Está en la página 1de 23

1.

Resep ke-1

A.Kelengkapan peresepan
Lengkap Benar/dapat dibaca Penjelasan
(ya/Tidak) (ya/tidak)
Identitas dokter Tidak Tidak  Nama dokter tidak ada
 Sip dokter tidak ada
 Alamat rumah, alamat
praktek, dan nomor telefon
tidak ada
Superskripsi R1/ Tidak Ya  Tempat ada, tanggal dan
tahun resep tidak ada
 Simbol R ada
R2/ Tidak Ya  Tempat ada, dan tanggal
resep tidak ada
 Simbol R ada
R3/tidak Ya  Tempat ada, dan tanggal
resep tidak ada
 Simbol R ada
Inskripsi R1/tidak Ya  Nama obat ada
 kekuatan obat tidak ada
R2/ tidak Ya  Nama obat ada
 Kekuatan obat tidak ada
R3/ tidak Ya  Nama obat ada
 Kekuatan obat tidak ada
Subskripsi R1/ ya Ya  Bentuk sediaan obat ada
 Jumlah obat yang diberikan
ada
R2/ ya Ya  Bentuk sediaan obat ada
 Jumlah obat yang diberikan
ada
R3/ ya Ya  Bentuk sediaan obat ada
 Jumlah obat yang diberikan
ada
Signatura R1/tidak Ya  Frekuensi pemberian ada
 Jumlah obat yang diminum
tidak ada
 Waktu pemberian obat tidak
ada
R2/ tidak tidak  Frekuensi pemberian tidak
ada
 Jumlah obat yang diminum
tidak ada
 Waktu pemberian obat tidak
ada
R3/ Tidak tidak  Frekuensi sudah diketahui
 Jumlah obat yang diminum
perkali minum ada
 Waktu pemberian obat tidak
ada
Identitas pasien tidak Ya  Ada nama dan umur
 Berat badan tidak ada
Penutup tidak tidak Tidak ada paraf

B. Bentuk Peresepan

R1/ Special form

 Komposisi :Sulfadoksin dan Pirimetamin


 Efek : terapi tambahan untuk kina untuk pengobatan malaria Plasmodium
falsiparum; tidak dianjurkan untuk profilaksis.

R2/ Official form

 Komposisi : Ibuprofen
 Efek :Analgesics (Non-Opioid) & Antipyretics (Nyeri ringan sampai
sedang antara lain nyeri pada penyakit gigi atau pencabutan gigi, nyeri pasca bedah,
sakit kepala, gejala artritis reumatoid, gejala osteoartritis, gejala juvenile artritis
reumatoid, menurunkan demam pada anak.)
R3/ Special form

 Komposisi : Vitamin B1, vitamin B2, vitamin B6, nicotinamide, Ca pantothenate


 Efek : Hamil dan menyusui, beri-beri, pelagra, Avitaminosis grup B

A. Dosage Regimen
1. DosageRegimen R1/ R2/ R3/
Dosis - Dosis tunggal : - Dewasa, dosis yang - Pengobatan : 3 kali
sulfadoksin 25 dianjurkan 200-250 sehari 1-2 tablet.
mg/kgbb atau mg 3-4 kali sehari. -
Pencegahan : 1-2
berdasarkan dosis - Anak 1-2 tahun, 50 tablet sehari.
pirimetamin 1,25 mg 3-4 kali sehari. -
defisiensi kronik
mg/kg bb. - 3-7 tahun, 100-125 mg ringan, 10-25 mg
- Stadium seksual 3-4 kali sehari. tiap hari
dengan dosis tunggal - 8-12 tahun, 200-250 -
defisiensi berat
0,75 mg/kg bb. mg 3-4 kali sehari.
200-300 mg tiap
- Dewasa:2-3 tablet. - Osteoartritis, artritis
reumatoid. 1200 mg – hari.
Anak 10-14 tahun: 2
tablet. 1800 mg 3 kali sehari.
- 7-9tahun: 1,5 tablet. - Eksaserbasi akut.
- 4-6 tahun: 1 tablet. Dosis maksimum
- 2-4 tablet: 0,5 2400 mg/hari
tablet. - jika kondisi sudah
stabil selanjutnya
dosis dikurangi hingga
maksimum 1800
mg/hari.
Rute Pemberian Oral Oral oral
Frekuensi 1 kali dalam 24 jam 6-8 hr (analgesia) 8 hr
(antipyretic).
WaktuPemberia Sebaiknya di konsumsi Sebaiknya di konsumsi Di konsumsi dengan
n setelah makan setelah makan makanan
Durasi Terapi 7 hari Max: 4 kali dalam 24 Jika
jam jika dipelukan diperlukan/sampai
selama 3 hari keadaan membaik
2. Interaksi hindari pemberian - AINS dan -
bersama dengan obat penghambat selektif
yang memperpanjang COX-2: berpotensi
menimbulkan efek
interval QT seperti
adiktif.
eritromisin,terfenadin, - Glikosida jantung:
astemizol,probukol, menurunkan
antiaritmia kelas 1a kecepatan filtrasi
(kuinidin,prokainamid, glomerulus dan
disopiramid),antiaritmi meningkatkan
a kelas III (amiodaron, konsentrasi plasma
glikosida jantung.
bretilium),bepridil,
- Kortikosteroid:
sotalol,antidepresan meningkatkan risiko
trisiklik,neuroleptik ulkus atau
tertentu dan fenotiazin perdarahan
lambung.
- Antikoagulan
(warfarin):
meningkatkan efek
dari antikoagulan.
- Antiplatelet dan
golongan SSRI
(klopidogrel,
tiklopidin):
meningkat risiko
perdarahan
lambung.
- Asetosal:
meningkatkan risiko
efek samping. Anti
hipertensi:
menurunkan efek
anti hipertensi.
- Diuretik:
meningkatkan risiko
nefrotoksik. Litium:
mempercepat
eliminasi litium.
- Metotreksat:
mengurangi
bersihan
metotreksat.
- Siklosporin dan
takrolimus:
meningkatkan risiko
nefrotoksik.
- Zidovudin:
meningkatkan risiko
gangguan
- hematologi.
- Kuinolon:
meningkatkan risiko
kejang.
- Aminoglikosida:
menurunkan eksresi
aminoglikosida.
- Mifepriston: jangan
gunakan AINS
selama 8 – 12 hari
setelah terapi
mifepriston karena
dapat mengurangi
efek mifepriston.
- Ginkgo biloba:
meningkatkan risiko
perdarahan..
B. Bentuk sediaan farmasetik
a. Tablet suldox
 Kelebihan
• Lebih mudah disimpan
• Memiliki usia pakai yang lebih panjang dibanding obat
bentuk lainnya
• Bentuk obatnya lebih praktis
• Konsentrasi yang bervariasi.
 Kekurangan
• Warnanya cenderung memberikan bahaya.
• Tablet dan semua obat harus disimpan diluar jangkauan
anak-anak untuk menjaga kesalahan karena menurut mereka
tablet tersebut adalah permen.
• Orang yang sukar menelan atau meminum obat.
• Keinginan konsumen beda dengan yang kita buat/produk.
• Beberapa obat tidak dapat dikepek menjadi padat dan
kompak.
b. Tablet Ibuprofen
 Kelebihan
• Lebih mudah disimpan
• Memiliki usia pakai yang lebih panjang dibanding obat
bentuk lainnya
• Bentuk obatnya lebih praktis
• Konsentrasi yang bervariasi
 kekurangan
 Tablet dan semua obat harus disimpan diluar jangkauan anak-anak
untuk menjaga kesalahan karena menurut mereka tablet tersebut
adalah permen.
 Orang yang sukar menelan atau meminum obat.
 Keinginan konsumen beda dengan yang kita buat/produk.
 Beberapa obat tidak dapat dikepek menjadi padat dan kompak
 Warnanya cenderung memberikan bahaya.

c. Vitamin
 Kelebihan
 Selama ini kita menganggap gejala dehidrasi bisa dicegah hanya
dengan menambah asupan mineral dari air putih saja. Akan tetapi
perlu diketahui bahwa didalam air putih tidak mengandung garam
elektrolit yang dapat mempertahankan keseimbangan kadar
elektrolit pada tubuh manusia. Elektrolit itu sendiri merupakan
mineral atau cairan yang berpengaruh pada impuls saraf melalui
daya hantar bermuatan listrik didalam tubuh.
 Kekurangan
 Cara penggunaan oralit yang tidak sesuai aturan dan dengan dosis
yang berlebihan akan menimbulkan resiko bagi kesehatan tubuh.
Keseimbangan cairan elektrolit yang seharusnya terjaga justru dapat
memicu gangguan kesehatan bagi kinerja organ lain didalam tubuh.

C. Diagnosis
a. Infeksi parasit (malaria)
b. Infeksi bakteri
c. Infeksi virus

D. Kesimpulan
a. Kesimpulan dan saran
 Higiene diri dan keadaan sekitar harus terjaga dan konsumsi makanan gizi
seimbang
 Obat dimunim sesuai dengan resep dokter.
 Ketika pergi ke daerah endemik lebih berhati-hati dan membawa lotion anti
nyamuk

b. Bentuk Peresepan Rasional

RSU MENUJU SEHAT


dr. Denada
SIP: 002/2019

Alamat rumah/praktek :

Jl. Mawar 1 Yogyakarta, telp. 123456

Yogyakarta, 3-04- 2017

R/ Tab. Suldox 25/ 200mg No. VII


S.s.d.d. tab I.p.c

R/ Ibuprofen 250 mg No. IX


S.p.r.n.3.d.d.tab I.p.c

R/ Tab Vitamin B complex 300mg No. XII


S.3.dd Tab II p.c

Pro : Santi

Age : 23 thn

Berat : 60 kg
Referensi :

1. http://pionas.pom.go.id/monografi/..2017. Pusat informasi obat nasiona.Badan POM RI


2. Faculty Of Medicine. 2017. Emergency Medicine and Traumatology. FK UGM
3. Gunawan. 2012. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. FKUI: Jakarta.
4. http://www.mims.com/indonesia/drug

2. Resep Ke 2

A.Kelengkapan peresepan
Lengkap Benar/dapat dibaca Penjelasan
(ya/Tidak) (ya/tidak)
Identitas dokter Tidak Ya  Nama dokter ada
 Sip dokter tidak ada
 Alamat rumah sakit ada dan
nomor telefon ada
Superskripsi R1/ Ya Ya  Tempat ada
 Tanggal resep ada
 Simbol R ada
R2/ Tidak Ya  Tempat ada
 Tanggal resep ada
 Simbol R tidak ada
R3/ Ya Ya  Tempat ada
 Tanggal resep ada
 Simbol R ada
Inskripsi R1/ Ya Ya  Nama obat ada
 kekuatan obat ada
R2/ tidak Ya  Nama obat ada
 Kekuatan obat tidak ada
R3/ Ya Ya  Nama obat ada
 Kekuatan obat tidak ada
Subskripsi R1/ tidak Ya  Bentuk sediaan obat ada
 Jumlah obat yang diberikan
tidak ada
R2/ Ya Ya  Bentuk sediaan obat ada
 Jumlah obat yang diberikan
ada
R3/ tidak Ya  Bentuk sediaan obat ada
 Jumlah obat yang diberikan
ada
Signatura R1/ tidak Ya  Jumlah obat yang diminum
tidak ada
 Frekuensi pemberian ada
 Waktu pemberian obat tidak
ada
R2/ tidak Ya  Frekuensi pemberian ada
 Jumlah obat yang diminum
tidak ada
 Waktu pemberian obat tidak
ada
R3/ Tidak Ya  Frekuensi pemberian tidak
ada
 Jumlah obat yang diminum
tidak ada
 Waktu pemberian obat tidak
ada
Identitas pasien Tidak Ya  Ada nama dan Umur
 Berat badan tidak ada
Penutup Tidak Ya R1, R2, dan R3 tidak ada
penutup

B. Bentuk peresepan

R1/ Official form

 Komposisi : Griseofulvin
 Efek : antifungal

R2/ Official form

 Komposisi : Fenofibrate
 Efek :antikolesterol

R3/ Official form

 Komposisi : Cr. Miconazole


 Efek :antijamur

 Griseofulvin : obat dengan fungsi untuk mengobati infeksi seperti kurap, kaki atlet,
gatal atlet, dan infeksi jamur di kulit kepala, kuku tangan, atau kuku
kaki. Griseofulvin adalah obat antijamur untuk infeksi yang disebabkan oleh jamur.
Kandungannya adalah . Griseofulvin adalah antibiotik yang bersifat fungistatik.
Secara invitro griseofulvin dapat menghambat pertumbuhan berbagai spesies dari
Microsporum, Epidermophyton dan Trichophyton. Pada penggunaan per oral
griseofulvin diabsorpsi secara lambat, dengan memperkecil ukuran partikel, absorpsi
dapat ditingkatkan. Griseofulvin ditimbun di sel-sel terbawah dari sel epidermis,
sehingga keratin yang baru terbentuk akan tetap dilindungi terhadap infeksi jamur.
 Fenofibrate : obat yang digunakan untuk mengurangi kadar kolesterol darah terutama
pada pasien yang memiliki resiko penyakit kardiovaskular. Obat ini adalah obat
penurun kolesterol yang termasuk paling banyak digunakan, baik secara tunggal
maupun dikombinasikan dengan golongan statin.
 Miconazole : merupakan anti jamur azol turunan imidazole. Obat ini bekerja dengan
menghambat bioseintesis egosterol pada membran sel jamur yang menyebabkan
terjadinya kerusakan pada dinding sel jamur, sehingga terjadi peningkatan
permeabilitas membran, dan pada akhirnya menyebabkan sel jamur kehilangan nutrisi
selulernya.

C. Dosis dan Frekuensi obat

Griseofulvin:

 Dosis :
 Rute : oral
 Frequensi : 4x / hari
 Waktu pemberian : sebelum makan
 Durasi pemberian : 1 minggu

Fenofibrate :

 Dosis : 30 mg
 Rute : oral
 Frequensi : 1x/ hari
 Waktu pemberian : pagi hari sebelum makan
 Durasi pemberian 30 hari

Miconazol :

 Dosis : 500 mg/ 5 ml


 Rute : oral
 Frequensi : 4x/ hari
 Waktu pemberian : sebelum makan
 Durasi pemberian : 5 hari
D. Bentuk dosis obat dan keuntungan bentuk

Griseofulvin: diberikan dalam bentuk tablet

keuntangan : stabil dalam darah

kerugian : tidak cocok untuk anak dan lansia

Fenofibrate : dalam bentuk tablet

keuntungan : stabil dalam darah

kerugian : tidak cocok untuk anak dan lansia

Miconazol : diberikan dalam bentuk sirup

keuntungan : rasanya enak

kerugian : harganya mahal

E. Diagnosis : infeksi jamur

F. Saran :

1. obat vomita diminum sebelum makan dan menjelang tidur 4 kali sehari, hindari
berkendara setelah minum obat
2. obat lansoprazole diminum sebelum makan dan diminum ketika asam lambung
meningkat
3. obat inpepsa diminum sebelum makan 4 kali sehari

RSU PANTI SEHAT


Jl. Mawar 1 Yogyakarta, Telp. 129956

dr. Hendra Yogyakarta,30-


03- 2013

Sip : 320/X/2001

R/ Tab. Griseofulvin 250mg No. XV

R/ Tab. Fenofibrate mg No.

R/ Cr. Miconazol tube No.I

Pro : bpk Wagimin


3. Resep ke 3

A.Kelengkapan peresepan
Komplet Benar/Dapat dibaca Penjelasan
(Ya/Tidak) (Ya/Tidak)
Identitas Dokter Tidak Tidak Seharusnya,
identitas dokter
dicantumkan, pada
kop resep meliputi :
nama, nomor SIP,
dan alamat praktek
dan rumah. Bila
perlu nomor telfon
yang dapat
dihubungi.
Superscription R1/. Tidak Tidak Seharusnya
R2/. Tidak Tidak superskripsi teridiri
R3/. Tidak Tidak atas, tempat, dan
Dan lain-lain tanggal penulisan
resep dan simbol R ,
tetapipada resep di
atas, tidak terdapat
tanggal penulisan
resep.
Inscription R1/. Tidak Tidak Seharusnya,inskripsi
R2/. Tidak Tidak berisi nama obat,
R3/. Tidak Tidak bahan obat, dan
Dan lain-lain kekuatan obat,
namun pada resep
diatas, tidak
dicantumkan
kekuatan obat.
Subscription R1/. Ya Ya Pada subscripsi,
R2/. Ya Ya harus dicantumkan
R3/. Ya Ya bentuk sediaan obat,
Dan lain-lain dan jumlahobat yang
diserahkan dalam
satuan bentuk
sediaan dan ditulis
dalam angka
romawi. Pada resep
diatas sudah
memenuhi kriteria
subkripsi.
Signa (Signatura) R1/. Ya Ya Pada signatura,harus
R2/. Tidak Tidak berisi
R3/. Tidak Tidak Signa(S), frekuensi
Dan lain-lain pemberian dalam
sehari, jumlah obat
yang diminum
perkali minum, dan
waktu pemberian
R1/ penulisan
signatura sudah tepat
dimana menuliskan
kode S.u.c yang
artinya ‘aturan pakai
sudah diketahui’
sehingga tidak perlu
dicantumkan aturan
pemakaian obat di
resep.
R2/ Penulisan
signatura tidak tepat,
dapat dibaca namun
tidak komplit, serta
tidak adanya aturan
pemakaian obat
yang dicantumkan
pada resep.
R3/ penulisan
signatura belum
tepat dan tidak
mencantumkan
waktu pemberian
obat, sehingga
belum lengkap.
Signature dokter R1/. Ya Ya Setiap selesai
R2/. Ya Ya menuliskan 1 obat
R3/. Tidak Tidak pada resep, selalu di
Dan lain-lain ikuti dengan
pemberian tanda
penutup dan paraf
atau tanda tangan
dari dokter, pada
resep ini, R1/ dan
R2/ telah dilengkapi
dengan paraf dokter,
namun, R3/ tidak
terdapat paraf dari
dokter.
Identitas pasien Tidak Ya Identitas pasien
meliputi, nama ,
umur, dan berat
badan. Pada resep
ini tidak dilengkapi
dengan berat badan
dari pasien.

B. Formulir Resep
1. Jenis resep
R1 /. Spesialis
R2 /.Oficinalis
R3 /. Oficinalis
2. Bentuk Magistral (hadir / tidak ada) = TIDAK ADA
Jika ada bentuk magistral, jelaskan menggunakan kriteria:
Bahan Nama agen obat aktif Efek / Fungsi
Remedium Cardinale (obat utama)
Remedium Adjuvant (adjuvant)
Corrigens
Konstituen / vehicle

3. Formulir resmi (hadir / tidak ada) TIDAK ADA


Jika ada formulir resmi, menjelaskan komposisi dan efek obat
Komposisi
Pirimetamin 25mg
Sulfadoksin 500mg

Efek obat
Untuk pengobatan malaria di daerah-daerah dimana malaria falciparum telah yg telah
resisten terhadap klorokina
Efek samping
Kelelahan, gangguan saluran cerna, reaksi kulit. Penggunaan lebih dari satu tahun dapat
menyebabkan agranulocytosis, walaupun jarang terjadi. Efek samping lainnya yang
jarang terjadi : sakit kepala, telinga berdengung , hepatitis.

4. Bentuk khusus (hadir / tidak ada) TIDAK ADA


Jika ada bentuk khusus, menjelaskan isi dan efek obat
5. Obat-obatan narkotika (hadir / tidak ada) TIDAK ADA
Nama:
Menulis obat dalam resep.

C. 1. Rejimen dosis (dosis, cara pemberian, frekuensi, waktu pemberian, dan durasi
pengobatan)
R1/ ( suldox )
Reference : dewasa 2-3 tablet/dose (Pirimetamin 25 mg, dan sulfodoksin 500mg)
Dose : 2 tablet / dose ( dosis tunggal)
Frekuensi : single dose
Waktu pemberian : ac or pc.
Rute : oral
Durasi : 10 hari
R2/ ( ibuprofen )
Reference : 150mg-600mg/dose. Tablet tersedia 200mg dan 400 mg
Dosis : 400 mg/dose
Frekuensi : tiap 6-8 jam atau 3-4 kali sehari
Waktu pemberian : pc
Rute : oral
Durasi : 5 hari
R3/( vit.B komplex )
Dosis :tidak dinyatakan ( 1 tab/dose )
Frekuensi : 2 kali sehari
Waktu pemberian : pc
Rute : oral
Durasi : 7 hari
2. Interaksi obat (hadir / tidak ada) : ada untuk R1/ ( SULDOX )
Memiliki sifat protein biinding sehingga dapatmeningkatkan aktifitas zat obat – obat
lain yang terikat protein seerti antikoagulan,antidiabetik oral, dan fenitoin, sebaiknya tidak
diberikan secara bersamaan dengan suldox
D. Sediaan Farmasi dipilih oleh dokter
(Jelaskan spesifikasi bentuk sediaan yang tersedia, keuntungan dan kerugian dari bentuk
sediaan farmasi)
Pada resep sediaan obat yang diberikan yaitu tablet. Adapun keuntungan dan kerugiannya
yaaitu :
Keuntungan :
1. Praktis mudah dibawa
2. Stabil dalam penyimpanan
3. Harga murah
Kerugian
1. Rasa tidak eank
2. Tidak cocok untuk anak-anak dan lansia

E. Diagnosis
Berdasarkan obat yang ditulis dalam resep, apa / adalah kemungkinan pasien
mendiagnosa?
Berdasarkan dari obat yang diresepkan oleh dokter, pasien kemungkinan menderita
malaria falciparum, untuk ibuprofen digunakan sebagai obat simptomatik untuk
mengurangi demam

F. 1. Kesimpulan dan saran (nasihat yang harus diberikan kepada pasien yang berkaitan
dengan penyakit)
Bagi penderita malaria berat, disampaikan pada keluargamengenai prognosis
penyakitnya.
Pencegahan dapat dilakukan dengan
- Menghindari gigitan nyamuk, dengan kelambu atau repellen
- Menghindari aktifitas diluar rumah pada malam hari
- Mengobati pasien hingga sembuh : pengawasan dalam minum obat

3. Tuliskan kanan dan penulisan resep yang rasional dalam bentuk resep.

RSU PANTI SEHAT

Jl. Mawar 1 Yogyakarta,telp. 129956


dr: Kelompok 1

Yogyakarta, 22-12-17

R/ Tab. Suldox no. XXX


s. u. c

R/ Tab Ibuprofen 400mg No.XV


s.p.r.n. 3. d.d. tab I. P.c

R/ tab . Vit B complex No XV


s.2.d.d. tab. I.p.c.

pro : pandi (40kg)


Umur : 30 th
Setelah mereka menganalisis resep, mereka hadir dan mendiskusikannya dengan
kelompok lain. Setiap kelompok menyajikan:
1. Resep asli dokter
2. Perhitungan dosis obat untuk pasien ini
3. Hak dan penulisan resep yang rasional sesuai dengan pendapat Anda.

4. Resep ke 4

ANALYSIS PRESCRIPTION

A. Kelengkapan peresepan
Komplet Benar/Dapat dibaca Penjelasan
(ya/tidak) (ya/tidak)
Identitas Tidak Ya - Nama doktert tertera dengan jelas
dokter - Nomor Sip dokter tidak ada
- Alamat poliklinik dan nomor telepon
ada
Superskripsi R1/ Tidak Ya - Tempat dan tanggal resep tertulis
jelas
- Tahun penulisan resep tidak ada
- Simbol R tertulis jelas
R2/Tidak Ya - Tempat dan tanggal resep tertulis
jelas
- Tahun penulisan resep tidak ada
- Simbol R tertulis jelas
R3/ Tidak Ya - Tempat dan tanggal resep tertulis
jelas
- Tahun penulisan resep tidak ada
- Simbol R tertulis jelas
R4/ Tidak Ya - Tempat dan tanggal resep tertulis
jelas
- Tahun penulisan resep tidak ada
- Simbol R tertulis jelas
Inskripsi R1/Tidak Ya - Nama obat ada
- Kekuatan obat tidak disertakan
R2/Tidak Ya - Nama obat ada
- Kekuatan obat tidak disertakan
R3/ya Ya - Nama obat ada
- Kekuatan obat disertakan
R4/Tidak Tidak - Nama obat ada
- Kekuatan obat tidak disertakan
- Pemberian tetes mata hanya dalam
formula spesialistis
Subskripsi R1/Ya Ya - Bentuk sediaan obat ada
- Jumlah obat ada
R2/Ya Ya - Bentuk sediaan obat ada
- Jumlah obat ada
R3/Ya Ya - Bentuk sediaan obat ada
- Jumlah obat ada
R4/Ya Ya - Bentuk sediaan obat ada
- Jumlah obat ada
Signatura R1/Tidak Ya - Jumlah obat yang diminum perkali
minum tidak ada
- Frekuensidan dosis per kali
pemberiantidakada
- Waktu pemberian obat tidak ada
- Signatura dapat terbaca sebagai “S.
u.e.” maupun “S. u.c.”. sebaiknya
frekuensi dan jumlah pemakaian
dituliskan pada resep
R2/Tidak Ya - Jumlah obat yang diminum perkali
minum ada
- Waktu pemberian obat tidak ada
R3/Tidak Ya - Jumlah obat yang diminum perkali
minum ada
- Waktu pemberian obat tidak ada
R4/Tidak Ya - Jumlah obat yang diminum perkali
minum tidak ada
- Frekuensi dan dosis pemakaian tidak
ada
- Waktu pemberian obat tidak ada
Identitas Tidak Ya - Nama dan umur disertakan
pasien - Berat badan tidak tertera
Penutup Tidak Tidak R1, R2, R3, dan R4 tidak ada penutup

B. Bentuk Formulir resep

R1/ Official form

 Komposisi : Mebendazol
 Efek :antelmintik

R2/ Official form

 Komposisi : Ferro sulfat


 Efek :suplemen

R3/ Official form

 Komposisi : Vit. C
 Efek :suplemen

R3/ Official form

 Komposisi : eye drops chloramphenicol


 Efek :antibiotik

a. Mebendazol
Merupakan antelmintik yang berspektrum luas. Antelmintik atau obat cacing yang
digunakan untuk membrantas atau mengurangi cacing dalam lumen usus atau jaringan
tubuh. Mebendazol sangat efektif untuk mengobati infestasi cacing gelang, cacing kremi,
cacing tambang dan T.Trichuria. mebendazol juga efektif untuk trichostrongylus, sedangkan
untuk taeniasis dan S. Stercoralis efeknya bervariasi.

b. Ferro sulfat
Ferrous sulfate adalah obat yang merupakan suplemen zat besi yang digunakan untuk
mneghambat atau digunakan untuk mengobati atau mencegah kadar zat besi renzah dalam
darah (misalnya untuk anemia atau selama kehamilan ). Zat besi merupakan mineral penting
yang dibutuhkan tubuh untuk menghasilkan sel darah merah dan menjaga tubuh dalam
kondisi sehat.

c. Vit C
Vitamin C bekerja sebagai suatu koenzim dan pada keadaan tertentu merupakan
reduktor dan antioksidan. Vitamin C berperan sebagai suatu kofaktor dalam sejumlah reaksi
hidroksilasi dan amidasi dengan memindahkan elektron ke enzim yang ion logamnya harus
berada dalam keadaan tereduksi dan dalam kondisi tertentu bersifat sebagai antioksidan.
d. Chloramphenicol
Merupakan antibiotik yang mempunyai aktivitas bakteriostatik dan pada dosis tinggi
bersifat bakterisid. Aktivits antibakterinya dengan menghambat sintesa protein dengan jalan
mengikat subunit ribosom yang merupakan langkah penting dalam pembentukan ikatan
peptida. Khloramphenikol efektif terhadap bakteri aerob gram-positif

C. Dosis dan Frekuensi obat


a. Mebendazol
Dosis : 500mg
Rute : oral
Frekuensi: 3x/hari
Waktu pemberian : P.c / A.c
Durasi pemberian : 1minggu
b. Ferro sulfat
dosis : 300-325mg
rute : oral
frekuensi :3-4x/hari
waktu pemberian: P.c/ A.c
durasi pemberian : 3-4 hari
c. Vit C
dosis : 100-250mg
Rute : oral
Frekuensi : 1-2x/hari
Waktu pemberian: P.c/ A.c
Durasi pemberian : <2minggu
d. Chloramphenicol
Dosis : 0,5% b/v
Rute : drop/tetes mata
Frekuensi : 6x/hari
Waktu pemberian : tiap 1-4 jam
Durasi pemberian : 3-4 hari

D. Bentuk dosis obat dan keuntungan bentuk


a. Mebendazol
Obat ini diberikan dalam bentuk tablet
Keuntungan : stabil dalam darah
Kerugian : tidak cocok dikonsumsi anak-anak berusia <2tahun
b. Ferro sulfat
Obat ini diberikan dalam bentuk tablet
Keuntungan : harga murah
Kerugian : tidak dapat diberikan ibu hamil dan menyusui
c. Vitamin C
Obat ini diberikan dalam bentuk tablet
Keuntungan : rasa enak, dapat diberikan pada anak-anak
Kerugian : penggunaan yang tidak tepat dapat mengakibatkan alergi
d. Chloramphenicol
Obat ini diberikan dalam bentuk tetes mata
Keuntungan : stabil dalam darah
Kerugian : pemakaian saat menyusui dan hamil dihindari
E. Diagnosis : Infeksi Cacing disertai anemia defisiensi besi

POLIKLIINIK
SEGAR BUGAR
Jl. Menur 19 Yogyakarta, telp. 123766

dr. Mawardi Yogyakarta, 03 Maret 2017


Sip: 123/X/2003

También podría gustarte