Está en la página 1de 20

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN

DENGAN PERSALINAN LETAK SUNGSANG

Disusun oleh:

KELOMPOK V

1. AMALIA GALUH SETYANINGRUM 032001D16042

2. BAIQ NOPITA SARI NINGRUM 032001D16043

3. DEDY SURYADI WIRA SAKTI 032001D16048

4. L. RODIATUL IMAN 032001D16059

5. NURLAILI HAFIZAH 032001D16067

6. RIJALUL WATONI 032001D16072

7. SUBHAN BUDI HARTONO 032001D16077

8. SAHRI RAMADHAN 032001D16075

9. DEVI HILDA WANDANI 032001D16051

TINGKAT II.B
PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
DINAS KESEHATAN
AKADEMI PERAWAT KESEHATAN
2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke-hadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan


jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam
ciptaan-Nya. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada teladan
kita Muhammad SAW, yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus
berupa ajaran agama yang sempurna dan menjadi rahmat bagi seluruh alam.
Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang
menjadi tugas Maternitas dengan judul “Asuhan Keperawatan Klien dengan
Persalinan Letak Sungsang”
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah
membatu hingga terselesaikan makalah ini.
Akhir kata, penulis memahami jika makalah ini jauh dari kesempurnaan,
maka kritik dan saran sangat dibutuhkan guna memperbaiki karya-karya saya di
waktu mendatang.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................


DAFTAR ISI ....................................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .....................................................................................
B. Rumusan Masalah ................................................................................
BAB II. KONSEP TEORI
A. Pengertian ............................................................................................
B. Etiologi ...............................................................................................
C. Klasifikasi ...........................................................................................
D. Patofisiologi .......................................................................................
E. Pemeriksaan penunjang........................................................................
F. Komplikasi ..........................................................................................
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian ...........................................................................................
B. Diagnosa Keperawatan ........................................................................
C. Intervensi Keperawatan ........................................................................
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ..........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Letak sungsang adalah janin yang letaknya memanjang (membujur) dalam
rahhi, kepala berada di fundus dan bokong di bawah (mochtar, 1998).
Letak sungsang adalah persentasi bokong (sungsang) dimna bayi letaknya
sesuai dengan sumbu badan ibu, kepala berada di fundus uteri sedangkan
bokong merupakan bagian terbawah (di daerah pintu atas panggul/simphisi).
(saifuddin, A. 2002).
Letak janin dalam uterus tergantung pada proses adaptasi janin terhadap
ruangan dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu,
jumlah air ketuban relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan janin dapt
menempatkan diri dalam persentasi kepala, letak sungsang atau letak lintang.
Pada kehamilan trimester terahir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air
krtuban relatif berkurang.
Karena bokong dengan kedua tungkai terlipat lebih besar daripada kepala,
maka bokong di paksa untuk menempati ruang yang lebih luas di fundus
uteri, sadangkan kepala berada di ruangan yang lebih kecil di segmen bawah
uterus. Dengan demikian dapat di mengerti mengapa pada kehamilan belum
cukup bulan, frekuensi letak sungsang lebih tinggi, sedangkan kehamilan
cukup bulan, janin sebagian besar di temukan dalam persentasi.
Dalam keadaan normal, bokong mencari tempat yang lebih luas sehingga
terdapat kedudukan letak kepala. Di samping itu kepala janin merupakan
bagian terbesar dan keras serta paling berat. Melalui hukum gaya berat,
keapala janin akan menuju ke arah pintu atas panggul. Daengan gerakan kaki
janin, keteganagan ligamentum, rotundum dan kontraksi braxon hicks, kepala
janin berangsur angsur masuk ke pintu atas panggul. (manuaba, 1998).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan persalinan letak sungsang?
2. Apa etiologi dari persalinan letak sungsang tersebut?
3. Apa saja klasifikasi dari persalinan letak sungsang?
4. Bagaimana patofisiologi dari persalinan letak sungsang?
5. Apa saja tanda dan gejala pada persalinan letak sungsang?
6. Bagaimana pemeriksaan penunjang persalinan letak sungsang?
7. Bagaimana asuhan keperawatan yang diberikan pada klien persalinan
letak sungsang?
BAB II
KONSEP TEORI
A. PENGERTIAN
Letak sungsang adalah janin yang letaknya memanjang (membujur)
dalam rahhi, kepala berada di fundus dan bokong di bawah (mochtar, 1998).
Letak sungsang yaitu janin terletak memanjang dengan kepala
difundus uteri dan bokong di bawah kavum uteri (prawiroharjo, 1999).
Letak sungsang adalah persentasi bokong (sungsang) dimna bayi
letaknya sesuai dengan sumbu badan ibu, kepala berada di fundus uteri
sedangkan bokong merupakan bagian terbawah (di daerah pintu atas
panggul/simphisi). (saifuddin, A. 2002).
Letak sungang pada persalinan justru kepala yang merupakan bagian
terbesar bayi akan lahir terahir (manuob, 1998)

B. ETIOLOGI
1) Sudut ibu
a. Kelainan rahim :
1) Rahim arkuatus
2) Septum pada rahim
3) Uterus dupleks
4) Mioma bersama kehamilan
b. Keadaan plasenta
1) Plasenta letak rendah
2) Plassenta previa
c. Keadaan jalan lahir
1) Kesempitan panggul
2) Deformitas tulang panggul
3) Terdapaat tumor menghalangi jalan lahir
2) Sudut janin
1) Tali pusat pendek atau lilitan tali pusat
2) Hydrosefalus atau anansefalus
3) Kehamilan kembar
4) Hidramnion atau oligohidramnion
5) Prematuritas

Dalam keadaan normal, bokong mencari tempat yang lebih luas sehingga
terdapat kedudukan letak kepala. Di samping itu kepala janin merupakan
bagian terbesar dan keras serta paling berat. Melalui hukum gaya berat,
keapala janin akan menuju ke arah pintu atas panggul. Daengan gerakan
kaki janin, keteganagan ligamentum, rotundum dan kontraksi braxon
hicks, kepala janin berangsur angsur masuk ke pintu atas panggul.
(manuaba, 1998).

C. KLASIFIKASI
1. Letak bokong murni (frank breech)
Letak bokong murni adalah letak bokong daengan kedua tunkai terangkat
ke atas.
2. Letak sungsang sempurna (complete breech)
Letak sungsang sempurna adalah letak bokong dimna kaki ada di
samping bokong (letak bokong sempurna atau lipat kijang)
3. Letak sungsang tidak sempurna (incomplete breech)
Letak sungsang tidak sempurna adalah dimna selain bokong bagian yang
terendah juga kaki atau lutut terdiri dari :
a. Kedua kaki: letak kaki sempurna (24%)
Satu kaki: letak kaki tidak sempurna.
b. Kedua lutut: letak lutut sempurna (1%)
Satu lutut: letak lutut tidak sempurna.

C. PATOFISIOLOGI
Letak janin dalam uterus tergantung pada proses adaptasi janin terhadap
ruangan dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu,
jumlah air ketuban relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan janin dapt
menempatkan diri dalam persentasi kepala, letak sungsang atau letak lintang.
Pada kehamilan trimester terahir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air
krtuban relatif berkurang.
Karena bokong dengan kedua tungkai terlipat lebih besar daripada kepala,
maka bokong di paksa untuk menempati ruang yang lebih luas di fundus
uteri, sadangkan kepala berada di ruangan yang lebih kecil di segmen bawah
uterus. Dengan demikian dapat di mengerti mengapa pada kehamilan belum
cukup bulan, frekuensi letak sungsang lebih tinggi, sedangkan kehamilan
cukup bulan, janin sebagian besar di temukan dalam persentasi.

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. USG (Ultrasonografi) : Untuk mengetahui keadaan leta janin
2. TBJ (Tinggi Badan Janin) : Untuk mengetahui berat badan janin
3. Rontgen : Digunakan sebagai penunjang diagnostik bia terdapat
keraguraguan pada pemeriksaan obsteterik

E. TANDA DAN GEJALA


1) Pergerakan anak teraba oleh ibu dibagian perut bawah, dibawah pusat dan
ibu sering merasa benda keras (kepala) mendesak tulang iga
2) Pada palpasi akan teraba bagian keras, bundar dan melenting pada fundus
uteri. Punggung anak dapat teraba pada salah satu sisi perut dan bagian-
bagian kecil pada pihak yang berlawanan. Di atas simfisis, teraba bagian
yang kurang bundar dan lunak
3) Bunyi jantung terdengar pada punggung anak setinggi pusat. Jika
pembukaan sudah besar, pada pemeriksaan dalam dapat teraba 3 benjolan
tulang, yaitu dua tubera ossis ischii dan ujung os sacrum dapat dikenal
sebagai tulang yang meruncing dengan deretan prosesus spinosus
ditengah-tengah tulang tersebut.
BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Identitas
Pada klien letak lintang sering terjadi pada umur ibu 25-44 tahun dengan
usia kehamilan 37 minggu.
2. Keluhan Utama
Keluhan utama kelien dengan letak sungsang adalah klien menggaratak
pergerakan anak tersa di bagian perut bawah di bawah pusat dan klien
sering merasa benda keras (kepala) mendesak tulang iga.
3. Riwayat Observasi
a) Keadaan haid
Menarche siklus haid terakhir, jumlah dan warna darah keluar, encer,
menggumpal, lamanya haid, nyeri atau tidak bau.
b) Riwayat prkawinan
Ada perkawinan yang perlu di pertanyakan adalah berapa kali kawin
dan sudah berapa lama sehingga mengalami ketuban pcah dini.
c) Riawayat kehamilan
Riwayat kehamilan yang perlu di ketahui adalah berapa kali
melakukan anc (ante natal care) selama kehamilan periksa dimana,
ukur tinggi badan dan berat badan.
4. Riwayat Penyakit Sekarang
Biasanya di tandai denagn klien letak sungsang adalah abdomen teraba
keras, bundar dan melintig di daerah fundus, sedangkan di daerah simfisis
lebih lunak.
5. Riwayat Penyakit Dahulu
Apakah klien sudah mengalami kelainan letak sebelumnya.
6. Riwayat Penyakit Keluarga
Kelainan letak sungsang bukan merupakan penyakit turunan dan tidak
mempengaruhi kehamilan.
7. Pola Kebiasaan Sehari Hari Menurut Virginia Henderson
a. Respirasi
Frekuensi pernapsan biasanya normmal, kadang meningkat.
b. Nutrisi
Biasanya klien mengalami gangguan dalam memenuhi kebutuhan
nutrisinya yang di sebabkan karna kelelahan.
c. Eliminasi
Biasanya klien mengalami gangguan dalam pola eliminasi dan
merasakn tidak nyaman. Distensi usus dan kandung kencing munkin
ada.
d. Istirahat/tidur
Klien biasanya akan mengalami gangguan dalam istirahat/ tidurnya di
sebabkan karna badan lema, kurang energi dan latergi.
e. Mempertahankan temperatur tubuh dan sirkulasi
Pada klien dangan klainan letak sungsang tidak mengalami dalam hal
temperatur tubuh, suhhu tubuh dalm batas normal 37, 0 c
f. Kebutuhan personal hygiene
Kebersihan diri merupakan pemeliharaan kesehatan untuk diri sendri ,
diamana kebutuhan persoanal hhygiene klien dengan klaianan letak
sungsang kadang di bantu oleh kluarganya.
g. Aktivitas
Pada klien dengan keluhan letak sungsang aktivitasnya terganggu,
pekerjaan/kegiatan sehari hari tidak mampu di lakukan maksiamal
karna keadaannya yang semakin lemah.
h. Gerakan dan keseimbanagan tubuh
Aktivitas berkurangtidak bisa berjalan karna nyeri dan
ketidaknyamanan.
i. Kebutuhan berpakaian
Klien dengan klainan letak sungsang tidak megalami gangguan dalam
memenuhi keutuhan berpakaian tersebut.
j. Kebutuhan keamanan
Kebutuahan ini perlu di pertanyakan apakah klien tetap merasa aman
dan terlindungi oleh kluarganaya. Klien hanya mampu menghindari
bahaya lingkungan.
k. Sosialisai
Bagaimana klien mampu berkomunikasi dengan orang lain dalam
mengekspresiakan emosi, kebutuahan, kehawatiran, dan opini. Klien
munkin tampak cemas sangat cemas dan ketakutan.
l. Kebutuhan spiritual
Pada kebutuhan spiritual ini tanyakan apkah klien tetap menjalankan
ajaran agamanya ataukah terhambat karna jeadaan yang sedang di
alami.
m. Kebutuhan bermain dan berekreasi
Klien deangan klaianan letak sungsang biasanya tidak dapat
memenuhi kebutuhan beramain dan rekreasi karna dalam kondisi yang
lemah.

n. Kebutuahan belajar
Bagaimana kllien berusaha belajar, menemukan atau memuaskan rasa
ingin tau yang mengarah pada perkembangan yang normal , kesehatan
dan pengguanaan fasilitas kesehatan yang tersedia.
8. Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum
Kesadaran umum biasanya lemah
b) Kesadaran
Composmentis
c) Tanda tanda vital
Tekanan darah : meningkat >120/90 mmhg
Nadi : nadi meningkat >80 kali/menit
Suhu : suhu normal 36 c
Respirasi : Respirasi biasanya normal/meningkat. Sering di
temuakn pada kehanilan > 32 minggu ada keluhan sesak nafas karna
usus usus tertekan oleh uterus yang membesarke arah diafragma
kurang leluasa bergerak.
d) Berat badan/tinggi badan
Berat pada ibu hamil secara normal akan mningkat 0,5kg setiap
minggu setelah kehamilan trimester 1 dan BB dalam trimester ll tidak
boleh lebih dari 1 kg setiap minggunya atau 3 kg perbulan dan
kenaikan BB seluruhnya pada wanita hamil normalnya 6,5 -16 kg.
Tinggi badan pada ibu hamil sebaiknya tidak kurang dari 145 cm.
Kemungkinan panggul saempit perlu di perhatikan.
e) Pemeriksaan head to toe
1. Kepala
Meliputi bentuk wajah apakah simetris atau tidak, keadaan
rambut dan keadaan kulit kepala.
2. Wajah
Apakah ada cloasma gravidarum, konjungtiva pucat atau merah,
adanya oedema.
3. Mata – telinga – hidung
Pada daerah wajah di kaji bentuk wajah, keaan mata, hidung,
telinag, mulut dan gigi
4. Leher
Perlu di kaji apakah terdapat benjolan pada leher, pembesaran
vena jugularis dan adanya pembesaran kelenjar tiroid
5. Dada dan punggung
Perlu di kaji kesimetrisan dada. Ada tidaknya retrakasi
intercostae, pernafasan tertinggal, suara wheezing, ronchi,
bagaimana dan frekuensi dan irama pernafasan. Pada jantung di
kaji bunyi jantung(interval) adakah bunyi gallop , mur mur
6. Payudara/mamae
Apakah puting menonjol atau tidak, aroela menghitam, kolostrum
7. Abdomen
a. Inspeksi
Apakah abdomen membesar ke deapan atau ke samping,
striae gravidarum atau bekas luka
b. Palpasi
a) Leopod l
Tinggi fundus dapat di ketahui, di tentukan pula bagian
apa dari janin yang terdapat dalam fundus. Sifat kepala
adalah keras, bundar dan kurang melenting. Pada letak
sungsang fundus uteri teraba bagian keras, bundar dan
melinting.
b) Leopood ll
Menentukan dimana letak punggung janin dan bagian
ekstremitas. Pada letak sungsang punggung anak dapat
terababa pada salah satu sisi perut dan bagian bagian
kecil pada pihak yang berlawanan.
c) Leopood lll
Menentukan bagian yang terdapat di bagian bawah,
apakah bagiian bawah janin sudah masuk PAP atau
belum. Pada letak sungsang di atas simfisis teraba bagian
yang kurang bundar dan lunak.
d) Leopood IV
Untuk mengetahui apa yang terdapat di bagian baaawah
dan berapa masuknya di bagian bawah ke dalam PAP.
c. Auskultasi
untuk mengetahui dan menentukan DJJ dalam keadaan
normal atau tidak. Normalnya 120-160 kali/meni.
Pemeriksaan dapat menggunakan leaneq atau dopler. Bunyi
jantung janin pada kelamin leatak sungsang terdengar pada
punggung anak setinggi pusat.
8. Ektremitas atas dan bawah
Di kaji kesimetrisan, kekuatan otot dan ada tidaknya oedema.
Di periksa refleks ptella untuk mengetahui refleks dari otot yang
berkembang di dalam tempurung lutut dan ptella, yang
berpengaruh pada pada proses persalinan yitu saat uterus
berkontraksi.
9. Panggul
Pemeriksaan panggul dengan pelvimeter di lakukan skali untuk
mengetahui panggul sempit, PAP, PBP dan kelainan bentuk
panggul. Biasanya di lakukan pada kehamilan 8 bulan atau lebih.
10. Genetalia
Pemeriksaan dalam (vt)

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri persalinan berhubungan dengan dilatasi serviks, tekanan pada
jaringan sekitar vagina, ditandai dengan klien mengerang kesakitatan dan
wajah klien meringis.
2. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang proses
persalinan ditandai dengan klien tampak gelisah dan takut.
3. Resiko kurang volume cairan berhubungan dengan penurunan masukan
dan peningkatan pengeluaran energi.
4. Kelelahan berhubungan dengan perubahan status emosional dan adanya
rasa nyeri.

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Nyeri persalinan berhubungan dengan dilatasi serviks, tekanan pada
jaringan sekitar vagina, ditandai dengan klien mengerang kesakitatan dan
wajah klien meringis.
NIC :
 Pain Management
- Kaji secara komprehensif tentang nyeri, meliputi : lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi dll
- Observasi isyarat-isyarat non verbal dari ketidaknyamanan,
khususnya dalam ketidakmampuan untuk komunikasi secara
efektif
- Gunakan komunikasi terapeutik agar klien dapat
mengekspresikan nyeri
- Tentukan dampak dari ekspresi nyeri terhadap kualitas hidup, :
pola tidur, nasdu makan, aktivitas kognisi, mood,
relationship,pekerjaaan dan tanggung jawab
- Berikan informasi tentang nyeri sperti : penyebab, berapa lama
terjadi, dan tindakan pencegahan
- Kontrol faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi
respon klien terhadap ketidaknyamanan
- Tingkatkan istirahat yang cukup saat kontraksi tidak ada
- Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi (misal : teknik
nafas dalam)
- Evaluasi keefektifan dari tindakan mengontrolnyeri
- Modifikasi tindakan mengontrol nyeri berdasarkan respon
klien
- Monitor kenyamanan klien terhadap manajemen nyeri
- Ajarkan keluarga atau orang terdekat penggunaan tindakan
nonfarmakologi saat nyeri datang
NOC :
 Pain Control
Kriteria hasil :
- Klien dapat mengetahui penyebab nyeri nyeri, onset nyeri
- Klilen mampu menggunakan teknik non farmakologi untuk
mengontrol nyeri dan tindakakn pencegahan nyeri
- Klien mampu mengenal tanda-tanda pencetus nyeri untuk mencari
pertolongan
- Klien melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan
manajemen nyeri
2. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang proses
persalinan ditandai dengan klien tampak gelisah dan takut.
NIC :
 Anxiety Reduction
- Bina hubungan saling percaya dengan klien
- Kaji tingkat kecemasan klien
- Dengarkan klien dengan penuh perhatian
- Berusaha memahami keadaan klien
- Jelaskan seluruh prosedur tindakan kepada klien dan perasaan yang
mungkin muncul pada saan dilakukan tindakan
- Berikan informasi tentang diagnosa, prognosis dan tindakan
- Damppingi klien untuk mengurangi kecemasan dan meningkatkan
kenyamanan
- Motivasi klien untuk menmyampaikan tentang isi perasaannya
- Bantu klien menjelaskan keadaan yang bisa menimbulkan kecemasan
- Bantu klien untuk mengungkapkan hal-hal yang membuat cemas
- Ajarkan klien teknik relaksasi
- Anjurkan keluarga atau orang terdekat untuk menemani klien

NOC :

 Anxiety Control

Kriteria hasil :

- Klien dapat memonitor intensitas cemas


- Klien dapat meurunkan stimulus lingkungan ketika cemas
- Klien menggunakan teknik relaksasi untuk menurunkan cemas
- Klien dapat mempertahankan hubungan sosial
- Klien dapat mempertahankan konsentrasi
- Klien melaporkan tidur adekuat
- Ekspresi wajah klien tenang
3. Resiko kurang volume cairan berhubungan dengan penurunan masukan
dan peningkatan pengeluaran energi.
NIC :
 Fluid Management
- Pertahankan inteke dan output yang adekuat
- Monitor status hidrasi (kelembaban membran, nadi akurat dan
tekanan darah)
- Monitor tand-tanda vital sesuai kebutuhan
- Monitor masukan makanan/cairan dan hitung intake kalori
harian
- Motivasi keluarga atau orang terdekat untuk membantu klien
minum
- Kolaborasi dalam pemberian cairan dan makanan
 Fluid Monitoring
- Monitor intake dan output
- Monitor tekanan darah, denyut nadi dan status respirasi
- Monitor membrane mukosa dan turgor kulit
- Kelola cairan sesuai kebutuhan
- Pertahankan kecepatan pemberian cairan intravena

NOC :

 Fluid Balance

Kriteria hasil :

- Tekanan darah, nadi dan suhu tubuh dalam batas normal


- Tanda dehidrasi, elastisitas turgor kulit baik, membran mukosa lembab
dan tidak ada rasa haus berlebih
4. Kelelahan berhubungan dengan perubahan status emosional dan adanya
rasa nyeri.
NIC :
 Energy Management
- Kaji frekuensi kelelahan, aktivitas yang berhubungan dengan
peningkatan kelelahan dengan waktu peningkatan energi
- Pantau respon kardirespirasi terhadap aktivitas (misal :
takhikardi, dispnea, diaporesi, pucat dan frekuensi nafas)
- Anjurkan klien untuk minum atau makan untuk
meningkkatkan energi disaat kontraksi uterus berkurang
- Anjurkan keluarga atau orang terdekat untuk memberi makan
atau minum di saat kontraks uterus berkurang
- Anjurkan klien istirahat saat kontraksi uuterus berkurang
- Rencanakan periode aktivitas saat klien tidak memiliki banyak
tenaga
- Batasi stimulus llingkungan (misal : pencahayaan dan
kegaduhan)

NOC :

Kriteria hasil :

- Klien dapat mempertahankan nutrisi yang adekuat


- Klien dapat mempertahankan keseimbangan antara aktivitas dan
istirahat
- Klien dapat menggunakan teknik penghematan energi
- Klien melaporkan energi terpulihkan setelah istirahat
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Letak sungsang adalah janin yang letaknya memanjang (membujur)
dalam rahhi, kepala berada di fundus dan bokong di bawah (mochtar, 1998).
Letak sungsang adalah persentasi bokong (sungsang) dimna bayi
letaknya sesuai dengan sumbu badan ibu, kepala berada di fundus uteri
sedangkan bokong merupakan bagian terbawah (di daerah pintu atas
panggul/simphisi). (saifuddin, A. 2002).
DAFTAR PUSTAKA

Aspiani, Reni Y. 2017. Asuhan Keperawatan Maternitas Aplikasi NANDA, NIC


dan NOC. Jakarta: Penerbit Buku Kesehatan

Bobak, 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4. Jakarta : EGC

Harry Oxorn, Ilmu Kebidanan Patofisiologi dan Persalinan, Edisi Human Labor
and Birth, Yayasan Essentia Medica, 1990

También podría gustarte