Está en la página 1de 33

SASARAN KESELAMATAN PASIEN PUSKESMAS TIGANDERKET

PUSKESMAS
TIGANDERKET
7
PUSKESMAS TIGANDERKET1
 Beranda
 Data Akreditasi RS
 Pedoman Akreditasi
 Peraturan Perundangan

Akreditasi RSUD Dr R Koesma Tuban


Bersatu Menuju Akreditasi RS 2015
Stay updated via RSS

 Pos-pos Terbaru
o Prosedur pemakaian APAR (cara LACA PASS)
o Cara mudah menghafalkan 6 sasaran keselamatan pasien (SKP)
o Kapan Memakai Hanscoon steril dan non steril
o aplikasi survei internal
o JADWAL ACARA SURVEI
o Sosialisasi lewat buku saku akreditasi
o RSUD Sebagai Kawasan Tanpa Rokok
o Cara Cuci Tangan Pakai Handscrup
o Cara Cuci Tangan Pakai Sabun dan Air
o Petunjuk PPI tentang Kebersihan Tangan dan APD
 Kategori
o Buku Saku (2)
o Dokumen Akreditasi (5)
o Download (3)
o MFK (2)
o PPI (4)
o SKP (1)
o survei (1)
o Uncategorized (9)

Arsip Penulis
Prosedur pemakaian APAR (cara LACA PASS)
Posted: Mei 9, 2016 in MFK
Tag:APAR, MFK
0

Sebelum melakukan prosedur pemakaian APAR, lakukan persiapan terlebih dahulu


(“LACA”):
1. Larilah menuju tempat APAR terdekat. Jadi setiap karyawan wajib mengetahui dimana
tempat APAR terdekat yang ada di sekitar tempat kerjanya. Termasuk tempat MCB listrik
kalau diperlukan untuk memadamkan listrik pada saat terjadi kebakaran karena korsleting
listrik.
2. Ambillah tabung APAR dari tempatnya. Tabung ada ditempatkan bermacam macam.
Kalau ditempatkan di dalam kotak yang berkaca, ambillah kuncinya dengan memecahkan
kaca.
3. Cek isi tabung APAR. Dengan melihat manometer penunjuk atau dengan mengocok isi
tabung. Bisa juga dengan mencoba mengeluarkan isi tabung sedikit.
4. Angkat tabung menuju lokasi kebakaran.

Kemudian lakukan prosedur penggunaan APAR. Berikut cara penggunaan tabung Alat
Pemadam Api Ringan (APAR) metode PASS :
1. Pull atau PIN ditarikhingga segel putus atau terlepas. Pin berada diatas Tabung A.P.A.R
(Alat Pemadam Api) Pin juga berfungsi sebagai pengaman handle atau pegangan dari
penekanan Alat Pemadam Api yang tidak disengaja.
2. Aim atau Arahkan nozzle atau ujung hose Alat Pemadam Api yang kita pegang ke arah
pusat api.
3. Squeeze atau Satukan. Tekan handle atau Pegangan Untuk
mengeluarkan/menyemprotkan isi tabung. Pada beberapa merk handle penyemprot terletak
Dibagian ujung hose.
4. Sweep atau Sapukan nozzle yang kita pegang ke arah Kiri dan Kanan api, agar media
yang disemprotkan merata mengenai api yang sedang terbakar. Lakukan dengan jarak sekitar
2 meter dari titik api. Hindari berlawanan dengan arah angin.

Iklan
Report this ad
Report this ad

Cara mudah menghafalkan 6 sasaran keselamatan


pasien (SKP)
Posted: April 20, 2016 in Buku Saku, SKP
Tag:Buku Saku, SKP
0

Salah satu amanah dalam UU RS adalah tentang keselamatan pasien atau safety pasien. SKP
ini merupakan instrumen akreditasi yang wajib lulus. Berikut klue untuk mudah
menghafalkan 6 SKP (4O 2J ):
Jangan Salah ( 4O ) :
1. Orang
2. Omong
3. Obat
4. Operasi
Kurangi Resiko 2R:
5. Resiko Infeksi
6. Resiko Jatuh

Kalau pakai klue cerita :


“Kemarin saya ketemu ORANG, dia OMONG mau beli OBAT, untuk istrinya yang
mau OPERASI, kakinya kena INFEKSI karena JATUH dari motor”

Bagaimana mudah bukan menghafal 6 SKP. Kalau lebih lengkapnya sebagai berikut :

PERATURAN MENTERI KESEHATAN


REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 1691/MENKES/PER/VIII/2011
TENTANG
KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT

SASARAN I : KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN


Standar SKP I Rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk memperbaiki/ meningkatkan
ketelitian identifikasi pasien
Elemen Penilaian Sasaran I :
Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, tidak boleh menggunakan nomor
kamar atau lokasi pasien.
Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah atau produk darah.
Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis.
Pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan tindakan/prosedur.
SASARAN II : PENINGKATAN KOMUNIKASI EFEKTIF
Standar SKP II Rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk meningkatkan efektifitas
komunikasi antar para pemberi pelayanan

Elemen Penilaian Sasaran II :


Perintah lengkap secara lisan dan yang melalui telepon atau hasil pemeriksaan dituliskan
secara lengkap oleh penerima perintah.
Perintah lengkap secara lisan dan yang melalui telepon atau hasil pemeriksaan dibacakan
secara lengkap oleh penerima perintah.
Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh pemberi perintah atau yang menyampaikan
hasil pemeriksaan.
Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan verifikasi keakuratan komunikasi lisan
atau melalui telepon secara konsisten.
SASARAN III : PENINGKATAN KEAMANAN OBAT YANG PERLU DIWASPADAI
(HIGH ALERT)
Standar SKP III Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk memperbaiki
keamanan obat-obat yang perlu diwaspadai (high alert)

Elemen Penilaian Sasaran III :


Kebijakan dan atau prosedur dikembangkan agar memuat proses identifikasi, menetapkan
lokasi, pemberian label dan penyimpanan elektrolit konsentrat.
Implementasi kebijakan dan prosedur.
Elektrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan pasien kecuali jika dibutuhkan secara
klinis dan tindakan diambil untuk mencegah pemberian yang kurang hati-hati di area tersebut
sesuai kebijakan.
SASARAN IV : KEPASTIAN TEPAT-LOKASI, TEPAT-PROSEDUR, TEPAT-PASIEN
OPERASI
Standar SKP IV Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk memastikan tepat-
lokasi, tepat-prosedur dan tepat-pasien.

Elemen Penilaian Sasaran IV :


Rumah sakit menggunakan suatu tanda yang jelas dan dimengerti untuk identifikasi lokasi
operasi dan melibatkan pasien didalam proses penandaan.
Rumah sakit menggunakan suatu cheklist atau proses lain untuk memverifikasi saat pre
operasi tepat-lokasi, tepat-prosedur, dan tepat-pasien dan semua dokumen serta peralatan
yang diperlukan tersedia, tepat dan fungsional.
Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat prosedur sebelum “incisi/time out” tepat
sebelum dimulainya suatu prosedur tindakan pembedahan.
Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung suatu proses yang seragam untuk
memastikan tepat lokasi, tepat-prosedur, dan tepat-pasien, termasuk prosedur medis dan
dental yang dilaksanakan di luar kamar operasi.
SASARAN V : PENGURANGAN RESIKO INFEKSI TERKAIT PELAYANAN
KESEHATAN
Standar SKP V Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi resiko
infeksi yang terkait pelayanan kesehatan.

Elemen Penilaian SasaranV :


Rumah sakit mengadopsi atau mengadaptasi pedoman hand hygiene terbaru yang diterbitkan
dan sudah diterima secara umum (a.l dari WHO Guidelines on Patient Safety.
Rumah sakit menerapkan program hand hygiene yang efektif.
Kebijakan dan atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan pengurangan secara
berkelanjutan resiko dari infeksi yang terkait pelayanan kesehatan.
SASARAN VI : PENGURANGAN RESIKO PASIEN JATUH
Standar SKP VI Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi resiko
pasien dari cidera karena jatuh.

Elemen Penilaian Sasaran VI :


Rumah sakit menerapkan proses asesmen awal atas pasien terhadap resiko jatuh dan
melakukan asesmen ulang bila pasien diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau
pengobatan dan lain-lain.
Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi resiko jatuh bagi mereka yang pada hasil
asesmen dianggap

Kapan Memakai Hanscoon steril dan non steril


Posted: April 7, 2016 in Dokumen Akreditasi, Download, PPI
0

SARUNG TANGAN STERIL INDIKASI DIPAKAI


 Setiap prosedur bedah;
 persalinan pervaginam;
 prosedur radiologi invasif;
 melakukan akses dan prosedur (central lines) pembuluh darah;
 mempersiapkan nutrisi parenteral total dan agen kemoterapi.

SARUNG TANGAN NON STERIL INDIKASI DIPAKAI


:
 Potensi menyentuh darah, cairan tubuh, sekresi,ekskresi dan barang-barang tampak
kotor oleh cairan tubuh

DIRECT PATIENT EXPOSURE:

 kontak dengan darah;


 kontak dengan selaput lendir dan kulit yang tidak utuh;
 kehadiran potensial organisme yang sangat menular dan berbahaya;
 epidemi atau darurat situasi;
 insersi IV dan pengambilan;
 menggambar darah; penghentian garis vena;
 pemeriksaan panggul dan vagina;
 penyedotan sistem non-tertutup endotrakeal tube.

INDIRECT PATIENT EXPOSURE:

 mengosongkan cekungan/basin emesis;


 pembersihan instrumen;
 penanganan limbah;
 membersihkan tumpahan cairan tubuh.

SARUNG TANGAN TIDAK DIPERLUKAN (kecuali


untuk tindakan pencegahan CONTACT)
 Tidak ada potensi terpapar darah atau cairan tubuh, atau lingkungan yang
terkontaminasi

DIRECT PATIENT EXPOSURE:

 mengambil tekanan darah;


 suhu dan denyut nadi;
 melakukan suntikan SC dan IM ;
 mandi dan berpakaian pasien;
 mengangkut pasien;
 merawat mata dan telinga (tanpa sekresi);
 manipulasi pembuluh darah dalam ketiadaan kebocoran darah.

INDIRECT PATIENT EXPOSURE:

 menggunakan telepon,
 menulis dalam grafik pasien;
 memberikan obat oral;
 mendistribusikan atau mengumpulkan nampan makanan pasien;
 memasang dan mengganti linen untuk tempat tidur pasien;
 menempatkan non-invasif peralatan ventilasi dan kanula oksigen;
 memindahkan perabotan pasien.
aplikasi survei internal
Posted: Juli 4, 2015 in Download, survei
0

Salah satu tahapan sebelum pelaksanaan survei akreditasi adalah self assesment atau survei
internal. Dalam pelaksanaannya seperti pelaksanaan survei sebenarnya, akan tetapi
dialksanakan oleh internal RS. Beberapa waktu yang lalu kami mendapatkan aplikasi yang
cukup bagus, mungkin sangat cocok dipakai untuk survei internal. Aplikasi ini sangat mudah
digunakan. Dan berbasis excel. Berikut tampilan gambarnya.
Untuk
aplikasi bisa didownload halaman data akreditasi. Selamat bekerja.

JADWAL ACARA SURVEI


Posted: Juli 4, 2015 in Uncategorized
0

Bagi RSUD dr R Koesma Tuban, dengan jumlah TT 321 tempat tidur, surveinya akan
berlangsung 4 hari sesuai dengan pedoman survei yang ditetapkan KARS. Berikut jadwal
survei yang akan berlangsung.

JADWAL ACARA SURVEI 4 hari

Hari Pertama
Waktu Surveior Surveior Medis Surveior
Manajemen Keperawatan

08.00 – 08.30 Pembukaan pertemuan


<![if !supportLists]>–
<![endif]>Perkenalan
<![if !supportLists]>–
<![endif]>Penjelasan
jadwal acara survei
08.30 – 09.30 Petemuan
Peningkatan Mutu dan keselamatan Pasien& MDGs

(Presentasi
Direktur RS tentang Program PMKP & MDGs)
Semua
surveior
09.30 – 09.45 REHAT
KOPI

Surveiormeminta
daftarpasienpulang 2 bulanterakhirdanmemilihnya,
disiapkanuktelaah RM Tertutup

daftarpasienrawatinaphariinidanmemilihnya,
disiapkanutkTelusurpasien
09.45 – 12.00 Telaah Telaah Telaah
dokumen dokumen dokumen

MPO, APK, AP, HPK,SKP, PPI,


PMKP, MFK, TKP, PP, PAB, MKI , PPK, MDGs,
KPS, MKI* KPS* KPS*,MKI*
12.00 – 13.00 ISHOMA

13.00 – 14.00 Telaah Telaah dokumen Telaah


dokumen dokumen
APK, AP,
MPO, PMKP, PP, PAB, MKI SKP,
MFK, TKP PPI, PPK, MDGs
14.00 – 14.30 Perencanaan
Survei

(Pemilihan
kasus, penyusunan skenario telusur, pemilihan RM utk telahaan RM
tertutup, dll)
14.30 – 15.30 Telusur sistem Telusur Individu Telusur
manajemen data MDGs
(APK, AP, PP,
PAB)
15.30 – 16.00 Pertemuan
Tim Surveior
Hari Kedua
08.00 – 09.00 Klarifikasi
dan masukan

(Pertemuan
surveior dengan para pimpinan RS untuk klarifikasi)
09.00 – 09.15 REHAT
KOPI
09.15 – 10.15 Telusur MPO Telusur Telusur HPK,PPK, SKP,
Individu PPI
10.15 – 12.00
(APK, AP, PP,
PAB)
12.00 – 13.00 ISHOMA
13.00 – 14.00 Telusur MFK Telusur Telusur HPK,PPK, SKP,
Individu PPI
14.00 – 15.30
(APK, AP, PP,
PAB)

15.30 – 16.00 Pertemuan


Tim Surveior
Hari Ketiga,
08.00 – 09.00 Klarifikasi
dan masukan

(Pertemuan
surveior dengan para pimpinan RS untuk klarifikasi)
09.00 – 10.00 Wawancara
Pimpinan

(TKP)
10.00 – 10.15 REHAT
KOPI
10.15 – 12.00 Telusur Telusur Telusur
MFK Individu PPK, SKP, PPI

(APK, AP, PP,


PAB)
12.00 – 13.00 ISHOMA
13.00 – 15.30

RumahSakitmempresentasikantentang
:
<![if !supportLists]>
<![endif]>FMEA,
Pedoman Praktik Klinis/Clinical Pathway, Risk
manajemen, Insiden Keselamatan
Pasien, dll.dihadiriolehseluruhSurveior

Surveiormemintadaftarpegawai,
danmengambilsecara sampling masing2sejumlah 5, (total 20 file )
utkTelusur KPS
15.30 – 16.00 Pertemuan
Surveior
Hari ke empat
08.00 – 09.00 Klarifikasi
dan masukan

(Pertemuan
surveior dengan para pimpinan RS untuk klarifikasi)
09.00 – 10.15 Telusur LANJUTAN , MKI
10.15 – 10.30 REHAT
KOPI
10.30 – 12.00 Telusur KPS

MJ : KPS
teknisian medis & non medis

MD : KPS
Medis

PW : KPS
Perawat
12.00 – 13.00 ISHOMA
13.00 – 15.00 Penyusunan
Laporan
15.00 – 16.00 Exit
Conference

Penutupan

untuk survei internal silahkan download di halaman data akreditasi

Sosialisasi lewat buku saku akreditasi


Posted: Juli 4, 2015 in Buku Saku, Dokumen Akreditasi, Download
0

Dalam akreditasi RS, wajib adanya sosialisasi. Sosialisasi ini menjamin terlaksananya
kebijakan, pedoman, panduan yang telah disusun bisa diketahui, dan diimplementasikan.
untuk kebutuhan tersebut, salah satu bentuk sosialisasi yang cukup efektif adalah dipakainya
buku saku. Setiap SDM di RS, dapat membaca buku saku yang berisi hal-hal pokok yang
wajib diketahui dan kemungkinan besar ditanyakan oleh surveiyor.

Berikut kami beri contoh buku saku. bagi yang berminat bisa di download.

BUKU SAKU RSUD TUBAN

RSUD Sebagai Kawasan Tanpa Rokok


Posted: September 29, 2014 in Dokumen Akreditasi, MFK
Tag:Kawasan Tanpa rokok, rokok
1

Dalam kaitan pencapaian tujuan bidang kesehatan, konsumsi


rokok merupakan epidemi yang mengancam kelangsungan generasi di
Indonesia. Konsumsi rokok meningkat secara pesat dari tahun ke tahun
dan saat ini Indonesia merupakan negara nomor 3 (tiga) dengan jumlah
perokok tertinggi di dunia setelah Cina dan India.
Perokok mempunyai risiko 2-4 kali lipat untuk terkena penyakit
jantung koroner dan risiko lebih tinggi untuk penyakit kanker paru, di
samping penyakit tidak menular lain yang sebenarnya dapat dicegah.
Konsumsi rokok membunuh satu orang setiap 10 detik (WHO,
2002). Penyebab kematian satu dari dua orang perokok disebabkan oleh
penyakit yang berhubungan dengan konsumsi rokok (Global Smoke
Free Partnership, 2009). Konsumsi rokok di Indonesia telah sampai
pada situasi yang mengkhawatirkan. Dampak yang ditimbulkan tidak
hanya merugikan kesehatan perokok dan orang lain yang terpapar asap
rokok, tetapi mengancam ekonomi keluarga masyarakat miskin
Oleh sebab itu, upaya pengendalian dampak konsumsi rokok di
Indonesia harus dilaksanakan secara komprehensif sebagai tanggung
jawab bersama antara Pemerintah dan masyarakat sehingga derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tinginya dapat terwujud.

Untuk itu pemerintah membuat kebijakan Kawasan tanpa rokok (KTR) yaitu pada :
a. lingkungan kerja,
b. transportasi umum
c. fasilitas kesehatan
d. fasilitas pendidikan
e. rumah ibadah

Rumah Sakit sebagai salah satu tempat yang wajib mengimplementasikan Kawasan tanpa
Rokok (KTR). Didalam Standar Akreditasi Pokja MFK, disebut :
Standar MFK 7.3.
Rumah sakit menyusun dan mengimplementasikan kebijakan pelarangan
merokok.
Maksud dan Tujuan MFK 7.3.
Rumah Sakit menyusun dan mengimplementasikan kebijakan pelarangan
merokok, yang : Berlaku bagi seluruh pasien, keluarga, staf dan pengunjung
Melarang merokok di lingkungan rumah sakit.
Elemen Penilaian MFK 7.3.
Rumah sakit membuat kebijakan dan/atau prosedur untuk melarang.
merokok.
Kebijakan dan/atau prosedur tersebut berlaku bagi pasien, keluarga,
pengunjung dan staf.
Kebijakan dan/atau prosedur tersebut telah dimplementasikan

Akreditasi RSUD Dr R Koesma Tuban


Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com. Tema: Greyzed.

También podría gustarte