Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
ABSTRAK
PENGARUH IMPLANTSI ION TiN TERHADAP KEKERASAN DAN KEAUSAN TEPI PAHAT BUBUT HSS. Dalam
proses pengerjaan logam dengan mesin bubut, alat potong/pahat bubut sangat menentukan kualitas produk.
Untuk meningkatkan kualitas pahat bubut dapat dilakukan dengan meningkatkan sifat kekerasan maupun
ketahanan ausnya. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan upaya peningkatan kekerasan maupun
ketahanan aus alat potong HSS dengan cara mengimplantasi ion TiN. Peningkatan sifat kekerasan maupun
keausan sangat ditentukan oleh jumlah TiN yang diimplantasikan pada material HSS. Jumlah TiN yang
masuk pada material ditentukan oleh dosis ion (ion/cm2) atau lamanya proses implantasi (detik). Untuk
maksud tersebut implantasi ion TiN dilakukan pada berbagai variasi dosis ion/lamanya proses pada energi
tetap sebesar 100 keV dan arus 10 µ A. Proses implantasi ion dilakukan menggunakan alat implantor ion
150 keV/2 mA di PTAPB-BATAN Yogyakarta. Hasil proses diuji kekerasannya menggunakan alat
microhardness tester di D3 UGM, sifat keausan pahat diuji mengngunakan mesin bubut di PTAPB-BATAN
sedangkan kedalaman potong keausan tepi (depth of cut of flank wear) diamati menggunakan alat Travelling
Microscope di UNY-Yogyakarta. Dari pengujian diperoleh hasil bahwa kekerasan optimum sebesar 946
VHN (sebelum diimplantasi ion TiN sebesar 458 VHN). Kondisi optimum ini dicapai pada waktu implantasi
60 menit. Dari uji aus untuk berbagai variasi kecepatan potong (15,2; 21,4; 28,6; 36,7 dan 43,2 m/menit)
untuk pahat yang tidak diimplantasi, keausan tepi masing-masing sebesar 0,43, 0,49 ,0,56, 0,65 dan 0,79
mm, sedang setelah diimplantasi ion TiN pada kondisi optimum masing-masing sebesar 0, 27, 0,33, 0, 39,
0,52, dan 0,60 mm.
Kata Kunci; implantasi, TiN, kekerasan, keausan, HSS
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF TiN ION IMPLANTATION ON THE HARDNESS AND FLANK WEAR OF HSS
CUTTING TOOLS. In a process of metal working using turning tools, cutting tools is very important thing
in determining of quality of the product. Quality improvement can be carried out by increasing their
hardness or wear. The aim of this research is an effort to increase the hardness or wear of HSS cutting tools
by implanting the TiN ions. Improving of the hardness or wear is depend on the number of implanted TiN
ions into HSS cutting tools. While the number of TiN ions is determined by the ions dose (ions/cm2) or the
time of process (second). For the purpose, the TiN ions implantation has been carried out for various of
dose or time and at a 100 keV of energy. Ion implantation process has been carried out using 150 keV/2 mA
at PTAPB-BATAN Yogyakarta. Results of the process has been tested using micro-hardness tester for its
hardness at Diploma III-FT UGM, turning tools machine for its wear at PTAPB-BATAN, while for flank
wear (dept of cut) was observed using Travelling Microscope at UNY-Yogyakarta. It’s found that the
optimum hardness is around 946 VHN, while for raw material is around 458 VHN. This optimum hardness
was achieved at 60 minutes of time of ions implantation. From wear testing done, it’s found that for various
of feeding speed such as 15,2; 21,4; 28,6; 36,7 and 43,2 m/minutes the depth of cut of flank wear
respectively are 0.43,0.49, 0.56, 0.65 and 0.79 mm for un-treated cutting tools, while for treated cutting
tools at optimum conditions, the depth of cutting tools respectively 0.27, 0.33, 0.39, 0.52 and 0.60 mm.
Keywords; implantation, TiN, hardness, wear, HSS
karbonitridasi (cair) merupakan cara mengubah sifat dimaksudkan untuk mengurangi afinitas benda
permukaan dengan cara menambah unsur nitrogen kerja terhadap pahat, mengurangi laju keausan, serta
atau karbon atau keduanya. Sedangkan cara induksi menurunkan gaya pemotongan, (4) mempunyai daya
listrik maupun cara nyala api merupakan suatu larut elemen/komponen material pahat yang rendah,
usaha meningkatkan kualitas/mutu permukaan hal ini dimaksudkan untuk memperkecil keausan
dengan cara pemanasan pada suhu tertentu akibat mekanisme difusi[2].
kemudian dilanjutkan dengan pendinginan. Cara ini
Beberapa metode untuk melakukan surface
tidak mengubah komposisi kimia permukaannya
treatment antara lain karbonisasi, nitidasi, induksi
tetapi yang berubah fasanya. Bila proses
listrik, sputtering dan implantasi ion. Keunggulan
pendinginannya cepat (quench) maka material
teknik implantasi ion dibandingkan teknik lainnya
tersebut akan mengalami apa yang dinamakan
adalah (1) Proses lebih cepat, (2) dapat dikerjakan
thermal stress, sehingga material akan mengalami
dalam temperatur kamar, (3) Kedalaman penetrasi
perubahan dimensi, yang hal ini sangat tidak cocok
maupun banyaknya ion yang diimplantasikan dapat
untuk komponen-komponen yang memerlukan
dikontrol dengan tepat, (4) Semua jenis ion dapat
presisi tinggi (perlu diingat bahwa surface treatment
diimplantasikan, (6) Benda uji yang diimplantasi
biasanya dikenakan pada komponen-komponen
tidak mengalami perubahan dimensi, sehingga
yang sudah jadi (finishing), sehingga perubahan
cocok untuk pekerjaan-pekerjaan atau komponen–
dimensi sekecil apapun sangat tidak diinginkan[5].
komponen yang memerlukan presisi tinggi[9].
Hal inilah yang menjadi dasar pertimbangan
Implantasi ion adalah suatu metode untuk
bahwa dari material dengan kualitas sedang dapat
meningkatkan kualitas bahan agar dapat berfungsi
diperoleh material dengan kualitas yang jauh lebih
lebih optimal sesuai dengan yang diharapkan.
baik dari material dasarnya[6]. Adapun syarat utama
Dalam teknik ini, bahan yang akan diimplantasikan
suatu alat potong agar dapat berfungsi secara
dapat berwujud gas maupun padatan yang diionkan
optimal pada kondisi beban dinamik adalah
dalam sistim sumber ion. Ion-ion tersebut selanjut-
memiliki kekerasan dan ketahanan aus yang tinggi,
nya didorong keluar menuju tabung pemercepat
disamping tahan terhadap beban kejut[7].
oleh tegangan ekstrakktor/pendorong, oleh medan
Dengan kemajuan iptek, khususnya iptek listrik yang terpasang didalam tabung pemercepat
plasma, plasma sputtering maupun iptek akselerator ion-ion tersebut dipercepat sehingga mempunyai
(implantasi ion), cara-cara konvensional mulai energi yang cukup untuk sampai ke material sasar-
ditinggalkan dengan berbagai alasan seperti meng- an/benda uji. Dalam teknik implantasi ion,
ganggu lingkungan, prosesnya lama, pengontrolan parameter proses yang akan mempengaruhi hasil
sulit dan juga pemborosan. Berdasar pada latar meliputi : jenis ion, jenis material target, energy dan
belakang tersbut maka dalam penelitian ini disajikan dosis ion[10].
hasil penelitian tentang peningkatan unjuk kerja
Besarnya dosis ion yang diimplantasikan
pahat bubu HSS dengan cara implantasi ion TiN.
pada material sasaran dapat dihitung dengan
Baja kecepatan tinggi (High Speed Steel/ persamaan :
HSS) merupakan alat potong dalam proses
pengerjaan logam banyak digunakan karena relatif I .t
D =
kuat dan murah serta mudah dibentuk dengan mesin e. A
gerinda. HSS mempunyai sifat pemotongan lebih
tinggi disbanding pahat dari bahan baja karbon dengan
tinggi, tetapi lebih rendah dibanding jenis pahat
D = dosis ion (ion/cm2)
cemented carbide (WC) dan pahat keramik. HSS
memiliki komposisi 0,75%-1,5% Carbon, 4%-4,5% I = arus berkas ion (ampere)
Chromium (Cr), 10% - 20% Tungsten (W) dan t = lamanya proses implantasi (detik)
4,646 % Molybdenum (Mo), 1,87 % Vanadium dan A = luas berkas (cm2)
Cobalt (Co) 7,12% dengan unsur utama besi (Fe)[8].
e = muatan keunsuran elektron 91,602 × 10-19
Syarat utama alat potong agar dapat coulomb)
berfungsi secara optimal, adalah: (1) memiliki
Implantasi ion mempengaruhi stuktur
kekerasan yang cukup tinggi dan harus melebihi
permukaan bahan melalui dua cara, pertama dengan
kekerasan benda kerja serta memiliki ketahanan
masuknya ion dopan membentuk larutan padat
pada suhu tinggi, (2) memiliki keuletan yang cukup
(Solid Solution) atau paduan, kedua dengan
besar sehingga mampu menahan beban kejut yang
terjadinya kerusakan radiasi (Radiasi damage)
terjadi bila terjadi perubahan temperatur yang cukup
dimana terjadi cacat kisi akibat perpindahan atom-
besar, (3) memiliki sifat adhesi yang rendah, hal ini
atom yang bertumbukan dengan ion.
Kualitas pahat bubut sangat dipengaruhi gesekan antara geram dengan pahat dan antara pahat
geometri pahat yang dipilih sesuai dengan jenis dengan benda kerja. Karena tekanan yang besar
material benda kerja, material pahat, dan kondisi akibat gaya pemotongan dan temperatur tinggi,
pemotongan. Geometri yang berpengaruh terhadap maka permukaan aktif pahat akan mengalami
tinggi rendahnya umur pahat adalah sudut tatal (side keausan. Kecuali faktor tersebut hal lain yang
rake angle), sudut bebas samping (side relief angle) mempengaruhi umur pahat adalah : jenis material
dan sudut bebas depan (end reliefe angle)[12]. benda kerja dan pahat, kondisi pemotongan dan
Geometri pahat bubut disajikan pada Gambar 1. cairan pendingin. Keausan dapat terjadi pada bidang
geram yang disebut keausan kawah (creater wear)
dan keausan pada bidang utama sebagai keausan
Keausan Pahat Bubut tepi (flank wear)[2]. Bentuk keausan kawah (creater
Pada proses pengerjaan pembubutan, energi wear) dan keausan tepi (flank wear) disajiikan pada
pemotongan diubah menjadi panas melalui proses Gambar 2.
Waktu(menit) 0*) 15 30 45 60 75 90
Pengujian Keausan Pahat HSS m/menit selama 30 menit operasi disajikan berturut-
turut pada Gambar 4, 5, 6, 7, 8, dan Gambar 9.
Pengujian keausan pahat dengan berbagai
variasi kecepatan : 15,2; 21,4; 28,6 36,7 dan 42,3
Gambar 4. Grafik hubungan keausan (VB) dengan waktu operasi pada kece-
patan potong 15,2 menit.
Gambar 5. Grafik hubungan keausan (VB) dengan waktu operasi pada kece-
patan potong 21,4 meter.
Unsur C Fe Si V Cr Mn Mo W Ti N
Komposisi(% berat) 1,52 88,4 1,11 0,63 4,85 - 0,38 3,11 - -
Gambar 12. Komposisi kimia material HSS yang tidak diimplantasi hasil
pengamatan menggunkan EDS.
Unsur C Fe Si V Cr Mn Mo w Ti N
Komposisi(% berat) 2,17 87,2 0,97 - 3,44 0,03 - 4,39 0,12 1,66
Gambar 13. Komposisi kimia material HSS yang diimplantasi ion TiN selama
60 menit pada energi 100 keV hasil pengamatan menggunakan
EDS.
Dari hasil implantasi ion TiN untuk telah terpenuhinya batas kelarutan atom-atom
berbagai variasi waktu yang disajikan pada Tabel target, maka ion-ion atom TiN tidak mampu masuk
1 ataupun Gambar 3 terlihat bahwa semakin kedalam permukaan atom-atom target tetapi justru
meningkat waktu implantasi kekerasannya semakin hanya pada permukaannya saja sehingga
meningkat pula dan mencapai optimum pada waktu kekerasannya menurun.
implantasi 60 menit. Pada waktu tersebut
Dari hasil percobaan keausan untuk
kekerasannya meningkat dari 458 VHN menjadi
berbagai kecepatan potong (15,2., 21,4., 28,6.,
946 VHN, atau terjadi peningkatan sebesar 106,55
36,7., dan 43,2 menit seperti yang tertera pada
%. Bila lamanya proses implantasi diperlama,
grafik Gambar 4,5,6, 7, 8 dan 9, terlihat bahwa
ternyata justru kekerasannya menurun. Fenomena
ternyata sifat ketahanan ausnya sebanding dengan
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut; dengan
sifat kekerasannya. Ketahanan aus tertinggi
semakin meningkat waktu implantasi berarti
dicapai pada HSS yang diimplantasi 60 menit yang
semakin banyak ion-ion TiN yang masuk benda uji
mempunyai kekerasan tertinggi (946 VHN).
(HSS), dengan kata lain atom-aton TiN yang larut
Fenomena ini dapat diterangkan sebagai berikut;
padat (solid solution) pada matrik (benda uji)
bahan yang mempunyai kekerasan yang lebih
semakin banyak , ini berarti internal stress yang
tinggi akan mempunyai kemampuan menahan
terjadi semakin meningkat, internal stress inilah
tegangan tekan lebih baik, sehingga lebih tahan
yang akan meningkatkan kekerasan permukaan
terhadap terjadinya deformasi plastik sehingga
benda uji. Pada waktu implantasi selama 60 menit
bahan menjadi tidak mudah aus/rusak/keausan
ternyata kekerasannya mencapai optimum.
lebih kecil. Dari grafik Gambar 9 dapat diketahui
Fenomena ini disebabkan karena mungkin pada
hubungan keausan, selama operasi 30 menit pada
kondisi tersebut batas kelarutan atom-atom target
berbagai kecepatan potong. Dari percobaan
telah terpenuhi semua, sehingga kekerasannya
tersebut dapat diketahui bahwa dengan kecepatan
mencapai optimum. Untuk waktu implantasi
potong semakin tinggi untuk jenis pahat yang sama
diatas 60 menit justru kekerasannya menurun,
akan terjadi keausan yang lebih besar. Hal ini
fenomena ini mungkin disebabkan karena dengan
disebabkan bahwa semakin tinggi putaran, semakin
tinggi suhu yang terjadi pada sisi aktif pahat, DAFTAR PUSTAKA
akibatnya semakin tinggi pula terjadinya
penurunan kekerasan bahan, sehingga semakin 1. GERLING 1979, All About Machine Tools,
mudah terjadi deformasi plastik kecuali itu semakin Wiley Eastern Private Limited, New Delhi
tinggi putaran, semakin tinggi aliran geram yang India,1974.
menempel pada sisi aktif pahat, yang meng- 2. ROCHIM, T; Teori dan Teknologi Proses
akibatkan semakin tinggi terjadinya kerusakan Pemesinan, H E D S P, Jakarta,1993.
pahat akibat difusi.
3. KALPAKJIAN, S, Manufacturing Processes
Dari pengamatan struktur mikro meng- for Enginering Materials, Wesley Publishing
gunakan mikroskop optik pada baja HSS yang Company, USA,2003.
belum diimplantasi setelah dietsa dengan nital 2 % 4. BOOTHROYD, G., Fundamental of Metal
teramati martensit (warna hitam) berbentuk garis Machining and Machine Tools, International
lurus/jarum, dan dikelilingi austenit sisa yang Student Edition, McGraw Hill, Tokyo. Japan,
nampak warna agak keputihputihan; sehingga 1975.
bahan tersebut relatif mempunyai sifat yang keras.
Sedangkan dari pengamatan struktur mikro 5. SUJITNO, T, B.A., Sputtering Untuk Reka-
menggunakan SEM tidak teramati kedua fasa yasa Permukaan Bahan, Diklat Kuliah Work-
tersebut karena kedua fasa tersebut muncul kalau shop Sputtering, P3TM-BATAN, Yogyakarta,
dietsa. Sedang permukaan hasil implantasi tidak 2003.
dietsa karena akan larut. 6. MALAU V., Perlakuan Permukaan, Diklat
Kuliah, Jurusan Teknik Mesin UGM, 2003.
Pengujian komposisi kimia dengan EDS
menunjukkan bahwa HSS yang diteliti ini sedikit 7. CHILDS,T, et al, Metal Machining Theory
mengandung unsur V (0,32%), dan sedikit me- and Application, John Wiley & sons Inc, New
ngandung unsur Mo(0,05 – 0,82%); sifat vanadium York – Toronto, 2000.
menghaluskan butir dan Mo meningkatkan sifat 8. KARUNUKARAN S, Production Tecnology,
tahan kejut. Dibandingkan dengan HSS standard Tata McGraw Hill, New Delhi, 1981.
AISI tipe M2 regular C, yang mengandung V,
9. ABBAS ALI; Forming Layer For Corrosion
(1,98%) dan Mo (4,64%), maka HSS yang diteliti
in Stainless Steel Surface with Implantation
ini akan lebih cepat aus, karena mempunyai butir
Technigue, PhD Desertation in Mathematics
relatif lebih besar sehingga kekerasannya lebih
and Natural Scienees, Gajah Mada University,
kecil dan sifat ketahanan kejut lebih rendah.
Yogyakarta, 2007.
10. DEARNALEY, G., Ion Implantation, North
KESIMPULAN Holand Company, Amsterdam, 1973.
1. Implantasi ion TiN pada energi 100 keV
mampu meningkatkan kekerasan permukaan
pahat bubut HSS dan diperoleh kekerasan TANYA JAWAB
optimal sebesar 946 VHN dan itu diperoleh
pada waktu implantasi selama 60 menit. Sriyono
Apabila dibandingkan kekerasan awal yang
− Pada proses implantasi yang ditembak berkas
besarnya 458 VHN maka peningkatan sebesar
hanya ± 3-4 cm, apakah untuk dunia industri
itu cukup signifikan.
dengan panjang ± 10 cm (pahat bubut) sudah
2. Berdasarkan pengujian keausan tepi (flank memadahi/sudah dilakukan?
wear) dengan berbagai kecepatan potong antara − Dari sisi kelayakan bisnis apakah sudah diper-
15 sampai 43 m/menit pahat bubut yang hitungkan?
diimplantasikan 60 menit mempunyai ke-
tahanan aus paling optimal. Setyo Atmojo
3. Besarnya keausan tepi (VB) untuk berbagai − Untuk pahat bubut panjang 10 cm tidak dapat
variasi kecepatan potong 15,2; 21,4; 28,6; 36,7; diimplantasi, karena keterbatasan ukuran
dan 43,2 m/menit untuk waktu operasi 30 menit ruang, ukuran ruang yang tersedia untuk
berturut – turut adalah pahat tanpa implan VB implantasi diameter 8,0 cm.
(mm) 0,43; 0,49; 0,56; 0,65; 0,79 sedang yang − Penelitian ini sifatnya baru penelitian dasar
diimplantasi TiN 60 menit adalah VB (mm) sehingga untuk kelayakan bisnis belum
0,27; 0,33; 0,39; 0,52; 0,60. diperhitungkan.