Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
PENDAHULUAN
Recurrent aphthous stomatitis ditandai oleh ulser rekuren yang nyeri pada mukosa
mulut. Kelainan ini dikalsifikasikan menjadi tiga kategori sesuai dengan ukurannya yaitu
aftosa minor, aftosa mayor, dan ulser herpetiformis. Sekiltar 20% populasi terkena aftosa
minor yang mempunyai tendensi untuk muncul pada mukosa bergerak dan terletak diatas
kelenjar saliva minor. Aftosa minor memiliki ulser dangkal,berbatas jelas dan berukuran
kecil (diameter kurang dari 1cm). Pada aftosa mayor menghasilkan diameter lebih dari 1cm
dan proses healing lebih lama serta muncul jaringan parut. Pada ulserasi herpetiformis mirip
dengan herpes primer. Sifat yang paling mencolok pada ulserasi herpetiformis adalah terdapat
erosi putih abu-abu dengan jumlah banyak, menggerombol dan menjadi ulcer.
Makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi serta penjelasan mengenai kasus
Recurrent Aphthous Stomatitis. informasi tersebut mencakup definisi, etiologi, patogenesis
dan tahapan Recurrent Aphthous Stomatitis.
Definisi Recurrent Aphthous Stomatitis
Stomatitis aftosa rekuren (SAR) merupakan kondisi ulseratif pada rongga mulut yang paling
umum terjadi.1 SAR ditandai oleh ulser rekuren, tunggal atau jamak, nyeri, berbentuk bulat
atau oval, ditutupi oleh pseudomembran putih sampai kuning atau abu-abu, berbatas jelas dan
memiliki eritema.
Faktor utama yang saat ini terkait dengan RAS meliputi faktor genetik, kekurangan
hematologis, kelainan imunologis, dan faktor lokal, seperti trauma dan merokok. Selama 30
tahun terakhir, penelitian telah menyarankan hubungan antara RAS dan limfositotoksisitas,
sitotoksisitas sel yang dimediasi oleh antibodi, cacat pada subpopulasi sel limfosit dan
perubahan limfositase CD4 menjadi CD8. Penelitian terbaru berpusat pada disfungsi jaringan
sitokin mukosa kaskade sitokin mukosa abnormal pada pasien RAS menyebabkan respons
imun yang dimediasi oleh sel yang berlebihan, yang mengakibatkan ulserasi mukosa secara
lokal. Etiologi dari RAS belum diketahui pasti, namun ada beberapa factor yang berhubungan
dengan RAS yaitu:
1. Herediter
Defisiensi imun (Severe Combined Immunodeficiency) yang menyebabkan system imunitas
selular (limfosit) tidak bekerja dengan baik. Sedangkan limfosit ini berfungsi sebagai
pengenalan awal untuk mengenali ancaman.
2. Infeksi bakteri dan virus
Di rongga mulut dalam keadaan normal terdapat populasi mikroorganisme yang dapat
menyebabkan infeksi bila mikroorganisme mempunyai akses ke jaringan, contohnya pada
bakteri Streptococcus sanguis dapat menyerang sistem imun pada rongga mulut, bakteri ini
dapat terhidrolisis dengan siklus aliran darah yaitu pada penderita rekuren aftosa stomatitis,
yang dikarenakan organisme yang terdapat di dalam rekuren aftosa stomatitis mekanismenya
dengan membelah sel dan menuju ke dalam jaringan lunak dan jaringan saraf.
3. Imun
Pengendapan immunoglobulin dan komponen-komponen komplemen dalam epitel dan atau
respon imun seluler terhadap komponen imun merupakan penyebab terjadinya RAS.
Sekretori Imunoglobulin A (sIgA) merupakan pertahanan pertama pada daerah mukosa
dengan cara menghambat perkembangan antigen local.
4. Alergi
Bahan-bahan allergen yang diduga berhubungan dengan rekuren aftosa stomatitis minor
adalah benzoic acid dan cinnamic aldehide yang sering dipakai sebagai penyedap rasa,
kacang kenari, tomat, buah-buahan terutama strawberry, cokelat, kacang tanah, sereal,
kacang, keju, tepung terigu atau gandum yang mengandung gluten.
5. Hormonal
Perubahan kadar estrogen berperan dalam siklus menstruasi. Pada fase luteal terjadi
penurunan kadar progesterone dalam siklus menstruasi. Kadar estrogen dan progesterone
turun drastic pada sekitar hari ke-28 ketika terjadi menstruasi. Fase luteal terjadi dalam waktu
dekat menjelang menstruasi atau 14 hari setelah ovulasi. Estrogen dapat merangsang maturasi
lengkap sel epitel mukosa mulut. Rendahnya kadar progesterone maka efek proses self
limiting berkurang, PMN (polimorfonuklear) menurun, permeabilitas vaskuler menurun
sehingga mudah terbentuknya RAS yang muncul secara periodic sesuai siklus menstruasi.
6. Trauma dan Stres
RAS yang terjadi pada penderita yang menggunakan alat ortodonsi cekat timbul
kemungkinan disebabkan oleh trauma, emosi atau psikis. Penderita kadang mengalami stress
berulang setelah pengaktivasi alat ortodonsinya karena bracket yang tertekan terus menerus
pada mukosa bibir menimbulkan peradangan atau pendarahan di bawah epitel yang
menyebabkan lesi eksofitik.
7. Hematologi
Defisiensi zat besi, vitamin B12, asam folat. Etiologi dibagi menjadi 2 bagian yaitu
predisposisi (HLA association, immune disregulation, nutriosonal deifisiecny) menyebbakan
terjadinya bentukan papul dan makula dan triggering (microtrauma, infection) menyebabkan
terjadinya ulseratif.