Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Pada
pasien ini didiagnosis hipertensi karena didapatkan dari:
Anamnesis
Berdasarkan anamnesis pasien perempuan usia 43 tahun datang dengan keluhan pusing sejak
3 hari sebelum masuk rumah sakit. Pusing dirasakan seperti berputar-putar. Pusing paling
sering dirasakan saat berubah posisi dari posisi tidur ke posisi duduk. Pusing cenderung
bertambah berat jika melakukan aktivitas dan bertambah ringan jika beristirahat. Pusing
disertai mual dan muntah. Muntah sebanyak ¼ - ½ gelas air campur makanan, tidak ada
darah. Setelah mual dan muntah pasien mengeluh badan lemas dan tidak bisa untuk duduk
ataupun berdiri sehingga pasien hanya berbaring di tempat tidur. Keluhan ini sudah dirasakan
berulang selama kurang lebih 10 tahun. Pusing atau nyeri kepala dapat disebabkan oleh
berbagai macam penyebab untuk dapat mengetahui penyebab terjadinya nyeri kepala maka
dibutuhkan anamnesis yang baik yaitu harus ditanyakan lamanya menderita sakit pada untuk
nyeri kepala yang timbul mendadak untuk pertama kalinya disertai gangguan kesadaran akan
memberi kecurigaan adanya perdarahan subarakhnoid atau meningitis. Nyeri kepala yang
berlangsung lama maka akan memberi kecurigaan adanya nyeri vaskuker, nyeri kepala
tension atau karena tumor otak. Pada pasien ini nyeri kepala telah berlangsung lama yaitu
selama kurang lebih 10 tahun maka kemungkinan penyebab sakit kepala yang dialami adalah
karena nyeri vaskuler, nyeri kepala tension atau tumor otak. Selain itu ditanyakan pula
kualitas nyeri yaitu nyeri kepala konstan terdapat pada nyeri kepala tension, nyeri kepala
seperti ditusuk-tusuk terdapat pada neuralgia trigeminal, serta nyeri kepala yang berdenyut
menunjukkan nyeri kepala vaskuler misalnya pada migren, hipertensi atau pada demam. Pada
pasien ini nyeri kepala terasa seperti berdenyut sehingga kemungkinan disebabkan nyeri
kepala vaskuler yaitu pada migren, hipertensi ataupun pada demam. Berdasarkan lokasi nyeri,
nyeri kepala unilateral menunjukkan kecurigaan adanya migren, cluster, neuralgia terminal
atau gangguan lokal pada mata atau sinus. Pada pasien ini nyeri kepala dirasakan di segala
sisi sehingga diagnosis banding untuk nyeri kepala unilateral dapat disingkirkan.
Hal ini sesuai dengan gejala klinis pada penyakit hipertensi yang ditandai dengan adanya
pusing atau nyeri kepala yang terasa seperti berputar. Terdapat anggota keluarga pasien yang
memilik penyakit hipertensi yaitu kakek dan nenek pasien serta ibu pasien.
Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran compos
mentis, status gizi tampak gizi lebih. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah
180/100 mmHg, Nadi 86x/m, frekuensi pernapasan 18x/m. Berat badan 65 Kg, tinggi badan
155 cm, status gizi Obes I dengan IMT 27 kg/m2. Hipertensi adalah keadaan tekanan darah
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg. Tekanan darah
diukur dengan spygmomanometer yang telah dikalibrasi dengan tepat (80% dari ukuran
manset menutupi lengan) setelah pasien beristirahat nyaman, posisi duduk punggung tegak
atau terlentang paling sedikit selama 5 menit sampai 30 menit setelah merokok atau minum
kopi. Seseorang dinyatakan mengidap hipertensi bila tekanan darahnya lebih dari 140/90
mmHg. Menurut The Joint National Committee on Detection, Evaluation and Treatment of
High Blood Pressure (JNC- VII) dikatakan hipertensi derajat 2 bila didapatkan tekanan darah
sistolik > 160 mmHg, dan tekanan diastolik > 100, oleh karena itu pasien pada laporan kasus
ini dapat didiagnosis menderita Hiperetnsi derajat 2.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada pasien ini diberikan infus ringer laktat sebanyak 20 tetes per menit,
furosemid 1 ampul per 8 jam, ranitidin ampul per 12 jam, amlodipin 10 mg 1x1, micardis 80
mg 1x1, vastigo 3x1, ulsafat sirup 4x2. Berdasarkan JNC VII untuk penatalaksanaan
hipertensi grade II diberikan kombinasi 2 jenis obat yaitu diuretika jenis Thiazide dan ACEI
atau ARB atau BB atau CCB. Pada pasien ini diberikan amlodipin yang termasuk golongan
calsium canal blocker dan diberikan diuretik jenis furosemid. Jika berpedoman pada JNC VII
diuretik yang diberikan adalah golongan thiazide bisa diberikan hidroklorotiazid,
bendroflumethiazide, chlortalidone, dan indapamide. Dosis amlodipin sudah sesuai dengan
pedoman JNC VIII. Micardis adalah obat anti hipertensi golongan Angiotensin II reseptor
blocker dengan indikasi hipertensi esensial dan dosis yaitu antara 40-80 mg/hari. Dalam hal
ini jika berpatokan dengan JNC VIII tidak dianjurkan kombinasi antara thiazid dengan kedua
golongan ini (ACEI, ARB,CCB), hanya boleh 2 kombinasi yaitu thiazid dengan ACEI atau
ARB atau CCB, dengan memaksimumkan dosis dan memperbaiki lifestyle dari pasien.
.