Está en la página 1de 9

A.

KELAINAN DALAM LAMANYA KEHAMILAN


1. Pengertian
Lamanya kehamilan yang normal 280 hari atau 40 minggu dihitung dari hari pertama haid
yang terakhir.Kadang-kadang kehamilan berakhir sebelum waktunya dan ada kalanya melebihi
waktu yang normal. Berakhirnya kehamilan menurut lamanya kehamilan berlangsung dapat
dibagi sebagai berikut :
Lamanya Kehamilan Berat anak istilah
< 22 minggu <500 g Abortus
22-28 minggu 500g-1000g Partus immaturus
28-37 minggu 1000g-2500g Partus praematurus
37-42 minggu >2500-4500g Partus aterm (maturus)
>42 minggu >4500g Partus serotinus

B. PREMATUR
1. Pengertian Premature
Premature yaitu persalinan yang berlangsung pada usia kehamilan 20-37 minggu
dipertimbangkan sebagai persalinan prematur dan terjadi pada kurang lebih 10% persalinan di
Amerika Serikat. Kendati program pencegahan persalinan prematur, terapi farmakologis untuk
persalinan premature dan upaya mengenali faktor risiko persalinan prematur telah
digalakkan,angka persalinan prematur tidak berubah selama 40 tahun terakhir.
Faktor risiko : Lebih dari setengah jumlah wanita hamil yang melahirkan prematur diketahui
tidak memiliki faktor risiko untuk persalinan prematur.
a. Faktor demografis : ibu dari ras kulit hitam, status sosio-ekonomi yang rendah, usia <18 tahun
atau >40 tahun.
b. Kesehatan umum : stres pribadi tinggi, nutrisi buruk;berat ibu sebelum hamil rendah; anemia,
bakteriuria, kondisi-kondisi medis, seperti diabetes, asma dan pielonefritis, penyakit jantung
pada ibu, merokok (risiko 2x lipat), penyalahgunaan zat (risiko 3x lipat).
c. Pekerjaan : pekerjaan yang banyak menuntut kemampuan fisik, berdiri terlalu lama, bekerja
dalam shift, dan bekerja di malam hari.
d. Kondisi uterus : Kelainan, cedera pada serviks atau abnormalitas (termasuk pajanan
dietilstilbestrol (DES) di dalam uterus, konisasi serviks, atau riwayat induksi aborsi pada
trimester kedua), fibroid, atau kontraksi uterus yang berlebihan, dan infeksi.
e. Faktor obstetric : persalinan prematur sebelumnya pada kehamilan usia antara 16 dan 36 minggu
(2-3x risiko: semakin sering mengalami persalinan prematur),semakin dini usia kehamilan
semakin besar risiko mengalami persalinan prematur,hasil yang di peroleh pada persalinan
terakhir merupakan alat yang lebih akurat untuk menentukan perkiraan hasil persalinan kali ini),
KPD, plasenta previa, inkompetensi serviks, abrupsio plasenta, preeklamsia, PJT,
oligohidramnion, amnionitis, kelainan janin,perdarahan per vaginam setelah trimester pertama,
perawatan prenatal kurang atau tidak ada sama sekali.

2. ETIOLOGI
a. Faktor Maternal
Toksenia, hipertensi, malnutrisi / penyakit kronik, misalnya diabetes mellitus kelahiran
premature ini berkaitan dengan adanya kondisi dimana uterus tidak mampu untuk menahan fetus,
misalnya pada pemisahan premature, pelepasan plasenta dan infark dari plasenta
b. Faktor Fetal
Kelainan Kromosomal (misalnya trisomi antosomal), fetus multi ganda, cidera radiasi
(Sacharin. 1996)
Faktor yang berhubungan dengan kelahiran premature :
Kehamilan
1) Malformasi Uterus
2) Kehamilan ganda
3) TI. Servik Inkompeten
4) KPD
5) Pre eklamsia
6) Riwayat kelahiran premature
7) Kelainan Rh
Kondisi medis
1) Kondisi yang menimbulkan partus preterm
a. Hipertensi
Tekanan darah tinggi menyebabkan penolong cenderung untuk mengakhiri kehamilan, hal ini
menimbulkan prevalensi persalinan preterm meningkat.
b. Perkembangan janin terhambat
Perkembangan janin terhambat (Intrauterine growth retardation) merupakan kondisi dimana
salah satu sebabnya ialah pemasokan oksigen dan makanan mungkin kurang adekuat dan hal ini
mendorong untuk terminasi kehamilan lebih dini.
c. Solusio plasenta
Terlepasnya plasenta akan merangsang untuk terjadi persalinan preterm, meskipun sebagian
besar (65%) terjadi aterm. Pada pasien dengan riwayat solusio plasenta maka kemungkinan
terulang akan menjadi lebih besar yaitu 11%.
d. Plasenta previa
Plasenta previa sering kali berhubungan dengan persalinan preterm akibat harus dilakukan
tindakan pada perdarahan yang banyak.Bila telah terjadi perdarahan banyak maka kemungkinan
kondisi janin kurang baik karena hipoksia.
e. Kelainan rhesus
Sebelum ditemukan anti D imunoglobulin maka kejadian induksi menjadi berkurang, meskipun
demikian hal ini masih dapat terjadi.
f. Diabetes
Pada kehamilan dengan diabetes yang tidak terkendali maka dapat dipertimbangkan untuk
mengakhiri kehamilan.Tapi saat ini dengan pemberian insulin dan diet yang terprogram,
umumnya gula darah dapat dikendalikan.
2) Kondisi yang menimbulkan kontraksi
a. Kelainan bawaan uterus
Meskipun jarang tetapi dapat dipertimbangkan hubungan kejadian partus preterm dengan
kelainan uterus yang ada.
b. Ketuban pecah dini
Ketuban pecah mungkin mengawali terjadinya kontraksi atau sebaliknya. Ada beberapa kondisi
yang mungkin menyertai seperti : serviks inkompeten, hidramnion, kahamilan ganda, infeksi
vagina dan serviks, dan lain-lain.
c. Serviks inkompeten
Riwayat tindakan terhadap serviks dapat dihubungkan dengan terjadinya
inkompeten.Chamberlain dan Gibbings menemukan 60% dari pasien serviks inkompeten pernah
mengalami abortus spontan dan 49% mengalami pengakhiran kehamilan pervaginam.
d. Kehamilan ganda
Sebanyak 10% pasien dengan dengan partus preterm ialah kehamilan ganda dan secara umum
kahamilan ganda mempunyai panjang usia gestasi yang lebih pendek.

Sosial Ekonomi
1) Tidak melakukan perawatan prenatal
2) Status sosial ekonomi rendah
3) Mal nutrisi
4) Kehamilan remaja

Faktor gaya hidup


1) Kebiasaan merokok
2) Kenaikan berat badan selama hamil yang kurang
3) Penyalahgunaan obat (kokain)
4) Alcohol

3. TANDA DAN GEJALA


tanda-tanda persalinan prematur, yaitu
a. Kram seperti ketika datang bulan atau rasa sakit pada punggung.
b. Kram perut, dengan atau tanpa diare.
c. Kontraksi rahim yang teratur dengan jarak waktu sepuluh menit atau kurang dan kontraksi ini
tidak harus terasa sakit.
d. Rasa tertekan pada perut bagian bawah, terasa berat atau seperti bayi yang mendorong ke bawah.
e. keluar air atau cairan lainnya dari vagina.

4. FAKTOR RESIKO KELAHIRAN PREMATUR


Resiko Demografik
a. Ras
b. Usia (<> 40 tahun)
c. Status sosio ekonomi rendah
d. Belum menikah
e. Tingkat pendidikan rendah
Resiko Medis
a. Persalinan dan kelahiran premature sebelumnya
b. Abortus trimester kedua (lebih dari 2x abortus spontan atau elektif)
c. Anomali uterus
d. Penyakit-penyakit medis (diabetes, hipertensi)
e. Resiko kehamilan saat ini :
Kehamilan multi janin, Hidramnion, kenaikan BB kecil, masalah-masalah plasenta (misal :
plasenta previa, solusio plasenta), pembedahan abdomen, infeksi (misal : pielonefritis, UTI),
inkompetensia serviks, KPD, anomaly janin
Resiko Perilaku dan Lingkungan
a. Nutrisi buruk
b. Merokok (lebih dari 10 rokok sehari)
c. Penyalahgunaan alkohol dan zat lainnya (mis. kokain)
d. Jarang / tidak mendapat perawatan prenatal

Faktor Resiko Potensial


a. Stres
b. Iritabilitas uterus
c. Perestiwa yang mencetuskan kontraksi uterus
d. Perubahan serviks sebelum awitan persalinan
e. Ekspansi volume plasma yang tidak adekuat
f. Defisiensi progesterone
g. Infeksi

5. KLASIFIKASI
Persalinan prematur murni sesuai dengan definisi WHO :
BATASAN KRITERIA KETERANGAN
Sangat  - Usia kehamilan 24-30  Sangat sulit untuk hidup, kecuali
prematur minggu dengan inkubator canggih
 - BB bayi 1000-1500 g  Dampak sisanya menonjol,terutama
pada IQ nerologis dan pertumbuhan
fisiologis
Prematur  - Usia kehamilan 31-36  - Dengan perawatan cangih masih
Sedang minggu mungkin hidup tanpa dampak sisa
 - BB bayi 1501-2000 g yang berat
Premuatur  - Usia kehamilan 36-38  - Masih sangat mungkin hidup tampa
borderline minggu dampak sisa yang berat
 - Berat bayi 2001-2499 g  - Perhatikan kemungkinan :
 - Lingkaran kepala 33 cm * Ganguan napas
 - Lingkaran dada 30 cm  * Daya isap lemah
 - Panjang badan sekitar  * Tidak tahan terhadap hipotermia
45cm  * Mudah terjadi infeksi

6. PATOFISIOLOGI
Persalinan preterm dapat diperkirakan dengan mencari faktor resiko mayor atau minor.
Faktor resiko minor ialah penyakit yang disertai demam, perdarahan pervaginam pada kehamilan
lebih dari 12 minggu, riwayat pielonefritis, merokok lebih dari 10 batang perhari, riwayat abortus
pada trimester II, riwayat abortus pada trimester I lebih dari 2 kali
Faktor resiko mayor adalah kehamilan multiple, hidramnion, anomali uterus, serviks terbuka
lebih dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu, serviks mendatar atau memendek kurang dari 1 cm
pada kehamilan 32 minggu, riwayat abortus pada trimester II lebih dari 1 kali, riwayat persalinan
preterm sebelumnya, operasi abdominal pada kehamilan preterm, riwayat operasi konisasi, dan
iritabilitas uterus.
Pasien tergolong resiko tinggi bila dijumpai 1 atau lebih faktor resiko mayor atau bila ada 2
atau lebioh resiko minor atau bila ditemukan keduanya. (Kapita selekta, 2000 : 274)

7. DIAGNOSIS PERSALINAN PREMATUR


Sering terjadi kesulitan dalam menentukan diagnosis ancaman persalinan preterm. Tidak
jarang kontraksi yang timbul pada kehamilan tidak benar-benar merupakan ancaman proses
persalinan. Beberapa kriteria dapat dipakai sebagai diagnosis ancaman persalinan preterm, yaitu:
a. Kontraksi yang berulang sdikitnya setiap 7-8 menit sekali, atau 2-3 kali dalam waktu 10 menit
b. Adanya nyeri pada punggung bawah (low back pain)
c. Perdarahan bercak
d. Perasaan menekan daerah serviks
e. Pemeriksaan serviks menunjukan telah terjadi pembukaan sedikitnya 2 cm, dan penipisan 50-
80%
f. Presentasi janin rendah, sampai mencapai spina ischiadika
g. Selaput ketuban pecah dapat merupakan tanda awal terjadinya persalinan preterm
h. Terjadi pada usia kehamilan 22-37 minggu

8. PENANGANAN PERSALINAN PREMATURE


Prinsip penanganan persalinan premature ada;ah :
a. Coba hentikan kontraksi uterus / penundaan kelahiran
b. Persalinan berjalan terus dan siapkan penanganan selanjutnya .
c. Upaya menghentikan kontrsksi uterus kemungkinan obat-obatan atau tokolitik hanya berhasil
sebentar, tapi penting untuk memberikan kortikosteroid,intervensi ini bertujuan untuk menunda
kelahiran sampai bayi cukup matang untuk lahir ( 37 minggu)
Penundaan kehamilan dilakukan bila :
a. Umur kehamilan 37 minggu
b. Pembukaan serviks kurang dari 3 cm
c. Tidak ada amnionitis, pre- eklamsi atau perdarahan yang aktif.
d. Tidak ada gawat janin.

C. POSTMATUR
1. Pengertian
Kehamilan post matur adalah kehamilan yang berlangsung lebih lama dari 42 minggu,
dihitung berdasarkan rumus naegle, dengan siklus haid rata- rata 28 hari. Selain itu ada juga yang
dihitung 42 minggu dari HPHT dan ada pula dihitung 42 minggu.Partusnya disebut partus
postmaturus atau serotinus dan bayinya disebut postmaturitas atau serotinus.
2. Etiologi
Etiologi pasti belum diketahui. Tapi ada yang menyebabkan faktor penyebabnya adalah
faktor hormonal, yaitu kadar progesteron tidak cepat turun walaupun kehamilan telah cukup
bulan, sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin berkurang. Faktor lain adalah faktor
herediter, karena postmaturitas sering dijumpai pada suatu keluarga tertentu.
3. Tanda-tanda bayi postmatur :
a) Biasanya lebih berat dari bayi matur
b) Tulang dan sutura kepala lebih keras dari bayi matur
c) Rambut lanugo hilang atau sangat kurang
d) Verniks kaseosa di badan kurang
e) Kuku-kuku panjang
f) Rambut kepala agak tebal
g) Kulit agak pucat dengan desquamasi epitel
4. Pengaruh terhadap ibu dan janin
Terhadap ibu
Persalinan postmatur dapat menyebabkan distosia karena
a) Aksi uterus tidak terkoordinasi
b) Janin besar
c) Molase kepala kurang
d) Maka sering dijumpai partus lama, kesalahan letak, inersia uteri, distosia bahu, dan perdarahan
postpartum. Hal ini akan menaikkan angka morbiditas dan mortalitas.
Terhadap janin
Jumlah kematian janin atau bayi pada kehamilan 42 minggu 3kali lebih besar dari kehamilan
40 minggu, karena postmaturitas akan menambah bahaya pada janin. Pengaruh postmaturitas
pada janin bervariasi,seperti;
Berat badan janin dapat bertambah besar, tetap, da nada yang berkurang setelah kehamilan
42 minggu. Ada pula yang bias terjadi kematian janin dalam kandungan.

5. Penatalaksanaan
a) Setelah usia kehamilan lebih dari 40-42 minggu yang penting adalah monitoring janin sebaik-
baiknya.
b) Apabila tidak ada tanda-tanda insufisiensi plasenta, persalinan spontan dapat ditunggu dengan
pengawasan ketat.
c) Lakukan kolaborasi dengan dokter spesialis kandungan atau rujuk.

También podría gustarte