Está en la página 1de 9

A. M.

FAISAL ICHSAN / F 111 12 003

BAB I
AMBANG LEBAR

1.1 Tujuan Percobaan

- Menyatakan hubungan antara tinggi energi hulu di atas ambang (H)


dengan debit aliran ( Q ).

- Menghitung koefisisen debit ( Cd ) dan koefisien kecepatan ( Cv )

- Mengamati pola aliran yang terjadi.

1.2 Alat - Alat Percobaan dan Gambar Alat Percobaan

1.2.1 Alat – Alat Percobaan

1) Flume 6) Mistar
2) Pelimpah ambang lebar
3) 2 Buah point gauge
4) Flowmeter
5) Plastisin
1.2.2 Gambar Alat Percobaan
35 cm 7.5 cm

7,5 cm

Tampak Samping Tampak Depan


Skala 1 : 5
Skala 1 : 5

35 cm

10 cm

Tampak Atas
Skala 1 : 5

Gambar 1.1 Alat percobaan ambang lebar

TEKNIK SIPIL . UNIVERSITAS TADULAKO


A. M. FAISAL ICHSAN / F 111 12 003

1.3 Teori Dasar

Pada pelimpah ambang dengan aliran sempurna berlaku persamaan :

2 g bH 1 3 2 Q
Q  Cd 2 sehingga C d 
3 3 2 2 g bH 3 2
3 3 1

𝑣12
2𝑔
H1
h1
Aliran Sempurna
A
y yc
Q o

P1

Gambar 1.2 Pola aliran ambang lebar

Dimana :
Q = Debit aliran ( m3/det )
Cd = Koefisien debit ( tanpa dimensi )
b = Lebar ambang (m)
g = Kontante gravitasi ( 9.81 m/det2 )
P1 = Tinggi ambang di atas dasar saluran (m)
y0 = Tinggi muka air hulu di atas dasar saluran (m)
h1 = Tinggi muka air hulu di atas ambang = y0 - P1 (m)
A* = b x h1 ( m2 )
A1 = b x y0 ( m2 )
H1 = Tinggi energi total di atas ambang (m)

v12 Q2 Q2
 h1   h1  2
 h1 
2g 2 gA1 2 g (by0 ) 2

TEKNIK SIPIL . UNIVERSITAS TADULAKO


A. M. FAISAL ICHSAN / F 111 12 003

Bila tinggi muka air di depan ambang (h1) diperhitungkan maka, persamaan
pengaliran disesuaikan sebagai berikut :

2 g bH 1 3 2 sehingga C  Q
Q  Cd Cv 2
3 3 v
2 g bH 3 2
Cd 2
3 3 1

Dimana : Cv = koefisien kecepatan ( tanpa dimensi )

TEKNIK SIPIL . UNIVERSITAS TADULAKO


A. M. FAISAL ICHSAN / F 111 12 003

1.4 Prosedur Percobaan dan Prosedur Perhitungan


1.4.1 Prosedur Percobaan
1. Mengukur lebar (b) dan tinggi (P1) dari pelimpah ambang
lebar

2. Mengalirkan air lewat di atas pelimpah kondisi aliran


sempurna dan mengukur debit (Q) dengan membaca
pengukur debit (flow meter)

3. Mengukur tinggi muka air yo dan yc

4. Mengamati dan mensketsa pola aliran di atas ambang

5. Melakukan prosedur di atas setiap perubahan debit pada


kenaikan ∆h ± 0,010 m minimal 5x

1.4.2 Prosedur Perhitungan

1. Mengukur tinggi muka air hulu di atas dasar saluran (Yo)

2. Mengukur tinggi muka air di atas ambang (Yc)

3. Menentukan debit aliran (Q)

4. Menghitung log Q

5. Menghitung tinggi muka air hulu di atas ambang h1 = y0 – P1

6. Menghitung tinggi energi total di atas ambang H1

7. Menghitung log H1

8. Menghitung nilai koefisien debit ( Cd )

9. Menghitung nilai Cd A*
A1

10. Menghitung nilai koefisien kecepatan ( Cv )

TEKNIK SIPIL . UNIVERSITAS TADULAKO


A. M. FAISAL ICHSAN / F 111 12 003

1.7 Analisa Grafik


a. Grafik hubungan antara Q dengan H1 :

1. Grafik hubungan antara Q dengan H1 diperoleh dengan cara


menghubungkan titik 1, 3 dan 5 dan mengabaikan titik 2 dan 4.

2. Grafik hubungan antara Q dengan H1 berbentuk kurva terbuka keatas.

3. Hubungan antara Q dengan H1 berbanding lurus artinya semakin


besar nilai Q maka semakin besar pula nilai H1.

b. Grafik hubungan antara log Q dengan log H1 :

1. Grafik hubungan antara log Q dengan log H1 diperoleh dengan cara


menghubungkan titik 1, 4 dan 5 serta meregresi titik 2 dan 3.

2. Grafik hubungan antara log Q dengan log H1 berbentuk kurva terbuka


keatas.

3. Hubungan antara log Q dengan log H1 berbanding lurus artinya


semakin besar nilai log Q maka semakin besar pula nilai log H1.

c. Grafik hubungan antara Cd dengan H1 :

1. Grafik hubungan antara Cd dengan H1 diperoleh dengan cara


menghubungkan titik 1, 4 dan 5 serta meregresi titik 2 dan 3.

2. Grafik hubungan antara Cd dengan H1 berbentuk kurva terbuka


kebawah.

3. Hubungan antara Cd dengan H1 berbanding lurus artinya semakin


besar nilai Cd maka semakin besar pula nilai H1.

TEKNIK SIPIL . UNIVERSITAS TADULAKO


A. M. FAISAL ICHSAN / F 111 12 003

d. Grafik hubungan antara Cv dengan Cd A*/A1 :

1. Grafik hubungan antara Cv dengan Cd A*/A1 diperoleh dengan cara


menghubungkan titik 1,2, 3 dan 5 serta mengabaikan titik 4.

2. Grafik hubungan antara Cv dengan Cd A*/A1 berbentuk kurva terbuka


terbawah.

3. Hubungan antara Cv dengan Cd A*/A1 adalah berbanding lurus,


artinya semakin besar nilai Cd A*/A1, nilai Cv (Koefisien Kecepatan)
semakin besar pula.

TEKNIK SIPIL . UNIVERSITAS TADULAKO


A. M. FAISAL ICHSAN / F 111 12 003

1.8 Kesimpulan dan Saran

1.8.1 Kesimpulan

a. Hubungan antara tinggi energi hulu di atas ambang (H1) dengan


debit aliran (Q) adalah berbanding lurus artinya semakin besar nilai
H1 maka semakin besar pula nilai Q, begitu pula sebaliknya.

b. Nilai Koefisien debit (Cd) adalah berkisar antara 0.5 – 1.0 nilai Cd
yang diperoleh dari hasil pengamatan atau perhitungan sudah
memenuhi yaitu berkisar antara 0.6821 – 0.9105.

c. Nilai Cv yang diperoleh dari hasil perhitungan yaitu berkisar


antara 1,0061 – 1,0239.

1.8.2 Saran

a. Penggunaan dan pembacaan pada point gauge sebaiknya dilakukan


dengan teliti untuk memperoleh data yang akurat.

b. Penyetelan debit seharusnya/sebaiknya dilakukan dengan seimbang


untuk meperoleh data yang akurat.

TEKNIK SIPIL . UNIVERSITAS TADULAKO


A. M. FAISAL ICHSAN / F 111 12 003

TEKNIK SIPIL . UNIVERSITAS TADULAKO


A. M. FAISAL ICHSAN / F 111 12 003

TEKNIK SIPIL . UNIVERSITAS TADULAKO

También podría gustarte