan kurikulum 2006. Adapun kompetensi yang harus dimiliki siswa SMP
adalah memahami dan menguasai kompetensi yang telah digariskan kurikulum,
seperti kemampuan mengubah teks wawancara menjadi narasi.
Kegiatan pokok dalam menulis adalah membina siswa dalam
mengembangkan ide, buah pikiran, atau gagasan dan menuangkan gagasan tersebut
dalam jenis wacana seperti narasi, deskripsi, argumentasi, persuasi dan eksposisi.
Dalam menulis dikomunikasikan pikiran, gagasan, informasi yang harus dilatih
semenjak dini.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI (2007 :10) menyatakan
bahwa untuk mencapai KD dalam proses pembelajaran kegiatan pembelajaran
dilakukan secara interaksi/ inspirat menyenangkan, menantang, memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik Kegiatan mi dilakukan secara sistematis dan sistemik
melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi Peraturan Menteri Pendidikan.

Selanjutnya dalam kurikulum standar kompetensi (2006:21) ditegaskan


bahwa pembelajaran menulis kelas VII standar kompetensi yang diharapkan adalah
mampu mengekspresikan berbagai pikiran, gagasan, pendapat, dan perasan dalam
berbagai ragam tulisan, menulis buku harian, surat pribadi dan surat resmi, menulis
teks pengumuman, menyunting karangan sendiri atau orang lain, menulis
pengalaman pribadi, menguah teks wawancara menjadi bentuk narasi, dan menulis
memo atau pesan singkat.

1
Indikator dalam penulisan mi adalah siswa mampu menyunting karangan
sendiri atau orang lain dengan memperhatikan ketepatan ejaan, tanda baca, pilihan
kata, keefektifan kalimat, dan keterpaduan paragraf.

Berdasarkan pernyataan di atas jelaslah bahwa ada beberapa kompetensi yang


harus dicapai oleh siswa SMP kelas VII, salah satu diantaranya adalah mengubah
teks wawancara menjadi narasi. Kompetensi ini sangat penting bagi siswa dalam
menjalankan kehidupannya sehari-hari baik dalam masyarakat maupun keluarga,
karena itu siswa harus mempunyai pengetahuan yang maksimal untuk
ketercapaiannya. Namun kenyataan di lapangan siswa enggan untuk menulis. Hal ini
tentu akan mempengaruhi kualitas pembelajaran menulis itu sendiri.
Pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi narasi telah penulis
lakukan secara klasikal. Dalam pembelajaran tersebut peneliti menugaskan siswa
secara individu mengubah teks wawancara menjadi narasi. Hasil pembelajaran
tersebut ternyata di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Hasil refleksi diperoleh data bahwa selama proses pembelajaran siswa banyak
yang mengeluh. Mereka merasa kesulitan dalam mengerjakan tugas-tugasnya. Ini
merupakan gambaran kegagalan proses pembelajaran.
Dari hasil pengamatan dan pengalaman peneliti sendiri dapat diungkapkan
bahwa pembelajaran yang dilakukan selama ini kurang melibatkan siswa dalam
memilih atau menentukan materi yang sesuai dengan kebutuhan siswa, kurang
memberdayakan/menggunakan lingkungan dan sumber belajar yang berpusat pada
siswa. Selain itu metode yang digunakan kurang bervariasi sehingga tidak menarik
perhatian dan minat siswa.
Uraian diatas merupakan gambaran kegagalan terhadap proses dan hasil
belajar. Kegagalan tersebut merupakan masalah yang harus dicari solusinya demi
terlaksana pembelajaran seperti yang diharapkan. Solusi yang dapat dilakukan guru
diantaranya guru harus dapat memilih metode yang sesuai dengan materi yang
disajikan. Guru juga harus menguasai materi yang akan diajarkan kepada siswa dan
jangan terlalu banyak menuntut pada siswa.

2
Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan di atas peneliti mempelajari
beberapa buku model pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat
mengatasi kegagalan pembelajaran tersebut adalah model pembelajaran kontekstual
(CTL).
Menurut Dr. Nurhadi, MPd (2002:5) pendekatan kontekstual (CTL)
merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
mereka sehari-hari, dengan melibatkan 7 komponen utama pembelajaran efektif
yaitu: Konstruktivisme (construktivism), bertanya (questioning), menemukan
(inquiri), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modelling), dan
penilaian sebenarnya (authentic assessment). Dengan menggunakan model
pembelajaran kontekstual ini peneliti yakin bahwa proses pembelajaran mengubah
teks wawancara menjadi narasi akan berlangsung secara efektif.

Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti akan melakukan Penelitian


Tindakan Kelas dengan judul “Peningkatan Kemampuan Mengubah Teks Wawancara
Menjadi Narasi Dengan Menggunakan Pendekatan Kontekstual”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan judul penelitian tersebut maka yang menjadi permasalahan
adalah “Apakah penggunaan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan
kemampuan siswa kelas VII-4 SMP Negeri 8 Banda Aceh dalam mengubah teks
wawancara menjadi narasi?”

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian yang akan dicapai adalah untuk meningkatkan kemampuan
siswa mengubah teks wawancara menjadi narasi dengan menggunakan pendekatan
kontekstual.

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat bagi
peneliti dan keilmuan.

3
a. Manfaat bagi peneliti
Sebagai pedoman bagi peneliti dalam melaksanakan pembelajaran
kompetensi dasar mengubah teks wawancara menjadi narasi.
- Sebagai bahan desiminasi dalam kegiatan MGMP tentang peningkatan
kemampuan siswa dalam mengubah teks wawancara menjadi narasi.

b. Manfaat bagi keilmuan


- Memberikan kontribusi kepada para siswa tentang bagaimana cara siswa
meningkatkan kemampuan mengubah teks wawancara menjadi narasi melalui
pendekatan kontekstual.
- Memberikan kontribusi kepada seluruh anggota MGMP tentang bagaimana
cam meningkatkan kemampuan mengubah teks wawancara menjadi narasi
melalui pendekatan kontekstual (CTL).

4
BAB II
T1NJAUAN TEORITIS

2.1 Mengubah teks wawancara menjadi narasi


Salah satu kompetensi dasar (KD) yang harus dicapai oleh siswa kelas VII
dalam kurikulum 2006 Sekolah Menengah Pertama adalah mengubah teks
wawancara menjadi narasi dengan memperhatikan cara penulisan kalimat langsung
dan tak langsung. Indikatornya adalah (1) mengubah kalimat langsung dalam teks
wawancara menjadi kalimat tak langsung (2) mengubah teks wawancara menjadi
narasi (3) menyunting narasi yang telah ditulis.
1. Mengubah kalimat langsung dalam teks wawancara menjadi kalimat tak
langsung.
Kalimat langsung adalah kalimat yang sebagian atau seluruhnya terdiri
atas ucapan seseorang secara langsung. Ciri-ciri Kalimat langsung yaitu, (a)
bertanda petik (“....“), (b) intonasi bagian yang dikutip lebih tinggi daripada
bagian lain (c) Kata ganti pada bagian kalimat yang dikutip tetap (d) tidak berkata
tugas (e) kalimat yang diberi tanda petik bisa berbentuk kalimat berita, tanya,
atau perintah (Maryati, dkk 2008 : 65).
Kalimat tak langsung adalah kalimat berita yang isinya menceritakan
ucapan seseorang. Ciri-cirinya yaitu,, (a) tidak bertanda petik (I,) intonasi
mendatar dan menurun pada bagian akhir kalimat (c) kata ganti orang pada
kalimat yang dikutip berubah (d) berkata tugas bahwa, sebab, untuk supaya (e)
hanya berbentuk kalimat berita Maryati,dkk. 2008 65).
Berdasarkan pendapat di atas jelas bahwa kalimat langsung dalam teks
wawancara dapat diubah menjadi kalimat tak langsung dengan mengikuti ciri-
cirinya.
Atikah Anindyarini (2008:111-112) mengatakan mengubah teks wawancara
menjadi bentuk narasi dapat diartikan suatu kegiatan memaparkan suatu dialog
dalam bentuk tulisan. Dalam menarasikan percakapan atau dialog, harus
mengetahui cara penulisan kalimat langsung dan tak langsung. Kalimat
langsung adalah kalimat yang diucapkan dalam ujaran langsung. Kalimat ini
ditandai dengan ciri tanda koma atau tanda titik dua (:) sebelum ujaran
langsung dan tanda petik ganda (“.... “) diantara ujaran langsung. Kalimat tak

5
langsung adalah kalimat yang diucapkan dalam ujaran tidak langsung. Kalimat
ini ditandai dengan penggunaan tanda koma (,), tanda titik dua (:) dan tanda
petik ganda (“.... “) yang mengapit ujaran langsungnya.

2. Mengubah teks wawancara menjadi narasi berdasarkan pengubahan kalimat


langsung menjadi kalimat tak langsung.
Suwandi, dkk (2008:54) mengatakan wawancara adalah percakapan
dalam bentuk tanya jawab antara seseorang(narasumber) dengan orang lain
(pewawancara). Yang diwawancarai adalah orang yang berprestasi, ahli, tokoh
masyarakat, artis atau seseorang yang memiliki keistimewaan tertentu.
Menurut Dewi Indrawati, dkk (2008:125) teks wawancara merupakan
bentuk penyajian informasi berupa tanya jawab antara pewawancara dan
narasumber. Untuk menceritakan atau menyampaikan kembali hasil wawancara
kepada orang lain, teks wawancara perlu diubah dalam bentuk narasi. Narasi
merupakan bentuk karangan pengisahan suatu cerita atau kejadian.

Jadi tanya jawab yang terjadi dalam wawancara ditulis dalam bentuk
karangan pengisahan suatu cerita/kejadian dengan tujuan agar pembaca dapat
memahami isi wawancara dengan cepat dan jelas
3. Menyunting narasi yang telah ditulis.
Menyunting adalah memperbaiki karangan atau tulisan dengan
memperhatikan segi sistematika penyajian, isi dan bahasa (Endang, dkk: 25).
Menyunting tulisan (mengedit) adalah memperbaiki kesalahan tulisan ditinjau
dan ketepatan ejaan, tanda baca, pilihan kata, keefektifan kalimat, ataupun
keterpaduan paragraf (Wahono, dkk:204). Dalam penelitian ini hal yang disunting
penulis fokuskan pada ejaan, tanda baca dan kalimat efektif.

2.2. Pendekatan Kontekstual


Salah satu faktor penentu yang sangat berperan dalam upaya peningkatan
kemampuan mengubah teks wawancara menjadi narasi siswa adalah penggunaan
pendekatan pengajaran yang tepat. Pendekatan pengajaran ini mempunyai hubungan
yang erat dengan faktor pengajaran yang lain. Salah satu pendekatan yang digunakan
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia adalah Pendekatan Kontekstual (CTL).

6
Menurut Dr. Nurhadi, MPd, (2002:5,) pendekatan contekstual (CTL)
merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
mereka sehari-hari, dengan melibatkan 7 komponen utama pembelajaran efektif
yaitu: Konstruktivisme (construktivism), bertanya (questioning), menemukan
(lnquiri), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modelling), dan
penilaian sebenarnya (authentic assessment).

Para ahli berpendapat bahwa model pembelajaran ini sangat cocok untuk
diterapkan di era pendidikan sekarang yang lebih mengarah pada kontekstual,
bermakna dan menyenangkan.
Selanjutnya, Syarwan Joni (2009 :2-3), mengatakan CTL merupakan suatu
proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami
makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengaitkan materi tersebut
dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural)
sehingga siswa memiliki pengetahuan/keterampilan secara fleksibel yang dapat
diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan/konteks ke permasalahan/konteks
lainnya.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas jelaslah bahwa pendekatan CTL


merupakan sebuah pendekatan yang sangat baik digunakan dalam pembelajaran
karena siswa terlibat secara aktif didalamnya sehingga informasi yang diperoleh
dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.

2.3 Hipotesis
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang penulis ajukan adalah,
“Kemampuan siswa dalam mengubah teks wawancara menjadi narasi dapat
meningkat, jika diterapkan pendekatan kontekstual.

7
BAB III
METODELOGI PENELHTAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Banda Aceh pada siswa kelas
VII-4 semester II tahun pelajaran 2009 -2010 dengan jumlah siswa laki-laki 19 orang
dan perempuan 10 orang dengan kemampuan yang bervariasi. Penelitian ini
dilakukan oleh Siti Rohani, S.Pd dan teman-teman MGMP bermutu sebagai observer.
Waktu penelitian dilakukan dan tanggal 12 April 2010 sampai tanggal 26 Juni 2010.

3.2 Metode Penelitian


Metode penelitian yang dilakukan adalah metode kuantitatif dan kualitatif.
Untuk mengoptimalkan hasil pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi
narasi, kiranya perlu ditetapkan ciri utama yang mencakup unsur-unsur yang dinilai.
Unsur-unsur tersebut sebagai berikut: menetapkan kriteria, indikator, deskriptor dan
kualifikasi. Penentuan hasil kemampuan mengubah teks wawancara menjadi narasi
didasarkan pada ciri deskriptor yang muncul. Topkins (1994).

3.3 Persiapan Penelitian


Persiapan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan teman observer
untuk meningkatkan keterampilan mengubah teks wawancara menjadi narasi siswa
adalah:
1. Sebelum materi pembelajaran diberikan, guru peneliti membentuk kelompok
siswa yang terdiri dan 6 kelompok. Satu kelompok terdiri dan 5 orang, laki-laki
dan perempuan dengan tingkat kemampuan berbeda. Pembentukan kelompok mi
untuk memudahkan dalam pengelolaan kelas.
2. Sebelum berlangsungnya tatap muka, guru peneliti bersama teman observer
menyiapkan dan menyusun format respon siswa terhadap materi serta kegiatan
pembelajaran. Format ini digunakan untuk memancing apakah siswa telah
merespon dengan baik materi yang diajarkan. Instrumen mi digunakan selama

8
proses pembelajaran oleh guru peneliti untuk memantau respon siswa dan kondisi
pembelajaran.
3. Guru peneliti dan teman kolaborasi menyiapkan media pembelajaran, yaitu
contoh teks wawancara, kalimat tak langsung dan contoh narasi. Media ini
digunakan untuk mempermudah siswa memahami kalimat tak langsung serta
menulis narasinya.
4. Guru peneliti menyusun soal pos tes. Soal ini diberikan pada setiap akhir tatap
muka untuk memperoleh data tentang nilai hasil belajar siswa. Hasil analisis dari
format yang digunakan dan analisis hasil belajar siswa pada setiap tatap muka
digunakan untuk menentukan tingkat keterampilan mengubah teks wawancara
menjadi narasi.

3.4 Siklus Penelitian


Penelitian ini direncanakan terdiri dan 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 2 kali
tatap muka (2 x pertemuan). Yaitu tahap pramenulis dan pasca menulis.
Penelitian Tindakan Kelas ml dilakukan melalui 4 langkah, yaitu:
1. Merencanakan PTK
Kegiatan yang peneliti lakukan dalam merencanakan tindakan adalah (a)
Menyusun RPP mengubah teks wawancara menjadi narasi dengan
memperhatikan pengubahan kalimat langsung dan tak langsung dengan
menggunakan pendekatan kontekstual.
Membuat pedoman observasi sebagai instrumen untuk mengumpulkan data
tentang proses pembelajaran (c) Membuat tugas kelompok yang harus dikerjakan
selama proses pembelajaran untuk mengukur tingkat ketercapaian indikator.
2. Melaksanakan PTK
Kegiatan melaksanakan PTK adalah kegiatan melaksanakan pembelajaran
mengubah teks menjadi narasi dengan memperhatikan cara penulisan kalimat
langsung dan tak langsung dengan menggunakan pendekatan kontekstual dengan
berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun.

9
3. Melaksanakan Observasi
Observasi atau pengamatan dilakukan oleh 5 orang observer terhadap proses
pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti. Ketiga observer itu adalah Cut Asiah
S.Pd, Yusmanidar, S.Pd, Cut Ekawati, S.Pd, Sakdiah, Amd.Pd dan Hafidah, S.Pd.
4. Melakukan refleksi
Refleksi dilakukan bersama kelima observer dan dilakukan setelah proses
pembelajaran siklus pertama berakhir. Hasil refleksi adalah ditemukannya
masalah yang menjadi penghambat peningkatan pemahaman siswa terhadap
mengubah teks wawancara menjadi narasi dengan menggunakan pendekatan
kontekstual. Pada akhir pembelajaran siklus kedua peneliti melakukan analisis
data.

3.5 Instrumen Penelitian dan Sumber Data


Untuk memperoleh data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
instrumen:
1. Lembar kerja siswa digunakan untuk mengukur kemampuan siswa
2. Rencana pembelajaran digunakan sebagai acuan untuk mengetahui
keberhasilan guru dalam mengajar.
3. Tes soal-soal ulangan harian digunakan untuk mengukur sejauh mana
kemampuan siswa memahami materi-materi yang sudah dikuasai siswa dan
sebagai umpan balik bagi guru.
4. Kamera digunakan sebagai dokumentasi selama proses penelitian.
5. Catatan lapangan guru.

3.6 Metode Analisis Data


Data dan informasi mengenai penelitian ini diperoleh melalui teknik tes
tertulis berbentuk uraian terstruktur. Panduan Imp1emeitasi Standar Penilaian pada
KTSP di sekolah (2009:12) mengatakan bahwa tes tertulis merupakan tes di mana
soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan.. Tes
menulis ini diberikan kepada siswa per kelompok. Untuk memperoleh hasil
kemampuan mengubah teks wawancara menjadi narasi dilakukan melalui tiga

10
tahap,yaitu (1) Pramenulis, pada tahap ini siswa mencermati teks wawancara secara
berkelompok kemudian mengubah kalimat langsung dan teks wawancara menjadi
kalimat tak langsung (2) Penulisan, pada tahap ini siswa menulis narasi berdasarkan
kalimat tak langsung yang telah diubah pada tahap pertama, (3) Pasca menulis, siswa
menyunting tulisan temannya (mengganti, menghilangkan, atau menambah yang
perlu/tidak perlu) dan menunjukkan tulisannya (di publikasi).

3.7 Cara pengambilan kesimpulan


Untuk menyimpulkan basil pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi
narasi ml, penulis menggunakan pendekatan kualitatif, dengan menetapkan unsur-
unsur yang akan dinilai yaitu (1) kriteria, (2) indikator, (3) deskriptor, dan (4)
kualifikasi.
Penentuan hasil terbentuknya kemampuan mengubah teks wawancara
menjadi narasi didasarkan dari ciri deskriptor yang muncul. Kualifikasi sangat tepat
(ST) jika semua deskriptor yang muncul, tepat (T) jika tiga deskriptor yang muncul,
kurang tepat (KT) jika dua deskriptor yang muncul dan tidak tepat (TT) jika satu
deskriptor yang muncul.
Dalam penilaian hasil digunakan penyekoran tes mengubah teks wawancara
menjadi narasi langsung, yang meliputi komponen pengubahan kalimat langsung
menjadi kalimat tak langsung. Karena hanya meliputi satu komponen, guru peneliti
menetapkan skor 100. Untuk mengetahui hasil pembelajaran mengubah teks
wawancara menjadi narasi, guru menetapkan standar keberhasilan. Jika standar
keberhasilan siswa dalam mengubah teks wawancara menjadi narasi telah mencapai
skor 68(sesuai KKM), maka dapat dikatakan siswa tersebut telah berhasil dan jika
skor perolehan siswa di bawah 68, berarti siswa belum berhasil mengubah teks
wawancara menjadi narasi.

11
BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1 Siklus Pertama


Pada siklus pertama ini, peneliti melakukan 2 kali tatap muka dengan materi
pembelajaran Bahasa Indonesia “Mengubah Teks Wawancara Menjadi Narasi”. Pada
setiap tatap muka disajikan materi pembelajaran yang berbeda sesuai dengan
program alokasi waktu dan kurikulum KTSP Bahasa Indonesia SMP semester TI.
Sesuai permasalahan yang telah dirumuskan dalam penelitian mi, maka guru peneliti
dan guru observer telah menetapkan rencana tindakan untuk mengatasi masalah
tersebut. Rencana tindakan tersebut diterapkan melalui langkah-langkah:

Perencanaan Tindakan
Pada setiap tatap muka guru peneliti dan guru kolaborator menyiapkan RPP,
LKS dan media pembelajaran (contoh kalimat tak langsung dan narasi) sesuai materi
yang akan diajarkan. Merumuskan alternatif tindakan yang akan dilaksanakan dalam
pembelajaran menulis sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi siswa dalam
mengoptimalkan pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi narasi, yang
meliputi (1) tahap pramenulis, (2) tahap penulisan, (3) tahap pasca menulis. Guru
peneliti membagi siswa atas 6 kelompok, tiap kelompok terdiri atas 5 anggota.
Untuk mendapatkan umpan balik tentang materi yang disajikan guru peneliti,
apakah telah dipahami siswa, 20 menit menjelang pembelajaran berakhir guru
peneliti memberikan post-test dengan membagikan lembaran soal yang telah
disiapkan. Untuk mengetahui siswa kelas VII-4 SMP Negeri 8 Banda Aceh dapat
termotivasi belajar bahasa Indonesia, 5 menit menjelang jam pelajaran berakhir guru
peneliti membagikan angket motivasi dan respon siswa terhadap kegiatan belajar
mengajar. Angket yang telah diisi siswa dikumpulkan kembali oleh guru peneliti
untuk dianalisis.

Melaksanakan Tindakan
Pada tahap ini, peneliti melaksanakan pembelajaran di kelas VII-4 SMP
Negeri 8 Banda Aceh berdasarkan perencanaan yang telah disusun secara kolaboratif.

12
Kegiatan dilakukan pada tanggal 12 April 2010 sampai tanggal 26 Juni 2010.
Penyusunan perencanaan tindakan pembelajaran dibagi atas dua tahap pelaksanaan
selama 4 kali pertemuan. Fokus pembelajaran pada tahap (1) pra menulis adalah
siswa bersama kelompok mempersiapkan diri untuk mengubah kalimat langsung
yang terdapat dalam teks wawancara menjadi kalimat tak langsung, (2) tahap
penulisan berfokus pada pengubahan teks wawancara menjadi narasi dengan
berpedoman pada pengubahan kalimat langsung menjadi kalimat tak langsung, dan
(3) tahap pasca menulis berfokus pada siswa menyunting isi tulisannya (mengganti,
menghilangkan,, atau menambah informasi yang perlu/tidak perlu).

Pengamatan (observasi)
Observasi dilakukan dengan mengamati dan sekaligus berpartisipasi dalam
kelas ketika berlangsungnya pembelajaran. Peneliti mengamati apa yang terjadi
dalam proses pembelajaran, yakni (a) pada tahap pramenulis, penulis mengamati
keseriusan siswa terhadap pembelajaran tentang pengubahan kalimat langsung
menjadi kalimat tak langsung, (b) pada tahap menulis, peneliti mengamati
keterlibatan siswa mengubah teks wawancara menjadi narasi, dan (3) tahap pasca
menulis, peneliti mengamati keterlibatan siswa menyunting tulisan temannya dan
memperbaiki kesalahan dalam tulisan.
Berdasarkan data hasil analisis terhadap motivasi dan respon siswa kelas VII-
4 SMP Negeri 8 Banda Aceh selama proses belajar mengajar pada siklus I dan II
dapat dilihat pada tabel I berikut,

13
Tabel I: Data Basil Analisis Motivasi dan Respon Siswa
No. Indikator Motivasi dan Rata-rata Rata-rata
Respon Siswa Yang Siklus I Siklus II
Dianalisis SS S K TS SS S K TS
1. Siswa yang merasa - 2 13 14 2 6 13 8
kurang tertarik belajar - 7% 45% 48% 7% 21% 45% 28%
Bahasa Indonesia
2. Siswa yang memahami 18 11 - - 16 13 - -
dan mengerti tujuan
pembelajaran 62% 38% - - 55% 45% - -
3. Siswa terdorong untuk 16 13 - - 19 13 - -
memahami materi
pelajaran karena
pemberian tugas 55% 45% - - 65% 24% 10% -
kelompok
4. Siswa lebih memahami 7 20 2 - 12 16 1 -
materi dengan
pemberian contoh 24% 69% 7% - 41% 55% - -
5. Siswa dapat 18 11 - - 13 16 - -
menerapkan
pengetahuan Bahasa
Indonesia dalam 62 38% - - 45% 55% - -
kehidupan sehari-hari %
6. Siswa terdorong untuk 2 21 4 2 - 16 2 2
menjawab pertanyaan
guru karena berkaitan 7% 72% 14% 7% 31% 55% 7% 7%
dengan kehidupan
sehari- hari
Keterangan : SS = Setuju Sekali KS = Kurang Setuju
S = Setuju TS = Tidak Setuju

Berdasarkan hasil analisis data yang dikumpulkan guru peneliti berkenaan


dengan motivasi dan respon siswa kelas VII-4 SMP Negeri 8 Banda Aceh terhadap
pembelajaran Bahasa Indonesia yang tertera pada tabel di atas selama siklus I dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Siswa yang kurang tertarik belajar Bahasa Indonesia 2 orang (7%) dan siswa
yang tertarik belajar Bahasa Indonesia 27 orang (93%). Siswa yang memahami dan
mengerti tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu 29 orang(100%). Siswa
terdorong untuk memahami materi pelajaran karena pemberian tugas kelompok
sebanyak 29 orang (100%), dan dengan penggunaan contoh 27 orang (93%) dan
hanya 2 orang (7%) yang belum memahaminya. Siswa yang dapat menerapkan
pengetahuan Bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari sebanyak 29 orang

14
(100%) dan siswa yang memiliki dorongan untuk menjawab pertanyaan guru karena
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari berjumlah 23 orang (79%). Siswa yang
belum memiliki dorongan untuk menjawab pertanyaan guru berjumlah 6 orang
(21%).
Dari data ini menunjukkan bahwa motivasi dan respon siswa terhadap
pelajaran Bahasa Indonesia sudah baik. Hal ini berarti guru peneliti sudah mampu
melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menerapkan metode atau
pendekatan kontekstual.
Data observasi kelas yang dilakukan oleh teman kolaborator terhadap guru
peneliti dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Guru peneliti sudah mampu memulai pembelajaran dengan baik dan juga mampu
mengaitkan materi pelajaran Bahasa Indonesia dengan kehidupan nyata siswa.
b. Guru peneliti dalam mengelola kegiatan pembelajaran sudah baik.
c. Guru peneliti memiliki kelemahan dalam pengorganisasian waktu.
d. Guru peneliti dalam membimbing dan mengevaluasi siswa saat mengerjakan
tugas kelompok maupun individu sudah baik.
e. Mengakhiri pembelajaran, guru peneliti dapat menyimpulkan isi pembelajaran
dengan baik dan memberikan Pekerjaan Rumah (PR) yang ada kaitannya dengan
materi selanjutnya.

Refleksi dan Tindak Lanjut


Bila dicermati uraian dan hasil analisis data oleh guru peneliti dengan teman
observer selama dua kali tatap muka pada siklus I ini yang berkaitan dengan
pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi narasi dibahas secara seksama dan
kritis. Kegiatan refleksi meliputi (1) menganalisis pembelajaran yang telah
dilaksanakan, (2) mendiskusikan perencanaan dan pelaksanaan tindakan
pembelajaran yang telah dilakukan, dan (3) menguraikan kendala yang ditemukan
berkaitan dengan tindakan dan pemecahan kaitannya dengan efektivitas pencapaian
perencanaan yang telah ditetapkan.
Tabel 2. Kualifikasi Hasil Mengubah Teks Wawancara Menjadi Narasi

15
Nama Kualifikasi
Tahap Kriteria
Indikator Deskriptor Kelompok ST T C K
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Hasil Sesuai - Narasumber Amir Hamzah C
Pra- pengubahan - Pewawancara Idrus
menulis kalimat - Informasi Merari Siregar ST
langsung - Kata ganti ST
menjadi tak Ali Hasymi ST
langsung WS. Rendra ST
Chairil Anwar
Penu- Hasil Sesuai - Kalimat tak Amir Hamzah C
lisan penulisan langsung Idrus ST
narasi - Kata ganti Merari Siregar ST
- Narasi T
Ali Hasymi ST
WS. Rendra K
Chairil Anwar
Pasca Hasil Kete- -Penggunaan Amir Hamzah T C
menulis penyuntingan patan tanda baca Idrus T
. Merari Siregar C
. C
. Ali Hasymi K
WS. Rendra
Chairil Anwar K
-Penggunaan ST
ejaan Amir Hamzah ST K
Idrus C
Merari Siregar C

Ali Hasymi
WS. Rendra
-Kalimat ChairilAnwar T
efektif T
Amir Hamzah T
Idrus C
Merari Siregar C
K
Ali Hasymi
WS. Rendra
Chairil Anwar

Hasil pengubahan kalimat langsung menjadi kalimat tak langsung saat


pramenulis, siswa kelompok Amir Hamzah menunjukkan dua deskriptor muncul,
mencapai kualifikasi C (cukup), kelompok Idrus menunjukkan 3 deskriptor yang
muncul mencapai kualifikasi T (Tepat). Sedangkan kelompok Merari Siregar, Ali

16
Hasymi, WS. Rendra dan Chairil Anwar menunjukkan semua deskriptor muncul,
menunjukkan kualifikasi ST (Sangat Tepat). Hasil pembelajaran pengubahan kalimat
langsung menjadi kalimat tak langsung kelompok Merari Siregar, Ali Hasymi, WS.
Rendra dan Chairil Anwar sudah sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman nyata
siswa mencapai kualifikasi Sangat Tepat. Sedangkan kelompok Amir Hamzah dan
Idrus belum semua deskriptor muncul mencapai kualifikasi C (Cukup) dan T (Tepat).
Hasil pengubahan teks wawancara menjadi narasi kelompok Amir Hamzah
menunjukkan dua deskriptor yang muncul mencapai kualifikasi C (Cukup),
kelompok Ali Hasymi menunjukkan tiga deskriptor yang muncul dengan kualifikasi
T (Tepat) dan kelompok Chairil Anwar menunjukkan hanya satu deskriptor yang
muncul mencapai kualifikasi K (Kurang). Kelompok Idrus, Merari Siregar dan WS.
Rendra menunjukkan semua deskriptor muncul dan mencapai kualifikasi ST (Sangat
Tepat).
Hasil menyunting narasi pada tahap pascamenulis, siswa kelompok Amir
Hamzah, Ali Hasymi dan WS. Rendra penggunaan tanda bacanya menunjukkan dua
deskriptor yang muncul, mencapai kualifikasi C (Cukup). Penggunaan tanda baca
kelompok Idrus dan Merari Siregar menunjukkan tiga deskriptor yang muncul dan
mencapai kualifikasi T(Tepat). Kelompok Chairil Anwar baru menunjukkan satu
deskriptor yang muncul dan mencapai kualifikasi K(Kurang).
Penggunaan ejaan oleh kelompok Amir Hamzah dan Ali Hasymi
menunjukkan satu deskriptor yang muncul dan mencapai kualifikasi K (Kurang).
Kelompok Idrus dan Meran Siregar menunjukkan semua deskriptor muncul,
mencapai kualifikasi ST (Sangat Tepat), dan kelompok WS. Rendra, Chairil Anwar
menunjukkan dua deskriptor muncul mencapai kualifikasi C (Cukup).
Penulisan kalimat efektif kelompok Amir Hamzah, Idrus dan Merari Siregar
menunjukkan tiga deskriptor muncul dengan kualifikasi T(Tepat). Kelompok Ali
Hasymi dan WS. Rendra menunjukkan dua deskriptor muncul, mencapai kualifikasi
C (Cukup), dan kelompok Chairil Anwar menunjukkan satu deskriptor muncul,
kualifikasi K (Kurang).

17
Tabel 3. Hasil Penskoran Tes Mengubah Teks Wawancara menjadi Narasi Siswa

Kelompok
Skor
Amir Merari Ali WS. Chairil
No. Komponen Maksi- Idrus
Hamzah Siregar Hasymi Rendra Anwar
mum
I. Kesesuaian isi 25 20 23 20 15 15 10
2. Tata Bahasa 25 10 20 20 20 20 15
3. Kosakata 25 15 20 20 20 18 18
4. Ejaan/tandabaca 25 15 20 22 10 15 15
5. Jumlah 100 60 83 82 65 68 58
Belum Ber- Belum Belum
6. Tingkat keberhasilan Berhasil Berhasil
berhasil hasil berhasil Berhasil

Berdasarkan tabel di atas, hasil yang dicapai siswa menunjukkan dua


kelompok yang berhasil, sementara empat kelompok lain belum menunjukkan
keberhasilan. Keberhasi1an itu masing-masing diperoleh oleh kelompok Idrus
dengan nilai 85 dan kelompok Merari Siregar nilai 82. Sementara kelompok yang
belum berhasil yaitu ke1ompok Amir Hamzah nilai 60, kelompok Ali Hasymi dengan
nilai 65, kelompok WS. Rendra 68 dan kelompok Chairil Anwar bernilai 58. Data di
atas menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan yang diharapkan belum tercapai. Oleh
sebab itu perlu diadakan sildus kedua.

4.2 Siklus 2
Dengan berpedoman pada keberhasilan dan kendala-kendala yang ditemukan
pada siklus I maka guru peneliti dengan teman observer menetapkan bahwa rencana
tindakan pada siklus I masih terus dilakukan pada siklus 2 dengan menambah
rencana perbaikan sesuai dengan masalah yang muncul pada siklus I. Hasil
perubahan tersebut dapat dilihat pada tabel 4 berikut.

18
Tabel 4. Kualifikasi Hasil Mengubah Teks Wawancara Menjadi Narasi

Nama Kualifikasi
Tahap Kriteria
Indikator Deskriptor Kelompok ST T C K
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Pra- Hasil Sesuai - Narasumber Amir Hamzah ST
menulis pengubahan - Pewawancara Idrus ST
kalimat - Informasi Merari Siregar T
langsung - Kata ganti C
menjadi tak Ali Hasymi ST
langsung WS. Rendra T
Chairil Anwar
Penu- Hasil Sesuai - Kalimat tak Amir Hamzah T
lisan penulisan langsung Idrus T
narasi - Kata ganti Merari Siregar ST
- Narasi T
Ali Hasymi ST
WS. Rendra ST
Chairil Anwar
Pasca Hasil Kete- -Penggunaan Amir Hamzah T
menulis penyuntingan patan tanda baca Idrus ST
. Merari Siregar ST
. T
. Ali Hasymi T
WS. Rendra T
Chairil Anwar
-Penggunaan T
ejaan Amir Hamzah ST
Idrus
Merari Siregar

Ali Hasymi ST
WS. Rendra
-Kalimat ChairilAnwar T
efektif T
Amir Hamzah T
Idrus T
Merari Siregar ST
ST
Ali Hasymi
WS. Rendra
Chairil Anwar

19
Hasil pengubahan kalimat langsung menjadi kalimat tak langsung saat
pramenulis, siswa kelompok Amir Hamzah, Idrus dan WS. Rendra menunjukkan
empat deskriptor muncul, mencapai kualifikasi ST (Sangat Tepat). Kelompok Merari
Siregar dan Chairil Anwar menunjukkan tiga deskriptor muncul mencapai kualifikasi
T (Tepat), sedangkan kelompok Ali Hasymi dua deskriptor yang muncul dan
kualifikasinya C(Cukup). Hasil penulisan narasi kelompok Merari Siregar,
WS.Rendra dan Chain! Anwar menunjukkan semua deskriptor muncul mencapai
kualifikasi ST(Sangat Tepat), sedangkan kelompok Amir Hamzah, Idrus dan Ali
Hasymi menunjukkan tiga deskriptor muncul dengan kualifikasi T (Tepat).
Hasil penyuntingan karangan narasi pada tahap pasca menulis untuk aspek
penggunaan tanda baca empat kelompok menunjukkan tiga deskriptor yang muncul
mencapai kualifikasi T(Tepat), sementara dua kelompok menunjukkan semua
deskriptor muncul dan mencapai kualifikasi ST(Sangat Tepat). Aspek penggunaan
ejaan dua kelompok menunjukkan semua deskriptor muncul mencapai kualifikasi
ST(Sangat Tepat), tiga kelompok menunjukkan tiga deskriptor muncul dan mencapai
kualifikasi T(Tepat). Sedangkan satu kelompok menunjukkan dua deskriptor yang
muncul dengan kualifikasi C (Cukup).
Hasil penyuntingan kalimat efektif dua kelompok menunjukkan semua
deskriptor muncul mencapai kualifikasi ST (Sangat Tepat) dan empat kelompok
menunjukkan tiga deskriptor muncul dan mencapai kualifikasi T (Tepat).
Hasil penskoran tes mengubah teks wawancara menjadi narasi dapat dilihat
pada tabel 5 di bawah ini.

Tabel 5. Hasil Penskoran Tes Mengubah Teks Wawancara menjadi Narasi Siswa
Kelompok
Skor
Amir Merari Ali WS. Chairil
No. Komponen Maksi- Idrus
Hamzah Siregar Hasymi Rendra Anwar
mum
I. Kesesuaian isi 25 22 20 23 18 23 23
2. Tata Bahasa 25 20 18 20 18 20 21
3. Kosakata 25 20 20 20 20 20 20
4. Ejaan/tandabaca 25 20 22 22 20 20 22
5. Jumlah 100 82 80 85 76 83 86
Belum Ber- Belum Belum
6. Tingkat keberhasilan Berhasil Berhasil
berhasil hasil berhasil Berhasil

20
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil tes mengubah teks
wawancara menjadi narasi dengan memperhatikan penulisan kalimat langsung dan
tak langsung siswa setelah direvisi pada siklus kedua telah menunjukkan
keberhasilan. Semua kelompok telah mencapai nilai 68 ke atas. Kelompok Amir
Hamzah mencapai skor 82, kelompok Idrus skor 80, kelompok Merari Siregar
mencapai skor 85, kelompok Ali Hasymi mencapai skor 76, kelompok WS. Rendra
mencapai skor 85, dan kelompok Chairil Anwar mencapai skor 86.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Hasil observasi ditemukan beberapa peningkatan kemampuan siswa berpikir
kritis ketika ia ditugasi memberikan tanggapan terhadap jawaban tugas yang
disajikan oleh kelompok lain dalam kegiatan presentasi.
2. Rata-rata kemampuan menulis pada siklus 1 adalah 67 dan siklus kedua adalah
82. Hal ini merupakan sebuah peningkatan yang sangat berarti bagi siswa.
3. Kualifikasi hasil mengubah teks wawancara menjadi narasi pada siklus 1 adalah
T (Tepat) dan siklus dua adalah ST (Sangat Tepat). Ini menunjukkan bahwa
adanya suatu peningkatan yang signifikan.
4. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis terbukti
yaitu kemampuan siswa dalam mengubah teks wawancara menjadi narasi dapat
meningkat jika digunakan pendekatan kontekstual (CTL).

5.2 Saran
1. Penggunaan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
sebagaimana yang telah diuraikan dalam PTK ini, kiranya dapat dijadikan
sebagai salah satu cara untuk meningkatkan motivasi dan kualitas belajar Bahasa
Indonesia bagi siswa.

21
1. Teman-teman guru agar belajar secara tekun dan ulet serta dapat
menggunakan hasil penelitian ini sebagai pedoman penelitian atau penulisan
laporan dan dijadikan motivasi agar mampu melakukan penelitian tindakan kelas.

DAFTAR PUSTAKA

Anindyarini, Atikah dan Sri Ningsih. 2008. Bahasa Indonesia Untuk SMP/MTs Kelas
VII. Jakarta :Pusat Perbukuan Depdiknas.

Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP). 2007. Tentang Standar Proses Untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Menteri Pendidikan
Nasional RI No. 41 Tahun 2007.

Dwi Lestari, Endang dkk. 2005. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Klaten :
Intan Pariwara.

Indrawati, Dewi dan Didik Durianto. 2008. Aktif Berbahasa Indonesia Untuk
SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.

Joni, Syarwan. S.Pd. 2009. Pengembangan Model Pembelajaran yang Efektif


Melalui Penerapan Pendekatan CTL (Disampaikan 1ada Seminar Sehari
Pada Pelaksanaan Pengembangan Sekolah Standar Nasional(SSN) SMP
Negeri 2 Banda Aceh).

Kurikulum KTSP(Standar Isi). 2006.

Maryati dan Sutopo, 2008. Bahasa dan Sastra Indonesia I Untuk SMP/MTS Kelas
VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Panduan Implementasi Standar Penilaian Pada KTSP Di Sekolah.2009. Departemen


Pendidikan Nasional.

Rusmiyanto, Wahono. 2007. Kreatif Berbahasa dan Bersastra Indonesia Untuk SMP
Kelas VIII. Jakarta: Ganeca Exact.

22
Suwandi, Sarwiji. 2008. Bahasa Indonesia Bahasa Kebangsaanku Untuk SMP/MTs
Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.

Nurbadi, Dr. M.Pd. 2002. Pendekatan Kontekstual (Contekstual Teaching and


Learning(CTL)). Malang : Universitas Negeri Malang.

Purwadaminta, W.J.S. 2005. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka: Jakarta.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMP Negeri 2 Banda Aceh


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/semester : VII
Alokasi Waktu : 4x 40 menit
Standar Kompetensi : Menulis (berbahasa)
Mengungkapkan berbagai informasi dalam bentuk narasi

Kompetensi Dasar : Mengubah teks wawancara menjadi narasi


Indikator : - Mampu mengubah kalimat langsung dalam teks
wawancara menjadi kalimat tidak langsung
- Mampu mengubah teks wawancara menjadi narasi
- Mampu menyunting narasi

I. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti pembelajaran ini, siswa mampu mengubah teks wawancara
menjadi narasi.

II. MATERI PEMBELAJARAN


- Cara mengubah kalimat langsung menjadi tak langsung
- Cara membuat narasi dari teks wawancara
- Aspek penyuntingan

III. STRATEGI PEMBELAJARAN


- Metode : Tanya jawab, inkuiri, penugasan
- Pendekatan : Kontekstual

IV. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN


Pertemuan I
1. Kegiatan Awal
1.1 Siswa mengamati teks wawancara

23
1.2 Siswa dan guru bertanya jawab mengenai cara mengubah teks wawancara
menjadi narasi
1.3 Siswa duduk berkelompok satu kelompok terdiri dari 5 orang
2. Kegiatan inti
Secara berkelompok siswa mencermati teks wawancara
Siswa mengubah kalimat langsung dalam teks wawancara menjadi
kalimat tak langsung.
Mewakili kelompoknya, siswa membacakan basil diskusi.
Kelompok lain mengomentari hasil diskusi temannya.
Dengan berpedoman pada kalimat tak langsung, siswa mengubah teks
wawancara menjadi narasi.
Guru mengadakan penguatan

3. Kegiatan Akhir
Siswa dengan difasilitasi oleh guru menyimpulkan pembelajaran, tentang
cara mengubah kalimat langsung menjadi kalimat tak langsung dan
mengubah teks wawancara menjadi narasi.
Guru mengadakan refleksi terhadap proses pembelajaran yang baru
dilaksanakan.
Guru memberikan tugas pribadi untuk dikerjakan di rumah
Guru menginformasikan materi untuk pertemuan berikutnya.

Pertemuan II
1. Kegiatan Awal
1.1 Siswa dan guru bertanyajawab mengenai mengubah teks wawancara
menjadi narasi.
1.2 Siswa bersiap-siap untuk menyunting teks narasi yang telah ditulisnya.
2. Kegiatan Inti
2.1 Siswa saling menukar teks narasi dengan teman
2.2 Siswa menyunting teks narasi kawan dan segi ejaan, diksi, kalimat efektif
dan tanda baca lalu mengisi dalam tabel yang telah disiapkan.
2.3 Beberapa siswa membaca hasil suntingannya di depan kelas, siswa lain
memberikan tanggapan
2.4 Guru mengadakan penguatan
3. Kegiatan Akhir
3.1 Siswa dengan difasilitasi oleh guru menyimpulkan tentang hal-hal yang
perlu disunting.
3.2 Siswa mengadakan refleksi terhadap pembelajaran yang baru
berlangsung.

V. ALAT/SUMBER BELAJAR
- Teks wawancara
- Buku Paket Bahasa Indonesia

VI. PENILAIAN
- Jenis tagihan : Pertanyaan tertulis
- Bentuk instrumen : tes uraian

24
- Contoh Instrumen :

1. Ubahlah kalimat langsung dalam teks wawancara menjadi kalimat tak


langsung
2. Ubahlah teks wawancara tersebut menjadi narasi
3. Suntinglah narasi temanmu dan segi ejaan, kalimat efektif dan tanda baca

Rubrik Penilaian
No Aspek Kegiatan Skor
1. Pengubahan kalimat a. Siswa mengubah kalimat langsung 4
.
langsung menjadi kalimat menjadi tak langsung sangat tepat
tak langsung b. Siswa mengubah kalimat langsung 3

menjadi tak langsung tepat


c. Siswa mengubah kalimat langsung 2
menjadi tak langsung kurang tepat
d. Siswa mengubah kalimat langsung 1
menjadi tak langsung tidak tepat
Pengubahan teks a. Siswa mengubah kalimat langsung 4
wawancara menjadi menjadi tak langsung sangat tepat
Narasi b. Siswa mengubah kalimat langsung 3
menjadi tak langsung tepat
c. Siswa mengubah kalimat iangsung 2
inenjadi tak langsung kurang tepat
d. Siswa mengubah kalimat langsung 1
menjadi tak langsung tidak tepat
Menyusun narasi a. Siswa menyusun narasi sangat tepat 4
b. Siswa rnenyusun narasi tepat 3
c. Siswa rnenyusun narasi kurang tepat 2
d. Siswa menyusun narasi tidak tepat 1

4. Menyunting narasi
No Nama Aspek yang disunting Skor
Tanda baca Kalimat efektif Ejaan
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1

KET: 4 = sangat tepat


3 = tepat
2 = kurang tepat
1 = tidak tepat

Skor maksimal : No. 1 = 4


2=4

25
3=4 Skor Perolehan
Nilai= x 100
Skor Maksimal
4 = 12
Jumlah = 24 kkm = 68

Mengetahui, Banda Aceh, 26 Juni 2010


Kepala Sekolah SMPN 8 Banda Aceh Penulis,

Mursalin Abd, S.Pd Siti Rohani, S.Pd


NIP. 19581231 198303 1 112 NIP. 19590301 1983022 00 2

BAHAN AJAR

KD : Mengubah teks wawancara menjadi narasi


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : VII
Waktu : 4 x 40 menit
Tempat : Ruang kelas

Kompetensi Dasar : Mengubah teks wawancara menjadi narasi


Indikator : - Mampu mengubah kalimat langsung dalam wawancara
menjadi kalimat tidak langsung
- Mampu mengubah teks wawancara menjadi narasi
- Mampu menyunting narasi

Wawancara adalah percakapan dalam bentuk tanyajawab. Dalam situasi


formal, orang yang diwawancarai adalah orang yang berprestasi, ahli, tokoh
masyarakat, artis atau seseorang yang memiliki keistimewaan tertentu. Setelah
melaksanakan wawancara, perlu dilaporkan hasil wawancaranya baik dalam bentuk
lisan atau tulis. Laporan hasil wawancara tersebut dapat disusun dalam bentuk cerita
atau narasi agar informasi lebih mudah diserap oleh pembaca atau pendengar.

26
Untuk memudahkan menulis narasi, kalimat langsung dalam teks wawancara
harus diubah ke kalimat tak langsung. Kalimat langsung digunakan dalam
komunikasi yang melibatkan pembicara dan mitra bicara ketika berkomunikasi
secara langsung. Ciri-cirinya adalah:
a. Bertanda petik (“....“).
b. Intonasi bagian yang dikutip lebih tinggi daripada bagian lain.
c. Kata ganti pada bagian kalimat yang dikutip tetap.
d. Tidak berkata tugas.
e. Kalimat yang diberi tanda petik biasanya berbentuk kalimat berita, tanta, atau
perintah.

Contoh:
Dwi : “Ponselmu berbunyi!”
Valeri : “Bukan, bukan ponselku yang berbunyi.”

Adapun kalimat tak langsung digunakan oleh pihak kedua atau ketiga untuk
menuturkan kembali isi informasi yang disampaikan oleh pembicara atau mitra
bicara. Ciri-cirinya:
a. Tidak bertanda petik.
b. Intonasi mendatar dan menurun pada bagian akhir kalimat.
e. Kata ganti orang pada kalimat yang dikutip berubah.
Pengubahan kata ganti pada kalimat langsung menjadi kalimat tak langsung
perlu memperhatikan perubahan seperti berikut ini.

Kata ganti kalimat langsung Kata ganti kalimat tak langsung


1. kamu 1. saya atau aku
2. engkau 2. saya atau ajy
3. aku dan saya 3. dia atau dia
4. –ku 4. –nya
5. kita 5. mereka

d. Berkata tugas bahwa, sebab, untuk, supaya.

27
e. Hanya berbentuk kalimat berita.
Contoh : Dwi mengatakan bahwa ponsel valeri berbunyi, tetapi Valeri
menyangkal bahwa bukan ponselnya yang berbunyi.

Contoh narasi
Keke, reporter majalah sekolah, mewawancarai Jabier, siswa terpandai di
sekolahnya. Berikut petikan hasil wawancaranya.
Keke : Jabier dapat peringkat satu lagi, ya?
Jabier : Ya, begitulah Alhamdulillah.
Keke : Bagaimana perasaanmu, Bier?
Jabier : Tentu saja senang dan bangga.
Keke : Bagaimana sih, resepnya agar bisa jadi juara?
Berapa jam lama belajar dalam sehari?
Jabier : Ya, tidak banyak, paling hanya 3 jam. Tetapi, itu rutin kulakukan,
kecuali hari Sabtu dan Minggu.

Wawancara di atas dapat disusun dalam bentuk narasi:


Jabier berhasil menempati posisi peringkat satu lagi. Ia senang dan bangga
dengan prestasi yang diraih. Banyak yang dilakukan untuk meraih prestasinya itu.
Setiap hari ia belajar selama kurang lebih 3 jam. Hal itu dilakukannya dengan rutin.
Dengan belajar secara rutin, ilmu yang diperoleh semakin banyak, seperti peribahasa
“sedikit demi sedikit, lama-lama jadi bukit”.

Menyunting naskah
Menyunting adalah memperbaiki karangan atau tulisan dengan
memperhatikan segi sistematika penyajian, isi, dan bahasa.

Hal-hal yang harus disunting adalah:


1. Pilihan kata atau diksi
Diksi adalah pilihan kata yang tepat dan selaras untuk mengungkapkan gagasan
sehingga memperoleh hasil seperti yang diharapkan. Kamu harus memiliki

28
perbendaharaan kata yang luas dan mengetahui artinya secara tepat agar terhindar
dari kesalahan diksi. Dengan demikian kamu dapat mengungkapkan maksud
dengan tepat.
Hal-hal yang harus diperhatikan agar tidak terjadi kesalahan diksi:
a. Kelaziman pemakaian
Kata-kata yang bersinonim kadang-kadang tidak dapat saling menggantikan
dalam kalimat yang sama karena pemakaian tidak lazim.
Contoh: - Nilai ulangan Eko baik (benar)
- Nilai ulangan Eko indah (salah)
- Pemandangan alam itu indah (benar)
- Pemandangan alam itu baik (salah)
b. Makna tambahan
Makna kata-kata yang bersinonim berbeda karena setiap kata memiliki makna
tambahan selain makna dasarnya.
Contoh: - Ibu itu menatap anaknya dengan penuh kasih (benar)
- Ayah menonton pertunjukan wayang (benar)
- Ibu itu menonton anaknya dengan penuh kasih (salah)
- Ayah menatap pertunjukan wayang (salah)
c. Makna emotif atau nilai rasa
Kata-kata yang bersinonim menjadi berbeda artinya karena kata-kata tersebut
mempunyai nilai rasa yang berbeda-beda.
Contoh: - Penjambret itu mampus tertabrak bus (benar)
- Pangeran Diponegoro gugur sebagai kusuma bangsa (benar)
- Penjambret itu gugur tertabrak bus (salah)
- Pangeran Diponegoro mampus sebagai kusuma bangsa (salah)
d. Persona dan situasi
Untuk memperoleh pilihan kata yang tepat, kamu harus memperhatikan status
sosial orang yang berbicara, orang yang diajak berbicara, dan orang yang
dibicarakan, serta situasi saat pembicaraan itu berlangsung.
Contoh: Saya mempunyai masalah ketergantungan obat, kata Heri kepada Bu
Marsya.

29
2. Kalimat efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang secara tepat mampu mewakili gagasan atau
perasaan pembicara atau penulis. Untuk mencapai keefektifan itu, kalimat harus
disusun dengan ejaan yang benar serta menggunakan pilihan kata yang tepat.
Selain itu, kalimat juga harus disusun secara logis, padu dan hemat.
a. Kalimat logis, adalah kalimat yang maknanya dapat diterima oleh jalan
pikiran atau akal sehat manusia.
Contoh: - Setelah minum obat, kepala pusing jadi hilang. (tidak logis)
- Setelah minum obat, rasa pusing di kepala jadi hilang. (logis)
b. Kalimat hemat, adalah kalimat yang tidak menggunakan kata-kata secara
berlebihan.
Contoh: - Para siswa-siswa mengerjakan soal dengan sungguh-sungguh.
(tidak hemat)
- Para siswa mengerjakan dengan sungguh-sungguh. (hemat)
- Para siswa mengerjakan soal dengan sungguh-sungguh. (hemat)
c. Kalimat padu, adalah apabila hubungan antarunsur dalam kalimat tidak
terganggu.
Contoh: - Pembaca setelah melakukan kegiatannya dapat menangkap ide-
ide yang dikemukakan oleh pengarang buku itu. (tidak padu)
- Setelah melakukan kegiatannya, pembaca dapat menangkap ide-
ide yang dikemukakan oleh pengarang buku itu. (padu)
3. Dalam mengungkapkan gagasan, penulis harus memperhatikan kaidah penulisan
yang benar. Kaidah penulisan itu antara lain berupa penulisan tanda baca, ejaan,
dan penulisan kata.
a. Penggunaan tanda baca titik dan koma serta huruf besar sangat sering
digunakan dalam karangan. Perhatikan contoh penggunaan tanda baca dan
pemakaian huruf besar berikut ini!
Setiap hari Senin, semua siswa mengikuti upacara bendera. Upacara
ini dilaksanakan sendiri oleh siswa yang telah ditunjuk secara bergiliran.
Selain siswa, upacara juga diikuti oleh para guru dan karyawan.

30
Pada hari Senin yang lalu pelaksana upacara di SMP Negeri 8 siswa
kelas VII-1, dan pembinanya Ibu Siti Rohani. Dalam amanatnya beliau
mengingatkan siswanya agar selalu rajin berjalan karena ujian kenaikan kelas
hampir tiba. Selain itu Bu Mega juga menyampaikan tentang peraturan
sekolah yang harus dipatuhi oleh seluruh siswa. Semua siswa mendengarkan
nasihat-nasehat yang diberikan dengan penuh semangat.

Berdasarkan contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa:


- Tanda titik dipakai untuk mengakhiri kalimat
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara,
lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, nama hari, nama orang, seth
nama dokumen resmi.
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara,kakak, adik, dan paman yang
dipakai dalam penyapaan dan pengacuan.
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
- Awal paragraf menjorok ke dalam
b. Penulisan kata berimbuhan dan kata depan
Kata berimbuhan harus ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Contoh : di-kan + sesuai ---- disesuaikan
ke-an + besar ---- kebesaran
di + makan ---- dimakan
ke+tua ---- ketua
Kata depan harus ditulis terpisah dan kata yang mengikutinya
dan - sekolah ---- dan sekolah
di - pasar ---- di pasar
ke - sekolah ---- ke sekolah

31
LEMBARAN KERJA SISWA

Pertemuan I
Mengubah kalimat langsung dalam teks wawancara menjadi kalimat tak langsung
kemudian menulis narasinya
Tujuan : - Siswa mampu mengubah kalimat langsung dalam teks wawancara
menjadi kalimat tak langsung
- Siswa mampu menulis narasi berdasarkan pengubahan kalimat langsung
menjadi kalimat tak langsung Pertanyaan
1. Ubahlah kalimat langsung dalam teks wawancara di bawah mi menjadi kalimat
tak langsung!
Siswa : “Kalau tidak salah, tahun ml merupakan tahun kedua Bapak
menjabat sebagai kepala sekolah di sini?”
Kepala Sekolah : “Betul. Tepatnya setahun lebih sebulan saya menjabat
sebagai kepala sekolah di sini.”
Siswa : “Selama menjabat sebagai kepala sekolah, apa kesan Bapak
terhadap sekolah ini?”
Kepala Sekolah : “Wah, cukup banyak. Akan tetapi, hal yang paling berkesan
bagi saya adalah jiwa dan semangat disiplin sekolah ini”
Siswa : “Maksud Bapak, siswa, guru, dan karyawan?”
Kepala sekolah : “Ya, betul”

32
2. Rangkailah kalimat-kalimat tersebut menjadi narasi!
Pertemuan II
Menyunting narasi
Tujuan : Siswa mampu menyunting narasi yang ditulis sendiri atau teman
dengan memperhatikan ketepatan penggunaan tanda baca, ejaan dan
kalimat efektif.
Pertanyaan
1. Suntinglah narasi temanmu dengan baik dan benar dengan memperhatikan
ketepatan penggunaan tanda baca, ejaan dan kalimat efektif.
2. Bacalah hasil suntingan kelompokmu di depan kelas. Tukarkan narasi
kelompokmu dengan kelompok lain lalu suntinglah ejaan, tanda baca, dan
kalimat efektifnya!
DAFTAR NILAI SISWA KELAS VII-4
TAHUN PELAJARAN 2009-4010

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Kompetensi Dasar : Mengubah Teks Wawancara menjadi Narasi
NO NIS Nama Siswa L/P Siklus 1 Siklus 2
1 Adytya Tuda Pratama L 75 76
2 Ahmad Roza L 58 86
3 Cut Laili Maulidini P 75 76
4 Erwin A1-Falah Zuhri L 75 83
5 Faisal Syafrizal L 67 82
6 Fanny Nafa Dita P 67 82
7 Fizyal Kanza L 75 76
8 Handika Maulana L 58 86
9 Ilham Ramadhan L 75 83
10 Melva Ariani P 75 76
11 Muhammad Akhiarullah L 58 86
12 Muhammad Renaldi Akbar L 95 80
13 Muhammad Reza Mulia F L 67 82
14 Muhammad Rijal L 75 83
15 Nadira P 95 85
16 Naufan Irwanda L 58 86
17 Niti Andriani P 95 82
18 Nuzul Ilham L 75 83
19 Putri Maulisani P 67 82
20 Rais Aulia Humam L 58 86
21 Reza Syahputra L 95 85

33
22 Risdayanti P 95 85
23 Shafira Fatin P 95 80
24 Shidqi Dzakiul Hanif L 95 80
25 T. Roblansyah T.R L 75 76
26 Teja Pratama L 95 80
27 Wahyu Akbar L 75 23
28 Yulia Natasya P 95 80
29 Devya P 95 85

Banda Aceh, 26 Juni 2010


Penulis,

Siti Rohani, S.Pd


NIP. 19590301 1983022 00 2
DAFTAR NILAI SISWA KELAS VII-4
TAHUN PELAJARAN 2009-4010

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Kompetensi Dasar : Mengubah Teks Wawancara menjadi Narasi
Siklus 1 Siklus 2
NO NIS Nama Siswa L/P
17 Februari 2010 3 Maret 2011
1 Adytya Tuda Pratama L 1 1
2 Ahmad Roza L 2 2
3 Cut Laili Maulidini P 3 3
4 Erwin A1-Falah Zuhri L 4 4
5 Faisal Syafrizal L 5 5
6 Fanny Nafa Dita P 6 6
7 Fizyal Kanza L 7 7
8 Handika Maulana L 8 8
9 Ilham Ramadhan L 9 9
10 Melva Ariani P 10 10
11 Muhammad Akhiarullah L 11 11
12 Muhammad Renaldi Akbar L 12 12
13 Muhammad Reza Mulia F L 13 13
14 Muhammad Rijal L 14 14
15 Nadira P 15 15
16 Naufan Irwanda L 16 16
17 Niti Andriani P 17 17
18 Nuzul Ilham L 18 18
19 Putri Maulisani P 19 19
20 Rais Aulia Humam L 20 20
21 Reza Syahputra L 21 21
22 Risdayanti P 22 22

34
23 Shafira Fatin P 23 23
24 Shidqi Dzakiul Hanif L 24 24
25 T. Roblansyah T.R L 25 25
26 Teja Pratama L 26 26
27 Wahyu Akbar L 27 27
28 Yulia Natasya P 28 28
29 Devya P 29 29

Banda Aceh, 26 Juni 2010


Penulis,

Siti Rohani, S.Pd


NIP. 19590301 1983022 00 2

SURAT IZIN PENELITIAN


No. / / 2010

Sehubungan dengan pemenuhan tagihan program MGMP Bermutu, Better


Education Through Reformed Management And Universal Teacher Upgrading
Kepala SMP Negeri 8 Banda Aceh, dengan ini menerangkan bahwa:

Nama Lengkap : Siti Rohani, S.Pd


NIP : 19590301 198302 2002
Pangkat/ Gol : Pembina/ IV-a
Jabatan : Guru Bahasa Indonesia
Unit Kerja : SMP Negeri 8 Banda Aceh
Alamat : Jl. Hamzah Fansuri Kopelma Darussalam
Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh

Yang bersangkutan diatas sebagai peserta MGMP bermutu T. Panglima Polem


Kota Banda Aceh, terpilih sebagai peserta guru Model Kelompok Bahasa Indonesia,
maka kami memberi izin untuk melaksanakan penelitian pada siswa SMP Negeri 8
Banda Aceh dengan judul “Peningkatan Kemampuan Mengubah Teks Wawancara
Menjadi Narasi Dengan Menggunakan Pendekatan Kontekstual Contextual Teaching
And Learning Siswa Kelas VII-4 SMP Negeri 8 Banda Aceh” mulai bulan Januari
sampai dengan Maret 2010 dengan syarat setelah penelitian tersebut selesai dapat
melaporkan hasilnya kepada kepala SMP Negeri 8 Banda Aceh.

Demikian surat izin penelitian ini dibuat, untuk dapat dipergunakan


seperlunya, terima kasih.

35
Banda Aceh, 26 Juni 2010
Kepala

Mursalin Abd. S,Pd


NIP. 19581231 198303 1 112

SURAT KETERANGAN PERPUSTAKAAN


Nomor: / / 2010

Kepala Perpustakaan SMPN 8 Banda Aceh, dengan ini menerangkan bahwa:

Nama : Siti Rohani, S.Pd


NIP : 1959030118302002
Pangkat/ Gol : Pembina IV/a
Jabatan : Guru Bahasa Indonesia
Unit Kerja : SMP Negeri 8 Banda Aceh
Alamat Sekolah : Jl. Hamzah Fansuri Kopelma Darussalam
Kec. Syiah Kuala Banda Aceh

Telah mendokumentasikan pada perpustakaan SMPN 8 Banda Aceh karya


tulis penelitian dengan judul “Peningkatan Kemampuan Mengubah Teks Wawancara
Menjadi Narasi Dengan Menggunakan Pendekatan Kontekstual Contextual Teaching
And Learning Siswa Kelas VII-4 SMP Negeri 8 Banda Aceh”.

Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dapat dipergunakan seperlunya.

36
Mengetahui Banda Aceh, 26 Juni 2010
Kepala SMP Negeri 8 Banda Aceh Kepala Perpustakaan

Mursalin Abd. S,Pd Sakdiah, A.Md.Pd


NIP. 19581231 198303 1 112 NIP. 19581231 198103 2 031

BIODATA

A. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Siti Rohani, S.Pd
2. Nip : 1959030118302002
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Tempat/ tanggal lahir : Lampahan (Aceh Tengah)/ 1 Maret 1959
5. Agama : Islam
6. Pangkat/ Gol : Guru Pembina / IV-a
7. Instansi : SMP Negeri 8 Banda Aceh
8. Ijazah : S-1
9. Alamat :
a. Rumah : Jl. Putroe Meureuhom Dusun Kota Alam Gampong Ili
Kota Banda Aceh.
b. Kantor : SMP Negeri 8 Banda Aceh Jl. Hamzah Fansuri No. 1
Kopelma Darussalam

B. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SD : SD Negeri 3 Lampahang Lulus tahun 1971
2. SMP : SMP Negeri 2 Takengon lulus tahun 2976
3. SPG : SPG Negeri Takengon lulus tahun 1980
4. Diploma I : Diploma 1 Fakultas Keguruan Unsyiah lulus tahun
1982
5. Diploma III : Diploma III Fakultas Keguruan Unsyiah lulus tahun
1998

37
6. Sarjana : S-1Fakultas Keguruan Unsyiah lulus tahun 1999

C. RIWAYAT PEKERJAAN
1. Guru SLTP Silih Nara tahun 1983 – 1988
2. Guru SLTP Negeri Sinabang 1988 - 2002-01-01
3. Guru SMP Negeri 8 Banda Aceh tahun 2003 sampai dengan sekarang

38
LAMPIRAN
JADWAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

No Siklus Tatap Muka Hari/Tanggal Kelas Penelitian Pengamat Pembimbing Keterangan


Senin IX/I Siti Rohani, S.Pd Sakdiah, Amd.Pd Cut Asiah, S.Pd Diskusi hasil pengamatan
I 1 12-4-2010 dengan pengamat Siklus I

Senin IX/I Siti Rohani, S.Pd Sakdiah, Amd.Pd Cut Asiah, S.Pd Diskusi hasil pengamatan
II 2 19-4-2010 dengan pengamat Siklus I

Senin IX/I Siti Rohani, S.Pd Sakdiah, Amd.Pd Cut Asiah, S.Pd Diskusi hasil pengamatan
I 1 22-4-2010 dengan pengamat Siklus II

Sabtu, 26-6-2010 IX/I Siti Rohani, S.Pd Sakdiah, Amd.Pd Cut Asiah, S.Pd Diskusi hasil pengamatan
II 2
dengan pengamat Siklus II

Mengetahui, Peneliti,
Pemandu

Cut Asiah, S.Pd Siti Rohani, S.Pd


NIP. 19600120 198302 2004 NIP. 19590301 1983022 00 2

39

También podría gustarte