Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
DINAS PENDIDIKAN
PERANGKAT
ADMINISTRASI GURU
MATA PELAJARAN
: KONSTRUKSI BANGUNAN
KI 4 (Keterampilan)
Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan
prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang
kerja dasar-dasar teknik konstruksi dan properti. Menampilkan kinerja dibawah
bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi
kerja.
Menunjukan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efekyif,
kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif, dalam ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya disekolah,serta mampu
melaksanakan tugas spesifik dibawah pengawasan langsung.
Menunjukan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan,
gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait dengan
pengembangan diri yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas
spesifik di bawah pengawasan langsung.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah berdiskusi dan ditampilkannya presentasi, Peserta didik menyebutkan
mengenai pengertian keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan hidup
(K3LH), dengan 100% benar.
2. Setelah berdiskusi dan ditampilkannya presentasi, Peserta didik menyebutkan
mengenai organisasi K3LH, dengan 100% benar.
3. Setelah berdiskusi dan ditampilkannya presentasi, Peserta didik menyebutkan
mengenai Peralatan K3LH, tanpa melihat buku teks.
4. Setelah berdiskusi dan ditampilkannya presentasi, Peserta didik menyebutkan
mengenai Aplikasi K3LH, tanpa melihat buku teks.
5. Setelah berdiskusi dan ditampilkannya presentasi, Peserta didik memahami
mengenai persiapan alat pelindung diri (APD), dengan 100% benar.
6. Setelah berdiskusi dan ditampilkannya presentasi, Peserta didik memahami
mengenai prosedur pemakaian APD, tanpa melihat buku teks.
E. Materi Pembelajaran
Pengertian keselamatan dan Kesehatan kerja serta Lingkungan Hidup (K3LH)
Organisasi K3LH
Peralatan K3LH
Aplikasi K3LH
Persiapan Alat Pelindung Diri (APD)
Prosedur Pemakaian APD
1. Jenis/Teknik Penilaian
Tertulis
Pengetahuan
1. Jelaskan mengenai pengertian K3LH
2. Jelaskan bagaimana penerapan K3LH pada proyek konstruksi
3. Jelaskan macam-macam peralatan K3LH
Praktik
Keterampilan
o Mempresentasikan bagaimana contoh pelaksanaan K3LH pada pekerjaan
bangunan .
1. Presentasikanlah di depan kelas mengenai contoh alat kelengkapan K3LH
pada masing-masing kelompok!
Jenis/Teknik Penilaian
Tertulis
Pengetahuan
Jelaskan mengenai pengertian K3LH
Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek. Ini juga
merupakan tingkat efisiensi fungsional dan / atau metabolisme organisme, sering
implisit manusia. Pada saat penciptaan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada
tahun 1948, kesehatan didefinisikan sebagai "suatu keadaan fisik, mental, dan sosial
kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan". Pada tahun 1986,
WHO, dalam Piagam Ottawa untuk Promosi Kesehatan, mengatakan bahwa kesehatan
adalah; "sumber daya bagi kehidupan sehari-hari, bukan tujuan hidup Kesehatan adalah
konsep positif menekankan sumber daya sosial dan pribadi, serta kemampuan fisik.."
Klasifikasi sistem seperti WHO Keluarga Klasifikasi Internasional (WHO-FIC), yang
terdiri dari Klasifikasi Internasional Berfungsi, Cacat, dan Kesehatan (ICF) dan
Klasifikasi Internasional Penyakit (ICD) juga menentukan kesehatan. (The Caduceus
2009). Jackson (1999), menjelaskan bahwa Pengertian Kesehatan dan Keselamatan
Kerja menunjukkan kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga
kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan.
Sementara keselamatan berasal dari bahasa Inggris yaitu kata ‘safety’ dan
biasanya selalu dikaitkan dengan keadaan terbebasnya seseorang dari peristiwa celaka
(accident) atau nyaris celaka (near-miss). Jadi pada hakekatnya keselamatan sebagai
suatu pendekatan keilmuan maupun sebagai suatu pendekatan praktis mempelajari
faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan dan berupaya
mengembangkan berbagai cara dan pendekatan untuk memperkecil resiko terjadinya
kecelakaan. Keselamatan dan kesehatan kerja saat ini merupakan istilah yang sangat
populer. Bahkan di dalam dunia industri istilah tersebut lebih dikenal dengan singkatan
K3 yang artinya keselamatan, dan kesehatan kerja. Istilah keselamatan dan kesehatan
kerja, dapat dipandang mempunyai dua sisi pengertian. Pengertian yang pertama
mengandung arti sebagai suatu pendekatan ilmiah (scientific approach) dan disisi lain
mempunyai pengertian sebagai suatu terapan atau suatu program yang mempunyai
tujuan tertentu.
Sementara itu, K3 ini dibuat tentu mempunya tujuan di buatnya K3 secara tersirat
tertera dalam undang - undang nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja tepatnya,
yaitu;
1) Mencegah dan mengurangi dan memadamkan kebakaran
2) Mencegah dan mengurangi kecelakaan
3) Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan
4) Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan dari pada waktu kebakaran
atau kejadian - kejadian lain yang berbahaya
5) Memberi pertolongan pada kecelakaan
6) Memberi alat - alat perlindungan daripada pekerja
7) Mencegah dan mengendalikan timbul atau penyebab luasnya suhu, kelembapan,
kotoran, asap, vas, gas, hembusan angin, cuaca, atau radiasik, suara, dan
getaran.
8) Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik fisik
maupun psikis, peracunan, infeksi, dan penularan.
9) Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai
10) Menyelanggarakan suhu dan kelembapan udara yang baik
11) Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup
12) Memelihara kebersihan, kesehatan, dan ketertiban.
13) Memelihata keserasian antara tenaga kerja, alat kerja , linngkungan cara dan
proses kerjanya.
14) Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman, atau
barang.
15) Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
16) Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.
17) Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
berbahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
Jadi, berdasarkan syarat - syarat keselamatan kerja diatas dapat disimpulkan bahwa
tujuan K3 antara lain sebagai berikut :
1) Untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi - tingginya baik buruh, petani,
nelayan, pegawai negeri, maupun pekerja - pekerja bebas.
2) Untuk mencegah dan memberantas penyakit dan kecelakaan - kecelakaan akibat
kerja perlu memelihara dan meningkatkan kesehatan efisiensi dan daya
produktivitas kerja serta meningkatkan kegairahan dan kenikmatan kerja
Menurut undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, yang dimaksud
dengan tempat kerja adalah setiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka,
bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja atau yang sering dimasuki tenaga kerja
untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya
baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara yang
berada di dalam wilayah kekuasaan hokum republik indonesia. Kemudian dalam
penjelasannya pada pasal 1 ayat (1), dengan perumusan ini, maka ruang lingkup dari
UU tersebut jelas ditentukan oleh 3 unsur yaitu:
Tempat dimana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha.
Adanya tenaga kerja yang bekerja.
Adanya bahaya dan resiko kerja yang ada di tempat kerja.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) secara filosofi adalah suatu pemikiran dan
upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah
tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya. Secara disiplin ilmu,
Keselamatan dan Kesehatan Kerja diartikan sebagai ilmu dan penerapannya secara
teknis dan teknologis untuk melakukan pencegahan terhadap munculnya kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja dari setiap pekerjaan yang dilakukan. Secara hukum,
Keselamatan dan Kesehatan Kerja diartikan sebagai suatu upaya perlindungan agar
setiap tenaga kerja dan orang lain yang memasuki tempat kerja senantiasa dalam keaaan
yang sehat dan selamat serta sumbersumber proses produksi dapat dijalankan secara
aman, efisien dan produktif.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan skala prioritas, karena dalam
pelaksanaannya, selain dilandasi oleh peraturan perundang-undangan tetapi juga
dilandasi oleh ilmu-ilmu tertentu, terutama ilmu keteknikan dan ilmu kedokteran.
Adapun tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja menurut antara lain :
1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatan dalam melakukan pekerjaan
untuk kesejahteraan hidup dan meningkatakan produksi serta produktivitas
nasional.
2. Menjamin keselamatan setiap orang yang berada di tempat kerja.
3. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman
Penjelaan dan pemahaman tentang Keselamatan kerja khusus untuk sektor konstruksi,
yaitu Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per-01/Men/1980,
peraturan mengenai keselamatan kerja untuk konstruksi tersebut, dapat memadai untuk
kondisi di Indonesia. Rendahnya kesadaran masyarakat akan masalah keselamatan
kerja, dan rendahnya tingkat penegakan hukum oleh pemerintah, mengakibatkan
penerapan peraturan keselamatan kerja yang masih jauh dari optimal, yang pada
akhirnya menyebabkan masih tingginya angka kecelakaan kerja. Pemerintah telah sejak
lama mempertimbangkan masalah perlindungan tenaga kerja, yaitu melalui UU No. 1
Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja. Sesuai dengan perkembangan jaman, pada
tahun 2003, pemerintah mengeluarkan UU 13/2003 tentang Ketenagakerjaan. Undang
undang ini mencakup berbagai hal dalam perlindungan pekerja yaitu upah,
kesejahteraan, jaminan sosial tenaga kerja, dan termasuk juga masalah keselamatan dan
kesehatan kerja.
Pada proyek konstruksi, kecelakaan kerja yang terjadi dapat menimbulkan kerugian
terhadap pekerja dan kontraktor, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kecelakaan kerja tersebut dapat disebabkan oleh tiga faktor yaitu faktor manusia, faktor
peralatan, dan faktor lingkungan kerja. Beberapa faktor yang menimbulkan kecelakaan,
faktor manusia merupakan faktor paling dominan menjadi penyebab kecelakaan kerja,
selain itu, faktor peralatan seperti crane ataupun faktor lingkungan kerja juga dapat
menyebabkan kecelakaan kerja jika tidak dikelola dengan benar. Tingginya kecelakaan
kerja yang banyak terjadi pada proyek konstruksi bisa menyebabkan dampak secara
langsung terhadap lembaga/organisasi dan penyedia jasa. Maka sangatlah penting
adanya pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja pada proyek konstruksi. Dampak
yang terjadi berupa kerugian yang akan dialami oleh lembaga/organisasi yang tidak
menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja , meskipun sudah dikeluarkan suatu
peraturan perundang-undangan oleh pemerintah akibat kelalaian dalam pelaksanaan
K3.
Pengertian Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan wajib yang digunakan saat
bekerja sesuai dengan bahaya dan resiko kerja untuk menjaga keselamatan tenaga kerja
itu sendiri maupun orang lain di tempat kerja. Alat Pelindung diri adalah seperangkat
alat yang digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya
dari adanya kemungkinan potensi bahaya atau kecelakaan kerja. Secara teknis APD
tidaklah secara sempurna dapat melindungi tubuh tetapi akan dapat meminimaliasi
tingkat keparahan kecelakaan atau keluhan / penyakit yang terjadi. Dengan kata lain,
meskipun telah menggunakan APD upaya pencegahan kecelakaan kerja secara teknis,
teknologis yang paling utama.
Alat Pelindung diri (APD) adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk
melindungi seseorang dalam pekerjaan yang fungsinya mengisolasi tubuh tenaga kerja
dari bahaya di tempat kerja. APD dipakai apabila usaha rekayasa dan cara kerja yang
aman telah maksimum. Dalam penggunaan APD masih memiliki beberapa kelemahan
seperti; Kemampuan perlindungan yang tidak sempurna, Tenaga kerja tidak merasa
aman, dan Komunikasi terganggu.
Gambar 16-5 : Kelengkapan Alat Perlindungan Diri (APD)
Alat pelindung kepala (Safety Helmet) melindungi kepala dari benda keras,
pukulan dan benturan, terjatuh dan terkena arus listrik. Kemudian melindungi
kepala dari kebakaran, korosif, uap-uap, panas atau dingin. Pelindung kepala
untuk penggunaan yang bersifat umum dan pengaman dari tegangan listrik yang
terbatas atau tahan terhadap tegangan listrik tinggi. Perlindungan terhadap
tenaga listrik biasanya terbuat dari logam yang digunakan untuk pemadam
kebakaran. Manfaat alat pelindung kepala (Safety Helmet) adalah topi untuk
melindungi kepala dari zat-zat kimia berbahaya, dari iklim yang berubah-ubah
dan dari bahaya api dan lain-lain.
Sumbat telinga (ear plug) dapat mengurangi intensitas suara 10 s/d 15 dB dan
tutup telinga (ear muff) dapat mengurangi intensitas suara 20 s/d 30 dB. Sumbat
telinga yang baik adalah menahan frekuensi tertentu saja, sedangkan frekuensi
untuk bicara biasanya (komunikasi) tak terganggu. Kelemahan alat pelindung
telinga yaitu tidak tepat ukurannya dengan lobang telinga pemakai, kadang-
kadang lobang telinga kanan tak sama dengan yang kiri bahan sumbat telinga
karet, plastik keras, plastik yang lunak, lilin, kapas. Penggunanan alat pelindung
telinga yang banyak diminati adalah jenis karet dan plastic lunak, karena bisa
menyusaikan bentuk dengan lobang telinga. Alat pelindung telinga ada
beberapa jenis atenuasinya yaitu pada frekuensi 2800–4000 Hz sampai 42 dB
(35–45 dB). Untuk frekuensi biasa 25-30 dB. Untuk keadaan khusus dapat
dikombinasikan antara tutup telinga dan sumbat telinga sehingga dapat atenuasi
yang lebih tinggi akan tetapi tak lebih dari 50 dB, karena hantaran suara melalui
tulang masih ada.