Está en la página 1de 17

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

DINAS PENDIDIKAN

SMK NEGERI 1 JAKARTA


Jl. Budi Utomo 7, Jakarta pusat
Telp. (021) 6343146
website : www.smkn1jakarta.net

PERANGKAT
ADMINISTRASI GURU

Mata Pelajaran : Konstruksi Bangunan


Kelas/Semester : X/Ganjil
Tahun Pelajaran : 2017/2018

MATA PELAJARAN
: KONSTRUKSI BANGUNAN

NAMA GURU : AGUSMAN ADAM


PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah : SMK Negeri 1 Jakarta


Kelas/ Semester : X DPIB/ 1
Mata Pelajaran : Konstruksi Bangunan
Materi Pokok : K3LH Pekerjaan Bangunan
Pertemuan ke- :1
Alokasi Waktu : 7 JP (7 x 45 menit)

A. Kompetensi Inti (KI)


KI 3 (Pengetahuan)
Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan
faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan
lingkup kerja dasar-dasar teknik konstruksi dan properti pada tingkat teknis, spesifik,
detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga,
sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.

KI 4 (Keterampilan)
Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan
prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang
kerja dasar-dasar teknik konstruksi dan properti. Menampilkan kinerja dibawah
bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi
kerja.
Menunjukan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efekyif,
kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif, dalam ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya disekolah,serta mampu
melaksanakan tugas spesifik dibawah pengawasan langsung.
Menunjukan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan,
gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait dengan
pengembangan diri yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas
spesifik di bawah pengawasan langsung.

B. Kompetensi Dasar (KD)


3.1 Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan Hidup K3LH
pada pekerjaan bangunan.
4.1 Melaksanakan K3LH pada pekerjaan bangunan.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
3.1.1 Peserta didik menyebutkan mengenai pengertian keselamatan dan kesehatan
kerja serta lingkungan hidup (K3LH).
3.1.2 Peserta didik menyebutkan mengenai organisasi K3LH.
3.1.3 Peserta didik menyebutkan mengenai Peralatan K3LH.
3.1.4 Peserta didik menyebutkan mengenai Aplikasi K3LH.
3.1.5 Peserta didik memahami mengenai persiapan alat pelindung diri (APD)
3.1.6 Peserta didik memahami mengenai prosedur pemakaian APD

Indikator Pencapaian Kompetensi


4.1.1 Mengikuti K3LH pada pekerjaan bangunan
4.1.2 Melaksanakan K3LH pada pekerjaan bangunan

D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah berdiskusi dan ditampilkannya presentasi, Peserta didik menyebutkan
mengenai pengertian keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan hidup
(K3LH), dengan 100% benar.
2. Setelah berdiskusi dan ditampilkannya presentasi, Peserta didik menyebutkan
mengenai organisasi K3LH, dengan 100% benar.
3. Setelah berdiskusi dan ditampilkannya presentasi, Peserta didik menyebutkan
mengenai Peralatan K3LH, tanpa melihat buku teks.
4. Setelah berdiskusi dan ditampilkannya presentasi, Peserta didik menyebutkan
mengenai Aplikasi K3LH, tanpa melihat buku teks.
5. Setelah berdiskusi dan ditampilkannya presentasi, Peserta didik memahami
mengenai persiapan alat pelindung diri (APD), dengan 100% benar.
6. Setelah berdiskusi dan ditampilkannya presentasi, Peserta didik memahami
mengenai prosedur pemakaian APD, tanpa melihat buku teks.

E. Materi Pembelajaran
 Pengertian keselamatan dan Kesehatan kerja serta Lingkungan Hidup (K3LH)
 Organisasi K3LH
 Peralatan K3LH
 Aplikasi K3LH
 Persiapan Alat Pelindung Diri (APD)
 Prosedur Pemakaian APD

F. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran


Pendekatan : Pendekatan scientific
Model : Discovery Learning
Metode : Tanya Jawab dan Penugasan
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ke – 1 (satu)
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
1. Guru masuk kedalam kelas sambil mengucapkan
salam.
2. Guru dan peserta didik memulai pelajaran dengan
Pendahuluan berdoa. 15 menit
3. Guru mengabsensi kehadiran peserta didik dikelas.
4. Guru menyampaikan materi pembelajaran yang akan
dipelajari.
Mengamati :
 Mengkaji dari berbagai sumber tentang K3LH
 Mengamati peralatan K3LH dan mencermati
prosedur penggunaannya
 Menyimak informasi mengenai teknologi
K3LH
Menanya :
 Mengkondisikan situasi belajar untuk
membiasakan mengajukan pertanyaan secara
aktif dan mandiri tentang peralatan dan
kegunaannya
 Mengajukan pertanyaan tentang peralatan
untuk alat pelindung diri (APD),
 Mengajukan pertanyaan tentang potensi
bahaya yang mungkin terjadi dan bagaimana
Inti menindaklanjuti
Mengeksplorasi :
 Mengumpulkan data yang dipertanyakan dan
menentukan sumber (melalui benda konkrit,
dokumen, buku, eksperimen) untuk menjawab
pertanyaan yang diajukan tentang peralatan
dan kegunaannya
 Mengajukan pertanyaan mengenai peralatan
K3LH sampai penggunaannya
270 menit
 Melakukan eksperimen dengan cara simulasi di
lingkungan bengkel/lab atau dilaksanakan pada
saat praktik di bengkel/lab
Mengasosiasi :
 Mengkatagorikan data dan menentukan
hubungannya, selanjutnya disimpulkan
dengan urutan dari yang sederhana sampai
pada yang lebih kompleks tentang peralatan
K3LH dan penggunaannya
 Menganalisis potensi bahaya yang mungkin
terjadi
 Menyimpulkan hasil analisis potensi bahaya
yang mungkin terjadi
Mengkomunikasikan :
 Mempresentasikan /menyampaikan hasil
konseptualisasi tentang peralatan K3LH dan
penggunaannya dalam bentuk lisan , tulisan .
 Memberikan solusi tentang potensi bahaya yang
mungkin timbul
1. Peserta didik dan guru menyimpulkan dan
mengevaluasi materi yang telah disampaikan dan
dipelajari.
2. Guru memberikan pesan moral dan motivasi agar
Penutup 30 menit
peserta didik semangat dalam belajar.
3. Guru dan peserta didik mengakhiri pelajaran dengan
berdoa bersama.
4. Guru mengucapkan salam dan meninggalkan kelas.

H. Media, Alat/ Bahan


Media Pembelajaran : power point
Alat Pembelajaran : LCD, Laptop, spidol.
.
I. Sumber Belajar.
Sumber Pembelajaran : Siagian, Robert (2013), “Konstruksi Bangunan 1”, Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jendral
Managemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen
Pendidikan Nasional, Jakarta :2013.

J. Penilaian Hasil Pembelajaran

1. Jenis/Teknik Penilaian
Tertulis
Pengetahuan
1. Jelaskan mengenai pengertian K3LH
2. Jelaskan bagaimana penerapan K3LH pada proyek konstruksi
3. Jelaskan macam-macam peralatan K3LH
Praktik
Keterampilan
o Mempresentasikan bagaimana contoh pelaksanaan K3LH pada pekerjaan
bangunan .
1. Presentasikanlah di depan kelas mengenai contoh alat kelengkapan K3LH
pada masing-masing kelompok!

2. Bentuk Instrumen Penilaian


 Pedoman Penilaian Aspek Pengetahuan
Nomor Soal Skor
1 30
2 30
3 40
Total Skor 100

 Pedoman Penilaian Aspek Keterampilan


No Nama Skor
1 Kelengkapan penyampaian materi 20
2 Kesesuaian nama dan fungsi alat materi 25
3 Kemampuan kerjasama mengolah materi 35
4 Kemampuan berbicara 15
6 Kreativitas 5

Jakarta, 30 Agustus 2017


Mengetahui,
Kepala SMKN 1 Jakarta Kepala program Guru Konstruksi
Bangunan,

Atang Setia Permana, S.Pd Drs. H. Agusman Adam


Drs. Rahmedi
NIP. 195802061981031009 NIP. 196310041987031005
NIP. 19620513 198603 1
011
KUNCI JAWABAN

Jenis/Teknik Penilaian
Tertulis
Pengetahuan
 Jelaskan mengenai pengertian K3LH

K3LH, adalah singkatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja, serta Lingungan


Hidup. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek. Ini juga
merupakan tingkat fungsional dan manusia. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan
Kerja menunjukkan kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga
kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan.
Sementara keselamatan berasal dari bahasa Inggris yaitu kata ‘safety’ dan biasanya
selalu dikaitkan dengan keadaan terbebasnya seseorang dari peristiwa celaka (accident)
atau nyaris celaka (near-miss). hakekatnya keselamatan mempelajari faktor-faktor
yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan dan berupaya mengembangkan
berbagai cara dan pendekatan untuk memperkecil resiko terjadinya kecelakaan.

 Jelaskan bagaimana peran dan manfaat K3LH pada proyek konstruksi

o Mencegah dan mengurangi dan memadamkan kebakaran


o Mencegah dan mengurangi kecelakaan
o Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan
o Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan dari pada waktu kebakaran atau
kejadian - kejadian lain yang berbahaya
o Memberi pertolongan pada kecelakaan
o Memberi alat - alat perlindungan daripada pekerja
o Mencegah dan mengendalikan timbul atau penyebab luasnya suhu, kelembapan,
kotoran, asap, vas, gas, hembusan angin, cuaca, atau radiasik, suara, dan getaran.
o Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik fisik maupun
psikis, peracunan, infeksi, dan penularan.
o Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai
o Menyelanggarakan suhu dan kelembapan udara yang baik
o Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup
o Memelihara kebersihan, kesehatan, dan ketertiban.
o Memelihata keserasian antara tenaga kerja, alat kerja , linngkungan cara dan proses
kerjanya.
o Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman, atau
barang.
o Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
o Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.
o Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang berbahaya
kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

 Jelaskan macam-macam peralatan K3LH

APD Bagian Kepala


 Topi pengaman (safety helmet), untuk melindungi kepala dari benturan atau
pukulan benda-benda
 Topi / Tudung, untuk melindungi kepala dari api, uap, debu, kondisi iklim
yang buruk.
 Tutup kepala, untuk melindungi kebersihan kepala dan rambut
 Alat pelindung telinga; Sumbat telinga (ear plug), dan Tutup telinga (ear
muff)
APD Bagian Muka dan Mata
 Kaca mata biasa (Goggles).
APD Bagian Pernafasan
 Masker Dan Respirator
APD Bagian Kaki
 Sepatu
APD Bagian Sarung Tangan
 Sarung Tangan
APD Bagian Pakaian Kerja
 Pakaian pelindung,
 jas lab
MATERI PEMBELAJARAN

 Pengertian keselamatan dan Kesehatan kerja serta Lingkungan Hidup (K3LH)


 Organisasi K3LH
 Peralatan K3LH
 Aplikasi K3LH
 Persiapan Alat Pelindung Diri (APD)
 Prosedur Pemakaian APD

Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek. Ini juga
merupakan tingkat efisiensi fungsional dan / atau metabolisme organisme, sering
implisit manusia. Pada saat penciptaan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada
tahun 1948, kesehatan didefinisikan sebagai "suatu keadaan fisik, mental, dan sosial
kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan". Pada tahun 1986,
WHO, dalam Piagam Ottawa untuk Promosi Kesehatan, mengatakan bahwa kesehatan
adalah; "sumber daya bagi kehidupan sehari-hari, bukan tujuan hidup Kesehatan adalah
konsep positif menekankan sumber daya sosial dan pribadi, serta kemampuan fisik.."
Klasifikasi sistem seperti WHO Keluarga Klasifikasi Internasional (WHO-FIC), yang
terdiri dari Klasifikasi Internasional Berfungsi, Cacat, dan Kesehatan (ICF) dan
Klasifikasi Internasional Penyakit (ICD) juga menentukan kesehatan. (The Caduceus
2009). Jackson (1999), menjelaskan bahwa Pengertian Kesehatan dan Keselamatan
Kerja menunjukkan kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga
kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan.

Sementara keselamatan berasal dari bahasa Inggris yaitu kata ‘safety’ dan
biasanya selalu dikaitkan dengan keadaan terbebasnya seseorang dari peristiwa celaka
(accident) atau nyaris celaka (near-miss). Jadi pada hakekatnya keselamatan sebagai
suatu pendekatan keilmuan maupun sebagai suatu pendekatan praktis mempelajari
faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan dan berupaya
mengembangkan berbagai cara dan pendekatan untuk memperkecil resiko terjadinya
kecelakaan. Keselamatan dan kesehatan kerja saat ini merupakan istilah yang sangat
populer. Bahkan di dalam dunia industri istilah tersebut lebih dikenal dengan singkatan
K3 yang artinya keselamatan, dan kesehatan kerja. Istilah keselamatan dan kesehatan
kerja, dapat dipandang mempunyai dua sisi pengertian. Pengertian yang pertama
mengandung arti sebagai suatu pendekatan ilmiah (scientific approach) dan disisi lain
mempunyai pengertian sebagai suatu terapan atau suatu program yang mempunyai
tujuan tertentu.

Sementara itu, K3 ini dibuat tentu mempunya tujuan di buatnya K3 secara tersirat
tertera dalam undang - undang nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja tepatnya,
yaitu;
1) Mencegah dan mengurangi dan memadamkan kebakaran
2) Mencegah dan mengurangi kecelakaan
3) Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan
4) Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan dari pada waktu kebakaran
atau kejadian - kejadian lain yang berbahaya
5) Memberi pertolongan pada kecelakaan
6) Memberi alat - alat perlindungan daripada pekerja
7) Mencegah dan mengendalikan timbul atau penyebab luasnya suhu, kelembapan,
kotoran, asap, vas, gas, hembusan angin, cuaca, atau radiasik, suara, dan
getaran.
8) Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik fisik
maupun psikis, peracunan, infeksi, dan penularan.
9) Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai
10) Menyelanggarakan suhu dan kelembapan udara yang baik
11) Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup
12) Memelihara kebersihan, kesehatan, dan ketertiban.
13) Memelihata keserasian antara tenaga kerja, alat kerja , linngkungan cara dan
proses kerjanya.
14) Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman, atau
barang.
15) Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
16) Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.
17) Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
berbahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

Jadi, berdasarkan syarat - syarat keselamatan kerja diatas dapat disimpulkan bahwa
tujuan K3 antara lain sebagai berikut :
1) Untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi - tingginya baik buruh, petani,
nelayan, pegawai negeri, maupun pekerja - pekerja bebas.
2) Untuk mencegah dan memberantas penyakit dan kecelakaan - kecelakaan akibat
kerja perlu memelihara dan meningkatkan kesehatan efisiensi dan daya
produktivitas kerja serta meningkatkan kegairahan dan kenikmatan kerja

Menurut undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, yang dimaksud
dengan tempat kerja adalah setiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka,
bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja atau yang sering dimasuki tenaga kerja
untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya
baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara yang
berada di dalam wilayah kekuasaan hokum republik indonesia. Kemudian dalam
penjelasannya pada pasal 1 ayat (1), dengan perumusan ini, maka ruang lingkup dari
UU tersebut jelas ditentukan oleh 3 unsur yaitu:
 Tempat dimana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha.
 Adanya tenaga kerja yang bekerja.
 Adanya bahaya dan resiko kerja yang ada di tempat kerja.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) secara filosofi adalah suatu pemikiran dan
upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah
tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya. Secara disiplin ilmu,
Keselamatan dan Kesehatan Kerja diartikan sebagai ilmu dan penerapannya secara
teknis dan teknologis untuk melakukan pencegahan terhadap munculnya kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja dari setiap pekerjaan yang dilakukan. Secara hukum,
Keselamatan dan Kesehatan Kerja diartikan sebagai suatu upaya perlindungan agar
setiap tenaga kerja dan orang lain yang memasuki tempat kerja senantiasa dalam keaaan
yang sehat dan selamat serta sumbersumber proses produksi dapat dijalankan secara
aman, efisien dan produktif.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan skala prioritas, karena dalam
pelaksanaannya, selain dilandasi oleh peraturan perundang-undangan tetapi juga
dilandasi oleh ilmu-ilmu tertentu, terutama ilmu keteknikan dan ilmu kedokteran.
Adapun tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja menurut antara lain :
1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatan dalam melakukan pekerjaan
untuk kesejahteraan hidup dan meningkatakan produksi serta produktivitas
nasional.
2. Menjamin keselamatan setiap orang yang berada di tempat kerja.
3. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman

Aplikasi K3 Pekerjaan Konstruksi

Penjelaan dan pemahaman tentang Keselamatan kerja khusus untuk sektor konstruksi,
yaitu Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per-01/Men/1980,
peraturan mengenai keselamatan kerja untuk konstruksi tersebut, dapat memadai untuk
kondisi di Indonesia. Rendahnya kesadaran masyarakat akan masalah keselamatan
kerja, dan rendahnya tingkat penegakan hukum oleh pemerintah, mengakibatkan
penerapan peraturan keselamatan kerja yang masih jauh dari optimal, yang pada
akhirnya menyebabkan masih tingginya angka kecelakaan kerja. Pemerintah telah sejak
lama mempertimbangkan masalah perlindungan tenaga kerja, yaitu melalui UU No. 1
Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja. Sesuai dengan perkembangan jaman, pada
tahun 2003, pemerintah mengeluarkan UU 13/2003 tentang Ketenagakerjaan. Undang
undang ini mencakup berbagai hal dalam perlindungan pekerja yaitu upah,
kesejahteraan, jaminan sosial tenaga kerja, dan termasuk juga masalah keselamatan dan
kesehatan kerja.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.PER-01/MEN/1980 Tentang


Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan. Peraturan ini mencakup
ketentuan-ketentuan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja secara umum maupun
pada tiap bagian konstruksi bangunan.
Sebagai tindak lanjut dikeluarkannya Peraturan Menakertrans tersebut, pemerintah
menerbitkan Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Tenaga
Kerja No.Kep.174/MEN/1986-104/KPTS/1986: Pedoman Keselamatan dan Kesehatan
Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi. Pedoman yang selanjutnya disingkat sebagai
”Pedoman K3 Konstruksi” ini merupakan pedoman yang dapat dianggap sebagai
standar K3 untuk konstruksi di Indonesia. Pedoman K3 Konstruksi ini cukup
komprehensif, namun terkadang sulit dimengerti karena menggunakan istilah istilah
yang tidak umum digunakan, serta tidak dilengkapi dengan deskripsi/gambar yang
memadai. Kekurangan-kekurangan tersebut tentunya sangat menghambat penerapan
pedoman di lapangan, serta dapat menimbulkan perbedaan pendapat dan perselisihan
di antara pihak pelaksana dan pihak pengawas konstruksi.

Dalam rangka terjaminnya keselamatan dan kesehatan kerja pada penyelenggaraan


konstruksi di Indonesia, terdapat pengaturan mengenai K3 yang bersifat umum dan
yang bersifat khusus untuk penyelenggaraan konstruksi yakni:
1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja
2) Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per-01/Men/1980 tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Pada Konstruksi Bangunan.
3) Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per-05/Men/1996 tentang Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
4) Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum
masing-masing Nomor Kep.174/MEN/1986 dan 104/KPTS/1986 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Tempat Kegiatan Konstruksi.

Pada proyek konstruksi, kecelakaan kerja yang terjadi dapat menimbulkan kerugian
terhadap pekerja dan kontraktor, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kecelakaan kerja tersebut dapat disebabkan oleh tiga faktor yaitu faktor manusia, faktor
peralatan, dan faktor lingkungan kerja. Beberapa faktor yang menimbulkan kecelakaan,
faktor manusia merupakan faktor paling dominan menjadi penyebab kecelakaan kerja,
selain itu, faktor peralatan seperti crane ataupun faktor lingkungan kerja juga dapat
menyebabkan kecelakaan kerja jika tidak dikelola dengan benar. Tingginya kecelakaan
kerja yang banyak terjadi pada proyek konstruksi bisa menyebabkan dampak secara
langsung terhadap lembaga/organisasi dan penyedia jasa. Maka sangatlah penting
adanya pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja pada proyek konstruksi. Dampak
yang terjadi berupa kerugian yang akan dialami oleh lembaga/organisasi yang tidak
menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja , meskipun sudah dikeluarkan suatu
peraturan perundang-undangan oleh pemerintah akibat kelalaian dalam pelaksanaan
K3.

Gambar 16=1 : Diagram Organisasi K3 di Indonesia

Di Indonesia Peraturan Perundangan tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)


telah memadai. Departemen Pekerjaan Umum bertanggung jawab terhadap Kesehatan
dan Keselamatan Kerja (K3) pada Pekerjaan Konstruksi di bidang bangunan.
Dilingkungan Departemen Tenaga Kerja ada unit atau petugas yang melakukan tugas
pengawasan atau inspeksi yaitu para Inspektor Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
Dilingkungan Departemen Pekerjaan Umum terdapat unitataupetugas yang
melaksanakan inspeksiatau pengawasan, termasuk pengawasan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3). Dalam kontrak pekerjaan konstruksi di bidang bangunan
tercantum klosul tentang kewajiban perencana dan pelaksana kerja bidang konstruksi
bangunan untuk melaksanakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).

Alat Pelindung Diri (APD)

Pengertian Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan wajib yang digunakan saat
bekerja sesuai dengan bahaya dan resiko kerja untuk menjaga keselamatan tenaga kerja
itu sendiri maupun orang lain di tempat kerja. Alat Pelindung diri adalah seperangkat
alat yang digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya
dari adanya kemungkinan potensi bahaya atau kecelakaan kerja. Secara teknis APD
tidaklah secara sempurna dapat melindungi tubuh tetapi akan dapat meminimaliasi
tingkat keparahan kecelakaan atau keluhan / penyakit yang terjadi. Dengan kata lain,
meskipun telah menggunakan APD upaya pencegahan kecelakaan kerja secara teknis,
teknologis yang paling utama.

Gambar 16-4 : Penggunaan APD Wajib Sebelum Bekerja

Alat Pelindung diri (APD) adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk
melindungi seseorang dalam pekerjaan yang fungsinya mengisolasi tubuh tenaga kerja
dari bahaya di tempat kerja. APD dipakai apabila usaha rekayasa dan cara kerja yang
aman telah maksimum. Dalam penggunaan APD masih memiliki beberapa kelemahan
seperti; Kemampuan perlindungan yang tidak sempurna, Tenaga kerja tidak merasa
aman, dan Komunikasi terganggu.
Gambar 16-5 : Kelengkapan Alat Perlindungan Diri (APD)

5.1 APD Bagian Kepala


Beberapa alat pelindung diri pada bagian kepala, dikenal antara lain yaitu;
 Topi pengaman (safety helmet), untuk melindungi kepala dari benturan
atau pukulan benda-benda
 Topi / Tudung, untuk melindungi kepala dari api, uap, debu, kondisi
iklim yang buruk.
 Tutup kepala, untuk melindungi kebersihan kepala dan rambut
 Alat pelindung telinga; Sumbat telinga (ear plug), dan Tutup telinga (ear
muff)

Alat pelindung kepala (Safety Helmet) melindungi kepala dari benda keras,
pukulan dan benturan, terjatuh dan terkena arus listrik. Kemudian melindungi
kepala dari kebakaran, korosif, uap-uap, panas atau dingin. Pelindung kepala
untuk penggunaan yang bersifat umum dan pengaman dari tegangan listrik yang
terbatas atau tahan terhadap tegangan listrik tinggi. Perlindungan terhadap
tenaga listrik biasanya terbuat dari logam yang digunakan untuk pemadam
kebakaran. Manfaat alat pelindung kepala (Safety Helmet) adalah topi untuk
melindungi kepala dari zat-zat kimia berbahaya, dari iklim yang berubah-ubah
dan dari bahaya api dan lain-lain.

Sumbat telinga (ear plug) dapat mengurangi intensitas suara 10 s/d 15 dB dan
tutup telinga (ear muff) dapat mengurangi intensitas suara 20 s/d 30 dB. Sumbat
telinga yang baik adalah menahan frekuensi tertentu saja, sedangkan frekuensi
untuk bicara biasanya (komunikasi) tak terganggu. Kelemahan alat pelindung
telinga yaitu tidak tepat ukurannya dengan lobang telinga pemakai, kadang-
kadang lobang telinga kanan tak sama dengan yang kiri bahan sumbat telinga
karet, plastik keras, plastik yang lunak, lilin, kapas. Penggunanan alat pelindung
telinga yang banyak diminati adalah jenis karet dan plastic lunak, karena bisa
menyusaikan bentuk dengan lobang telinga. Alat pelindung telinga ada
beberapa jenis atenuasinya yaitu pada frekuensi 2800–4000 Hz sampai 42 dB
(35–45 dB). Untuk frekuensi biasa 25-30 dB. Untuk keadaan khusus dapat
dikombinasikan antara tutup telinga dan sumbat telinga sehingga dapat atenuasi
yang lebih tinggi akan tetapi tak lebih dari 50 dB, karena hantaran suara melalui
tulang masih ada.

5.2 APD Bagian Muka dan Mata ( face shield );


Syarat dan ketentuaan pelindung muka dan mata adalah mudah dikenakan
cocok untuk kasus berisiko kecil dan menengah. Bahan pembuat alat pelindung
mata dari plastic, ada beberapa jenis tergantung dari bahan dasarnya seperti
selulosa asetat, akrilik, poli karbonat dan sebagainya. Contoh Kaca mata biasa
(Goggles).

5.3 APD Bagian Pernafasan


Alat perlindungan pernafasan, memberikan perlindungan terhadap sumber-
sumber bahaya seperti kekurangan oksigen dan pencemaran oleh partikel debu,
kabut, asap dan uap logam kemudian pencemaran oleh gas atau uap. Respirator
yang sifatnya memurnikan udara, Respirator yang dihubungkan dengan supply
udara bersih, Respirator dengan supply oksigen.

5.4 APD Bagian Pakaian Kerja


Pakaian kerja khusus untuk pekerjaan dengan sumber-sumber bahaya tertentu
seperti; Terhadap radiasi panas, Terhadap radiasi mengion, Terhadap cairan dan
bahan – bahan kimia. Pakaian pelindung dipakai pada tempat kerja tertentu
misalnya Apron (penutup / menahan radiasi), yang berfungsi untuk menutupi
sebagian atau seluruh badan dari panas, percikan api, pada suhu dingin, cairan
kimia, oli, dari gas berbahaya atau beracun, serta dari sinar radiasi.

5.5 APD Bagian Tali / sabuk Pengaman


Penggunaan bahan ini, berguna untuk melindungi tubuh dari kemungkinan
terjatuh, biasanya digunakan pada pekerjaan konstruksi dan memanjat serta
tempat tertutup atau boiler. Harus dapat menahan beban sebesar 80 Kg. Jenis
penggantung unifilar penggantung berbentuk U. Gabungan penggantung
unifilar dan bentuk U, ada beberapa macam safety harness yaitu penunjang dada
(chest harness), penunjang dada dan punggung (chest waist harness), penunjang
seluruh tubuh (full body harness).

5.6 APD Bagian Sarung Tangan


Fungsinya melindungi tangan dan jari-jari dari api, panas, dingin, radiasi, listrik,
bahan kimia, benturan dan pukulan, lecet dan infeksi. Sarung tangan merupakan
alat pelindung diri yang banyak digunakan, fungsinya untuk melindungi tangan
dari luka lecet, luka teriris, luka terkena bahan kimia dan terhadap temperature
ekstrim. Beberapa perlengkapan sarung tangan sebagai perlengkapan K3LH,
antara lain, yaitu;
a) Kelvar-trated gloves; Untuk melindungi dari kebakaran dan hal-hal yang
tidak menyenangkan ketika tangan terpapar panas secara terus menerus
b) Metal-mesh gloves; Sering dipakai oleh mereka yang bekerja dengan
pisau dan terhadap benda-benda tajam untuk melindung dari terpotong
dan.pukulan dari peralatan mereka sendiri dan dari ketajaman atau objek
yang kasa
c) Rubber gloves;Untuk melindungi dari listrik, sarung tangan karet ini
harus di tes kekutan listriknya
d) Rubber neoprene or viniyl gloves; Digunakan dalam penggunaan bahan
kimia dan korosif
e) Leather gloves; Tahan percikan api, panas yang sedanng, benda kasar
dan objek yang keras dan dilengkapi dengan bantalan terhadap pukulan.
Biasanya dipakai untuk pekerjaan berat
f) Chrome-tanned cowhide leathe; Dengan alat penekan besi yang melekat
pada tapal tangan dan jari untuk pengecoran pada pabrik baja
g) Catton or fabric gloves; Dipakai untuk di tempat-tempat kotor,
memotong atau melindungi luka. Tidak terlalu berat untuk digunakan
terhadap yang kasar, tajam atau material berat
h) Coated fabric gloves; Melindungi dari konsentrasi kimia yang sedang
direkomendasi untuk pengalengan, pengepakan, penanganan makanan,
indusrti yang sejenis.

5.7 APD Bagian Pelindung kaki


Fungsinya untuk melidungi kaki dari tertimpah benda-benda berat, terbakar
karena logam cair, bahan kimia, tergelincir, tertusuk. Sepatu keselamatan kerja
dipergunakan untuk melindungi kaki dari bahaya kejatuhan benda-benda berat,
percikan cairan, dan tertusuk oleh benda-benda tajam. Menurut jenis pekerjaan
sepatu keselamatan terdapat bberapa jenis, antara lain yaitu;
a) Sepatu dengan logam atau baja, sepatu boot, dan jenis lainnya yang
mampu digunakan dimana dapat terjadi kebakaran dan bahaya
peledakan.
b) Sepatu buruh atau tipe sepatu jalan, digunakan untuk melindungi
pekerja dari percikan, lelehan metal atau logam yang berasal dari
pengelasan atau bunga api.
c) Sepatu penguat bagian dalamnya memiliki sol metal yang fleksibel dan di rancang
menonjol pada jari-jarinya, tetapi kemungkinan akan kontak dengan energi listrik
namun dapat diperkecil. Untuk kondisi basah sepatu kulit dengan paduan kayu
cendana, sangat efektif dan dapat memberikan pelindungan yang baik dalam bekerja
dan dibutuhkan ketika berjalan di permukaan panas. Sepatu ini digunakan secara luas
dalam pekerjaan aspal panas. Sepatu keselamatan dengan pelindung metatarsal, selalu
digunakan dalam opersi material berat. Juga untuk menjaga kemungkinan bila ada
denda jatuh dan menimpa jari kaki bagian atas. Pelindung metal ini sangat cukup
melindungi kaki sampai pergelanagan kaki. Sepatu boot keselamatan yaitu sepatu yang
dilengkapi dengan nonferrous yang akan mereduksi kemungkinan adanya gesekan dari
pecahan ketika dilokasi dengan bahaya ledakan api.
d) Sepatu buruh atau tipe sepatu jalan, digunakan untuk melindungi pekerja dari percikan,
lelehan metal atau logam yang berasal dari pengelasan atau bunga api.
e)

Gambar 16-6 : Penggunaan APD

También podría gustarte