Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
P E ND A HU L UA N
Kegiatan Belajar 1
Jenis Opini
Dalam Arens et al. (2008), laporan audit dengan pendapat wajar tanpa
pengecualian dengan paragraf penjelasan merupakan laporan audit yang
disimpulkan melalui suatu audit yang lengkap telah dilaksanakan dengan
hasil yang memuaskan dan laporan keuangan telah disajikan dengan wajar
tetapi auditor yakin bahwa penting atau wajib untuk memberi informasi
tambahan.
Jika dampak tersebut tidak dapat ditentukan secara beralasan, laporan auditor
harus menyatakan hal itu (PSA No. 29 SA Seksi 508).
1. Judul Laporan
Standar auditing mensyaratkan bahwa laporan harus diberi judul yang
mengandung kata independen. Kewajiban mencantumkan kata independen
dimaksudkan untuk memberi tahu kepada para pemakai laporan bahwa audit
tersebut dalam segala aspeknya dilaksanakan secara tidak memihak.
Oleh karena sistem hukum Indonesia berasal dari sistem hukum Belanda,
maka hukum perusahaan Indonesia menganut Two Tiers System untuk
struktur dewan dalam perusahaan. Namun, dalam sistem hukum di Indonesia
dewasa ini terdapat perbedaan yang cukup penting termasuk di dalamnya
adalah hak dan kewajiban Dewan Komisaris dalam hal tidak memiliki
kewenangan Dewan Komisaris untuk menunjuk dan memberhentikan direksi.
Perbedaan sistem tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
Board of Directors
Executive Directors Non Executive Directors
General Meeting of
Shareholders (GMoS)
Dewan Komisaris
Dewan Direksi
Gambar 5.3.
Struktur Dewan Komisaris dan Dewan Direksi Two Tiers System yang Diadopsi
oleh Indonesia
Oleh karena perbedaan sistem ini yang dapat membuat laporan auditor di
Indonesia dapat ditujukan kepada Dewan Komisaris selain Dewan Direksi
dan/ atau pemegang saham sedangkan pada paparan yang dikutip dari Arens
et al. (2008) tidak ditujukan kepada Dewan Komisaris karena praktik
Amerika Serikat memiliki sistem Dewan yang berbeda.
Selain itu dalam PSA No. 29 SA Seksi 508, laporan auditor atas laporan
keuangan perusahaan yang tidak berbentuk perseroan terbatas harus
dialamatkan sesuai dengan keadaannya, misalnya dialamatkan kepada para
anggota persekutuan atau kepada pemilik. Kadang-kadang auditor diminta
untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan yang bukan kliennya. Dalam
hal ini biasanya laporan dialamatkan kepada klien sebagai pemberi tugas dan
bukan kepada direksi perusahaan atau para pemegang saham yang laporan
keuangannya diaudit oleh auditor.
3. Paragraf Pendahuluan
Paragraf pertama laporan menunjukkan tiga hal, pertama, laporan itu
membuat suatu pernyataan sederhana bahwa kantor akuntan publik
bersangkutan telah melaksanakan audit. Pernyataan ini dibuat untuk
membedakan laporan audit dari laporan kompilasi atau laporan review.
Kedua, paragraf ini menyatakan laporan keuangan yang telah diaudit,
termasuk tanggal neraca serta periode akuntansi untuk laporan laba rugi dan
laporan arus kas. Kata-kata tentang laporan keuangan dalam laporan audit
5.14 Auditing I
Paragraf ruang lingkup menyatakan bahwa laporan keuangan telah bebas dari
salah saji yang material. Pencantuman kata material menunjukkan bahwa
auditor hanya bertanggung jawab mencari salah saji yang signifikan. Istilah
keyakinan yang memadai digunakan untuk menunjukkan bahwa audit tidak
dapat diharapkan menghapus seluruh kemungkinan adanya salah saji yang
material dalam laporan keuangan. Selain itu, paragraf ruang lingkup juga
membahas bukti audit yang dikumpulkan telah memadai guna menyatakan
pendapat.
Lebih detail pada Boynton et al. (2001), paragraf ruang lingkup
menguraikan sifat dan lingkup audit. Kalimat dalam paragraf ini adalah:
Oleh karena Boynton et al. (2001) mengacu pada auditing dan standar
yang berlaku di Amerika Serikat, dalam konteks ini, standar yang berlaku
umum meliputi sepuluh standar GAAS (Generally Accepted Auditing
Standard) dan seluruh SAS (Statements on Auditing Standards) yang dapat
diterapkan.
Kalimat di atas menjelaskan lebih jauh sifat audit. Kata-kata atas dasar
pengujian menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan audit, kurang dari 100%
bukti yang telah diperiksa. Dasar pengujian menunjukkan adanya risiko
bahwa bukti yang tidak diperiksa mungkin merupakan bukti yang penting
dalam menilai kewajaran penyajian dan pengungkapan laporan keuangan
secara keseluruhan.
5.16 Auditing I
”Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar yang memadai untuk
menyatakan pendapat”
5. Paragraf Pendapat
Paragraf terakhir dalam laporan audit standar menyatakan kesimpulan
auditor berdasarkan hasil audit dan merupakan bagian laporan ini sangat
penting. Paragraf pendapat dinyatakan sebagai suatu pendapat saja bukan
sebagai pernyataan yang mutlak atau jaminan oleh karena kesimpulan
tersebut dibuat berdasarkan pertimbangan profesional. Frasa menurut
pendapat kami menunjukkan bahwa mungkin ada beberapa risiko informasi
yang berkaitan dengan laporan keuangan meskipun telah diaudit.
6. Nama KAP
Nama mengidentifikasi kantor akuntan publik (KAP) atau praktisi yang
melaksanakan audit. Nama kantor akuntan publik dituliskan karena seluruh
bagian kantor akuntan publik mempunyai tanggung jawab hukum dan
profesional untuk memastikan bahwa kualitas audit memenuhi standar
profesional.
EKSI4308/MODUL 5 5.17
L AT IH AN
tersebut. Pada laporan auditor dapat mempunyai dua tanggal atau biasa
disebut, yang pertama merupakan tanggal selesainya pemeriksaan
lapangan, dan yang kedua tanggal terjadinya peristiwa penting tersebut.
Kepada Yth.
Dewan Komisaris
PT ABADI JAYA
Jl. Kenanga No. 88
Jakarta Utara
Kami telah mengaudit neraca perusahaan PT. ABADI JAYA tanggal 31 Desember
2007 serta laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas untuk
tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab
manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat
atas laporan keuangan berdasarkan audit kami.
Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan
secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan perusahaan PT ABADI
JAYA tanggal 31 Desember 2007, dan hasil usaha, serta arus kas untuk tahun yang
berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia.
25 Februari 2012
10) Pendapat tidak wajar diberikan auditor jika laporan keuangan tidak
menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Pendapat ini dinyatakan bila, menurut pertimbangan auditor, laporan
keuangan secara keseluruhan tidak disajikan secara wajar sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Bila auditor
menyatakan pendapat tidak wajar, ia harus menjelaskan dalam paragraf
terpisah sebelum paragraf pendapat dalam laporannya (a) semua alasan
yang mendukung pendapat tidak wajar, dan (b) dampak utama hal yang
menyebabkan pemberian pendapat tidak wajar terhadap posisi keuangan,
hasil usaha, dan arus kas, jika secara praktis untuk dilaksanakan.
T ES FO R M AT IF 1
3) Berikut ini merupakan pendapat atau opini auditor menurut PSA No. 29
SA Seksi 508, kecuali ....
A. wajar dengan pengecualian
B. wajar dengan pengecualian dengan bahasa penjelas
C. pendapat tidak wajar
D. pernyataan tidak memberikan pendapat
10) Apabila terdapat ketiadaan bukti kompeten yang cukup atau adanya
pembatasan terhadap lingkup audit yang mengakibatkan auditor
berkesimpulan bahwa ia tidak dapat menyatakan pendapat wajar tanpa
pengecualian dan ia berkesimpulan tidak menyatakan tidak memberikan
pendapat, maka pendapat apa yang dapat ia berikan?
A. Pendapat tidak wajar.
B. Wajar dengan pengecualian.
C. Wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas ditambahkan
dalam laporan auditor bentuk baku.
D. Pernyataan tidak memberikan pendapat.
EKSI4308/MODUL 5 5.27
11) Apabila terdapat data keuangan kuartalan tertentu yang diharuskan oleh
Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) namun tidak disajikan atau
tidak di-review, pendapat apa yang dapat diberikan auditor?
A. Wajar tanpa pengecualian.
B. Pendapat tidak wajar.
C. Wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas ditambahkan
dalam laporan auditor bentuk baku.
D. Pernyataan tidak memberikan pendapat.
12) Apabila dalam suatu kondisi, berdasarkan audit yang telah dilakukan,
auditor yakin bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yang berdampak material,
dan ia berkesimpulan tidak menyatakan pendapat tidak wajar. Lalu,
pendapat apa yang mungkin dapat diberikan auditor sesuai dengan
standar auditing?
A. Wajar tanpa pengecualian.
B. Pendapat tidak wajar.
C. Wajar dengan pengecualian.
D. Pernyataan tidak memberikan pendapat.
Kegiatan Belajar 2
Kepada Yth.
Dewan Komisaris
PT ABADI JAYA
Jl. Kenanga No. 88
Jakarta Utara
25 Februari 2012
Gambar 5.4.
Contoh Laporan Auditor Bentuk Baku yang Meliputi Satu Periode Akuntansi
Kepada Yth.
Dewan Komisaris
PT ABADI JAYA
Jl. Kenanga No. 88
Jakarta Utara
25 Februari 2012
Gambar 5.5.
Contoh Laporan Auditor Bentuk Baku atas Laporan Keuangan Komparatif
profesionalnya; atau tidak ada satu pun aturan dalam Seksi ini yang
menyatakan bahwa suatu laporan auditor yang mengacu ke laporan auditor
lain dianggap lebih rendah mutunya dalam pandangan profesional
dibandingkan dengan laporan yang tidak mengacu ke laporan auditor lain.
Seorang auditor yang bertindak sebagai auditor utama harus
memperhatikan apakah ia telah melakukan semua pekerjaan selain sebagian
kecil pekerjaan, atau bagian audit yang signifikan yang telah dilakukan oleh
auditor lain. Dalam kondisi bagian signifikan audit dilaksanakan oleh auditor
lain, ia harus memutuskan apakah partisipasinya cukup untuk memungkinkan
dirinya bertindak sebagai auditor utama dan melaporkan dalam kapasitasnya
sebagai auditor utama atas laporan keuangan tersebut. Auditor juga harus
mempertimbangkan materialitas bagian laporan keuangan auditannya
dibandingkan bagian yang diaudit auditor lain. Lingkup pengetahuannya
tentang laporan keuangan secara keseluruhan, dan pentingnya komponen-
komponen yang diauditnya dalam hubungannya dengan perusahaan secara
keseluruhan.
Auditor utama harus menentukan apakah ia harus mengacu atau tidak
mengacu pada bagian audit yang dilaksanakan auditor lain dalam laporannya.
Jika auditor utama memutuskan untuk memikul tanggung jawab atas
pekerjaan auditor lain, sepanjang pekerjaan tersebut berkaitan dengan
pernyataan pendapat auditor utama atas laporan keuangan secara
keseluruhan, tidak ada pengacuan yang harus dibuat terhadap pekerjaan atau
laporan auditor lain. Sebaliknya, jika auditor utama memutuskan untuk tidak
memikul tanggung jawab tersebut, laporannya harus menunjukkan pengacuan
ke audit yang dilaksanakan oleh auditor lain dan harus menunjukkan secara
jelas pembagian tanggung jawab antara auditor utama dan auditor lain dalam
menyatakan pendapatnya atas laporan keuangan. Tanpa memperhatikan
keputusan auditor utama, auditor lain tetap bertanggung jawab atas
pelaksanaan pekerjaannya dan atas laporannya.
Jika auditor utama dapat meyakinkan dirinya terhadap independensi dan
reputasi profesional auditor lain dan percaya bahwa audit yang dilakukan
oleh auditor lain dapat diandalkan, ia dapat menyatakan suatu pendapat atas
laporan keuangan secara keseluruhan tanpa mengacu ke audit yang
dilaksanakan oleh auditor lain di dalam laporannya. Apabila auditor utama
telah memutuskan tidak mengacu ke audit yang dilaksanakan auditor lain, ia
tidak harus mengungkapkan dalam laporannya tentang bagian audit tersebut.
Jika bagian audit tersebut diungkapkan dalam laporannya, justru hal ini dapat
5.32 Auditing I
yang diaudit oleh auditor lain. Hal ini dapat dilakukan dengan menyatakan
jumlah rupiah atau persentase satu atau lebih hal-hal berikut ini: jumlah
keseluruhan aset, jumlah keseluruhan pendapatan, atau kriteria lainnya,
tergantung atas hal yang paling jelas menunjukkan bagian laporan keuangan
yang diaudit oleh auditor lain. Nama auditor lain dapat disebutkan dan
laporannya dapat disajikan bersama dengan laporan auditor utama atas
persetujuan auditor lain tersebut. Pengacuan dalam laporan auditor utama
yang merupakan bagian audit yang telah dilakukan oleh auditor lain tidak
diartikan sebagai pengecualian pendapat, namun lebih merupakan suatu
petunjuk tanggung jawab yang terpisah di antara auditor yang melakukan
audit terhadap berbagai komponen laporan keuangan secara keseluruhan.
Laporan auditor utama pada Gambar 5.6 merupakan contoh kasus
auditor utama mengacu pada bagian audit yang dilakukan auditor lain dengan
pendapat wajar tanpa pengecualian untuk audit anak perusahaan. Jika auditor
lain menyimpang dari laporan auditor bentuk baku (laporan keuangan telah
disajikan secara wajar sesuai prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia), auditor utama harus memutuskan apakah alasan penyimpangan
dari laporan audit bentuk baku sedemikian rupa sehingga sifat dan
pentingnya alasan tersebut dalam hubungannya dengan laporan keuangan
yang dilaporkan oleh auditor utama memerlukan pengungkapan dalam
laporan auditor utama.
Bila alasan penyimpangan tidak material dalam hubungannya dengan
laporan keuangan secara keseluruhan dan laporan auditor lain tidak disajikan,
auditor utama tidak perlu membuat acuan ke pekerjaan auditor lain dalam
laporannya terhadap penyimpangan tersebut, namun jika laporan auditor lain
disajikan, auditor utama dapat mengacu ke penyimpangan tersebut dan
perlakuannya. Penjelasan dan contoh laporan auditor utama bentuk kasus ini
mengacu pada PSA No. 38 SA Seksi 543 tentang Bagian Audit Dilaksanakan
Oleh Auditor Independen.
5.34 Auditing I
Kepada Yth.
Dewan Komisaris
PT ABADI JAYA
Jl. Kenanga No. 88
Jakarta Utara
Kami telah mengaudit neraca konsolidasian PT. ABADI JAYA dan anak
perusahaannya tanggal 31 Desember 2007, dan laporan laba-rugi
konsolidasian yang bersangkutan dan laporan perubahan ekuitas, dan
laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan
keuangan tersebut merupakan tanggung jawab manajemen perusahaan.
Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan
keuangan berdasarkan audit kami. Kami tidak mengaudit laporan
keuangan PT SEKAR ABADI JAYA, anak perusahaan yang dimiliki
penuh oleh PT ABADI JAYA, yang laporan keuangannya mencerminkan
aktiva total dan pendapatan masing-masing 20% dan 22%, dari total
laporan keuangan konsolidasian yang bersangkutan. Laporan keuangan
tersebut diaudit oleh auditor lain dengan pendapat wajar tanpa
pengecualian, yang laporannya telah diserahkan kepada kami, dan
pendapat kami, sepanjang berkaitan dengan jumlah-jumlah untuk PT
SEKAR ABADI JAYA, didasarkan semata-mata atas laporan auditor
independen lain tersebut.
Menurut pendapat kami, berdasarkan audit kami dan laporan auditor lain
EKSI4308/MODUL 5 5.35
25 Februari 2012
Gambar 5.6.
Contoh Laporan Auditor Utama yang Mengacu pada Bagian Audit yang
Dilaksanakan Auditor Lain
c. Ketidakkonsistensian
Laporan auditor bentuk baku secara tersirat menyatakan bahwa
kesesuaian daya banding laporan keuangan di antara periode-periode
akuntansi tidak secara material dipengaruhi oleh perubahan dalam prinsip
akuntansi. Selain itu, prinsip akuntansi tersebut telah diterapkan secara
konsisten di antara dua periode atau lebih, baik karena (a) tidak terjadi
perubahan prinsip akuntansi, atau (b) telah terjadi suatu perubahan prinsip
akuntansi atau metode penerapannya, namun dampak perubahan atas daya
banding laporan keuangan tidak material. Dalam hal ini, auditor tidak perlu
menyatakan konsistensi dalam laporannya.
Namun, jika terjadi perubahan prinsip akuntansi atau metode
penerapannya yang mempunyai akibat material terhadap daya banding
laporan keuangan perusahaan, auditor harus menyatakan perubahan tersebut
EKSI4308/MODUL 5 5.37
terhadap kondisi yang ada yang telah sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia.
Suatu audit mencakup penaksiran tentang apakah bukti audit memadai
untuk mendukung analisis manajemen. Auditor juga mempertimbangkan
kecukupan audit didasarkan pada bukti audit yang tersedia atau harus
tersedia. Apabila setelah mempertimbangkan kondisi yang ada dan bukti
yang tersedia, auditor berkesimpulan bahwa bukti audit yang cukup
mendukung asersi manajemen tentang sifat hal yang berkaitan dengan suatu
ketidakpastian dan penyajian atau pengungkapannya dalam laporan
keuangan, auditor dapat memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian
sesuai keadaan tersebut. Sebaliknya, jika auditor tidak mampu memperoleh
bukti audit yang cukup untuk mendukung asersi manajemen tentang
ketidakpastian tersebut, auditor harus mempertimbangkan perlunya
menyatakan pendapat wajar dengan pengecualian atau pernyataan tidak
memberikan pendapat karena keterbatasan dalam lingkup audit (PSA No. 29
SA Seksi 508 par. 29 -32).
Pembatasan lingkup audit yang dapat dibuat oleh klien ataupun suatu
keadaan berbeda dengan perikatan dengan pelaporan terbatas. Auditor
mungkin diminta untuk melaporkan hasil audit atas salah satu unsur laporan
keuangan pokok dan tidak yang lain. Sebagai contoh, ia diminta untuk
melaporkan hasil audit atas neraca dan bukan atas laporan laba-rugi, laporan
perubahan ekuitas, atau laporan arus kas. Perikatan dengan pelaporan terbatas
tidak menyangkut pembatasan lingkup audit jika akses auditor terhadap
informasi yang mendasari laporan keuangan pokok tidak dibatasi dan jika ia
menerapkan semua prosedur audit yang dipandang perlu sesuai dengan
keadaan.
Perikatan dengan pelaporan terbatas menyangkut pembatasan tujuan
pelaporan, bukan pembatasan lingkup audit (PSA No. 29 SA Seksi 508 par.
33). Oleh karena auditor hanya diminta melaporkan hasil audit neraca saja,
auditor dapat menyatakan pendapat hanya atas neraca saja. Laporan auditor
dengan pendapat wajar tanpa pengecualian yang diberikan oleh auditor dalam
audit terhadap neraca saja (laporan ini disusun dengan asumsi bahwa auditor
telah memperoleh keyakinan terhadap konsistensi penerapan prinsip
akuntansi) dapat dilihat pada Gambar 5.8.
EKSI4308/MODUL 5 5.41
Kepada Yth.
Dewan Komisaris
PT ABADI JAYA
Jl. Kenanga No. 88
Jakarta Utara
25 Februari 2012
Gambar 5.7.
Contoh Laporan Audit dengan Pendapat Wajar dengan Pengecualian karena
Pembatasan yang Berhubungan dengan Investasi dalam Anak Perusahaan di
Luar Negeri
Kepada Yth.
Dewan Komisaris
PT ABADI JAYA
Jl. Kenanga No. 88
Jakarta Utara
25 Februari 2012
Gambar 5.8.
Contoh Laporan Audit dengan Pendapat Wajar tanpa Pengecualian atas
Neraca
tidak dalam nilai Rupiah. Materialitas tidak hanya tergantung pada nilai
Rupiah tetapi juga pertimbangan signifikan atau tidaknya unsur bagi suatu
entitas (sebagai contoh, sediaan bagi perusahaan manufaktur), luasnya akibat
salah saji (seperti apakah suatu salah saji berdampak terhadap jumlah dan
penyajian berbagai pos laporan keuangan), dan dampak salah saji tersebut
terhadap laporan keuangan secara keseluruhan merupakan faktor yang harus
diperhitungkan dalam mempertimbangkan materialitas.
Contoh Gambar 5.9 merupakan contoh laporan audit dengan pendapat
wajar dengan pengecualian penggunaan prinsip akuntansi yang menyimpang
dari prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Pada laporan auditor
ini, auditor telah mempertimbangkan dampak penyimpangan prinsip
akuntansi dan tidak memberikan pendapat tidak wajar.
Kepada Yth.
Dewan Komisaris
PT ABADI JAYA
Jl. Kenanga No. 88
Jakarta Utara
Menurut pendapat kami, kecuali untuk dampak tidak diakuinya aktiva dan
kewajiban sewa guna usaha tertentu seperti yang kami uraikan dalam
paragraf di atas, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan
secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan perusahaan
PT ABADI JAYA tanggal 31 Desember 2007 dan 2006, dan hasil usaha,
serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
25 Februari 2012
Gambar 5.9.
Contoh Laporan Audit dengan Pendapat Wajar dengan Pengecualian
Penggunaan Prinsip Akuntansi yang Menyimpang dari Prinsip Akuntansi yang
Berlaku Umum di Indonesia
Kepada Yth.
Dewan Komisaris
PT ABADI JAYA
Jl. Kenanga No. 88
Jakarta Utara
laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan
keuangan adalah tanggung jawab manajemen perusahaan. Tanggung
jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan
berdasarkan audit kami.
25 Februari 2012
Gambar 5.10.
Contoh Laporan Auditor dengan Pendapat Wajar dengan Pengecualian
karena Pengungkapan yang Tidak Cukup
5.48 Auditing I
Kepada Yth.
Dewan Komisaris
PT ABADI JAYA
Jl. Kenanga No. 88
Jakarta Utara
Menurut pendapat kami, kecuali tidak disajikannya laporan arus kas yang
mengakibatkan tidak lengkapnya penyajian seperti yang diuraikan dalam
paragraf di atas, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan
secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan perusahaan
PT ABADI JAYA tanggal 31 Desember 2007, dan 2006, dan hasil usaha
EKSI4308/MODUL 5 5.49
25 Februari 2012
Gambar 5.11.
Contoh Laporan Auditor dengan Pendapat Wajar dengan Pengecualian
karena Laporan Arus Kas Tidak Disajikan oleh Manajemen
Kepada Yth.
Dewan Komisaris
PT ABADI JAYA
Jl. Kenanga No. 88
Jakarta Utara
Seperti dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan, dalam tahun 2007
perusahaan menerapkan metode akuntansi masuk pertama, keluar pertama
untuk sediaannya, yang sebelumnya perusahaan menggunakan metode
masuk terakhir, keluar pertama. Meskipun penggunaan metode masuk
pertama, keluar pertama sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia, menurut pendapat kami perusahaan tidak memberikan
alasan yang masuk akal dalam melakukan perubahan ini seperti yang
diharuskan oleh prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
25 Februari 2012
Gambar 5.12.
Contoh Laporan Auditor dengan Pendapat Wajar dengan Pengecualian
dengan Alasan Manajemen yang Tidak Masuk Akal untuk Suatu Perubahan
Akuntansi
EKSI4308/MODUL 5 5.53
Kepada Yth.
Dewan Komisaris
PT ABADI JAYA
Jl. Kenanga No. 88
Jakarta Utara
Menurut pendapat kami, karena dampak hal yang kami uraikan dalam
paragraf di atas, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan
secara wajar, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia, posisi keuangan Perusahaan PT. ABADI JAYA tanggal 31
Desember 2007 dan 2006, atau hasil usaha, atau arus kas untuk tahun yang
berakhir pada tanggal-tanggal tersebut.
25 Februari 2012
Gambar 5.13.
Contoh Laporan Auditor dengan Pendapat Tidak Wajar
EKSI4308/MODUL 5 5.57
Kepada Yth.
Dewan Komisaris
PT ABADI JAYA
Jl. Kenanga No. 88
Jakarta Utara
25 Februari 2012
Gambar 5.14.
Contoh Laporan Auditor dengan Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat
5.58 Auditing I
B. PENUTUP
L AT IH AN
4) Tanggal laporan audit merupakan hal yang penting bagi auditor dan
pemakai laporan karena menunjukkan hari terakhir dari tanggung jawab
auditor untuk me-review atas peristiwa penting yang terjadi setelah
tanggal laporan keuangan.
Kepada Yth.
Dewan Komisaris
PT SENANG SELALU
Jl. Melati No. 999
Jakarta Utara
25 Februari 2012
b. auditor lain ditunjuk oleh auditor utama dan pekerjaan auditor lain
dilakukan di bawah bimbingan dan pengawasan auditor utama; atau
c. auditor utama, baik ia memilih auditor lain atau tidak, mengambil
tindakan yang dianggap perlu untuk meyakinkan dirinya tentang
audit yang dilakukan oleh auditor lain dan memperoleh keyakinan
terhadap kewajaran akun-akun yang dicantumkan dalam laporan
keuangan yang diberi pendapat oleh auditor utama tersebut; atau
d. bagian laporan keuangan yang diaudit oleh auditor lain tidak
material dibandingkan dengan laporan keuangan yang dicakup oleh
pendapat auditor utama.
Kepada Yth.
Dewan Komisaris
PT SENANG SELALU
Jl. Melati No. 999
Jakarta Utara
25 Februari 2012
5.66 Auditing I
T ES FO R M AT IF 2
3) Dalam hal adanya penekanan atas suatu hal terkait laporan keuangan
berdasarkan pertimbangan auditor, manakah yang bukan merupakan hal-
hal yang ditekankan auditor untuk diperhatikan oleh user laporan
auditor?
A. Bahwa entitas adalah komponen dari perusahaan yang lebih besar.
B. Bahwa entitas mempunyai transaksi signifikan dengan pihak yang
memiliki hubungan istimewa.
C. Peristiwa kemudian yang luar biasa.
D. Bahwa perusahaan mempunyai dewan komisaris independen.
C. auditor utama tidak begitu yakin dengan hasil bagian audit yang
diaudit auditor lain.
D. bagian laporan keuangan yang diaudit auditor lain tidak material jika
dibandingkan laporan keuangan yang diberikan pendapat oleh
auditor
Glosarium
Daftar Pustaka
Boyton, W.C., R.N.Johnson, and W.G. Kell. (2001). Modern Auditing. 7th
Edition, John Wiley & Sons.
PSA No. 02 SA Seksi 110 tentang Tanggung Jawab dan Fungsi Auditor
Independen.
PSA No. 29 SA Seksi 508 tentang Laporan Auditor Atas Laporan Keuangan
Auditan.
PSA No. 38 SA Seksi 543 tentang Bagian Audit Dilaksanakan Oleh Auditor
Independen Lain.