Está en la página 1de 10

226 ISSN 0216 - 3128 Setyo Atmojo, dkk.

PENGARUH IMPLANTSI ION TiN TERHADAP KEKERAS-


AN DAN KEAUSAN TEPI PAHAT BUBUT HSS
Setyo Atmojo
Mahasiswa S2 FT-UGM
Tjipto Sujitno
PTAPB-BATAN, E-mail : ptapb@batan.co.id
Mudjijana
Staf Pengajar S2 FT-UGM

ABSTRAK
PENGARUH IMPLANTSI ION TiN TERHADAP KEKERASAN DAN KEAUSAN TEPI PAHAT BUBUT HSS. Dalam
proses pengerjaan logam dengan mesin bubut, alat potong/pahat bubut sangat menentukan kualitas produk.
Untuk meningkatkan kualitas pahat bubut dapat dilakukan dengan meningkatkan sifat kekerasan maupun
ketahanan ausnya. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan upaya peningkatan kekerasan maupun
ketahanan aus alat potong HSS dengan cara mengimplantasi ion TiN. Peningkatan sifat kekerasan maupun
keausan sangat ditentukan oleh jumlah TiN yang diimplantasikan pada material HSS. Jumlah TiN yang
masuk pada material ditentukan oleh dosis ion (ion/cm2) atau lamanya proses implantasi (detik). Untuk
maksud tersebut implantasi ion TiN dilakukan pada berbagai variasi dosis ion/lamanya proses pada energi
tetap sebesar 100 keV dan arus 10 µ A. Proses implantasi ion dilakukan menggunakan alat implantor ion
150 keV/2 mA di PTAPB-BATAN Yogyakarta. Hasil proses diuji kekerasannya menggunakan alat
microhardness tester di D3 UGM, sifat keausan pahat diuji mengngunakan mesin bubut di PTAPB-BATAN
sedangkan kedalaman potong keausan tepi (depth of cut of flank wear) diamati menggunakan alat Travelling
Microscope di UNY-Yogyakarta. Dari pengujian diperoleh hasil bahwa kekerasan optimum sebesar 946
VHN (sebelum diimplantasi ion TiN sebesar 458 VHN). Kondisi optimum ini dicapai pada waktu implantasi
60 menit. Dari uji aus untuk berbagai variasi kecepatan potong (15,2; 21,4; 28,6; 36,7 dan 43,2 m/menit)
untuk pahat yang tidak diimplantasi, keausan tepi masing-masing sebesar 0,43, 0,49 ,0,56, 0,65 dan 0,79
mm, sedang setelah diimplantasi ion TiN pada kondisi optimum masing-masing sebesar 0, 27, 0,33, 0, 39,
0,52, dan 0,60 mm.
Kata Kunci; implantasi, TiN, kekerasan, keausan, HSS

ABSTRACT
THE INFLUENCE OF TiN ION IMPLANTATION ON THE HARDNESS AND FLANK WEAR OF HSS
CUTTING TOOLS. In a process of metal working using turning tools, cutting tools is very important thing
in determining of quality of the product. Quality improvement can be carried out by increasing their
hardness or wear. The aim of this research is an effort to increase the hardness or wear of HSS cutting tools
by implanting the TiN ions. Improving of the hardness or wear is depend on the number of implanted TiN
ions into HSS cutting tools. While the number of TiN ions is determined by the ions dose (ions/cm2) or the
time of process (second). For the purpose, the TiN ions implantation has been carried out for various of
dose or time and at a 100 keV of energy. Ion implantation process has been carried out using 150 keV/2 mA
at PTAPB-BATAN Yogyakarta. Results of the process has been tested using micro-hardness tester for its
hardness at Diploma III-FT UGM, turning tools machine for its wear at PTAPB-BATAN, while for flank
wear (dept of cut) was observed using Travelling Microscope at UNY-Yogyakarta. It’s found that the
optimum hardness is around 946 VHN, while for raw material is around 458 VHN. This optimum hardness
was achieved at 60 minutes of time of ions implantation. From wear testing done, it’s found that for various
of feeding speed such as 15,2; 21,4; 28,6; 36,7 and 43,2 m/minutes the depth of cut of flank wear
respectively are 0.43,0.49, 0.56, 0.65 and 0.79 mm for un-treated cutting tools, while for treated cutting
tools at optimum conditions, the depth of cutting tools respectively 0.27, 0.33, 0.39, 0.52 and 0.60 mm.
Keywords; implantation, TiN, hardness, wear, HSS

Prosiding PPI - PDIPTN 2010


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 20 Juli 2010
Setyo Atmojo, dkk. ISSN 0216 - 3128 227

PENDAHULUAN membesar seiring dengan bertambahnya waktu


pemotongan sampai pada suatu saat tidak dapat

A lat potong (cutting tools) merupakan salah alat


pemesinan yang harus mempunyai kekerasan
yang tinggi dan sifat keausan yang rendah. Dengan
digunakan lagi karena telah ada tanda-tanda tertentu
yang menunjukkan bahwa umur pahat telah habis.
Semakin besar keausan/kerusakan yang diderita
demikian pemilihan material untuk alat potong pahat, maka pahat akan semakin kritis.
(cutting tools) memegang peran penting dalam Pertumbuhan keausan akan semakin membesar jika
teknologi manufaktur. Berbagai macam material pahat tetap digunakan dan pada suaatu saat ujung
alat potong telah ditemukan untuk proses pemesinan akan rusak[2].
suatu alat/mesin. Satu diantara alat potong yang
masih banyak digunakan di industri adalah baja Kriteria yang direkomendasikan oleh ISO
kecepatan tinggi (high speed steel, HSS). Dibanding untuk mendefinisikan umur pahat efektif pada
material lain seperti misalnya cemented carbide, bahan kecepatan tinggi atau pahat keramik adalah
ceramic cermet, maupun super hard material, HSS (1) kegagalan katastropik, (2) VB = 0.3 mm jika
memiliki unjuk kerja (performance) yang lebih keausan teratur dalam zona B, dan (3) VB maks =
rendah. Sebagai contoh, apabila HSS digunakan 0,6 mm jika keausan flank tidak teratur dalam zona
untuk membubut baja karbon rendah maka B.
kecepatan potongnya harus sekitar 22 m/min agar Untuk aplikasi alat potong, HSS memiliki
diperoleh umur pemakaian yang optimal, sementara unjuk kerja (performance) yang lebih rendah
untuk cemented carbide dapat diambil kecepatan dibanding material cemented carbide, ceramic
potong 150 m/min[1]. Umur pahat (tool life) yang cermet, maupun super hard material, maka agar
sering pula dinamakan umur pemakaian merupakan dapat digunakan sebagai alat potong secara optimal
besaran yang sangat penting bila ditinjau dari segi maka unjuk kerjanya perlu ditingkatkan. Satu
ekonomi. Dalam praktek, umur pahat tidak hanya diantara upaya untuk meningkatkan unjuk kerja
dipengaruhi oleh geometri tetapi juga dipengaruhi (performance) dari material HSS adalah dengan
oleh kekerasan material dari pahat dan parameter teknik perlakuan permukaan (surface treatment).
pemotongan yang dipilih. Surface treatment dapat didefinisikan sebagai suatu
Selama proses pemesinan berlangsung, pahat usaha dalam upaya meningkatkan kualitas/mutu
dapat menghalami kegagalan dari fungsinya oleh permukaan material/komponen sesuai dengan yang
karena berbagai sebab, antara lain; (a) keausan yang diinginkan. Dalam surface treatment, yang berubah
secara bertahap membesar tumbuh (growth) pada sifat hanya pada permukaannya saja sedangkan
bidang aktif pahat, (b) retak yang menjalar sehingga yang dibagian dalam sifatnya tidak berubah.
menimbulkan patahan pada mata potong pahat dan Sifat-sifat permukaan material yang dapat
(c) deformasi plastis yang akan merubah diubah tersebut dapat meliputi sifat mekanik
bentuk/geometri pahat. Beberapa faktor penyebab (kekuatan, keuletan, ketangguhan, kekerasan,
keausan pahat bubut diantaranya beban yang ketahanan lelah, modulus elastisitas, ketahanan
bekerja pada pahat dan temperatur yang tinggi impact, ketahanan aus, dlsb), sifat fisis (massa
akibat gesekan dua komponen[2]. Proses keausan jenis, titik cair, panas jenis, struktur kristal,
yang tumbuh selama proses pembentukan chip konduktivitas panas, koefisien muai, tahanan listrik,
tergantung dari jenis material pahat yang dipilih dlsb), sifat kimia (korosi dan oksidasi), sifat optis
dan benda yang dipahat. Tahapan terbentuknya (serapan, refleksi, dlsb) maupun sifat magnetiknya.
keausan pahat dapat dibedakan menjadi dua yaitu
(1) keausan bagian muka pahat yang ditandai Dalam bidang rekayasa permukaan bahan,
dengan pembentukan kawah (crater ) sebagai hasil cara meningkatkan kualitas/mutu permukaan suatu
gesekan antara pahat dengan chip dan yang ke (2) komponen, pada dasarnya dapat ditempuh melalui
adalah keausan pada bagian sisi (flank) yang dua cara yaitu pertama dengan menambahkan unsur
terbentuk akibat gerakan pahat yang bergerak pada lain/mengubah komposisi kimia, sedangkan yang
feeding tertentu[3]. kedua adalah dengan cara mengubah fasa atau
struktur kristalnya melalui pemanasan pada suhu
Pada proses pengerjaan logam dengan mesin tertentu kemudian diikuti pendinginan cepat
bubut, bila mesin beroperasi dengan kecepatan (quench) atau pendinginan lambat, tergantung fasa
tinggi, crater wear sangat menentukan umur pahat atau struktur kristal apa yang ingin dituju.
karena keausan ini menyebabkan ujung pahat
menjadi lemah. Tetapi untuk operasi biasa keausan Cara surface treatment yang sudah sejak
flank adalah penentu umur pahat[4]. Umur pakai lama dilakukan adalah cara nitridasi (gas), cara
pahat didefinisikan sebagai nilai ambang ukuran karburasi (gas atau padat) dan cara karbonitridasi
keausan pahat. Keausan pahat akan tumbuh dan (cair), cara induksi listrik maupun cara nyala api.
Cara nitridasi (gas), cara karburasi dan cara

Prosiding PPI - PDIPTN 2010


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 20 Juli 2010
228 ISSN 0216 - 3128 Setyo Atmojo, dkk.

karbonitridasi (cair) merupakan cara mengubah sifat dimaksudkan untuk mengurangi afinitas benda
permukaan dengan cara menambah unsur nitrogen kerja terhadap pahat, mengurangi laju keausan, serta
atau karbon atau keduanya. Sedangkan cara induksi menurunkan gaya pemotongan, (4) mempunyai daya
listrik maupun cara nyala api merupakan suatu larut elemen/komponen material pahat yang rendah,
usaha meningkatkan kualitas/mutu permukaan hal ini dimaksudkan untuk memperkecil keausan
dengan cara pemanasan pada suhu tertentu akibat mekanisme difusi[2].
kemudian dilanjutkan dengan pendinginan. Cara ini
Beberapa metode untuk melakukan surface
tidak mengubah komposisi kimia permukaannya
treatment antara lain karbonisasi, nitidasi, induksi
tetapi yang berubah fasanya. Bila proses
listrik, sputtering dan implantasi ion. Keunggulan
pendinginannya cepat (quench) maka material
teknik implantasi ion dibandingkan teknik lainnya
tersebut akan mengalami apa yang dinamakan
adalah (1) Proses lebih cepat, (2) dapat dikerjakan
thermal stress, sehingga material akan mengalami
dalam temperatur kamar, (3) Kedalaman penetrasi
perubahan dimensi, yang hal ini sangat tidak cocok
maupun banyaknya ion yang diimplantasikan dapat
untuk komponen-komponen yang memerlukan
dikontrol dengan tepat, (4) Semua jenis ion dapat
presisi tinggi (perlu diingat bahwa surface treatment
diimplantasikan, (6) Benda uji yang diimplantasi
biasanya dikenakan pada komponen-komponen
tidak mengalami perubahan dimensi, sehingga
yang sudah jadi (finishing), sehingga perubahan
cocok untuk pekerjaan-pekerjaan atau komponen–
dimensi sekecil apapun sangat tidak diinginkan[5].
komponen yang memerlukan presisi tinggi[9].
Hal inilah yang menjadi dasar pertimbangan
Implantasi ion adalah suatu metode untuk
bahwa dari material dengan kualitas sedang dapat
meningkatkan kualitas bahan agar dapat berfungsi
diperoleh material dengan kualitas yang jauh lebih
lebih optimal sesuai dengan yang diharapkan.
baik dari material dasarnya[6]. Adapun syarat utama
Dalam teknik ini, bahan yang akan diimplantasikan
suatu alat potong agar dapat berfungsi secara
dapat berwujud gas maupun padatan yang diionkan
optimal pada kondisi beban dinamik adalah
dalam sistim sumber ion. Ion-ion tersebut selanjut-
memiliki kekerasan dan ketahanan aus yang tinggi,
nya didorong keluar menuju tabung pemercepat
disamping tahan terhadap beban kejut[7].
oleh tegangan ekstrakktor/pendorong, oleh medan
Dengan kemajuan iptek, khususnya iptek listrik yang terpasang didalam tabung pemercepat
plasma, plasma sputtering maupun iptek akselerator ion-ion tersebut dipercepat sehingga mempunyai
(implantasi ion), cara-cara konvensional mulai energi yang cukup untuk sampai ke material sasar-
ditinggalkan dengan berbagai alasan seperti meng- an/benda uji. Dalam teknik implantasi ion,
ganggu lingkungan, prosesnya lama, pengontrolan parameter proses yang akan mempengaruhi hasil
sulit dan juga pemborosan. Berdasar pada latar meliputi : jenis ion, jenis material target, energy dan
belakang tersbut maka dalam penelitian ini disajikan dosis ion[10].
hasil penelitian tentang peningkatan unjuk kerja
Besarnya dosis ion yang diimplantasikan
pahat bubu HSS dengan cara implantasi ion TiN.
pada material sasaran dapat dihitung dengan
Baja kecepatan tinggi (High Speed Steel/ persamaan :
HSS) merupakan alat potong dalam proses
pengerjaan logam banyak digunakan karena relatif I .t
D =
kuat dan murah serta mudah dibentuk dengan mesin e. A
gerinda. HSS mempunyai sifat pemotongan lebih
tinggi disbanding pahat dari bahan baja karbon dengan
tinggi, tetapi lebih rendah dibanding jenis pahat
D = dosis ion (ion/cm2)
cemented carbide (WC) dan pahat keramik. HSS
memiliki komposisi 0,75%-1,5% Carbon, 4%-4,5% I = arus berkas ion (ampere)
Chromium (Cr), 10% - 20% Tungsten (W) dan t = lamanya proses implantasi (detik)
4,646 % Molybdenum (Mo), 1,87 % Vanadium dan A = luas berkas (cm2)
Cobalt (Co) 7,12% dengan unsur utama besi (Fe)[8].
e = muatan keunsuran elektron 91,602 × 10-19
Syarat utama alat potong agar dapat coulomb)
berfungsi secara optimal, adalah: (1) memiliki
Implantasi ion mempengaruhi stuktur
kekerasan yang cukup tinggi dan harus melebihi
permukaan bahan melalui dua cara, pertama dengan
kekerasan benda kerja serta memiliki ketahanan
masuknya ion dopan membentuk larutan padat
pada suhu tinggi, (2) memiliki keuletan yang cukup
(Solid Solution) atau paduan, kedua dengan
besar sehingga mampu menahan beban kejut yang
terjadinya kerusakan radiasi (Radiasi damage)
terjadi bila terjadi perubahan temperatur yang cukup
dimana terjadi cacat kisi akibat perpindahan atom-
besar, (3) memiliki sifat adhesi yang rendah, hal ini
atom yang bertumbukan dengan ion.

Prosiding PPI - PDIPTN 2010


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 20 Juli 2010
Setyo Atmojo, dkk. ISSN 0216 - 3128 229

Kualitas pahat bubut sangat dipengaruhi gesekan antara geram dengan pahat dan antara pahat
geometri pahat yang dipilih sesuai dengan jenis dengan benda kerja. Karena tekanan yang besar
material benda kerja, material pahat, dan kondisi akibat gaya pemotongan dan temperatur tinggi,
pemotongan. Geometri yang berpengaruh terhadap maka permukaan aktif pahat akan mengalami
tinggi rendahnya umur pahat adalah sudut tatal (side keausan. Kecuali faktor tersebut hal lain yang
rake angle), sudut bebas samping (side relief angle) mempengaruhi umur pahat adalah : jenis material
dan sudut bebas depan (end reliefe angle)[12]. benda kerja dan pahat, kondisi pemotongan dan
Geometri pahat bubut disajikan pada Gambar 1. cairan pendingin. Keausan dapat terjadi pada bidang
geram yang disebut keausan kawah (creater wear)
dan keausan pada bidang utama sebagai keausan
Keausan Pahat Bubut tepi (flank wear)[2]. Bentuk keausan kawah (creater
Pada proses pengerjaan pembubutan, energi wear) dan keausan tepi (flank wear) disajiikan pada
pemotongan diubah menjadi panas melalui proses Gambar 2.

Gambar 1. Geometri pahat bubut.

Gambar 2. Keausan kawah dan keausan tepi.

Prosiding PPI - PDIPTN 2010


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 20 Juli 2010
230 ISSN 0216 - 3128 Setyo Atmojo, dkk.

METODOLOGI PENELITIAN keausan dengan cara untuk membubut baja karbon


rendah tanpa proses pendinginan.
Tahapan dalam penelitian ini meliputi
pengadaan bahan, preparasi sampel, persiapan alat, Untuk uji keausan pahat bubut, dipilih
proses implantasi, karakterisasi dan penulisan kondisi operasi tebal pemakanan 0,5 mm, kecepatan
makalah. makan 0,09 mm/ putaran; dengan berbagai variasi
kecepatan potong : 15,2; 21,4; 28,6; 36,7 dan 43,2
Bahan penelitian adalah Baja HSS, bahan m/menit. Selanjutnya dilakukan pengukuran
tersebut dibuat menjadi dua jenis spesimen. keausan tepi dengan Traffeling Microscope.
Spesimen pertama berupa potongan benda uji
dengan ukuran 6 × 6 × 13 mm sebanyak 13 buah; Peralatan yang Digunakan :
yang masing-masing pada salah satu sisi
melintangnya digosok dengan amplas ukuran 600 1. Mesin implantasi ion (PTAPB-BATAN).
sampai 2000 mesh, kemudian dipoles dengan 2. Alat uji kekerasan mikro Vickers (D3 UGM).
autosol diatas kain bludru, selanjutnya dibersihkan
dengan alkohol. Sebelum diimplantasi, kekerasan 3. Mikroskop optik untuk foto permukaan (D3
diuji dengan microhardness tester. Selanjutnya UGM).
dilakukan implantasi ion TiN dengan energy 100 4. Mesin bubut untuk uji keausan pahat (PTAPB-
keV, arus ion 10 µA dan lamanya proses implantasi BATAN).
divariasi yaitu 15, 30, 45, 60, 75 dan 90 menit. Dari
variasi waktu tersebut diharapkan dapat diperoleh 5. Traffelling Microscope untuk mengukur
kondisi optimal yang menghasilkan kekerasan besarnya keausan tepi (UNY)
optimal pula.
Benda uji kedua berupa pahat bubut denga
geometri sudut tatal 14°, sudut bebas sanping 12°, HASIL DAN PEMBAHASAN
dan sudut baji 64°, sebanyak 40 buah dengan
ukuran 6x6x35 mm, masing-maing (a) 10 buah Hasil uji keras mikro menggunakan indentor
tidak diimplantasi, (b) 10 buah diimplantasi dengan Vicker dengan beban 10 gram dan waktu penekanan
variabel waktu optimal, (c) 10 buah diimplantasi 5 detik, untuk material yang diimplantasi ion TiN
dengan waktu kurang 15 menit dari waktu optimal, untuk berbagain variasi lamanya proses, arus tetap
dan (d) 10 buah diimplantasi dengan waktu lebih 15 10 µA,energi 100 keV disajikan pada Tabel 1 atau
menit dari waktu optimal; selanjutnya dilakukan uji Gambar 3,sedang kekerasan awal benda uji sebelum
diimplantasi adalah sebesar 458VHN.

Tabel 1. Hasil uji kekerasan baja HSS diimplantasikan ion TiN.

Waktu(menit) 0*) 15 30 45 60 75 90

Kekerasan (VHN) 458 554 649 759 946 544 456

Gambar 3. Hubungan waktu implantasi dan kekerasan.

Prosiding PPI - PDIPTN 2010


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 20 Juli 2010
Setyo Atmojo, dkk. ISSN 0216 - 3128 231

Pengujian Keausan Pahat HSS m/menit selama 30 menit operasi disajikan berturut-
turut pada Gambar 4, 5, 6, 7, 8, dan Gambar 9.
Pengujian keausan pahat dengan berbagai
variasi kecepatan : 15,2; 21,4; 28,6 36,7 dan 42,3

Gambar 4. Grafik hubungan keausan (VB) dengan waktu operasi pada kece-
patan potong 15,2 menit.

Gambar 5. Grafik hubungan keausan (VB) dengan waktu operasi pada kece-
patan potong 21,4 meter.

Gambar 6. Grafik hubungan keausan (VB) dengan waktu operasi pada


kecepatan potong 28,6 meter/menit.

Prosiding PPI - PDIPTN 2010


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 20 Juli 2010
232 ISSN 0216 - 3128 Setyo Atmojo, dkk.

Gambar 7. Grafik hubungan keausan (VB) dengan waktu operasi pada


kecepatan potong 36,7 meter/menit.

Gambar 8. Grafik hubungan keausan(VB) dengan waktu operasi pada


kecepatan potong 43,2 meter/menit.

Gambar 9. Grafik hubungan kecepatan potong dengan keausan pada waktu


operasi 30 menit.

Prosiding PPI - PDIPTN 2010


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 20 Juli 2010
Setyo Atmojo, dkk. ISSN 0216 - 3128 233

Struktur Mikro dan Komposisi Unsur


Bahan baja HSS (High Speed Steel) yang
telah dihaluskan kemudian dietsa dengan nital 2%
selama kurang lebih 12 detik, dan selanjutnya
dilakukan pemotretan struktur mikro dengan
menggunakan mikrosop optik, hasilnya seperti
tertera pada Gambar 10. Sedangkan Gambar 11
merupakan struktur mikro permukaan HSS yang
tidak dietsa, diamati menggunakan SEM.

Gambar 11. Struktur mikro pahat HSS hasil


pengamatan dengan SEM,
tanpa dietsa.

Hasil Analisa Unsur Menggunakan EDS


(Energy Dispersive Spectroscopy)
Analisa unsur HSS dilakukan dengan Energi
DispersiveSspectrocopy (EDS) .hasil uji bahan yang
belum diimplantasi tertera pada Tabel 2, atau
Gambar 10. Struktur mikro pahat HSS hasil Gambar 12 dan bahan yang telah diimplantasi TiN
pengamatan dengan mikroskop selama 60 menit tertera pada Tabel 3,atau Gambar
optik, dietsa nital 2 %. 13.

Tabel 2. Hasil pengujian EDS HSS tidak diimplantasikan.

Unsur C Fe Si V Cr Mn Mo W Ti N
Komposisi(% berat) 1,52 88,4 1,11 0,63 4,85 - 0,38 3,11 - -

Gambar 12. Komposisi kimia material HSS yang tidak diimplantasi hasil
pengamatan menggunkan EDS.

Prosiding PPI - PDIPTN 2010


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 20 Juli 2010
234 ISSN 0216 - 3128 Setyo Atmojo, dkk.

Tabel 3. Hasil pengujian EDS HSS yang diimplantasikan TiN 60 menit.

Unsur C Fe Si V Cr Mn Mo w Ti N

Komposisi(% berat) 2,17 87,2 0,97 - 3,44 0,03 - 4,39 0,12 1,66

Gambar 13. Komposisi kimia material HSS yang diimplantasi ion TiN selama
60 menit pada energi 100 keV hasil pengamatan menggunakan
EDS.

Dari hasil implantasi ion TiN untuk telah terpenuhinya batas kelarutan atom-atom
berbagai variasi waktu yang disajikan pada Tabel target, maka ion-ion atom TiN tidak mampu masuk
1 ataupun Gambar 3 terlihat bahwa semakin kedalam permukaan atom-atom target tetapi justru
meningkat waktu implantasi kekerasannya semakin hanya pada permukaannya saja sehingga
meningkat pula dan mencapai optimum pada waktu kekerasannya menurun.
implantasi 60 menit. Pada waktu tersebut
Dari hasil percobaan keausan untuk
kekerasannya meningkat dari 458 VHN menjadi
berbagai kecepatan potong (15,2., 21,4., 28,6.,
946 VHN, atau terjadi peningkatan sebesar 106,55
36,7., dan 43,2 menit seperti yang tertera pada
%. Bila lamanya proses implantasi diperlama,
grafik Gambar 4,5,6, 7, 8 dan 9, terlihat bahwa
ternyata justru kekerasannya menurun. Fenomena
ternyata sifat ketahanan ausnya sebanding dengan
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut; dengan
sifat kekerasannya. Ketahanan aus tertinggi
semakin meningkat waktu implantasi berarti
dicapai pada HSS yang diimplantasi 60 menit yang
semakin banyak ion-ion TiN yang masuk benda uji
mempunyai kekerasan tertinggi (946 VHN).
(HSS), dengan kata lain atom-aton TiN yang larut
Fenomena ini dapat diterangkan sebagai berikut;
padat (solid solution) pada matrik (benda uji)
bahan yang mempunyai kekerasan yang lebih
semakin banyak , ini berarti internal stress yang
tinggi akan mempunyai kemampuan menahan
terjadi semakin meningkat, internal stress inilah
tegangan tekan lebih baik, sehingga lebih tahan
yang akan meningkatkan kekerasan permukaan
terhadap terjadinya deformasi plastik sehingga
benda uji. Pada waktu implantasi selama 60 menit
bahan menjadi tidak mudah aus/rusak/keausan
ternyata kekerasannya mencapai optimum.
lebih kecil. Dari grafik Gambar 9 dapat diketahui
Fenomena ini disebabkan karena mungkin pada
hubungan keausan, selama operasi 30 menit pada
kondisi tersebut batas kelarutan atom-atom target
berbagai kecepatan potong. Dari percobaan
telah terpenuhi semua, sehingga kekerasannya
tersebut dapat diketahui bahwa dengan kecepatan
mencapai optimum. Untuk waktu implantasi
potong semakin tinggi untuk jenis pahat yang sama
diatas 60 menit justru kekerasannya menurun,
akan terjadi keausan yang lebih besar. Hal ini
fenomena ini mungkin disebabkan karena dengan
disebabkan bahwa semakin tinggi putaran, semakin

Prosiding PPI - PDIPTN 2010


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 20 Juli 2010
Setyo Atmojo, dkk. ISSN 0216 - 3128 235

tinggi suhu yang terjadi pada sisi aktif pahat, DAFTAR PUSTAKA
akibatnya semakin tinggi pula terjadinya
penurunan kekerasan bahan, sehingga semakin 1. GERLING 1979, All About Machine Tools,
mudah terjadi deformasi plastik kecuali itu semakin Wiley Eastern Private Limited, New Delhi
tinggi putaran, semakin tinggi aliran geram yang India,1974.
menempel pada sisi aktif pahat, yang meng- 2. ROCHIM, T; Teori dan Teknologi Proses
akibatkan semakin tinggi terjadinya kerusakan Pemesinan, H E D S P, Jakarta,1993.
pahat akibat difusi.
3. KALPAKJIAN, S, Manufacturing Processes
Dari pengamatan struktur mikro meng- for Enginering Materials, Wesley Publishing
gunakan mikroskop optik pada baja HSS yang Company, USA,2003.
belum diimplantasi setelah dietsa dengan nital 2 % 4. BOOTHROYD, G., Fundamental of Metal
teramati martensit (warna hitam) berbentuk garis Machining and Machine Tools, International
lurus/jarum, dan dikelilingi austenit sisa yang Student Edition, McGraw Hill, Tokyo. Japan,
nampak warna agak keputihputihan; sehingga 1975.
bahan tersebut relatif mempunyai sifat yang keras.
Sedangkan dari pengamatan struktur mikro 5. SUJITNO, T, B.A., Sputtering Untuk Reka-
menggunakan SEM tidak teramati kedua fasa yasa Permukaan Bahan, Diklat Kuliah Work-
tersebut karena kedua fasa tersebut muncul kalau shop Sputtering, P3TM-BATAN, Yogyakarta,
dietsa. Sedang permukaan hasil implantasi tidak 2003.
dietsa karena akan larut. 6. MALAU V., Perlakuan Permukaan, Diklat
Kuliah, Jurusan Teknik Mesin UGM, 2003.
Pengujian komposisi kimia dengan EDS
menunjukkan bahwa HSS yang diteliti ini sedikit 7. CHILDS,T, et al, Metal Machining Theory
mengandung unsur V (0,32%), dan sedikit me- and Application, John Wiley & sons Inc, New
ngandung unsur Mo(0,05 – 0,82%); sifat vanadium York – Toronto, 2000.
menghaluskan butir dan Mo meningkatkan sifat 8. KARUNUKARAN S, Production Tecnology,
tahan kejut. Dibandingkan dengan HSS standard Tata McGraw Hill, New Delhi, 1981.
AISI tipe M2 regular C, yang mengandung V,
9. ABBAS ALI; Forming Layer For Corrosion
(1,98%) dan Mo (4,64%), maka HSS yang diteliti
in Stainless Steel Surface with Implantation
ini akan lebih cepat aus, karena mempunyai butir
Technigue, PhD Desertation in Mathematics
relatif lebih besar sehingga kekerasannya lebih
and Natural Scienees, Gajah Mada University,
kecil dan sifat ketahanan kejut lebih rendah.
Yogyakarta, 2007.
10. DEARNALEY, G., Ion Implantation, North
KESIMPULAN Holand Company, Amsterdam, 1973.
1. Implantasi ion TiN pada energi 100 keV
mampu meningkatkan kekerasan permukaan
pahat bubut HSS dan diperoleh kekerasan TANYA JAWAB
optimal sebesar 946 VHN dan itu diperoleh
pada waktu implantasi selama 60 menit. Sriyono
Apabila dibandingkan kekerasan awal yang
− Pada proses implantasi yang ditembak berkas
besarnya 458 VHN maka peningkatan sebesar
hanya ± 3-4 cm, apakah untuk dunia industri
itu cukup signifikan.
dengan panjang ± 10 cm (pahat bubut) sudah
2. Berdasarkan pengujian keausan tepi (flank memadahi/sudah dilakukan?
wear) dengan berbagai kecepatan potong antara − Dari sisi kelayakan bisnis apakah sudah diper-
15 sampai 43 m/menit pahat bubut yang hitungkan?
diimplantasikan 60 menit mempunyai ke-
tahanan aus paling optimal. Setyo Atmojo
3. Besarnya keausan tepi (VB) untuk berbagai − Untuk pahat bubut panjang 10 cm tidak dapat
variasi kecepatan potong 15,2; 21,4; 28,6; 36,7; diimplantasi, karena keterbatasan ukuran
dan 43,2 m/menit untuk waktu operasi 30 menit ruang, ukuran ruang yang tersedia untuk
berturut – turut adalah pahat tanpa implan VB implantasi diameter 8,0 cm.
(mm) 0,43; 0,49; 0,56; 0,65; 0,79 sedang yang − Penelitian ini sifatnya baru penelitian dasar
diimplantasi TiN 60 menit adalah VB (mm) sehingga untuk kelayakan bisnis belum
0,27; 0,33; 0,39; 0,52; 0,60. diperhitungkan.

Prosiding PPI - PDIPTN 2010


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 20 Juli 2010

También podría gustarte